Tim Asesor BAN-PT Lakukan Visitasi Akreditasi Prodi Muamalah

Tim Asesor dari Badan Akreditasi Nasional- Perguruan Tinggi (BAN-PT), Asep Saepudin Jahar, Ph.D (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan Dr. Moh. Fathoni Hasyim (UIN Sunan Ampel Surabaya) melakukan visitasi pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Mu’amalah) Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Pontianak, Jum’at (13/7/2018) di Ruang Pertemuan Rektor, Lantai II Rektorat IAIN Pontianak.

Plt. Dekan FSEI IAIN Pontianak, Dr. Ichsan Iqbal, MM mengemukakan jika target yang diusung oleh FSEI tahun ini 75% akreditasi di lingkungan FSEI terakreditasi “A”. Maka dari itu ia mohon kepada tim asesor untuk menilai seobjektif mungkin segala hal yang berkaitan dengan prodi muamalah ini. Ia pun berharap semoga usaha yang dilakukan selama ini tidak mengkhianati hasil yang akan didapat.

Plt. Wakil Rektor I IAIN Pontianak, Dr. Hermansyah, M.Ag mengungkapkan jika IAIN Pontianak masih baru berkembang dan berupaya membangun segalanya dengan sistem.
“Kami berkomitmen segala urusan yang berkaitan dengan akademik, administrasi, dan pelayanan berbasis sistem. Karena itu merupakan ikhtiar kita bersama dalam rangka menjadikan IAIN Pontianak semakin baik ke depannya. Semoga ikhtiar ini juga bisa membawa dampak yang signifikan terhadap peningkatan akreditasi di semua prodi dan jurusan yang ada di masing-masing fakultas di IAIN Pontianak.” harapnya.

Sementara itu dalam sambutannya, Tim Asesor BAN-PT, Asep Saepudin Jahar, Ph.D mengungkapkan terima kasih atas sambutan selama berada di Pontianak. Ia pun mengatakan tugas asesor hanya mencatat segala hal yang ditemukan di lapangan. Dalam kesempatan tersebut, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dan perlu diperbaiki serta ditingkatkan khususnya yang berkaitan dengan kemaslahatan orang banyak. Misalnya ruang perpustakaan. Jika perpustakaan tidak nyaman, dari segi pencahayaan juga kurang maka yang merasakan dan menikmati kurang nyaman.

“Mengapa hal ini kami pertegas, karena ini yang sering kita hadapi. Oleh karena itu dari anggaran yang didapat nantinya harus ada skala prioritas.” tegasnya.




Membanggakan! Jurnal IAIN Pontianak Terakreditasi

Satu lagi capaian prestasi kerja sivitas akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak yang sangat membanggakan.

Jurnal al-Albab, salah satu jurnal yang ada di IAIN Pontianak, kini telah terakreditasi jurnal nasional.

Dr. Zaenuddin, MA., editor in-chief dari Jurnal al-Albab memaparkan, “Jurnal ini termasuk jurnal international berbahasa PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa), penulis dan editornya dari berbagai negara. Sudah terindek DOAJ dan Microsoft Academic Search. Jurnal tersebut telah terakreditasi nasional sejak 5 Juli 2018. Sudah terindeks di mesin pengindeks Ristekdikti yaitu Sinta dengan score Sinta 2, http://sinta2.ristekdikti.go.id/juornals/detail?id=19.

Pencapaian ini merupakan hasil kerja tim dan dukungan Pimpinan IAIN Pontianak.
Selain dukungan moral, Lembaga IAIN Pontianak juga telah menyiapkan anggaran walaupun belum maksimal. Ke depan jurnal-jurnal di IAIN Pontianak perlu diperhatikan lebih baik agar dapat mengikuti jejak Al Albab untuk terakreditasi” ujarnya sumringah.

Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd sebagai penggagas Jurnal Al-Albab tersebut mengatakan”Saya mengapresiasi prestasi pengelola jurnal yang telah mencapai target sebagai jurnal terakreditasi nasional. Teruslah berikhtiar sampai mencapai ke jurnal bereputasi internasional terindex scopus. Tinggal selangkah lagi, karena index copernicus sudah tercapai. Jurnal berkualitas berdampak pada akreditasi IAIN Pontianak, profil kualitas dosen, reputasi IAIN Pontianak dan juga kepada distingsi kampus kita di tingkat nasional dan internasional. Selain itu visi IAIN dapat terwujud, karena jurnal Al-Albab adalah jurnal spesial visi IAIN yang terkait Pusat Kajian Borneo. Selain itu dampak lainnya meningkatkan semangat dan memudahkan dosen untuk ke Guru Besar yang sangat strategik dan efektif untuk perubahan IAIN menuju UIN” ujarnya.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif mengapresiasi capaian prestasi tersebut. “Selamat atas hasil yang dicapai tim al-Albab, jurnal Pascasarjana IAIN Pontianak. Bagian yang sangat penting dalam pengelolaan perguruan tinggi adalah eksistensi jurnal ilmiah. Jurnal terakreditasi saat ini menjadi kebutuhan primer ilmiah, baik akreditasi nasional terlebih internasional.”

Rektor Syarif melanjutkan, “Capaian oleh al-Albab menembus akreditasi international merupakan prestasi yang sangat baik dan harus kita maksimalkan ikhtiar untuk mempertahankannya. Ikhtiar yang telah dilakukan oleh tim Al-Albab kita jadikan model bagi jurnal lain di lingkungan IAIN Pontianak untuk menuju akreditasi nasional maupun internasional.”

Rektor menegaskan “Arah kebijakan Rektor IAIN Pontianak bahwa tahun 2019 kita harus telah memenuhi minimal target pencapaian 3 jurnal akreditasi. Pimpinan telah membuat kebijakan untuk full back-up usaha untuk pencapaian itu, baik dari segi pembiayaan maupun dari segi pembentukan tim. Arah kebijakan ini harus menjadi haluan kerja Kepala LP2M nantinya. Juga harus menjadi salah satu program prioritas yang sifatnya mandatori. Terkait hal ini, saya sangat penghimbau kepada seluruh tenaga pendidik dalam ini para dosen kiranya dapat mensupport kebijakan ini dengan meningkatkan partisipasi tulisannya untuk kelangsungan jurnal al-Albab dan jurnal-jurnal lain di lingkungan IAIN Pontianak. Bravo Al-Albab” ujarnya.




IAIN Pontianak Gandeng Kampus Wilayah Borneo Gelar Pameran Product Halal Internasional

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak akan menggelar kegiatan Borneo International Halal Showcase (BIHAS). Kegiatan ini merupakan pameran product halal internasional yang pertama kali diadakan di wilayah Borneo.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu terobosan untuk memeriahkan kegiatan Konferensi Antar Bangsa Islam Borneo (KAIB) yang akan dilaksanakan pada 24 September 2018 di Masjid Raya Mujahidin Pontianak.

Ide tersebut disampaikan Dr. Zaenuddin mewakili Rektor IAIN Pontianak saat menghadiri Rapat Majelis Islam Sarawak, Malaysia pada 3 Juli 2018 lalu. Zaenuddin mengatakan pertemuan tersebut merupakan rapat persiapan lanjutan dari pembahasan sebelumnya yang dihadiri Rektor IAIN Pontianak di Sabah, Malaysia. Kita mendorong pengurus masjid untuk terlibat menyukseskan acara ini agar tumbuh pengusaha product halal dari Jama’ah masjid” urainya.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA menjelaskan, “Product halal merupakan bagian penting dari kajian Islam modern. Pameran tersebut bertujuan untuk membangun network dan mendorong kerjasama antara pengusaha product halal dengan akademisi di kawasan Borneo. IAIN Pontianak memiliki kepedulian dan sangat berkepentingan untuk mendorong product-product halal untuk diperkenalkan kepada publik. Hal ini sebagai upaya mewujudkan visi IAIN Pontianak: “Ulung dan Terbuka dalam Kajian dan Riset Keilmuan, Keislaman serta Kebudayaan Borneo”.

Rektor Syarif menegaskan bahwa, “Hal yang tak kalah pentingnya adalah, kegiatan tersebut dalam rangka merajut komunikasi kawasan regional untuk mengantisipasi gerakan radikalisme dan radikalisasi ajaran agama” pungkasnya.




Literasi Digital Atasi Radikalisme di Kampus

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif MA, secara resmi menutup acara Simposium Nasional Perkumpulan Ahli Bimbingan dan Konseling Islam (PABKI) di Urban Garden Pontianak, 30 Juni 2018. Selaku tuan rumah kegiatan, rektor memberikan apresiasi dan terimakasih kepada PABKI atas kepercayaannya kepada IAIN Pontianak dan berharap setiap PTKIN memiliki lembaga konseling yg kredibel dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Pada sambutannya, rektor menyampaikan kecendrungan pemahaman dan tindakan ekstrem yang sekarang di rasakan juga merambah ke perguruan tinggi, sehingga harus direspon serius.

“Kita perlu mengatasi atau menanggulangi paham-paham radikalisme yang tersebar di lingkungan kampus.” kata rektor.

Untuk itu sivitas akademika diminta untuk memberikan sumbangsih pemikiran dan langkah-langkah yang kongkrit untuk menanggulangi hal itu.

Menyetir apa yang disampaikan Menteri Agama dalam suatu kegiatan halal bihalal dikalangan Rektor PTKIN belum lama ini, rektor mengatakan saat ini sudah ada indikasi Perguruan Tinggi Islam yang terindikasi adanya penyebaran paham radikalisme di dalam lingkungan kampus. Ia mengatakan penanggulangan ini harus dilakukan di semua perguruan tinggi, tidak hanya perguruan tinggi Islam saja.

“Ada dua hal harus diantisipasi secara serius yaitu mulai maraknya pemahaman keagamaan yang cenderung ekstrim. Kedua, dari pemahaman itu muncul tindakan pengamalan keagamaan yang juga ekstrem, pengamalan yang tidak lagi moderat.” imbuh rektor.

Dr. Syarif, MA memberikan solusi cara menanggulangi radikalisme di lingkungan kampus diantaranya ialah dengan memaksimalkan konten-konten positif melalui literasi digital. Literasi digital diperlukan untuk meningkatkan keadaban dalam bermedsos. Selain mahasiswa, para dosen pun harus diberikan pemahaman secara menyeluruh terkait Islam agar tidak menyebarkan ajaran Islam yang salah.” Pesan rektor.

Kegiatan Simposium Nasional PABKI dilaksanakan Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Pontianak, dihadiri oleh 40 peserta dari 15 Perguruan Tinggi Islam. Pada kegiatan yg dilaksanakan tgl 29 Juni – 1 Juli 2018 di Star Hotel tersebut juga dibentuk Pengurus PABKI Perwakilan Kalbar yang diketuai oleh Dr. Cucu, M.Ag dosen FUAD IAIN Pontianak.




Rektor IAIN Pontianak Berbuka Puasa Bersama Satpam dan Cleaning Service

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA berbuka puasa bersama dengan Pegawai/Staf Subbag Tatausaha, Humas dan Rumahtangga (THR) Bagian Umum Biro AUAK IAIN Pontianak, Jumat (9/6/2018) di Gedung Biro AUAK IAIN Pontianak. Acara ini diikuti oleh elemen yang ada di Subbag THR, mulai dari Kassubbag hingga staf yang ada dibawahnya: pegawai administrasi, pramubhakti, satpam dan cleaning service.

Menurut Kassubbag THR, Aspari Ismail, kegiatan ini bertujuan sebagai wadah dalam menjalin silaturahmi Keluarga besar IAIN Pontianak khususnya di kalangan Pegawai/Staf Subbag THR. Acara ini juga menjadi momentum kebersamaan hari kerja terakhir di bulan Ramadhan sebelum nantinya cuti bersama menyambut Hari Raya Idul Fitri 1439 H.

“Semoga di bulan yang penuh berkah ini kita dapat meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT. Selain itu juga menjaga silaturahmi di antara kita sehingga terjalin ukhuwah yang dapat meningkatkan etos kerja.” harapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA menyampaikan pembinaan pegawainya. “Motto besar yang akan menjadi acuan utama adalah pengabdian berbasis akhlakul karimah” katanya. Rektor yang baru dilantik dua hari lalu itu (6/6/2018) mengungkapkan, bekerja dengan berdasarkan pengabdian akan berbeda dengan bekerja berlandaskan atau berorientasi materi semata. Baginya jumlah penghasilan yang berlimpah tidak mencerminkan kebahagiaan atau ketenangan hidup seseorang. Contoh, banyak orang kaya yang hidupnya tidak tenang karena tertimpa banyak masalah bahkan mereka selalu merasa kekurangan di tengah jumlah harta yang melimpah.
Sedangkan pekerjaan yang berbasis pengabdian akan melahirkan keberkahan. Dari keberkahan inilah akan lahir kenikmatan atau ketenangan hidup. Materi tidak menjadi satu-satunya ukuran pekerjaan. Menurutnya, asas pengabdian akan membawa kenikmatan tersendiri dalam menjalani sebuah pekerjaan, sehinga pekerjaan tidak dianggap sebagai beban. Dengan demikian, pengabdian ini harus berlandaskan akhlakul karimah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Sehingga pekerjaan tersebut tidak hanya bernilai duniawi namun juga bernilai ukhrawi” jelasnya.

Andry Fitriyanto, salah satu peserta yang hadir dalam momen tersebut mengungkapkan kebahagiannya dapat berkumpul bersama rekan-rekan Sivitas Akademika IAIN Pontianak dalam suasana buka puasa bersama.

“Kegiatan ini begitu berkesan bagi saya dan kawan-kawan. Di sini terjalin rasa kekeluargaan sekaligus membangun soliditas sesama rekan kerja beserta atasan. Kami sangat surprise dengan kehadiran Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA yang dalam kesibukannya masih bisa menyempatkan hadir di tengah-tengah kami.” pungkasnya.

Usai berbuka, Rektor IAIN Pontianak menyerahkan bingkisan secara simbolis berupa sarung untuk pegawai laki-laki dan mukena kepada pegawai perempuan. Rektor berpesan agar pegawai rajin-rajin beribadah.(Septian Utut).




Dilantik Menteri Agama, Dr. Syarif Lanjutkan Estafet Kepemimpinan IAIN Pontianak

Setelah sekian lama menanti kepastian akan status kepemimpinan, akhirnya sivitas academica IAIN Pontianak bisa bernafas lega. Pasalnya, pada Rabu (6/6/2018) bertepatan 21 Ramadhan 1439 H, pukul 13.00, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, telah menetapkan dan melantik Dr. Syarif, S. Ag. MA sebagai Rektor IAIN Pontianak melanjutkan estafet kepemimpinan masa jabatan 2018 – 2022. Bersamaan itu, Menteri Agama juga melantik Prof. Dr. Masdar Helmy sebagai Rektor UIN Surabaya.

Dr. Syarif, S.Ag. MA bukanlah orang baru dalam jajaran kepemimpinan kampus IAIN pontianak. Sebelumnya ia dipercaya menduduki jabatan sebagai Wakil Rektor II. Ia juga pernah menjabat sebagai Assisten Direktur II Pascasarjana STAIN Pontianak. Bahkan di masa awal pemekaran jurusan STAIN Pontianak, beliau sempat menjabat sebagai Sekretaris Jurusan Syari’ah.

Lulusan Doktor Tafsir-Hadis pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dikenal sebagai sosok pejuang hidup yang tidak mengenal lelah. Bagaimana tidak, selama menempuh proses pendidikan, dari MTs lanjut ke PGA, kemudian masuk ke IAIN Pontianak, hingga menempuh pendidikan Magister dan Doktornya di UIN Jakarta, dia berusaha membiayai hidupnya dengan bekerja paroh waktu, baik sebagai agen asuransi maupun sebagai guru mengaji dan penceramah. Kesibukan kuliah sambil kerja nyatanya tidak menghalangi dirinya untuk juga aktif di organisasi kepemudaan. Beliau merupakan kader dari organisasi besar: PII, IPNU dan HMI. Pengalaman organisatoris itu lah yg membekalinya berkiprah dalam aktivitas keagamaan dan kepemudaan.

Saat diwawancarai oleh wartawan usai pelantikan, Rektor baru IAIN Pontianak ini memaparkan ekspektasi kerja untuk 4 tahun ke depan masa kepemimpinannya. Dari sisi subjek kepemimpinan, beliau berharap seluruh sivitas academica IAIN Pontianak ikut melibatkan diri dan mengoptimalkan keterlibatan itu dalam partisipasi kerja secara profesional sekaligus proporsional. Optimalisasi keterlibatan partisipatif sejatinya berlandaskan pada pemikiran bahwa seluruh sivitas academica merasa memiliki kampus Islam negeri pertama di Kalbar tersebut. Pemikiran ini senyatanya menjadi ruh kesadaran akan pentingnya tanggung jawab kerja sama demi kemajuan dan kemuliaan IAIN Pontianak sebagai perguruan tinggi agama.

Sementara dari sisi objek kepemimpinan, Dr. Syarif akan memaksimalkan segala potensi yang dimiliki IAIN pontianak untuk memenuhi standar layanan akademik yang berorientasi pada kemajuan teknologi dan kemuliaan ilmu pengetahuan, namun tetap berpijak pada realitas kepentingan humanistis.

Menyadari akan keterbatasan ruang fasilitas layanan akademis, beliau juga menetapkan harapan yang akan ia perjuangkan, yaitu ketersediaan kampus dua. Sebagai pemicu dan penyadar optimalisasi kerja tersebut.

Rektor termuda selama kampus IAIN Pontianak ini berdiri menetapkan moto kerjanya, yaitu: Pengabdian Akademis Berbasis Akhlaqul Karimah, Bersimpul Partisipasi Persaudaraan Ilmiah, Berorientasi Prestasi dan Kemajuan Bersama. Moto ini mengisyaratkan pesan kemuliaan kerja, yaitu bekerja bukan karena kedudukan dan jabatan. Namun demi kepentingan IAIN bersama yang berlandas pada hasrat akan ridha Allah.

Dengan adanya Pelantikan Rektor IAIN Pontianak tersebut, diharapkan menjadi angin segar bagi hasrat pembaharuan bagi segenap sivitas academica IAIN Pontianak khususnya, dan bagi masyarakat Kalimantan Barat pada umumnya.

Selamat bekerja Dr. Syarif, S.Ag. MA. Kerja nyatamu diharapkan. Prestasimu dinantikan. Kesuksesanmu didoakan.
(Fachrul Rizal).




IAIN Pontianak Laksanakan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila

IAIN Pontianak melaksanakan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2018, pada Senin (4/6), bertempat di Halaman Rektorat IAIN Pontianak. Bertindak sebagai Pembina Upacara dalam hal ini Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, Drs. Syahrul Yadi, M.Si. Dihadiri dan diikuti oleh Pejabat, Pegawai ASN, Pegawai Non ASN, serta Mahasiswa IAIN Pontianak.

Upacara dilaksanakan pukul: 08.15 WIB.
Pengibaran Bendera Merah Putih dilakukan oleh anggota Pramuka Racana IAIN Pontianak. Sedangkan Pemimpin Upacara dikomandani oleh Kasubbag Keuangan dan BMN, Omar Muchtar Al Assad, M.Ak.

Dalam kesempatan tersebut, Pembina Upacara membacakan Amanat Sambutan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
“Pancasila berperan sebagai falsafah dan dasar negara yang kokoh, yang menjadi fondasi dibangunnya Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kita harus terus menerus bersatu memperkokoh semangat Bhinneka Tunggal Ika. Mari manfaatkan Hari Lahir Pancasila sebagai momen pemacu dan momen aktualisasi nilai-nilai Pancasila. Semangat bersatu, berbagi dan berprestasi akan meneguhkan kita dalam membawa Indonesia menuju negara yang maju dan jaya”. Demikian intisari sambutan presiden yang dibacakan Kepala Biro AUAK dengan lantang dan berwibawa.

Upacara ini diakhiri dengan menyanyikan lagu Mars Pancasila dan pembacaan do’a.

Seluruh sivitas akademika yang hadir dalam upacara kali ini mengikuti dengan khidmat dari awal hingga akhir. Upacara ini pun berlangsung sukses tanpa hambatan apapun. (Septian Utut).




“One Day One Book” IAIN Pontianak Galakkan Gerakan Literasi

One day one book“. Begitulah kiranya gambaran kegiatan Ihya’ Ramadhan Goes to School yang berlangsung di SMA Haruniyah (1/6) dan MAN 1 Pontianak (2/6). Kegiatan tersebut diikuti sekitar 60 siswa/i SMA Haruniyah dan sekitar 250 siswa/i MAN 1 Pontianak.

Ketua Panitia Ihya’ Ramadhan Tahun 2018, Syamsul Kurniawan, M.S.I menjelaskan pihaknya tidak menyangka dengan apresiasi dan antusiasme tinggi dari 2 sekolah yang berpartisipasi dalam even ini. Khususnya di MAN 1 Pontianak peserta yang terlibat sekitar 250 orang. Tidak hanya murid, namun guru-guru juga turut andil dan ambil bagian dalam kegiatan tersebut.

“Luar biasa sambutan dan apresiasi yang diberikan oleh pihak sekolah. Mereka menyambut kegiatan ini dengan senang hati dan penuh semangat. Produk yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini yaitu buku. Hasil karya dari peserta ini nantinya akan dikumpulkan, disunting, dan akhirnya dicetak menjadi buku ber-ISBN.” tuturnya.

“Kami berharap semoga gerakan literasi sekolah ini dapat berlanjut dan menjadi agenda rutin yang dilakukan oleh pihak sekolah. Kami siap membantu jika pihak sekolah ingin pendampingan dalam upaya menggalakkan literasi sekolah.” pungkasnya. (Septian Utut).




Terobosan Baru, Ihya’ Ramadhan Goes to School: Gerakan Literasi Sekolah

“Ihya’ Ramadhan Goes to School”, kegiatan ini merupakan salah satu di antara rangkaian program yang dilaksanakan oleh Panitia Ihya’ Ramadhan 1439 H. Mengambil tema: “Menumbuhkan Keshalehan Literasi di Bulan Suci Ramadhan Pada Siswa”. Acara ini dilaksanakan mulai 1 s.d. 6 Juni 2018. Dengan 4 sekolah menjadi tujuan yakni, SMA N 3 Pontianak, SMK N 3 Pontianak, MAN 1 Pontianak, dan SMA Haruniyah Pontianak.

Sebagaimana diterangkan oleh koordinator kegiatan ini, Fachrul Rizal, M.Pd, bahwa masing-masing sekolah yang bekerjasama dengan Panitia Ihya’ Ramadhan IAIN Pontianak, sangat antusias dan berharap kegiatan Ihya’ Ramadhan Goes to School ini terlaksana dengan lancar serta membuahkan karya tulis yang orisinil lahir dari siswa-siswi di sekolah mereka.
“Sekolah salah satu tempat ideal menjadi kawah candradimuka lahirnya penulis di kalangan siswa, tetapi saat ini yang menjadi hambatan adalah kurangnya motivasi literasi di kalangan siswa dan masih banyak sekolah yang belum mengetahui cara menumbuhkan kesadaran literasi di kalangan siswa tersebut. Oleh karenanya dalam kesempatan ini kami ingin mengambil peran melalui Gerakan Literasi Sekolah.” ujarnya.

Ketua Panitia Ihya’ Ramadhan, Syamsul Kurniawan, M.S.I menjelaskan, Ihya’ Ramadhan Goes to School dirancang untuk memanfaatkan momentum Bulan Ramadhan sebagai bulan literasi. Hal ini kemudian direalisasikan dengan kegiatan berkunjung ke sekolah-sekolah sekaligus mengampanyekan pentingnya budaya literasi pada generasi milineal, yang dalam hal ini anak-anak usia SMA/MA/Sederajat.
“Bentuk kegiatan di samping sosialisasi menulis juga dirangkai dengan praktik menulis. Hal ini dirasa penting, dalam konteks mewujudkan komitmen IAIN Pontianak dalam mengampanyekan budaya literasi di tengah-tengah masyarakat, termasuk pada generasi milineal. Produk yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini yakni buku-buku yang diterbitkan dari hasil pelatihan itu sendiri.” pungkasnya.(Septian Utut).




Membanggakan! Dosen IAIN Pontianak Terpilih Ikuti Program Life of Muslims In Germany 2018

Mutiara Intan Permatasari atau akrab disapa Muti, mengharumkan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Muti merupakan dosen luar biasa jurusan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) mengampu mata kuliah Bahasa Inggris. Ia lulus seleksi menyisihkan ribuan peserta dan berhak mengikuti Program Life of Muslims In Germany.

Muti menceritakan pada bulan April lalu, berbekal dengan surat rekomendasi dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI di London, surat rekomendasi dari MUI Kalimantan Barat serta surat keterangan yang dikeluarkan oleh IAIN Pontianak, ia mantap mendaftarkan dirinya untuk Mengikuti Program Life of Muslims In Germany tersebut.

Program itu merupakan agenda kerjasama antara Goethe Institut Indonesien dan Universitas Paramadina yang menyaring para intelektual muda muslim Indonesia. Essaynya yang berjudul Being Muslim in a multicultural society: To Propose not to impose, to Share not to Propagate the islamic Values To the world rupanya sukses menarik perhatian juri dari pihak Goethe, Kedutaan Besar Jerman (pihak DAAD), dan Universitas Paramadina.

Pada akhirnya, dari ribuan peserta yang mendaftar, Mutiara dinyatakan lulus seleksi dokumen dan layak untuk mengikuti seleksi interview bersama ke-28 peserta lainnya. Pada seleksi interview yang dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2018, Mutiara berhasil meyakinkan para pewawancara/juri yang hadir pada saat itu. Hingga akhirmya Mutiara terpilih sebagai satu dari ke-14 peserta yang akan berangkat ke Jerman pada 7 s.d 21 Juli 2018 mendatang.

Nantinya Ibu muda dari putri kecil berusia lima tahun ini, akan bertemu dan berdialog dengan para anggota komunitas muslim di berbagai kota di Jerman. Selain itu ia pun akan berkunjung dan ikut andil dalam seminar tentang Islam di salah satu Universitas terkemuka di Jerman. Mutiara berharap mampu berkontribusi lebih banyak dalam mengasah proses berpikir kritis para muslim Indonesia selepas mengikuti program ini.

Mutiara mengisahkan, sejak kecil dirinya memang sudah gemar menulis, membaca puisi dan berpidato. Berbagai penghargaan yang berhubungan dengan literasi seringkali diraihnya. Pada tahun 2008 ia terpilih menjadi salah satu Duta Bahasa Jawa Barat. Kemudian, pada tahun 2011 serta 2015 ia dianugerahi penghargaan sebagai Duta Bahasa Berprestasi atas dedikasi dan kecintaannya terhadap bahasa dan sastra.

Mutiara telah mengajar Bahasa Inggris sejak masih duduk di bangku SMA. Hal tersebut ia teruskan sampai menempuh pendidikan strata 1 di UPI Bandung dengan konsentrasi Bahasa dan Sastra Inggris. Dia mengajar di beberapa tempat bimbel dan les bahasa inggris sambil sesekali mengisi waktu luang dalam dunia broadcasting. Kendati demikian, kecintaannya terhadap bahasalah yang mengantarkannya untuk menggeluti ranah Linguistik, yaitu salah satu cabang ilmu dalam bidang Bahasa. Tesisnya yang berjudul Pola Tindak Tutur dalam Komunikasi Dokter Gigi dengan Pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut” dibimbing langsung oleh pakar Sosiopragmatik dan linguistik forensik terkemuka yaitu Prof. E. Aminuddin Aziz, Ph.D. Selain itu juga Mutiara dibimbing oleh pakar morfosintaksis Dadang Sudana, Ph.D.

Pada tahun 2018, Mutiara mengikutsertakan dirinya sebagai salah satu relawan pengajar dalam program Friendship From Indonesia yang bertempat di Singapura dan Malaysia. Pada kesempatan tersebut dia bertugas untuk mengajarkan bahasa Inggris pada anak-anak imigran yang berasal dari Somalia dan anak-anak TKI ilegal yang berasal dari Indonesia. (AI).