Humas PTKIN Bersinergi Membangun Branding

PALU, (iainptk.ac.id)—Humas Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) bersinergi membangun branding. Hal ini penting dilakukan agar PTKIN lebih dikenal masyarakat. Terlebih dalam setiap event nasional atau internasional. Pernyataan itu dinyatakan Kepala Sub Bagian Humas Pendidikan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Muhtadin, dalam pertemuan Humas (17-18/9/2018) di Media Center AICIS Palu. Tampak hadir dalam pertemuan itu diantaranya humas UIN Jogjakarta, UIN Mataram, UIN Medan, UIN Lampung, UIN Makassar, UIN Riau, UIN Banjarmasin, IAIN Palu, IAIN Pontianak, IAIN Padangsidempuan, IAIN Surakarta dan lain-lain.

“AICIS harus disampaikan ke masyarakat, harus diketahui oleh masyarakat. Itu tugas humas dalam membantu panitia sukseskan AICIS”. Muhtadin meminta agar Humas PTKIN fokus untuk melakukan peliputan dan pemberitaan pada pembukaan AICIS, poin-poin penting diskusi dan penutupan serta pameran pendidikan dan UMKM.

Ia juga meminta agar seluruh humas tersebut yang hadir untuk memberitakan kehadiran rektor dan guru besar masing-masing perguruan tinggi di AICIS. “Misalkan rektor hadir pembukaan AICIS, atau jumlah panelis dari kampus yang tampil di AICIS ke 18,” ujar Muhtadin.

AICIS telah dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, di Mercure Hotel Palu pada Selasa 18/9/ 2018. AICIS dilaksanakan di Kota Palu pada 17-20 September 2018, mengusung tema, Islam in a globalizing word: text, knowledge anda practice.

Kasubbag Tata Usaha, Humas dan Rumah Tangga IAIN Pontianak, Aspari menyatakan bahwa “Kegiatan pertemuan forum humas itu menjadi sangat penting. Penguatan peran humas untuk membangun branding itu mesti dilakukan dengan bersinergi semua pihak.” tegasnya.

Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail




Guru Besar Universitas Ezzitouna Tunisia Kunjungi Stand IAIN Pontianak

PALU, (iainptk.ac.id) Sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi IAIN Pontianak. Pasalnya Guru Besar Universitas Ezzitouna Tunisia, Prof. Dr. Abdul Qodir Naffati, berkenan berkunjung ke Stand IAIN Pontianak dalam rangkaian AICIS di Palu (18/9/2018).

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, S.Ag, MA didampingi Wakil Rektor II IAIN Pontianak, Dr. H. Saifuddin Herlambang menyambut hangat kedatangan rombongan guru besar tersebut. Dalam kesempatan itu, Rektor IAIN Pontianak berbincang akrab dengan Prof. Abdul Qodir Naffati dalam bahasa Arab. Hampir satu jam diskusi tersebut berlangsung di depan stand yang menjadi daya tarik bagi pengunjung lainnya.

Diakhir diskusi tersebut, rektor menyerahkan buku karyanya yang Masterpiece, telah dicetak ketiga kalinya dengan judul Wujud Di Balik Teks. Prof. Abdul Qodir tampak bahagia menerima cinderamata tersebut.

Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail




Buka AICIS XVIII Palu, Ini Harapan Menteri Agama

PALU, (iainptk.ac.id) – Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin membuka secara resmi kegiatan The 18th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2018. Sebanyak 1700 sarjana studi Islam dari seluruh dunia membicarakan adanya gap antara teks -teks Islam dengan praktek di lapangan. Untuk itu tema yang diusung pada pertemuan AICIS tahun ini adalah “Islam in a Globalizing World: Text, Knowledge and Practice.

Keynote speaker dalam serangkaian sidang ini adalah Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin dan Dominik Müller Ph.D dari Max Planck Institute for Social Anthropology, Jerman, yang merupakan pakar antropologi agama yang penelitiannya berbasis di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pembicara asing lainnya adalah Prof. Dr. Hans Christian Gunther dari Albert Ludwig Universitat, Freiburg, Jerman, Dr. Hew Wai Weng dari University Kebangsaan Malaysia, dan Dr. Ken Miichi dari Waseda University, Jepang.

Dalam sambutannya Menag mengungkapkan, “Saya ingin agar hasil diskusi yang dilakukan pada forum AICIS ini dapat memberikan manfaat bagi program pengembangan Kementerian Agama. Saya sering tegaskan kepada pimpinan kampus, bahwa transformasi kampus bukan hanya soal penambahan anggaran dan program studi semata. Melainkan melaksanakan hakikat dari perubahan itu sendiri, yakni hijrah ke arah yang lebih baik dari semua aspek” katanya di Hotel Mercure, Palu, (18/09/2018) pukul 10.00 WITA.

Menag melanjutkan, “Saya berharap dalam keagamaan Indonesia, juga membincangkan kasus-kasus intoleransi, penodaan agama, persekusi, hingga kasus radikalisme dan terorisme membutuhkan respon yang tidak bersifat reaktif belaka, tetapi membutuhkan kajian dan penelitian empirik. Era keterbukaan global telah melahirkan tantangan di mana-mana tak terkecuali bagi Indonesia. Bergesernya kecenderungan keagamaan menjadi lebih korservatif dan kepentingan politik yang menunggangi adalah contoh dinamika masyarakat yang secara riil menciptakan masalah. Terhadap yang demikian itu kita wajib merespon dengan kearifan,” tambahnya.

Salah satu kontribusi yang diinginkan dari akademisi islam adalah menularnya gagasan populisme. Kabar baiknya, sejauh ini dunia semakin menyadari bahwa Islam Washatiyah dan memiliki kekhasan tersendiri dalam merespon radikalisme dan konservativisme berbasis agama. “Saya berharap konferensi ini melahirkan kontribusi nyata yang dipersembahkan kepada dunia yang damai” tegas Menteri Agama disambut tepuk tangan meriah dari ribuan hadirin.

Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail
Poto: Danyl Kemenag RI




Expo Pendidikan di Palu, IAIN Pontianak Pamerkan Karya Dosen dan Mahasiswa

PALU—Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mengikuti Expo Pendidikan di Palu, Sulawesi Selatan. Kegiatan pameran pendidikan itu merupakan rangkaian kegiatan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-18 yang digelar 17-20 September 2018.

“Pameran atau expo ini tidak terlepas dari semangat AICIS,” ucap Rektor IAIN Palu, Prof. Dr. H. Sagaf S. Pettalongi M.Pd usai membuka expo pendidikan di IAIN Palu, Senin (17/09/2018).

Ia mengemukakan semangat AICIS tidak terlepas dari konsep-konsep Islam yang moderat atau Islam wasathiyah
Kasubbag Tata Usaha, Hubungan Masyarakat dan Rumah Tangga IAIN Pontianak, Aspari ditemui disela-sela kesibukannya menjaga stand pameran menyatakan, “Expo Pendidikan ini merupakan momentum penting untuk mempromosikan IAIN Pontianak kepada masyarakat Sulawesi Tengah khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya. Karena kegiatan AICIS ini tidak hanya diikuti oleh berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia, tetapi juga diikuti oleh para akademisi dari berbagai negara” jelasnya.

“Dalam stand ini kami memamerkan karya-karya dosen dan mahasiswa IAIN Pontianak. Produktivitas dosen dan mahasiswa yang melahirkan karya tulis berupa buku, yang ditulis dengan mengangkat kekayaan local wisdom menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung stand. Mereka juga kagum dan salut atas puluhan karya dosen yang telah mendapatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)” ungkap Aspari yang juga Ketua Tim Promosi IAIN Pontianak itu sumringah.

Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail




355 Mahasiswa Ikuti Pembekalan dan Penyerahan PPL FTIK

PONTIANAK–Sejumlah 355 Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak ikuti Pembekalan dan Penyerahan Mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun 2018. Kegiatan tersebut digelar pada Senin (17/9/2018) di Auditorium Abdul Rani Mahmud. PPL ini dilaksanakan selama tiga hari mulai 17 s.d. 19 September 2018.

 

Ketua Panitia PPL, Drs. Mansyur, M.Pd mengatakan Pembekalan PPL dilaksanakan selama dua hari dan sehari berikutnya penyerahan mahasiswa ke tempat PPL yang telah ditentukan. Mahasiswa FTIK yang mengikuti PPL tahun ini berjumlah 355 orang. Dengan rincian Jurusan PAI sejumlah 190 mahasiswa, PBA 27 mahasiswa, PGMI 112 mahasiswa, dan PIAUD 26 mahasiswa. “Jumlah mahasiswa yang mengikuti PPL tahun ini sebanyak 355 mahasiswa. Dengan 60 lokasi yang tersebar di segala tingkat pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA/MA. Jumlah Guru Pamong 156 dan Dosen Pembimbing sebanyak 40.” jelasnya.

Ia pun meminta kepada setiap mahasiswa untuk menjaga sikap dan etika keguruan di sekolah serta menjaga marwah IAIN Pontianak. “PPL bukan sekedar mata kuliah yang meloloskan kewajiban saja. Ada konsekuensi yang harus diikuti sebelum itu yaitu mengikuti mata kuliah pra syarat keguruan. Hal ini untuk membentuk mahasiswa yang siap mengimplementasikan isi kurikulum ke tingkat operasional kelas. Mahasiswa harus membawa nilai kurikulum yang di dalamnya terdapat sikap, religius, dan sosial saat berada di sekolah.” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dekan FTIK IAIN Pontianak, Dr. Ali Hasmy, M.Si membuka acara secara resmi dan menghimbau kepada mahasiswa untuk selalu menjaga etika dan sikap dimanapun berada termasuk di sekolah nanti. “Jaga etika kalian selama berproses di sekolah tempat kalian PPL. Jaga nama baik IAIN Pontianak dan tunjukkan karakteristik Mahasiswa IAIN Pontianak yang santun, disiplin, dan patuh terhadap aturan yang berlaku di sekolah. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung” pesannya.

Ia pun meminta kepada setiap mahasiswa untuk menjadikan PPL sebagai sarana latihan dan kompetensi diri. “Jangan ada anggapan jika PPL ini memberatkan. Terkadang salah satu yang membuat orang berprestasi karena adanya stress maupun tekanan. Karena dibalik tekanan itulah timbul suatu keoptimisan dan percaya diri.” terangnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




6 Dosen IAIN Pontianak Menjadi Panelis AICIS ke-18 di Palu

PONTIANAK– Pertama dalam sejarah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Sejumlah 6 orang dosen IAIN Pontianak menjadi panelis pada forum akademik yang sangat bergengsi bagi akademisi dunia. Tercatat akademisi dari 22 negara bakal menghadiri kegiatan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-18 di Palu, Sulawesi Tengah.

Dari 6 orang Dosen IAIN Pontianak itu akan mempresentasikan karya ilmiah yang akan dilaksanakan pada 17-21 September 2018. Adapun yang lulus panel itu terdiri dari 2 orang lulus di open panel. Kemudian 3 orang lulus di selekted panel. Dan 1 orang yang lulus di invited panel.

Invited panel atas nama Dr. Ibrahim yang lolos atas undangan panitia melalui panel yang dipimpin oleh editor jurnal Studia Islamika karena artikelnya terbit di jurnal tersebut.

Peserta yang lulus melalui selekted panel adalah: Ridwan Rosdiawan dan Ach. Tijani dengan judul panel: Islamism and Politics Identities in Contemporary Indonesian Democracy.

Dan Dr. Saifuddin Herlambang dengan judul panel: “Al-Aqalliyat al-Diniyah fi al-Buldan al-Islamiyah: al-Qawi’ wa Afaq al-Ta’ayusy, Tunis wa Indunisia Anmudzajan).

Peserta yang lulus pada open panel: Muhammad Lutfi Hakim dengan judul makalah “Islamic Inheritance Law of Kubu Kingdom: The Filological Study and Analysis of Manuskrip Majmu’ al-Mirats Fi Hukmi Al-Faraid Work Mufti H. Ismail Mundu (1941M). Kemudian atas nama Syahbudi dengan mengusung judul “Engagement and Resistance to Spirit 212 (Case Study at Islamic Student Activist in Pontianak.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif mengapresisasi dosen yang lulus seleksi pada kegiatan yang dijadwalkan akan dibuka oleh Menteri Agama RI tersebut. “Selamat kepada para dosen IAIN Pontianak yang akan mempresentasikan karya ilmiah di ajang AICIS ke-18 di Palu. Semoga kegiatan AICIS tahun depan akan lebih banyak lagi dosen-dosen yang akan menjadi panelis” tuturnya.

Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail




IAIN Pontianak Jalani Tahapan Review Borang Akreditasi

PONTIANAK–Dalam rangka menyukseskan kegiatan Akreditasi Perguruan Tinggi (APT), IAIN Pontianak menjalani tahap Review Borang Akreditasi selama tiga hari, Jumat-Ahad (14-16/9/2018) di Sekretariat APT Rektorat Lantai II.

Dalam kesempatan tersebut hadir selaku reviewer sekaligus Asessor BAN-PT/Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Dr. Sugeng Listyo Prabowo, M.Pd.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA membuka acara secara resmi. Seluruh pemangku jabatan hadir dalam kesempatan kali itu. Di antaranya Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Pengembangan Lembaga, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Ro’uf, MA, Kepala Biro AUAK, Drs. Syahrul Yadi, M.Si, beserta pejabat lainnya.

Ketua LPM IAIN Pontianak, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag mengatakan kegiatan ini dalam rangka memaksimalkan nilai akreditasi yang ingin diperoleh, sehingga dapat memperoleh nilai akrediatasi perguruan tinggi yang diharapkan sesuai standar Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. “Reviewer yang hadir hari ini dalam rangka mereview borang dan data yang telah kita susun, sehingga nanti hasilnya benar-benar maksimal.” ucapnya.

Sementara itu ditemui sela-sela kesibukannya memandu tim akreditasi, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum menjelaskan jika kegiatan ini fokusnya untuk mereview borang yang diisi dan telah disusun oleh LPM. “Dalam review borang ini tim didampingi oleh reviewer yang diutus dari UIN Malik Ibrahim Malang. Borang tersebut kita bedah dan akhirnya ditemukan apa yang perlu dilengkapi dan dimana letak kekurangan borang yang telah diisi. Tujuan review borang ini juga dalam rangka persiapan kita untuk men-submite dan mem-visitasi pada jadwalnya. Insyaallah kita akan submite tanggal 22 sampai 23 September. Mudah-mudahan awal bulan Oktober kita sudah bisa visitasi.” harapnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Tingkatkan Mutu, IAIN Pontianak Libatkan Mahasiswa dan Alumni

PONTIANAK–Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Pontianak menyelenggarakan Seminar Nasional “Urgensi Peran Mahasiswa dan Lulusan dalam Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi”, Kamis (13/9/2018) di Auditorium Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Menghadirkan narasumber nasional yang berkompeten di bidangnya, Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag RI, Drs. Agus Sholeh, M.Ed dan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. H. Waryono, M.Ag. Hadir sekaligus membuka acara tersebut, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA. Hadir pula Kepala Biro AUAK, Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Ro’uf, MA, Para Dekan, Kabag, dan Jajaran pejabat lainnya.

Sekitar 200 peserta yang berasal dari unsur mahasiswa dan alumni berpartisipasi dalam acara itu.
Ketua LPM IAIN Pontianak, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag dalam sambutannya menyampaikan jika mahasiswa dan alumni memiliki peranan penting untuk mewujudkan perguruan tinggi yang bermutu. “Kalau kita lihat dari sebaran akreditasi prodi dan perguruan tinggi, mahasiswa dan alumni tidak kurang nilainya 20 %. Maka dari itu jika suatu prodi yang tidak memiliki alumni, kemungkinan untuk mendapatkan nilai A sangat susah. Oleh karena itu perguruan tinggi yang bermutu tidak lepas dari peran alumninya.” ungkapnya.

Ia pun menambahkan di samping membicarakan bagaimana peran alumni dan mahasiswa dalam mewujudkan perguruan tinggi, selain itu kegiatan ini juga akan membicarakan bagaimana alumni dan mahasiswa berkontribusi mewujudkan perguruan tinggi yang bermutu. “Karena bagaimanapun jika mahasiswa dan alumninya bermutu, maka perguruan tingginya akan bermutu. Ke depan ukuran mutu lebih banyak ditentukan oleh outcome alumninya. Dalam hal ini tidak ada alumni yang menganggur ketika telah lulus dari suatu perguruan tinggi. Jadi mahasiswa harus berpikir dua hal bagaimana menjadikan dirinya bermutu dan bagaimana berkontribusi agar perguruan tingginya bermutu.” jelasnya.

Sementara itu Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA menyatakan jika mahasiswa merupakan salah satu elemen penting yang ada di perguruan tinggi. Oleh karena itu lembaga sebagai pemangku kebijakan harus merancang, mengkoordinir, memonitor, dan mengevaluasi setiap program yang berkaitan dengan mutu mahasiswa. “Selama ini kita kurang memperhatikan mutu mahasiswa. Apa yang dilakukan sifatnya masih rutinitas yang berulang. Tidak ada standar dan kebijakan khusus yang membuat mahasiswa sadar akan arus visi dan misi IAIN Pontianak itu sendiri. Maka dari itu LPM bersama Warek I dan Warek III akan berkoordinasi menyusun standar dan kebijakan akademik yang membuat mahasiswa semakin bermutu.” ungkapnya.

Rektor melanjutkan dirinya telah memiliki beberapa program yang sedang dirancang bersama pejabat lainnya dalam rangka meningkatkan mutu Mahasiswa IAIN Pontianak ke depan. “Salah satu upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan mutu mahasiswa ke depan yaitu selama 2 semester awal akan hidup mandiri di ma’had ataupun pesantren. Kemudian semester 4 mahasiswa harus memiliki standar tertentu di jurusannya dan standar tertentu dalam kajian keislaman serta banyak lagi standar lainnya. Hal ini bagian dari sosialisasi kebijakan lembaga.” jelasnya.

Ujung tombak dari pelaksana program adalah program studi (prodi). Kebijakan harus bercermin atas kebutuhan prodi. Oleh karenanya LPM harus membuat banyak workshop yang terkait prodi maupun fakultas. Hingga akhirnya nanti ditemukan standar yang sesuai akreditasi. Izinkan saya beserta tim di rektorat untuk mengimami perumusan dalam rangka tercapainya lulusan yang diharapkan. Selama ini kita kurang memperhatikan mutu mahasiswa. Nantinya Warek I beserta Warek III membuat standar dan kebijakan akademik yang membuat mahasiswa semakin bermutu.

Salah satu upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan mutu mahasiswa yaitu selama 2 semester awal akan hidup mandiri di ma’had ataupun pesantren. Semester 4 mahasiswa memiliki standar tertentu di jurusannya dan standar tertentu di kajian keislaman dan banyak lagi standar lainnya. Hal ini bagian dari sosialisasi kebijakan lembaga.

Paling lambat Desember kalian akan melihat IAIN dalam genggaman. Kami akan layani mahasiswa dengan mutu yang baik. Mudah-mudahan apa yang diwejangkan narasumber hari ini mendapat poin yang positif untuk maju bersama. “Ada satu dorongan motivasi orang sukses itu bukan karena pintar, tapi orang sukses itu berhasil meniru kesuksesan orang lain. Semoga UIN Sunan Kalijaga IAIN Pontianak meraih akreditasi A” katanya mengakhiri.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Orientasi Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Pontianak

PONTIANAK– Ma’had al-Jami’ah IAIN Pontianak menyelenggarakan Orientasi Mahasantri, Selasa (11/9) di Ruang Rektorat Lantai IV. Kegiatan tersebut akan berlangsung selama 2 hari. Mulai 11 s.d. 12 September 2018.

Hadir dan membuka pelaksanaan kegiatan tersebut, Mudir Ma’had Al-Jamiah IAIN Pontianak, Muh. Gito Saroso, M.Ag beserta Pengelola, Musyrif, Musyrifah Ma’had al-Jami’ah. Peserta yang mengikuti orientasi itu sendiri merupakan mahasantri baru yang lulus pada SPMB Ma’had al-Jami’ah beberapa waktu lalu.

Ketua Panitia Orientasi Mahasantri Ma’had al-Jami’ah, Baihaqi, MA mengungkapkan masa orientasi mahasantri bertujuan memberikan pandangan tentang bagaimana seharusnya mahasantri bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi dan kondisi di mana sekarang mereka tinggal.

“Ma’had al-Jami’ah dengan keterbatasan fasilitas yang dimiliki, mahasantri bisa menyesuaikan dengan lingkungan yang sedang mereka tempati. Oleh sebab itu tema kuliah umum melalui orientasi mahasantri ma’had al-Jami’ah mari tingkatkan kreatifitas dan kemandirian dalam menyongsong masa depan.” ungkapnya

Ia pun menambahkan, “Mahasantri selayaknya bisa hidup mandiri, tidak lagi tergantung kepada orang tua. Melatih kedisiplinan sendiri, menyiapkan kebutuhan sendiri, di mana mereka juga harus menghadapi teman berlatar belakang yang berbeda. Semua itu dilakukan dengan jiwa kreatifitas dan sikap yang mandiri.

Harapannya mahasantri siap menghadapi masa depan yang pastinya tidak semudah membalikkan telapak tangan, semua harus dipersiapkan dengan matang.” imbuhnya.

Sementara itu, Mudir Ma’had al-Jami’ah, Muh. Gito Saroso, M.Ag merasa sedikit terharu dan bangga akan jumlah mahasantri yang mendaftar ke Ma’had al-Jami’ah. Ia pun berharap kepada seluruh mahasantri untuk mengikuti segala aturan yang berlaku di Ma’had al-Jami’ah IAIN Pontianak. Setiap mahasantri dibekali buku pedoman yang menjadi acuan dalam beraktivitas selama menjadi mahasantri.

“Beberapa program ma’had telah tercantum dalam buku pedoman. Sehingga nantinya mahasantri dapat melihat secara seksama segala rutinitas dan agenda penting lainnya. Beberapa agenda prioritas yang urgen untuk diikuti mahasantri salah satunya yaitu praktikum qira’ah dan ibadah.

Agenda ini menjadi skala prioritas guna menyokong kemampuan dan kemahiran mahasiswa dalam membaca Al-Qur’an serta mengamalkan ibadah yang baik dan benar.” jelasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




FUAD IAIN Pontianak Gelar Kuliah Umum Bersama Pangdam XII Tanjungpura

PONTIANAK– Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak menggelar Kuliah Umum. Tampak hadir Panglima Kodam XII Tanjungpura, Mayjen TNI Achamd Supriyadi pada kegiatan yang mengusung tema: “Islam dan Wawasan Kebangsaan” pada Rabu (12/9/2018) di Auditorium Abdul Rani Mahmud.

Turut hadir dalam kesempatan itu Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Ro’uf, MA, Dekan FUAD IAIN Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M.Si beserta jajarannya. Kurang lebih 500 peserta mengikuti kuliah umum tersebut.

Aziz, seorang mahasiswa yang hadir sebagai peserta kegiatan itu mengaku bangga bisa menghadiri kegiatan yang berharga tersebut. “Kegiatan ini menambah wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme peserta” ungkapnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail