Sarjana Baru, Harus Punya Peran dalam Membangun Moral, Mentalitas dan Karakter Bangsa

Jimly Asshiddiqie#2

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, mengucapkan selamat kepada para wisudawan IAIN Pontianak, mudah-mudahan sesudah menjadi sarjana bisa melanjutkan tugas untuk belajar dari kehidupan nyata, jika sebelumnya belajar dari buku, ucapnya.

“Sebagai umat Islam dan seluruh umat manusia, mari kita belajar sebagaimana Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah Saw, pertama kali mendapat wahyu yakni dengan perintah membaca (iqra), sedangkan Allah SWT mengetahui ketika pertama kali nabi Muhammad Saw tidak dapat membaca buku, maka perintah Iqra itu maknanya tidak lain, bukan membaca leterlek seperti yang kita pahami, membaca disitu adalah membaca kehidupan”, kata Jimly.

Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum RI (DKPP-RI) 2012-2017 ini juga mengajak segenap sarjana baru agar memulai membaca kehidupan, bukan sekedar lagi membaca buku. Buku oleh penulisnya menjelaskan dan menceritakan realitas masa lalu, sering kali buku ketinggalan zaman.

Jadi, terangnya, kalau selama ini rajin membaca buku, jangan-jangan pengetahuan kita sudah ketinggalan, maka kita harus membaca dunia nyata sambil menjadikan buku sebagai referensi, karena itu membuat kita terus menerus bergaul dengan perkembangan informasi kehidupan dan terlibat dalam perkembangan teknologi.

Kepada kedua orangtua wisudawan, Jimly, sekali lagi mengucapkan selamat putra-putrinya telah menjadi sarjana, mudah-mudahan menambah kualitas kualifikasi generasi muda bangsa yang menempati posisi intelektual yang dapat memberikan kecemerlangan, sinar bagi kemajuan umat.

Bangsa Indonesia, menurut Jimly, adalah bangsa yang sangat kaya raya, tetapi kekayaan alam yang dimiliki itu bisa dua kemungkinan yaitu bisa menjadi anugerah dan bisa menjadi sumber malapetaka. Pasalnya, semua Negeri Islam mulai dari Maroko sampai Marauke kaya akan sumber daya alam, itu sebabnya di jajah oleh bangsa Barat.

Jimly, mengutip Joseph E. Stiglitz, dalam tesisnya, escaping from the curse of natural resources, kekayaan sumber daya alam itu bisa menjadi anugrah dan bisa menjadi sumber kutukan, gara-gara kaya bangsanya dijajah, termasuk Indonesia belum mengalami pencerahan, disebab kan rata-rata tingkat pendidikan masih rendah.

Sarjana baru IAIN Pontianak hendaknya bisa menambah kualitas generasi baru Indonesia yang menduduki lapisan SDM yang dapat mengelola dan mengurusi Negara dan bangsa Indonesia ke depan.

Jimly menyerukan, agar moment wisuda dijadikan sebagai momentum untuk mulai belajar dari kenyataan hidup, dan mulai untuk bertindak sesuai dengan apa yang didapatkan selama di bangku kuliah, dan bekerja untuk kemajuan bangsa di bidang keahlian masing-masing.

Selain ahli dibidangnya juga punya peran dalam membangun moral, mentalitas, dan karakter bangsa. Apa lagi pemerintah saat ini mencanangkan revolusi mental, atau gerakan nasional revolusi mental dengan maksud menjadikan mentalitas dan moralitas menjadi korp bisnis pembangunan bangsa.

Hal ini diakuinya, setelah 15 tahun reformasi, justru moralitas dan etika kehidupan berbangsa jadi “melorot” dan “memprihatinkan”. “Hukum kita carut marut, politik membuat orang berburu kekuasaan dengan berbagai macam cara, demokrasi membuat orang bebas mencari nafkah untuk memperkaya diri sendiri”, tegasnya.

Dampaknya adalah kehidupan liberalisme pasca reformasi yang menyebabkan turunnya kualitas moral berbagai lini sehingga kehidupan berbangsa mengalami kerusakan. Karena itu, bangsa ini sangat memerlukan sarjana yang memenuhi aspek moralitas, etika dan karakter. Mudah-mudahan sarjana IAIN Pontianak dapat memanfaatkan peluang dan mengambil peran dalam membangun bangsa, ajak Jimly.

Jimly menuturkan, kehidupan moral bangsa saat ini sedang menghadapi masalah, tingkat kriminal sedang meningkat tajam, fakta menunjukkan penjara diseluruh wilayah Indonesia penuh dengan orang-orang yang bermasalah.

Hukum yang ditegakkan tidak mengurangi tingkat kriminalitas, tentu hal ini disebabkan moral bangsa ini sedang rusak, oleh sebab itu urusan moral harus dijadikan sasaran untuk berdakwah, dan perubahan, ini menjadi tantangan para sarjana IAIN Pontianak, pungkas Jimly.

Print Friendly, PDF & Email