Jadikan Indonesia Kiblat Studi Islam Dunia

Dede Rosyada#2Oleh: PROF. DR. DEDE ROSYADA, MA:

Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dede Rosyada, MA, untuk pertama kalinya menghadiri Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana, Magister, dan Pengukuhan Doktor IAIN Pontianak.

Dalam kesempatan tersebut, Dede mengatakan, bahwa IAIN Pontianak sebagai salah satu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di Indonesia memiliki peran penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia Kalimantan Barat.

“Pemerintah Republik Indonesia di zaman Susilo Bambang Yudhoyono telah menyusun grand design dalam rangka pembangunan dan pengembangan bangsa Indonesia. Kedepannya Indonesia akan lebih banyak mengandalkan kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM) daripada Sumber Daya Alam (SDA)” ujarnya.

Dede menuturkan, hal ini tertuang dalam UU No. 17 tahun 2007 tentang RPJM yang mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi negara yang ekonominya dibangun berdasarkan ilmu pengetahuan bukan SDA.

Undang-undang tersebut menghendaki agar bangsa Indonesia lahir dan melahirkan orang-orang cerdas, jelas Dede. Oleh karena itu, pendidikan tinggi menargetkan 40% orang Indonesia menyelesaikan pendidikan strata 1.

“Hal tersebut diperkuat dengan disepakatinya oleh 10 Negara ASEAN sebagai open market sejak tahun 2003. Artinya, para lulusan sarjana Indonesia bisa dengan bebas mencari pekerjaan di negara-negara ASEAN, dimulai pada tahun 2015 mendatang”, jelas Dede.

Para ilmuwan yang berbasis SDM, lanjutnya, memprediksi bahwa Sumber Daya Alam Indonesia akan menipis di tahun 2030 karena terus dieksplorasi hingga saat ini. Apabila SDA sudah habis dan SDM yang ada tidak mumpuni untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka bisa jadi bangsa Indonesia akan terpuruk.

Dede Rosyada#3Karenanya, dia menegaskan, lulusan PTKI adalah orang-orang yang kreatif, inovatif, dan pintar. Secara khusus, Dede juga menyatakan, bahwa IAIN Pontianak harus meningkatkan kualitas akademik melalui para tenaga pendidik.

Selain itu, Direktur Diktis Kemenag RI menyambut baik rencana pembangunan 90 lokal di IAIN Pontianak. Tidak bisa dipungkiri bahwa lokasi IAIN Pontianak saat ini sangat sempit. Tidak ada lokasi untuk kegiatan outdoor seperti sepakbola atau basket, ruang kelas dan ruang dosen pas-pasan.

Pada tahun 2016 rencananya akan dibangun 8000 ruang kerja dosen di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri yang berada di bawah naungan Kementerian Agama RI.

“Ruang kerja tersebut harus ditata dengan nyaman dan dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, memiliki pendingin ruangan dan personal computer. Sehingga para tenaga pendidik tersebut akan merasa nyaman berada di ruangannya dan menghasilkan banyak karya-karya akademik”, katanya.

Dede menghimbau, para dosen harus bekerja dengan baik untuk memintarkan mahasiswa, menjadikan mengajar sebagai pekerjaan utama dan pekerjaan lain diluar itu sebagai pekerjaan sampingan, bukan malah sebaiknya. Peningkatan kualitas di perguruan tinggi dimulai dengan peningkatan kualitas dosen sehingga layanan akademik akan semakin baik.

Dede Rosyada#4Untuk mendorong hal tersebut, Direktur Diktis Kemenag RI melalui Program 1000 Doktor dalam rangka membesarkan perguruan tinggi. Targetnya di tahun 2020 akan ada 8000 Doktor di Kementerian Agama dan 2000 orang dari 8000 itu merupakan tamatan luar negeri baik itu dari negara-negara di Timur Tengah, Amerika Utara, Eropa, maupun Australia.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Dede menegaskan tujuan yang ingin dicapai Ditjen Diktis Kemenag RI adalah menjadikan Indonesia sebagai Pusat Studi Islam di dunia. Prospek dari pengembangan pendidikan tinggi Islam adalah mengembangkan studi Islam dengan baik. Islam Indonesia sudah sangat populer di dunia.

Menurutnya, para pembelajar Islam yang tersebar di dunia ini beranggapan bahwa cara berpikir keislaman di Indonesia sangat pluralis, inklusif, dan toleran. Islam yang pluralis, inklusif, dan toleran akan terus dikembangkan di kalangan PTKIN dengan cara mengundang para akademisi dan peneliti dari luar Indonesia untuk belajar studi Islam di Indonesia.

“Tujuannya adalah mengenalkan kepada dunia bahwa Islam Indonesia membawa kedamaian. Indonesia akan menjadi kiblat studi Islam di dunia. Untuk menghadapi tantangan tersebut karenanya para dosen harus mengembangkan kapasitas keilmuannya”, ungkapnya.

Selain itu, pungkasnya, IAIN Pontianak sebagai bagian dari pelaksana tugas besar Ditjen Diktis harus giat melakukan pengembangan-pengembangan kajian keislaman. Sehingga IAIN Pontianak akan menjadi destinasi mahasiswa-mahasiswa dari luar negeri untuk belajar keislaman di Pontianak.

Print Friendly, PDF & Email