Yudisium FSEI IAIN Pontianak Tahun 2018: Mencetak Ekonom & Entrepreneur Sejati

Yudisium Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Pontianak sukses digelar pada Jumat (20/7) Pukul: 08.00 WIB di Aula Abdul Rani Mahmud. Rektor IAIN Pontianak dan Dekan FSEI beserta jajarannya resmi melepas para yudisium yang akan diwisuda pada Sabtu (21/7) di Sport Centre IAIN Pontianak.

Dekan FSEI IAIN Pontianak, Dr. Fachrurrazi, MM menginformasikan jika IPK terendah di FSEI 3.08 dan tertinggi 3.83. Lulusan terbanyak dari Jurusan Perbankan Syariah dengan 38 orang, Jurusan Ekonomi Islam 32 orang, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah 10 orang. Dengan rincian 47 berjenis kelamin perempuan dan 38 lainnya berjenis kelamin laki-laki.

“Saat ini dunia sudah berubah tidak seperti yang anda jalani saat masuk IAIN. Saat Anda masuk kurs US dollar masih 9000. Dengan volatilitas yang ada saat ini naik dikisaran 14.420. Saat ini volatilitas pasar sudah berubah. Kami tidak mengharapkan Anda terpaku menjadi pegawai. Kami mengharapkan Anda menjadi seorang entrepreneur. Kita leading bersama-sama. Saya siap untuk menjadi teman Anda, mendampingi Anda, anytime anywhere you with us” paparnya.

“Pikiran kami ke depan, insyaallah kami akan berpikiran besar yakni membicarakan gagasan untuk kami eksekusi dan kami kembangkan dalam pelayanan prima di FSEI. Kami berpesan kepada mahasiswa yang di yudisium hari ini, Anda alumni memiliki pengetahuan yang harus membawa solusi di masyarakat. Bukan menjadi beban di masyarakat, namun kalian menjadi aset bagi ummat dan masyarakat pada umumnya.” tambahnya.

Sementara itu, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA mengatakan “Seperti yang disebutkan dalam hadits bahwa 99 pintu rezeki berasal dari transaksi tukar menukar dan perdagangan. Inilah letak strategisnya FSEI di masyarakat. FSEI bermaksud melahirkan salah satunya sebagai pelaku-pelaku ekonomi di Kalimantan Barat.” ungkapnya.

“Ada satu kalimat yang selalu saya pegang hingga kini dan saya tularkan kepada orang yang ingin menggunakannya yaitu orang pesimis ada satu peluang dia bikin seribu alasan untuk menolak dan mengambil peluang itu. Sedangkan orang optimis ada satu masalah dia ciptakan seribu jalan keluar. Inilah yang diamalkan oleh orang tua saya agar anaknya tetap harus sekolah walaupun dalam keterbatasan.” jelasnya.

Rektor IAIN Pontianak pun mengajak kepada seluruh peserta yudisium untuk mengutamakan sikap dan tingkah laku yang baik di masyarakat. “Kebaikan itu adalah yang semua orang suka seperti kejujuran, kebaikan, dan keadilan. Kedepankan kebaikan dan trust di masyarakat. Jangan menjadi tokoh antagonis, eksklusif, dan menakutkan di masyarakat” pesannya.




FTIK IAIN Pontianak Yudisium 198 Lulusan, Mahasiswa Jurusan PAI Raih IPK 4,00

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak meluluskan 198 lulusan. Yudisium Angkatan ke-XXXVI, dilaksanakan pada Kamis (19/7) di Gedung Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Di antara lulusan yang diyudisum tersebut ada lulusan yang meraih prestasi membanggakan dengan IPK 4,00. Rektor IAIN Pontianak hadir memberi sambutan dan ikut melepas lulusan FTIK bersama para pejabat lainnya. Dalam kesempatan tersebut hadir pula Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, Wakil Rektor I Demisioner, Dr. Hermansyah dan Dekan FTIK IAIN Pontianak Demisioner, Dr. Lailial Muhtifah.

Dalamsambutannya, Dekan FTIK IAIN Pontianak, Dr. Ali Hasmy, M.Si mengungkapkan salah satu tanda kebesaran Allah digilirkannya siang dan malam. Diciptakannya sesuatu berpasangan baik dalam diri manusia maupun alam semesta. Pergiliran merupakan sunnatullah. Dalam konteks kekinian di IAIN Pontianak terjadi proses pergiliran kepemimpinan dari periode lama ke periode baru. Berikutnya, ada pertemuan juga ada perpisahan. Perpisahan juga merupakan sunnatullah yang harus dilakukan. Oleh karena itu pihaknya sangat bangga melepaskan mahasiswa yang di yudisium hari ini agar bertebaran di seluruh muka bumi untuk mendidik, mencari nafkah, dan mengabdi pada masyarakat.

“Dalam periode ini kami akan melaunching sebuah operating system baru yang dinamakan Career Central of Operating System. Sistem ini mempertemukan antara alumni kita dan para pencari kerja lewat dunia maya. Mengapa ini kami lakukan, karena kami tidak ingin FTIK hanya bertugas meluluskan mahasiswa, namun kami juga ingin memfasilitasi alumni dalam mencari peluang pekerjaan.” jelasnya.

“Kami juga ingin melaporkan kepada Bapak Rektor IAIN Pontianak bahwa mahasiswa yang di yudisium hari ini berjumlah 198 orang. Selalu menjadi yang terbanyak di IAIN Pontianak. Dengan rincian PAI Reguler A 118 orang, PAI Reguler B 36 orang, PAI kualifikasi S1 10 orang, PBA 26 orang, PGMI 7 orang, PIAUD 2 orang. Dengan IPK tertinggi 4,00. Ini merupakan prestasi yang luar biasa dan seingat saya ini merupakan rekor di IAIN Pontianak.” urainya. Pada kesempatan yang sama, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA menyampaikan kepada mahasiswa yang di yudisium untuk mengembangkan diri dengan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti S2. Menurutnya hal ini penting karena menuntut ilmu seperti memanjat kelapa. Jika memanjat hati-hati maka akan sampai ke pucuknya dan meminum buah segarnya.

“Guru saya berpesan untuk terus sekolah. Jangan khawatir, Allah punya banker sendiri bagi orang-orang yang menuntut ilmu.” motivasinya.
Ia pun juga berpesan kepada peserta yudisium, “Tampillah di masyarakat menjadi tokoh akmodatif dan inklusif di masyarakat. Mendekati masyarakat dengan cara persuasif yang inklusif. Hari ini jika kita mengandalkan dan membanggakan kepintaran di masyarakat tidak akan laku. Karena saat ini di masyarakat banyak orang pintar. Jika membanggakan kepintaran, maka masyarakat akan mencap kita sebagai orang sombong. Masyarakat hari ini lebih membutuhkan solusi daripada ilusi dan provokasi. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan sikap yang bijak yang dapat memecahkan masalah secara bersama-sama. Jadilah kalian sosok yang tidak antagonis dan rendah hati, tidak sombong.” nasihatnya.

Terakhir, PTKIN sebagai garda terdepan dari negara ini harus menjadi poros utama dalam menanamkan jati diri yang berlandaskan moderasi dalam bèragama yakni Islam Washatiyah. Rektor berharap seluruh alumni nantinya dapat menjadi duta yang baik dalam menyampaikan Visi Misi IAIN Pontianak di masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut pula Dekan FTIK IAIN Pontianak, Dr. Ali Hasmy, M.Si memberikan penghargaan sekaligus kenang-kenangan untuk Dekan FTIK IAIN Pontianak Demisioner, Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd dan Wakil Dekan I FTIK IAIN Pontianak Demisioner, Eka Hendry Ar, M.Si., M.Pd.




Yudisium FUAD, Ini Pesan Rektor IAIN Pontianak

42 Lulusan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak resmi di yudisium pada Kamis (19/7) di Gedung Biro AUAK Ruang Teater Lantai II. Rektor IAIN Pontianak hadir dalam acara yudisium angkatan ke-8 ini. Tampak hadir pula Kepala Biro AUAK, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, dan para pejabat lainnya di lingkungan institut maupun fakultas. Dalam yudisium kali ini FUAD meluluskan 42 orang. Dengan rincian KPI 12 orang, BKI 9 orang, MD 11 orang, IAT 10 orang.

Dekan FUAD IAIN Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M.Si mengungkapkan bahwa setiap mahasiswa yang nantinya telah diwisuda secara alamiah menjadi alumni dan dipundaknya tersebut ada satu amanah besar yang harus dicamkan yakni menyadari bahwa semua alumni merupakan duta bagi IAIN Pontianak ketika berada dimanapun.

“Sampaikan Visi dan Misi IAIN Pontianak. Sampaikan sesuatu yang baik yang dapat membesarkan kampus tercinta ini. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah mempercayai IAIN Pontianak dalam mendidik anaknya di FUAD. Terima kasih yang tak terhingga kepada bapak ibu dosen yang telah banyak memberikan sumbangsih sehingga dapat ikut menghantarkan anak didik tercinta menjadi orang-orang pilihan yang siap mengabdi di masyarakat.” ungkapnya.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA mengatakan “Hari ini kita tidak cukup menjadi orang pintar. Mesti pandai mengadaptasi diri terhadap lingkungan masyarakat. Kalian harus menjadi duta IAIN Pontianak dengan menyampaikan Visi dan Misi IAIN melalui perilaku kita di masyarakat. Jangan menjadi tokoh antagonis dan eksklusif di masyarakat, karena hal ini dapat menghambat keberhasilan kalian dalam menyampaikan Visi dan Misi IAIN Pontianak yang baik tadi.”

“Kalian menjadi duta daerah yang menuntut ilmu di IAIN Pontianak. Oleh karena itu setelah usai menuntut ilmu, balik dan besarkan daerah. Sekecil apapun sumbangsih yang kalian lakukan untuk membesarkan daerah, sangat berharga bagi masyarakat. Pesan saya harumkan nama dirimu, harumkan nama fakultasmu, dan harumkan nama IAIN Pontianak di masyarakat.” harapnya.




Rektor IAIN Pontianak Puji Proyek Perubahan Kasubbag Perencanaan

“Mengingat pentingnya data dukung Term of Reference (ToR) dan Rincian Anggaran Biaya (RAB) sebagai sebuah usulan perencanaan program kerja dan anggaran, maka melalui Rancangan Proyek Perubahan ini saya berupaya untuk memperbaiki sistem pengelolaan data dukung TOR dan RAB yang berlaku di IAIN Pontianak menjadi lebih efektif sehingga akan menghasilkan data dukung TOR dan RAB yang valid dan akurat.” Hal itu dipaparkan Kasubbag Perencanaan IAIN Pontianak, Noviansyah, S.Pd.I., saat memaparkan Rencana Proyek Perubahan di hadapan Rektor IAIN Pontianak.

Peserta Diklatpim IV Angkatan XXXII Balai Diklat Keagamaan Jakarta itu menegaskan, “Untuk mewujudkan itu semua project leader membuat Rancangan Proyek Perubahan berupa aplikasi Analysis of Budgeting System (ANA-B System). Sistem aplikasi berbasis online ini berfungsi sebagai kontrol penyusunan data dukung TOR dan RAB bagi setiap program kerja dan anggaran. Judul yang saya usung dalam proyek perubahan ini adalah: “Penyusunan Data Dukung Term of Reference dan Rincian Anggaran Biaya Program Kerja dan Anggaran Berbasis Aplikasi Analysis of Budgeting System (Ana-B System) di lingkungan IAIN Pontianak”.

“Saya berkeyakinan Rancangan Proyek Perubahan ini mendesak untuk dilakukan. Tersedianya usulan data dukung TOR dan RAB yang valid dan akurat maka akan memberikan trust (kepercayaan), peningkatan akuntabilitas dan profesionalitas pegawai dan institusi dalam memberikan layanan publik bagi mitra kerja dan stakeholder.”
paparnya.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif memuji proyek perubahan yang digagas Noviansyah, S.Pd.I. “Saya salut dengan ide yang diutarakan Kasubbag Perencanaan IAIN Pontianak. Tentu kita berharap dengan adanya proyek perubahan itu akan terbentuk system yang disiapkan akan memudahkan pekerjaan dan mempercepat pelayanan” System yang baik tentunya akan meningkatkan marwah IAIN Pontianak”. pungkasnya.
(Andre).




27 Pejabat Resmi Dilantik Rektor IAIN Pontianak

Sejumlah 27 pejabat dilantik oleh Rektor IAIN Pontianak, Rabu (18/7) Pukul 10.15 di Gedung Rektorat Lantai IV. Pelantikan sekaligus pengambilan sumpah jabatan ini menjadi babak baru perjuangan IAIN Pontianak ke depan yang dinahkodai oleh Dr. Syarif, MA.,Masa Jabatan 2018-2022. Turut hadir dalam acara sakral tersebut Kepala Biro AUAK, para Kabag, dan para Kassubbag di lingkungan institut dan fakultas.

Dalam kesempatan tersebut Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA memberi selamat sekaligus amanah bagi para pejabat yang dilantik. Menurutnya, hal pertama yang akan dilakukan dalam periode ini yaitu mandatori negara. Setidaknya ada dua garis besar. Pertama, Kementerian Agama dalam hal ini IAIN Pontianak harus menjadi garda terdepan untuk keutuhan NKRI. Kedua, dalam rangka menerima mandat negara untuk berpartisipasi aktif dalam keutuhan NKRI, Kementerian Agama dijadikan pengusung utama dalam meluaskan, mewacanakan, mengajarkan, dan mengamalkan Islam Washatiyah yang berporos pada moderasi dalam beragama. Bersikap moderat dalam mengamalkan agama.

“Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan ini menjadi bukti bahwa kita semua berbeda. Tanda tangan kita semua berbeda. Semua indah. Hikmah yang saya dapat yaitu menegaskan ke-Esa-an Tuhan bahwa tidak semua dari kita memiliki kepribadian dan sikap yang sama. Oleh karena itu turun ajaran agama yang memfokuskan sikap-sikap itu pada satu tujuan. Maksudnya aplikasi mengajarkan penguatan pemikiran itu tidak boleh kita memaksa kehendak antara satu sama lain walaupun kita sebagai atasan. Kalau dalam Islam dikenal musyawarah, dalam bisnis ada tawar-menawar:negosiasi, dalam politik ada lobi.”ujarnya.

“Haluan kerja saya pada Raker beberapa waktu lalu jelas kita akan melakukan peningkatan-peningkatan. Maka hari ini mari kita berpikir tentang IAIN Pontianak saja. Ketika sudah masuk dalam gerbang IAIN Pontianak kita harus mengabdi dan berbuat demi perkembangan IAIN Pontianak ke depan.” tegasnya.
Ia pun berharap kepada seluruh 27 pejabat yang dilantik untuk fokus pada tugas dan fungsinya masing-masing. Jangan mengerecoki tugas dan fungsi yang bukan fokusnya. Walaupun nyatanya memang ada beberapa orang memiliki multi talent dan mampu mengerjakan tusi orang lain. Ia pun menambahkan bahwa visi dasar dalam periode ini yaitu saling menghargai satu sama lain. Sekecil apapun yang dilakukan oleh semua elemen yang bekerja di IAIN Pontianak memiliki kinerja dan sumbangsih bagi perkembangan IAIN Pontianak. Sesuai dengan motto kerja periode kepemimpinan kali ini, “Pengabdian Berbasis Kinerja dan Akhlakul Karimah. Bersaudara dan Kompak Berorientasi Prestasi dan Kemajuan”.

Adapun pejabat Non Eselon yang dilantik pada tahap pertama sebagaiberikut:

  1. Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum
  2. Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA
  3. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti, MA
  4. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Dr. Ali Hasmy, M.Si
  5. Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Nur Hamzah, S.Pd.I., M.Pd
  6. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Drs. Muhammad Rahmatullah, M.Ag
  7. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Sapendi, S.Pd.I., M.Pd
  8. Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Dr. H. Fachrurrazi, S.Ag., MM
  9. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Syariah dan Ekonomi, Rasiam, S.E.I., MA
  10. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah dan Ekonomi, Ita Nurcholifah, S.E.I., MM
  11. Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Dr. Ismail Ruslan, S.Ag., M.Si
  12. Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Dr. H. Harjani Hefni, Lc., MA
  13. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Dr. Sahri, MA
  14. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Drs. H. Marsih Muhammad, M.Ag
  15. Direktur Pascasarjana, Dr. Misdah, S.Ag., M.Pd
  16. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sukardi, SH., M.Hum
  17. Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. Yusriadi, S.Ag., MA
  18. Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. Imron Muttaqin, S.Pd.I., M.Pd.I
  19. Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Sultan, S.Pd.I., MA
  20. Ketua Lembaga Penjaminan Mutu, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag
  21. SekretarisLembaga Penjaminan Mutu, Dr. Zulkifli, S.Ag., MA
  22. Kepala Pusat Audit dan Pengendalian Mutu Lembaga Penjaminan Mutu, Dr. Ibrahim, S.Ag., MA
  23. Kepala Pusat Pengembangan Standar Mutu Lembaga Penjaminan Mutu, Dr. Muhammad Edi Kurnanto, S.Ag., M.Pd
  24. Kepala UPT Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data, Sumin, SE., M.Si
  25. Kepala UPT Pusat Perpustakaan, Slamet Widodo, S.Ag., S.IPI., M.I.Kom
  26. Kepala UPT Pusat Pengembangan Bahasa, Segu, S.Pd., MA
  27. Kepala/Mudir UPT Pusat Ma’had Al-Jami’ah, Muh. Gito Saroso, S.Ag., M.Ag. (Septian Utut)



Ketua Forum Perencanaan PTKIN Apresiasi Proyek Perubahan Kasubbag Perencanaan IAIN Pontianak

Ketua Forum Perencanaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Se-Indonesia, Suhaimi, M.Pd., memberikan apresiasi positif atas gagasan proyek perubahan yang dilakukan Kasubbag Perencanaan IAIN Pontianak. “Gagasan yang disampaikan oleh Noviansyah, Kasubbag Perencanaan IAIN Pontianak dalam proyek perubahannya adalah sesuatu yang luar biasa dalam melakukan pengembangan konsep dan metodologi. Hal itu penting agar proses perencanaan dan penyusunan anggaran pada Kementerian Agama khususnya IAIN Pontianak menjadi lebih baik, efektif dan efisien dalam proses maupun output dari sebuah pekerjaan yang akan dilakukan oleh masing-masing unit dalam sebuah Institusi. Tentu saja aplikasi Ana-B System yang dibuat dan dihasikan adalah sebuah terobosan yang luar biasa pada dunia perencanaan khususnya IAIN Pontianak”. ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Task Force Peningkatan Mutu Perencanaan PTKIN itu.

Kasubbag Perencanaan IAIN Pontianak, Noviansyah, S.Pd.I., menjelaskan, “Mengingat pentingnya data dukung TOR dan RAB sebagai sebuah usulan perencanaan program kerja dan anggaran maka melalui Rancangan Proyek Perubahan ini project leader berupaya untuk memperbaiki sistem pengelolaan data dukung TOR dan RAB yang berlaku di IAIN Pontianak menjadi lebih efektif sehingga akan menghasilkan data dukung TOR dan RAB yang valid dan akurat.”imbuhnya.

Peserta Diklatpim IV Angkatan XXXII pada Balai Diklat Keagamaan Jakarta itu menegaskan, “Untuk mewujudkan itu semua project leader membuat Rancangan Proyek Perubahan berupa aplikasi Analysis of Budgeting System (ANA-B System). Sistem aplikasi berbasis online ini befungsi sebagai kontrol penyusunan data dukung TOR dan RAB bagi setiap program kerja dan anggaran. Judul yang saya usung dalam proyek perubahan ini adalah: “PENYUSUNAN DATA DUKUNG TERM OF REFERENCE DAN RINCIAN ANGGARAN BIAYA PROGRAM KERJA DAN ANGGARAN BERBASIS APLIKASI ANALYSIS OF BUDGETING SYSTEM (ANA-B SYSTEM) DILINGKUNGAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK.

Saya berkeyakinan Rancangan Proyek Perubahan ini mendesak untuk dilakukan. Tersedianya usulan data dukung TOR dan RAB yang valid dan akurat maka akan memberikan trust (kepercayaan), peningkatan akuntabilitas dan profesionalitas pegawai dan institusi dalam memberikan layanan publik bagi mitra kerja dan stakeholder.”ujarnya bersemangat.*(AI).




Tim Asesor BAN-PT Lakukan Visitasi Akreditasi Prodi Muamalah

Tim Asesor dari Badan Akreditasi Nasional- Perguruan Tinggi (BAN-PT), Asep Saepudin Jahar, Ph.D (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan Dr. Moh. Fathoni Hasyim (UIN Sunan Ampel Surabaya) melakukan visitasi pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Mu’amalah) Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Pontianak, Jum’at (13/7/2018) di Ruang Pertemuan Rektor, Lantai II Rektorat IAIN Pontianak.

Plt. Dekan FSEI IAIN Pontianak, Dr. Ichsan Iqbal, MM mengemukakan jika target yang diusung oleh FSEI tahun ini 75% akreditasi di lingkungan FSEI terakreditasi “A”. Maka dari itu ia mohon kepada tim asesor untuk menilai seobjektif mungkin segala hal yang berkaitan dengan prodi muamalah ini. Ia pun berharap semoga usaha yang dilakukan selama ini tidak mengkhianati hasil yang akan didapat.

Plt. Wakil Rektor I IAIN Pontianak, Dr. Hermansyah, M.Ag mengungkapkan jika IAIN Pontianak masih baru berkembang dan berupaya membangun segalanya dengan sistem.
“Kami berkomitmen segala urusan yang berkaitan dengan akademik, administrasi, dan pelayanan berbasis sistem. Karena itu merupakan ikhtiar kita bersama dalam rangka menjadikan IAIN Pontianak semakin baik ke depannya. Semoga ikhtiar ini juga bisa membawa dampak yang signifikan terhadap peningkatan akreditasi di semua prodi dan jurusan yang ada di masing-masing fakultas di IAIN Pontianak.” harapnya.

Sementara itu dalam sambutannya, Tim Asesor BAN-PT, Asep Saepudin Jahar, Ph.D mengungkapkan terima kasih atas sambutan selama berada di Pontianak. Ia pun mengatakan tugas asesor hanya mencatat segala hal yang ditemukan di lapangan. Dalam kesempatan tersebut, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dan perlu diperbaiki serta ditingkatkan khususnya yang berkaitan dengan kemaslahatan orang banyak. Misalnya ruang perpustakaan. Jika perpustakaan tidak nyaman, dari segi pencahayaan juga kurang maka yang merasakan dan menikmati kurang nyaman.

“Mengapa hal ini kami pertegas, karena ini yang sering kita hadapi. Oleh karena itu dari anggaran yang didapat nantinya harus ada skala prioritas.” tegasnya.




Membanggakan! Jurnal IAIN Pontianak Terakreditasi

Satu lagi capaian prestasi kerja sivitas akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak yang sangat membanggakan.

Jurnal al-Albab, salah satu jurnal yang ada di IAIN Pontianak, kini telah terakreditasi jurnal nasional.

Dr. Zaenuddin, MA., editor in-chief dari Jurnal al-Albab memaparkan, “Jurnal ini termasuk jurnal international berbahasa PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa), penulis dan editornya dari berbagai negara. Sudah terindek DOAJ dan Microsoft Academic Search. Jurnal tersebut telah terakreditasi nasional sejak 5 Juli 2018. Sudah terindeks di mesin pengindeks Ristekdikti yaitu Sinta dengan score Sinta 2, http://sinta2.ristekdikti.go.id/juornals/detail?id=19.

Pencapaian ini merupakan hasil kerja tim dan dukungan Pimpinan IAIN Pontianak.
Selain dukungan moral, Lembaga IAIN Pontianak juga telah menyiapkan anggaran walaupun belum maksimal. Ke depan jurnal-jurnal di IAIN Pontianak perlu diperhatikan lebih baik agar dapat mengikuti jejak Al Albab untuk terakreditasi” ujarnya sumringah.

Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd sebagai penggagas Jurnal Al-Albab tersebut mengatakan”Saya mengapresiasi prestasi pengelola jurnal yang telah mencapai target sebagai jurnal terakreditasi nasional. Teruslah berikhtiar sampai mencapai ke jurnal bereputasi internasional terindex scopus. Tinggal selangkah lagi, karena index copernicus sudah tercapai. Jurnal berkualitas berdampak pada akreditasi IAIN Pontianak, profil kualitas dosen, reputasi IAIN Pontianak dan juga kepada distingsi kampus kita di tingkat nasional dan internasional. Selain itu visi IAIN dapat terwujud, karena jurnal Al-Albab adalah jurnal spesial visi IAIN yang terkait Pusat Kajian Borneo. Selain itu dampak lainnya meningkatkan semangat dan memudahkan dosen untuk ke Guru Besar yang sangat strategik dan efektif untuk perubahan IAIN menuju UIN” ujarnya.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif mengapresiasi capaian prestasi tersebut. “Selamat atas hasil yang dicapai tim al-Albab, jurnal Pascasarjana IAIN Pontianak. Bagian yang sangat penting dalam pengelolaan perguruan tinggi adalah eksistensi jurnal ilmiah. Jurnal terakreditasi saat ini menjadi kebutuhan primer ilmiah, baik akreditasi nasional terlebih internasional.”

Rektor Syarif melanjutkan, “Capaian oleh al-Albab menembus akreditasi international merupakan prestasi yang sangat baik dan harus kita maksimalkan ikhtiar untuk mempertahankannya. Ikhtiar yang telah dilakukan oleh tim Al-Albab kita jadikan model bagi jurnal lain di lingkungan IAIN Pontianak untuk menuju akreditasi nasional maupun internasional.”

Rektor menegaskan “Arah kebijakan Rektor IAIN Pontianak bahwa tahun 2019 kita harus telah memenuhi minimal target pencapaian 3 jurnal akreditasi. Pimpinan telah membuat kebijakan untuk full back-up usaha untuk pencapaian itu, baik dari segi pembiayaan maupun dari segi pembentukan tim. Arah kebijakan ini harus menjadi haluan kerja Kepala LP2M nantinya. Juga harus menjadi salah satu program prioritas yang sifatnya mandatori. Terkait hal ini, saya sangat penghimbau kepada seluruh tenaga pendidik dalam ini para dosen kiranya dapat mensupport kebijakan ini dengan meningkatkan partisipasi tulisannya untuk kelangsungan jurnal al-Albab dan jurnal-jurnal lain di lingkungan IAIN Pontianak. Bravo Al-Albab” ujarnya.




IAIN Pontianak Gandeng Kampus Wilayah Borneo Gelar Pameran Product Halal Internasional

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak akan menggelar kegiatan Borneo International Halal Showcase (BIHAS). Kegiatan ini merupakan pameran product halal internasional yang pertama kali diadakan di wilayah Borneo.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu terobosan untuk memeriahkan kegiatan Konferensi Antar Bangsa Islam Borneo (KAIB) yang akan dilaksanakan pada 24 September 2018 di Masjid Raya Mujahidin Pontianak.

Ide tersebut disampaikan Dr. Zaenuddin mewakili Rektor IAIN Pontianak saat menghadiri Rapat Majelis Islam Sarawak, Malaysia pada 3 Juli 2018 lalu. Zaenuddin mengatakan pertemuan tersebut merupakan rapat persiapan lanjutan dari pembahasan sebelumnya yang dihadiri Rektor IAIN Pontianak di Sabah, Malaysia. Kita mendorong pengurus masjid untuk terlibat menyukseskan acara ini agar tumbuh pengusaha product halal dari Jama’ah masjid” urainya.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA menjelaskan, “Product halal merupakan bagian penting dari kajian Islam modern. Pameran tersebut bertujuan untuk membangun network dan mendorong kerjasama antara pengusaha product halal dengan akademisi di kawasan Borneo. IAIN Pontianak memiliki kepedulian dan sangat berkepentingan untuk mendorong product-product halal untuk diperkenalkan kepada publik. Hal ini sebagai upaya mewujudkan visi IAIN Pontianak: “Ulung dan Terbuka dalam Kajian dan Riset Keilmuan, Keislaman serta Kebudayaan Borneo”.

Rektor Syarif menegaskan bahwa, “Hal yang tak kalah pentingnya adalah, kegiatan tersebut dalam rangka merajut komunikasi kawasan regional untuk mengantisipasi gerakan radikalisme dan radikalisasi ajaran agama” pungkasnya.




Literasi Digital Atasi Radikalisme di Kampus

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif MA, secara resmi menutup acara Simposium Nasional Perkumpulan Ahli Bimbingan dan Konseling Islam (PABKI) di Urban Garden Pontianak, 30 Juni 2018. Selaku tuan rumah kegiatan, rektor memberikan apresiasi dan terimakasih kepada PABKI atas kepercayaannya kepada IAIN Pontianak dan berharap setiap PTKIN memiliki lembaga konseling yg kredibel dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Pada sambutannya, rektor menyampaikan kecendrungan pemahaman dan tindakan ekstrem yang sekarang di rasakan juga merambah ke perguruan tinggi, sehingga harus direspon serius.

“Kita perlu mengatasi atau menanggulangi paham-paham radikalisme yang tersebar di lingkungan kampus.” kata rektor.

Untuk itu sivitas akademika diminta untuk memberikan sumbangsih pemikiran dan langkah-langkah yang kongkrit untuk menanggulangi hal itu.

Menyetir apa yang disampaikan Menteri Agama dalam suatu kegiatan halal bihalal dikalangan Rektor PTKIN belum lama ini, rektor mengatakan saat ini sudah ada indikasi Perguruan Tinggi Islam yang terindikasi adanya penyebaran paham radikalisme di dalam lingkungan kampus. Ia mengatakan penanggulangan ini harus dilakukan di semua perguruan tinggi, tidak hanya perguruan tinggi Islam saja.

“Ada dua hal harus diantisipasi secara serius yaitu mulai maraknya pemahaman keagamaan yang cenderung ekstrim. Kedua, dari pemahaman itu muncul tindakan pengamalan keagamaan yang juga ekstrem, pengamalan yang tidak lagi moderat.” imbuh rektor.

Dr. Syarif, MA memberikan solusi cara menanggulangi radikalisme di lingkungan kampus diantaranya ialah dengan memaksimalkan konten-konten positif melalui literasi digital. Literasi digital diperlukan untuk meningkatkan keadaban dalam bermedsos. Selain mahasiswa, para dosen pun harus diberikan pemahaman secara menyeluruh terkait Islam agar tidak menyebarkan ajaran Islam yang salah.” Pesan rektor.

Kegiatan Simposium Nasional PABKI dilaksanakan Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Pontianak, dihadiri oleh 40 peserta dari 15 Perguruan Tinggi Islam. Pada kegiatan yg dilaksanakan tgl 29 Juni – 1 Juli 2018 di Star Hotel tersebut juga dibentuk Pengurus PABKI Perwakilan Kalbar yang diketuai oleh Dr. Cucu, M.Ag dosen FUAD IAIN Pontianak.