Rakernas Kemenag dan Moderasi Beragama

Oleh: Dr. Syarif, Rektor IAIN Pontianak

Rapat Kerja Nasional (Rakernas)  Kementerian Agama Republik Indonesia dilaksanakan pada hari Rabu-Jumat tanggal 29-31 Januari 2020. Satu titik fokus yang mewarnai dan dominan dalam sambutan-sambutan, penyampaian materi-matari, dan dalam penyampaian summary oleh Sekjend Kemenag bahkan dalam arahan Wamenag khusus disampaikan makalah tentang moderasi beragama.

Fenomena sosial belakangan ini memang sesuai dan seperti tema Rakernas “Moderasi Beragama, Umat Rukun, Indonesia Maju”.  Kalimat tema ini sejenis jumlah syarthiyah dalam kaedah nahwiyah. Ending atau gol kita semua adalah Indonesi maju. Menurut tema ini bahwa Indonesia maju disyarati oleh umat yang rukun. Kemudian umat yang rukun itu disyarati oleh sikap beragama atau sikap memahami dan mengamalkan ajaran agama, yaitu sikap moderasi dalam beragama. Satu hal yg harus menjadi kefahaman bersama adalah bahwa yang harus moderat itu adalah bukan agama atau ajaran agama, tetapi yang harus moderat itu ialah sikap beragama. Yang harus moderat itu adalah cara beragama.

Menteri Agama Fachrul Razi menyampaikan arahan bahwa moderat itu adalah berposisi di satu titik di antara dua kutub ekstrim. Sikap moderat itu artinya mendekatkan dua kutub ekstrim itu untuk menjadi titik tengah atau setidaknya saling mendekat. Tentu arahan Menteri Agama ini tujuannya, jika diterapkan pada konsep hubungan antar pemeluk agama, ialah supaya para penganut agama atau umat beragama saling berdekatan untuk saling memahami eksistensi masing-masing, kemudian akan mewujud sikap saling menghargai dan menghormati. Itu sebabnya Wamenag RI menyampaikan bahwa pembangunan berbasis moderasi beragama harus menjadi keharusan yang sangat penting, tujuannya adalah saling menghargai keberagaman terutama keberagaman agama.

Saya memandang rakernas kali ini benar-benar menginspirasi keinginan untuk memberikan titik tumpu bagi pembinaan keummatan. Ini artinya negara yang membungkus moderasi beragama dalam RPJMN pada titik Revolusi Mental ini punya hajat khusus untuk menguatkan Persatuan Bangsa ini dengan nilai agama. Tentu nilai agama yang dapat membuat umat beragama bisa bersikap saling menghargai, yaitu nilai agama yang moderat.  Dalam pandangan ajaran Islam sikap moderat ini telah menemukan modelnya sejak di zaman Rasulullah Saw. Piagam Madinah misalnya, sebagai contoh pengelolaan hidup dalam kebersamaan. Siapapun yang mengkhianati komitmen kebersamaan harus keluar dari negara Madinah.

Dalam konteks ke-Indonesiaan, sikap moderat menjadi keharusan. Oleh karena Indonesia ini adalah negara kesatuan berbasis kesepakatan dalam keberagaman. Indonesia tidak diperjuangkan dan didirikan oleh suku, kelompok, atau agama tertentu. Tetapi Indonesia diperjuangkan dan didirikan secara bersama-sama lintas suku dan agama. Kesadaran ini harus dapat penguatan yang riil dalam mengisi pembangunan di negeri besar Indonesia ini. Tidak boleh kelompok tertentu baik berbasis suku maupun agama merasa dan mengklaim yang paling berhak. Tetapi sejatinya harus berkesadaran bahwa semua kita mendapat hak yang sama dalam semua lini kehidupan. Para pengampu kekuasaan negara menurut saya, harus berkesadaran betul akan hal ini. Sehingga pembangunan nasional dirancang dan diwujudkan berbasis hak dan kewajiban bersama ini.

IAIN Pontianak telah dan merencanakan program untuk penguatan moderasi beragama. Program tersebut merupakan program yang saling berkait antara nilai filosofi kebangsaan dan ajaran inti agama. Program yang dimaksud ialah IAIN Pontianak telah mendirikan: Rumah Moderasi, sertifikasi wawasan kebangsaan bagi mahasiswa baru dan para pengurus ormawa (berkurikulum: Pancasila dan UUD 1945, ke-NKRI-an, sejarah perjuangan, toleransi dan wasathiyatul Islam), sedang dipersiapkan pendirian Rumah Pancasila, sedang dirancang kurikulum moderasi beragama, kurikulum wawasan kebangsaan, dan antisipasi pada seleksi CPNS.

Untuk Rakernas kali ini saya memiliki catatan kecil. Namun ketika saya diskusikan dengan teman-teman dan senior para rektor, ternyata catatan kecil ini dipandang sangat penting. Ialah bahwa ide-ide dan rencana-rencana besar dalam Rakernas ini kurang efektif dari segi eksekusinya ke depan, khususnya dalam hal moderasi beragama. Mengapa? Oleh karena ide, rancangan, instruksi-instruksi terkait moderasi beragama digelontorkan saat rekernas di mana DIPA telah ditetapkan sejak Oktober tahun lalu. Mestinya ide, rancangan, dan instruksi-instruksi tersebut dilakukan bahkan sebelum penyusunan Pagu Indikatif. Sedangkan pada Rakernas adalah tinggal ditagih atau minta program konkrit yang telah terbiayai dalam DIPA. Dengan begitu rakernas sifatnya penguatan untuk tepat eksekusinya.  Dengan begitu akan efektif dalam arti maksimal perwujudan programnya.

Tetapi akan lebih efektif lagi (ini cacatan kecil kedua), jika hajat besar untuk penanaman nilai moderasi beragama ini, apabila programnya langsung menjadi program Kementerian berupa titipan-titipan program di satker-sakter. Dalam hal ini satker-satker PTKN sangat tepat kalau dijadikan leadingnya titipan program tersebut. Mengingat PTKI kaya SDM untuk penguatan materi moderasi beragama.  Dengan begitu akan sangat efektif dan massif. Mengapa demikian? karena sejujurnya, PTKIN khususnya miskin anggaran, terutama RM. Apalagi Anggaran BOPTN stagnasi seperti mati segan hidup tak mau, karena jumlahnya sangat minim. Juga oleh karena saat ini, PTKIN Hanya bertumpu kepada PNBP, terutama yang belum BLU.

Sembari menunggu cita ideal kebijakan titipan program ini, kita tetap semangat dan laksanakan sekuat tenaga dengan modal yang ada. Moderasi Beragama, Umat Rukun, Indonesia Maju.




Seleksi Kompetensi Dasar CPNS IAIN Pontianak, Berikut Ini Jadwal dan Lokasinya Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id) — Kementerian Agama telah mengumumkan jadwal dan lokasi pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun anggaran 2020. Total sudah ada 17 provinsi dari 21 provinsi yang jadwalnya sudah dikeluarkan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Adapun jadwal pelaksanaan SKD CPNS IAIN Pontianak akan diselenggarakan pada tanggal 12-13 Februari 2020. Lokasi kegiatannya dilangsungkan di Gedung UPT BKN Pontianak atau Gedung Korpri Jalan Veteran, Pontianak. Untuk informasi jadwal secara rinci dapat dibaca di link berikut:

https://kemenag.go.id/home/artikel/43282/jadwal-pelaksanaan-dan-lokasi-ujian-cat-seleksi-kompetensi-dasar–skd–kementerian-agama-republik-indonesia-tahun-anggaran-2020–update-23-jan-2020-

https://adminku.kemenag.go.id/public/data/files/users/1/files/LAMPIRAN%20PENGUMUMAN%20TAHAP%20IV.pdf?fbclid=IwAR26iFy0Pwiu3n13ygKZNPD-ogHloGy5w0WN3BS8zPWWmIU-9qnlf7NGDpY

Lampiran Pengumuman Nomor: P-572/SJ/B.II.2/Kp.00.1/01/2020 Tanggal: 21 Januari 2020.

[pdf-embedder url=”https://iainptk.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/PENGUMUMAN-SKD-TAHAP-I.pdf” width=”fullscreen”]

[pdf-embedder url=”https://iainptk.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/LAMPIRAN-PENGUMUMAN-TAHAP-IV.pdf” width=”fullscreen”]

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif mengingatkan kepada pelamar CPNS yang akan mengikuti SKD untuk menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. “Saat pelaksanaan SKD CPNS Kemenag, peserta wajib membawa kartu peserta ujian, KTP asli atau Surat Keterangan Perekaman Kependudukan. Bagi peserta P1/TL harus mencetak ulang kartu ujian, sebab kartu ujian sebelumnya tidak berlaku. “Peserta juga wajib datang ke lokasi ujian 60 menit sebelum SKD dimulai. Pada saat pelaksanaan test, hanya kartu identitas dan alat tulis yang diperkenankan untuk dibawa masuk ke ruang ujian. Sedangkan aseoris lain berupa jam, dompet, handpone, ikat pinggang dan lain-lain dititipkan ke loker” tegasnya.

Rektor Syarif berharap CPNS yang mengikuti SKD nanti bisa menghasilkan SDM yang berkualitas sehingga dapat memperkuat kemajuan IAIN Pontianak. “Kita harapkan CPNS yang berkompeten dan punya komitmen bersama untuk memajukan IAIN Pontianak” pungkasnya.

Selain itu, peserta juga harus mempersiapkan beberapa ketentuan pakaian sebagai berikut:

Pria:

  • Atasan kemeja putih polos
  • Celana panjang berbahan kain warna gelap polos
  • Mengenakan pita hijau di lengan kanan (ditempel peniti)
  • Menggunakan sepatu (rapi dan sopan)

Wanita:

  • Atasan kemeja putih polos
  • Rok panjang/di bawah lutut (sopan) berbahan kain warna gelap polos
  • Mengenakan pita hijau di lengan kanan (ditempel peniti)
  • Menggunakan sepatu (rapi dan sopan) bagi yang berkerudung warna gelap polos.

Editor: Mulyadi
Penulis: Aspari Ismail




Capaian dan Target Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Pontianak

Bengkayang (iainptk.ac.id) — Rapat Kerja (Raker) IAIN Pontianak yang berlangsung di Kahyangan Resort Kabupaten Bengkayang. Berlangsung selama empat hari di mulai dari tanggal 20-23 Januari 2020. Pada hari kedua, materi pertama disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan kerjasama, Dr. Abdul Mukti, MA., dan moderator dalam penyampaian materi, dipandu oleh Suyati, S.Ag.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan kerjasama, menyampaikan capaian yang sudah dilakukan pada tahun 2019, dilihat dari bidang kemahasiswaan diantaranya. Pertama, pemberian penghargaan kepada mahasiswa berprestasi dalam acara IAIN Annual Achievment. Kedua, terlaksananya perintisan perkemahan PBAK. Ketiga, terlaksananya rintisan sertifikasi wawasan kebangsaan bagi mahasiswa baru. Terakhir terlaksananya kegiatan mandiri pembinaan mahasiswa bidik misi melalui lembaga pengelola bidik misi.

Dilihat dari bidang kerjasama yang sudah dilakukan adalah tersedianya database naskah MoU hingga tahun 2019. Terlealisasinya 30 % realisasi MoU pada tahun 2019. Dilihat dari sisi Bidang Alumni, kegiatan yang terlaksana adalah kontribusi almuni dalam program pemberian beasiswa pada acara IAIN Annual Achievment.

Selain capaian, Warek yang lebih dekat dengan Pengurus Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) juga menyampaikan target di tahun 2020. Seperti penyeragaman periode kepengurusan Ormawa sesuai dengan tahun anggaran. Kedua, penataan melalui database fakultas tentang club-club fakultas sesuai dengan tuntutan keahlian prodi. Terakhir, mahasiswa memiliki pengalaman dan prestasi dibidang akademik dan non akademik di luar negeri sesuai dengan tuntutan mutu mahasiswa.

Warek yang mengurusi kerjasama juga memiliki agenda prioritas tahun 2020 diantaranya,

  1. Pembentukan International Office
  2. Pembentukan lembaga layanan kesehatan dan konseling mahasiswa
  3. Pembentukan Pionir Center
  4. Relokasi sekretariat Demaf ke Gedung Fakultas
  5. Pencairan bantuan operasional Ormawa dengan dua tahap
  6. Subdomain website kemahasiswaan

Beliau juga membuat rancangan peta kegiatan berdasarkan POK tahun 2020

  1. Perkemahan wirakarya mahasiswa di Palembang, pada bulan Juni.
  2. Pengenal budaya akademik dan kemahasiswaan, pada bulan Agustus.
  3. Borneo undergraduate akademic forum, pada bulan Oktober.
  4. Rektor award dan student achievement, pada bulan Desember.
  5. Tracer study, pada bulan Juni-Juli.
  6. Sertifikasi wawasan kebangsaan, pada bulan Februari.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko priyanto




IAIN Pontianak menginisiasi FGD PTKI Kalbar dan Menghasilkan FP2TKI Kalbar

Bengkayang (iainptk.ac.id) — Rektor IAIN Pontianak berinisiasi melakukan FGD Pertemuan Forum Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kalimantan Barat (Kalbar). Kegiatan ini berlangsung pada hari Selasa (21/01) pagi hingga siang, berlokasi di Kahyangan Resort Kabupaten Bengkayang. Adapun tujuan dalam kegiatan ini adalah untuk menjalin silaturrahmi, sekaligus  membicarakan beberapa hal terkait Perguruan Tinggi Keagamaan lslam dan dalam rangka menyikapi persoalan pendidikan lslam secara umum di Kalbar.

Pada awalnya agenda ini akan membahas tentang, penjajakan pembentukan Kopertis, penjajakan pembentukan Forum Pimpinan PTKI Kalbar dan membicarakan persoalan Pendidikan ke-lslaman di Kalbar.

Dalam FGD ini, Rektor IAIN Pontianak, menyampaikan materi tentang Penguatan Peran PTKI Kalbar. Berisikan tentang eksistensi PTKI se-Kalbar, PTKI dan Sosial Politik di Kalbar, PTKI Kalbar dan Pendidikan Islam, Identifikasi Persoalan Pendidikan di Kalbar,  Urgensi Pembentukan Forum PTKI se-Kalbar dan terakhir Peluang Pembentukan Kopertais PTKI di Kalbar.

Selain materi dari Rektor IAIN Pontianak, juga ada sesi menyampaikan profil Perguruan Tinggi Setiap perwakilan PTKI. Tujuannya untuk mengetahui sejauhmana perkembangan Perguruan Tinggi Islam di Kalbar. Sehingga Perguruan Tinggi yang baik bisa menjadi contoh bagi PTKI lainnya.

Setelah sesi penyampaian profil selesai. Tiba waktunya, dalam sejarah Kalbar pemilihan Ketua Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (FP2TKI) Kalbar. Dengan kesepakatan forum akhirnya terpilihlan Dr. Syarif, MA., Rektor IAIN Pontianak, sebagai ketua FP2TKI.

Selanjutnya Ketua FP2TKI, Dr. Syarif, MA., beserta anggota langsung mengadakan Raker FP2TKI pada hari yang sama. Dalam Raker tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi yang akan dilaksanakan ada tahun 2020. Pertama, FP2TKI akan membuat Proposal untuk pembentukan Kopertais Kalbar. Kedua, sesama PTKI Kalbar akan melakukan MoU. Ketiga, mendorong Pembentukan PTKI yang belum ada di beberapa Kabupaten seperti di Sanggau, Melawi, Landak, Kayong Utara dan Bengkayang. Kegiatan keempat yang menjadi fokus FP2TKI adalah melakukan audiensi dalam pembentukan PTKI yang belum ada di Kabupaten-Kabupaten. Terakhir, FP2TKI akan mendorong peningkatan status Akreditasi PTKI yang sudah ada. Selain itu juga dalam Raker ini memutuskan masa jabatan pengurus berlangsung selama 3 tahun, terhitung tanggal 21 Januari 2020 hingga 21 Januari 2023.

Pada akhir sesi, kegiatan pertama yang dilakukan FP2TKI adalah melakukan MoU antara IAIN Pontianak dan Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Syarif Abdurrahman Pontianak. MoU ini ditandatangani Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA., dan Ketua STIS Syarif Abdurrahman Pontianak, H. Waskur, S.Pd., S.H.I., MM.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Ikuti  Rapat Kerja 2020, FUAD IAIN Pontianak Siapkan Agenda Penting

Bengkayang (iainptk.ac.id) — Dalam rangka meningkatkan kinerja dan evaluasi tahunan,  Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak melakukan Rapat Kerja (Raker) dengan mengundang seluruh  pejabat di lingkungan Fakultas dan Institut, di Hotel Kahyangan Resort Bengkayang, (20-23/01). Kegiatan yang berlangsung selama  empat hari, dibuka oleh Rektor IAIN Pontianak  Dr. Syarif, MA,  yang juga menyampaikan  materi tentang Kebijakan dan Arahan Tahun 2020 dan Kebijakan Rektor pada Program Pendidikan Pendidikan Tahun 2021.

Agar lebih maksimal mengikuti proses kegiatan tersebut, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) melakukan berbagai persiapan mulai dari rapat koordinasi pimpinan berupa arah dan rencana pelaksanaan kegiatan tahun 2020 yang sudah dimulai di akhir bulan  Desember  2019, hingga koordinasi internal Program Studi dengan melibatkan unsur dosen tetap, calon dosen (cados) dan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS).

Seperti yang dilakukan oleh Program Studi Bimbingan Konseling Islam (BKI), Senin (06/01) dengan mengundang  Ketua Lembaga Penjamin Mutu (LPM)  Dr. Muhammad Edi Kurnanto, M.Pd, dengan maksud mendapat arahan agar kegiatan yang disusun dan akan dilakukan oleh Program Studi sesuai dengan kebutuhan Laporan Kinerja Program Studi (LKPS) 9 kriteria.

Dalam arahannya saat rapat pimpinan sekaligus laporan dan sosialisasi  Rumah Literasi dan Jumat Mengaji,  Dekan Fakultas Ushuluddin  Adab dan Dakwah (FUAD) Dr. Ismail Ruslan, M.Si, meminta dukungan dan kerjasama semua unit yang ada di lingkungan Fakultas, dan meminta masukan jika ada kegiatan yang harus dievaluasi, atau dilanjutkan jika dirasa bernilai baik atau sebaliknya.

 Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Tata Usaha (Kabag) Fakultas, Muhammad Syahrun, MM. Ia menjelaskan berbagai persiapan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu kinerja Fakultas ke depan. “Kami di Fakultas melakukan telaah Petunjuk Operasional Kegiatan tahun 2020 guna menyesuaikan kembali kebutuhan anggaran per kegiatan agar kegiatan dilaksanakan berprinsip efisien dan efektif, kemudian melakukan peninjauan kembali kepastian program-program prioritas tahun 2020 agar pelaksanaan kegiatan bisa dilakukan dengan perencanaan yang matang dan tepat waktu, berjalan sistematis, dan profesional”. Tutupnya

Editor: Mulyadi
Penulis: Amalia Irfany




Empat Dosen IAIN Pontianak Dapat Pena Mas Award 2019

Kahyangan (iainptk.ac.id) — Empat dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mendapatkan penghargaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (Pena Mas Award) tahun 2019 dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak. Penghargaan diberikan oleh Wakil Rektor I IAIN Pontianak, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum saat Rapat Kerja (Raker) IAIN Pontianak tahun 2020 di Kahyangan Resort, Bengkayang, Selasa, 21 Januari 2020.

Empat dosen itu adalah Dr. Zaenuddin, MA., Dr. Dahlia Haliyah Ma’u, MHI., Elmansyah, MSI diberikan penghargaan atas kinerjanya dalam bidang penelitian dan penerbitan. Dan, Dr. Ismail Ruslan, M.Si mendapatkan penghargaan atas kinerjanya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat di Kalbar.

Wakil Rektor I IAIN Pontianak mengucapkan selamat kepada penerima. Menurutnya, penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi lembaga terhadap kinerja dosen. “Ini bukti nyata, bahwa kita menghargai dosen-dosen yang berprestasi,” katanya.

Sementara itu, Ketua LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, M.Hum mengatakan penghargaan ini diberikan oleh lembaga kepada para dosen karena capaian mereka dalam tahun 2019 lalu. Tiga dosen penerima penghargaan Pena Mas Award dalam bidang penelitian ditetapkan dengan mempertimbangkan artikel mereka telah diterbitkan di jurnal internasional dan terindeks Scopus. Selain itu, mereka juga aktif dalam kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh LP2M dengan penilaian baik.

“Apa yang dicapai mereka tahun 2019 dapat menjadi inspirasi bagi dosen lain untuk menulis artikel dan mengirimkannya ke jurnal terindeks Scopus,” tambahnya.

Seorang lagi dosen mendapatkan penghargaan Pena Mas Award dalam bidang pengabdian kepada masyarakat karena reputasinya di level provinsi Kalbar. Penerima menduduki banyak jabatan di organisasi kemasyarakatan di level provinsi Kalbar dan menjadi rujukan berita media massa. “Tidak diragukan, indikator ini menunjukkan beliau telah diakui oleh Kalbar,” ujar Sukardi. (rilis)

Editor: Mulyadi
Penulis: Yusriadi




Rektor IAIN Pontianak: Tahun 2020 Fokus Pada Peningkatan SDM

Bengkayang (iainptk.ac.id) — IAIN Pontianak menggelar Kegiatan Rapat Kerja (Raker), dengan Tema “Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Menuju IAIN Pontianak Berprestasi dan Maju”. Kegiatan yang berlangsung di Kahyangan Resort Kabupaten Bengkayang, di mulai dari tanggal 20-23 Januari 2020. Adapun peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah pejabat di lingkungan IAIN Pontianak yang berjumlah 98 orang.

Dalam laporannya ketua Panitia, yang juga merupakan Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si mengatakan “Tujuan dari Raker yang kita laksanakan, Pertama, menetapkan arah kebijakan tahunan pengembangan IAIN Pontianak serta melakukan sinergisitas program kerja prioritas Kementerian Agama RI. Kedua, mengevaluasi pelaksanaan program kerja dan implementasi anggaran tahunan pada tahun 2020 pada seluruh unit kerja di lingkungan IAIN Pontianak. Ketiga, Follow Up terhadap hasil pendampingan Laporan Keuangan Inspektorat Jenderal Tahun 2019 dan persiapan Audit Kinerja Irjend Tahun 2020.

Beliau melanjutkan “Keempat, finalisasi dan tercapai kesepakatan terkait dengan, dokumen Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2020 (Jadwal Kegiatan). Draft Susunan Kepanitiaan (Draft SK) kegiatan setiap Fakultas/Kepala Pusat/Ketua Lembaga Tahun 2020 dan Rencana Penarikan Dana (RPD)Tahun 2020. Kelima, penguatan Ketercapaian dan Realisasi Program Tahun 2020. Keenam, menetapkan arah kebijakan dan Penyusunan Program Prioritas Tahun Anggaran 2021 sebagai dasar penyusunan kegiatan oleh Fakultas, Pascasarjana, Lembaga dan Pusat. Ketujuh, menyusun rekomendasi hasil Rapat Kerja Tahun Anggaran 2020.”

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA., dalam kata sambutannya menyampaikan “Tahun ini kita melaksanakan Raker lebih awal dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Lokasi kegiatan berbeda dari tahun kemarin. Kemudian adanya capacity building di sela-sela Raker juga menjadi hal yang baru dan perlu diapresiasi untuk menambah kekompakan kita dalam bekerja. Kekompakan ini perlu kita bangun, perlu kita rawat, perlu kita semai agar terwujud prestasi-prestasi yang semakin baik lagi.”

Tambahnya “Saya berterimakasih atas kinerja dan capaian prestasi kita semua sehingga bisa mendapat pengakuan dan penghargaan dari pihak eksternal. Diantaranya peringkat 2 Laporan Keuangan dari DJPB Kalbar. Peringkat I Keterbukaan Informasi Publik kategori Perguruan Tinggi dari Komisi Informasi Kalbar. Peringkat 2 dari 73 PTKN se Indonesia penghargaan Pemberitaan Pengawasan dari Inspektorat Jenderal Kemenag RI. Prestasi-prestasi itu kita harapkan untuk kita tingkatkan di masa mendatang.”

“Dengan SDM yang handal dan semangat kerja yang kompak itu menjadi modal dasar kita untuk melangkah dengan semangat untuk meningkatkan status dari IAIN menjadi UIN. Kita target periode saya ini pengajuan proposal alih status tersebut bisa terwujud.” Jelasnya

Dalam kesempatan ini, Rektor juga menyampaikan arah kebijakan yang menyasar tiga hal. Pertama, pada tahun 2020 IAIN Pontianak fokus pada meningkatkan kualitas SDM, baik itu mahasiswa, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Kedua, melaunching Proposol Peralihan Status dari IAIN Ke UIN. Ketiga, Rektor melaunching dengan melafalkan Al-Fatihah untuk kelancaran pembangunan Ma’had di tanah 1,7 hektar.

Editor: Mulyadi

Penulis: Bambang Eko Priyanto




Buah Tangan dari Kelas Bahasa Indonesia: Mahasiswa PAI Launching 200 Buku

Pontianak (www.iainptk.ac.id) — Gazebo IAIN Pontianak kembali dipadati mahasiswa. Mereka menyaksikan launching buku-buku mereka yang ditulis oleh masing kelas-kelas pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Program penulisan buku ini diinisiasi oleh dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, Farninda Aditya, M.Pd, Kamis, 16 Januari 2020.

Salah satu peserta launching, Muhammad Rifqi mengatakan “kegiatan ini merupakan kegiatan launcing buku dari mahasiswa-mahasiswi semester 1 dari fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam rangka memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh Ibu Farninda Aditya, S.Pd.I., M.Pd., paparnya.

Beliau juga memaparkan “Menurut saya pribadi, kegiatan ini dilakukan agar mendorong semangat dari para mahasiswa untuk lebih mencintai literasi, juga ibu ninda menginginkan agar para mahasiswa terbiasa untuk menulis sehingga hal tersebut dapat memudahkan mereka dalam menulis dan menyusun skripsi di kemudian hari. Itulah salah satu bentuk perhatian dari bu ninda. Ia ingin agar anak-anak IAIN mencintai literasi” terangnya.

Ratna wulan sari yang juga peserta launching mengatakan ” Nama kegiatan nama kegiatan ini APRESIASI KARYA LAUNCHING 200 BUKU. Peserta yang ikut adalah seluruh mahasiswa dari kelas PAI 1A, 1B, 1C, 1D, 1E. Prses kegiatan ini dimulai dengan

Pembukaan yang disampaikan oleh pembawa acara dengan singkat langsung dilanjutkan dengan bu ninda yg mengisi acara tersebut, sekaligus launching 200 buku karya mahasiswa PAI, IAIN Pontianak, ceritanya. Lebih lanjut ia memaparkan .”proses sebelum kegiatan menuju hari H, mahasiswa diharuskan membuat buku sesuai judul masing-masing. Mengedit sendiri, menglayout sendiri, dan mencetak sendiri. Proses ini memerlukan waktu yang diberikan oleh bu ninda cukup lama” tutupnya.

Farninda Aditya, M.Pd, atau Ninda sapaan akrab dosen Muda di IAIN Pontianak ini, saat diwawancarai mengatakan bahwa “kegiatan ini merupakan apresiasi dari karya mahasiswa. Karya tersebut adalah bagian dari tugas ujian akhir mata kuliah Bahasa Indonesia. Mahasiswa sejak 1 bulan sebelum UAS diberi waktu khusus untuk menulis, konsultasi, dan pendampingan langsung terkait produk buku. Saya menyebutnya tugas menulis buku 1 mahasiswa, 1 buku. Tidak mengherankan bisa berhasil 200 buku dari 5 kelas. Banyak cerita unik dalam penyelesainya, saya pun bisa mengenal mahasiswa lebih dekat baik dari tulisan maupun saat pengerjaan. Harapanya, karya yang dibuat hari ini diperbaiki sehingga dapat bermanfaat untuk berikutnya. Banyak kegiatan yang menjadikan karya tulis sebagai syarat. Apalagi menulis memang kebutuhan mahasiswa, tutur beliau ramah.

Lebih lanjut beliau memaparkan “Bahkan ada mahasiswa yang menghasilkan 2 buku sekaligus yakni Era Anggraeni dan Kiki dari kelas PAI E. Era Anggraeni adalah mahasiswa Club Menulis yang bukunya sudah diterbitkan pada akhir Desember lalu. Alhamdulillah karya Era menarik minat Library of Congress. Perwakilan dari Perpustakaan Amerika akan datang bulan depan untuk memboyong karya tersebut, tutupnya dengan senyuman.

Editor: Mulyadi
Penulis: Heriansyah




Pelantikan ORMAWA FTIK dan Dialog Publik

Pontianak (iainptk.ac.id) — Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak adakan pelantikan pengurus Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA) yakni DEMA, SEMA, HMPS PAI, HMPS PBA, HMPS PGMI, HMPS PIAUD. Kegiatan ini juga dirangkai dengan dialog publik dengan tema “Arah Pendidikan Dalam Negeri di Era Revolusi Industri 4.0” yang bertempat di aula Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak, Sabtu (18/01/20)

“Kegiatan Pelantikan dan Dialog Publik ini merupakan agenda pertama dikepengurusan periode 2020, dengan harapan semoga dengan diadakannya kegiatan ini bisa memberikan semangat yang tinggi bagi seluruh pengurus ORMAWA FTIK IAIN Pontianak guna terwujudnya FTIK yang ROMANTIS (Responsif, Mandiri, dan Kritis)” Ujar Abdurrahman selaku Ketua DEMA FTIK periode 2020.

Dialog publik kali ini menghadirkan dua pemateri yaitu DPD RI perwakilan Kalimantan Barat, H. Sukiryanto, S.Ag dan yang mewakili DPRD Provinsi Dr. Ardiansyah, SH, MH yakni Budihariansyah, S.Si. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dekan FTIK Dr. Ali Hasmy. M.Si, Wakil Dekan III Drs. Mansur, M.Pd, Kaprodi PAI, H. Ma’ruf, M.Ag, Kaprodi PGMI Kartini, S.Ag, M.Ag, Ketua DEMA Institut, dan Mahasiswa FTIK.

Dr. Ali Hasmy, M.Si selaku Dekan FTIK ketika memberikan sambutan dan melantik pengurus ORMAWA mengatakan “Kegiatan akademik itu jelas adanya, tetapi kemampuan akademik saja tidak cukup. Untuk itu, kami berharap ORMAWA FTIK ini bisa membantu kami untuk melaksanakan beberapa Ilham terutama dalam peminat kemahasiswaan”.

Dialog yang bertema “Arah Pendidikan Dalam Negeri di Era Revolusi Industri 4.0”  H. Sukiryanto, S.Ag dan Budihariansyah, M.Si mengatakan negara bisa di katakan negara maju  apabila pendidikannya baik. Di Indonesia bisa dikatakan pendidikannya masih sangat lemah. Dimna dimasa sekarang ini Indonesia masih penyesuaian dengan yang namanya masa digital 4.0. Sementara di Cina atau Jepang sudah memasuki masa 5.0. Jadi keterlambatan dan ketertinggalan Indonesia dalam segala aspek kehidupan khususnya pendidikan mestinya harus lebih dikembangkan dan ditingkatkan lagi, agar Indonesia lebih maju dan tidak tertinggal dan pastinya SDM di negara Indonesia mampu bersaing dengan negara lain.

Editor: Mulyadi
Penulis: Ahmad Silfi




ITJEN Kemenag Berikan Penghargaan Pemberitaan Bidang Pengawasan, IAIN Pontianak Peringkat Ke 2 dari 73 PTKN

Jakarta (iainptk.ac.id) — Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA., mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi Kebijakan Pengawasan (Rakorjakwas). Pada tanggal 17-18 Januari 2020 di Hotel Borobudur Jakarta. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Agama. Pada momen ini pula IAIN Pontianak memperoleh Penghargaan Pemberitaan Bidang Pengawasan peringkat ke 2, dari 73 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN).

Penghargaan ini diberikan bagi PTKN/Kanwil yang memuat pemberitaan terkait pengawasan di website/ media sosial periode Januari-Desember 2019. Selain IAIN Pontianak peringkat ke 2, juga ada dari IAIN Kudus yang memperoleh peringkat ke 3 dan IAIN Pare-Pare memperoleh peringkat pertama.

Adapun peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah Pejabat eselon I/II Pusat, Rektor/Ketua PTKN, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor Kemenag Kab/Kota dan Kepala Balai/UPT yang totalnya tak kurang dari 800 peserta.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA.,  mengatakan “Rakorjakwas Kementerian Agama 2020 ini bagi saya sebagai ajang refresh komitmen dan integritas. Rakorjakwas dominasi materi kegiatan dan arahan Menteri tentang integritas dalam berkinerja. Amanah negara kepada Kemenag sangat besar lebih dari 65 triliun untuk keberlangsungan 4.590 satker yang terinci kepada 6.000 lebih DIPA. Secara Nasional Kemenag kita bersyukur tahun 2019 telah dapat menyerap anggaran di atas 96% dan 3 tahun berturut-turut Kemenag menadapat penilaian audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Inti dari Rakorjakwas ini integritas dalam mengelola keuangan negera. Yang telah baik dipertahankan, serta harus terus berikhtiar meningkatkan kinerja positif, dan menghindari sezero mungkin bias negatif. Efektif-efisien-ekonomis harus menjadi frame kinerja kuangan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Irjen dan teman di Itjen serta sivitas akademika IAIN Pontianak atas penghargaan yang diterima kali ini. InsyaAllah penghargaan ini menjadi pemicu untuk kita berkinerja dan berprestasi untuk kemajuan IAIN kita ke depan.”

Selain memperoleh penghargaan, inti dari Kegiatan Rakorjakwas adalah membahas tentang arah dan kebijakan Pengawasan Kementerian Agama tahun 2020. Adapun materi dalam pertemuan ini pertama membahas tentang sinergisitas Program untuk mencapai kepentingan Kementerian Agama, yang disampaikan oleh M. Nur Kholis Setiawan (Sekretaris Jenderal). Materi kedua berkaitan dengan kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Tahun 2020, disampaikan oleh Thomas Pentury (Plt. Inspektur Jenderal).

Pada hari Sabtu (18/01) Materi ketiga tentang Strategi Pencegahan Korupsi pada Kementerian Agama, disampaikan oleh Hendra Helmijaya (Koordinator Harian SETNAS-STRANAS PK). Materi keempat, penguatan integritas dalam mengawal program prioritas Kementerian Agama tahun 2020, disampaikan oleh Zainut Tauhid Sa’adi (Wakil Menteri Agama RI). Terakhir Membahas program kerja pengawasan Tahunan Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Tahun 2020, yang disampaikan oleh Muhammad Tambrin (Sekretaris Itjen).

Menteri Agama RI,  Fachrul Razi menyampaikan diacara pembukaan “Tugas Kementerian Agama membantu masyarakat dibidang agama sekaligus menjaga moral bangsa. Pelaksanaan Rakorjakwas Itjen Kemenag tahun 2020 ini, saya pandang sangat penting sekali untuk dilaksanakan. Forum yang melibatkan seluruh pimpinan strategis pada Kementerian Agama se-Indonesia dapat mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan kebijakan, pengawasan Inspektorat Jenderal Kemenag. Selain itu pertemuan ini juga dapat dijadikan media curah pendapat dan feedback perbaikan kinerja pengawasan Kementerian Agama kedepan.”

Panitia penyelenggara Thomas Pentury., melaporkan “Tema dalam kegiatan ini adalah Kementerian Agama Berintegritas, Indonesia Maju. Kegiatan ini diselenggarakan dengan maksud sebagai sarana penyamaan persepsi atas kebijakan pengawasan yang bertujuan untuk, satu mensinergikan program Kementerian Agama dalam rangka pencapaian visi dan misi serta tujuan Pesiden dan Wakil Presiden. Tentu dengan mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen resiko, pengendalian, penataan regulasi serta penataan pengelolaan organisasi pada Kementerian Agama. Kedua memastikan program dan kegiatan sudah sesuai dengan trek reformasi birograsi Kementerian Agama yang sedang dijalankan. Ketiga memberikan arah dan panduan bagi apapun pengawasan dan audity dalam pelaksanaan program kegiatan serta target sasaran pengawasan yang akan dicapai. Keempat menegakkan integritas pengawasan dan audity dalam rangka pencegahan dan menutup peluang kejadian korupsi.”

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto