Rektor IAIN Pontianak Berikan Penghargaan Kepada Pimpinan STAIN/ IAIN Pontianak Periode 1979-2018

Pontianak (iainptk.ac.id) — Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama ke -74, berlangsung di seluruh Indonesia. Juga diperingati oleh Kampus IAIN Pontianak, dengan melaksanakan Upacara. Kegiatan ini berlangsung di Halaman Gedung Tower B IAIN Pontianak, pada hari Jumat (03/01) Pagi. Dihadiri oleh seluruh PNS, CPNS dan Pegawai Kontak yang bekerja di IAIN Pontianak.

Pada kesempatan ini, Rektor IAIN Pontianak Dr. Syarif, MA., memberikan Piagam Penghargaan Kepada pimpinan/perwakilan dari pihak keluarga Ketua / Rektor terdahulu. Mulai dari Drs. Abd. Rachman Abror., atas pengabdiannya sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah Cabang IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 1979-1981, periode 1981-1984, periode 1996-1997, dan Plt. Ketua STAIN Pontianak 1997.

Piagam penghargaan kedua diberikan kepada Drs. M. Asyhari, MA., atas pengabdiannya sebagai Ketua STAIN Pontianak periode 1997-2001.

Piagam Penghargaan ketiga diberikan kepada Prof. Dr. H. Hoh. Haitami Salim, M.Ag., atas pengabdiannya sebagai Ketua STAIN Pontianak periode 2001-2005 dan periode 2005-2009.

Piagam Penghargaan keempat diberikan kepada Prof. Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag., atas pengabdiannya sebagai Ketua STAIN Pontianak Periode 2009-2013 dan menjabat sebagai Rektor IAIN Pontianak periode 2014-2018.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA., menuturkan “Kita ingin menghargai sejarah, kita ingin menghargai semua keringat yang pernah jatuh untuk IAIN Pontianak. Memang simbolnya diwakili oleh para tokoh yang pernah memimpin IAIN Pontianak.” terangnya.

“Saya ingin mengimami untuk tidak menghakimi masa lalu. Bagi saya masa lalu itu punya dinamikanya sendiri, punya tantangan tersendiri dan punya prestasi tersendiri yang harus kita hargai. Karena kita adalah bagian dan produk dari masa lalu itu. Apapun yang mereka buat adalah kebaikan untuk kita jadikan cermin hari ini. bahwa kita ingin lebih baik lagi, itu adalah hak kita. Bahwa hari ini kita boleh fokus pada kinerja untuk hari ini dan masa depan. Berbasis cermin dari masa lalu itu.” lanjut Rektor IAIN Pontianak.

Rektor IAIN Pontianak, juga menceritakan awal mula IAIN Pontianak terbentuk. Mulai dari Yayasan Sadar pada tahun 1965. Selanjutnya pada bulan Juli 1965, Yayasan Sadar mendirikan Fakultas Tarbiyah di Pontianak. Empat tahun kemudian, Fakultas Tarbiyah Pontianak dinegerikan dengan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama no. 26 Tahun 1969 sebagai cabang dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tepat 21 Maret 1997. Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Pontianak, bersama-sama dengan 32 Fakultas jauh IAIN lainnya di seluruh Indonesia, berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).

Berkat perjuangan para pemimpin sebelumnya Tahun 2013 STAIN Pontianak berubah status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak hingga saat ini.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Peringati Hari Amal Bhakti Kemenag ke 74, Rektor IAIN Pontianak Imami Sholat Qiamullail dan Subuh Berjamaah di Kampus

Pontianak (iainptk.ac.id) — Dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti Kementerian Agama RI ke 74 tahun yang jatuh pada 3 Januari 2020, IAIN Pontianak menggelar Subuh berjamaah. Rektor menghimbau kepada seluruh masyarakat IAIN Pontianak untuk dapat menghadiri agenda subuh tersebut.

Agenda kali ini dimulai dengan Sholat Qiyamul Lail yang diikuti oleh seluruh pegawai IAIN Pontianak dan Mahasantri Mahad Al-jamiah IAIN Pontianak.

Agenda subuh ini dihadiri pula Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA yang juga sekaligus mengisi tausiyah pada subuh kali ini.

Tampak mengenakan baju koko berwarna putih, Dr. Syarif langsung memimpin sholat Subuh berjamaah yang diadakan di Masjid Syeikh Abdurrani Mahmud Al-Yamani IAIN Pontianak.

Setelah usai digelarnya sholat subuh berjamaah, dilanjutkan dengan tausiyah yang langsung disampaikan oleh Rektor IAIN Pontianak. Mengawali tausiyahnya, Dr. Syarif menyampaikan mengenai perbanyak bersyukur atas apa yang diberikan allah.

“Banyak bersyukur itu artinya berterima kasih dengan tiada dihinggakan, artinya tidak terbatas. Dengan anugerahnya kita diberikan kekuatan dan kesehatan. Jadi anugerahnya itu disyukuri. Katanya.

Selama hampir 1 jam berlangsung, diakhir penyampaiannya Dr. Syarif mengingatkan bahwa pentingnya menjaga sholat wajib. Ia mengatakan bahwa dengan menjaga sholat 5 waktu itu bukan hanya sehat secara rohani namun bisa juga untuk sehat secara jasmani.

“Contoh dari sehat rohani adalah tidak sakit hati terus menerus. Sholat juga bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Seperti penyakit Ginjal, dapat sembuh melalui sholat Zuhur, sakit paru-paru itu Melalui sholat Ashar, penyakit jantung itu dapat sembuh dengan Sholat Maghrib, penyakit limpa itu dapat sembuh dengan sholat Isya, dan terakhir penyakit Empedu itu dapat sembuh dengan Sholat Subuh. Tapi sholatnya tepat waktu. Kalo sholatnya khusyuk rohaniyahnya menghadap kiblat, maka zahir dan batinnya akan sehat”, Ucapnya.

Editor: Mulyadi

Penulis: Farli Afif