-

B.J. Habibie Wafat, IAIN Pontianak Gelar Sholat Ghaib

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)– Indonesia berduka. Presiden ke-3 Republik Indonesia, Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia di usia 83 tahun, Rabu (11/9) malam di Jakarta.

Banyak ucapan belasungkawa untuk tokoh yang terkenal dengan kecerdasan dan keshalehannya itu. Bendera setengah tiang dinaikkan. Berbagai masjid juga menggelar sholat Ghaib untuk mendoakan kepergiaannya.

Begitu juga yang dilakukan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Setelah sholat Zuhur. Pada Kamis (12/9) di Masjid Syeikh Abdul Rani Mahmud. Ratusan jamaah yang terdiri dari dosen, tanaga kependidikan dan mahasiswa, melaksanakan sholat ghaib untuk almarhum B.J. Habibie.

Sholat ghaib yang diimami oleh H. Dulhadi, M.Pd berlangsung dengan hikmad. Selepas sholat, jamaah duduk kembali dan mendengarkan tausiyah dari sang imam.

“Bersyukur kita telah melaksanakan sholat jenazah yang ditujukan kepada almarhum B.J. Habibie. Mudah mudahan doa kita diijabah oleh Allah Swt. Pak B.J. Habibi yang kita kenal selain seorang presiden, beliau juga seorang yang dikenal dalam dua hal. Pertama beliau dikenal sebagai Bapak Reformasi dan kedua dikenal sebagai Bapak Tekhnologi.” tuturnya.

Dihadapan jamaah, H. Dulhadi, M.Pd juga menceritakan “Sebagai Bapak Reformasi karena beliau presiden pertama yang menjabat pada era reformasi. Kemudian dikenal juga sebagai Bapak Tekhnologi karena beliau pernah menjadi Menteri Riset dan Tekhnologi selama 4 periode berturut-turut. Disamping itu juga prestasinya membuat teknologi pesawat terbang. Ini inti yang ingin saya sampaikan satu prinsip hidup beliau. Tekuni pada satu bidang, sesuai dengan bakat, talenta yang ada pada diri kita. Kalau kita berdasarkan itu akan mencapai puncaknya.” paparnya.

“Adik-adik mahasiswa jangan sampai masuk ke IAIN Pontianak ini salah pilih program studi. Contoh ada mahasiswa bakatnya olahraga tinju, masuk Tarbiyah. Alhamdulillah diangkat jadi guru. Kerjenya apa?, bukan mengajar tapi ninju muridnya, memukul murid. Dia salurkan bakatnya di sekolah. Padahal bukan disitu penyaluran bakat. Jadi, tanya pada diri sendiri aku ini bakatnya apa? tetapi kalau sesuai lanjutkan dan belajar dengan maksimal. Mudah – mudahan semangat dari beliau terus kita terapkan, walaupun beliau sudah berpulang ke Rahmatullah. Semangatnya untuk menguasai ilmu dan tekhnologi terus mengalir dalam generasi sekarang ini” tutupnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail

Print Friendly, PDF & Email