Tahun Kedua Gelar Wisuda Dua Kali

Wisuda2

Untuk kedua kalinya STAIN Pontianak menggelar wisuda sebanyak dua kali dalam setahun, sebelumnya telah dilaksanakan pada tahun 2012 lalu. Gelaran wisudawan dan wisudawati tahap pertama tahun 2013 ini untuk pertama kalinya mewisuda program Pasca Sarjana Stain Pontianak sebanyak 8 orang.

Wisuda2#2Secara lebih rinci ketua panitia wisuda, Drs. H. Sohorman mengatakan wisudawan tahap pertama tahun ini berjumlah 128 mahasiswa. Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berjumlah 85 Orang; Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) ada 15 Orang. Jurusan Syari’ah Program Studi Ekonomi Islam (EI) berjumlah 16 orang. Jurusan Dakwah, Program studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) berjumlah 3 orang dan Program Studi Bimbingan Konseling Islam (BKI) 1 orang.

Dikatakan ketua panitia, dalam wisuda tahun akademik 2013-2014 tahap pertama ini menghasilkan lulusan tercepat dan terbaik untuk masing-masing Prodi dan STAIN Pontianak. Juniansyah dan Nuraini menjadi yang terbaik dan tercepat Pascasajana. Yudi Arpandi terbaik PAI dan Rahban Nur Hadi, memperoleh predikat terbaik Tarbiyah, tercepat PAI dan tercepat Tarbiyah dan tercepat STAIN (3 th 2 bln). sementara Ahmad Rathomi, terbaik PBA, Iskandar tercepat PBA. Samuna Amini terbaik EI, dan tercepat Syariah. Romi Yati, terbaik KPI, terbaik Dakwah dan terbaik STAIN (IPK 3,90). Abdullah Tercepat KPI dan tercepat Dakwah.

Disamping itu juga akan dikukuhkan 4 (empat) orang dosen yang telah menyelesaikan studi jenjang S3 (Doktor) dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, yaitu Dr. H. Yapandi Ramli, M.Pd; Dr.Rianawati, M.Ag; Dr.Hasbullah Diman, MA dan Dr.Istiqomah, M.A.

Wisuda2#3

Pelaksanaan wisuda di rumah adat Melayu Pontianak berlangsung hidmat. Melalui prosesi rapat senat terbuka, secara resmi dibuka oleh Ketua STAIN Pontianak, Dr.H.Hamka Siregar. M.Ag., mewisuda Sarjana S1 tarbiyah, Syari’ah, Dakwah dan pengukuhan Dosen S2/S3 dan tenaga Administrasi S1 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak tahun Akademik 2013/2014.

Dalam pidato terbuka, ketua Stain Pontianak mengucap­kan selamat kepada wisudawan dan wisudawati yang telah berhasil menyelesaikan studinya. Pada kesempatan yang sama, Dr. Hamka Siregar, M.Ag berharap proses alih status STAIN menjadi IAIN Pontianak cepat terlaksana, sampai saat ini proses tersebut sedang tahap ketiga.

Pada tahap pertama Kemenag sudah meloloskan atau memilih lima Stain yang akan beralih status, sedangkan tahap kedua verifikasi di Kemenpan, dan tahap ketiga yakni pembuatan PerPres yang saat ini masih digodok Segneg, ujar Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag menjelaskan.

Ketua Stain Pontianak juga menghimbau kepada wisudawan, agar tidak berhenti belajar dan tentunya kita berharap kegiatan wisuda kali ini menjadi wisuda yang terakhir kalinya yang digelar STAIN Pontianak, dan selanjutnya kita akan beralih status menjadi IAIN Khatulistiwa.




Roadshow Eagle Awards Metro Tv Kedua Kalinya Kunjungi STAIN Pontianak

top image

Eagle Awards Documentary Competition merupakan ajang pencarian sineas muda kreatif dalam pembuatan film dokumenter

Eagle Institute Indonesia dari Metro TV bekerjasama dengan STAIN Pontianak menyelenggarakan sebuah program bertajuk Eagle Awards Documentary Competition (EADC) 2013, yaitu program pelatihan dan pembuatan film dokumenter.

Eagle Award#2Dalam penyelenggaraannya EADC 2013 melakukan roadshow ke berbagai Perguruan Tinggi diseluruh wilayah Indonesia. Kampus STAIN Pontianak dipilih sebagai tujuan roadshow untuk yang kedua kalinya di kota Pontianak. Acara dibuka dengan pengenalan program film documenter Eagle Award. Berikutnya, para peserta akan dilatih tentang pembuatan film dokumenter yang akan dibina langsung oleh tim dari Metro TV.

Pada acara open ceremony (7/5) Dr. Hamka Siregar, M.Ag., ketua STAIN Pontianak dalam kata sambutannya mengatakan, momentum Eagle Awards Documentary Competition 2013 dengan tema harmoni Indonesia sangat relevan dengan masyarakat Kalbar yang berbeda-beda suku dan agama dan dengan perbedaan tersebut tidak menjadi sebuah ancaman dan kekerasan, oleh karena itu pesan-pesan harmoni Indonesia sangat perlu.

Selanjutnya, Dr. Hamka Siregar menegaskan bahwa STAIN Pontianak sangat terbuka dengan hal-hal seperti ini (Roadshow Eagle Award), untuk melahirkan karya ditengah kehidupan harmoni dan kedamaian dan berharap semangat dan tradisi Eagle Award tetap terjaga sampai ke depan.

Pada acara pembukaan, audiens juga disuguhkan Meet the Eagle yakni ajang diskusi interaktif dengan para sutradara dan alumni eagle awards, selanjutnya  nonton bareng Film Eagle Awards berupa pemutaran film terbaik eagle dari tahun 2005-2012. Salah satunya yang paling menonjol adalah pemutaran film dukomenter Gaung Sang Penakluk merupakan finalis tahun 2012 yang berasal dari Kalbar.

Eagle Award#3Selain pemutaran film “Gaung Sang Penakluk” yang disutradari Fransiska Rihardini & Mitchel Silvester Vinco finalis eagle award 2012 asal Kalbar, peserta juga berdiskusi langsung kepada vinco sapaan akrabnya yang juga merupakan alumni Eagle Award pada tahun lalu. Acara tersebut diisi oleh Endah W Sulistianti (Program Manager Eagle Institute Indonesia) yang mengadakan Screening Film & Coaching Clinic.

Pelatihan ini merupakan rangkaian acara dari Eagle Award Roadshow 2013 yang mengangkat tema “Harmoni Indonesia.” Adapun beberapa acara yang dijadwalkan pada Eagle Award Roadshow 2013 ini akan menggelar dua rangkaian acara yaitu Screening Film & Coaching Clinic. Pada hari pertama peserta akan diajak untuk screening film (nonton bareng) dokumenter Eagle Award. Sedangkan hari kedua untuk pelatihan pembuatan (coaching) film dokumenter.

Melalui program Eagle Awards ini, anak-anak muda diajak untuk peduli dan kritis terhadap keadaan disekitar mereka dan menjadikan mereka para sutradara dokumenter Indonesia, dan melalui pemikiran anak-anak muda, Eagle Awards mencoba mengajak masyarakat untuk melihat berbagai potensi bangsa Indonesia yang ada dibalik banyaknya permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan demikian sinergisitas antara Eagle Awards dan anak-anak muda menghasilkan cerita inspiratif dari berbagai sudut pandang yang unik dan tegas.




Unimas Promosikan Studi ke Malaysia

UNIMASDalam lawatan beberapa utusan Univertas Malaysia (UNIMAS) ke STAIN Pontianak yang disambut oleh Dul Hadi selaku puket dua mewakili ketua STAIN Pontianak, untuk melakukan promosi dan sosialisasi UNIMAS untuk memperkenalkan diri kepada mahasiswa Kalbar yang ada di kota Pontianak beberapa program studi yang dapat ditempuh di UNIMAS.

UNIMAS#1Dulhadi, Puket II STAIN Pontianak menyambut baik kehadiran UNIMAS ke kota khatulistiwa untuk melakukan promosi dan sosialisasi dalam memperkenalkan UNIMAS kepada dosen-dosen dan mahasiswa mengenai berberapa program studi yang dapat ditempuh disana. Kami juga berharap dan membuka diri untuk melakukan kerjasama dengan UNIMAS. Ujarnya dalam memberikan sambutan.

Diwakili oleh Rusli Bin Ahmad, dekan pusat kemajuan pelajar Universitas Malaysia (UNIMAS), mengungkapkan tujuan UNIMAS berkunjung ke STAIN Pontianak dan beberapa perguruan tinggi yang ada di kota Pontianak adalah untuk membuka akses membangun jaringan sumber daya mahasiswa yang mantap dan handal baik di Malaysia maupun Indonesia.

Dikatakan Rusli bin Ahmad, pembangun sumber daya bukan hanya akademik yang bagus, akan tetapi mencari mahasiswa-mahasiswa juga jauh lebih penting. Bebepa metode dapat dilakukan antara STAIN dan UNIMAS salah satunya adalah program pertukaran pelajar maupun, program kunjungan (studi banding) mahasiswa ke UNIMAS, pertukaran dosen, ataupun kerjasama penelitian ujarnya.

UNIMAS#2UNIMAS sendiri memiliki 14.000 mahasiswa aktif dan menjadi perguruan tinggi yang ke delapan di Malaysia, banyak menawarkan program beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi. Peluang kerjasama ini sangat besar, UNIMAS dan Pontianak berada pada pulau yang sama, interaksi dan ukhuwah dapat dibangun lebih dekat, tambah Rusli bin ahmad.

Dalam diskusi diiskusi tersebut disampaikan juga begitu banyak program studi yang dapat ditempuh di UNIMAS, biaya yang terjangkau dan berbagai macam beasiswa bagi mahasiswa dan dosen yang ingin melanjutkan studi S1 maupun S2 dan S3.




Tania Romanoff, Tawarkan Kiat Sukses Kuliah di Negeri Paman Sam

taniaBerbagai aktivitas promosi telah dilaksanakan oleh Tania Romanoff, menjabat sebagai Wakil Konsul Kedutaan Besar AS di Jakarta sejak juli 2011. Dia bergabung dengan Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2010 dan sebelum itu bekerja di industri telekomunikasi. Ms Tania Romanoff yang memiliki suami dan tiga anak juga tergabung di EducationUSA di Jakarta, sangat menyukai kesempatan untuk bepergian di seluruh Indonesia dalam rangka promosi pendidikan Amerika.

tania#1EducationUSA adalah jaringan global memiliki lebih dari 450 pusat bimbingan yang didukung oleh Biro Urusan Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Dalam Negeri AS. Biro Urusan Pendidikan dan Kebudayaan (ECA) selalu menumbuhkan sikap saling pengertian dan membangun hubungan baik antara AS dan negara-negara lain dengan mempromosikan hubungan pribadi, profesional, dan institusional antara warga negara serta organisasi swasta di AS dan di luar negeri, dan juga menyajikan sejarah, masyarakat, keragaman seni dan budaya AS ke seluruh warga pendatang. Jutaan calon siswa memperoleh kesempatan studi di AS melalui pusat EducationUSA setiap tahunnya.

Di Indonesia, EducationUSA dioperasikan oleh American Yayasan Efek Indonesia (AMINEF), sebuah yayasan non profit nasional, dan beberapa lembaga tuan rumah memiliki empat pusat EducationUSA di Indonesia: Jakarta, Medan, Surabaya, dan Malang.

Dalam kesempatan promosi EducationUSA ke STAIN Pontianak (19/4), Tania Romanoff berdiskusi dihadapan ratusan mahasiswa di ruang theater UPT STAIN Pontianak. Tania menyebutkan bahwa ini merupakan presentasi tentang pendidikan tinggi di Amerika Serikat, bagaimana perbedaan dan kesamaannya.

Diakui Tania, bagi kami di Dubes US, pendidikan di Indonesia juga penting, karna pendidikan merupakan kunci sukses keberhasilan di bidang ekonomi, dan keamanan di dunia. Oleh sebab itu promosi sering dilakukan di Indonesia dan berbincang-bincang dengan banyak mahasiswa dibeberapa provinsi di Indonesia untuk menawarkan bea siswa ke Amerika dan menawarkan orang Amerika untuk belajar di Indonesia sehingga menjadi hubungan baik Indonesia dan Amerika.

Tania Romanoff mengatakan Kementrian Pendidikan Amerika membuka peluang dan menerima mahasiswa internasional pada perguruan-perguruan tinggi di Amerika. Program studi yang ditawarkan pun cukup beragam mulai bidang sosial, sains, teknologi, budaya, ekonomi dan lain-lain, serta juga prodi keagamaan.

tania#2Menurutnya, lembaga pendidikan di Amerika sangat banyak sekali, mulai dari perguruan tinggi yang besar hingga perguruan tinggi yang kecil yang banyak diterdapat di Negara bagian Amerika. Mahasiswa internasional terbanyak disana adalah dari Cina, juga dari India dan Korea, serta mahasiswa terbanyak disana berasal dari Asia. Sedangkan mahasiswa Indonesia di Amerika kurang lebih sebanyak 7000 mahasiswa yang banyak terdapat di California dan Washington, akan tetapi disemua Negara bagian Amerika ada orang Indonesia.

Untuk pendaftaran masuk kuliah di Amerika biasanya dilakukan pada bulan Juni-Juli dan pada bulan Agustus-September aktivitas kuliah sudah dilaksanakan. Beasiswa yang ditawarkan pun cukup beragam untuk mahasiswa internasional, mulai dari bea siswa 100 persen hingga biaya murah. Nilai untuk masuk disana tidak mesti tinggi, dan biasanya bagi mahasiswa internasional yang masih kurang baik berbahasa inggris dapat mengikuti kursus selama 6 bulan hingga 1 tahun, tambahnya. Pilihan yang paling favorit bagi mahasiswa internasional disana adalah jurusan bisnis, engineering, biologi, dan kimia, politik, dan IT.

Pembaca tertarik untuk kuliah disana, mungkin anda dapat mengunjungi website http://www.educationusa.or.id untuk informasi lebih lanjut.




Promosi Tahun Ini Lebih Intensif

PromosiOleh: Fathan Mun’im, S.Ag.,MA

Informasi tentang pendidikan perguruan tinggi menjadi hal yang sangat penting, terutama bagi pelajar yang telah usai melaksanakan ujian nasional. Keputusan untuk memilih perguruan tinggi mana yang dianggap mampu menghantarkan masa depan yang lebih baik, tentu akan menjadi pertimbang tersendiri.

promosi#1Dilain sisi, sejalan dengan momunten di atas, banyak lembaga perguruan tinggi melakukan promosi ke sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan kampusnya. Penglihatan seperti ini sudah menjadi program wajib tahunan bagi sebuah perguruan tinggi untuk memberikan pertimbangan secara serius dalam memikat calon mahasiswanya, dengan menampilkan apa yang menjadi daya tarik dari kampus tersebut menjelang penerimaan mahasiswa baru.

Dalam pandangan ketua tim promosi STAIN Pontianak, Fathan Munim, S. Ag, MA, mengungkapkan rencana strategis promosi pada tahun ini terlebih dahulu melakukan evaluasi promosi dari tahun-tahun sebelumnya. Setelah mempelajarinya, kami memutuskan untuk melakukan promosi-promosi langsung akan tetapi dengan pendekatan-pendekatan kegiatan.

“Kita tidak berbicara secara langsung mengenai STAIN Pontianak, akan tetapi dengan pendekatan kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa yang ada di kota Pontianak secara langsung dan lebih melakukan dengan pendekatan budaya yang mengandung unsur sosial dan keagamaan. Tujuannya untuk memperkenalkan, STAIN juga peduli dengan nilai-nilai budaya yang sedikit banyak masih mengandung nilai-nilai keislaman” jelas Fathan.

Dengan begitu, lanjutnya. Efeknya terhadap pelajar-pelajar juga tahu realita STAIN Pontianak, tidak hanya melihat dari luar, tetapi juga masuk menjadi bagian dan mereka tahu serta dapat melihat prodi-prodi atau jurusan-jurusan yang ada.

Jadi tambahnya, jika selama ini diketahui STAIN identik atau masih sebatas dengan pendidikan keagamaan, sekarang STAIN sudah punya prodi-prodi yang bisa mengakomodir dunia profesi dengan bekal kompetensi yang dimiliki, seperti; jurnalistik, publisistik, perbankan, keuangan, guru-guru agama dan lain-lain”.

Namun untuk langkah-langkah promosi di luar kota Pontianak, tim promosi melakukan road show silaturrahmi ke sekolah-sekolah yang diisi oleh tim promosi maupun dosen dari prodi masing-masing guna menjelaskan prodi yang ada maupun yang terbaru, serta menjelaskan peluang kerja untuk kedepannya. paparnya lebih detail.

Diakauinya, sistim pelaksanaan promosi pada tahun ini ke daerah-daerah tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi lebih intensif tidak hanya memberikan brosur ulang, tetapi juga mengumpulkan pelajar-pelajar dengan meminta waktu dari pihak sekolah untuk menjelaskan dan sekaligus melakukan dialog kepada siswa secara langsung yang disertai dengan pemutaran film dokumentasi. Sehingga mereka tidak hanya mendengar dengan penjelasan tetapi juga mengetahui gambaran tentang STAIN melalui audio visual.

Selain itu untuk melakukan promosi, tambah dia. Banyak hal juga yang dapat kita dilakukan. Mulai dari menyebarkan brosur, kalender, membuat press release di media massa dan internet serta road show ke sekolah-sekolah. Dari kegiatan promosi tersebut dapat menggugah persepsi pelajar-pelajar tentang STAIN, jika selama ini STAIN Pontianak dipahami terbatas tentang keagamaan, atau prodi-prodi yang ada bernuansakan Islam, tetapi tidak menafikan ilmu pengetahuan umum secara luas.

“Dari sisi prodi saja bisa kita ketahui bersama mulai dari pendidikan tarbiyah, muamalah, ekonomi Islam, bimbingan konseling Islam dan komunikasi penyiaran Islam tetapi mahasiswa juga mempelajari pendidikan secara umum, ekonomi, hukum dan perbankan secara umum, begitu juga konseling dan komunikasi juga secara umum sehingga mempelajari nilai keislaman disini menjadi nilai plus dibanding yang lainnya” ungkapnya meyakinkan.




Akankah Pers Kita Kembali ke Masa Orde Baru?

koranOleh: Acan Mahdi, M.Si
(Dosen Jurusan Dakwah dan Kepala Lab. Fotografi)

Acan MahdiMungkin tidak berlebihan bila John Fitzgerald Kennedy (mantan presiden Amerika Serikat) pada suatu ketika pernah berujah bahwa ia lebih takut kepada seorang wartawan dari pada seribu tentara. Hal serupa juga dilakukan Lenin (mantan diktator Jerman). Gara-gara di bantu kekuatan pers, Lenin mencapai titik puncak gerakan revolusi, kemudian dia berujah, “waspadalah terhadap kekuatan pers, sebab tarikan pena sang kuli tinta itu bisa merakit sederet tulisan sakti.”

Apa yang dikatakan John F. Kennedy dan Lenin di atas memang bagian dari sejarah kehidupan mereka dan bahkan mungkin menjadi halaman tersendiri bagi catatan sejarah perpolitikan dinegaranya masing-masing. Namun demikian, substansi dari apa yang mereka bicarakan tidak akan pernah usang dimakan zaman. Pers dan wartawan akan selalu menjadi momok bagi kalangan tertentu.

Ketakutan-ketakutan yang tidak beralasan terhadap pers dan wartawan dalam konteks kekinian memang masih terjadi, terutama bagi mereka yang memiliki otoritas sosial. Fakta menunjukan bahwa betapa orde baru sangat alergi dengan kebabasan pers. Selanjutnya, perspun diberendel dan digiring dalam wacana yang dikehendaki penguasa. Pers, seakan kepanjangan tangan dari penguasa. Kemudian apa yang terjadi?, perspun mandul, tidak ada keberanian untuk bersuara menentang kebijakan-kebijakan penguasa yang tidak berpihak kepada masyarakat. Wajar saja, karena pers yang berani bersuara lantang siap-siap saja untuk dicabut izin penerbitannya. Apa yang pernah terjadi dengan Tempo dan Gatra, itulah bukti arogansi penguasa orde baru. Dimasa orde baru, SIUP merupakan senjata ampuh penguasa untuk memberendel pers yang dianggapnya lancang.

Koran Indonesia Raya, yang ditutup pemerintah 1974 merupakan sejarah pahit dunia pers kita. Indonesia Raya, kemudian menjadi legenda kepongahan penguasa yang akan selalu mengisi relung hati pegiat pers di tanah air. Koran yang di kenal kritis, anti korupsi, anti penyelewengan itu menghembuskan nafas terakhirnya 15 Januari 1974.

Ketakutan-ketakutan seperti ini tidak hanya ada pada para penguasa. Secara individu, mereka, para pemilik modal juga acap kali menunjukkan kepongahannya kepada pers. Kebebasan pers sering dianggap mengganggu stabilitas dan kemapanan sosial mereka. Al hasilnya, perspun disuguhkan dengan aksi brutal dan premanisme. Dengan kepongahannya, mereka membayar para preman untuk membinasakan pers yang dianggapnya telah mencemarkan nama baik dan mengganggu stabilitas dan kemapanan sosial yang telah mereka capai. Premanisme bermain, perspun kecut. Bak mimpi di siang bolong, alih-alih memberikan hak jawab, perspun diduduki.

Mungkin kita masih ingat, peristiwa pendudukan kantor pusat majalah Tempo tahun 2003. Apa yang terjadi?, masyarakat biasapun yang secara hierarki tidak memiliki posisi struktural di pemerintahan bisa berbuat seenaknya terhadap pers yang dianggapnya lancang. Padahal, undang-undang pers tahun 1999 mengatur tentang mekanisme hak jawab, bagi mereka yang merasa dirugikan oleh pemberitaan pers. Sebobrok apapun opini yang diangkat dalam pemberitaan pers tentang seseorang atau sebuah institusi, bisa diatasi dengan hak jawab. Toh, perspun memberikan kesempatan kepada siapa saja yang ingin memberikan hak jawabnya. Bukan dengan, adu jotos dan premanisme.

Undang-Undang Pers tahun 1999 merupakan produk undang-undang terbaik yang pernah dimiliki pers. Sebuah Undang-Undang yang memberikan ruang gerak dan menjamin kebebasan pers dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga penyiaran publik. Sebuah hadiah yang tidak ternilai harganya bagi pers, setelah sekian lama dikerengkeng oleh penguasa Orde Baru. Mungkin, bahkan kita harus berterima kasih kepada para pejuang reformasi, yang telah berjuang tanpa pamrih membuka pintu pembaharuan di negeri ini dalam segala bidang kehidupan. Karena Undang-Undang Pers tahun 1999 yang memberikan ruang gerak dan menjamin kebebasan pers, merupakan buah dari pohon reformasi yang ditancapkan para pejuang reformasi tahun 1998.

Mungkinkah kebebasan pers sebagai buah dari pohon reformasi ini akan berlangsung lama dan dapat kita nikmati terus-menerus hingga akhir hayat?. Ataukah pers kita akan kembali menjadi pers terpimpin, sebagamana pers yang pernah ada pada masa demokrasi terpimpin? Atau kembali dikerengkeng dan ditarik kemana saja asalkan keinginan penguasa, seperti yang dipraktekkan Orde Baru?

Semua itu bisa saja terjadi. Bahkan sudah diambang pintu maut keterpurukan. Penguasa dengan progresif bahkan sudah menyiapkan draf revisi Undang-Undang Pers tahun 1999, yang kononnya tinggal diajukan ke DPR. Dengan dalih kebebasan pers yang dinilainya sudah lepas kendali dan tidak terkontrol lagi. Alih-alih memberangus pers yang tidak bertanggungjawab dan lepas kontrol dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga penyiaran publik, kebebasan perspun akan direnggut.

Merevisi Undang-Undang Pers tahun 1999 itu artinya pemerintah mempertanyakan kembali ruang gerak dan jaminan kebebasan pers. Jika itu betul-betul terjadi, itu artinya secara periodik pers kita akan memasuki babak baru kehidupannya, tetapi secara substansi berarti kembali kemasa pers terpinpin yang pernah ada pada masa demokrasi terpimpin, atau kembali kepada pers Orde Baru. Dan itu bermakna pers kita kembali terkungkung dan diatur oleh penguasa.

Meski apa yang akan dilakukan penguasa tidak secara gamblang menggambarkan apa yang dikatakan JF. Kennedy dan Lenin. Tetapi tersirat makna bahwa penguasa ketakutan dengan kebebasan yang dimiliki pers selama ini. Dengan merevisi Undang-Undang yang memberikan kebebasan pers, berarti penguasa akan mencabut kebebasan pers, sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Pers tahun 1999, dan itu berarti penguasa akan mencabut kembali kedaulatan rakyat yang diberikannya melalui UU Pers Tahun 1999.




Profil P3M STAIN Pontianak

P3MPusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAIN Pontianak dibentuk bersamaan dengan berdirinya STAIN Pontianak sebagai lembaga yang mandiri, terpisah dari induknya IAIN Syarif Hidayatullah pada tahun 1998. Secara struktural lembaga ini berada di bawah koordinasi langsung Ketua STAIN Pontianak. Posisinya menurut Statuta STAIN Pontianak setara dengan jurusan, dan Pusat Pengembangan Sumber Belajar sebagai unsur pelaksana akademik.

P3M#1Dalam statuta STAIN Pontianak Pasal 31 dijelaskan bahwa: (1) Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat merupakan unsur pelaksana di lingkungan STAIN Pontianak yang menyelenggarakan pendidikan akademik dalam hal penelitian/pengkajian dan pengabdian kepada masyarakat, (2) Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh seorang sekretaris, yang bertanggungjawab kepada ketua, (3) Kepala dan sekretaris Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat diangkat dan diberhentikan oleh ketua STAIN Pontianak setelah mendapat pertimbangan senat, dan (4) Masa jabatan kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak lebih dari dua kali berturut-turut.

Visi dan Misi P3M STAIN Pontianak

Visi P3M STAIN Pontianak yaitu:

  1. Menjadi pusat Research University
  2. Menjadi pusat pelestari khazanah dan budaya lokal.
  3. Menjadi pusat pengembangan pengetahuan dan ekonomi masyarakat pedesaan.

Misi P3M STAIN Pontianak yaitu:

  1. Menjadi Motivator dan Fasilitator penelitian dan publikasi hasil.
  2. Menjadi Motivator dan Fasilitator pelestari khazanah dan budaya lokal.
  3. Menjadi Motivator dan Fasilitator peningkatan pengetahuan dan ekonomi masyarakat pedesaan.

 Program P3M STAIN Pontianak Tahun 2012-2013

Selama 2012-2013, P3M STAIN Pontianak telah melaksanakan berbagai kegiatan baik di bidang penelitian, pengabdian masyarakat, maupun di bidang penerbitan.

1. Bidang Penelitian

  1. Telah menyelesaikan lebih dari 50 judul penelitian yang meliputi bidang pendidikan, keagamaan, dan sosial kemasyarakatan.
  2. Melaksanakan seminar proposal dan seminar hasil penelitian dalam setiap tahun anggaran penelitian kompetitif lembaga.
  3. Kerjasama penelitian dengan dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kubu Raya.
  4. Kerjasama dengan Puslitbang Lektur dan Khazanah Kementerian Agama RI, dalam kegiatan penerjemahan al-Quran ke dalam bahasa Dayak (Kanayatn), Digitalisasi Naskah Klasik, Penelitian Sejarah Kesultanan dan Penulisan 100 tokoh agama.
  5. Memotifasi dan memfasilitasi para dosen untuk berpartisipasi dalam berbagai peluang penelitian dan kerjasama peneliti dengan lembaga atau institusi atau pihak luar STAIN.

2.Bidang Pengabdian Masyarakat

  1. Melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) setiap tahun.
  2. Melaksanakan Program Desa Binaan, dalam bentuk pembinaan pertanian desa, dengan bekrjasama dengan P4S-ACS dan Kementerian Pertanian melalui aspirasi anggota DPRD Kubu Raya.
  3. Melaksanakan Program Madrasah Binaan, dalam bentuk pembinaan SDM guru Madrasah di MINU 2 Pontianak.
  4. Melaksanakan Program Masjid Binaan, dalam bentuk pembinaan SDM dan masyarakat sekitar masjid komunitas muslim muallaf di Desa Tanjung Bunga Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau.
  5. Melaksanakan kegiatan Ihya’ Ramadhan (semarak ramadhan) dalam bentuk buka puasa bersama dengan anak yatim piatu dan dhu’afa, pesantren kilat, penyuluhan dakwah Islam di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pontianak dan Lembaga Pemasyarakatan Dewasa Pontianak.
  6. Menagalihkan program KKL yang biasanya dilaksanakan pada semester 8 akhir kini menjadi semester 6 akhir, dengan konsekuensi 2 kali pelaksanaan KKL pada tahun 2013 dengan hanya satu tahun anggaran.
  7. Bersama-sama mahasiswa KKL melaksanakan kegiatan pembinaan SDM masyarakat di bidang peningkatan dan pengembangan pendidikan, pengetahuan agama, life skill, ekonomi, dan sosial.

3. Bidang Penerbitan

  1. Menerbitkan 5 Jurnal Ilmiah, yaitu al-Nadzari, Albab, at-Turats, al- Mashlahah, dan al-Hikmah.
  2. Bersama STAIN Pontianak Press hingga kini telah menerbitkan buku lebih dari 400 judul buku baik yang ditulis oleh dosen STAIN Pontianak maupun penulis luar, termasuk luar negeri.
  3. Jaringan dan Mitra Kerja

Sejauh ini dalam melaksanakan program kerjanya, P3M STAIN Pontianak mendapatkan dukungan dan mitra kerja dengan berbagai pihak, antara lain: Puslitbang Lektur dan Khazanah Kementerian Agama RI, Pemda Propinsi dan Kabupaten, Kemenag Kalbar, Lembaga Penyuluh Pertanian P4S-ACS, Media Massa dan elektronik Lokal, MUI, Muhammadiyah, Bank Syari’ah Mandiri (BSM).

Penutup

Meskipun P3M STAIN Pontianak dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masih menghadapi beberapa hambatan internal maupun eksternal, tetapi sejauh ini tetap bisa menjalankan tugasnya baik berkat adanya kerjasama dan dukungan berbagai pihak. Langkah ke arah pembangunan networking akan semakin digalakkan untuk menuju kebesaran dan kemandirian lembaga ini ke depan.




Dewan Mahasiswa (DEMA)

Dema 2012Dewan Mahasiswa (DEMA)
STAIN Pontianak Periode 2013/2014

Mahasiswa adalah agen perubahan (agent of change) dan bahkah ada asumsi kuat bahwa untuk menilai kemajuan suatu negara cukup melihat perguruan tingginya, dengan kata lain kampus yang ada di dalamnya. Majunya sebuah perguruan tinggi akan berdampak terhadap negaranya dan masyarakatnya.

Menyadari betapa pentingnya mahasiswa dimata negara, sepatutnya sebagai mahasiswa tidak lagi berfikir apa yang diberikan masyarakat dan negara kepadanya, melainkan berfikir apa yang telah dan akan diberikan kepada masyarakat dan negara.

Apabila negara yang paripurna yang dicita-citakan maka sesungguhnya itu hanya mampu diwujudkan oleh sekelompok individu yang paripurna pula. Bila kampus yang paripurna yang dirindukan maka itu hanya akan diwujudkan oleh sekelompok mahasiswa yang paripurna pula, siapa mereka? Dialah yang menyadari dirinya sebagai “Mahasiswa”.

Berdasarkan surat keputusan Direktur Jenderal pendidikan Islam nomor 1741 tahun 2013, tentang pedoman umum organisasi kemahasiswaan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI), ditetapkan bahwa lembaga eksekutif di tingkat PTAI berubah nama dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menjadi Dewan Mahasiswa (DEMA).

Dewan Mahasiswa (DEMA) adalah organisasi yang berkewajiban untuk melaksanakan ketetapan Senat Mahasiswa (SEMA).

Status dewan mahasiswa adalah:

  1. Organisasi DEMA yang mengkoordinasikan kegiatan kemahasiswaan tingkat PTAI.
  2. Subsistem kelembagaan non-struktural tingkat PTAI.

Fungsinya adalah:

  1. Sebagai pelaksana program organisasi kemahasiswaan.
  2. Sebagai koordinator dan pelaksana kegiatan kemahasiswaan tingkat PTAI.

Melanjutkan kepengurusan BEM STAIN Periode 2012/2013, pada tanggal 25 Mei 2013 Saidina Ali dan Ali Januardi (Ali-Ali) dilantik masing-masing sebagai Presiden Mahasiswa (Presma) dan wakil Presiden Mahasiswa (wapresma) periode 2013/2014 setelah melalui Pemilu Raya Mahasiswa (Pemirama). Dengan demikian periode ini menjadi periode pertama DEMA STAIN Pontianak. Berikut visi dan misi yang diusung pasangan ali-ali:

Visi:

Terbinanya Mahasiswa Akademis, Aktivis, Modernis, Sosialis, Religius.

Misi:

  1. Revitalisasi budaya membaca, menulis dan berdiskusi,
  2. Sinergi gerakan organisasi kampus,
  3. Rekonstruksi budaya kuliah mahasiswa,
  4. Mahasiswa back to masyarakat,
  5. Aktualisasi karakter islami dalam kampus.

Dengan masa bakti satu tahun dan kemampuan yang terbatas tentunya diperlukan sinergitas dengan pikak-pihak terkait dalam mewujudkan kampus seperti yang dicita-citakan. Bagi pihak ingin menghubungi atau mengunjungi DEMA STAIN Pontianak, alamat sekretariat Jl. Letjen Soeprapto No.19 Hp: 085750063214/085750515447.




P3M Optimis Percepatan KKL Terlaksana

KKL P3MKuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah bentuk kegiatan yang memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat yang mungkin tidak ditemukan dikampus, sekaligus sebagai proses pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat yang sedang membangun dan mengetahui keberhasilan dan permasalahan yang di hadapi.

KKL P3M#1.Pada tahun 2013 ini P3M STAIN Pontianak punya rencana tersendiri, yakni melakukan KKL 2 kali guna mendorong percepatan pada tahun berikutnya. Dimana pada KKL sebelumnya dilaksanakan oleh mahasiswa semester 8 maka pada tahun kedepan sudah dilaksanakan mahasiswa semester 6. Untuk itu pada tahun ini pada KKL pertama dilaksanakan oleh mahasiswa semester delapan dan pada KKL kedua pada bulan juni mendatang dilaksanakan mahasiswa semester enam.

Diungkapkan Luqman Hakim, M.Si (3/13) ketua panitia KKL yang juga merupakan wakil kepala P3M STAIN Pontianak, rasionalisasi dari percepatan ini adalah untuk meningkatkan indek prestasi mahasiswa, dan percepatan masa studi. Mahasiswa yang menyelesai studi dapat memproleh predikat Cumlaude tidak hanya memperoleh IPK 3,5 saja, akan tetapi juga dapat menyelesaikan studi maksimal 3,5 tahun.

Disamping itu, diakui juga oleh wakil ketua P3M STAIN Pontianak, bahwa rasio masa studi mahasiswa STAIN hingga akhir 2012 menunjukkan rata masa studi mahasiswa dilakukan sebanyak 11 semester yang seharusnya dapat dilaksanakan 8 semester. Hal ini berpengaruh pada penilaian BAN-PT terhadap akreditasi program studi yang ada di STAIN Pontianak.

Mengenai penetapan pelaksanaan KKL sebanyak 2 kali pada tahun ini, ditambahkan Luqman hakim, M.Si dari pihak P3M STAIN Pontianak sudah membicarakan hal ini pada level pimpinan dan masing-masing ketua jurusan dan ketua program studi, sementara untuk pelaksanaan percepatan ini sudah disepakati bersama.

Dengan percepatan KKL ini, “kami berharap kepada mahasiswa dapat memanfaatkan peluang yang diberikan akademik dan mendorong mahasiswa agar dapat mempercepat masa studinya di STAIN Pontianak” harap Luqman Hakim, M.Si.




Seminar Kearifan Lokal dan Hukum Adat

Seminar Nasional pascaKearifan Lokal dan Hukum Adat
Dalam Meningkatkan Tertib Hukum di Masyarakat

Kerjasama Antara Program Pascasarjana (PPs) STAIN Pontianak dengan Polda Kalimantan Barat yang dilaksanakan di Hotel Mahkota Pontianak

Digelarnya seminar “Kearifan Lokal dan Hukum Adat dalam Meningkatkan Tertib Hukum di Masyarakat” 20/3/2013 memiliki tujuan agar dapat melahirkan solusi penanganan konflik sosial. Ada tiga kunci dari seminar ini, (1) Kearifan lokal; (2) Hukum adat; dan (3) Meningkatnya tertib hukum di masyarakat. Disebutkan kearifan lokal, karena berbentuk tata aturan, norma, konsensus masyarakat secara turun-temurun, karena itu menurutnya fungsi hukum adat tidak boleh dipandang sebelah mata, karena jika hukum adat tidak diterapkan secara tepat, maka yang terjadi justru adalah kontraproduktif, papar Dr. H. Haitami Salim, M.Ag selaku moderator mengantar pembicaraan nara sumber.

Seminar Nasional pasca#1Drs. Anton Setiadi, SH., MH., Inspektur Jenderal Polisi sebagai pembicara mengungkapkan, bahwa penggunaan hukum adat sesungguhnya bisa ditelusuri sejak dulu. Lokal wisdom sendiri adalah gagasan atau pandangan setempat yang bernilai baik dan ditaati masyarakat.

Dia menegaskan bahwa hukum adat juga berhubungan dengan hal-hal yang nyata seperti jual beli, dan lain-lain. Bahkan penjajah Belanda ketika itu, misalnya Snouck Hugronje mengenalkan hukum adat sebagai nilai-nilai hukum yang tidak tertulis, namun ada di masyarakat sebagai kebiasaan. Dengan demikian hukum adat adalah ciri dari bangsa Indonesia yang mengenal hukum-hukum peninggalan atau warisan penjajah (kolonial).

Sementara, menurut Anton Setiadi, pembicara kedua. Negara Indonesia didirikan untuk mewujudkan pokok-pokok pikiran yaitu berdasarkan Ketuhanan YME, atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, bentuk negara persatuan, serta mewujudkan keadilan sosial. Karena itu timbulnya fenomena problematika hukum yang dihadapi adalah alasan pentingnya pengkajian hukum secara terus-menerus. Jadi untuk mencegah terjadinya kesenjangan hukum, maka tawaran kembali ke hukum adat merupakan tawaran yang logis. Hukum adat adalah hukum Indonesia dan hukum Indonesia adalah hukum adat.

Menanggapi pembicara sebelumnya, Yusril Ihza Mahendra hadir sebagai narasumber dalam seminar itu berpendapat bahwa founding father kita sesungguhnya telah sependapat bahwa negara kita adalah negara hukum. Ada beberapa jenis hukum yang berlaku di negara kita yang dapat disebut, antara lain hukum adat, hukum Islam, hukum warisan kolonial sepanjang diterima masyarakat kita, dan konferensi-konferensi internasional yang diterima oleh masyarakat.

Timbul pertanyaan, bagaimana kita membangun filosofi hukum tersebut? Imbuh Yusril. Dikatakannya lebih lanjut, dalam prosesnya pembentukan hukum harus melalui mekanisme legislasi hukum. Hukum agamapun sedikit banyak dapat mempengaruhi hukum nasional. Demikian pula hukum adat.

Seminar Nasional pasca#2“Di bidang hukum publik idealnya hanya satu hukum berlaku untuk semua. Contoh UU lalu lintas yang menyeragamkan. Karena tidak mungkin dalam UU lalu lintas, satu suku berjalan atau berkendara sebelah kiri dan suku yang lain berjalan atau berkendara di sebelah kanan. Aturan berjalan atau berkendara di sebelah kiri atau kanan misalnya sesungguhnya diwarisi dari hukum kolonial. Jadi hukum nasional tidak masalah jika memang harus mengadopsi hukum agama, hukum adat, bahkan mungkin saja hukum yang telah diwariskan oleh penjajah pada kita” papar Yusril Ihza Mahendra menjelaskan.

Diakui Yusril Ihza Mahendra, bahwa hukum adat dapat diformulasikan atau dapat pula dirujuk oleh hukum nasional. Karena itu hukum adat dapat ditransform ke hukum nasional atau menjadi Perda. Pengalaman dari Aceh dan Papua mengisyaratkan bahwa hukum adat dapat menjadi solusi sejumlah konflik di masyarakat. Pengalaman ini dapat dijadikan teladan.

Pembicara selanjutnya, Prof. Dr. YC. Tambun Anyang, SH mengungkapkan bahwa negara kita sebagai negara hukum, sementara keadaan bangsa kita yang terdiri dari beragam etnis, yang masing-masing mempunyai hukum adat. Hukum adat merupakan aspek kebudayaan, tidak statis, melainkan dinamis, berubah sesuai kebutuhan hukum dari masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Faktor internal dan eksternal dapat saja menjadi faktor pendukung terjadinya perubahan.

Dalam seminar nasioanal ini, selain banyak menghadirkan pembicara yang berkompeten dibidangnya, juga diikuti dengan antusias oleh peserta yang hadir dari acara demi acara hingga berakhirnya.