Kabiro Ortala Apresiasi Sembilan Pilar Semangat Kerja IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI, Drs. H. Afrizal Zen, M.Si mengapresiasi Sembilan Pilar Semangat Kerja IAIN Pontianak. Menurutnya sembilan pilar ini merupakan sumbangsih dari IAIN Pontianak untuk Kementerian Agama khususnya dalam persoalan tusi yang sering terjadi tumpang tindih dalam aplikasinya. Hal tersebut disampaikannya saat memberikan materi Tindak Lanjut Upgrading Tusi Jabatan IAIN Pontianak, Kamis (29/11) di Auditorium Abdul Rani Mahmud. Sebagian besar pejabat hadir dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tersebut, seperti Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Rouf, MA, Kepala Biro AUAK, Drs. Syahrul Yadi, M.Si, beserta pejabat lainnya baik institut maupun fakultas.

Sebelum menguraikan materinya, Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI, Drs. H. Afrizal Zen, M.Si memberikan informasi bahagia. Pertama tentang pembayaran tunjangan kinerja struktural dan fungsional. Kedua terkait pemecahan FSEI menjadi Fakultas Syariah dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Ia pun mengaku bangga sekaligus mengapresiasi Motto Kerja dan Sembilan Pilar Semangat Kerja IAIN Pontianak. Menurutnya apa yang digagas oleh Rektor IAIN Pontianak merupakan bentuk upaya dan optimalisasi tusi yang sesungguhnya.

“Menurut hasil survey Menpan RB Pegawai di Kementerian Agama baik pusat dan daerah hanya 30 % yang memahami tusi. Namun dari 30% yang memahami tusi tersebut tidak tahu output yang dihasilkannya. Sembilan pilar semangat kerja yang digagas oleh Rektor IAIN Pontianak sangat nyambung sekali dengan hasil evaluasi Menpan RB tadi. Harapannya gagasan ini menjadi salah satu sumbangsih bagi peningkatan reformasi birokrasi di Kementerian Agama RI.” ungkapnya.

Dalam penyampaiannya, ia menyebut setidaknya ada tiga prinsip penataan organisasi PTKN yaitu: tepat fungsi, tepat proses, dan tepat ukuran. Tepat fungsi yang dimaksud ialah mandat dan kemampuan organisasi menjawab dinamika pelayanan publik diimbangi dengan penyelarasan fungsi organisasi pada semua jenjang keorganisasiannya. Kemudian yang dimaksud tepat proses adalah pembenahan peta proses bisnis inter dan intra organisasi, penyediaan kelengkapan SOP, dan optimalisasi peran semua struktur organisasi lintas jenjang.

Berikutnya tepat ukuran yaitu kejelasan pembagian peran dan fungsi seluruh struktur organisasi lintas jenjang berikut dengan value chain dan beban kerjanya.

Setidaknya ada 7 asas dalam penyusunan organisasi antara lain: pembagian habis tugas, pendelegasian wewenang yang jelas, fungsionalisasi, keterpaduan/koherensi, kejelasan visi dan misi, pembaganan yang jelas, koordinasi dan rentang kendali.

Selain itu materi yang tidak kalah pentingnya mengenai tugas dan fungsi jabatan serta uraian tugas jabatan. Menurutnya, Analisis Jabatan, Analisis Beban Kerja, Informasi Faktor Jabatan bukan sekedar dokumen semata. Namun lebih dari itu ketiganya merupakan bagian penting dari penataan organisasi. Ketiga hal tersebut sedianya menjelaskan tentang identitas dasar jabatan, rincian tugas jabatan, batasan kewenangan tiap jabatan, cakupan tanggungjawab jabatan, dan syarat menduduki jabatan. “Dengan demikian setiap pejabat maupun pemangku kebijakan harus memahami jabatannya dengan baik serta menghentikan multi interpretasi tugas dan fungsi.” ujarnya.

Berikutnya yaitu konversi tusi jabatan menjadi uraian tugas jabatan yaitu melalui proses penyusunan analisis jabatan yang dilanjutkan dengan peta jabatan dan analisis beban kerja serta disempurnakan dengan penyusunan informasi faktor jabatan guna menjadi bahan evaluasi jabatan. Untuk mengerjakan itu semua diperlukan teamwork yang solid dan mengerti serta patuh pada regulasi. “Seluruh dokumen ke-ORTALA-an harus linear, terintegrasi, dan berbasis pada regulasi.” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Membanggakan! Ahmad Ghozali, Mahasiswa FUAD IAIN Pontianak Raih Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Bengkulu

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Mengharukan sekaligus membanggakan. Itulah kiranya dua kata yang tepat untuk menggambarkan sosok mahasiswa bernama lengkap Ahmad Ghozali Bin Jauhari. Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Semester V Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Pontianak dinyatakan sebagai Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) dalam agenda yang bertajuk “CAIS EXPO” yang diselenggarakan oleh UKM Kerohanian Cahaya Islam IAIN Curup, Bengkulu pada 23 s.d. 25 November 2018.

Ghozali nama panggilannya menceritakan pengalamannya dalam mengikuti ajang penulisan karya tulis ilmiah yang digelar beberapa waktu lalu tersebut. Menurutnya keikutsertaannya dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) dalam agenda yang bertajuk “CAIS EXPO” yang diselenggarakan oleh UKM Kerohanian Cahaya Islam IAIN Curup, Bengkulu tersebut berawal dari informasi yang dibagikan oleh komunitas Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF) Banjarmasin 2017 dan Palangkaraya 2018. BUAF sendiri merupakan forum akademik Borneo yang diperuntukkan bagi mahasiswa Strata 1 untuk mempresentasikan hasil riset yang telah mereka teliti. BUAF pertama kali digagas di IAIN Pontianak pada tahun 2016, berikutnya tahun 2017 di UIN Antasari Banjarmasin, dan tahun 2018 di IAIN Palangkaraya. Selain itu informasi lomba tersebut diperoleh juga dari komunitas ISCIS Manado yang juga merupakan agenda call for paper lingkup Sulawesi.

“Akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti agenda tersebut. Dengan mengirimkan abstrak pada tanggal 31 Oktober bulan lalu, sejatinya tak berharap bahwa akan masuk ke 17 besar, sebab abstrak yang dibuat tidaklah sempurna. Lagi pula saat pembuatan juga sedang sibuk-sibuknya menyiapkan agenda USICON di Yogyakarta. Namun saat pengumuman tiba, ada email masuk dari panitia pelaksana bahwa abstrak saya terpilih menjadi salah satu nominasi yang masuk 17 besar dari 25 peserta yang mengirimkan abstrak.” ceritanya.

Ketika itu panitia pelaksana memberikan batas waktu hingga 10 November 2018 untuk mengirimkan full paper kepada setiap peserta yang lolos dan layak masuk 17 besar. Dari sini mulanya Ghozali mulai gundah. Hal utama yang menjadi kendalanya yaitu biaya perjalanan hingga akomodasi selama berada di Bengkulu.

Namun dengan berbekal semangat juang pantang menyerah, ia pun meyakinkan dirinya sendiri dengan didorong oleh restu dan doa ibunya untuk mengirim full paper bukti kepastian dirinya mengikuti tahapan selanjutnya. “Restu dan doa ibulah yang meyakinkan saya untuk mengirim full paper dan biaya registrasi”. Katanya.

Perjuangan dan pengorbanan Ghozali akhirnya tidak sia-sia. Enam hari berselang ia dinyatakan lolos dan berhak menjadi finalis 10 besar. “Saat dipastikan lolos saya ucapkan alhamdulillah dan dengan bangga saya sampaikan berita bahagia ini kepada ibu. Betapa bahagianya ekspresi ibu saya saat itu.” ucapnya sumringah.
Namun di balik itu ternyata masih ada beberapa hal yang mengganjal dalam hatinya. Perasaannya bercampur aduk saat itu. Satu sisi bangga akan prestasinya sejauh ini. Satu sisi lainnya ia merasa memiliki tanggungjawab meraih prestasi dan membawa nama baik diri, orang tua, dan almamaternya. Apalagi melihat pesaing-pesaingnya kala itu rasanya ‘berat’ untuk menjadi yang terbaik. Sebab mahasiswa yang lolos 10 besar, sebagian besar berasal dari kampus-kampus ‘elite’ sebut saja Universitas Patimura-Ambon, Universitas Jambi, Universitas Sriwijaya-Palembang, Universitas Bengkulu, Universitas Aysiah-Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan-Yogyakarta, IAIN Purwekorto, IAIN Curup-Bengkulu. Praktis hanya ada 3 IAIN dari 10 nominator.

“Saya berpikir dan sempat pesimis kala itu. Melihat pesaing berasal dari universitas terkemuka di Indonesia, pastilah kualitas literasinya sangat menonjol. Kemudian jika melihat kedua pesaing lainnya yang sama dari IAIN yaitu IAIN Purwokerto dan IAIN Curup, keduanya memiliki pengalaman dan kualitas yang tidak diragukan lagi. Saat itu yang ada dalam benak saya yakni mendapat peringkat terakhir.” ujarnya.

Jumat, 23 November 2018 ia pun tiba di Bengkulu. Kemudian tepat esok harinya yakni Sabtu, 24 November 2018 mengikuti seluruh rangkaian pembukaan kegiatan yang dihadiri langsung oleh Rektor IAIN Curup, Dr. Rahmad Hidayat, M.Pd beserta Wakil Rektor I IAIN Curup. Kemudian acara dilanjutkan dengan presentasi kesepuluh finalis yang terpilih di depan dewan hakim. Ghozali berada di urutan kedelapan. Saat sebelum melakukan presentasi ia menampilkan salah satu budaya Melayu Kalimantan Barat yakni bepantun di depan dewan hakim dan audience. Durasi waktu presentasi yang diberikan selama 15 menit. “Di sesi ini banyak pembelajaran yang sangat berharga terkait penulisan karya Ilmiah. 15 menit yang begitu berkesan.” ucapnya.

Akhirnya saat yang mendebarkan tiba yakni pengumuman pemenang. Tepat hari Ahad, 25 November 2018 menjadi catatan sejarah yang tidak akan pernah dilupakan oleh Mahasiswa IAT Semester V ini. Ia dinobatkan sebagai juara kedua Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) dalam agenda yang bertajuk “CAIS EXPO” yang diselenggarakan oleh UKM Kerohanian Cahaya Islam IAIN Curup. Prestasi ini begitu sangat berkesan dan berharga khususnya bagi diri sendiri, orangtua, dan tentunya kampus tercinta IAIN Pontianak.
“Terima kasih yang tak terhingga atas support, apresiasi, dan bantuannya kepada Rektor IAIN Pontianak beserta seluruh Sivitas Akademika IAIN Pontianak. Para dosen yang selama ini banyak membantu, membimbing, serta membina dalam hal penulisan maupun penyusunan karya tulis ilmiah. Terima kasih yang tak terhingga kepada orangtua yang telah mendoakan dan memberikan restunya, sehingga yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin. Ucapan terima kasih saya ucapkan pula kepada seluruh teman maupun sahabat yang tak henti-hentinya memberi dukungan maupun saran yang membangun.” paparnya.

Ia pun berharap semoga prestasi ini dapat menjadi semangat maupun pemacu bagi mahasiswa lainnya untuk turut berprestasi dalam bidang apapun. Tidak hanya itu, ia pun mengharapkan dukungan dan perhatian kepada lembaga dalam even-even serupa yang sifatnya memberi pengalaman berharga bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan kualitas dirinya demi terwujudnya mahasiswa yang berprestasi, berwawasan luas, dan berakhlak mulia.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




IAIN Pontianak Gelar Upgrading Tusi, Pastikan Optimalisasi Kinerja

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–IAIN Pontianak menyelenggarakan kegiatan Upgrading Tugas dan Fungsi (Tusi) dengan mengusung tema “Pastikan Optimalisasi Kinerja”, Kamis (29/11) di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud. Acara tersebut dibuka dengan sambutan Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA. Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI, Drs. H. Afrizal Zen, M.Si, hadir sebagai narasumber mewakili Sekretaris Jenderal Kemenag RI.

Sebagian besar pejabat hadir dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tersebut. Tampak Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Rouf, MA, Kepala Biro AUAK, Drs. Syahrul Yadi, M.Si, beserta pejabat lainnya baik institut maupun fakultas.

Rektor IAIN Pontianak dalam sambutannya mengatakan jika tugas dan fungsi merupakan aspek terpenting dalam tata laksana organisasi. Oleh karena itu semua pihak harus memahami tugas dan fungsinya masing-masing. Sehingga nantinya tidak terjadi dualisme dalam pelaksanaan maupun pengambilan kebijakan suatu kegiatan. “Omong kosong jika kita melakukan suatu kegiatan tanpa melihat tugas dan fungsi yang sebenarnya. Oleh karena itu ke depan kita tidak akan lagi ‘menoleh’ apalagi ‘menabrak’ tusi orang lain. Semua harus berbasis kinerja yang baik, terstruktur, terjadwal, dan tentunya sesuai tusinya masing-masing.” tegasnya.

Rektor juga mengingatkan kepada seluruh pejabat yang hadir untuk berkinerja dengan baik. Apalagi dengan animo masyarakat yang semakin tinggi terhadap IAIN Pontianak, untuk itu ia meminta kepada masing-masing pihak untuk meningkatkan kinerja dan melaksanakan setiap kegiatan secara terukur, efektif, dan memiliki output/outcome yang jelas. “Kita harus menjawab animo masyarakat yang tinggi terhadap IAIN Pontianak dengan kinerja yang baik. Kerja yang baik tidak hanya dengan melaksanakan kegiatan yang ritualistik semata. Janganlah kita hanya menjadi ‘Wayang DIPA’, melainkan kita harus menjadi dalang dari DIPA itu sendiri dengan cara melaksanakan kegiatan yang berbasis kinerja dan sesuai tusinya.” Pungkasnya.

Dalam kesempatan ini pula disosialisasikan sembilan pilar semangat kerja IAIN Pontianak oleh sembilan pegawai non ASN pengisi suara di video yang tersebar di youtube https://www.youtube.com/watch?v=h6VxWpIbqaw , instagram, facebook, dan WA. Sembilan orang tersebut antara lain: Septian Utut Sugiatno, Abdullah, Merry Ersya, Andry Fitriyanto, Syueib, Fathaniah, Mochammad Hamdan, Heriansyah, dan Fitri.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Rektor IAIN Pontianak Coffee Morning Bersama Alumni

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Rektor IAIN Pontianak melakukan coffee morning bersama para alumni yang bergelut di bidang pendidikan, ekonomi, bisnis, dan politik di Kalimantan Barat, Rabu (27/11) bertempat Ruang Pertemuan Rektor. Pertemuan ini dalam rangka menopang dan mewujudkan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) IAIN Pontianak yang tidak lama lagi akan divisitasi pada 9 s.d 11 Desember mendatang. Hadir dalam pertemuan itu juga Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Rouf, MA, dan Ketua Lembaga Penjaminan Mutu, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag.

Ketua LPM IAIN Pontianak, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag menjelaskan jika AIPT merupakan hal yang sangat mendesak dan perlu kerjasama dari semua pihak untuk mewujudkan itu semua. Alumni merupakan salah satu aspek terpenting dari AIPT ini. “Peran alumni dalam hal ini sangat signifikan. Maka dari itu kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas kehadiran bapak ibu dalam kesempatan kali ini. Setiap aspek termasuk alumni dalam AIPT ini sangat bernilai, hal ini untuk menopang aspek-aspek lainnya yang juga mendukung nilai AIPT nantinya.” jelasnya.

Sementara itu, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA mengemukakan pentingnya AIPT dalam mendukung masa depan lembaga maupun alumni. Menurutnya dengan AIPT secara tidak langsung memacu kita untuk berbuat yang lebih baik bagi lembaga ke depan. “Hadirnya alumni pada hari ini untuk mendukung salah satu borang yang berkaitan dengan AIPT nantinya. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran alumni pada hari ini. Kami tidak dapat berdiri sendiri, kami membutuhkan dukungan dan saran dari setiap alumni untuk perkembangan IAIN Pontianak ke depan.” ungkapnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Jajaki Kerjasama, Rektor IAIN Pontianak Sambut Kunjungan YTM Tuanku Besar Tampin Negeri Sembilan Malaysia

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Rektor IAIN Pontianak menyambut kehadiran YTM Tunku Besar Tampin Negeri Sembilan Darul Khusus Malaysia, Tunku Syed Razman bin Tunku Syed Idrus Al-Qadri, Secretary General Tunku Besar Tampin Negeri Sembilan Darul Khusus Malaysia, Datuk Muhammad Hedar Shariff, Salah Satu Tokoh Agama Singapura, Mohamed Taifoor Mohamed, beserta rombongan dari Malaysia dan Singapura lainnya, Senin (26/11) di Ruang Pertemuan Rektor. Hadir pula dalam pertemuan tersebut yaitu Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Rouf, MA.

Kedatangan rombongan Malaysia dan Singapura tersebut dalam rangka mempererat silaturahmi antara IAIN Pontianak dengan Islamic University di Negeri Sembilan Malaysia. Tidak hanya itu silaturahmi ini sekaligus membuka ruang kerjasama dan peluang menjajaki investasi jangka panjang oleh kedua belah pihak nantinya.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA mengemukakan kedatangan Raja Negeri Sembilan Malaysia seperti layaknya mendapat ‘durian runtuh’. Hal ini dikarenakan banyak sekali keuntungan dan manfaat yang akan diperoleh oleh IAIN Pontianak nantinya. “Kita akan menjajaki MoU ke beberapa kampus yang ada disana, tentunya sesuai korelasi dan relevansinya dengan IAIN Pontianak. Apalagi dengan tuntutan akreditasi ke depan dengan standarisasi 3.0 mesti banyak melakukan MoU dengan luar negeri yang berbasis output maupun outcome.” ungkapnya.

Ia pun menambahkan jika nantinya kerjasama ini merunut dan berkorelasi pula pada visi dan misi IAIN Pontianak yang mana dua di antara fokusnya yaitu, pertama, menyelenggarakan pendidikan tinggi yang ulung dalam kajian keilmuan, keislaman, dan kebudayaan Borneo. Kedua, memperkuat dan memperluas jaringan kerjasama insitusional dalam upaya mengembangkan dan melestarikan temuan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni keagamaan Islam Borneo.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Rektor Apresiasi Unjuk Kompetensi Ma’had al-Jamiah IAIN Pontianak

Pontianak(iainptk.ac.id)–Kegiatan Unjuk Kompetensi Mahasantri Ma’had Al-Jamiah IAIN Pontianak 2018 digelar pada 12 s.d 16 November 2018.

Kegiatan tersebut secara resmi dibuka oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, pada Senin (12/11) bertempat di Gedung BIRO AUAK Ruang Teater IAIN Pontianak.

Acara pembukaan itu dihadiri Kepala Biro AUAK, Drs, Syahrul Yadi, M,SI dan Mudir Ma’had Al-Jamiah Moh, Gito Saroso, M.Ag.

Ketua panitia Baihaqi, MA, mengungkapkan dilaksanakannya kegiatan ini dalam upaya menumbuhkembangkan atau menggali potensi serta keterampilan yang dimiliki setiap mahasantri. Pada unjuk kompetensi ini nantinya akan memperlombakan beberapa perlombaan diantaranya: Lomba Tilawatil Qur’an, Iklan Bahasa Inggris, Iklan Bahasa Arab, Puisi Bahasa Inggris, Puisi Bahasa Arab, Story Telling, Ta’birul Qissah, Drama Bahasa Arab, Drama Bahasa Inggris, dan Nasyid. Nantinya para pemenang lomba akan mendapatkan piala dan uang pembinaan juga” imbuhnya.

Mudir Ma’had Al-Jamiah, Moh, Gito Saroso, M.Ag. menjelaskan bahwa di Ma’had ini dari 200 Mahasantri mempunyai beragam latar belakang baik  daerah dan sekolah, ini merupakan potensi yang luar biasa untuk di kelola dan di poles. Oleh karenanya dianggap perlu dan penting di sediakan wadah penyaluran untuk mengembangkan potensi dari setiap mahasantri, harapannya, tidak terlepas untuk menyiapkan generasi-generasi potensial tersebut juga mesti ada atensi bersama dari Sivitas Academika IAIN Pontianak, baik sarana dan prasarana guna mendukung kondusivitas pembelajaran, selain itu perlu juga upaya penigkatan kualitas tata kelola dan kurikulum ma’had. paparnya.

Rektor IAIN Pontianak Dr, Syarif. MA. Dalam sambutannya mengapresiasi terhadap kegiatan ini.  “Ma’had Al-Jamiah harus menjadi pelopor atau pilar kreasi dan inovasi aktivitas kemahasiswaan yang berkualitas, Mahasantri Ma’had juga bisa menjadi teladan bagi mahasiswa lainnya, baik dalam prestasi akademik dan non akademik maupun kebaikan akhlak. PTKIN merupakan tempat pembelajaran yang semakin diminati oleh masyarakat karena memuat keilmuan agama yang lebih berbobot. Hal ini dianggap penting untuk membendung degradasi moral sebagai akibat dari sisi buruk perkembangan teknologi dan globalisasi. Sehingga PTKIN menduduki posisi yang urgen dan strategis. Bahasa Arab, dan Inggris harus menjadi icon mahasantri Ma’had Al-Jamiah IAIN Pontianak. Selamat dan Sukses serta terimakasih atas inisiasi kegiatan yang sangat bermanfaat ini” tegasnya mengakhiri sambutannya.

Penulis: Syuib

Editor: Aspari Ismail




Upacara Hari Pahlawan, Rektor Ajak Pegawai Berjuang Memajukan IAIN Pontianak

Pontianak, (iainptk.ac.id)–Ratusan pegawai IAIN Pontianak memadati lapangan kampus mengikuti upacara Hari Pahlawan yang dilaksanakan pada Senin (12/11/2018). Para Wakil Rektor, Kepala Biro, Ketua Senat, para Dekan Direktur Pascasarjana, para kabag dan pejabat lainnya tampak hadir dalam upacara yang khidmat tersebut.

“Kita upacara hari Pahlawan ini sejatinya tanggal 10 November 2018. Namun, karena hari Sabtu dan libur, maka kita lakukan pada hari kerja sesudahnya sesuai dengan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI Nomor: 17029/SJ/B.VI/HM.00.7/11/2018 tentang Penyelenggaraan Upacara Bendera Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2018” jelas Rektor IAIN Pontianak,  Dr. Syarif.

Dalam sambutannya Rektor Syarif mengatakan, “Sebagai intelektual, kita mesti membaca sejarah dan menonton film heroik para pahlawan. Hal itu agar terpupuk semangat pahlawan di dada kita.     Di tengah keterbatasan media komunikasi dan transportasi saat itu, para pejuang bisa bersatu, berjuang dan bersusah payah, berkorban nyawa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa-negara Indonesia” paparnya.

“Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Kontrak sudah seharusnya kita berjuang dan bekerja sungguh-sungguh untuk memajukan IAIN Pontianak. Bekerjalah sesuai regulasi yang ada, agar kita semua selamat. Jagalah persatuan, kebersamaan dan persaudaraan. Inilah wujud kita menghargai jasa para pahlawan. Kampus inilah tempat kita beribadah, berjuang, bekerja, berkarya dan mengabdi. Niatkan semuanya untuk berorientasi pengabdian berbasis kinerja, mengharapkan keridhaan Allah Swt. Mari bersama-sama kita berjuang dan berprestasi memajukan IAIN Pontianak dan mengharumkan bangsa Indonesia. Mari kita doakan para pahlawan, para pendahulu kita di kampus ini dan saling mendoakan keselamatan di antara kita” pungkasnya.

 

Penulis: Abdullah

Editor: Aspari Ismail




Syukuran CPNS, Rektor Ajak Pegawai Amalkan Motto Kerja IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif menghimbau kepada seluruh Sivitas Akademika IAIN Pontianak untuk menerapkan sekaligus mengamalkan Motto Kerja IAIN Pontianak demi peningkatan kinerja sekaligus perkembangan IAIN Pontianak ke depan. Hal ini disampaikannya pada Acara Syukuran 10 CPNS Dosen IAIN Pontianak yang dinyatakan lulus menjadi ASN, Kamis (8/11/2018) di Ruang Teater Biro AUAK. Turut hadir dalam kesempatan tersebut para Wakil Rektor, Kepala Biro AUAK, para dekan fakultas, para Kabag, para Kassubbag, dosen, dan Tenaga Kependidikan di lingkungan IAIN Pontianak.

Dalam kesempatan itu, Rektor Syarif mengungkapkan jika sudah menjadi bagian keluarga besar IAIN Pontianak secara otomatis harus memikirkan dan berbuat yang terbaik bagi perkembangan IAIN Pontianak. “Bentuk pengabdian yang sesungguhnya tidak hanya sekedar teori saja melainkan harus berbasis kinerja dan akhlakul karimah. Kita harus memikirkan dan memberikan yang terbaik bagi perkembangan IAIN Pontianak ke depan. Jangan mengharapkan apa yang IAIN Pontianak berikan kepada kita.” nasihatnya.

Ia pun berpesan kepada setiap dosen dan seluruh pegawai yang hadir dalam kesempatan itu untuk berpikir positif dan optimis dalam mengupayakan segala hal. Menurutnya tidak ada yang tidak mungkin jika semua dilakukan berdasarkan asas kebersamaan dan kekompakan. “Penting kiranya kita melihat dan memahami apa yang tertulis di motto kerja IAIN Pontianak yaitu “Pengabdian Berbasis Kinerja dan Akhlakul Karimah, Kebersamaan dan Kekompakan Berorientasi Prestasi dan Kemajuan”. Dengan begitu jika ini benar-benar teraplikasikan dalam kinerja kita, maka bukan tidak mungkin prestasi dan kemajuan akan diraih.” tegasnya.

Pada momen itu pula rektor memperkenalkan sembilan prinsip kerja IAIN Pontianak yang nantinya akan menjadi bagian penting dalam mendukung Motto Kerja IAIN Pontianak. Adapun bunyi sembilan prinsip yang dimaksud: Kampus Kami Aman dan Damai. 1. Aman dan Damai itu dada Kami Tidak Ada Hoax dan Fitnah; 2. Aman dan Damai itu Lingkungan Kami Tidak Ada Ujaran Kebencian; 3. Aman dan Damai itu Kami Bekerja Sesuai Aturan; 4. Aman dan Damai itu Sesama Kami Ada Kebersamaan dan Kekompakan; 5. Aman dan Damai itu Kampus Kami Bersih; 6. Aman dan Damai itu Kampus Kami Tertib; 7. Aman dan Damai itu Kami Saling Menyapa dan Menebar Salam; 8. Aman dan Damai itu Kami Saling Melindungi dan Menyelamatkan; 9. Aman dan Damai itu Kami Saling Menasehati, Menghormati, dan Menghargai.

Penulis: Septian Utut Sugiatno
Editor: Aspari Ismail




Warek II Serahkan SK Tenaga Kontrak IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id)– Wakil Rektor II IAIN Pontianak, Dr. Saifuddin Herlambang menyerahkan Surat Keputusan (SK) kepada 10 Tenaga Kontrak IAIN Pontianak, Kamis (8/11/2018) sore di ruang rapat rektorat lantai II. Dalam kesempatan tersebut Dr. Saifudin menyampaikan, “Selamat bergabung untuk kawan-kawan sekalian semoga kita bisa saling bahu membahu bekerja di dalam tim sehingga kita bisa bersama-sama memajukan IAIN Pontianak ini. Saya diamanahkan oleh rektor untuk menyampaikan pesan beliau bahwa tenaga honorer betul-betul diterima berdasarkan kompetensi, bekerjalah berdasarkan profesionalisme. Jangan sungkan bertanya kepada rekan kerja dan atasan” pesannya.

“Kami berharap saudara-saudara semua untuk meningkatkan kompetensi. Kompetensi itu meliputi kapabilitas. Silahkan upgrade kemampuan adek-adek. Jangan mau menjadi orang yang stagnan saja pada tempat yang semula, sehingga jiika kita mempunyai kapabilitas di dalam bekerja itu pasti enak. Kami menempatkan Anda berdasarkan data awal yang didapatkan melalui wawancara. Tetapi terkadang dari informasi tersebut masih belum pas menempatkan pada tempat yang sekarang. Kami harap silahkan mengupgrade kapabilitas itu yang berada pada diri sendiri Anda. Dari beberapa yang saya sampaikan tadi silahkan memulai bekerja dengan niat pengabdian karena Allah, pengabdian itu adalah tujuan dari hidup ini. Mari kita mulai belajar mengabdi terhadap negara melalui institusi IAIN Pontianak ini. Jika di IAIN ini kita tidak bisa mengabdi secara totalitas maka jangan bermimpi mengabdi ditingkat yang lebih tinggi lagi. Bangunlah prinsip kerja yang aman dan damai serta sesuai dengan Motto Kerja IAIN Pontianak” tegasnya.

Penulis Syuib
Editor: Aspari Ismail




Lantik 13 Pejabat, Rektor IAIN Pontianak Launching Motto Kerja dan 9 Prinsip Kerja

PONTIANAK (iainptk.ac.id)—Kamis (8/11/2018) siang, Rektor IAIN Pontianak Dr. Syarif. S. Ag. MA, melantik 13 pejabat pada formasi Ketua dan Sekretaris Satuan Pengawas Internal (SPI), Ketua dan Sekretaris Program Studi, Kepala Pusat, serta para pejabat eselon IV masa jabatan 2018-2022. Di smping itu juga dilaksanakan pengukuhan Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan menjadi Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 20 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas PMA Nomor 51 tahun 2015 tentang Statuta IAIN Pontianak.

Adapun 13 pejabat yang dilantik tersebut: Dr. Fauziah sebagai Ketua SPI; Mujiono sebagai Sekretaris SPI; Syahrani sebagai Kaprodi Pendidikan Bahasa Arab; Luqman Hakim sebagai Kaprodi Ekonomi Syariah; Fitri Kusumayanti sebagai Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA); Kartini sebagai Sekretaris Prodi Pendidikan Agama Islam; Rianda Hanis sebagai Sekretaris Prodi Perbankan Syariah dan Aulia Azimi sebgai Sekretaris Prodi Akuntansi Syariah. Sedangkan pejabat eselon IV yang dimutasi dan dipromosi adalah: Adnan sebagai Kasubbag Tata Usaha Pascasarjana; Sy. Achmad Fauzi sebagai Kasubbag Administrasi Akademik Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Biro AUAK; Nur’abidah sebagai Kasubbag Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama pada Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Biro AUAK; Teguh Haryono sebagai Kasubbag Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni FTIK dan Maryatul Kibtiyah sebagai Kasubbag Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni FSEI.

“Mari kita berfikir sehat dan rasional dalam melaksanakan tugas. Saudara dilantik untuk membantu bersama-sama menyelesaikan persoalan-persoalan yang terkait dengan tugas saudara. Jaga komunikasi dan terus berkoordinasi. Kaprodi merupakan tangan kanan dekan. Di fakultas, sebagai ujung tombak dan yang dihadapi adalah mahasiswa yang memiliki keberagaman latarbelakang. Selaku kaprodi belajar lagi terhadap mahasiswa tentang kedewasaan berfikir rasional. Belajarlah berlapang dada” pesannya.

“Motto kerja kita di IAIN Pontianak: “Pengabdian Berbasis Kinerja dan Akhlakul Karimah, Kebersamaan dan Kekompakan Berorientasi Prestasi dan Kemajuan.” Rugilah yang tidak berniat ibadah (pengabdian) dalam bekerja. Mulialah orang yang bekerja diiringi dengan akhlakul karimah. Kebersamaan merajut kekompakan. Dengan kekompakan kita ukir prestasi. Seindah-indah prestasi adalah kemajuan kampus kita, IAIN Pontianak” tegasnya.

Tampak semua unsur pimpinan IAIN Pontianak: para Wakil Rektor, Kepala Biro, para Dekan, para Kabag, Kepala Pusat dan Ketua Lembaga memadati Aula Rektorat lantai IV menyaksikan pelantikan tersebut. Ada hal yang berbeda dari pelantikan kali ini. Pembacaan “9 Prinsip Kerja IAIN Pontianak” yang diikrarkan oleh semua yang hadir pada kegiatan tersebut. 9 Prinsip dimaksud adalah sebagai berikut:

KAMPUS KAMI AMAN DAN DAMAI
1. Aman dan Damai itu pada Kami Tidak Ada Hoax dan Fitnah;
2. Aman dan Damai itu Lingkungan Kami Tidak Ada Ujaran Kebencian;
3. Aman dan Damai itu Kami Berkerja Sesuai Aturan;
4. Aman dan Damai itu Sesama Kami Ada Kebersamaan dan Kekompakan;
5. Aman dan Damai itu Kampus Kami Bersih;
6. Aman dan Damai itu Kampus Kami Tertib;
7. Aman dan Damai itu Kami Saling Menyapa dan Menebar Salam;
8. Aman dan Damai itu Kami Saling Melindungi dan Menyelamatkan;
9. Aman dan Damai itu Kami Saling Menasehati dan Menghargai.

Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail