Mahasiswa STAIN Pontianak Terpilih Sebagai Duta Genre BKKBN Kalbar 2013

Duta genre

Pemilihan Duta Mahasiswa Generasi Berencana (GenRe), yang diadakan BKKBN Provinsi Kalbar tahun 2013, diikuti mahasiswa/mahasiswi se Kalimantan Barat di Hotel Dangau, Kubu Raya Senin (8/04) malam, berlangsung cukup meriah.

Duta genre#2Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat Ir.Dwi Listyawardani M.Sc melalui Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Drs.Gugus Suprayitno M.Si, menjelaskan pemilihan duta mahasiswa GenRe kali ini dipersiapkan untuk bersaing pada pemilihan tingkat nasional.

Lebih lanjut Gugus Suprayitno mengatakan, tujuan dari penyelenggaraan Duta Mahasiswa GenRe ini antara lain untuk membantu pemerintah dalam mensukseskan program keluarga berencana dan keluarga sejahtera, dan mengkampanyekan Triad KRR, serta mempersiapkan remaja sebagai generasi cemerlang, generasi masa depan yang sehat, berkualitas, sehingga mampu bersaing di era globalisasi.

Sebanyak 39 mahasiswa dari kabupaten dan kota se Kalbar dinyatakan lolos seleksi administrasi, masing-masing 22 perempuan dan 17 orang lelaki. Mereka maksimal berusia 22 tahun dan mahasiswa semester 4 yang tergabung dalam Pusat Informasi & Konseling Mahasiswa (PIK-M). Tercatat sejumlah peserta berasal dari PIK-M di kota Pontianak, Kubu Raya, Ketapang dan kabupaten Sintang. Seluruh peserta memasuki masa karantina, mulai dari tanggal 7–8 April dan diinapkan di Hotel Dangau.

Adapun perwakilan masing-masing kampus yang dinyatakan lolos diantaranya dari Universitas Tanjungpura, Universitas Muhammadiyah Pontianak, STIKES Negeri Pontianak, STAIN Pontianak, Politeknik Negeri Pontianak, dan tidak lupa pula dari daerah lain yaitu AKPER Pemkab Ketapang dan AKPER Kapuas Raya Sintang.

Duta genre#3Agenda rutin yang menjadi gawe Perwakilan BKKBN Propinsi Kalbar ini sebelum pemilihan memberikan pembekalan kepada para peserta mengenai kebudayaan dan kewarganegaraan, public speaking, psikologi dan tentu saja tentang kesehatan reproduksi remaja serta kaitannya dengan program kependudukan dan keluarga berencana.

Dalam acara puncak pemilihan duta Genre, semua peserta tampil maksimal dengan busana menawan dan penuh warna. Dari keseluruhan peserta, dilakukan penyaringan hingga akhirnya tersisa 6 pasang saja. Disini, mereka sudah mulai menerima pertanyaan langsung yang dilontarkan oleh para juri yang memang handal di bidangnya, termasuklah didalamnya ada Kepala Perwakilan BKKBN Propinsi Kalbar, Dwi Listyawardani. Dari hasil penilaian juri, dieliminasi lagi hingga tersisa 3 putra dan 3 putri saja.

Grand Final pemilihan Duta Mahasiswa GenRe ini cukup menegangkan peserta yang tersisa, hingga pada akhirnya pada pemilihan tersebut menobatkan Clarissa dan Angga Ariska sebagai pemenang pertama Duta Mahasiswa GenRe Kalbar tahun 2013.

Terpilihnya Angga Ariska mahasiswa STAIN Pontianak sebagai duta Genre BKKBN provinsi Kalbar tahun 2013, selain akan tampil pada pemilihan tingkat nasional nantinya, prestasi ini cukup membanggakan civitas akademika STAIN Pontianak.

Ketika berkunjung ke ketua STAIN Pontianak, Angga Ariska didampingi kepala lab. Mikro konseling STAIN Pontianak Dra. Hj. Fauziah, M.Pd., dan rekan-rekan mahasiswa, Angga Ariska mendapat ucapak selamat yang disampaikan langsung ketua STAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar diruang kerjanya.

Dalam bincang-bincangnya bersama ketua STAIN Pontianak, Angga Ariska mengaku senang dan tidak menyangka atas keberhasilan dirinya terpilih sebagai duta Genre BKKBN provinsi Kalbar. Dengan persiapan minim dan bermodal kesederhaan tidak menjadi penghalang untuk menjadi yang terbaik.




Banyak Revisi, Visioner?

Oleh: Noviansyah, S.Pd.I

nopi

“Implementasi kegiatan tanpa revisi POK dan DIPA, hal yang mustahil”. Pandangan atas statement ini tentu saja akan memunculkan dua argumentasi dari kubu yang berbeda yakni pesimistik dan optimistik. Dianggap pesimistik karena sebagian besar unit kerja Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak (sekarang IAIN Pontianak, Perpres 53 Tanggal 30 Juli Tahun 2013) menganggap bahwa setiap kegiatan, anggaran dan akun belanja yang tertuang dalam dokumen Petunjuk Operasional Kegiatan yang populer dikenal “POK” atau Rencana Kerja Anggaran (baca: Modul RKA-KL 2014) belum memiliki ke-ajegan (konsistensi) yang pasti, sehingga apapun perubahan akun belanja yang diinginkan dapat disesuaikan dengan “selera” kita melalui revisi POK bahkan jika perlu “berani mati” untuk melakukan revisi DIPA. Sedangkan pandangan optimistik mengasumsikan bahwa, implementasi anggaran dapat dilakukan sesuai dengan rencana yang tertuang dalam POK tanpa harus merevisi, karena perencanaan telah dilakukan secara akurat, proporsional dan bijak, namun ironisnya sangat sedikit yang berpijak menurut pandangan ini.

 Wow, Klimaks selama 11 Bulan

Kronologis disahkannya DIPA Satuan Kerja (Satker) STAIN Pontianak saat ini, bahkan seluruh Satker secara nasional tentunya melalui mekanisme yang sama, pola bottom up. Kebutuhan anggaran senantiasa berawal dari Unit Kerja (Sub Bagian, unit pelaksana teknis, Jurusan, Program Studi dan yang linear), karena logikanya hanya Unit-Unit Kerja itu sendiri yang memahami basic needs (kebutuhan dasar) anggaran kegiatan yang dianggap sinergis dengan visi & misi STAIN Pontianak kedepan (Renstra). Dengan demikian, sebenarnya perencanaan telah dimulai ketika kebutuhan anggaran kegiatan diusulkan oleh unit kerja masing-masing.

Perencanaan yang dilakukan tentu saja tidak secara spontan atau dadakan. Ada range (rentang/jarak) waktu yang sangat panjang diberikan bagi unit kerja untuk menyusun usulan kegiatan berupa Term of Reference/Kerangka Acuan Kerja (TOR/KAK) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Idealnya langkah penyusunan TOR dan RAB telah dilakukan sebelum masa Rapat Kerja (Raker) di bulan Januari/Februari, hingga menjelang penyusunan Pagu Definitif (finalisasi pengesahan anggaran mencapai 99 %) di awal bulan November.

Tentu saja, waktu 11 bulan bukan waktu singkat jika kita ingin melakukan pembenahan postur anggaran kegiatan atau revisi, bahkan ketika harus merubah, memunculkan akun belanja baru sekalipun, inilah klimaks yang tepat, setelah “ketok palu” pengesahan DIPA maka menjadi anti-klimaks buat revisi. Jadi ketika DIPA Satker telah di-legitimate per-tanggal 19/20 Desember kelak, berarti secara otomatis POK benar-benar akan menjadi petunjuk operasional kegiatan untuk dilaksanakan.

 Hindari, Walau Revisi tak seharam Khamar  

Eh, ternyata revisi boleh ya?! Tentu saja boleh/sah karena di-legitimate Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor   32/PMK.02/2013 Tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun 2013 (setiap tahun anggaran akan diterbitan PMK terbaru). Namun, menurut PMK tersebut, BAB II Ruang Lingkup dan Batasan Revisi Anggaran Pasal 3, bahwa revisi anggaran dilakukan hanya ketika dalam kondisi ; Perubahan/ Penambahan Anggaran APBN tahun berjalan (populer dikenal APBN-P atau Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan), adanya pengehamatan (berdampak pada pemotongan seluruh atau sebagian anggaran kegiatan) atau kebijakan prioritas pemerintah lainnya.

Point yang patut menjadi “police line” dalam revisi adalah bahwa dampak revisi tidak mengurangi Anggaran Kegiatan/Paket Pekerjaan on going (berjalan) sehingga menyebabkan pagu menjadi minus, tidak mengurangi biaya operasional Satker, tidak mengurangi tunjangan profesi guru/dosen/guru besar.

Jika revisi POK tidak menyentuh point tersebut di atas, so what gitu lo …??

Namun dalam kondisi tertentu, revisi POK meski tidak menyentuh point tersebut namun sedapat mungkin di-eleminir guna menghindari disorientasi upaya pemenuhan “will” (kepentingan) tertentu yang menyebabkan persepsi yang kurang logis dan tak proporsional. Sebagai ilustrasi misalnya:

Ilustrasi kegiatan sosialiasi, peserta 30 orang tanggal 31 Nopember 2014

No

Akun Belanja

Semula (Rp)

Menjadi (Rp)

1

521211 Belanja Barang Operasional

Belanja bahan ATK peserta

5.000.000

12.000.000

2

522151 Belanja Jasa Profesi

10.000.000

3.000.000

  Jumlah

15.000.000,-

15.000.000,-

 

Secara logis revisi anggaran kegiatan yang dilaksanakan 1 (satu) hari dengan kebutuhan Bahan ATK peserta yang sangat besar maka bersiaplah kita secara sengaja mengundang perhatian auditor untuk melakukan pendalaman dalam pemeriksaan. Tentunya ini akan menjadi nightmare (mimpi buruk) yang sangat panjang.

Dari segi waktu saja, revisi POK membutuhkan waktu minimal 5 (lima) hari kerja , meski ini kewenangan Satker STAIN Pontianak namun diwajibkan tetap harus melaporkan berupa ; Surat Pertanggung Jawaban Mutlak (SPTJM), Matrik Perubahan Semula-Menjadi, dan ADK (Alat Data Komputer) dalam bentuk soft copy ke Kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPB) Provinsi Kalimantan Barat. Kanwil DJPB akan melaporkan ADK ke eselon I Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. Sebagai feedback Kanwil DJPB akan mendapatkan digital stamp secara online (itupun jika tidak ada masalah dalam sistem aplikasi). Selanjutnya, barulah STAIN Pontianak mendapat konfirmasi pengesahan revisi tersebut. Kompleks, rumit dan sangat birokratis ?! Ya, memang demikian, no excuse ! dan tak ada shortcut untuk itu. Alih-alih untuk revisi DIPA, revisi jenis ini membutuhkan masa 1-2 bulan karena Satker wajib menyampaikan perubahan ke Eselon I Kementerian Keuangan secara langsung.

Alangkah bijak ketika usulan kegiatan TOR/RAB unit kerja (lengkap dengan akun belanja yang tepat) telah dianalisa, direview secara mendalam kemudian komunikasikan secara internal unit kerja sehingga siap untuk dituangkan dalam POK tahun anggaran berikutnya. Lebih baik berjibaku merevisi sebelum pengesahan Pagu Definitif dari pada lelah menunggu masa pengesahan revisi tahun anggaran berjalan. Walau tak sebesar dosa minum khamar, eliminir revisi. Semakin banyak revisi maka kita semakin tak visioner. (Nov)

Wallahu a’lam***




Ragam Kegiatan Pusat Studi Wanita (PSW) STAIN Pontianak

ragam psw

Kajian dan kegiatan seputar gender masih perlu dilakukan terus-menerus dan berkesinambungan dalam upaya menemukan konsep yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Melalui PSW STAIN Pontianak pada tahun 2013 ini menggelar berbagai macam kegiatan yang bertujuan untuk memajukan kaum perempuan.

ragam psw#2Secara umum ada beberapa kegiatan yang akan maupun sudah dilakukan oleh PSW STAIN Pontianak di tahun 2013 ini, seperti seminar, diskusi internal, Jalan santai untuk keluarga besar STAIN Pontianak serta kegiatan mewarnai untuk Siswa/Siswi TK se-kota Pontianak.

Fitri Kusumayanti, M.Si ketua PSW STAIN Pontianak mengatakan, beberapa kegiatan yang diusung PSW bertujuan untuk meningkatkan kualitas wanita, anak dan remaja. Peningkatan kualitas disini dimaksudkan adalah meningkatkan kedudukan, peran, kemampuan dan kemandirian wanita dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Guna membedah tema besar yang ada dilingkungan STAIN Pontianak, kegiatan yang dilakukan diklasifikasikan dalam sub tema kecil. Sub tema kecil dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan PSW STAIN Pontianak dimaksudkan agar dapat mencapai tujuan dari masing-masing kegiatan, dan bermuara untuk mendorong kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan.

Wujud nyata partisipasi PSW STAIN Pontianak dalam memberdayakan potensi wanita dilakukan dalam bentuk kegiatan pelatihan jurnalistik yang melibatkan aktivis perempuan di beberapa LSM, organisasi perempuan, UKM, dan praktisi perempuan yang ada di kota Pontianak.

ragam psw#3Meski kajian dan studi gender gencar dilakukan berbagai civitas akademika dan ilmuwan sosial, namun persoalan gender masih menyisakan bias-bias yang harus terus mendapat perhatian. Kegiatan pelatihan jurnalistik yang diadakan PSW STAIN Pontianak, mendorong kaum wanita untuk terampil dan tampil untuk menulis, terutama di media massa.

Kegiatan pelatihan ini tidak hanya diikuti dari kalangan aktivis perempuan, akan tetapi juga diikuti mahasiswi dari beberapa perguruan tinggi yang ada di kota Pontianak.

Selain itu, bertempat dilantai dasar UPT STAIN Pontianak, dalam rangka memeriahkan hari kartini, anak-anak TK terlihat antusias mewarnai di tempat duduk masing-masing yang tersusun rapi. Kegiatan mewarnai kali ini diikuti siswa/I TK se-kota Pontianak.

Selain dalam rangka memeriahkan hari kartini beberapa waktu lalu, lomba mewarnai yang diikuti berbagai siswa-siswi TK ini berjalan seru. Dimana masing-masing peserta tertib dan fokus serta suasana yang meriah dalam kegiatan mewarnai, ini menjadi tontonan yang mengasyikan bagi orangtua peserta dan panitia.

Masih dalam semarak hari kartini, PSW STAIN Pontianak melanjutkan rangakaian kegiatan jalan santai yang diikuti keluarga besar STAIN Pontianak tidak kurang dari 500 peserta.

Fitri Kusumayanti mengatakan, jalan santai ini sengaja kami rancang dari rangkaian kegiatan PSW STAIN Pontianak, tujuan utamanya adalah untuk menjalin silaturrahmi keluarga besar STAIN dari pejabat, pegawai, UKM, dan mahasiswa.

Dalam kegiatan tersebut turut dihadiri dan dibuka langsung oleh ketua STAIN Pontianak, Dr. Hamka Siregar, M.Ag beserta istri. Dalam kesempatan tersebut melalui pengantar singkatnya, ketua STAIN berharap dengan adanya kegiatan ini silaturahmi keluarga besar STAIN Pontianak dapat terjalin lebih dekat lagi. Kegiatan jalan santai ini cukup banyak menyediakan door prize mulai dari hadiah terkecil berupa buku, dan perlengkapan praktis lainnya hingga menyediakan kulkas sebagai hadiah utama.

Dari serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan, dalam beberapa waktu kedepan PSW STAIN Pontianak akan menggelar kegiatan lainnya yang sedang dipersiapkan, ujar Fitri Kusumayanti.




Profil Pusat Studi Wanita (PSW)

psw

psw#2Pusat Studi Wanita (PSW) STAIN Pontianak didirikan seiring berubahnya status IAIN Syarif Hidayatullah Cabang Pontianak menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak pada tahun 1997. Pada waktu itu STAIN-STAIN yang lain membentuk lembaga lembaga internal, slah satunya adalah pusat kajian wanita yang dikenal dengan nama Pusat Studi Wanita ( PSW) STAIN Pontianak yang didirikan pada tanggal 1 April 1999, SK yang dikeluarkan nomor 09 dengan ketua PSW Pertama yaitu Ibu Dra. Rusnila Hamid, M. Si pada tahun 2009- 2002, setelah itu dilanjutkan oleh Ibu Dra. Yusdiana, M. Si pada tahun 2002-2008, dilanjutkan lagi oleh Ibu Dr. Lailial Muhtifah M. Pd pada tahun 2008- 2012, pada tahun 2012 PSW Diketuai oleh Ibu Fitri Kusumayanti, M. Si.

PSW ini ada untuk mengatasi masalah masalah keperempuanan. Salah satunya adalah trafficking, pemerkosaan, narkoba dan lain lain. Serta dalam politik juga turut andil. Tugas PSW STAIN Pontianak adalah melakukan tugas yang di STAIN sebagai lembaga keperempuanan, Pendidikan dan pelatihan, penelitian serta kerja sama baik dalam maupun luar negeri.

Fitri Kusumayanti, M.Si
Fitri Kusumayanti, M.Si, Ketua PSW STAIN Pontianak

Tujuan didirikannya PSW adalalah untuk merealisasikan kegiatan akademik dan kegiatan sosial yang mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kurikulum, dan pengabdian pada masyarakat dalam perspektif Islam sebagai alat bagi masalah masalah yang dihadapi wanita.

Adapun Visi dan Misi Pusat Studi Wanita (PSW) STAIN Pontianak periode 2012-2014 adalah: “ Terwujudnya relasi yang harmonis, setara dan berkeadilan antara laki-laki dan perempuan” Misi: “ Mendorong usaha bersama untuk mengembangkan dan mensosialisasikan kesetaraan gender dan pemberdayaan gender dan pemberdayaan wanita melalui kegiatan akademik dan kegiatan sosial.




Studium General Bersama Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah

Kuliah umum pascasarjana

Kuliah umum pascasarjana#2Dalam kata sambutan pada acara pembuka studium general PPs (Program Pascasarjana) STAIN Pontianak (14/5). Direktur PPs  STAIN Pontianak menjelaskan diadakannya kegiatan ini dengan mengangkat tema Penguatan peran pendidikan Islam yang rasional-fungsional dalam menginternalisasikan nilai-nilai anti kekerasan dan inklusivisme di masyarakat.

Tema ini dilatarbelakangi beberapa kasus radikalisme keagamaan yang sering terjadi belakangan ini, dan masih aktual untuk diperbincangkan.Apalagi dalam konteks multikultural dan multireligius di Kalimantan Barat yang rentan terjadi konflik.

“Tema ini berangkat dari kegelisahan terhadap fenomena-fenomena anak bangsa yang akrab dengan tindak kekerasan. Bahkan kekerasan justru terjadi didunia pendidikan. Nyaris setiap hari media massa menyiarkan tentang kekerasan. Pemberitaan orangtua melakukan kekerasan pada anaknya atau kekerasan yang terjadi diantara anak-anak. Guru melakukan kekerasan pada peserta didiknya, tawuran antar pelajar dan lain-lainsebagainya” Papar Dr. H. Haitami Salim, M.Ag

Tema yang diangkat panitia stadium general PPs STAIN Pontianak yaitu Penguatan peran pendidikan Islam yang rasional-fungsional dalam mengintegrasikan nilai-nilai anti kekerasan dan inklusivisme. Dalam kesempatan tersebut Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah memberikan materi yang diberi judul “Berbagi Ruang Di Era Multikultural: Pendidikan Agama Anti Kekerasan dan Inklusif”.

Kuliah umum pascasarjana#3Dijelaskan Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah, bahwa dalam studi sosial-keagamaan terdapat teori ruang yang perlu dipahami. Berkaitan dengan itu adalah: pertama, tubuh ruang. Seorang muslim perlu adanya kesadaran ruang dalam beragama; kedua, dimensi ruang. Kesadaran dimensi seperti dimensi mayoritas umat Islam di Barat dan atau dimensi ruang mayoritas umat Islam di Timur. Ketiga, sifat. Prinsip multidimensi tetap terbuka dan dinamis. Agama juga perlu imajinasi yang kreatif, jangan hanya keimanan yang statis tapi juga keimanan yang dinamis, Imajinasi yang kreatif tentang hakikat ruang agama, sosial, ekonomi, dan ilmu pengetahuan menjadi penting.

Menanggapi pendidikan agama anti kekerasan,  Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah munuturkan bahwa nilai agama itu tidak statis tapi dinamis. Secara konseptual dia mencontohkan agama Islam amat menghargai hak-hak perempuan, karenanya aksi/secara tindakan juga harus memuliakan hak-hak itu, dan hak-hak manusia secara keseluruhan. Demikian pula ketika dosen-dosen mengajar berpatokan pada silabi, dan tidak menyesuaikan dengan usaha menyelesaikan pada problem sosial masyarakat setempat, supaya nilai-nilai menjadi dinamis.
Diakuinya, Aplikasi teori ruang dalam teori hubungan antar agama, tak ada agama yang sama. Agama berbeda-beda, karena itu komunikasi dan dialog menjadi sesuatu yang penting. Kata kunci dari inklusif adalah ketika kita bersedia menerima kritikan dari yang lain.

Menurutnya, ada empat komponen dalam pengajaran agama di era multikulturalisme yang perlu dicatat; pertama, iman (harus kuat); kedua, rasionalitas; ketiga, metode (harus menarik dan menyisipkan nilai-nilai multikultural); dan keempat, nilai-nilai (yang harus dinamis; tidak boleh statis). Inilah menjadi tantangan pendidikan Islam ke depan. Basic Character Building (Soft Skills) Bagi Guru/Dosen dan pemimpin era multikultural maka menjadi keharusan.




Jasa Raharja Bersinergi Gelar Seminar Bersama

Jasa raharja

PT. Jasa Raharja Cabang Kalbar bekerjasama dengan Ditlantas Polda Kalbar, Pemprov Kalbar, Dishub Kalbar, Dinas PU provinsi Kalbar, Pontianak Post, dan STAIN Pontianak. Menyelenggarakan seminar Police & Jasa Raharja Go To Campus dengan tema: ”Budaya Keselamatan dan Tertib Berlalu Lintas”. Kegiatan ini diadakan di Gedung UPT Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak.

Jasa raharja#2Tidak kurang dari 200 mahasiswa STAIN dan Politeknik Negeri Pontianak dari berbagai jurusan yang menjadi peserta. Mahasiswa dari dua perguruan tinggi ini terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut dari awal hingga dipenghujung acara, Seminar tersebut diselingi dengan stand up comedy dan door price yang memanjakan peserta seminar dengan berbagai macam hadiah menarik mulai dari helm, printer, laptop, hingga sepada serta berbagai macam hadiah menarik lainnya.

Seminar yang berlangsung dari pukul 8 pagi hingga pukul 2 siang ini, mengangkat tema ”Budaya Keselamatan dan Tertib Berlalu Lintas”. Tujuan diadakan Police & Jasa Raharja Go To Campus adalah untuk lebih memasyarakatkan, serta mengoptimalkan Visi dan Misi Perusahaan kepada masyarakat dan ikut mendukung kegiatan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas.

Bapak Eko Setyanto, Kepala Cabang Jasa Raharja Kalbar dalam sambutannya mengatakan, Police & Jasa Raharja Go To Campus, merupakan kegiatan bersama dalam rangka sinergitas dan akselerasi dalam mendorong terwujudnya secara konkret, tidak saja dalam konteks terbentuknya perubahan mind-set akan pentingnya keselamatan berlalu lintas, tetapi juga diharapkan akan terbentuk pelopor-pelopor keselamatan berlalu lintas dikalangan civitas akademika sebagai salah satu unsur stakeholder dibidang lalu lintas.

Jasa raharja#4Dikatakan Bapak Eko Setyanto, Jasa Raharja sebagai Badan Usaha Milik Negara yang diamanahkan untuk mengelola Undang Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Dalam melaksanakan fungsinya tidak hanya memberikan dana santunan kepada korban kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, tetapi secara aktif terus meningkatkan peran dibidang pencegahan kecelakaan dan keselamatan berlalu lintas

Pada kesempatan yang sama Bapak Dr. Hermasnyah, M.Ag mewakili STAIN Pontianak memaparkan bahwa kesadaran lalu lintas harus dimulai dari diri sendiri. Diakuinya diera sekarang ini dapat dikatakan pelanggar lalu lintas adalah mayoritas orang berpendidikan dan bersekolah serta mengerti aturan berkendaraan.

Dr. Hermansyah, M.Ag, menjelaskan ada nilai yang berbeda diajarkan dibangku sekolah dengan dilingkungan masyarakat. Mengambil sebuah contoh siswa diajarkan tentang etika, peraturan, sikap disiplin dan lain sebagainya. Namun ketika pulang sekolah siswa di jemput oleh orang tua, kakak atau pun abang mereka tidak memberikan contoh dengan tidak melanggar lampu merah atau melanggar rambu lalu lintas yang ada.

Jasa raharja#3Dalam kesempatan tersebut, Pembantu Ketua III STAIN Pontianak berharap, sosialisasi dan terus mengkampanyekan kesadaran lalu lintas penting untuk tetap dilaksanakan, agar budaya keselamatan dapat terwujud sebagai suatu kebutuhan yang harus dikembangkan dan dijaga secara bersama-sama.

Diakhir acara, Kepala Cabang Jasa Raharja Provinsi Kalbar, memberikan cindra mata berupa gambar gedung kantor pusat jasa raharja kepada narasumber, dan kepada peserta dimeriahkan dengan pengundian Door Prize.




Wisuda 2013 Masih Didominasi Mahasiswa Tarbiyah

Yudisium Tar

Alumni STAIN Pontianak masih didominasi lulusan Tarbiyah, begitu pula pada wisuda yang dilaksanakan setiap tahunnya, serta tidak terkecuali pada wisuda mahasiswa tahap pertama pada bulan Mei tahun 2013 masih didominasi jurasan tarbiyah.

Yudisium Tar#2Ketua jurusan tarbiyah, Drs. Yusdiana, M.Si pada kesempatan memberikan kata sambutan dalam acara yudisium jurusan Tarbiyah menjelaskan, untuk kesekian kalinya STAIN Pontianak menggelar wisuda, wisudawan dan wisudawati kali ini ibarat asmaul husna yakni berjumlah 99 orang yang terdiri dari prodi PAI regular 51 mahasiswa, kelas khusus 8 mahasiswa, kelas kualifikasi 25 orang, dan mahasiswa prodi PBA sebanyak 15 orang.

Ketua jurusan tarbiyah mengingatkan kepada mahasiswa jurusan tarbiyah, “ke depan tantangan akan semakin berat, mahasiswa harus lebih tekun belajar mengingat standar penerimaan guru dipemerintahan minimal harus memiliki IPK 3,50”.

Untuk itu segenap civitas akademika jurusan tarbiyah juga berupaya meningkatkan kualitas agar kita menjadi lebih baik lagi. Jadi mahasiswa lulusan jurusan tarbiyah tidak hanya unggul dari sisi kuantitasnya tapi juga unggul secara kualitas dan mampu memenuhi standar pendidikan yang diamanatkan dalam undang-undang, ungkap Yusdiana.

Drs. Yusdiana, M.Si, merasa yakin apabila mahasiswanya mampu menguasai empat kompetensi guru yang sudah dibekalkan, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, dan mampu mengaplikasikan kemampuan dan ilmunya dengan baik maka alumni jurusan Tarbiyah tidak akan mudah kalah bersaing ketika berada di tengah masyarakat.

Yudisium Tar#3Pada kesempatan yudis­ium tersebut, Ketua Jurusan Tarbiyah mengucapkan terima kasih kepada orang tua/wali dari mahasiswa yang telah mempercayakan anaknya sebagai anak didik dan telah mengikuti studi di jurusan Tarbiyah.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Yusdiana sekali lagi berpesan kepada mahasiswanya setelah menjalani prosesi wisuda nanti, agar mampu mengaplikasikan kompetensi yang dimiliki ketika menjadi alumni kelak ditengah masyarakat.




Tahun Kedua Gelar Wisuda Dua Kali

Wisuda2

Untuk kedua kalinya STAIN Pontianak menggelar wisuda sebanyak dua kali dalam setahun, sebelumnya telah dilaksanakan pada tahun 2012 lalu. Gelaran wisudawan dan wisudawati tahap pertama tahun 2013 ini untuk pertama kalinya mewisuda program Pasca Sarjana Stain Pontianak sebanyak 8 orang.

Wisuda2#2Secara lebih rinci ketua panitia wisuda, Drs. H. Sohorman mengatakan wisudawan tahap pertama tahun ini berjumlah 128 mahasiswa. Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berjumlah 85 Orang; Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) ada 15 Orang. Jurusan Syari’ah Program Studi Ekonomi Islam (EI) berjumlah 16 orang. Jurusan Dakwah, Program studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) berjumlah 3 orang dan Program Studi Bimbingan Konseling Islam (BKI) 1 orang.

Dikatakan ketua panitia, dalam wisuda tahun akademik 2013-2014 tahap pertama ini menghasilkan lulusan tercepat dan terbaik untuk masing-masing Prodi dan STAIN Pontianak. Juniansyah dan Nuraini menjadi yang terbaik dan tercepat Pascasajana. Yudi Arpandi terbaik PAI dan Rahban Nur Hadi, memperoleh predikat terbaik Tarbiyah, tercepat PAI dan tercepat Tarbiyah dan tercepat STAIN (3 th 2 bln). sementara Ahmad Rathomi, terbaik PBA, Iskandar tercepat PBA. Samuna Amini terbaik EI, dan tercepat Syariah. Romi Yati, terbaik KPI, terbaik Dakwah dan terbaik STAIN (IPK 3,90). Abdullah Tercepat KPI dan tercepat Dakwah.

Disamping itu juga akan dikukuhkan 4 (empat) orang dosen yang telah menyelesaikan studi jenjang S3 (Doktor) dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, yaitu Dr. H. Yapandi Ramli, M.Pd; Dr.Rianawati, M.Ag; Dr.Hasbullah Diman, MA dan Dr.Istiqomah, M.A.

Wisuda2#3

Pelaksanaan wisuda di rumah adat Melayu Pontianak berlangsung hidmat. Melalui prosesi rapat senat terbuka, secara resmi dibuka oleh Ketua STAIN Pontianak, Dr.H.Hamka Siregar. M.Ag., mewisuda Sarjana S1 tarbiyah, Syari’ah, Dakwah dan pengukuhan Dosen S2/S3 dan tenaga Administrasi S1 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak tahun Akademik 2013/2014.

Dalam pidato terbuka, ketua Stain Pontianak mengucap­kan selamat kepada wisudawan dan wisudawati yang telah berhasil menyelesaikan studinya. Pada kesempatan yang sama, Dr. Hamka Siregar, M.Ag berharap proses alih status STAIN menjadi IAIN Pontianak cepat terlaksana, sampai saat ini proses tersebut sedang tahap ketiga.

Pada tahap pertama Kemenag sudah meloloskan atau memilih lima Stain yang akan beralih status, sedangkan tahap kedua verifikasi di Kemenpan, dan tahap ketiga yakni pembuatan PerPres yang saat ini masih digodok Segneg, ujar Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag menjelaskan.

Ketua Stain Pontianak juga menghimbau kepada wisudawan, agar tidak berhenti belajar dan tentunya kita berharap kegiatan wisuda kali ini menjadi wisuda yang terakhir kalinya yang digelar STAIN Pontianak, dan selanjutnya kita akan beralih status menjadi IAIN Khatulistiwa.




Roadshow Eagle Awards Metro Tv Kedua Kalinya Kunjungi STAIN Pontianak

top image

Eagle Awards Documentary Competition merupakan ajang pencarian sineas muda kreatif dalam pembuatan film dokumenter

Eagle Institute Indonesia dari Metro TV bekerjasama dengan STAIN Pontianak menyelenggarakan sebuah program bertajuk Eagle Awards Documentary Competition (EADC) 2013, yaitu program pelatihan dan pembuatan film dokumenter.

Eagle Award#2Dalam penyelenggaraannya EADC 2013 melakukan roadshow ke berbagai Perguruan Tinggi diseluruh wilayah Indonesia. Kampus STAIN Pontianak dipilih sebagai tujuan roadshow untuk yang kedua kalinya di kota Pontianak. Acara dibuka dengan pengenalan program film documenter Eagle Award. Berikutnya, para peserta akan dilatih tentang pembuatan film dokumenter yang akan dibina langsung oleh tim dari Metro TV.

Pada acara open ceremony (7/5) Dr. Hamka Siregar, M.Ag., ketua STAIN Pontianak dalam kata sambutannya mengatakan, momentum Eagle Awards Documentary Competition 2013 dengan tema harmoni Indonesia sangat relevan dengan masyarakat Kalbar yang berbeda-beda suku dan agama dan dengan perbedaan tersebut tidak menjadi sebuah ancaman dan kekerasan, oleh karena itu pesan-pesan harmoni Indonesia sangat perlu.

Selanjutnya, Dr. Hamka Siregar menegaskan bahwa STAIN Pontianak sangat terbuka dengan hal-hal seperti ini (Roadshow Eagle Award), untuk melahirkan karya ditengah kehidupan harmoni dan kedamaian dan berharap semangat dan tradisi Eagle Award tetap terjaga sampai ke depan.

Pada acara pembukaan, audiens juga disuguhkan Meet the Eagle yakni ajang diskusi interaktif dengan para sutradara dan alumni eagle awards, selanjutnya  nonton bareng Film Eagle Awards berupa pemutaran film terbaik eagle dari tahun 2005-2012. Salah satunya yang paling menonjol adalah pemutaran film dukomenter Gaung Sang Penakluk merupakan finalis tahun 2012 yang berasal dari Kalbar.

Eagle Award#3Selain pemutaran film “Gaung Sang Penakluk” yang disutradari Fransiska Rihardini & Mitchel Silvester Vinco finalis eagle award 2012 asal Kalbar, peserta juga berdiskusi langsung kepada vinco sapaan akrabnya yang juga merupakan alumni Eagle Award pada tahun lalu. Acara tersebut diisi oleh Endah W Sulistianti (Program Manager Eagle Institute Indonesia) yang mengadakan Screening Film & Coaching Clinic.

Pelatihan ini merupakan rangkaian acara dari Eagle Award Roadshow 2013 yang mengangkat tema “Harmoni Indonesia.” Adapun beberapa acara yang dijadwalkan pada Eagle Award Roadshow 2013 ini akan menggelar dua rangkaian acara yaitu Screening Film & Coaching Clinic. Pada hari pertama peserta akan diajak untuk screening film (nonton bareng) dokumenter Eagle Award. Sedangkan hari kedua untuk pelatihan pembuatan (coaching) film dokumenter.

Melalui program Eagle Awards ini, anak-anak muda diajak untuk peduli dan kritis terhadap keadaan disekitar mereka dan menjadikan mereka para sutradara dokumenter Indonesia, dan melalui pemikiran anak-anak muda, Eagle Awards mencoba mengajak masyarakat untuk melihat berbagai potensi bangsa Indonesia yang ada dibalik banyaknya permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan demikian sinergisitas antara Eagle Awards dan anak-anak muda menghasilkan cerita inspiratif dari berbagai sudut pandang yang unik dan tegas.




Unimas Promosikan Studi ke Malaysia

UNIMASDalam lawatan beberapa utusan Univertas Malaysia (UNIMAS) ke STAIN Pontianak yang disambut oleh Dul Hadi selaku puket dua mewakili ketua STAIN Pontianak, untuk melakukan promosi dan sosialisasi UNIMAS untuk memperkenalkan diri kepada mahasiswa Kalbar yang ada di kota Pontianak beberapa program studi yang dapat ditempuh di UNIMAS.

UNIMAS#1Dulhadi, Puket II STAIN Pontianak menyambut baik kehadiran UNIMAS ke kota khatulistiwa untuk melakukan promosi dan sosialisasi dalam memperkenalkan UNIMAS kepada dosen-dosen dan mahasiswa mengenai berberapa program studi yang dapat ditempuh disana. Kami juga berharap dan membuka diri untuk melakukan kerjasama dengan UNIMAS. Ujarnya dalam memberikan sambutan.

Diwakili oleh Rusli Bin Ahmad, dekan pusat kemajuan pelajar Universitas Malaysia (UNIMAS), mengungkapkan tujuan UNIMAS berkunjung ke STAIN Pontianak dan beberapa perguruan tinggi yang ada di kota Pontianak adalah untuk membuka akses membangun jaringan sumber daya mahasiswa yang mantap dan handal baik di Malaysia maupun Indonesia.

Dikatakan Rusli bin Ahmad, pembangun sumber daya bukan hanya akademik yang bagus, akan tetapi mencari mahasiswa-mahasiswa juga jauh lebih penting. Bebepa metode dapat dilakukan antara STAIN dan UNIMAS salah satunya adalah program pertukaran pelajar maupun, program kunjungan (studi banding) mahasiswa ke UNIMAS, pertukaran dosen, ataupun kerjasama penelitian ujarnya.

UNIMAS#2UNIMAS sendiri memiliki 14.000 mahasiswa aktif dan menjadi perguruan tinggi yang ke delapan di Malaysia, banyak menawarkan program beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi. Peluang kerjasama ini sangat besar, UNIMAS dan Pontianak berada pada pulau yang sama, interaksi dan ukhuwah dapat dibangun lebih dekat, tambah Rusli bin ahmad.

Dalam diskusi diiskusi tersebut disampaikan juga begitu banyak program studi yang dapat ditempuh di UNIMAS, biaya yang terjangkau dan berbagai macam beasiswa bagi mahasiswa dan dosen yang ingin melanjutkan studi S1 maupun S2 dan S3.