Rakor Tugas Fungsi Pengelolaan Informasi Daerah Se-Kalbar, Humas IAIN Pontianak Ikut Andil

Kamis (3/5) di Hotel Golden Tulip, Jl. Teuku Umar Pontianak. Kegiatan yang diinisiasi oleh Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengundang seluruh unsur Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Publik Instansi Vertikal/BUMN/BUMD serta unsur PPID Kabupaten/Kota Se-Kalimantan Barat, termasuk Humas IAIN Pontianak.

Ketua Panitia Pelaksana, Fahrul Amri menyebut jika latar belakang dilaksanakannya kegiatan ini yaitu berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2018 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Oleh karena itulah maka diselenggarakan Rapat Koordinasi Pengelolaan Layanan Informasi dan Dokumentasi Publik di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat demi memberikan layanan informasi yang tepat, cepat, transparan, dan akuntabel kepada masyarakat. Kegiatan ini pun sebagai forum komunikasi yang bersinergi antara PPID yang ada di instansi vertikal/BUMN/BUMD serta PPID Kabupaten/Kota Se-Kalimantan Barat.

Pjs. Gubernur Kalimantan Barat yang diwakili oleh Kepala Biro Humas dan Protokol Sekda Provinsi Kalimantan Barat, H. Syarif Yusniarsyah menyebut jika kegiatan ini nantinya dapat menjadi komitmen bersama bagi seluruh PPID dalam meningkatkan keterbukaan informasi publik dalam rangka memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi dengan mudah, terpercaya, dan akuntabel.

Ia mengungkapkan jika masyarakat Kalimantan Barat khususnya Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat harus bangga dengan prestasi yang diraih oleh Komisi Informasi Publik sebagai peringkat pertama keterbukaan informasi publik seluruh Indonesia di tahun 2017. Harapannya, dengan prestasi ini dapat menjadi pemacu dan semangat untuk lebih baik dalam meningkatkan kualitas layanan informasi publik kini dan masa akan datang.

Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan serta Dokumentasi Komisi Informasi Pusat, Romanus Ndau Lendong memaparkan jika visi besar Undang-Undang Komisi Informasi Publik antara lain, pertama, UU 14 2018 membangun mimpi baru Indonesia yang lebih maju, terbuka, partisipatif, dan bebas korupsi. Kedua, sebagai instrumen penting demokrasi. Ketiga, menjadi peluang bagi masyarakat sipil untuk lebih berperan mengawasi badan publik.

“Urgensi pengawasan badan publik sejatinya memacu terwujudnya kemajuan dan kesejahteraan bersama. Selain itu, kekerasan cenderung posesif, korup, dan akumulatif. Bahkan, menurut Kautilya, Perdana Menteri Sebuah Kerajaan di India Utara, tidak mungkin orang tidak merasakan madu atau racun yang ada di ujung lidahnya. Sama halnya tidak mungkin orang yang mengurus uang kerajaan tidak mencicipi, walau hanya seujung kuku.” Ungkapnya.




KPK Gandeng IAIN Pontianak Gelar Kampanye Pendidikan Antikorupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia bekerjasama dengan IAIN Pontianak menggelar Kampanye Pendidikan Anti Korupsi, Kamis (3/5) di Gedung Teater Biro AUAK IAIN Pontianak. Hadir dalam kegiatan tersebut, Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA, Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, Drs. Syahrul Yadi, M.Si, dan Para Pejabat di Lingkungan IAIN Pontianak. Sebagai narasumber Kampanye Pendidikan Anti Korupsi dengan tema: Membangun Tata Kelola Perguruan Tinggi yang Berintegritas, Fungsional Direktorat Pendidikan Pelayanan Masyarakat, Kedeputian Pencegahan KPK RI, Agung Dewanto. Ratusan peserta memenuhi undangan kegiatan tersebut.

Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, M.Ag mengapresiasi kegiatan yang bermanfaat bagi banyak orang termasuk seluruh sivitas akademika IAIN Pontianak. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat berarti karena akan memberikan pemahaman dan informasi kepada setiap pemangku jabatan, pengambil kebijakan, dan setiap individu untuk lebih hati-hati dalam mengambil keputusan maupun wewenang yang ada kaitannya dengan masalah keuangan.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan inisiatif yang berkualitas dari Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. “Tepat kiranya jika KPK melakukan sosialisasi dalam ranah pendidikan. Karena sedianya akar tunjang yang selama ini menjadi momok bagi KPK dalam memberantas kasus korupsi yaitu permasalahan yang ada dalam dada manusia yakni sikap tamak loba, ujub, bangga diri, dan minta dipuji. Hal ini memerlukan prestise karena ini instrument sosial selain prestasi yang memerlukan ongkos dunia. Kadang jika dipenuhi nantinya kita akan bertindak yang tidak-tidak.” Ujarnya.

Ia menambahkan, semoga sharing yang dilakukan KPK bisa memberikan pemahaman dan pekerjaan rumah bagi pengambil kebijakan membuat kurikulum yang mengenalkan masalah pokok yang ada dalam dada manusia. Oleh karena itulah roadshow yang dilakukan oleh KPK merupakan pembinaan sebelum nantinya dilakukan ‘pembinasaan’. KPK nantinya akan memberikan trik dan rambu-rambu agar setiap pemangku kebijakan maupun pegawai dapat memahami sekaligus menaati rambu-rambu yang telah disampaikan oleh KPK.

Lebih lanjut Plt. Rektor IAIN Pontianak mengatakan “IAIN Pontianak pernah menjadi Satker dengan pengelolan keuangan terbaik pada tahun 2012 dan 2013 dari 4484 satker seluruh Indonesia. Alhamdulillah dalam 3 tahun terakhir tidak ada temuan berarti. Bahkan sempat pengelolaan sarpas terbesar yang PPK nya yaitu Pak Sumarman, zero temuan dan diumumkan langsung oleh Menteri Agama RI”. Dengan adanya roadshow yang dilakukan KPK hari ini dapat meningkatkan kualitas tata kelola administrasi dan keuangan sehingga nantinya memberikan dampak positif bagi prestasi IAIN Pontianak dalam mencegah timbulnya kesalahan administrasi maupun wewenang kaitannya dengan keuangan.
Fungsional Direktorat

Pendidikan Pelayanan Masyarakat, Kedeputian Pencegahan KPK RI, Agung Dewanto memaparkan jika dirinya beserta tim berterima kasih yang sebesar-besarnya karena telah disambut luar biasa di IAIN Pontianak. Sebelumnya kegiatan ini hanya kegiatan koordinasi teknis, namun ia tidak menyangka atas apresiasi yang ditunjukkan oleh seluruh sivitas akademika IAIN Pontianak, khususnya bagi Plt. Rektor yang berkenan hadir dan menyambutnya, sedangkan di waktu yang sama seharusnya mengikuti rangkaian kegiatan di Riau.

“Kami dari Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat, tepatnya Kedeputian Pencegahan KPK RI yang tugasnya mengajak kepada seluruh sivitas akademika yang ada di perguruan tinggi kaitannya dengan pencegahan kasus korupsi. Saat ini ada kritikan KPK dari masyarakat yang menyebut jika banyak penindakan oleh KPK, namun tidak banyak pencegahan yang dilakukan oleh KPK itu sendiri. Padahal sejak awal KPK berdiri banyak program pencegahan yang dilakukan oleh KPK. Namun tidak banyak informasi yang diketahui oleh masyarakat. Kemungkinan filosofi dari media adalah bad news is good news. Sebaliknya good news is bad news.” Ungkapnya.

Ia menjelaskan, KPK sendiri diberikan amanat oleh Undang-Undang untuk melakukan pencegahan korupsi melalui pendidikan anti korupsi. Beberapa program yang dilakukan yaitu membuat kurikulum dan program pembelajaran anti korupsi, media pembelajaran anti korupsi, modul-modul pembelajaran anti korupsi dan lain sebagainya. Direktorat Bidang Pencegahan KPK melalui Bidang Pencegahan dan Layanan Masyarakat pun pernah membuat film kartun yang berkaitan dengan pencegahan anti korupsi bagi peserta didik mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi. Dengan tujuan, upaya yang dilakukan KPK ini dapat memberikan pemahaman sekaligus pencegahan bagi seluruh masyarakat mulai sejak dini dari setiap jenjang pendidikan. Selain itu baru-baru ini di Medan, KPK melakukan deklarasi laporan harta kekayaan untuk mendorong pembelajaran dan tata kelola. Namun besoknya berita tentang ini tidak muncul. Padahal ini sangat penting jika informasi ini dimuat oleh media. Bukan hanya itu, timnya juga melakukan program trainer bagi dosen di perguruan tinggi lebih 4000 dosen di training menjadi dosen antikorupsi.

Sementara itu Ia pun berharap IAIN Pontianak ikut berperan dalam pencegahan korupsi salah satunya implementasi pencegahan antikorupsi di semua jenjang pendidikan. Oleh karena itu jika memungkinkan di lingkungan IAIN Pontianak ada pembelajaran antikorupsi. Namun ia tahu diri jika menyusun hal tersebut sangatlah sulit karena perlu infrastruktur maupun SDM yang dapat melaksanakan pembelajaran tersebut. Namun jika ini bisa dimasukkan dalam beberapa mata kuliah yang berkenaan dengan pendidikan pancasila kewarganegaraan, agama, atau mata kuliah kekhasan IAIN Pontianak. Apapun bentuknya dirinya sangat senang sekali jika hal ini terwujud.

Tidak hanya itu ia pun sangat berharap program pencegahan didorong oleh IAIN Pontianak. Dirinya dan tim sudah berkoordinasi dengan pusat lewat Ditjen dan Sesditjen jika nantinya pendidikan anti korupsi akan masuk dalam materi perkuliahan di Pancasila dan kewarganegaraan. Selain pendidikan antikorupsi akan ada juga pendidikan anti radikalisme dan pendidikan anti narkoba. Kemudian terkait tata kelola dalam hal pencegahan. Dalam hal ini kementerian agama cukup pionir dalam hal Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi. Maka dari itu ia meminta ZI WBK IAIN Pontianak diharapkan dapat direalisasikan dalam program-program IAIN Pontianak ke depan. Seperti sistem pengaduan, unit pengaduan gratifikasi, dan LHKPN.

“Ke depan kami akan mengundang Bapak/Ibu dosen di lingkungan IAIN Pontianak dalam hal peningkatan pembelajaran antikorupsi bergabung bersama dosen-dosen lainnya di perguruan tinggi lainnya yang ada di Pontianak. Termasuk juga ke depan kami berharap IAIN Pontianak mengikutsertakan pengawas SPI nya untuk penguatan tata kelola perguruan tinggi.” tutupnya.




Tenda Kontingen IAIN Pontianak, Tampilkan Kekayaan Budaya Kalimantan Barat

Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan se-Indonesia di Bumi Perkemahan UIN Suska Riau begitu menarik. Tenda-tenda yang didirikan para kontingen begitu unik.
Mereka menampilkan kekayaan khas budaya masing-masing provinsi.

Kasubbag Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama IAIN Pontianak, Adnan yang hadir di lokasi perkemahan pada Jum’at (4/5) menjelaskan, “Tenda yang didirikan oleh Racana IAIN Pontianak mencerminkan kekayaan budaya yang ada di Kalimantan Barat. Saya mengapresiasi kerja keras adik-adik pramuka Racana IAIN Pontianak yang begitu kreatif mengenalkan dan mempromosikan Kalimantan Barat” ujarnya.

Ucapan selamat datang berupa kalimat “Awak Datang Kamek Sambot” terpasang di pintu utama. Tampak Miniatur Tugu Digulis, Perisai Dayak, Lampion Tionghua, meriam karbit, figura Burung Enggang Gading sebagai maskota Kalbar, ikan arwana, miniatur Sungai Kapuas, pakaian corak insang melayu, budaya barongsai. Mereka juga menyediakan photo booth untuk Bujang dan Dare. Para pengunjung bisa berpose di patung “bujang-Dare Pontianak” itu seakan pengunjung yang berfoto itu sebagai Bujang Darenya. Ini yang menjadi distingsi tenda kontingen IAIN Pontianak.




Etnocarnaval, Kontingen IAIN Pontianak Tampil Elegan

Usai dibuka secara resmi oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, pada Kamis (3/5), Perkemahana Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan dilaksanakan parade etnocarnaval. 1500 kontingen Perkemahan Wirakarya itu melintas di panggung utama yang menarik perhatian Menteri Agama dan ribuan pasang mata yang menyaksikan pertunjukan tersebut. Etnocarnaval ini mengusung seni dan budaya khas di masing-masing daerah para kontingen. Racana IAIN Pontianak menyuguhkan budaya lokal Kalbar berupa pakaian yang identik dengan maskot Kalbar, Burung Enggang. Kemudian mengenakan pakaian khas Melayu dengan corak insangnya dan Pakaian adat Dayak. Mereka tampak elegan.

Kabag Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Pontianak, Suyati yang ikut dalam kontingen tersebut merasa bangga dengan kreativitas yang dilakukan oleh Racana IAIN Pontianak. “Pramuka PTKI sangat kreatif. Kami bangga dengan budaya Indonesia. Parade etnocarnaval ini membuktikan bahwa Indonesia ini adalah negara yang kaya dengan budaya. Kita bangga budaya Indonesia. Untuk itu sudah seharus setiap[ anak bangsa bersinergi membangun negeri ini” katanya sumringah.




Menteri Agama Ajak Pramuka PTKI Aktor Penting Moderasi Islam

Riau (Humas IAIN Pontianak). Perkemahan Wirakarya Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan XIV di Riau, 3 sd 10 Mei 2018 dibuka secara resmi oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, di Bumi Perkemahan UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Kamis (3/5) pagi.

Hadir dalam pembukaan tersebut, Plt. Gubernur Riau, Ketua DPRD Riau, Pejabat Kemenag RI, Forkopimda Riau, Para Rektor/Ketua, Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan 1500 kontingen dari 56 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri, 12 PTS se-Indonesia, serta utusan dari Malaysia.

Tema yang diusung “Merajut Harmoni Berkarya Nyata Membangun Negeri”. Dalam sambutannya Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin mengajak Pramuka PTKI menjadi aktor penting moderasi Islam. “Kita hadir di Bumi Perkemahan Wirakarya ini sebagai sebuah pembuktian bahwa Perguruan Tinggi Keagamaan yang berada dinaungan Kementerian Agama bukanlah kampus basis penyebaran paham radikal. PTKI mengusung paham moderasi Islam. Saya mengajak pramuka PTKI untuk menjadi aktor penting moderasi Islam” tegasnya.

Menteri Agama menambahkan, “Saya apresiasi kegiatan Perkemahan Wirakarya ke XIV. Saya berharap kegiatan ini menjadi wasilah mempertegas semangat persatuan, menumbuhkan patriotisme dan mentransformasikan nilai-nilai agama dengan nilai-nilai kepramukaan. Begitu pula sebaliknya” ujarya.




Direktur Diktis: Islam Moderat suatu Keniscayaan

Riau (IAIN Pontianak)—“Islam moderat sebuah keniscayaan di tengah masyarakat Indonesia yang plural”. Hal tersebut ditegaskan Prof. Arskal Salim GP, Direktur Diktis Kemenag RI, saat menjadi narasumber FGD Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan di Hotel Pangeran Riau, Rabu (2/5) malam.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Diktis  mengajak para pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam untuk menyambut program Mengasah Jati Diri (Mengaji) Indonesia. “Kami menawarkan kepada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) untuk mengadendakan program Mengaji Indonesia ini. Ditargetkan program tersebut dilaksanakan dua kali setiap bulannya. Untuk efektifitas dann efisiensi, kehadiran Menteri Agama bisa dirangkaikan dengan acara lainnya seperti kegiatan wisuda, peresmian gedung dan lain-lain dan dilanjutkan dengan Mengaji Indonesia. Dibeberapa PTKI yang sudah menggelar kegiatan Mengaji Indonesia tersebut dihadiri ribuan orang dan ditayangkan secara live” ceritanya.

Arskal Salim menambahkan, “PTKI sudah semestinya menjadi agen yang bisa menjelaskan isu-isu kekinian dan dapat dijadikan rujukan oleh masyarakat. Selama ini kita dengan mudahnya menyebarkan informasi yang tak jelas sumbernya di media sosial. Sudah saatnya PTKI berperan maksimal untuk menangkal informasi hoax yang tumbuh subur di tengah masyarakat. Karakter masyarakat belakangan ini begitu mengkhawatirkan. Untuk itu, kami mengupayakan membangun pendidikan karakter melalui Ma’had Al-Jami’ah di kampus-kampus” tegasnya.

Sedangkan Prof. Dede Rosyada, Ketua Forum Pimpinan PTKI berharap agar kegiatan FGD ini bukan hanya sekadar agenda rutin yang tanpa makna. “Forum ini mestinya bukan sekadar rutinitas saja. Kita harus menjadikan forum ini untuk memikirkan kemajuan kampus. Berdiskusi ke arah yang positif. Setidaknya ada tiga hal yang mesti diperhatikan  yaitu; quality, building resource, dan akses. Sejatinya kita sudah mulai menerapkan pertukaran dosen. Guru besar terbaik di kampus tertentu bisa mengajar di kampus PTKI lainnya.”

Rektor UIN Syarif Hidayatullah ini juga mengajak PTKI berlomba-lomba menerbitkan karya untuk publikasi internasional. “Kita mesti berorientasi pada shopping ideas. Jumlah publikasi internasional kita masih harus ditingkatkan. Bila perlu masing-masing kampus menargetkan dalam setahun minimal satu dosen punya satu karya dipublikasi internasional. Kemudian, yang juga penting untuk segera dilakukan penelitian/riset yang connected dengan dunia industri” gagasnya.

FGD ini dihadiri para Rektor/Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan. Tampak hadir Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan IAIN Pontianak, Dr. Zaenuddin pada kegiatan ini. FGD tersebut dirangkaikan dengan pelaksanaan kegiatan Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan Se-Indonesia yang dilaksanakan pada 3-10 Mei 2018 di Bumi Perkemahan UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin dijadwalkan untuk membuka secara resmi pada Kamis (3/5) pagi.




Racana Pramuka IAIN Pontianak Siap Sukseskan Perkemahan Wirakarya PTKN XIV di Riau

Kontingen Racana Abu Nuwas-Rabiatul Adawiyah Gudep Syarif Hidayatullah IAIN Pontianak sudah berada di Bumi Perkemahan UIN Suska Riau. Kegiatan Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri tersebut akan dilaksanakan pada 3-10 Mei 2018.

Syf. Sahara, S.Pd.I, Pembina Racana Putri Rabiatul Adawiyah IAIN Pontianak, diwawancarai saat mendampingi kontingen putri di Bumi Perkemahan tersebut mengatakan, “Saat ini para kontingen sedang membangun dan menata tenda serta persiapan lomba. Adapun lomba yg digelar kali ini adalah: keserasian tenda, photo booth, etnocarnaval dan kuliner nusantara daerah” jelasnya.

“Kesan di bumi perkemahan ini sangat mengesankan. Medannya sangat berat. Tapi justru itulah tantangan yang mengasyikkan bagi teman-teman pramuka yang mesti harus siap menghadapi tantangan dan dapat mengatasi masalah apapun di lapangan” urainya.

Sementara itu Pembina Racana Putra, Anuardi mengatakan “Perkemahan ini dalam rangka untuk menjalin silaturrahim antar pramuka di Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri. Di samping itu melalui perkemahan ini juga kami mengenalkan dan mempromosikan budaya daerah masing-masing” katanya.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Pontianak, Dr. Zaenuddin mengatakan “Alhamdulillah, kontingen pramuka Racana IAIN Pontianak semua sudah hadir di Bumi Perkemahan UIN Suska Riau. Acara ini direncanakan akan dibuka secara resmi oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, pada Kamis (3/5) besok pagi. Mudah-mudahan kontingen IAIN Pontianak bisa tampil maksimal dan mengharumkan nama kampus IAIN Pontianak dan Provinsi Kalimantan Barat.” ujarnya mengakhiri.




Penerbit Mizan Sambangi IAIN Pontianak

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menyambut hangat program penerbit buku nasional Mizan yang bertajuk “Mizan Goes to Campus”. Program ini berisi beragam rangkaian kegiatan seperti workshop menulis, seminar career path dan diskusi buku. Di samping program tersebut, pihak Mizan juga melakukan sosialisasi penerbitan buku, beasiswa Mizan dan KBM Akademia. Kemeriahan agenda semakin terasa lengkap dengan tersedianya stand bazar buku, pembagian doorprize oleh panitia kepada pada peserta, serta lomba postingan foto selama mengikuti rangkaian acara. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari pada tanggal 2-3 Mei 2018 berlokasi di Auditorium Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak.

Dr. Hermansyah, M. Ag Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Pontianak secara resmi membuka rangkaian kegiatan tersebut pada Rabu pagi, 2 Mei 2018. Ia menyampaikan rasa terimakasih dan apresiasi yang besar kepada pihak Mizan yang telah memilih lokasi kunjungan. Ia juga memaparkan bahwa kegiatan ini dapat disinergikan secara berkelanjutan, mengingat di IAIN Pontianak memiliki club menulis yang sangat produktif dan banyak mahasiswa yang berprestasi dalam bidang karya tulis ilmiah. “Terlebih tema kegiatan yang sangat menarik dan relevan dengan perkembangan kehidupan beragama di Indonesia saat ini. Sinergisitas yang terjalin diharapkan mampu menopang tujuan perguruan tinggi Islam sebagai basis keislaman yang moderat dan toleran,” tuturnya.

Sementara itu, CEO Mizan Ahmad Baiquni menyatakan bahwa program Mizan Goes to Campus telah berlangsung di beberapa perguruan tinggi di Indonesia sejak tahun 2017. “Kunjungan ini telah terlaksana di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Alauddin Makassar, IAIN Ponorogo, UIN Raden Intan Lampung, IAIN Surakarta, IAIN Tulungagung, dan beberapa kampus lainnya,” pungkasnya. IAIN Pontianak sendiri merupakan kampus pertama yang dikunjungi oleh program Mizan Goes to Campus di Pulau Kalimantan. “Tentu pemilihan ini mempertimbangkan sebaran georafis dan potensi perguruan tinggi yang bersangkutan,” paparnya. Ia juga menyatakan keinginannya untuk terus menjalin kerjasama dalam bidang literasi dengan pihak IAIN Pontianak ke depannya. “Kegiatan ini bertujuan kembali mendekatkan penerbit Mizan dengan para pembacanya, khususnya kalangan perguruan tinggi,” tambahnya.
Salah seorang peserta workshop menulis Munawarah mengaku merasa sangat terkesan dengan kegiatan tersebut. ia menyatakan kegembiraannya karena materi yang disampaikan sangat memotivasi dirinya untuk terus menulis dan menerbitkan karya tulisnya. “Materinya sangat menarik dan sangat membantu kami sebagai mahasiswa dalam dunia tulis menulis dan penerbitan,” ungkapnya. Ia juga menambahkan harapannya agar kegiatan seperti ini terus berlanjut. “Mudah-mudahan kami juga diberikan bimbingan yang intensif dari penyelenggara workshop untuk menghasilkan karya-karya yang berkualitas,” pungkasnya.
(Andry)




Peringati Hardiknas, Dema Ftik Gandeng Dinas Kominfo Kota Pontianak

Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (DEMA FTIK) Institut Agama Islam Negeri Pontianak bekerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Pontianak menggelar kegiatan Workshop Pendidikan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya. Kegiatan yang bertemakan “Meningkatkan Profesionalitas Calon Guru di Era Digital” dilaksanakan pada hari Senin 30 April 2018 bertempat di Auditorium Syaikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Tampak jajaran pejabat kedua instansi dan ratusan peserta memadati ruangan. Selain membahas permasalahan pendidikan, pada kegiatan ini juga dilakukan promosi dan sosialisasi Pontianak sebagai smart city.

H. Ma’ruf, M.Ag Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan FTIK IAIN Pontianak dalam sambutannya menyatakan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan yang digagas oleh organisasi mahasiswa ini. Ia menekankan bahwa calon guru harus mampu menyesuaikan dengan perkembangan era digital. “Hal ini sangat penting dalam menunjang kualitas proses pembelajaran yang aktif dan kreatif” paparnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kominfo Kota Pontianak Zulkarnain, M.Si diberikan kehormatan untuk membuka secara resmi kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menyampaikan pentingnya kehati-hatian generasi muda dalam menggunakan media sosial. Ia menunjukkan data statistik bahwa sebagian besar penduduk Indonesia, terutama generasi muda memiliki kemudahan dan menggunakan akses internet secara aktif. “Jika tidak dibarengi dengan sikap bijaksana, tentu hal ini dapat menimbulkan dampak negatif. Untuk itu segala berita yang kita terima melalui medsos hendaklah dicek dahulu kebenarannya. Jangan sampai kita menjadi korban dan penyebar hoax. Terlebih dalam konteks Pontianak yang sedang menjalankan program smart city. Hal ini hendaknya harus diikuti dengan peningkatan kapasistas dan kualitas berkomunikasi masyarakat,” tuturnya.

Workshop tersebut dipandu langsung oleh Rahnang, M.Pd.I Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa Arab IAIN Pontianak dengan narasumber Kepala Bidang Pelayanan Elektronik dan Telematika Dinas Kominfo Kota Pontianak Syamsul Akbar, SP, M. Eng, M.Sc. dalam pemaparan materinya, narasumber menyeru agar generasi milenial yang notabene adalah pemuda dan mahasiswa hendaklah bersikap bijak dalam menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Ia memberikan beberapa tips kepada para calon guru dan peserta workshop sebagai panduan dalam bermedia sosial yang ia singkat menjadi THINK (True, Helpful, Inspiring, Necessary, Kind). Sehingga jika berita yang kita terima atau sebarkan haruslah memuat kelima unsur tersebut.

Ketua DEMA FTIK IAIN Pontianak, Ruslan, menyatakan bahwa kegiatan workshop tersebut merupakan rangkaian agenda dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional dua hari mendatang. “Hal ini merupakan bukti komitmen kami untuk berupaya meningkatkan kualitas mahasiswa FTIK yang merupakan calon guru profesional” pungkasnya. Selain itu, ia juga menyatakan niatnya untuk terus berusaha membangun sinergisitas dengan pemerintah kota yang kali ini menyasar Dinas Kominfo Kota Pontianak. “Hal ini kami rasa penting guna mewujudkan Pontianak sebagai smart city dan education city”, tambahnya.




8 Film Karya Mahasiswa KPI Sukses Ditayangkan pada Nonton Bareng ‘Harmoni Pontianak’

Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddi, Adab, dan Dakwah IAIN Pontianak kembali berkarya dengan sejumlah film yang telah ditayangkan pada 28 s.d. 30 April 2018, di Gedung Teater Biro AUAK IAIN Pontianak. Pagelaran yang kesekian kalinya ini mengangkat tema: Harmoni Pontianak. Konsep kegiatan nonton bareng yang didukung oleh IAIN TV dan Pondok Film menayangkan 8 film. Bagi siapa saja yang ingin menonton tidak dipungut biaya sepersenpun alias gratis.

Ketua Panitia, Syarifah Mutia menjelaskan jika nonton bareng film karya Mahasiswa Jurusan KPI FUAD IAIN Pontianak merupakan even rutin yang digelar oleh Mahasiswa KPI. Kali ini mengusung tema: Harmoni Pontianak dengan tujuan memberikan pengalaman yang baru bagi pembuat film maupun penonton. Bagi pembuat film ini akan menjadi pengalaman dan pembelajaran yang baru untuk meningkatkan kualitas serta jenjang karir sebagai movie maker. Sementara, bagi penonton ini akan menjadi tontonan maupun suguhan berkualitas bagi khazanah perfilman masa kini.

“Kami akan menyuguhkan tayangan film yang berbeda dan berkualitas. Dengan mempadupadankan sebuah adegan, musik, dan tari dalam satu kesatuan yang akan menyuguhkan tontonan menarik. Tentunya dengan gaya serta ide kreatif generasi masa kini.” ungkapnya.

Ia menambahkan, jika film ini sengaja dibuat untuk mengapresiasi budaya, adat istiadat, culture social, dan ekonomi yang ada di Kota Pontianak. Kota Pontianak memiliki begitu banyak khazanah budaya yang harus diketahui oleh masyarakat Pontianak. Oleh karena itulah tema yang diusung yaitu Harmoni Pontianak.

Beberapa film yang ditayangkan memiliki beberapa genre, diantaranya: drama, komedi, dokumenter, hiburan, keluarga, dan horor. 8 film yang tersebut berjudul: Bagian Tengah Masih Terang, Jamah, Receh, Ambang Batas, Maghreb Balek Jangan Tak Balek, Hawe, Sepit Orang Seberang, dan Saprah.

Abdul Haris yang mengarahkan kegiatan ini mengatakan “Kegiatan nonton bareng terbilang sukses. Dirinya memperkirakan jumlah penonton film tersebut lebih dari 500 orang. Kami berterimakasih kepada pimpinan kampus, pihak sponsorship, penonton dan semua pihak yang berkontribusi menyukseskan kegiatan ini. Semoga tahun depan lebih baik lagi” harapnya.

Acara nonton bareng ini dibuka secara resmi oleh Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif. Sabtu, (28/4/2018). Ia mengapresiasi mahasiswa yang mengembangkan bakat positif tersebut. Sehingga dengan begitu mahasiswa KPI punya skill yang membanggakan. Kegiatan ini ditutup oleh Wakil Rektor III, Dr. Zaenuddin pada Senin (30/4/2018) siang.