KKL Perbatasan IAIN Pontianak Sukses, Ketua LP2M: Bukti Komitmen Mengabdi Sepenuh Hati Kepada Masyarakat

ENTIKONG—Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Perbatasan IAIN Pontianak tahun 2018 suskes dilaksanakan. Acara perpisahan sekaligus penutupan kegiatan itu digelar pada Kamis (06/09/2018) di Masjid Istiqamah Entikong. Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan Camat Entikong, Kepala KUA, Ketua Masjid Istiqamah, Tokoh Agama, serta masyarakat sekitar. Turut hadir dalam momen tersebut Ketua LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, SH., M.Hum, Kepala Pusat Pengabdian Pada Masyarakat, Sultan, MA.

Ketua Panitia, Mashuri mengucapkan terima kasih kepada Camat Entikong beserta jajarannya yang senantiasa membimbing dan membina serta mengizinkan mahasiswa untuk mengabdi kepada masyarakat Entikong. “Semoga perpisahan ini tidak memutuskan silaturahmi, namun justru menambah keteguhan hati untuk saling menjaga tali persaudaraan satu sama lain.” Ujarnya.

Ketua Masjid Istiqamah, H. Ade Seprium menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa yang sangat membantu segala aktivitas yang ada di masjid. Khususnya terkait kebersihan dan memakmurkan masjid. “Semoga Allah Swt., melipatgandakan segala hal yang telah dilakukan mahasiswa selama mengabdi di Entikong.” ujarnya. Sementara itu, Perwakilan Camat Entikong, Wahyu Widianti berterima kasih kepada IAIN Pontianak yang mengirim mahasiswanya untuk terjun dan mengabdi kepada masyarakat khususnya di Entikong. Ia juga mendoakan kesuksesan dan keberhasilan mahasiswa di masa akan datang. “Semoga ke depan kalian menjadi pemuda-pemudi yang berhasil dan selalu memperjuangkan hak rakyat demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur.” harapnya.
Ketua KUA Entikong, Jafar merasa sangat bangga kepada mahasiswa IAIN Pontianak yang ikut membangun kejayaan Islam dengan membina ummat. “Ummat Islam akan kuat jika kita saling menghargai dan saling tolong menolong satu sama lain.” tuturnya.

Ketua LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, SH., M.Hum mengungkapkan jika KKL Perbatasan merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang menjadi program mandatori negara. Selain itu dalam waktu dekat LP2M IAIN Pontianak mendelegasikan mahasiswa untuk melakukan riset di daerah Paloh, Temajuk, Sambas. “Semua kegiatan tersebut merupakan bukti komitmen IAIN Pontianak untuk mengabdi sepenuh hati kepada masyarakat sekaligus berkomitmen untuk ikut membantu program mandatori negara khususnya kaitannya persoalan perbatasan.” terangnya.

Ia pun menambahkan jika saat ini IAIN Pontianak sedang berbenah dan terus berbenah demi kemajuan pendidikan Islam di Kalimantan Barat. Oleh karenanya ia mengajak kepada seluruh masyarakat Entikong untuk mengirimkan anak-anaknya kuliah di IAIN Pontianak.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Rektor IAIN Pontianak Teken MoU dengan Bank Syariah Mandiri

PONTIANAK—Rektor IAIN Pontianak menandatangani MoU dengan Bank Syariah Mandiri, Selasa (04/09/2018) di Ruang Rapat Rektor. Dalam moment tersebut tampak hadir Kepala Kantor Wilayah BSM, Wisnu Sunandar. Penandatanganan MoU disaksikan oleh beberapa pejabat di antaranya, Kepala Biro AUAK, Drs. Syahrul Yadi, M.Si, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Ro’uf, MA, serta Kabag dan Kassubbag di lingkungan IAIN Pontianak serta Tim BSM.

Dalam sambutannya Rektor IAIN Pontianak antusias dan bersemangat terjalinnya kerjasama sekaligus MoU dengan BSM. Hal ini mengacu pada membludaknya peminat Mahasiswa IAIN Pontianak Tahun 2018 sekitar 5000 orang. Namun nyatanya yang diterima hanya 1800-an mahasiswa. “Membludaknya mahasiswa harus diiringi dengan bangunan dan fasilitas yang modern dan memudahkan bagi mahasiswa. Kami harap BSM menyediakan aplikasi yang berguna dan bermanfaat bagi kemudahan sivitas akademika dan mahasiswa maupun masyarakat kaitannya transaksi keuangan yang terintegrasi dengan pihak akademik, keuangan, fakultas, bahkan jurusan sekalipun.” tuturnya.

Rektor menambahkan bahwa IAIN Pontianak merupakan sponsor bagi BSM karena kampus ini memiliki beberapa jurusan yang berkaitan langsung dengan perbankan dan ekonomi syariah. “E-Government merupakan fokus utama dalam periode kepemimpinan kali ini. Oleh karenanya besar harapan kami kerjasama dan MoU ini dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat. Karena pada prinsipnya disini kita bersama melayani ummat.” imbuhnya.

Kepala Kantor Wilayah BSM, Wisnu Sunandar menyambut kerjasama sekaligus MoU ini dengan gembira. Ia pun sependapat dengan Rektor IAIN Pontianak jika semua yang akan dilakukan bersama IAIN Pontianak dalam rangka melayani ummat. Hal ini pun sejalan dengan misi BSM yang bersinergi dengan seluruh institusi Syariah baik yang bergerak di bidang pendidikan maupun lainnya. “Kita memiliki success story dalam hal menerapkan cash management dengan virtual account yang dapat membayar segala aktivitas keuangan kapanpun dan dimanapun. Contohnya di UGM seluruh layanan keuangan kaitannya dengan payroll, gaji, maupun honor masuknya ke BSM semua. Tidak hanya itu kami juga melakukan aktivitas serupa di IPB, UNSU, UNHAS, dan sedang proses di UNLAM. Hal ini bukti kepercayaan masyarakat kepada layanan yang kami berikan.” ungkapnya.
Ia pun melanjutkan BSM juga memiliki program “Mengalirkan Berkah”.

Menurutnya ini yang membedakan Bank Syariah Mandiri dengan bank lain. Sebab setelah menyisihkan zakat dan pajak, BSM menyisihkan 3% untuk program mengalirkan berkah. “Dalam program mengalirkan berkah kami juga memberikan beasiswa kepada mahasiswa. Bisa saja dengan program ini kami dapat memberikan beasiswa pendidikan bagi Mahasiswa IAIN Pontianak.” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Wakil Rektor I IAIN Pontianak Tutup PBAK 2018

PONTIANAK—Seremoni tiupan sumpit berisi panah yang diarahkan ke balon dan terbang ke udara oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum menjadi tanda berakhirnya kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Pontianak Tahun 2018, Sabtu (01/09) di Halaman Sport Centre. Kegiatan yang diikuti sebanyak 1.675 mahasiswa ini resmi berakhir setelah terlaksana mulai 27 Agustus hingga 1 September 2018. Penutupan PBAK 2018 ini dihadiri oleh beberapa pejabat lainnya, seperti Kepala Biro AUAK, Drs. Syahrul Yadi, M.Si, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Ro’uf, MA, para Dekan beserta jajaran, Kabag dan Kassubag di Lingkungan IAIN Pontianak.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Ro’uf, MA dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada segenap panitia yang telah bekerja keras dalam mensukseskan kegiatan PBAK 2018. Ia pun juga mengapresiasi semangat pantang menyerah peserta PBAK dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ini. “Mudah-mudahan PBAK ini akan menjadi bekal adik-adik sekalian dalam berpartisipasi dalam kegiatan kemahasiswaan berikutnya.” ujarnya.

Sementara itu dalam momen tersebut Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum mengungkapkan harapannya kepada setiap peserta PBAK agar tidak membeda-bedakan latar belakang, maupun organisasi, ataupun status sosial dalam menjalin persahabatan maupun saat melaksanakan proses perkuliahan di IAIN Pontianak. Kemudian ia pun meminta kepada seluruh peserta untuk memohon doa restu kepada kedua orangtua demi kelancaran dan keberkahan saat menuntut ilmu di IAIN Pontianak.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Salut! 12 Buku Karya Dosen dan Mahasiswa IAIN Pontianak Dilaunching pada Pembekalan Kampung Riset 2018

PONTIANAK—12 Buku karya Dosen dan Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak dilaunching dalam kegiatan Pembekalan Mahasiswa Kampung Riset 2018, Sabtu (01/09) di Gedung Rektorat Lantai IV IAIN Pontianak. Buku yang dilaunching tersebut merupakan hasil karya Kampung Riset Tahun 2017. Tahun ini Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak kembali akan menurunkan dosen pembimbing beserta mahasiswa dalam kegiatan serupa. Jika tahun lalu difokuskan di Kabupaten Kapuas Hulu, namun tahun ini kegiatan Kampung Riset dilaksanakan di dua tempat dan waktu yang berbeda. Tanggal 3 s.d. 10 September 2018 di Tanjung Saleh, Kabupaten Kubu Raya. Sedangkan mulai tanggal 8 s.d. 15 September ke Temajuk, Paloh, Kabupaten Sambas.

Ketua Panitia Kampung Riset, Dr. Imron Muttaqin, MA menyampaikan, kegiatan Kampung Riset merupakan program andalan kampus yang terintegrasi pada visi IAIN Pontianak itu sendiri sebagai kampus yang konsen terhadap kajian Budaya Borneo. “Rencana besar atau produk yang dihasilkan nantinya akan menjadi ensiklopedi budaya Borneo. Peserta yang diturunkan pun merupakan hasil seleksi dan hari ini kami bekali mereka beberapa panduan dalam menulis laporan perjalanan maupun riset. Harapannya, selain sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa, namun juga menjadi pemacu bagi setiap peserta untuk menghasilkan karya yang baik.” ungkapnya.

Sementara itu Ketua LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, SH., M.Hum mengungkapkan jika program ini dilakukan dalam bentuk wisata dan riset. “Wisata dengan mengunjungi sebuah kampung dan tinggal beberapa hari bersama masyarakat. Riset dengan cara mengamati dan membangun komunikasi guna mengenali masyarakat dan kehidupannya, baik dari aspek sosial, ekonomi, budaya, adat istiadat, bahasa, pendidikan, dan sebagainya. Output yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini yaitu karya tulis ilmiah yang nantinya akan dipublikasikan dalam bentuk buku” jelasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Dewan Pers Gandeng IAIN Pontianak Gelar FGD Survei Indeks Kemerdekaan Pers Provinsi Kalimantan Barat

PONTIANAK—Dewan Pers Republik Indonesia bekerjasama dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Survei Indeks Kemerdekaan Pers Provinsi Kalimantan Barat tahun 2018. Kegiatan FGD ini diikuti oleh beberapa informan ahli dari kalangan sipil/aktivis/NGO, pelaku media, ASN, kepolisian, dan akademisi. Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, pada Sabtu (01/09) di Orchadz Hotel Gajahmada, Pontianak. Tampak hadir Anggota Dewan Pers Republik Indonesia, Hendry Chairudin Bangun serta Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M.Si.

Koordinator Tim Peneliti Kalbar yang juga menjabat sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Acan Mahdi, M.Si mengungkapkan jika FGD ini merupakan tahapan yang dilalui untuk menilai indeks kemerdekaan pers di Provinsi Kalimantan Barat. “Kita belum memiliki data yang valid mengenai indeks kemerdekaan pers di Kalimantan Barat. Oleh karena itu, kegiatan ini ingin mengetahui angka maupun indeks kemerdekaan pers itu sendiri. Tahun lalu kita memperoleh skor 77,4 dan menjadi peringkat III se-Indonesia. Tahun ini kami berharap kepada 12 informan ahli yang terlibat dalam FGD untuk berdiskusi sekaligus mengisi kuesioner terbaru kaitannya dengan indek kemerdekaan pers di Kalimantan Barat.” ungkapnya.

Anggota Dewan Pers Republik Indonesia, Hendry Chairudin Bangun menjelaskan bahwa FGD ini merupakan sarana konfirmasi kepada pelaku media, aktivis, ASN, kepolisian, dan akademisi yang secara tidak langsung melihat maupun memotret indeks kemerdekaan pers itu sendiri. “Mudah-mudahan apa yang kita lakukan hari ini memberikan manfaat bagi bangsa dan negara. Kami mewakili Dewan Pers mengucapkan terima kasih atas kerja keras IAIN Pontianak dalam menyukseskan kegiatan ini.” ucapnya.

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum turut mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan kepercayaan Dewan Pers Republik Indonesia kepada IAIN Pontianak. Menurutnya kerjasama ini dapat memberikan nilai yang sangat tinggi kaitannya dengan akreditasi perguruan tinggi.

Ia menambahkan jika pers merupakan salah satu instrument kehidupan sosial yang mencoba untuk menunjukkan ekspresi kemerdekaannya. Walau dalam kenyataannya kemerdekaan pers berbenturan oleh kemerdekaan orang lain. “Kawan-kawan pers kita istilahkan sebagai jendela kebenaran yang interpretatif. Jika jendela kebenaran itu ditutup, maka kebenaran itu tidak akan pernah sampai dalam kehidupan masyarakat. Sebaliknya, jika jendela kebenaran itu dibuka, maka kebenaran itu menjadi hak semua orang dan itulah kesejatian dari kemerdekaan yang sesungguhnya.” urainya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Warek I IAIN Pontianak Berikan Motivasi pada Peserta Serdos

Sebanyak 1500 kuota sertifikasi dosen (serdos) disediakan pemerintah bagi dosen PTKIN/PTKIS se-Indonesia. Berkenaan hal tersebut Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Pontianak melaksanakan kegiatan serdos, Kamis (30/8/2018) di Ruang Rapat Senat, Gedung Rektorat Lantai II. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum dengan didampingi oleh Ketua LPM IAIN Pontianak, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag dan Sekretaris LPM, Dr. Zulkifli, MA. Sertifikasi Dosen kali ini diikuti sebanyak 9 peserta. Pada tahun 2018 kuota serdos untuk Kementerian Agama bertambah tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Operator Serdos IAIN Pontianak, Helva Zurayah, M.Pd mengungkapkan jika beberapa tahapan sudah dilaksanakan oleh dosen. Mulai dari tahapan seleksi administrasi hingga akhirnya pada hari ini yaitu tahapan pengisian penilaian wawasan Islam kebangsaan dan persepsional dari atasan dan teman sejawat. Jika lulus dalam tahap ini dosen akan melanjutkan ke tahap portofolio atau deskripsi diri. Kegiatan serdos ini telah berlangsung mulai bulan Juni hingga nantinya berakhir di bulan November 2018.

Dalam sambutannya Ketua LPM IAIN Pontianak, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag mengatakan “Berapa banyak dosen yang telah tersertifikasi di IAIN Pontianak memiliki kontribusi terhadap mutu akreditasi jurusan maupun fakultas bahkan perguruan tinggi. Nilainya 2 % dari keseluran nilai yang ada. Jadi jika banyak dosen yang belum sertifikasi, hal ini dapat mengurangi penilaian akreditasi itu sendiri. Maka dari itu kami berharap kepada para peserta untuk serius dan semangat dalam mengikuti seluruh tahapan ini. Kepada para penilai kami mohon untuk menilai secara objektif dan mempertimbangkan segala aspek dari penilaian itu sendiri.” ungkapnya.

Sementara itu Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum mengibaratkan sertifikasi dosen ini dengan salah satu teori belajar dari UNESCO yakni learning to live together atau belajar untuk hidup bersama. Saling menilai satu sama lain, saling menghargai, saling terbuka, dan menghormati satu sama lain.

“Mudah-mudahan dengan adanya penilaian sertifikasi dosen ini dapat menghadirkan bapak ibu sebagai dosen ideal yang disenangi teman sejawat, dosen yang mensupport kegiatan pimpinan, dan dosen yang menjadi ‘idola’ bagi mahasiswanya yang membuat mereka menjadi manusia dengan ilmunya. Semua yang kita lakukan ini bukan hanya untuk kebaikan kita sendiri. Namun lebih dari itu, semua ini untuk kebaikan kampus kita tercinta.” tutupnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




KKL Kebangsaan Di Daerah Perbatasan Resmi Berakhir, Tokoh Masyarakat Entikong Apresiasi IAIN Pontianak

Kuliah Kerja Lapangan Kebangsaan IAIN Pontianak bekerjasama dengan Puslitbang Kementerian Agama RI resmi berakhir, Selasa (28/8/2018). Hal ini ditandai dengan acara penutupan yang dirangkai dengan perpisahan seluruh peserta yang digelar pada Senin (27/8). Acara perpisahan dihadiri oleh Camat Entikong, Kepala Desa Entikong, Kapolsek Entikong, Koramil Entikong, Ketua Yayasan YLB Entikong, Peneliti Litbang Kemenag RI, Takrif, MA, Ketua LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, SH., M.Hum.

Dalam sambutannya Ketua LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, SH., M.Hum mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas sambutan dan penerimaan seluruh masyarakat Entikong terhadap peserta KKL.

“Ke depan program seperti ini akan terus dilakukan oleh IAIN Pontianak untuk membantu pemerintah daerah dalam melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya di daerah perbatasan” paparnya.

Bapak Muhlasin mewakili tokoh agama, masyarakat, dan tokoh pemuda juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor IAIN Pontianak yang telah mengirimkan mahasiswa untuk melakukan pengabdian masyarakat di daerah perbatasan.

“Mudah-mudahan di tahun yang akan datang IAIN Pontianak masih bisa mengirimkan mahasiswanya ke Entikong. Secara keseluruhan kami sangat mengapresiasi sekaligus senang dengan datangnya mahasiswa ke daerah perbatasan, khususnya Kecamatan Entikong.” katanya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Rektor Ajak Mahasiswa IAIN Pontianak Gelorakan Gerakan Tangkal Radikalisme

Rektor IAIN Pontianak mengajak Mahasiswa IAIN Pontianak untuk menangkal radikalisme. Hal tersebut diungkapkan pada Pembukaan Kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Tahun 2018, Senin (27/8) di Gedung Sport Centre IAIN Pontianak. Mengusung tema: Mahasiswa IAIN Pontianak Siap Menjadi Garda NKRI, Pengawal Islam Wasathiyah dan Tangkal Radikalisme. Kegiatan ini berlangsung 27 s.d. 29 Agustus 2018 yang berpusat di Gedung Sport Centre IAIN Pontianak.

PBAK merupakan langkah awal yang harus dilalui bagi mahasiswa sebagai warga baru IAIN Pontianak. Kegiatan ini sangat penting untuk menanamkan sense of belonging almamater bagi mahasiswa.

Dalam sambutannya Rektor IAIN Pontianak berpesan agar mahasiswa memiliki kesungguhan dalam menuntut ilmu. “Di kampus dilaksanakan pembelajaran tingkat tinggi yang berbeda dengan jenjang sebelumnya. Tidak hanya menghafal, tapi juga mengasah kepahaman dengan sikap kritis” ungkapnya.
Satu hal yang ditekankan oleh Rektor IAIN Pontianak dalam sambutannya adalah tentang kekhawatirannya akan perkembangan radikalisme yang mengancam keutuhan NKRI. Oleh karena itu ia menggelorakan gerakan tangkal radikalisme di IAIN Pontianak sebagai sebuah institusi pendidikan yang mencetak generasi muslim intelektual. Rektor juga mengajak kepada seluruh Mahasiswa beserta sivitas Akademika IAIN Pontianak untuk menjadi garda terdepan NKRI. Arus utama yang digunakan gerakan tersebut dengan mengembangkan Islam Washatiyah yaitu ajaran Islam yang menekankan pada moderasi keagamaan atau ajaran Islam yang moderat.
“Sikap radikal sebenarnya memiliki makna yang baik, yaitu berpikir secara mendalam. Namun sikap radikal yang diiringi fanatisme agama yang sempit, maka akan melahirkan gerakan yang destruktif. Oleh sebab itu Mahasiswa IAIN Pontianak harus menjadi agen utama dalam menangkal radikalisme dan menjaga keutuhan NKRI,” jelasnya.

Pada akhir sambutan Rektor berpesan kepada seluruh Peserta PBAK 2018 untuk bersama membesarkan IAIN Pontianak dengan meluruskan niat dalam berbagai hal. “Tancapkan niat dan tanamkan tekad serta langkahkan kaki untuk menjadi orang sukses di masa akan datang.” nasihatnya.
Sambutan tersebut diakhiri dengan gemuruh yel-yel yang dipimpin oleh Rektor IAIN Pontianak, “Siapa Kita? NKRI? Pancasila?” pekik Rektor. “Mahasiswa IAIN Pontianak! Harga Mati! Jaya!”Jawab peserta dengan penuh semangat.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Diikuti 1675 Mahasiswa Baru, Rektor IAIN Pontianak Resmi Buka PBAK 2018

Rektor IAIN Pontianak membuka secara resmi Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Tahun 2018, Senin (27/8) di Gedung Sport Centre IAIN Pontianak. Mengusung tema: Mahasiswa IAIN Pontianak Siap Menjadi Garda NKRI, Pengawal Islam Wasathiah dan Tangkal Radikalisme. Hadir dalam kesempatan kali ini Kasi Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, Dr. Rohman Basori, M.Ag. Hadir pula Kepala Biro AUAK, Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achamd, M.Hum, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Ro’uf, MA.

Dalam kesempatan itu Rektor IAIN Pontianak memukul gong tanda dibukanya acara yang berlangsung 27 s.d. 29 Agustus 2018 yang disaksikan langsung oleh pejabat lainnya serta peserta PBAK 2018.
Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, Suyati, S.Ag dalam laporannya mengungkapkan bahwa tujuan kegiatan ini pertama, mengembangkan pemahaman dan penghayatan peserta terhadap sistem pendidikan di PTKI. Kedua, mengembangkan kecerdasan spiritual, emosional, intelektual, dan sosial. Ketiga, memupuk semangat solidaritas dan toleransi di antara sivitas akademika. Keempat, mengembangkan rasa memiliki dan tanggung jawab akademik sosial terhadap pilihan disiplin ilmu. Kelima, mengembangkan sikap kritis dan kreatif mahasiswa. Ia menambahkan jika sasaran kegiatan ini seluruh mahasiswa baru IAIN Pontianak Tahun Akademik 2018/2019 dan mahasiswa lama yang belum mengikuti PBAK dan kegiatan yang sejenisnya.
“Seluruh kegiatan PBAK dipusatkan di Gedung Sport Centre. Namun untuk hari kedua dan ketiga akan dibagi per-fakultas. FTIK dan FUAD di Gedung Auditorium Abdul Rani Mahmud sedangkan FSEI di Sport Centre.” Terangnya.
“Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 1675 mahasiswa baru dari 1772 mahasiswa yang mendaftar. Seluruh peserta nantinya akan mendapatkan beberapa materi penting terkait orientasi kebijakan, pelayanan dan layanan, serta yang tak kalah pentingnya materi yang berkenaan dengan membumikan ajaran Islam wasathiyah dan menangkal gerakan radikalisasi pragmatis yang akan disampaikan oleh Kasi Kemahasiswaan Pusat.” imbuhnya.

Sementara itu dalam sambutannya, Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak, Burhanuddin memberikan apresiasinya kepada para sivitas akademika termasuk juga panitia yang telah berusaha mensukseskan kegiatan akbar ini. Pada kesempatan itu ia mengungkapkan jika peran pemuda sangat sentral dalam mewujudkan kemerdekaan negeri ini. Oleh karenanya pemuda hari ini juga harus lebih baik dari pemuda di masa lalu. Jika pemuda di masa lalu memperjuangkan kemerdekaan negeri, pemuda masa kini harus memperjuangkan hak rakyat guna mensejahterakan kehidupan bangsa.
“Hari ini kawan-kawan akan ditasbihkan menjadi Mahasiswa. Oleh karena itu peran dan amanah mahasiswa yaitu untuk memperjuangkan hak rakyat dan memperjuangkan kehidupan bangsa yang lebih lagi ke depannya.” ujarnya
“Kegiatan PBAK untuk mengenalkan budaya dan kebiasaan akademik di IAIN Pontianak. Maka dari itu ikutilah dengan semaksimal mungkin kegiatan ini. Apalagi motto yang diangkat kali ini, Mahasiswa IAIN Pontianak Siap Menjadi Garda NKRI, Pengawal Islam Wasathiah dan Tangkal Radikalisme. Motto ini menjadi tujuan dan ikhtiar kita bersama. Semoga dengan motto ini juga bisa membawa dampak yang sangat besar dalam diri dan kampus kita tercinta. Sehingga harapan dan impian IAIN Pontianak beralih status menjadi UIN Pontianak bisa segera terwujud.” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Perkuat Perencanaan dan Tata Kelola, IAIN Pontianak Gelar FGD SBSN-PBS

Focus Group Disscussion (FGD) Surat Berharga Syariah Negara Project Based Sukuk (SBSN-PBS) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak diselenggarakan Jumat (24/8) di Auditorium Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Hadir selaku narasumber FGD yaitu Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Agama Islam Kemenag RI, Syafriansyah dan Kasi Sarpas dan Kemahasiswaan Dirjen Pendis, Yasin. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA, Kepala Biro AUAK, Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan, Suhaimi, M.Pd, Kepala Bagian Umum sekaligus PPK, Sumarman, S.Ag, Para Dekan dan jajarannya di Lingkungan IAIN Pontianak serta para konsultan dan manajemen konstruksi yang turut menghadiri undangan.

Dalam sambutannya, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA menyebut jika IAIN Pontianak sedang sibuk-sibuknya untuk akreditasi institute. Ketika melakukan pendataan ternyata ditemukan jika tahun ini IAIN Pontianak surplus dua kelas dari yang dibutuhkan. Animo masyarakat untuk kuliah di IAIN Pontianak sangatlah besar. Oleh karena itu, menurutnya sudah selayaknya IAIN Pontianak terus membangun dan segera memikirkan pengadaan kampus 2. Ia pun berterima kasih kepada Kasubbit Sarpas dan Kemahasiswaan yang akomodatif dan dengan cekatan mendengarkan aspirasi IAIN Pontianak. Tidak hanya itu, Rektor pun mengapresiasi kerja keras dari PPK maupun para penyedia yang senantiasa ikut memberikan progress dari proyek SBSN itu sendiri.
“Hari ini peminat IAIN Pontianak sekitar 5700 orang. Namun yang diterima 1899, namun yang daftar ulang 1772 mahasiswa. Tetapi bersyukurnya Kementerian Agama dalam hal ini Kasubbit Sarpas merespon cepat animo masyarakat untuk kuliah di IAIN Pontianak dengan memberikan anggaran pembangunan fasilitas yang dibutuhkan seperti gedung perkuliahan. Ke depan kita harus berfikir pengadaan kampus 2 yang diawali dengan pengadaan tanah. Sepertinya transformasi IAIN Pontianak di Kalimantan Barat untuk menjadi UIN wajib diwujudkan.” ungkapnya.

Sementara itu, Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Dirjen Pendis, Syafriansyah Mengungkapkan FGD ini merupakan inisiasi yang sangat baik oleh IAIN Pontianak. Oleh karena itu ia sangat mengapresiasi kerja keras dari IAIN Pontianak. Ia pun meminta Rektor IAIN Pontianak untuk menindaklanjuti dan diusulkan rencana pengadaan tanah untuk kampus 2. Karena menurutnya Kementerian Agama melalui Kasubbit Sapras memiliki program dan anggaran yang dimaksud.
“Kami harap perencanaan untuk menganggarkan SBSN tahun 2019. Mulai dari sekarang pejuang SBSN IAIN Pontianak untuk merencanakan RPD tahunan, sehingga saat diundang di pusat sudah memiliki persiapan yang matang.” ujarnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail.