Hamka Melantik 72 Pejabat Kampus IAIN

pelantikan

Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Drs H Hamka Siregar dijadwalkan melantik 72 pejabat di lingkungan IAIN Pontianak periode 2014-2018 di Gedung Rektorat Lantai 4 IAIN Pontianak, Senin (26/5/2014) pukul 08.00 WIB.

Adapun pejabat IAIN yang dilantik, di antaranya Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan, Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, Kepala Lembaga dan Pejabat Struktural.

Namun, hingga pukul 09.13 WIB, proses pelantikan belum juga dimulai. Terlihat panitia sedang mempersiapkan proses pelantikan.

Seperti diketahui Drs H Hamka Siregar yang sebelumnya adalah Ketua STAIN Pontianak, dilantik menjadi Rektor IAIN Pontianak oleh Menteri Agama Suryadharman Ali di Jakarta, Rabu, 30 April 2014 lalu.

Sumber: http://pontianak.tribunnews.com/2014/05/26/hamka-melantik-72-pejabat-kampus-iain




STAIN Pontianak Resmi Menjadi IAIN Pontianak

Persemian IAIN

Pontianak (Pinmas) —- Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak resmi menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Peresmian dilakukan Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar di Kampus IAIN Pontianak yang ditandai dengan pemukulan rebana, Selasa (01/04).

Hadir dalam acara tersebut Dirjen Pendis Nur Syam, Sesditjen Pendis Kamaruddin Amin, Direktur Diktis Dede Rosyada, Kapuslitbang Lektur dan Khazanah Choirul Fuad Yusuf,  Pejabat Pemda Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Kakanwil Kemenag Kalbar, sejumlah pimpinan PTAIN, tokoh agama dan  masyarakat serta civitas akademik IAIN Pontianak.

Wamenag mengatakan, momentum hari  perubahan ini merupakan hari yang paling bersejarah tidak hanya bagi masyarakat Kalbar tapi bagi negara Indonesia. Saat ini sudah ada 17 IAIN di seluruh Indonesia. Perubahan status ini mengandung  konsekwensi yang sangat dalam, bahwa tidak hanya perubahan simbolik dari STAIN ke IAIN.

Wamenag mengilustrasikan bahwa perubahan ini perubahan dari sebuah kolam kecil menjadi danau besar dan menjadi samudra di masa mendatang.“Jadi tidak hanya statusnya yang berubah tapi harus diringi dengan perubahan sikap mental civitas akademiknya,” tutur Wamenag.

Wamenag menandaskan bahwa perubahan ini sangat  tepat seiring  dengan tantangan yang sudah hadir di sekitar kita. Tantangan itu di antaranya menggejalanya sejumlah isme yang harus mendapat perhatian dan  jadi fokus seluruh pemikir.

Tantangan tersebut yaitu, meruwahnya radikalisme yang tidak sejalan dengan semangat NKRI, terorisme dan ekslufisme yang harus dikikis dengan pendekatan iklusivisme. Liberalisme dalam berbagai bidang juga harus jadi perhatian, termasuk hedonisme kehidupan.

Wamenag juga mengkritisi mewabahnya pragmatisme. Menurutnya, apa jadinya bila masyarakat hanya mau berfikir standar dan tidak mau jlimet. Tantangan lain adalah meningkatnya konsumerisme. PTAN  harus mampu memberikan jawaban atas suguhan iklan yang mendorong meningkatnya konsumerisme masyarakat, termasuk sinkretisme yang tidak sejalan dengan upaya pertumbuhan ekonomi yang diridhai Tuhan.

Problem lain yang menjadi catatan Wamenag adalah tren nasionalisme sempit. Baginya, nasionalisme harus terbuka yang diakomodasi oleh UUD.  “Masih banyak persoalan masyarakat yang menjadi tanggung jawab kita. Insya Allah kehadiran IAIN ini mampu mendampingi dan menjadi solusi masyarakat saat ini,” terang Wamenag.

Nasaruddin kembali menandaskan bahwa PTAN yang paling penting tidak hanya statusnya yang berubah. Tapi bagaimana menciptakan konsep baru. “Jangan kalah oleh IAIN yang sudah mendahului. Dalam umur boleh muda, kualitas tidak boleh kalah,” kata Wamenag.

Nasaruddin Umar memaparkan harapannya agar PTAIN harus berkembang menjadi universitas riset. Menurutnya, saat ini ciri Perguruan Tinggi (PT) kita didominasi model Teaching University. Dalam model ini, PT lebih bertujuan pada proses knowledge transfer, sama seperti sekolah menengah.

Dari segi metode, PT seperti ini juga masih one way, strategi yang digunakan masih linear. “Sudah saatnya berubah, paling tidak dikombinasikan menjadi universitas riset. Tujuannya menciptakan pengetahuan baru melalui riset mendalam. Ini harus dipersiapkan,” kata Wamenag.

Pengembangan UIN selanjutnya  adalah menjadi interpreneur university yang bertujuan menciptakan inovasi, menciptakan produk yang dikonsumsi global. Kaitanya dengan keberadaan sejumlah UIN, menurut Nasaruddin menjadi ada jendela untuk mengadopsi interpeneur universty. “Jadi  tidak boleh ada alumni yang menganggur,” ujar Wamenag.

Wamenag menantang, jika seluruh persyaratan untuk menjadi Universitas Islam Negeri (UIN), Kemenag tidak boleh menunda untuk menjdikan UIN. Wamenag berharap seluruh IAIN menjadi UIN. Jika pemerintah daerah dan stakeholders bahu membahu menatap bersama,  IAIN Pontianak memenuhi syarat untuk dikembangkan menjadi UIN.

“Kita tidak lagi hidup dalam kolam kecil, tapi dalam danau luas. Sehingga bisa mencapai prestasi terbaik di masa mendatang. Tingkatkan mutu dan kinerjanya, termasuk konsentrasi dan pola pikirnya,” ujar Wamenag.

Dalam sambutannya Gubernur Kalbar menyampaikan bahwa  hadirnya IAIN Pontianak menjadi kebanggaan masyakat Kalbar dan akan menghasilkan indeks positif bagi masyarakat Kalbar, khususnya di bidang pendidikan. Menurut Gubernur, IAIN Pontianak diharapkan mampu melahirkan lulusan terbaik dan berkontribusi bagi pemerintah daerah khususnya dalam bidang pendidikan.

Menanggapi pertanyaan sejumlah wartawan tentang tidak dilantiknya rektor IAIN berbarengan dengan peresmian IAIN. Dirjen Pendis Nur Syam mengatakan bahwa peresmian IAIN tidak mesti dibarengi dengan pelantikan rektor IAIN. “Tidak ada hal yang krusial terkait dengan tidak dilantiknya rektor saat peresmian IAIN Pontianak,” ujar Nur Syam.

Dalam kesempatan tersebut, Wamenag juga melaunching draft Al-Quran terjemahan bahasa Dayak Kanayan dan melakukan kunjungan ke pondok pesantren Darul Ulum, Pontianak.  (dm/mkd)

Sumber: http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=183506




STAIN Pontianak Peringkat 8 Nasional, Ketua STAIN Berikan Bonus

PIONIR

PIONIR VI (Pekan Ilmiah, olahraga, Seni dan riset) yang berlangsung di IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang dilaksanakan 19-24 Agustus 2013 telah berlalu. Kegiatan yang dibuka langsung oleh Menteri Agama, Suryadharma Ali dan diikuti sebanyak 53 PTAIN se-Indonesia, sebanyak 2500 mahasiswa yang bersaing dalam ajang tersebut. Namun STAIN Pontianak masih dalam euphoria kemenangan.

STAIN Pontianak yang mengirim kontingen yang paling kecil yakni sebanyak 20 mahasiswa untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut. Keseluruhan perlombaan dan pertandingan ada sebanyak 16 cabang, akan tetapi STAIN Pontianak hanya mengikuti sebanyak 10 cabang.

Dihadapan 700an mahasiswa baru dan dosen yang hadir dalam acara pembukaan OPAK Mahasiswa baru. Ketua STAIN Pontianak Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, didampingi Pembantu Ketua III Dr. H. Hermansyah, M.Ag yang juga merupakan ketua Kontingen memberikan penghargaan berupa piagam dan bonus uang tunai yang tidak disebutkan jumlahnya kepada semua peserta dan kepada mahasiswa yang berhasil meraih medali pada ajang tersebut.

“Jika dibandingkan dengan mahasiswa lain, dari IAIN, UIN, dan STAIN yang lain. Alhamdulillah berkat kerja keras, latihan adik-adik mahasiswa, dan doa dari kawan-kawan kita berhasil memperoleh rangking ke 8 se-Indonesia. Sebagai bentuk apresiasi dari lembaga Bapak Pimpinan IAIN memberikan piagam dan bonus kepada semua peserta PIONIR, papar Dr. H. Hermansyah, M.Ag ketika memberikan sambutan dan acara penyerahan piagam dan bonus dari Ketua STAIN Pontianak.

Dr. H. Hermansyah, M.Ag menyebutkan cabang-cabang yang diikuti STAIN Pontianak diantaranya, bulu tangkis, tenis meja, tahfiz Qur’an, MTQ, Kaligrafi, debat dalam bahasa arab, dan inggris, panjat tebing, catur dan Karya tulis ilmiah.

PIONIR#2“Alhamdulillah, dengan jumlah kontingen dan mengikuti cabang yang paling kecil, mahasiswa STAIN Pontianak berhasil membuktikan diri dengan prestasi yang diraih. Mereka berhasil memperoleh peringkat 8 Nasional dan merupakan satu-satunya STAIN yang berhasil meraih atau masuk dalam 10 besar nasional”.

Medali emas diperoleh dari cabang tenis meja ganda putra melalui pasanagan Syarif Idrus dan Tria Umbara dan bulutangkis tunggal putri yang diwakili oleh Indriani. Sedangkan medali perunggu juga diperoleh dari cabang tenis meja tunggal putra dengan peseta Syarif Idrus. Selain emas dan perunggu, Laila Astuti meraih juara harapan 3 dari bidang khat atau kaligrafi, Bukhari juga meraih juara harapan 1 dan harapan tiga pada cabang catur.

Dr. Hermansyah, M.Ag, menyebutkan kemungkinan ditahun depan akan ada lagi PIONIR, hal ini karena Bapak Menteri Agama RI sangat menyenangi kegiatan tersebut rencananya akan dilaksanakan setiap tahun yang semula dilaksanakan 2 tahun sekali, dan untuk tahun depan rencananya dilakanakan di UIN Malang.




Beasiswa Prestasi Akademik Bank Indonesia

Bank Indonesia

Bank Indonesia melalui Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Barat, Hilman Tisnawan pada tahun ini memberikan dana beasiswa kepada 40 mahasiswa IAIN Pontianak dan 40 mahasiswa Universitas Tanjungpura. Ini merupakan tahun kedua yang diberikan BI kepada mahasiswa IAIN Pontianak dan tahun ke 6 untuk mahasiswa Universitas Tanjungpura. Masing-masing mahasiswa diberikan sebesar 250 ribu rupiah setiap bulannya.

Bank Indonesia#2Program beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa kurang mampu yang memiliki prestasi akademik dan memasuki semester 6. Agenda penyerahan beasiswa secara simbolik kepada kedua perguruan tinggi negeri yakni IAIN Pontianak, dan Universitas Tanjungpura berlangsung di kantor Perwakilan BI Kalbar sekaligus penandatangan MOU dihadapan mahasiswa penerima beasiswa. Dalam acara tersebut hadir Dr. Waskita selaku Purek III Universitas Tanjungpura. Dr. H. Hamka Siregar, M. Ag Rektor IAIN Pontianak, didampingi Wakil Rektor III Dr. Hermansyah, M.Ag.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Bapak Hilman Tisnawan mengatakan kita dan adik-adik mahasiswa tidak boleh, tidak mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi dilapangan. Adik-adik mahasiswa calon pemimpin masa depan harus memulai dari sekarang.

Bank Indonesia#3Mengutip wawancara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar di www.antaranews.com, Hilman Tisnawan mengatakan pemberian beasiswa ini merupakan bentuk kepedulian Bank Indonesia kepada mahasiswa dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi tetapi memiliki prestasi akademik di kampus masing-masing.

Dijelaskannya, selain bentuk kepedulian, pemberian beasiswa ini juga untuk memotivasi mahasiswa agar menjadi suatu kebanggaan dan lebih giat lagi belajar. Dia mengharapkan pula mahasiswa mampu mengubah pola berpikir mahasiswa dengan tidak selalu berorientasi untuk menjadi pegawai.

“Mereka harus menjadi mahasiswa yang tidak “membebani” Negara. Bank Indonesia mendorong mahasiswa selain menerima beasiswa, mahasiswa juga disedia wadah untuk berkreasi yakni GENBI (Generasi Baru Indonesia). Kegiatan-kegiatan di dalamnya didukung oleh BI.

STAIN Pontianak melalui Ketuanya Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag mengatakan, ini merupakan salah satu perhatian BI kepada dunia pendidikan, ia berharap program beasiswa yang diberikan BI dapat terus berjalan setiap tahunnya. Sehingga mahasiswa dapat merasakan program-program dan komitmen pemerintah terhadap pembangunan sumber daya manusia, bukan hanya pembangunan fisiknya saja.




Remunerasi antara Harapan dan Kenyataan…?

suhaimi

Oleh : Suhaimi, S. Ag., M. Pd (Kepala Unit Perencanaan STAIN Pontianak)

Issue remunerasi di instansi pemerintah sampai saat ini masih menjadi berita yang hangat untuk dibicarakan khususnya dikalangan pegawai administrasi dan struktural, meskipun sebagian besar Kementerian/lembaga, telah diberlakukan remunerasi dengan passing grade yang bermacam-macam, akan tetapi lain halnya dengan Kementerian Agama yang sampai saat ini belum dapat diberlakukan remunerasi dengan berbagai macam alasan. Salah satu alasannya adalah hasil penilaian audit kinerja Kementerian Agama yang masih dibawah standar.

Sesungguhnya remunerasi bukanlah bagian utama dari Reformasi Birokrasi, karena tujuan dari Reformasi Birokrasi adalah perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan instansi pemerintah serta perbaikan kinerja. Akan tetapi bagi para pegawai Negeri Sipil (baca : pegawai administrasi dan struktural) hal ini yang ditunggu-tunggu karena remunerasi merupakan salah satu program untuk memperbaiki kesejahteraan para PNS ini, setidaknya menghilangkan kesenjangan dengan tenaga fungsional (baca : Dosen, Guru dan Pengawas).

Program Remunerasi PNS ini sudah dimulai sejak tahun 2007 dimana Kementerian Keuangan menjadi Instansi pertama yang menikmati remunerasi dengan passing grade 100%, dan menjadi Pilot Project.  Pemberlakuan remunerasi terhadap Kementerian Keuangan ini, justru menimbulkan reaksi negatif bagi kementerian lain yang belum mendapatkan remunerasi, sebagai sesama abdi negara semestinya mendapatkan perlakukan yang sama. Oleh karena itu hal ini semacam ini perlu mendapatkan penjelasan secara lebih detail, sehingga tidak menimbulkan persepsi yang berlebihan.

Untuk memperoleh gambaran Progres Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga yang diusulkan menerima tunjangan kinerja Tahun 2013-2014 maupun K/L yang belum, perlu diuraikan secara kronologis. Sebelumnya penting dimengerti proses pengajuan usulan reformasi birokrasi untuk mengetahui sejauh mana usulan tersebut disetujui:

  1. Kementerian/Lembaga mengajukan Dokumen Usulan dan road map Reformasi Birokrasi Kepada Kemenpan dan RB.
  2. Kemenpan RB melakukan penilaian kesiapan program Reformasi Birokrasi :
  3. Penilaian dokumen usulan K/L
  4. Penilaian dokumen Road Map dan Quick Wins
  5. Pengecekan kelengkapan lampiran dokumen usulan dan road map, dan
  6. Verifikasi lapangan

Ada 3 (tiga) aspek pertama penilaian dilakukan dengan Desk Analysis pada kelengkapan dan kualitas isi, baru kemudian dilakukan langkah selanjutnya yaitu verikasi lapangan.

Verifikasi lapangan bisa dilakukan jika penilaian dokuman maupun kelengkapan sudah memenuhi syarat. Pelaksanaan verifikasi lapangan melalui metode wawancara dan observasi dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi dan pemahaman reformasi birokrasi  di K/L tersebut.

Tahun 2012 hampir semua K/L sudah mengajukan usulan reformasi birokrasi tepatnya ada tambahan 22 K/L yang sedang diproses. Ke-22 K/L tersebut adalah:

Kemenag, KemenSDM, BSN, Badan Informasi Geospasial, Kemensos, Basarnas, Setjen Ombudsman, Setjen DPD, Setjen KY, BNPB, BPN, Kemenkominfo, BMKG, Bakorkamla, BNP2TKI, Kemen PDT, Perpusnas, BIN, Setjen DPR, Kemenkop UKM, Setjen MPR, dan Setjen Komnas Ham

Selama tahun 2012 Kemenpan melakukan penilaian terhadap semua usulan reformasi birokrasi berdasarkan syarat dan parameter yang sudah ditentukan. Terhadap usulan RB yang sudah lengkap, periode pelaksanaan verifikasi lapangan dilakukan bulan Agustus – Oktober 2012.

Hasil penilaian kemudian diajukan kepada Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional (KPRBN), berikut hasilnya:aftar 10 K/L Lolos Passing Grade Diusulkan Menerima Tunjangan Kinerja tahun 2014:Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Badan Standarisasi Nasional, Badan Informasi Geospasial, Kementerian Sosial, Badan SAR Nasional, Setjen Ombudsman, Setjen DPD, Setjen KY, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Daftar nama-nama Kementerian diatas hasil penilaian yang dilakukan oleh Kementerian PAN pada tanggal 21 Juni 2013 yang lalu, tentu saja kita berharap ada upaya perbaikan yang dilakukan Kementerian Agama untuk supaya remunerasi dapat dilakukan pada tahun 2014. Sebagai ilustrasi berikut hasil perhitungan remunerasi STAIN Pontianak dengan passing grade 60%.

PROYEKSI GRADING
27. STAIN PONTIANAK
No Peringkat Es I Es II Es III Es IV JFT JFU Jumlah Tarif 60% 60%

(1 Bulan) 117——-27.577.500-216——-24.405.000-315——-18.075.000-414——-15.997.500-513——-14.160.000-612–1—19.277.5009.277.500711——-7.770.000-810——-7.020.000-99—2–25.197.50010.395.000108——-4.522.500-117—–443.930.00015.720.000126—–54543.277.500176.985.000135—–17172.482.50042.202.500144——-2.107.500-153——-1.740.000-162——-1.365.000-171——-1.172.250-  –12-7578150.077.250254.580.000        SETAHUN  3.054.960.000

Harapan untuk terealisasinya remunerasi sangat besar. Oleh karena itu harapan untuk terjadi perbaikan kinerja dengan ukuran penilaian yaitu disiplin, tugas (Job Discription) dan hasil pekerjaan yang dapat diukur juga menjadi tuntutan yang harus dipenuhi ketika remunerasi diberlakukan. Sudah siapkah kita…? Allahu a’lam bi shawab…




Kurikulum 2013 dalam Paradoks

Peserta Seminar Nasional yang diselenggarakan PPMP STAIN Pontianak membludak dari perkiraan semula, seperti diungkapkan ketua Panitia Rasiam, MA yang memasang target peserta hanya 200 orang. Sehari sebelum acara dimulai panitia terpaksa membatasinya. Namun hal tersebut tidak sepenuhnya berlaku hingga regestrasi sebelum acara dumulai keseluruhan peserta mencapai 319 orang.

Kegiatan Seminar Nasional bagi guru agama Islam se-Kalbar mengundang perhatian para guru-guru. Awalnya kegiatan ini hanya bertujuan STAIN Pontianak ingin memberikan kontribusikan kepada alumninya yang menjadi guru PAI, namun juga hadir diacara tersebut guru-guru dari sekolah-sekolah umum. Kegiatan tersebut menargetkan peserta dapat memahami konsep kurikulum tahun 2013.

Diungkapkan Eka Hendry AR, M.Si “sebagaimana diketahui PPMP STAIN Pontianak merupakan pelaksana dari kegiatan ini dan merupakan salah satu unit pelaksana teknis yang tugasnya mengawal, melahirkan produk-produk berkenaan dengan menjaga mutu penyelenggaraan pendidikan di STAIN Pontianak, baik mutu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat”.

Diakuinya, di PPMP STAIN Pontianak ada konsep bagaimana mendorong budaya mutu, nah untuk itu tidak bisa bekerja sendiri, maka PPMP selalu melibatkan seluruh civitas akademika STAIN Pontianak untuk mendorong budaya mutu. Oleh karena itu beberapa kegiatan di PPMP banyak melibatkan unit-unit, karena kesadaran mutu tidak mungkin dipikirkan sendiri.

Selain memberikan kontribusi secara internal, PPMP STAIN Pontianak juga ingin memberikan kontribusi yang dirasakan di tengah masyarakat. Salah satunya terkait dengan rencana implementasi kurikulum tahun 2013. STAIN Pontianak punya tanggung jawab karena merupakan salah satu kampus yang mencetak calon-calon guru, jadi jika tidak siap nanti lulusannya tidak siap mengikuti perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi, papar ketua PPMP STAIN Pontianak.

Kepala PPMP juga menilai, begitu banyak produk kurikulum yang ada, semuanya dalam konteks penyempurnaan. Namun demikian masih banyak terdapat polemik didalamnya, tidak terkecuali kurikulum 2013. Dirinya memandang kurikulum 2013 belum menjadi suatu kesadaran dari bawah ketika berhadapan dengan realita. itu lebih sebagai sebuah produk karena “tekanan politik”, sehingga perlu dikaji lebih mendalam.

seminar#3Menurutnya, terlepas dari itu semua, kurikulum 2013 merupakan suatu produk yang tidak bisa ditolak karena tuntutan perubahan pasti akan terjadi. Oleh karenanya perubahan ini harus diapresiasi dalam bentuk mengkritisinya. Seminar ini merupakan suatu kesempatan bagi para guru-guru, berdasarkan pengalaman-pengalaman di lapangan barangkali bisa membantu memberikan masukan kepada pembuat kebijakan dalam rangka penyempurnaan draff kurikulum 2013 ini.

Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini, Ir. Zulfadli, komisi X DPR RI menangani bidang pendidikan, Drs. H. Soedarto, selaku pakar pendidikan Kalbar, dan Dr. H. Moh. Haitami Salim, M.ag sebagai Direktur Pasca Sarjana Pendidikan Agama Islam STAIN Pontianak. Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Ketua STAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag.




Unit Perencanaan STAIN Pontianak

 perencanaan#4

Unit Perencanaan secara struktur organisasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak dibawah garis instruksi dan koordinasi Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian. Oleh karena itu tugas yang dilakukan tentu berkaitan dengan mekanisme pengajuan dan penyusunan anggaran dilingkungan STAIN Pontianak.

Sehubungan dengan tugas tersebut unit perencanaan saat ini sedang melakukan pembenahan dan perbaikan berkaitan dengan pengajuan dan penyusunan anggaran kegiatan dan program, agar kedepan harapannya anggaran yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) benar-benar menjadi kebutuhan riil dimasing-masing Jurusan, Program Studi dan Unit-unit Penunjang yang ada. Berikut wawancara Buletin Suluh bersama Kepala Unit Perencanaan, Suhaim, S. Ag., M. Pd.

Tugas Unit Perencanaan STAIN Pontianak adalah merencanakan hal-hal yang berkaitan:

Belanja Pegawai yaitu gaji, tunjangan, uang makan, vakasi, dll; sumber pembiayaan berasal dari APBN (Rupiah Murni)

Belanja Operasional yaitu keperluan sehari-hari kantor, perawatan dan pemeliharaan gedung dan bangunan, perawatan dan pemeliharaan peralatan dan mesin; sumber pembiayaan dari APBN (Rupiah Murni) dan PNBP (Pendapat Negara Bukan Pajak)

Belanja Modal yaitu kegiatan yang sudah dianggaran oleh Pusat dalam bentuk pembangunan fisik dan belanja barang modal lainnya; sumber pembiayaan berasal APBN (Rupiah Murni)

Belanja Kegiatan yaitu Kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing unit yang mekanisme pengajuannya melalui pengajuan TOR dan RAB; sumber pembiayaan dari PNBP dan BOPTN (Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri).

Adapun fungsi Unit Perencanaan STAIN Pontianak adalah :

  1. Melakukan pengawasan dalam pelaksanaan anggaran, sebagai dasar untuk menyusunan anggaran tahun berikutnya.
  2. Melakukan pendampingan dalam pelaksanaan anggaran yaitu berkaitan dengan revisi anggaran (Perubahan akun (POK) atau perubahan DIPA) yang mekanismenya sudah diatur dalam PMK (Peraturan Menteri Keuangan).
  3. Melakukan evaluasi yang berkaitan dengan efektiftas dan efisiensi pelaksanaan anggaran.
  4. Melakukan koordinasi dengan bagian keuangan berkaitan dengan realisasi anggaran (PP 39, e-MPA dan SAKPA).
  5. Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) Ketua STAIN Pontianak Agustus tahun 2010 yang memisahkan antara unit perencanaan dan unit keuangan, beberapa hal yang sudah dan sedang kita lakukan yaitu

Transparansi Anggaran.

Transparansi Anggaran yang dimaksud yaitu mendistribusikan pagu anggaran ke masing-masing Jurusan, Program Studi dan Unit-unit Pendukung agar mereka tahu kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan dan apa yang akan mereka siapkan, dengan terlebih dahulu melakukan koreksi terkait dengan perubahan-perubahan akun belanja.

Pola Penganggaran

Pola penganggaran yang kami lakukan adalah menggunakan pola bottom-up dalam bentuk pengajuan TOR dan RAB ke bagian perencanaan. Tentu saja, pola seperti ini ada kelemahannya karena anggaran yang akan disusun dibatasi dengan besaran pagu PNBP yang diberikan oleh Dirjend. Pendidikan Islam dan target PNBP yang diterima dari mahasiswa.

Adapun yang lain-lain semuanya sudah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan Surat Edaran Dirjend. Perbendaharaan Kementerian Keuangan, sehingga perencanaan bisa melakukan improvisasi dalam penyusunan anggaran.

Sosialisasi

Sosialisasi yang sudah kami lakukan dalam bentuk mendistribusikan informasi yang berkaitan dengan mekanisme penyusunan anggaran seperti Standar Biaya Umum (SBU), Badan Akun Standar (BAS) serta Daftar harga barang untuk wilayah Kalimantan Barat sebagai dasar dalam penyusunan RAB.

Pelatihan

Kegiatan terbaru yang kami lakukan adalah dengan memberikan pelatihan kepada staf dimasing-masing unit yaitu Pelatihan Implementasi Data Dukung (TOR dan RAB). Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman tentang mekanisme penyusunan dan pengajuan anggaran sesuai dengan standar Kementerian Keuangan.

Berdasarkan PMK untuk tahun 2014 data dukung dalam bentuk TOR dan RAB menjadi syarat wajib dalam penyusunan anggaran dan menjadi acuan bagi irjend dalam melakukan penelaahan, agar ketika penetapan pagu definitif tidak ada lagi kegiatan yang diblokir.

Dalam sebuah pekerjaan tentu banyak sekali kendala yang dihadapi :

  1. Tenaga perencana yang ada di perencanaan tidak memiliki background keilmuan yang kuat, hal ini cukup mempengaruhi kerja-kerja perencanaan, akan tetapi sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan, kami berusaha semaksimal mungkin untuk mempelajari atur-aturan yang berkaitan dengan perencanaan dan penganggaran.
  2. Tugas dan fungsi kami di perencanaan belum dipahami sepenuhnya oleh masing-masing unit, sehingga hal-hal yang bukan tugas perencanaanpun mereka tanyakan kepada kami, seperti pencairan keuangan, pengajuan kuitansi dan lain-lain.
  3. Mekanisme revisi anggaran selalu menjadi persoalan tiap tahun, sekalipun itu diatur dalam PMK tentang tata cara revisi hanya saja kelemahannya, unit tidak pernah melakukan pemeriksaan lebih awal ketika distribusi POK disampaikan oleh perencanaan.
  4. Pimpinan unit tidak pernah atau jarang melakukan cross chek terhadap TOR dan RAB yang dibuat oleh stafnya.
  5. Kedepan kita berharap dukungan semua pihak (baca: pimpinan dan unit) yang ada di lingkungan STAIN Pontianak untuk bersama mengikuti aturan main yang ada, sehingga kita tidak selalu menjadi korban aturan yang selalu menjadi “panglima” dalam setiap pemeriksaan.



Pelatihan Petani Hortikultura, Desa Binaan P3M STAIN Pontianak

P3M#5

Kegiatan pelatihan petani hortikultura yang diadakan P3M STAIN Pontianak berkerjasama dengan P4S-ACS (Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan – Alam Cemerlang Sejahtera) di desa Sungai Kunyit pada 16-20/9/2013, disambut baik Ketua STAIN Pontianak.

Diungkapkan Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag pada acara penutupan (20/10), “bangsa Indonesia hidup dan dibesarkan dari alam. Indonesia merupakan negara agraris, oleh karena itu kita bisa bertahan dan kebal terhadap krisis global yang terjadi di Amerika dan negara-negara di Eropa”.

Menurutnya, Kita mampu bertahan karena didukung oleh alam, sekarang ini adalah waktu yang tepat, kita belajar kembali ke alam. Secara pribadi dirinya sangat berminat menjadi peserta pelatihan dan menimba ilmu berbudidaya tanaman.

P4S-ACS merupakan wadah yang dikelola secara swadaya oleh petani setempat. Berdiri sejak tahun 2007 hingga sekarang sering melakukan kegiatan pelatihan, pesertanya tidak hanya dari Kalimantan tetapi juga dari luar Kalimantan.

Ketua P4S-ACS, Suma Rusdian, SE. MM mengatakan, saat ini sudah ada peraturan menteri yang mengatur tentang pelatihan-pelatihan non aparatur atau non PNS, wajib diadakan oleh oleh P4S yang tersebar diseluruh Indonesia dan jumlahnya sudah mencapai sebanyak 800an.

Dirinya merasa bangga dan bersyukur karena baru-baru ini P4S-ACS yang dipimpinnya memperoleh penghargaan dan diundang ke istana negara untuk menerima penghargaan dari pusat sebagai salah satu dari sembilan P4S teladan yang dipilih diseluruh Indonesia.

Untuk kegiatan pelatihan yang diadakan bekerjasama dengan P3M STAIN Pontianak, Suma Rusdian merujuk kerjasama dari kerjasama sebelumnya, dimana saat ini merupakan kali dan tahun kedua kerjasama dalam menggelar kegiatan pelatihan bagi petani.

Dia menjelaskan, materi pelatihan tahun ini meliputi kegiatan bagaimana cara mengelola hama, membuat pupuk organik, membuat pertisida organik, bagaimana cara memupuk tanaman secara kimia dan organik, dan bagaimana cara mengatasi hama pada tanaman.

Selain itu peserta juga dibekali dengan materi pelatihan motivasi petani membangun bisnis, materi ini diberikan supaya apa yang menjadi peluang peserta pelatihan yang masih menjadi mimpi dapat direalisasikan menjadi kenyataan, ungkapnya optimis.




Buka Opak 2013, Ketua Memperkenalkan IAIN Pontianak

opak

Hidup mahasiswa, hidup mahasiswa, hidup mahasiswa, teriak Ketua STAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag dihadapan mahasiswa baru peserta Opak 2013. Sesuai dengan Perpres nomor 53 tahun 2013 tentang perubahan STAIN Pontianak menjadi IAIN Pontianak, lembaran negara RI nomor 123 diundangkan 6 agustus 2013. Secara hukum adik-adik mahasiswa baru semua pada hari ini secara resmi sudah menjadi mahasiswa IAIN Pontianak, jelas dia dalam pidatonya penuh semangat.

Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. dengan bangga menuturkan (16/9/13) “Insya Allah akhir tahun ini akan kita adakan acara peresmian IAIN Pontianak, oleh karena itu harus membiasakan diri dengan sebutan IAIN Pontianak, tidak lagi menyebutnya STAIN Pontianak. Masyarakat akan lebih mengenal dengan sebutan itu”.

Kepada mahasiswa baru peserta Opak 2013 Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, mengaku bangga tahun ini merupakan peserta Opak terbanyak sepanjang sejarah STAIN Pontianak. Dirinya merasa yakin pada tahun 2014 mendatang jumlah mahasiswa baru akan semakin banyak, kita berharap bisa mencapai 1000an ke atas.

opak#2“Adik-adik calon mahasiswa baru akan lebih mengenal nama IAIN Pontianak, ketimbang nama STAIN Pontianak. Jadi, kalau nanti sudah betul-betul sudah diresmikan menjadi IAIN Pontianak, kampus ini karena tempatnya masih terbatas, apalagi jumlah mahasiswanya akan semakin ramai maka perkuliahan akan dilaksanakan hingga malam hari” kata ketua STAIN Pontianak

Dia menjelaskan, “seperti diketahui bersama, kampus STAIN Pontianak berada ditengah-tengah jantung kota Pontianak. Oleh karena itu, kita sudah berusaha membangun kampus ini dengan baik. Salah satunya, baru pertama kali ini juga gedung sport center digunakan untuk kegiatan Opak, dan ini merupakan gedung yang paling megah, mungkin tidak ada di Kalimantan atau tidak ada di UIN, IAIN, atau STAIN se-Indonesia”.

“Alhamdulillah, meski baru dibangun Sport Center sudah membawa berkah. Baru-baru ini Pionir di Banten, sudah memberikan efek luar biasa dengan meraih dua emas, dan satu perunggu yang menempatkan STAIN Pontianak diperingkat 8 nasional UIN, IAIN, dan STAIN se-Indonesia, serta satu-satunya STAIN yang bisa masuk sepuluh besar”, Jelasnya lebih lanjut.

Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag menegaskan kepada mahasiswa baru bahwa saat ini sedang berada di dunia kampus, atau diperguruan tinggi. Ini menandakan bahwa mahasiswa berada dipucuk masa depan. Dia berharap kepada mahasiswa agar dapat menyesuaikan diri sesuai dengan nama yang melekat pada diri tiap mahasiswa.

opak#3Dipenghujung pidato pembukaan Opak 2013, Ketua STAIN berpesan dengan beberapa pepatah diantaranya, Siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil. Dalam prakteknya, untuk bersungguh-sungguh itu tidak selalu indah dan enak. Pepatah lain diungkapkannya parang tidak ada yang tajam di asa dengan kertas, semua di asa dengan batu. Artinya hidup ini tidak ada yang mudah perlu untuk diperjuangkan dengan bersungguh-sungguh.




IAIN Pontianak Menatap Masa Depan

Tanya Jawab bersama Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag
(Ketua STAIN Pontianak)

 

Apa yang menginspirasi Bapak untuk mewujudkan alih status IAIN Pontianak?

Sejak diamanahkan sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak dilantik oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Suryadharma Ali pada 12 Maret 2010 di Jakarta, saya punya mimpi-mimpi besar tentang STAIN Pontianak. Meskipun disebut mimpi, sesungguhnya bukanlah sesuatu yang baru sama sekali. Mimpi-mimpi tersebut telah dirintis sejak era kepemimpinan terdahulu, yaitu Bapak Moh. Haitami Salim. Pertama, keinginan untuk memiliki Program Pascasarjana; kedua; mempunyai Ma’had Ali/Rusunawa; dan ketiga, alih status STAIN Pontianak menjadi IAIN. Alhamdulillah, berkat kerja keras, doa dan dukungan dari seluruh civitas akademika serta masyarakat Kalimantan Barat, ketiga mimpi besar tersebut tercapai.

Pertama, Program Pascasarjana dapat terwujud dengan diterbitkannya Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: Dj.I/806/2010 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi Strata Dua Pendidikan Agama Islam pada STAIN Pontianak pada tanggal 22 Nopember 2010. Sekarang, Pasca STAIN Pontianak sudah mewisuda beberapa orang. Ini pembuktian bahwa kita mampu menyelenggarakan proses pendidikan dengan baik apabila kita diberi kepercayaan yang, selama ini, seolah-olah kita tidak atau dipandang belum layak.

Kedua, mimpi memiliki Rusunawa. Saat ini Rusunawa sudah berdiri berkat bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan dukungan semua pihak. Rusunawa ini akan kita jadikan sebagai Ma’had Ali untuk menempa skill berbahasa Arab dan Inggris dan Pembinaan Keagamaan bagi mahasiswa baru. Semoga mulai tahun ini, asrama mahasiswa tersebut dapat difungsikan.

Ketiga, mimpi perubahan STAIN Pontianak menjadi IAIN juga sudah terwujud dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2013 tentang Perubahan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak menjadi Institut Agama Islam Negeri Pontianak. Pada tanggal 30 Juli 2013 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal     6 Agustus 2013 pada Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2013 nomor 123. Sekarang, kita menunggu proses berikutnya yaitu menunggu Peraturan Menteri Agama RI tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Pontianak. Sembari menunggu Ortaker yang baru, kita sedang menggodok draf Statuta IAIN Pontianak. Mudah-mudahan diakhir tahun ini semuanya bisa selesai.

Bisakah Bapak bercerita sedikit tentang momen atau pencapaian yang berkesan selama proses menuju alih status IAIN Pontianak?

Sekadar informasi, sebelum dikeluarkannya Peraturan Presiden tersebut, ada proses panjang yang harus dilalui dan tidak mudah. Saya sebagai Sekretaris Forum Rektor/Ketua PTAIN se-Indonesia, berusaha mengakslerasi agar proses alih status ini tidak jalan di tempat. Dengan jabatan tersebut, saya dan kawan-kawan mendorong Forum Rektor untuk beraudiensi dengan Presiden RI yang pada waktu itu kelihatannya ada peluang. Masalah kebangsaan yang sedang menjadi sorotan publik memudahkan untuk bertemu dengan presiden. Puncaknya, Rektor/Ketua PTAIN diterima oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara pada 23 Juli 2013, yang ketika itu dihadiri oleh Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Sekretaris Kabinet dan beberapa menteri lainnya. Di kesempatan yang baru pertama kalinya dalam sejarah tersebut, Forum mendesak presiden untuk meningkatkan status STAIN menjadi IAIN. Dan, alhamdulillah tak lama berselang, Peraturan Presiden tentang perubahan status tersebut terbit.

Di samping capaian-capaian disebut di atas, kita juga telah membuka tiga program studi baru, yaitu Program Studi Perbankan Syari’ah, Program studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir serta Program studi Manajemen Dakwah. Saat ini masih dalam proses pengajuan proposal pembukaan beberapa program studi baru lainnya. Kita berharap dengan dibukanya beberapa program studi baru ini dapat mendorong perkembangan IAIN Pontianak kedepannya. Dengan alih status dan pembukaan program studi baru, animo anak-anak bangsa di daerah ini untuk menimba ilmu di kampus IAIN Pontianak kelihatan bergerak naik. Sekarang, jumlah pendaftar PCMB STAIN Pontianak dari tahun ke tahun semakin meningkat. Artinya, masyarakat menaruh harapan yang besar terhadap IAIN sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di Kalimantan Barat ini.

Selanjutnya, sesuatu yang pantas juga untuk dibanggakan adalah gedung olahraga yang ada di kampus ini. Gedung ini juga hanya dimiliki oleh segelintir PTAIN di Indonesia. Kelihatannya, keberadaan gedung olahraga ini cukup mendongkrak minat dan talenta mahasiswa di bidang olahraga. Terbukti, pada Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) ke-VII di IAIN Banten bulan Agustus lalu, STAIN Pontianak menempati posisi ke-8 dari 53 PTAIN Se-Indonesia. STAIN Pontianak merupakan satu-satunya PTAIN luar Jawa yang masuk 10 besar event bergengsi tersebut. Selain di bidang olahraga, kita juga membentuk club akademik; club al-Qur’an, club bahasa Arab, club bahasa Inggris dan club menulis. Untuk club terakhir (baca: club menulis) juga membanggakan karena dalam tempo kurang dari empat tahun sejak dibentuk, telah melahirkan karya 80-an buku hasil tulisan para mahasiswa yang tergabung dalam club ini.

Kemudian sesuatu yang patut kita syukuri adalah adanya peningkatan jumlah beasiswa bagi mahasiswa IAIN Pontianak. Beasiswa Bidik Misi 2013 berjumlah 29 orang; Beasiswa dari Bank Indonesia 40 orang sebesar 3.000.000/tahun. Beasiswa Mandiri Prestasi 20 orang sebesar 12.000.000/tahun; Beasiswa Mandiri Miskin 10 orang sebesar 6.000.000/tahun; Beasiswa Kemenag untuk Madrasah Aliyah ke PTAIN 12 orang sebesar 6.000.000/tahun; Beasiswa Baznas 13 orang sebesar 1.500.000/orang; Beasiswa Supersemar 9 orang sebesar 2.400.000/tahun; Beasiswa DIPA 2013 sebanyak 631 orang sebesar 2.000.000/tahun totalnya 1.262.000.000. Jadi total jumlah mahasiswa yang mendapat beasiswa di IAIN Pontianak pada tahun 2013 ini 764 orang.

Apa harapan Bapak terhadap IAIN Pontianak dimasa mendatang?

Ke depan, masih banyak agenda yang tidak kalah pentingnya untuk segera dituntaskan. Proses hibah tanah yang diberikan oleh Walikota Pontianak, Bapak H. Sutarmidji, M.Hum berdasarkan surat nomor: 591/876/TU UMUM pada tanggal 13 Desember 2012. Insyaallah, lahan ini akan kita jadikan untuk Kampus II IAIN Pontianak. Kemudian sekarang ini kita sedang dalam tahap pembangunan gedung Auditorium sekaligus masjid yang dapat menampung keperluan agenda-agenda besar IAIN ke depannya.

saya sadar betul bahwa apapun prestasi yang telah diraih tak mungkin terwujud tanpa bantuan, dukungan dan doa seluruh civitas akademika IAIN Pontianak. Keberhasilan ini adalah keberhasilan kita bersama. Semoga semua kerja-kerja yang kita lakukan untuk kebajikan apapun bentuknya menjadi amal jariyah sebagai bekal kita menuju kehidupan di akhirat kelak. Aamiin.