IAIN Pontianak Gelar Ujian Masuk Jalur Mandiri 1, Tunjukkan Komitmen Inklusivitas Pendidikan

Pontianak (iainptk.ac.id) — Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak kembali menyelenggarakan Ujian Jalur Mandiri 1 berlangsung pada 09 – 10 Juli 2025. Seleksi ini diikuti oleh sebanyak 279 peserta dan dibagi dalam 5 sesi, termasuk di antaranya 4 orang peserta penyandang disabilitas yang mendapatkan perhatian dan layanan khusus dari panitia pelaksana.

Ujian ini berlangsung di Lab. Komputer IAIN Pontianak, dengan pengawasan ketat dan sistem pelaksanaan yang telah disesuaikan untuk mengakomodasi seluruh peserta. Keikutsertaan peserta disabilitas menjadi perhatian penting dalam pelaksanaan kali ini, sebagai bagian dari komitmen IAIN Pontianak dalam menjamin hak atas pendidikan tinggi yang setara dan inklusif.

Koordinator Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusi (PLDPI) IAIN Pontianak, Nopita Sari, M.Pd., menjelaskan bahwa kampus telah menyediakan berbagai fasilitas dan penyesuaian untuk mendukung mahasiswa penyandang disabilitas. Fasilitas tersebut mencakup aksesibilitas fisik seperti penggunaan lift dan kamar mandi yang ramah disabilitas.

Selain itu Nopita menambahkan, “penyesuaian juga dilakukan dalam proses pembelajaran, misalnya dengan menyediakan materi ajar dalam format yang dapat diakses oleh mahasiswa disabilitas, seperti buku elektronik dan huruf Braille. Dukungan teknologi asistif juga dihadirkan, seperti perangkat lunak pengenalan suara dan alat bantu dengar. Tak hanya itu, kampus juga menyediakan asisten atau pendamping untuk membantu mahasiswa dalam kegiatan akademik maupun non-akademik, serta ruang khusus seperti ruang studi dan ruang istirahat yang diperuntukkan bagi mahasiswa penyandang disabilitas,” jelasnya.

Komitmen inklusi ini bukan hal baru di IAIN Pontianak. Sebelumnya, kampus ini juga telah mendirikan Unit Layanan Disabilitas (ULD) dan memberikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) 400 ribu bagi mahasiswa penyandang disabilitas, sebagaimana tertuang dalam kebijakan rektorat untuk mendorong pemerataan akses pendidikan tinggi di wilayah Kalimantan Barat.

Riski Wahyudi, salah satu peserta tes penyandang disabilitas (tuna rungu) yang memilih program studi Manajemen Dakwah, menyampaikan harapannya kepada sesama penyandang disabilitas. “Kepada teman-teman disabilitas di luar sana, di sini, di Kota Pontianak, sudah ada perguruan tinggi yang menyediakan fasilitas khusus untuk kita, khususnya teman-teman tuli. Tahun ini adalah tahun pertama dibukanya kesempatan tersebut. Jangan merasa kecewa, jangan merasa sendiri, karena masih banyak orang di luar sana yang mau membantu kita. Tetap semangat, terus berusaha, dan jangan pernah putus asa,” ungkapnya.

Ujian Jalur Mandiri 1 ini menjadi salah satu dari beberapa jalur seleksi yang dibuka IAIN Pontianak dalam menjaring calon mahasiswa baru tahun akademik 2025/2026. Hasil seleksi direncanakan akan diumumkan pada 14 Juli 2025, dan peserta yang lolos dapat melanjutkan ke tahap registrasi ulang sesuai jadwal yang ditentukan.

Penulis : Fitria

Editor : Bambang




IAIN Pontianak Gelar Pertemuan Ketiga Pendampingan Peserta Kompetisi Karya Tulis Internasional

Pontianak (iainptk.ac.id) – IAIN Pontianak menjadi tuan rumah dalam ajang bergengsi tingkat internasional dalam bidang penulisan artikel penelitian dan artikel ilmiah internasional. Kegiatan ini bertajuk International Student Paper Competition.

Sebagai bentuk dukungan terhadap ajang tersebut, IAIN Pontianak mengadakan pelatihan dan pendampingan kepada mahasiswa yang akan mengikuti kompetisi ini. Kegiatan ini dirancang secara matang oleh Wakil Rektor III Dr. Ismail Ruslan, S.Ag., M.Si., Ketua Pelaksana Dr. Nur Hamzah, M.Pd., serta Kepala Bagian AUAK IAIN Pontianak, Syahrun, S.E., M.M.

Pelatihan berlangsung selama kurang lebih tiga bulan dengan total 12 kali pertemuan bimbingan. Kegiatan dimulai pada hari Jumat, 13 Juni 2025, dan akan berakhir pada Jumat, 12 September 2025. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan mahasiswa IAIN Pontianak dalam mengikuti kompetisi internasional yang diikuti oleh empat negara: Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand.

Melalui program kerja Wakil Rektor III dan Bagian Kemahasiswaan, IAIN Pontianak memberikan peluang sekaligus harapan bagi mahasiswa untuk tidak hanya ikut serta dalam kegiatan ini, tetapi juga meraih prestasi. Kompetisi ini menyediakan 10 kategori lomba dengan total 30 pemenang. Harapannya, mahasiswa IAIN Pontianak dapat meraih hasil terbaik dalam ajang bergengsi ini. Selain itu, keberhasilan ini juga akan memberikan dampak positif terhadap akreditasi program studi dan institusi secara keseluruhan, karena prestasi di tingkat internasional menjadi salah satu indikator penting dalam proses akreditasi serta menjadi catatan sejarah yang membanggakan bagi institusi.

Kegiatan persiapan kali ini diikuti oleh 81 peserta. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan pertemuan pertama dan kedua. Peningkatan jumlah peserta ini menunjukkan kesadaran dan semangat yang tinggi dari mahasiswa dalam mengikuti kompetisi ini. Di sisi lain, terdapat pula mahasiswa yang mengikuti bimbingan secara daring karena sedang menjalani Praktik Kuliah Lapangan (PKL).

Pada pertemuan ketiga ini, terdapat dua narasumber. Materi pertama disampaikan oleh Abdul Aziz, M.A., dan materi kedua disampaikan oleh S. Aripaini, M.A. Kedua narasumber membahas secara mendalam dan komprehensif mengenai teknik menyusun latar belakang masalah dalam karya tulis ilmiah (KTI). Para peserta mengikuti materi dengan serius dan antusias yang luar biasa. Setelah materi disampaikan, banyak pertanyaan yang muncul dari peserta. Hal ini membuktikan bahwa materi yang diberikan tersampaikan dengan baik dan direspons positif oleh para peserta, sehingga diskusi yang terjadi menghasilkan pemahaman yang lebih tajam terhadap arah penyusunan KTI yang baik dan benar.

Penulis: Baharuddin, TGB Kalbar

Editor : Bambang




122 Mahasiswa IAIN Pontianak Terdaftar Ikut Kelas Menulis

Pontianak (iainptk.ac.id) – “Usaha tidak akan menghianati hasil”, pepatah yang bermakna siapapun bekerja keras dan bersungguh-sungguh, atas ridha Allah akan mendapatkan hasil yang sepadan dengan usahanya. Hal ini ditunjukkan oleh ratusan mahasiswa IAIN Pontianak bersemangat dan berdedikasi tinggi mendaftarkan di kelas menulis dan insyaallah akan ikut presentasi ISPC tahun 2025 di IAIN Pontianak.

Saripani salah satu pembimbing kelas menulis persiapan International Student paper Conference (ISPC 2025) mengatakan bahwa ada 122 mahasiswa IAIN Pontianak telah mendaftarkan diri mereka ikut kelas menulis.

Lebih lanjut kegiatan kelas menulis merupakan training bagi calon peserta untuk tampil dalam ajang bergengsi tingkat Internasional, mulai meneliti, menulis, dan presentasi,  bersaing dengan mahasiswa luar negeri seperti Malaysia, Thailan dan Brunei Darussalam.

Ketua Panitia Dr. Nur Hamzah mengatakaan bahwa tidak mudah menghasilkan mahasiswa produktif menulis, perlu ketekunan, kesabaran dan Kerjasama pimpinan, dosen dan mahasiswa. Momentum ISPC merupakan momentum untuk mengukur kemampuan mahasiswa IAIN Pontianak berkompetisi dengan mahasiswa luar negeri khususnya di Asia Tenggara (Malaysia, Thailan dan Brunei Darussalam).

Kami bersama dosen-dosen muda dikomandani Wakil Rektor Bidang kemahasiswaan dan Kerjasama (Dr. Ismail Ruslan) sedang memproses ratusan mahasiswa untuk ikut giat ISPC tahun 2025. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 bulan (sejak Juni-Agustus 2025). Mohon doa seluruh civitas Akademika IAIN Pontianak mahasiswa kita dapat menunjukkan kemampuan mereka di mata dunia. Insyaallah prestasi yang diperoleh dapat mensupport Akreditasi Program Studi (APS) di Lingkungan IAIN Pontianak.




Bakar Semangat dan Tingkatkan Integritas! IAIN Pontianak Gelar Pelatihan “How to Change Your Life in 21 Days” Bersama Kang Naqoy

Pontianak (iainptk.ac.id) – Dengan semangat menuju perubahan besar, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar pelatihan bertajuk “How to Change Your Life in 21 Days” pada Kamis, 26 Juni 2025, di Aula Syekh Abdul Rani Mahmud. Kegiatan ini menjadi momen spesial dalam perjalanan peningkatan kualitas sumber daya manusia di lingkungan kampus.

Diikuti oleh dosen, staf, hingga pejabat, baik secara offline maupun online. Pelatihan ini menghadirkan motivator nasional sekaligus Master Trainer The7Awareness, Nanang Qosim Yusuf (Kang Naqoy). Dengan gaya penyampaian yang membakar semangat, Kang Naqoy mengajak peserta untuk meninggalkan zona malas, membentuk kebiasaan positif secara konsisten selama 21 hari, dan menaklukkan rasa takut dengan keberanian yang lebih besar.


Motivasi, Visi Besar, dan Perubahan Menuju UIN

Rektor IAIN Pontianak, Prof. Dr. H. Syarif, M.Ag., dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya pelatihan semacam ini sebagai titik balik dalam membentuk insan-insan yang unggul dan visioner.

“Bagi orang yang memiliki motivasi, ia tidak akan berhenti pada satu titik. Orang pesimis akan punya banyak alasan untuk tidak bertindak, tetapi orang optimis akan menemukan banyak kesempatan dari satu peluang,” tegasnya.

Rektor juga menekankan bahwa perubahan status menuju UIN Pontianak dan pencapaian predikat Unggul harus dimulai dari semangat internal pegawai yang tinggi dan budaya kerja yang kuat.


Warek II: Ini Tentang Pengabdian, Bukan Sekadar Pekerjaan

Wakil Rektor II, Prof. Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA., menyampaikan apresiasinya atas semangat peserta dan dukungan dari para dermawan yang membuat kegiatan ini terlaksana, meski tanpa menggunakan anggaran institusi.

“Pelatihan ini bukan hanya soal skill, tetapi tentang menyamakan visi dan misi, menumbuhkan rasa memiliki terhadap IAIN Pontianak, serta menyadarkan kita bahwa memajukan kampus ini adalah bagian dari ibadah dan pengabdian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ungkapnya.

Beliau menambahkan, bahwa kesatuan dan kekompakan adalah kunci sukses dalam sinergi internal maupun eksternal menuju transformasi menjadi UIN Pontianak.


Kang Naqoy: ‘Di’ Menjadi ‘Me’—Perjalanan Menuju Istiqomah

Kang Naqoy dalam  salah satu materinya menekankan bahwa perubahan hidup sejati tidak instan, namun dimulai dari membentuk kebiasaan kecil yang konsisten. Beliau juga mengajak peserta untuk merubah kebiasaan dari disapa menjadi menyapa, dari dilayani menjadi melayani.

“Kebiasaan tidak dibentuk dalam sehari. Dibutuhkan 21 hari untuk menjadikan sesuatu sebagai bagian dari diri. Itulah tantangan kita: melawan rasa nyaman, melawan alasan,” ujarnya penuh semangat.

Ia mengajak seluruh peserta untuk menatap masa depan dengan berani, menjadikan keberhasilan masa lalu sebagai bahan bakar, dan meninggalkan mentalitas ‘tidak layak’ atau ‘nanti saja’.

“Orang gagal punya ribuan alasan. Orang sukses punya satu: tidak ada alasan. Dan menuju UIN, hanya ada satu alasan: kita tidak boleh punya alasan,” tegasnya.


Langkah Nyata Menuju Kampus Unggul dan Bermartabat

Pelatihan ini menegaskan bahwa transformasi IAIN Pontianak tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga menyentuh level spiritual, emosional, dan motivasional para pegawai. Momentum ini diharapkan menjadi awal rutinitas pengembangan SDM ke depan, sebagaimana disampaikan oleh Rektor agar menjadi program tahunan atau bagian dari rapat kerja institusi.

Dengan pelatihan ini, IAIN Pontianak menegaskan komitmennya untuk melahirkan SDM yang unggul, ikhlas dalam bekerja, kuat dalam kolaborasi, serta siap mengukir prestasi menuju perubahan besar: IAIN menjadi UIN Pontianak.

Penulis : Aditya

Editor : Bambang




Fakultas Syariah IAIN Pontianak Gelar Pembekalan KKL DSH Bersama Kemenkumham

Pontianak (iainptk.ac.id) – Fakultas Syariah IAIN Pontianak telah melaksanakan kegiatan Pembekalan Kuliah Kerja Lapangan Desa Sadar Hukum (KKL-DSH) pada Rabu, 25 Juni 2025. Kegiatan ini berlangsung sejak pagi hingga siang, bertempat di Gedung Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak, dan diikuti oleh mahasiswa peserta KKL-DSH, dosen pembimbing lapangan (DPL), pamong desa, serta jajaran pejabat dan staf Fakultas Syariah.

KKL-DSH merupakan program pengabdian akademik yang dirancang untuk mendorong keterlibatan mahasiswa dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat desa. Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya mempraktikkan ilmu hukum yang diperoleh di bangku kuliah, tetapi juga turut membina masyarakat dalam membangun budaya hukum yang berkeadilan dan berlandaskan nilai-nilai syariah.

Ketua panitia, Qomaruzzaman, M.H, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaksanaan KKL-DSH ini memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari KKL reguler. “Karena ini program KKL-DSH, mahasiswa ditugaskan untuk mencari dan memilih desa yang belum pernah ditetapkan sebagai Desa Sadar Hukum. Program ini merupakan hasil kerja sama antara IAIN Pontianak dan Kementerian Hukum dan HAM. Desa yang memenuhi kriteria akan diusulkan untuk mendapatkan sertifikat resmi sebagai Desa Sadar Hukum,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Dekan II Fakultas Syariah, Ardiansyah, S.S., M.Hum., dalam arahannya menekankan bahwa KKL-DSH dan KPKKN  merupakan bentuk pengabdian hukum yang menjadi kekhasan Fakultas Syariah. “Seluruh output kegiatan ini harus murni berupa kajian hukum. Ini merupakan kontribusi akademik yang sesuai dengan visi pendirian fakultas kita. Tidak ada fakultas lain yang menggelar KKL berbasis hukum seperti ini,” tegasnya.

Kegiatan pembekalan dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh Dr. Fauziah, M.Pd dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak dan Dini Ardianti, S.H., M.H., dari Kemenkumham.

Penulis : Aditya

Editor : Bambang




Gebyar PAI 2025: Pendidikan Agama Islam sebagai Pilar Utama Membangun Generasi Anti Korupsi

Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) FTIK IAIN Pontianak bersama Himpunan Mahasiswa PAI (HMPS PAI) sukses menggelar kegiatan Gebyar PAI 2025 dengan mengangkat tema “Peran Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Generasi Anti Korupsi”, Senin (16/06) di Aula A. Rani IAIN Pontianak. Acara ini menjadi wadah refleksi dan apresiasi atas pentingnya nilai-nilai kejujuran dan integritas dalam pendidikan agama untuk membentuk generasi masa depan yang bersih dan beretika.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Dekan FTIK IAIN Pontianak yang diwakili oleh Wakil Dekan III, Dr. Syahrani, M.Pd, dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa Pendidikan Agama Islam tidak hanya berperan dalam pembentukan spiritualitas individu, tetapi juga harus mampu menjawab tantangan sosial seperti praktik korupsi yang merusak tatanan bangsa. “Pendidikan agama harus hadir sebagai kekuatan transformatif dalam membangun karakter generasi yang jujur, adil, dan bertanggung jawab,” tegasnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Dekan I Eka Hendry AR, M.Pd, Wakil Dekan II Helva Zurayah, M.Pd, Wakil Dekan III Dr. Syahrani, M.Pd, Kaprodi PAI Putri Handayani Lubis, M.Si, Sekprodi Salim, M.Pd, GKM PAI Abdul Aziz, M.Pd, serta para dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi, yaitu Dr. Syamsul Kurniawan, M.Si, Moh. Hamdan, M.Pd.I, dan Oki Anggara, M.Pd dan Tidak ketinggalan, pengurus HMPS PAI juga menjadi motor penggerak suksesnya acara ini.

Kegiatan ini diisi dengan berbagai rangkaian acara edukatif dan inspiratif, di antaranya pengumuman pemenang Lomba Pamflet Kampanye Anti Korupsi serta Orasi Ilmiah yang disampaikan oleh Wakil Dekan I, Eka Hendry AR, M.Pd. Dalam orasinya, beliau menekankan pentingnya peran aktif mahasiswa dalam menjadi agen perubahan yang mampu membawa semangat anti korupsi ke tengah masyarakat.

Kapordi PAI, Putri Handayani Lubis, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari penguatan integritas akademik dan budaya jujur yang sejak dini ditanamkan melalui kurikulum dan kegiatan ko-kurikuler di lingkungan kampus. “Kita ingin mahasiswa tidak hanya pintar secara intelektual, tetapi juga tangguh secara moral,” ujarnya.

Sementara itu, Abdul Aziz, M.Pd, selaku GKM Prodi PAI menambahkan bahwa Gebyar PAI ini juga menjadi ajang sinergi antara dosen, Mahasiswa,HMPS PAI dan lembaga untuk memperkuat nilai-nilai moderasi dan antikorupsi dalam pendidikan Islam secara lebih konkret.

Gebyar PAI 2025 bukan hanya perayaan, melainkan panggilan moral untuk terus menghidupkan semangat kejujuran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dimulai dari ruang-ruang pendidikan.




IAIN Pontianak Gelar Pembukaan Bimbingan Competition Paper ISPC 2025: Dorong Prestasi Internasional Mahasiswa

Pontianak (iainptk.ac.id) – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak hari ini secara resmi membuka Bimbingan Competition Paper dalam rangka persiapan International Student Paper Conference (ISPC) 2025. Acara pembukaan ini diselenggarakan di Aula Senat Gedung Rektorat Lantai 4 dan dimulai tepat pukul 08.00 WIB pada 13 Juni 2025.

Kegiatan penting ini dihadiri oleh sejumlah pejabat kampus, termasuk Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Kepala Bagian Umum dan Layanan Akademik (ULA), para pembimbing, serta Alumni BUAF angkatan 2020-2024. Pembukaan bimbingan ini merupakan langkah awal IAIN Pontianak dalam mempersiapkan mahasiswanya untuk International Student Paper Conference On Islamic Studies and Social Science.

Pada kesempatan yang sama, Muhammad Syahrun, SE.MM., Kepala Bagian ULA, turut menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Saya kira rasa syukur kita dapat diwujudkan dengan aktivitas yang bermanfaat. Saya mengikuti upaya pimpinan kita bahwa rektor memberikan kesempatan berprestasi kepada mahasiswa itu sudah luar biasa. Apalagi dapat membawa mahasiswa kita dalam prestasi internasional,” ungkapnya.

Kemudian Dr. Ismail Ruslan, M. Si., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Pontianak, dalam sambutannya menjelaskan tujuan utama dari kegiatan ini. “Kegiatan hari ini merupakan persiapan bagi calon peserta dari IAIN Pontianak dalam mengikuti kegiatan ISPC,” ucapnya.

Lebih lanjut, Dr. Ismail Ruslan memaparkan mekanisme bimbingan yang akan diberikan kepada mahasiswa. “Dalam pelaksanaannya, mahasiswa kita akan dibimbing oleh 11 dosen muda dari 5 fakultas dan Pascasarjana IAIN Pontianak. Bimbingan ini dimulai dari hari ini hingga Agustus 2025 mendatang,” tambahnya.

Beliau juga menetapkan target bagi para calon peserta. “Targetnya, akhir Agustus 2025, calon peserta sudah memiliki satu karya tulis untuk ikut dipresentasikan,” tegasnya, menunjukkan komitmen IAIN Pontianak dalam menghasilkan karya ilmiah berkualitas yang siap bersaing di tingkat internasional.

Penulis : Farli
Editor : Bambang




IAIN Pontianak Gelar Rapat Koordinasi Penyusunan Pagu Sementara Tahun Anggaran 2026

Pontianak (iainptk.ac.id) — Dalam rangka memperkuat Tata kelola perencanaan, penyusunan pelaksanaan anggaran 2026 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Kegiatan ini diadakan pada Rabu, 11 Juni 2025 di Ruang Rapat Senat, Lantai IV Gedung Rektorat IAIN Pontianak.

Rapat ini dihadiri oleh para pejabat di lingkungan IAIN Pontianak, termasuk Kepala Biro AUAK, Wakil Rektor Bidang AUPK, para Dekan dan Wakil Dekan II, Direktur dan Wakil Direktur Pascasarjana, para Ketua Lembaga, Kepala Pusat, serta Kepala Bagian Tata Usaha dari masing-masing fakultas dan unit kerja terkait.

Beberapa agenda penting yang dibahas meliputi Sosialisasi Standar Biaya Masukan (SBM) Tahun 2026, Penyampaian Peta Anggaran, Proyeksi Efisiensi Anggaran, serta Strategi Antisipatif melalui Program Prioritas Fakultas dan Program Studi.

Prof. Syarif dalam arahannya menekankan pentingnya partisipasi aktif seluruh pimpinan unit kerja. “Kita adalah pelayan mahasiswa. Maka, keterlibatan kita dalam pembahasan anggaran sangat krusial untuk menjamin kesejahteraan mereka,” tegasnya.

Lebih lanjut, Prof. Syarif menyampaikan beberapa harapan terealisasinya beberapa program, termasuk pendirian Laboratorium Budaya dan Sejarah Kalimantan Barat, serta penguatan fungsi Lembaga Satuan Pengawas Internal (SPI). Ia juga menyoroti pentingnya optimalisasi program yang sempat tertunda akibat efisiensi anggaran di tahun sebelumnya. “Saya berharap program-program prioritas yang tertunda dapat direalisasikan kembali di tahun anggaran 2026,” ujarnya.

Rektor menegaskan, dalam rangka memperkuat Tata kelola perencanaan, penyusunan pelaksanaan anggaran tahun 2026. Oleh karena itu rapat ini menjadi penting demi menjamin peningkatan kualitas layanan terhadap mahasiswa.

Terealisasinya beberapa program ; peningkatan kerjasama dalam bidang riset dan publikasi ilmiah antar Perguruan Tinggi dalam dan luar negeri, mengoptimalkan peluang pengembangan riset melalui kerjasama litbang pemda kab/kota. “Hal ini menjadi Penting bagi IAIN pontianak karena selaras dengan percepatan transformasi menjadi UIN untuk berbenah dalam pengembangan kampus II IAIN Pontianak baik sarana maupun prasarana melalui pembiayaan PHLN dan SBSN tahun 2026,” jelas Prof. Syarif.

Melalui kegiatan ini, IAIN Pontianak menegaskan komitmennya dalam mendukung tata kelola anggaran yang responsif, akuntabel, dan selaras dengan kebijakan Kementerian Agama RI demi peningkatan mutu layanan pendidikan.

Penulis : Abd. Hasan

Editor : Bambang




Sukseskan UM-PTKIN 2025, IAIN Pontianak Siap Jalankan 14 Sesi Ujian

Pontianak (iainptk.ac.id) – Pelaksanaan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) berbasis Sistem Seleksi Elektronik (SSE) resmi dimulai hari ini, Selasa (10/6). Pembukaan ujian dilakukan secara terpusat di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fattah Palembang dan disiarkan secara daring melalui Zoom ke seluruh PTKIN se-Indonesia.

Secara keseluruhan, terdapat 819 peserta yang akan mengikuti ujian di IAIN Pontianak, yang diselenggarakan pada tanggal 10, 11, 12, 14, dan 15 Juni 2025. Setiap hari terdapat tiga sesi, dengan total 14 sesi ujian.

Di IAIN Pontianak, pembukaan diikuti secara daring oleh para pimpinan kampus dan panitia lokal, di antaranya: Dr. Ali Hasmy, M.Si. (Wakil Rektor I / Ketua Panitia Lokal),  Dr. H. Ridwansyah, M.Si. (Kepala Biro AUAK / Wakil Ketua Panitia), M. Syahrun, M.M. (Kabag ULA / Sekretaris) dan Dr. Imron Muttaqin, M.Pd.I. (Kepala PTID / Koordinator Bidang SSE)

Acara ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag., serta Ketua Forum Rektor PTKIN sekaligus Ketua Panitia PMB PTKIN 2025, Prof. Masnun Tahir.

Dalam sambutannya, Prof. Masnun menyampaikan bahwa pelaksanaan UM-PTKIN tahun ini tidak hanya mempertahankan sistem yang sudah berjalan, tetapi juga mengalami peningkatan dari sisi kualitas dan efisiensi.

“SSE yang digunakan kini lebih stabil, efisien, dan mampu menjangkau lebih banyak peserta dengan kendali mutu yang lebih terukur,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa peningkatan ini merupakan bagian dari ikhtiar bersama dalam membangun proses seleksi yang kredibel dan berkeadilan.

“Kita ingin menciptakan sistem seleksi yang memberi ruang kepada semua calon mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya, tanpa batasan wilayah atau fasilitas,” tambahnya.

Dalam sesi interaksi via Zoom, Prof. Suyitno menunjukkan perhatian khusus terhadap aksesibilitas peserta difabel. Ia secara langsung menanyakan jumlah peserta penyandang disabilitas di tiap lokasi serta kesiapan panitia dalam memfasilitasi kebutuhan mereka.

“Ini penting agar tidak ada satu pun calon mahasiswa yang merasa tertinggal dalam proses seleksi ini,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa inklusi menjadi prinsip penting dalam penyelenggaraan UM-PTKIN, dan seluruh PTKIN harus menjamin kenyamanan serta akses yang setara bagi seluruh peserta, termasuk penyandang disabilitas.

Di IAIN Pontianak, Ketua Panitia Lokal, Dr. Ali Hasmy, M.Si., menyampaikan harapan agar seluruh proses ujian berjalan lancar tanpa kendala teknis, dan para peserta dapat mengikuti dengan baik hingga lolos seleksi.

“Bagi yang tidak lolos atau tidak hadir, masih ada kesempatan di jalur Mandiri,” ujarnya.

Senada dengan itu, Dr. H. Ridwansyah, M.Si., selaku Wakil Ketua Panitia, bersyukur pelaksanaan ujian di IAIN Pontianak telah dimulai dan berjalan lancar.

“Kita akan menjalankan kegiatan ini dengan baik, sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku,” ucapnya.

Tahun ini, pelaksanaan UM-PTKIN di IAIN Pontianak juga diikuti oleh tiga peserta tunanetra, yang didampingi panitia untuk membacakan soal. Ini merupakan wujud nyata dari komitmen terhadap aksesibilitas dan kesetaraan bagi seluruh peserta.

Penulis: BEP
Editor: Bambang




SSE UM-PTKIN 2025 Segera Dimulai, Simak Tata Cara Wajib yang Harus Dipatuhi Peserta Ujian!

Jakarta- Sistem Seleksi Elektronik (SSE) Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) 2025 akan segera dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia. Untuk memastikan ujian berjalan dengan lancar dan tertib, panitia pusat UM-PTKIN telah menetapkan sejumlah tata cara, alur dan tata tertib mengikuti SSE yang wajib dipatuhi serta sudah terdapat pada lampiran kartu seluruh peserta.

Koordinator SSE UM PTKIN, Haris Setiaji, dalam cekhing akhir pelaksanaan SSE UM PTKI 2025 kembali mengingatkan bahwa setiap peserta wajib mencetak dan membawa kartu peserta ujian sebagai bukti resmi keikutsertaan dalam UM-PTKIN 2025. Selain itu, peserta juga diwajibkan menonton video tutorial penggunaan aplikasi ujian yang tersedia di laman resmi https://um.ptkin.ac.id pada bagian tutorial.

“Langkah ini penting agar peserta memahami teknis pelaksanaan ujian SSE dan tidak mengalami kendala saat hari pelaksanaan,” ujarnya ketika menjelaskan ke Panitia Lokal, Kamis (05/06/2025).

Haris juga menjelaskan peserta juga harus membawa kartu identitas diri yang sah seperti KTP, paspor, atau kartu identitas lainnya yang mencantumkan nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta foto terbaru. Identitas ini digunakan untuk memastikan bahwa peserta yang hadir adalah benar-benar pemilik kartu ujian.

“Peserta juga dihimbau agar tidak lupa alat tulis berupa pensil harus disiapkan sejak awal karena tetap dibutuhkan dalam pelaksanaan ujian berlangsung,” imbuhnya.

Koordinator SSE menekankan supaya peserta diharapkan hadir di titik lokasi ujian paling lambat 30 menit sebelum ujian dimulai pada setiap sesi yang terjadwal pada kartu perserta. “Waktu kehadiran ini penting untuk proses pengecekan identitas dan penempatan posisi duduk karena peserta diperbolehkan duduk di tempat yang telah ditentukan berdasarkan nomor ujian yang tertera di kartu peserta.”

Panitia melalui Koordinator SSE menyampaika dalam rangka menjaga kesehatan dan kenyamanan bersama, seluruh peserta wajib mengenakan masker dan menjaga jarak fisik (physical distancing) selama ujian berlangsung. “Protokol kesehatan ini tetap diberlakukan sebagai bentuk pencegahan dan perlindungan dari potensi penularan penyakit.”

Terakhir Haris mengatakan, jika selama ujian berlangsung peserta mengalami kendala teknis, mereka dapat segera menghubungi Penanggung Jawab Ruang (PJ-Ruang) atau pengawas IT yang ditunjuk panitia di titik lokasi ujian masing-masing. “Sedangkan jika peserta merasa mengalami perlakuan yang tidak sesuai prosedur atau pelaksanaan ujian tidak berjalan sebagaimana mestinya, mereka dapat mengajukan laporan atau aduan secara langsung melalui laman resmi panitia pusat di https://sapa.ptkin.ac.id.,” terangnya.

Penutup Koordinaor SSE sangat berharap, seluruh perserta bisa mengikuti alur, tata cara maupun tata tertib yang sudah disampaikan dan tertera pada kartu peserta masing-masing. “Ketidaksesuaian atau pelanggaran terhadap tata tertib dapat berakibat pada diskualifikasi atau pembatalan keikutsertaan ujian,” tegasnya.

Ketua Panitia Nasional UM PTKIN 2025, Prof. Masnun, bahwa pelaksanaan UM PTKIN bukan hanya sekadar ujian masuk, tetapi juga gerbang penting menuju pendidikan tinggi keislaman yang lebih baik dan berkualitas. “Oleh karena itu, setiap peserta diharapkan mempersiapkan diri secara maksimal, tidak hanya secara akademik, tetapi juga memahami dan mematuhi seluruh ketentuan yang telah ditetapkan.”

Prof. Masnun juga menyampaikan bahwa seluruh PTKIN siap menyambut calon peserta SSE UM PTKIN 2025. “Untuk itu kedisiplinan dan kesiapan yang matang setiap sesinya, karena kesuksesan bukanlah hal yang mustahil diraih. Semangat berjuang untuk seluruh peserta UM-PTKIN 2025.”