Penghujung jabatan, Ini yang Dilakukan Wakil Rektor III

“Sekarang ini detik-detik terakhir sebagai Wakil Rektor masa jabatan 2014-2018. Saya ucapkan terimakasih atas kerjasama yang baik serta mohon maaf bila selama mengemban amanah tersebut terdapat kekeliruan yang terjadi. Semoga makin tahun, organisasi mahasiswa IAIN Pontianak kian berprestasi mengharumkan kampus kita tercinta”. Hal itu dinyatakan Wakil Rektor III IAIN Pontianak, Dr. Zaenuddin, MA dalam sambutannya pada kegiatan rapat koordinasi dan buka puasa bersama, Jum’at (25/5) di Audit Abdul Rani Mahmud.

Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, para Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan semua fakultas, pejabat eselon III dan IV Biro AUAK, serta seluruh pengurus Dema IAIN Pontianak, Dema Fakultas, UKM dan UKK.




Ma’had Al-Jamiah Gelar Festival Kesenian

Ma’had Al-Jamiah IAIN Pontianak menyelenggarakan Festival Kesenian Mahasantri Tahun 2018 sekaligus berbuka puasa bersama, Kamis (24/5) bertempat di Ruang Teater Gedung Biro AUAK IAIN Pontianak. Secara resmi kegiatan tersebut Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Zaenuddin, MA. Hadir pula Mudir Mahad Al-Jamiah, Dr. Syahri, MA beserta musyrif dan pengelola mahad lainnya. Beberapa pejabat juga tampak dalam kegiatan tersebut.

Ketua Panitia, Baihaqi, MA.,mengungkapkan jika agenda kegiatan ini berkat dukungan dari dana DIPA 2018. Kegiatan ini merupakan ide dari Mudir Ma’had Al-Jamiah untuk menggali potensi dan keterampilan yang dimiliki oleh mahasantri. Festival kesenian ini nantinya akan melombakan beberapa lomba diantaranya: Lomba Baca Puisi Bahasa Arab dan Inggris, Membaca Keindahan Shalawat, Nasyid, dan Kaligrafi.
“Saat ini ma’had mulai berubah. Dalam hal ini kami serius memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada mahasantri yang berhasil meraih juara pada masing-masing lomba. Juara I nantinya akan mendapatkan tropy + uang pembinaan Rp. 500.000,-, Juara II mendapatkan tropy + uang pembinaan Rp. 400.000,-, Juara III mendapat tropy + uang pembinaan Rp. 300.000,-. Tidak hanya itu selama kegiatan ini nantinya akan dilaksanakan buka puasa bersama dengan seluruh mahasantri beserta panitia dan seluruh instruktur maupun juri.” paparnya.

Mudir Ma’had Al-Jamiah, Dr. Syahri, MA menjelaskan, kegiatan ini merupakan agenda rutin yang semestinya harus dilaksanakan setiap tahun berdasarkan buku pedoman serta anggaran yang ada dalam DIPA Ma’had Al-Jamiah. Selain itu pihaknya memiliki program ekstrakulikuler dan membaca kitab kuning. Semua itu dilaksanakan guna memenuhi kewajiban yang telah diprogramkan dalam DIPA. Tidak hanya itu pihaknya juga melaksanakan program pembinaan tahfidzul qur’an.
“Sebagai laporan saja, posisi mudir ini sebentar lagi akan usai. Oleh karena itu saya ingin meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang positif selama di ma’had. Dengan dilaksanakannya festival ini saya harapkan seluruh mahasantri yang memiliki keahlian dan talenta dalam hal ini untuk mengikuti kegiatan secara aktif. Selamat bertanding dan semoga sukses.” ujarnya.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Zaenuddin, MA mengungkapkan, mahasantri mestinya harus ada yang menjelajah dunia karena disini selalu membiasakan diri berbahasa asing. Jendela dunia adalah bahasa. Saat ini masanya dunia global. Masyarakat asing dari berbagai negara sudah banyak yang datang ke Indonesia. Oleh karena itu persaingan semakin sengit dan harusnya ma’had bisa menjadi corong yang bisa bersaing dalam tantangan global tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu kegiatan sejenis ini.
“Selamat kepada seluruh mahasantri yang terlibat dalam kegiatan ini. Semoga dengan adanya penghargaan dan uang pembinaan dapat memacu semangat kepada seluruh peserta. Semoga prestasi ini tidak hanya terhenti di sini saja, melainkan dapat berlanjut pada kompetisi yang lebih tinggi lagi baik tingkat nasional maupun internasional. Selamat berlomba, berfestival, dan berbuka puasa.” tegasnya mengakhiri pembicaraan.




Warek III Lantik Kepengurusan UKM Mapala

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Zaenuddin, MA melantik Pengurus UKM Mapala Masa Jabatan 2018-2019, Rabu (23/5) di Aula Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Hadir pula Pembina UKM Mapala, Ridwan Rosdiawan, MA. Seluruh perwakilan dari DEMA, SEMA, UKM, dan UKK tampak dalam pelantikan tersebut. Semua pengurus yang dilantik mengikuti prosesi pelantikan dengan khidmat dan penuh semangat memulai dalam kepengurusan yang baru.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Zaenuddin, MA mengungkapkan selamat kepada pengurus yang baru. Semoga dapat mengemban amanah dan tanggungjawab. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada pengurus lama yang telah memberikan tenaga, pikiran, dan jerih payahnya selama ini dalam mengemban amanah.
Dalam kesempatan tersebut, beberapa hal disampaikan oleh Warek III. Ia berterima kasih kepada Pembina Mapala, Ridwan Rosdiawan, MA yang telah membimbing pengurus dan anggota UKM Mapala selama ini. Menurutnya, tampak sekali perubahan yang jelas ditunjukkan UKM Mapala dalam beberapa tahun belakangan. Dari segi kegiatan yang lebih variatif dan dinamis serta mengikuti trend masa kini. Dalam kesempatan tersebut, ia juga berpesan pada Pengurus DEMA, SEMA, UKM, dan UKK jika pertemuan ini akan menjadi detik-detik terakhir dari masa jabatan sebagai Warek III. Ia mengucapkan terima kasih dan mohon maaf jika selama mengemban amanah dan bekerjasama dengan KBM terdapat kekeliruan atau kesalahan. Siapapun nanti yang menggantikan posisi warek III selanjutnya dapat lebih baik dari yang selama ini ia lakukan.

“Semoga dalam waktu dekat Rektor sudah ditetapkan oleh Menteri Agama. Sehingga menjadi manfaat dan kemaslahatan bagi seluruh sivitas akademika IAIN Pontianak. Siapapun rektornya kita harus mendukung dan memajukan IAIN Pontianak ke depannya.” harapnya.

Ia berpesan kepada seluruh yang hadir dalam kesempatan kali itu untuk mempersiapkan diri dalam ajang PIONIR yang akan dilaksanakan di Malang. Selain itu ada pekerjaan terdekat lainnya seperti PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) untuk mahasiswa baru di Bulan Agustus nanti. Khusus bagi Mapala untuk lebih berkontribusi lagi dalam pemanfaatan dan pelestarian lingkungan. Bisa melalui action maupun menuangkan ide, pikiran, dan gagasan lewat tulisan berupa makalah essay yang berkaitan dengan lingkungan. (Septian Utut).




Humas IAIN Pontianak Ikuti Workshop Literasi Digital

Saring Sebelum Sharing” itulah tema besar yang diusung oleh Forum Komunikasi Penanggulangan Teroris (FKPT) Kalimantan Barat bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Kamis (24/5) di Hotel Mercure, Jl. Ahmad Yani, Pontianak. Peserta kegiatan ini terdiri dari akademisi, aparatur negara, jurnalis, humas instansi pemerintah, guru dan mahasiswa. Humas IAIN Pontianak juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

Workshop Literasi Digital Sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat Melalui FKPT Kalimantan Barat ini dihadiri oleh Kabid. Kesbangpol, Mustafa Lutfi yang mewakili Pjs. Gubernur Kalbar. Dengan narasumber yaitu Ketua Dewan Pers Nasional, Yosep Adi Prasetyo, Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia Provinsi Kalbar, Dian Lestari. Sedangkan moderatornya Dr. Yusriadi (akademisi IAIN Pontianak).

Sekretaris Panitia, H. Nur Iskandar mengungkapkan jika kegiatan ini sangat menarik perhatian masyarakat. Buktinya peserta yang hadir dalam kegiatan ini membludak. Ia pun berharap nantinya jika kegiatan ini berlanjut di tahun akan datang, pihaknya berusaha untuk menambah kuota peserta. Hal yang lebih penting lagi yaitu semoga dengan adanya kegiatan ini dapat memberi manfaat dan membawa kemaslahatan serta keamanan dalam rangka penanggulangan aksi teror yang marak akhir-akhir ini bagi Indonesia umumnya, Kalimantan Barat khususnya .

Kabid. Kesbangpol Provinsi Kalimantan Barat, Drs. Moh. Mustafa Lutfi yang mewakili Pjs. Gubernur Kalbar menjelaskan dalam bidang keagamaan radikalisme cenderung keras dan menyebut jika pemahaman mereka paling benar. Radikalisme bisa menjangkiti seluruh pemeluk agama. Oleh karena itu kegiatan literasi digital yang diselenggarakan oleh FKPT Kalbar bekerjasama dengan BNPT memiliki nilai strategis dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme. Termasuk kaitannya dengan penyebaran berita hoax di media sosial.
Ia pun menambahkan jika terorisme telah mencabik persaudaraan dan kebhinekaan di negeri ini. “Terorisme telah membuat kita saling curiga satu sama lain. Terorisme dan radikalisme merupakan musuh abadi yang dapat memecah belah bangsa.”

“Marilah bersama kita berlaku arif dan bijaksana dalam penggunaan media informasi dalam penanggulangan berita hoax atau berita bohong.” pesannya. (Septian Utut).




Ketua Forum Rektor Monitoring UM-PTKIN di IAIN Pontianak

Ratusan peserta Ujian Masuk- Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) mengikuti test di Kampus IAIN Pontianak, Selasa (22/5).

Ketua Panitia Lokal UM-PTKIN IAIN Pontianak, Dr. Hermansyah menyatakan, “UM-PTKIN 2018 ini terasa spesial karena Rektor UIN Jakarta sekaligus sebagai Ketua Forum Rektor/Ketua PTKIN, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., hadir di IAIN Pontianak untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Jumlah pendaftar UM-PTKIN juga semakin membludak. Jika dibandingkan tahun lalu peminatnya berjumlah 570 orang. Sedangkan tahun ini 850 orang mengikuti ujian tersebut. Dengan rincian 542 orang berjenis kelamin perempuan dan 308 orang lainnya berjenis kelamin laki-laki.” terangnya.

Dalam pelaksanaannya sebagian besar peserta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dalam UM-PTKIN Tahun 2018. Sejak Pukul: 07.30-08.00 peserta melakukan validasi dan pengisian biodata diri. Selanjutnya pada Pukul: 08.00-09.45 peserta mengerjakan soal berisi Tes Kemampuan Dasar (TKD). Dalam TKD ini sebanyak 49 orang absen atau tidak hadir dalam pelaksanaan tes tersebut. Kemudian berikutnya, Pukul: 10.15-11.30 peserta mengerjakan soal berikutnya berisi Tes Kemampuan Bidang (TKB) IPA/IPS/IPC. Dalam TKB ini sendiri sebanyak 48 orang tidak berpartisipasi dalam tes itu sendiri.

Menurut Kabag Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Pontianak, Suyati, S.Ag, ujian atau tes tahun ini sebenarnya hampir sama dengan tahun lalu yakni menggunakan Paper Based Test. “Paper Based Test merupakan ujian yang diselenggarakan secara tertulis. Terbagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dengan materi ujian Tes Kemampuan Dasar (Tes Potensi Akademik, Bahasa, Keislaman) dan Kemampuan IPA. Kelompok kedua, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dengan materi ujian Tes Kemampuan Dasar (Tes Potensi Akademik, Bahasa, Keislaman) dan Kemampuan IPS. Kelompok ketiga, Ilmu Pengetahuan Campuran (IPC), dengan materi ujian Tes Kemampuan Dasar (Tes Potensi Akademik, Bahasa, Keislaman) dan Kemampuan Campuran (IPA dan IPS).”
“Alhamdulillah tahun ini pelaksanaan UM-PTKIN berjalan lancar dan sukses. Tidak ada halangan yang berarti. Semua berjalan sesuai rencana. Seluruh panitia, penanggungjawab ruang, dan pengawas, serta pejabat mendukung kegiatan ini.” jelasnya.

Jumlah kuota mahasiswa yang akan lulus dalam UM-PTKIN ini sendiri nanti berjumlah 495 mahasiswa. Dengan rincian Jurusan Pendidikan Agama Islam 90 kuota, Pendidikan Bahasa Arab 27 kuota, Ekonomi Syariah 36 kuota, Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) 36 kuota, Komunikasi dan Penyiaran Islam 36 kuota, Bimbingan Konseling Islam 15 kuota, Perbankan Syariah 36 kuota, Manajemen Dakwah 21 kuota, Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 15 kuota, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 48 kuota, Pendidikan Islam Anak Usia Dini 18 kuota, Hukum Keluarga (Ahwal Syahsiyyah) 36 kuota, Studi Agama-Agama 9 kuota, Psikologi Islam 24 kuota, Manajemen Bisnis Syariah 24 kuota, dan Akuntansi Syariah 24 kuota. (Septian Utut).




IAIN Pontianak Sokong PTQ 49 RRI Pontianak

Pontianak- Pekan Tilawatil Qur’an (PTQ) ke 49 RRI Pontianak 17-18 Mei 2018 sukses digelar.

Kepala Stasiun LPP RRI Pontianak Sofrani Razak memaparkan, “Kegiatan PTQ ke 49 RRI Pontianak tahun 2018 ini terbilang sukses. Peserta yang berkompetisi meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Peminatnya ada 91 orang. PTQ ini merupakan agenda rutin LPP RRI yang secara nasional akan dipusatkan di Sumenep. Kegiatan yang digelar di IAIN Pontianak untuk menyeleksi dan pemenang yang terpilih akan diutus mewakili Propinsi Kalimantan Barat. Kami sangat berterimakasih kepada IAIN Pontianak atas kerjasama menyukseskan kegiatan ini” jelasnya.

Sementara itu, Dekan FUAD Dr. Samsul Hidayat mewakili Plt. Rektor IAIN Pontianak menyampaikan sambutan (17/5) mengemukakan “Berdasarkan hasil penelitian bahwa masih banyak masyarakat muslim yang belum bisa membaca al-Qur’an dengan benar. Karena itu menjadi tantangan serius bagi akademisi untuk menemukan formulasi atau metode agar masyarakat bisa belajar dengan mudah membaca al-Qur’an. Alhamdulillah, kami menemukan metode yang diberi nama Quantum Hijaiyah. Metode ini sudah diuji cobakan dan berhasil dengan waktu 19 jam sudah bisa membaca al-Qur’an” paparnya.

Dekan FUAD IAIN Pontianak itu melanjutkan “Kami berterimakasih RRI Pontianak berkenan bekerjasama dengan IAIN Pontianak menggelar acara ini” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si menyatakan, “IAIN Pontianak merasa berbangga bisa bekerjasama dengan RRI Pontianak. Kegiatan ini membangun branding positif dan mengharumkan nama IAIN Pontianak” katanya.

“PTQ 49 ini momen yang tepat digelar di IAIN Pontianak pada bulan Ramadhan. Kita ketahui al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan. Kegiatan PTQ ini sebagai upaya mensyiarkan al-Qur’an itu penting. Namun, yang lebih penting adalah kita mesti menjadikan al-Qur’an sebagai gaya hidup dan pedoman hidup” jelasnya.

Acara penutupan PTQ ini ditutup oleh Kepala Stasiun LPP RRI Pontianak, Sofrani Razak, Jum’at (18/5). Usai pembagian hadiah kepada para pemenang, dilakukan sesi foto bersama dan dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama. (AI).




LP2M IAIN Pontianak Gelar Training Plagiasi Checker Turnitin

Pusat Penelitian LP2M IAIN Pontianak menyelenggarakan Training Plagiasi Checker Turnitin, Jumat (18/5) Pukul 14.00 di Ruang Teater Gedung Biro AUAK IAIN Pontianak. Menghadirkan instruktur dari iGroup (Asia Pasific) Limited, Sastriyati, S.E. Sebanyak 50 dosen di lingkungan IAIN Pontianak mengikuti kegiatan tersebut.

Kepala Pusat Penelitian LP2M IAIN Pontianak, Dr. Imron Muttaqin, MA menyebut jika kegiatan ini terlaksana berdasarkan peraturan pusat tentang Plagiasi di Perguruan Tinggi yang mana menjadi agenda serius yang dicanangkan oleh pusat. Karena itu Pusat Penelitian LP2M IAIN Pontianak berlangganan Plagiasi Checker Turnitin dan melaksanakan pelatihan singkat untuk menggunakan aplikasi tersebut.

“Hari ini para dosen dilatih untuk menggunakan aplikasi Plagiasi Checker Turnitin sekaligus mengaplikasikannya pada artikel yang dimiliki oleh masing-masing dosen. Harapannya training singkat ini dapat bermanfaat bagi setiap dosen dalam menyusun paper, jurnal, maupun penelitian yang berkualitas dan bebas dari plagiasi.”ungkapnya.

Ketua LP2M IAIN Pontianak, Drs Marsih Muhammad, M.Ag mengatakan “Training ini sangat baik khususnya bagi dosen dan umumnya bagi seluruh civitas akademika IAIN Pontianak. Guna melihat adakah unsur plagiasi dari karya mereka yang nantinya digunakan sebagai syarat kenaikan pangkat atau untuk kepentingan lainnya. Kami berharap dengan adanya training ini para dosen bisa memverifikasi sendiri hasil karyanya, sehingga nantinya karya tersebut original tanpa plagiasi sedikitpun.” jelasnya.

Salah satu dosen sekaligus Sekretaris Jurusan PAI, Syamsul Kurniawan, M.S.I yang ikut dalam training singkat tersebut mengutarakan jika kegiatan ini sangat bermanfaat sekali bagi mahasiswa dan dosen. Dalam hal ini mahasiswa dan dosen dapat berhati-hati saat menyusun setiap karya tulis ilmiah. Namun ia juga berharap training seperti ini perlu digalakkan ke depannya.”

Training singkat seperti ini bagus dan sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen. Penting saya kira jika kegiatan seperti ini terus disosialisasikan di kalangan mahasiswa dan dosen lainnya. Banyak karya yang terdeksi plagiasi bukan karena niat ingin plagiasi, tetapi karena mereka tidak mengerti batasan-batasan plagiasi.” Tandasnya.

Sementara itu, peserta lainnya Mulyadi, M.Pd mengatakan “Ini aplikasi yang ditunggu-tunggu bagi segenap kalangan khususnya dosen dan mahasiswa. karena setiap karya yang dihasilkan nantinya dapat diverifikasi maupun dicheck dalam Plagiasi Checker Turnitin ini.” paparnya. (Septian Utut).




PSGA LP2M IAIN Pontianak Sukses Gelar Seminar Studi Gender dan Anak

Seminar Gender dan Anak sukses digelar oleh LP2M IAIN Pontianak, Selasa (15/5) Pukul 08.00 WIB di Gedung Teater Biro AUAK IAIN Pontianak. Menghadirkan narasumber di antaranya, Dr. Hj. Fitri Sukmawati, M.Psi, Psikolog, Dr. Imron Muttaqin, M.Pd.I, Ridwan, M.S.I. Kegiatan ini pun dibuka secara langsung oleh Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA yang kali ini juga sebagai salah satu narasumber. Sekitar 150 peserta memadati ruangan dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Ketua LP2M IAIN Pontianak, Drs. Marsih Muhammad, M.Ag menjelaskan jika Seminar Gender dan Anak merupakan kegiatan rutin dan satu-satunya program unggulan dari Pusat Studi Gender dan Anak. Menurutnya, seminar ini sudah berkali-kali dilaksanakan. Seperti yang diungkapkannya beberapa tahun lalu tema yang diangkat tentang kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Ia mengaku jika kesetaraan gender saat ini sudah terjadi.

“Saat ini perempuan telah banyak yang menduduki jabatan strategis di pemerintahan. Baik itu jabatan mulai di pedesaan hingga perkotaan. Hari ini tema yang diangkat yaitu Perempuan Dalam Banyak Visi. Kata visi berisi harapan maupun cita-cita. Visi juga mengandung harapan ke depan. Seminar ini nantinya akan membahas mengenai harapan dan impian perempuan ke depan setelah saat ini posisi perempuan setara dengan laki-laki. Maka dari itu, harapan kami peserta yang hadir dapat aktif dan bertanya dengan narasumber tentang tema yang menarik ini.” Ungkapnya.

Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA mengungkapkan saat ini perempuan tidak lagi setara bahkan lebih dari kata setara. Kemarin ketika melepas PPM Mandiri Malaysia yang dinisiasi oleh LP2M, dari 60 peserta, perempuan lebih mendominasi dalam kegiatan tersebut. Artinya perempuan saat ini lebih berani menunjukkan kualitas dan potensinya ke publik.

Menurutnya, dalam teori gender, sebenarnya Islam justu menghapus diskriminasi kepada perempuan. Namun yang dimaksud bukan menyamai laki-laki dalam hal pekerjaan. Pekerjaan perempuan lebih berat daripada laki-laki. Perempuan dipercaya Allah untuk mengandung ruh yang nantinya akan menjadi keturunannya. Saat ini ada kecenderungan perempuan merasa berprestasi jika gaji dan jabatannya lebih besar dari suaminya. Harusnya perempuan lebih bangga menjadi ibu rumah tangga yang dapat mengurus, membesarkan, dan mendidik anaknya menjadi anak yang sholih maupun sholihah.

Ia menambahkan, dalam surat Maryam 12 dan 13 yang artinya “Hai Yahya, ambillah Al Kitab itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak. Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian. Dan ia adalah seorang yang bertakwa” Inti dari ilmu hikmah pelajaran tentang akhlak. Al-ghazali dalam Kitab Majemuk Al-Ghazali mengatakan yang artinya akhlak itu adalah kondisi diri. Dari kondisi diri muncul perbuatan baik atau tidak baik. Ketika kondisi diri emosional perbuatannya pasti tidak bagus. Produk dari pendidikan hikmah akan menghasilkan rasa kasih sayang karena kesucian hatinya dan akan menghasilkan orang-orang yang taqwa. Dalam hal ini ketika mendidik anak, seorang ibu khususnya harus memberi pendidikan hikmah yang bermuara pada pembangunan akhlak untuk anaknya.

“Banggalah menjadi ibu yang mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholih dan sholihah. Jangan bangga jika prestasi diukur dengan besarnya gaji dan jabatan melampaui suaminya. Kehormatan perempuan itu tidak diukur dengan kepintarannya, kecantikannya, kekayakaanya, atau keturunannya, tapi bagaimana perempuan mampu menjaga kehormatan dirinya sendiri dan keluarga.” Jelasnya.




Semarakkan Ramadhan, LP2M IAIN Pontianak Siapkan Aneka Kegiatan

Dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan 1439 H, LP2M IAIN Pontianak melalui Panitia Ihya’ Ramadhan menyelenggarakan berbagai acara. Di antaranya kegiatan “Marhaban Ya Ramadhan” yang digelar Jumat (11/5) pagi di Ruang Teater Gedung Biro AUAK IAIN Pontianak. Menghadirkan da’i kondang Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA. Kegiatan ini merupakan awal dari rangkaian kegiatan Ihya’ Ramadhan 1439 H. Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. H. Hermansyah, M.Ag, Ketua LP2M IAIN Pontianak, Drs. Marsih Muhammad, M.Ag., Ketua Panitia Ihya’ Ramadhan, Syamsul Kurniawan, M.S.I, beserta para undangan dari kalangan Pejabat dan Pegawai Non ASN di lingkungan IAIN Pontianak.

Menurut Ketua Panitia Ihya’ Ramadhan IAIN Pontianak, Syamsul Kurniawan, “Kegiatan ini merupakan rutinitas tahunan yang dilaksanakan oleh LP2M IAIN Pontianak. Tahun lalu kegiatan ini sangat diapresiasi oleh sivitas akademika IAIN Pontianak dan masyarakat pada umumnya. Bahkan tahun lalu Panitia Ihya’ Ramadhan mampu menerbitkan sebuah buku hasil dari seluruh karya dari dosen dan pegawai di lingkungan IAIN Pontianak” paparnya.

Ia pun mengemukakan jika tahun ini akan sedikit berbeda dan tentunya lebih berkualitas. Menurutnya, tahun ini beberapa program baru unggulan Ihya’ Ramadhan di antaranya yang dilaksanakan hari ini yaitu “Marhaban ya Ramadhan”. Program ini sengaja dikonsep untuk memberikan ilmu dan wawasan serta pembinaan bagi seluruh Pegawai Non ASN di lingkungan IAIN Pontianak dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Lebih lanjut ia pun menambahkan, selain “Marhaban ya Ramadhan” masih ada beberapa program unggulan lain yang akan disajikan selama Bulan Ramadhan antara lain: Publikasi Artikel Ramadhan di media massa. Selain itu, Ceramah dan Bincang Ramadhan Bersama Ustad dan Ustadzah IAIN Pontianak di Televisi Lokal. Satu program lagi yang terbaru dari Ihya’ Ramadhan yaitu Ihya’ Ramadhan Goes to School.

“Seperti tema Ihya’ Ramadhan tahun ini “Ayo Jadikan Ramadhan Tahun ini Sebagai yang Terbaik”. Harapannya dengan beberapa program yang dikonsep oleh panitia dapat menjadi ladang ilmu dan ibadah bagi kita semua untuk menjadikan Ramadhan kali ini menjadi yang terbaik. Belum tentu kita akan hidup selamanya, maka dari itu jadikan Ramadhan tahun ini seakan-akan menjadi yang terakhir bagi kita. Dengan begitu kita akan maksimal dalam meraih semua pahala di bulan penuh berkah nanti.” harapnya.

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. H. Hermansyah, M.Ag memberikan arahan kepada seluruh Pegawai Non ASN yang hadir dalam kegiatan tersebut. Menurutnya, semua yang bekerja di IAIN Pontianak sepenuhnya bekerja dan mengabdi pada negara. Bukan bekerja atas nama pribadi ataupun personal. Maka dari itu, ia berpesan kepada seluruh pegawai yang hadir dalam kesempatan kali itu untuk bekerja sebaik mungkin tanpa harus memandang siapapun pemimpinnya.

Menurutnya, produktifitas pekerjaan itu penting karena uang yang dipakai adalah uang negara. Maka dari itu menjadi penting jika disiplin dalam bekerja merupakan elemen yang patut diperhatikan. Hal ini harus menjadi perhatian bagi pegawai yang hadir dalam kegiatan ini. Selain itu ia juga mengomentari tentang kebersihan. Setiap orang harus sadar akan kebersihan. Kampus ini harus menjadi cermin dalam hal kebersihan karena secara nyata mengetahui dalil maupun hadisnya.

“Kita bekerja bukan untuk dunia saja, namun juga untuk akhirat. Seperti yang dikemukakan oleh ketua panitia tadi, kita jadikan Ramadhan kali ini sebagai yang terbaik. Jadikan seluruh ibadah yang kita lakukan selama Bulan Ramadhan berkualitas dan berporos pada akhirat.” pesannya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Dr. Saifuddin Herlambang, MA selaku penceramah dalam kesempatan kali itu memberikan nasihat kepada seluruh undangan yang hadir, “Jika kita berbuat kebaikan jangan diumbar-umbar kebaikan itu. Teruslah berbuat kebaikan dimanapun berada. Berbuat untuk diri kita sendiri dalam rangka peningkatan diri. Berbuat itu tidak untuk reward atau punishment, atau karena surga maupun neraka. Tapi berbuatlah karena untuk kebaikan sendiri. Karena apabila kita melakukan kebaikan maka kebaikan pula yang menghampiri kita. Namun jika kita melakukan keburukan, maka keburukan itu pula yang akan menghampiri kita.” urainya.




IAIN Pontianak Inisiasi 7 PTKI Gelar Pengabdian Masyarakat di Malaysia

LP2M IAIN Pontianak untuk kesekian kalinya melaksanakan Program Unggulan Institut yakni Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Mandiri bekerjasama dengan Hikmah Sarawak Malaysia Tahun 2018 mulai 10 Mei s.d. 7 Juni 2018. Kegiatan yang telah menjadi agenda tahunan ini diikuti oleh 63 peserta dari 8 perguruan tinggi yang ada di seluruh Indonesia. Perguruan tinggi yang dimaksud, antara lain, IAIN Palopo 7 orang, UIN Sunan Ampel Surabaya 10 orang, IAIN Bone 5 orang, IAIN Palangkaraya 5 orang, UIN Banjarmasin 8 orang, STIT Al-Iqra’ Putussibau 2 orang, IAIN Kerinci 6 orang, IAIN Pontianak 20 orang.

Ketua LP2M IAIN Pontianak, Drs. H. Marsih Muhammad, M.Ag mengungkapkan jika peserta akan diberangkatkan hari Kamis (10/5) pukul 20.00 WIB. Waktu kegiatan diperkirakan seminggu sebelum puasa dan pulangnya seminggu sebelum lebaran. Ia menambahkan, kerjasama IAIN Pontianak dan Hikmah Sarawak Malaysia tidak terbatas, karena disana masih banyak titik perbatasan yang masih bisa diexplore. Apalagi disana masih kekurangan SDM untuk membina mualaf. Oleh karena itu, ia berharap kerjasama ini akan dilakukan terus menerus dan mengalami peningkatan yang signifikan dalam hal apapun.

Lebih lanjut ia berharap mudah-mudahan PPM tahun ini berlangsung lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Ia meminta kepada seluruh peserta untuk pandai-pandai dalam bersikap dan bersosialisasi dengan masyarakat karena kultur Malaysia berbeda dengan Indonesia.

Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA menjelaskan jika program ini bisa menjadi bahan berkualitas untuk borang akreditasi institut maupun lembaga. Ia pun berharap semoga dengan adanya program ini bisa membuka pemahaman pihak pusat dalam menginisiasi Surat Perjalanan Dinas Internasional bagi mahasiswa, dosen, maupun pejabat IAIN Pontianak.

Lebih lanjut dirinya mengungkapkan jika IAIN Pontianak memiliki program tanggap perbatasan. Salah satu program unggulan yang dimiliki LP2M IAIN Pontianak yaitu PPM Mandiri Tanggap Perbatasan. Program unggulan lainnya yang dimiliki oleh LP2M IAIN Pontianak yaitu Program Kampung Riset dan Desa Binaan. Program ini sangat menarik jika ‘dijual’ kepada Pimpinan PTKIN di pusat maupun seluruh Indonesia.

Selain itu ia pun memaparkan tentang kondisi keberagamaan di Malaysia khususnya Sarawak. Menurutnya, nantinya peserta akan berhadapan dengan kultur yang berbeda. Kecenderungan di Malaysia anti Wahabi dan Syiah. Oleh karena itu ia mengharapkan kepada seluruh peserta agar tidak membawa perdebatan-perdebatan yang dapat memunculkan konflik berkepanjangan. Peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini merupakan agen negara yang harusnya me-reform Islam moderat yang menjadi ciri khas Indonesia selama ini.

“Jadikan program ini sebagai pengalaman. Jaga nama baik institusi dan Indonesia. Sebarkan dengan positif etika dan budaya kebaikan Indonesia. Selamat berjuang melaksanakn program ini hingga selesai. Kami mendoakan yang terbaik. Terima kasih atas kerjasama dari bapak ibu sekalian dari perguruan tinggi yang berpartisipasi dalam kegiatan ini.” pungkasnya.