Avila, Seorang Muallaf yang Ingin Mendalami Islam di IAIN Pontianak

PONTIANAK. (www.iainptk.ac.id) — Namanya Avila Hizkia Erta, seorang muallaf. Ia menetapkan hati untuk menjadi muslim. Memilih untuk mendalami agama di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.

Avila merupakan calon mahasiswa baru IAIN Pontianak. Program studi (Prodi) yang dipilihnya adalah Perbankan Syariah atau Prodi Manajemen Bisnis Islam. Dirinya mengikuti tes tertulis berkaitan dengan pengetahuan umum dan agama serta Tes Potensi Akademik. Kemudian mengikuti tes kebahasaannya, Rabu-Kamis (30-31/7/2019).

Avila menceritakan, dirinya lahirkan dari orang tua yang beragama Katolik. Namun saat dewasa dan bisa menentukan pilihannya, Avila memilih menjadi seorang muslim. Tepat tanggal 5 Ramadhan 1440, atau dua bulan yang lalu Allah memberi hidayah kepada Avila untuk memeluk Islam. Avila mengatakan alasannya memilih Agama Islam karena “Menurut saya Islam itu adalah agama yang benar. Sebenarnya saya sudah tertarik sejak SMA. Cuman baru berani sejak dua bulan yang lalu. Setelah lulus dari SMA dan mendapat pekerjaan” terangnya.

Sang Ayah sudah menerima keputusan Avila untuk menjadi Muslim. “Bapak terima pilihanmu, itu jalanmu, kalau kamu sudah nyaman di situ” begitu ia menirukan komentar ayahnya.

Namun ibu belum dapat menerima, Avila disuruh kembali lagi ke agama sebelumnya. Avila masih menghubungi sang ibu. Namun kadang tidak dibalas. Sekali dibalas Avila disuruh kembali lagi ke agama sebelumnya” kisahnya.

Dr. Firdaus Achmad, M.Hum selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga menyampaikan ke Avila “Ketika kita hijrah, keyakinan yang berbeda dengan orang tua itu tidak menjadi alasan untuk seorang anak memutuskan hubungan dengan orang tuanya. Orangtua punya hak terhadap diri anaknya, selama ia belum menikah. Hak itu bisa saja orangtua mengatur anaknya memiliki keyakinan seperti orang tuanya. Tetapi memilih keyakinan adalah kebebasan individu. Ketepatan Avila sudah memilih Islam sebagai keyakinan. Tapi, ketika Avila memilih pindah keyakinan yang berbeda dengan ibu, itu tidak menjadi alasan bagi Avila untuk memutuskan hubungan dengan ibu. Itulah ajaran dalam Islam begitu. Kita harus tetap berbakti kepada orang tua. Kalau memutuskan hubungan dengan orangtua itu jatuh hukumnya menjadi durhaka” nasihatnya.

“Kalau nanti sekiranya lulus dan menjadi mahasiswa. Belajarnya itu jangan sekedar mencari nilai, tapi belajarnya harus untuk mencari ilmu. Nilai itu hanya konsekuensi dari belajar.” tambah Dr. Firdaus Achmad, M.Hum yang juga merupakan dosen filsafat.

Avila yang saat ini baru belajar membaca Iqro, memiliki tekat yang kuat untuk mendalami bahasa Arab. Serta mau bergabung di Club Bahasa Arab yang ada di IAIN Pontianak. Dengan kuliah, perempuan kelahiran Anjungan ini berharap, suatu saat nanti cita-citanya yang ingin menjadi dosen di bidang Ekonomi Islam dapat terkabul.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail

Print Friendly, PDF & Email