LPM Sukses Adakan Workshop ISO : Manajemen Resiko di Lingkungan IAIN Pontianak

Pontianak (iainptk.ac.id) Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Pontianak melaksanakan kegiatan Workshop ISO : Manajemen Resiko di lingkungan IAIN Pontianak. Setidaknya terdapat 35 peserta yang diundang untuk menjadi peserta aktif dalam kegiatan ini.

Acara membukaan dilakukan oleh Rektor IAIN Pontianak, pada Rabu (07/12/2022) di Hotel Orchadz Gajahmada Pontianak. Selain Rektor Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber yang kompeten, seperti Dr. H. Sugeng Listyo P, M.Pd, dan Rosihan Aslihuddin, M.A.B.,

Dikesempatan ini Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, S.Ag., MA., dimomen ini mengungkapkan “Saya ingin bapak dan ibu tidak ritualistik dalam melakukan kegiatan dan saya lihat dari tahun ketahun kita sudah menerapkan dalam hal itu. Di manajemen Resiko salah satu hal yang harus kita pikirkan adalah resiko dalam pengelolaan keuangan, yang sudah kita terapkan misalnya transaksi non-tunai,” ungkapnya.

Senada dengan hal tersebut Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Pontianak Dr. M. Edi Kurnanto, M.Pd., menyampaikan: Melalui kegiatan Workshop ini, selain menambah pemahaman tentang manajemen resiko, semua unit d IAIN Pontianak dapat langsung mengidentifikasi resiko masing-masing untuk selanjutnya agar bisa dianalisis, dievaluasi dan ditetapkan perlakuan terhadap resiko tersebut.

Berkaitan dengan kegiatan ini, panitia sudah membagi topik pembahasan menjadi 10 sesi selama 2 hari, Hari pertama, Rabu (07/12/2022) Sesi I : Regulasi dan Karakteristik Manajemen Risiko. Sesi II: Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal. Sesi III : Arsitektur Manajemen Risiko Berdasarkan ISO 31000 (1). Sesi IV : Arsitektur Manajemen Risiko Berdasarkan ISO 31000 (2).  Sesi V : Proses dan identifikasi risiko (Risk Register).

Selanjutnya pada hari kedua, Kamis (08/12/2022) Sesi VI: Presentasi dan Review Identifikasi risiko (Risk Register). Sesi VII: Penyusunan Pedoman Manajemen Risiko. Sesi VIII: Identifikasi, analisis, dan mitigasi Risiko. Sesi IX: Audit Internal Berbasis Risiko. Sesi X: Penanganan Monitor Komunikasi dan Pelaporan.

Demi tercapainya tujuan yang maksimal, panitia juga mengundang para pimpinan untuk mengikuti kegiatan ini, diantaranya Rektor IAIN Pontianak, para Wakil Rektor, Ketua Senat, Kabiro AUAK, Koordinator Bagian Umum Biro AUAK, Perencanaan Ahli Madya, Kepala SPI, para Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua LPM, Sekretaris LPM, para Kepala Pusat, Kepala PTID, para Kabag, Kasubbag TU Pascasarjana, Sub Koordinator LPM, Dosen IKIP PGRI, Fungsional PTP Ahli Muda dan para Pelaksana Administras LPM.

Penulis : Bambang Eko Priyanto

Editor : Omar Mukhtar

 




Mahasiswa IAIN Pontianak Sukses Gelar Communication Festival Tahun 2022

Pontianak (iainptk.ac.id) Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) FUAD IAIN Pontianak, sukses mengadakan Communication Festival (Comfest) dengan tema membangun kreativitas dalam bermedia menuju Indonesia cakap digitalisasi di Laboratorium KPI lantai 4 IAIN Pontianak.

Turut hadir dalam kegiatan pembukaan ini, Wakil Dekan 3 FUAD IAIN Pontianak, Dr. Ria Hayatunnur Taqwa S.Ag, M.Si., Kaprodi KPI, Muhammad Habibi, M.I.Kom., serta dihadiri oleh beberapa alumni IAIN Pontianak salah satunya Romdlon S.Sos,I dan Andi S.Sos yang juga merupakan pemateri pada Seminar Nasional Strategi pengembangan soft skill dan literasi digital bermedia di era society 5.0 yang juga bagian dari acara kegiatan Comfest.

Acara ini merupakan acara besar bagi Prodi KPI, yang berlangsung selama 3 hari di mulai tanggal 2-4 Desember 2022. Kegiatan ini juga dirangkai dengan berbagai macam lomba salah satunya pemilihan duta KPI, videografi, orasi ilmiah, desain logo, baca berita. Selain itu juga diisi dengan berbagai macam kegiatan lainnya, seperti pentas seni.

Berkaitan dengan kegiatan ini Dekan FUAD, Dr. Cucu, M.Ag., yang tidak dapat hadir dikarenakan sedang menjalankan Umroh di Tanah Suci turut menyampaikan pesan, apresiasi serta salam hangatnya melalui whatsapp untuk event yang luar biasa ini, karena dengan hadirnya festival KPI dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa agar lebih serius dalam menekuni bidang kompetensinya. Dalam pesan yang disampaikan via Whatsapp tersebut Dr. Cucu, M.Ag., juga memberikan apresiasi kepada HMPS KPI yang telah sukses menyelenggarakan sebuah kegiatan nyata dalam upaya mendukung pengembangan Prodi.

Dr. Ria Hayatunnur Taqwa S.Ag, M.Si., selaku Wakil Dekan 3, mengucap syukur “Alhamdulillah pada kesempatan kali ini saya bisa hadir dan mengapresiasi kegiatan Comfest di acara besarnya HMPS KPI dan Insyaallah saya akan selalu menyempatkan untuk hadir diacaranya HMPS KPI salah satunya Communication festival 2022 ini.”

Beliau melanjutkan “Saya sangat berbangga sekali sebab acara ini selain mengembangkan bakat juga menyatukan antara mahasiswa-mahasiswa KPI lainnya semoga Comfest tahun depan bisa lebih meriah dari pada sekarang dengan adanya kader-kader KPI 2022 ini terus semangat jangan cuma sampai disini HMPS KPI,” harapnya.

Kaprodi KPI, Muhammad Habibi, M.I.Kom., yang juga merupakan alumni dari KPI IAIN Pontianak mengungkapkan “Saya sangat mengapresiasi kegiatan Comfest ini. Selain menjadi ajang unjuk menampilkan keterampilan ke-KPI-an kepada banyak orang, juga dapat meningkatkan prestasi mahasiswa yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah. Semoga pada Comfest mendatang, cabang lomba diperluas lagi, menjangkau tiga konsentrasi di KPI (Jurnalistik, Public Relation, dan Broadcasting),” ungkapnya.

Adapun Pesan dari Nasir selaku PJ HMPS KPI, “Semoga acara Comfest di tahun selanjutnya bisa lebih meriah dari pada tahun ini. Saya juga banyak berterimakasih atas kontribusi yang diberikan oleh teman-teman panitia untuk uluran tangan yang telah rela meluangkan waktu dan tenaganya demi membantu memeriahkan Comfest 2022,” ujarnya.

Terakhir terdapat kesan dan pesan dari Gulista qisra selaku Ketua Panitia Comfes 2022, “Saya berharap semoga comfest 2022 ini bisa memberikan manfaat bagi teman-teman mahasiswa, untuk bisa lebih kreatif menumbuhkan semangat untuk mengasah bakatnya. Tujuan diadakannya comfest ini agar teman-teman semua bisa menjadikan Comfest sebagai ajang pembuktian bakat teman-teman dan semoga Comfest tahun depan bisa lebih baik dan lebih meriah lagi dari pada Comfest periode 2022 ini intinya better than this year,” pungkasnya

Penulis: Musarrofah dan Bambang

Editor : Omar Mukhtar




Membanggakan, Prodi SAA Tuan Rumah the 4th Internasional Conference on Indigenous Religions, Berikut Pers Releasnya!

Pontianak (iainptk.ac.id) Membanggakan Prodi Studi Agama Agama (SAA) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Pontianak, diamanahkan menjadi salah satu tuan rumah kegiatan yang super besar, yaitu The 4th International Conference on Indigenous Religions (ICIR).

Kegiatan ini terselenggara atas kolaborasi 16 lembaga yang terdiri dari lembaga pemerintah, akademik, dan CSO di Indonesia. Kegiatan ini didukung juga oleh Direktorat Kepercayaan dan Masyarakat Adat, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Oslo Coalition on Freedom of Religion and Belief, BYU Low International Center for Religion Studies, dan The Asia Foundation.

ICIR yang ke 4 tahun ini diselenggarakan di Pontianak, dengan mengambil tempat di 3 Perguruan Tinggi, yaitu: Universitas Panca Bhakti (UPB), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, dan Sekolah Tinggi Agama Katholik Negeri (STAKatN). Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 28-30 November 2022.

Ketua Prodi SAA, Elmansyah MSI., menjelasakan bahwa bagi Prodi SAA, dan juga Prodi HES, ada beberapa poin penting yang dihasilkan dari kegiatan ini, antara lain: Pertama terciptanya MoU antara ICRS UGM dan CRCS UGM yang diiringi dengan PKS dengan Prodi SAA dan HES. Kedua meskipun kegiatan ini sangat besar, pembiayaan utama ditanggung oleh pihak ICIR sebagai Rumah Bersama Studi Agama dan Budaya, sehingga Prodi SAA dan HES, hanya berfokus pada lokasi kegiatan.

Beliau melanjutkan, ketiga berbagai relasi menguntungkan yang berasal dari anggota Rumah Bersama ICIR: ICRS, CRCS, Komnas Perempuan dan Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Pusad Paramadina, BRIN, dan lain sebagainya. Keempat rekognisi berskala internasional untuk prodi SAA dan HES yang menjadi moderator dan presentator dalam Plenary dan Panel.

Tak hanya itu, kelima karya mahasiswa SAA dan Beberapa Prodi lainnya yang masuk dalam. Prosiding Internasional. Keenam sertifikat kegiatan berskala internasional pada beberapa Prodi yang ikut kegiatan. Ketujuh pengalaman EO yang berharga pada mahasiswa. Kedelapan nama besar Prodi SAA dan IAIN Pontianak di kancah nasional dan internasional. Terakhir relasi pemateri berkompeten yang cukup banyak.

Siaran Pers

Berikut siaran pers yang disampaikan dalam Konferensi Internasional yang ke-4 tentang Agama dan Adat dengan tema Demokrasi Inklusif: Kesetaraan dan Keadilan untuk Semua.

“Meski kami telah mendapat aneka penghargaan nasional dan internasional, kami masih terancam hak-hak atas tanah dan alam yang terenggut,” papar Apai Janggut, Ketua Suku Dayak Iban, Sungai Utik.

Raymundus, Kepala Desa Sungai Utik, menambahkan bahwa komunitas adat membutuhkan penguatan agar mampu secara mendiri memperjuangkan hak-haknya yang terancam dari berbagai segi. “Kami telah lama mengalami diskriminasi”, paparnya dalam Sesi Plenari, Konferensi Internasional tentang Agama Leluhur, di Universitas Panca Bhakti, Pontianak pada Senin (28/11).

Sandra Hamid, The Asia Foundation, mengingatkan pentingnya pelibatan berbagai lapisan warga harus menjadi kata kunci dalam upaya pemenuhan hak-hak kewargaan. Di sisi lain, kita tidak boleh mengotakkan masyarakat adat sebagai kelompok warga ‘yang lain’ yang dianggap berbeda dari warga negara pada umumnya. Yang demikian menurutnya akan melanggengkan diferensiasi dan alienasi masyarakat adat.

Dewi Candraningrum, pengajar di Universitas Muhammadiyah Surakarta, menambahkan bahwa subyek yang sering disebut sebagai sang liyan, yang dieksklusi dan dipinggirkan itu, mesti dikonkretkan sehingga dapat diinklusi dalam wacana kewargaan. Ia juga mengingatkan bahwa apa yang dianggap sebagai nilai universal itu tidak boleh diesensialisasi sebagai standar untuk menilai yang lokal karena dapat mengiring pada diskriminasi.

 

Selain pergulatan nilai lokal dan universal, konferensi ini juga mengangkat diskursus moderasi beragama dalam kerangka demokrasi inklusif. Mark Woodward memberi catatan kritis terhadap moderasi beragama, yakni agar tidak disalahgunakan menjadi alat politik untuk mengeksklusi mereka yang dianggap tidak pro-pemerintah.

Romo Bagus Laksana, Rektor Universitas Sanata Dharma, menguraikan bahwa moderasi beragama haruslah berupa pengakuan akan pluralitas agama termasuk agama leluhur dan kesetaraan mereka, kontekstualisasi agama dengan budaya dan kearifan lokal, hibriditas agama, dan pelibatan semua elemen warga.

Sementara itu, Nur Rofiah, pengajar di UIN Jakarta, menggarisbawahi pentingnya menempatkan moderasi beragama dalam konteks misi agama-agama yaitu mengupayakan sistem kehidupan yang menjadi rahmat bagi semesta.

Pada tema lain, kebijakan pemajuan kebudayaan, Aji Semiarto, akademisi UI, mengingatkan bahwa kebudayaan harus selalu diletakan dalam relasinya dengan komunitas, di mana ia terbentuk, dihidupi, dan terus mengalami transformasi. Dalam hal ini, Yekti mencatat bahwa penting untuk memahami pluralitas dari komunitas-komunitas. Komunitas Dayak yang ditelitinya saja misalnya tidak dapat disederhanakan secara homogen begitu saja, sebab ada keragaman dalam komunitas tersebut.

Namun demikian, Ihsan Ali-Fauzi melihat bahwa bagaimanapun juga instrumen kebijakan ini menunjukkan suatu progresivitas dari persepsi pemerintah dalam melihat kebudayaan, sebab istilah yang digunakan adalah pemajuan dan bukan pelestarian. Artinya, ada intensi khusus untuk memastikan keberlanjutan dan bahkan pemanfaatan kebudayaan yang ada di komunitas.

Kegiatan tahunan keempat ini mengangkat tema besar “Inclusive Democracy: Equality and Justice for All”. Tema ini berangkat dari konteks demokratisasi yang cenderung menurun di Indonesia akhir-akhir ini. Kemunduran demokrasi ini setidaknya ditandai dengan menyempitnya ruang sipil, maraknya politik pecah belah, intoleransi, dan sektarianisme yang dampaknya sangat dirasakan oleh kelompok rentan termasuk penganut agama leluhur.

Konferensi ini menerima 160 abstrak. 110 abstrak dipaparkan dalam kelas-kelas panel selama konferensi yang berlangsung Senin-Rabu, 28-30 November 2022 ini. Tuan rumah konferensi internasional ini adalah Universitas Panca Bhakti Pontianak, Studi Agama-Agama (SAA) IAIN Pontianak, dan Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri (StakatN) Pontianak.

Konferensi ini diakhiri dengan konsolidasi pemerintah dan CSO untuk mewujudkan demokrasi inklusif bagi agama leluhur di Indonesia. Konsolidasi CSO dilakukan pada hari ketiga di Hotel Neo Gajah Mada Pontianak dan dihadiri oleh 25 kementerian dan lembaga. Konsolidasi ini dimaksudkan untuk memberi ruang bagi setiap lembaga yang ada untuk membangun koordinasi dan kolaborasi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Pontianak, 01 Desember 2022

Kontak: Husni Mubarok, 085714345135

 

Penulis : Bambang Eko Priyanto

Editor : Omar Mukhtar

 

 




RMB IAIN Pontianak Selenggarakan Pembinaan Moderasi Beragama Bagi Mahasiswa di Pontianak

Pontianak (iainptk.ac.id) Penguatan tentang moderasi beragama terus digencar oleh IAIN Pontianak, salah satunya yang dilakukan oleh Rumah Moderasi Beragama (RMB) IAIN Pontianak. Kali ini RMB menggelar pembinaan Moderasi Beragama yang diperuntukan bagi mahasiswa yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi di Pontianak. Pembinaan ini berlangsung selama 2 hari dari 2-3 Desember 2022, di Hotel Orchardz.

Turut hadir dalam kegiatan ini Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, S.Ag., MA., yang juga membuka acara ini secara resmi. Dalam katasambutannya beliau mengapresiasi apa yang digagas oleh Rumah Moderasi IAIN Pontianak “Training seperti ini sangat bagus, saya ucapkan selamat kepada panitia dan Rumah Moderasi yang telah memulai. Sehingga Rumah Moderasi dan Modul ini tidak sekedar program yang ritualistik, tapi ada tindaklanjutnya. Kedepan saya berharap adik-adik ini menjadi duta dan ada komunitasnya. Komunitas Moderasi akan menjadi guide atau mediator bagi kelompok-kelompok atau Ormas keagamaan,” harapnya.

 

Senada dengan hal tersebut Direktur Rumah Moderasi Beragama (RMB) Eka Hendry AR, M.Si., mengungkapkan bahwa “Kegiatan ini adalah kegiatan perdana Rumah Moderasi yang membuat training. Jadi kita sudah me-launching modul Pembinaan Moderasi beragama oleh Sekjend Kemenag RI dan Rektor IAIN Pontianak. Sehingga ini adalah uji coba pertama penerapan modul yang diperunjukan oleh mahasiswa dan pelajar.”

Beliau melanjutkan di hadapan mahasiswa “Nanti kalian akan menjadi lulusan pertama dan harapan kita, kalian akan menjadi kader sekaligus duta moderasi beragama di Pontianak dan kampusnya. Kedepan kami berharap training – training seperti ini akan terus berlanjut. Kalian sebagai alumni suatu waktu akan kita minta bantuan serta dukungannya berkaitan moderasi beragama.”

Secara teknis beliau “Kegiatan kali ini kita akan lebih banyak partisipasi dari semua peserta, kita bukan berbentuk mendengar ceramah dari awal hingga akhir. Nanti akan ada diskusi dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) 2-3 bulan kedepan untuk kerja-kerja moderasi beragama, serta Ice breaking. Walaupun dua hari tapi vibrasi dari kegiatan ini akan panjang,” jelasnya.

Dikesempatan ini Ketua Panitia Faisal Abdullah, M.S.I., melaporkan bahwa jumlah peserta sebanyak 30 mahasiswa, yang berasal dari beberapa Perguruan Tinggi, seperti dari IAIN Pontianak, Universitas Tanjungpura, Universitas Muhammadiyah Pontianak, STAKatN dan IKIP PGRI.

Penulis : Bambang Eko priyanto

Editor : Omar Mukhtar




Warek 3 IAIN Pontianak: Kita Butuh Program Intensifikasi Menulis

Pontianak (iainptk.ac.id) Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Ismail Ruslan, M.Si., mengatakan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak memerlukan program intensifikasi menulis bagi mahasiswa. Dia berharap program menulis yang pernah ada di kampus diaktifkan kembali sehingga kultur akademik tetap kuat.

Hal itu disampaikannya saat memberikan kata sambutan sebelum launching buku “Aku Cinta IAIN Pontianak”, di Kampus IAIN Pontianak, Kamis (1/12/2022). Buku tersebut merupakan kumpulan tulisan peserta lomba menyambut bulan bahasa yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dosen Linguistik dan Bahasa Indonesia (Adilbi), Oktober lalu.
Ismail menceritakan, belum lama ini dia diminta untuk merekomendasikan mahasiswa IAIN Pontianak mengikuti pendidikan Diklatpimnas bagi Ormawa Se Indonesia. Salah satu syarat peserta adalah membuat karya tulis. “Yang mendaftar sedikit saja. Padahal saya sudah beritahukan kepada UKM dan BEM,” katanya.
Diakui bahwa menulis makalah itu berat. Tetapi, bukan tidak bisa dikerjakan. Sepanjang ada latihan menulis itu akan mudah. Dia mencontohkan program Rumah Literasi FUAD tahun 2018-2020 yang dilaksanakan oleh Direktur Rumah Literasi Dr. Yusriadi dan tim saat dirinya menjadi Dekan FUAD bisa lahir ratusan buku. Satu mahasiswa diwajibkan menulis satu buku. Begitu juga mahasiswa yang mengikuti program Club Menulis.
Oleh sebab itu, dia berharap agar program itu dihidupkan lagi. Bantuan dari semua pihak sangat diharapkan untuk mewujudkan hal itu.
Ismail meminta agar Adlibi dapat mendukung hadirnya program menulis di kalangan mahasiswa. “Kemarin, sudah ada usulan membentuk wadah Akademi Alquran dan Hadits. Mungkin ke depan melalui adik-adik semua, para juara menulis ini, bisa membentuk Akademi, entah itu Akademi Menulis atau Akademi Literasi,” harapnya.

Penulis : BambangE

ditor : Omar Mukhtar




IAIN Pontianak Sukses Selenggarakan Bimbingan Teknis Penerapan Budaya Pelayanan Prima

PONTIANAK (iainptk.ac.id) IAIN Pontianak sukses selenggarakan Bimbingan Teknis Penerapan Budaya Pelayanan Prima (Rabu, 30/11/2022) di Aula Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka mewujudkan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).

Kegiatan bimbingan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, Drs. H. Ridwansyah, M.Si., mewakili Rektor IAIN Pontianak. Beliau menyampaikan perihal pentingnya pelatihan ini demi terwujudnya pelayanan prima di seluruh unit lembaga IAIN Pontianak. “Pertama – tama yang terpenting dalam setiap aktivitas kita adalah bagaimana kita meluruskan niat kita, karena hasil yang kita peroleh tiada lain kecuali telah ditentukan oleh Allah SWT,” tuturnya

Beliau menjelaskan terkait lima Budaya Kerja Kementerian Agama, yaitu pertama Integritas; yang artinya keselarasan antara hati, fikiran, perkataan dan perbuatan. Kedua profesionalitas; bekerja secara tepat waktu serta kompeten dengan hasil yang terbaik. Ketiga inovasi; menyempurnakan yang sudah ada dan berkreasi hal yang baru. Keempat tanggung jawab; yakni mampu memberikan sesuatu yang menjadi tanggungjawabnya. Kelima keteladanan; yaitu mampu memberikan contoh dalam kehidupan nyata. “Bahkan di IAIN ini menambah sembilan pilar IAIN Pontianak, ini menjadi hal yang sangat baik untuk kita terapkan,” Tambahnya

Ada dua jenis bimbingan yang dilakukan dalam kegiatan ini, khusus petugas keamanan (Satpam) mendapatkan pelatihan dari Polresta Pontianak di Ruang Senat IAIN Pontianak. Sementara para Staf Rektor, Staf Wakil Rektor, Pelaksana di Biro AUAK, Pelaksana di Fakultas dan beberapa unit lembaga IAIN Pontianak mendapat pelatihan dari Ombudsman di Aula Abdul Rani Mahmud.

Selain pembekalan budaya pelayanan prima baik satpam maupun pelaksana administrasi, mereka juga mendapatkan pembekalan moderasi beragama dari Rumah Moderasi IAIN Pontianak yang diisi oleh narasumber alumni TOT Moderasi Beragama.

Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, para Kabag, para Kasubbag, Ketua Lembaga dan Kepala Pusat pada UPT. Mereka dihadirkan agar terkomunikasi tujuan kegiatan, sehingga dapat melakukan supervisi penerapan budaya pelayanan prima kepada masing-masing bidang pasca kegiatan.

Penulis : Abd. Hasan

Editor : Omar Mukhtar




IAIN Pontianak Kampus Pelopor Moderasi Beragama

Pontianak (iainptk.ac.id) Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama, dan Alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menegaskan bahwa IAIN Pontianak merupakan salah satu kampus pelopor Moderasi Beragama di Kalimantan Barat. Hal ini ia tegaskan saat memberikan kata sambutan mewakili Rektor dalam agenda Plenary Session 3 Intersectoral Collaboration for Indigenous Religions Tahun 2022 dengan tema Inclusive Democracy, Equality, And Justice For All yang digelar Selasa, 29/11 Malam bertempat di Aula Syekh A.Rani Mahmud IAIN Pontianak.

“Kampus ini adalah pelopor moderasi beragama. Segala aktivitas yang dilakukan diharapkan mampu terus mengusung nilai-nilai moderasi beragama. Apalagi ditambah dengan dukungan latar belakang mahasiswa IAIN Pontianak yang terdiri dari berbagai etnis yang beragam.”

Ia mengungkapkan bahwa IAIN Pontianak oleh Kementrian Agama didaulat sebagai salah satu perguruan tinggi agama dengan predikat Zero gerakan Intoleransi dan Radikalisme”.

Komitmen terhadap pengarusutamaan moderasi beragama, gerakan toleransi dan anti kekerasan ini pula dibuktikan dengan berbagai kerjasama salah satunya adalah penandatanagan nota kesepahaman antara Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Pontianak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) dan PKBI.

Intersectoral Collaboration for Indigenous Religions adalah kolaborasi lintas sektor yang fokus pada membangun gerakan kolektif untuk kewargaan inklusif dan berkeadilan melalui advokasi kebijakan dan pendampingan, riset dan diseminasi pengetahuan. ICIR 2022 kali ini diselenggarakan dari tanggal 28-30 November 2022 bertempat di Universitas Panca Bhakti Pontianak, IAIN Pontianak menghadirkan berbagai peneliti dari berbagai sektor di seluruh Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut juga ditandatangani nota kesepahaman antara IAIN Pontianak dengan The Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) at the Graduate School, Universitas Gadjah Mada yang diwakili Dr. Samsul Maarif.

Penulis : Sri Wahyuni dan Bambang

Editor : Omar Mukhtar




Kegiatan BAPCIS Diinisiasi Pertama Kali Oleh Pascasarjana IAIN Pontianak, Terdapat 94 Paper Terhimpun

Pontianak (iainptk.ac.id) Pascasarjana IAIN Pontianak menggelar kegiatan Borneo Annual Paper Competition on Islamic Studies (BAPCIS) yang pertama. Acara pembukaan BAPCIS ini berlangsung di Auditorium Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak, pada Rabu (30/11/2022). Serta menghadirkan Kasubdit Pengembangan Akademik, Dirjend Pendis Kemenag RI, Dr. HM. Adib Abdussomad, M.Ed., Ph.D.,

Turut hadir secara langsung, nominasi dari UIN Mataram, IAIN Papua serta dosen dan mahasiswa dari Pascasarjana IAIN Pontianak. Selain itu, peserta mengikuti kegiatan ini melalui zoom.

Kasubdit Pengembangan Akademik, Dirjend Pendis Kemenag RI, Dr. HM. Adib Abdussomad, M.Ed., Ph.D., saat memberikan katasambutan beliau menyampaikan “Acara ini merupakan hal yang spesial, karena the 1st Borneo Annual Paper Competition on Islamic Studies diinisiasi pertama kali oleh Pascasarjana IAIN Pontianak. Inisiasi seperti ini sangat tepat dilakukan karena untuk menjawab tantangan umat Islam kedepan.”

Beliau juga menginginkan kegiatan BAPCIS dapat terus berlangsung setiap tahunnya “Memulai memang pekerjaan yang berat, tapi melanjutkanya sesuatu yang sangat mulia. Saya berharap ini bisa menjadi seperti Annual Internasional Conference on Islamic Studies (AICIS) yang saat ini sudah yang ke 21. Semua bisa dilakukan secara baik kalau memiliki tim yang bagus dan solid.”

“Terakhir saya mengucapan selamat bagi yang ditetapkan sebagai the best paper. Bukan masalah menang maupun kalah, yang penting itu kita harus berusaha menjadi yang terbaik. Jadikan kegiatan ini sebagai wahana latihan, jangan berorintesi menjuarai,” pungkasnya.

Dikesempatan ini Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, S.Ag., MA., mengapresiasi atas gebrakan yang sudah dilakukan oleh Pascasarjana IAIN Pontianak “Kegiatan seperti ini pasti akan kita anggarkan tahun depan,” ungkapnya.

Beliau melanjutkan “Saya juga mengucapkan selamat kepada yang sudah men-submit paper. Tak usah karena juara untuk mengikuti kegiatan ini, anda men-submit satu artikel sudah juara menurut saya. Karena hal itu tidak mudah, anda mengikuti alur metodologi yang disyaratkan dari penilai, menyusun kata perkalimat dan itu tidak mudah. Sesungguhnya anda sudah jadi pemenang dari kemalasan anda, menang dari keragu-raguan anda,” ucap Rektor IAIN Pontianak, hingga diakhiri dengan membuka acara ini secara sesmi.

Sebelum itu juga ada penyampaian sambutan dari Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak, Prof. Dr. H. Zaenuddin, S.Ag., MA., beliau menginformasikan “Terdapat 94 paper yang diterima oleh panitia BAPCIS dari 20 Pascasarjana. Kita juga akan memberikan nominasi bagi 10 orang yang juara. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini kita dapat meningkatkan kehidupan akademik, mendorong penulisan paper-paper akademik, serta melahirkan karya-karya yang bermanfaat untuk kita.”

Kompetisi ini secara khusus diperuntukan bagi Mahasiswa Pascasarjana di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), baik Negeri maupun Swasta. Kompetisi karya tulis ilmiah ini mengangkat tema “Islamic Studies in the Digital Era” dengan sub tema terkait sebagai berikut (Islamic Education; Islamic Law; Islamic Economics; Living Qur’an; Living hadits; Religious Moderation; Halal Industry; and Islamic Philanthropy).

Penulis : Bambang Eko Priyanto

Editor Omar Mukhtar

 




Membanggakan 721 Lulusan Diwisuda, Rektor Ingin Semua Sarjana Jadi Duta IAIN Pontianak

Pontianak (iainptk.ac.id) IAIN Pontianak melangsungkan acara Wisuda XIV dengan jumlah Wisudawan/ Wisudawati terbanyak, yakni 721 lulusan. Kegiatan ini juga disebut dengan Rapat Senat Terbuka dalam rangka Wisuda XIV dan Pengukuhan Gelar Doktor Dosen IAIN Pontianak tahun 2022. Adapun tema yang diusung “Moderasi Beragama Wujudkan Harmoni Bangsa.” Kali ini Wisuda dilaksanakan pada Selasa, (29/11/2022) di Sport Center IAIN Pontianak.

Saat prosesi penyampaian kata sambutan Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, S,Ag., MA., mengucapkan selamat kepada para sarjana dan orangtua “Saya mengucapkan selamat kepada kalian, yang diwisuda sebagai sarjana di IAIN Pontianak, dengan berbagai keahlian dan jurusan. Saya juga mengucapkan selamat kepada orangtua yang telah berhasil, berbetah diri mendampingi dan men-support anak dari bapak ibu sekalian.

Sesuai dengan tema yang ada, Rektor IAIN Pontianak menegaskan “Akhir-akhir ini, menjelang tahun politik. Agama itu rawan disalah tafsirkan dan disalahgunakan untuk kepentingan diri, kelompok dan partainya. Maka sarjana IAIN Pontianak harus menjadi duta untuk mencegah politisasi agama, karena kampus kita ini adalah kampus moderat. Kalian harus menjadi orang yang membangun naskah akademik untuk tidak terima jika ada kelompok yang mudah menghakimi dan mengkafirkan orang lain,” pintanya.

Selain menjadi Duta tentang Moderasi, Rektor IAIN Pontianak juga meminta kepada para sarjana untuk menjadi duta Visi dan Misi IAIN Pontianak “Kalian selama perkuliahan itu berpedoman pada Visi IAIN Pontianak, yaitu Ulung dan terbuka dalam kajian dan riset keilmuan, keislaman, serta kebudayaan Borneo. Kami ingin membentuk sarjana IAIN Pontianak yang berakhlak mulia, mandiri dan bermanfaat bagi bangsa dan kemanusiaan,” harapnya

Selainjutnya Rekrot menginginkan mahasiswa menjadi Duta Promosi IAIN Pontianak “Saya berharap kalian terpanggil menjadi Duta Promosi kampus kita. Berceritalah tentang pelayanan kampus dan prestasinya. Banyak prestasi kita, kalian bisa buka jejak digital kampus kita,” ungkapnya.

Beliau juga menyampaikan beberapa prestasi yang pernah didapat “Kita menjadi mengelolaan keuangan terbaik, kampus kita juga pernah menjadi pengelola BMN terbaik se-Kalbar, mahasiswa kita sering mendapatkan prestasi, kalian juga merasakan di IAIN tidak ada transaksi tunai. Hingga penelitian pada tahun 2021, IAIN Pontianak dinobatkan sebagai kampus yang tidak ada pungli 100%. Promosi yang paling penting adalah kalian menjadi orang yang paling indah, paling cantik, paling bagus dengan adab kalian di masyarakat,” pungkasnya.

Penulis : Bambang Eko Priyanto

Editor : Omar Mukhtar




Warek III : LDK IAIN Pontianak Setia Terhadap Pancasila dan NKRI

Pontianak (iainptk.ac.ir) Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama IAIN Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M. Si mengatakan setiap mahasiswa IAIN Pontianak termasuk pengurus Lembaga Dakwah Kampus (LDK) wajib untuk berkomitmen tetap setia terhadap Ideologi Pancasila dan NKRI harga mati.

Hal ini disampaikan pada acara pembinaan mahasiswa dan pembukaan Grand Opening Mentoring LDK IAIN Pontianak Minggu, 27 November 2022 di aula rektorat lantai 4 IAIN Pontianak.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa pandangan terhadap Lembaga Dakwah Kampus (LDK) sebagai bagian dari gerakan politik ingin mendirikan negara khilafah dengan menggantikan ideologi Pancasila, wajib diperbaiki secara serius dan sungguh-sungguh.

Dalam catatan sejarah, pernah terjadi Deklarasi oleh 500 Lembaga Dakwah Kampus seluruh Indonesia, menyatakan keinginannya mendirikan negara khilafah, pada tanggal 27 Maret 2016 di kampus Institiut Pertanian Bogor.

Lebih lanjut, IAIN Pontianak telah melakukan upaya pencegahan, dengan cara setiap tahun seluruh pengurus ORMAWA termasuk anggota LDK IAIN Pontianak wajib lulus sertifikasi wawasan kebangsaan.

Warek3 juga menegaskan bahwa Mulai saat ini, segala aktifitas LDK harus merujuk kepada regulasi dan arahan serta keputusan rektor IAIN Pontianak sebagai penanggung jawab seluruh aktivitas civitas akademika IAIN Pontianak.
Dengan ikhtiar ini, semoga mahasiswa IAIN Pontianak terlindungi dari upaya gerakan politik anti Pancasila dan NKRI.

Penulis : Ridwan dan Bambang

Editor : Omar Mukhtar