Ketua Forum Rektor Monitoring UM-PTKIN di IAIN Pontianak

Ratusan peserta Ujian Masuk- Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) mengikuti test di Kampus IAIN Pontianak, Selasa (22/5).

Ketua Panitia Lokal UM-PTKIN IAIN Pontianak, Dr. Hermansyah menyatakan, “UM-PTKIN 2018 ini terasa spesial karena Rektor UIN Jakarta sekaligus sebagai Ketua Forum Rektor/Ketua PTKIN, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., hadir di IAIN Pontianak untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Jumlah pendaftar UM-PTKIN juga semakin membludak. Jika dibandingkan tahun lalu peminatnya berjumlah 570 orang. Sedangkan tahun ini 850 orang mengikuti ujian tersebut. Dengan rincian 542 orang berjenis kelamin perempuan dan 308 orang lainnya berjenis kelamin laki-laki.” terangnya.

Dalam pelaksanaannya sebagian besar peserta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dalam UM-PTKIN Tahun 2018. Sejak Pukul: 07.30-08.00 peserta melakukan validasi dan pengisian biodata diri. Selanjutnya pada Pukul: 08.00-09.45 peserta mengerjakan soal berisi Tes Kemampuan Dasar (TKD). Dalam TKD ini sebanyak 49 orang absen atau tidak hadir dalam pelaksanaan tes tersebut. Kemudian berikutnya, Pukul: 10.15-11.30 peserta mengerjakan soal berikutnya berisi Tes Kemampuan Bidang (TKB) IPA/IPS/IPC. Dalam TKB ini sendiri sebanyak 48 orang tidak berpartisipasi dalam tes itu sendiri.

Menurut Kabag Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Pontianak, Suyati, S.Ag, ujian atau tes tahun ini sebenarnya hampir sama dengan tahun lalu yakni menggunakan Paper Based Test. “Paper Based Test merupakan ujian yang diselenggarakan secara tertulis. Terbagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dengan materi ujian Tes Kemampuan Dasar (Tes Potensi Akademik, Bahasa, Keislaman) dan Kemampuan IPA. Kelompok kedua, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dengan materi ujian Tes Kemampuan Dasar (Tes Potensi Akademik, Bahasa, Keislaman) dan Kemampuan IPS. Kelompok ketiga, Ilmu Pengetahuan Campuran (IPC), dengan materi ujian Tes Kemampuan Dasar (Tes Potensi Akademik, Bahasa, Keislaman) dan Kemampuan Campuran (IPA dan IPS).”
“Alhamdulillah tahun ini pelaksanaan UM-PTKIN berjalan lancar dan sukses. Tidak ada halangan yang berarti. Semua berjalan sesuai rencana. Seluruh panitia, penanggungjawab ruang, dan pengawas, serta pejabat mendukung kegiatan ini.” jelasnya.

Jumlah kuota mahasiswa yang akan lulus dalam UM-PTKIN ini sendiri nanti berjumlah 495 mahasiswa. Dengan rincian Jurusan Pendidikan Agama Islam 90 kuota, Pendidikan Bahasa Arab 27 kuota, Ekonomi Syariah 36 kuota, Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) 36 kuota, Komunikasi dan Penyiaran Islam 36 kuota, Bimbingan Konseling Islam 15 kuota, Perbankan Syariah 36 kuota, Manajemen Dakwah 21 kuota, Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 15 kuota, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 48 kuota, Pendidikan Islam Anak Usia Dini 18 kuota, Hukum Keluarga (Ahwal Syahsiyyah) 36 kuota, Studi Agama-Agama 9 kuota, Psikologi Islam 24 kuota, Manajemen Bisnis Syariah 24 kuota, dan Akuntansi Syariah 24 kuota. (Septian Utut).




IAIN Pontianak Sokong PTQ 49 RRI Pontianak

Pontianak- Pekan Tilawatil Qur’an (PTQ) ke 49 RRI Pontianak 17-18 Mei 2018 sukses digelar.

Kepala Stasiun LPP RRI Pontianak Sofrani Razak memaparkan, “Kegiatan PTQ ke 49 RRI Pontianak tahun 2018 ini terbilang sukses. Peserta yang berkompetisi meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Peminatnya ada 91 orang. PTQ ini merupakan agenda rutin LPP RRI yang secara nasional akan dipusatkan di Sumenep. Kegiatan yang digelar di IAIN Pontianak untuk menyeleksi dan pemenang yang terpilih akan diutus mewakili Propinsi Kalimantan Barat. Kami sangat berterimakasih kepada IAIN Pontianak atas kerjasama menyukseskan kegiatan ini” jelasnya.

Sementara itu, Dekan FUAD Dr. Samsul Hidayat mewakili Plt. Rektor IAIN Pontianak menyampaikan sambutan (17/5) mengemukakan “Berdasarkan hasil penelitian bahwa masih banyak masyarakat muslim yang belum bisa membaca al-Qur’an dengan benar. Karena itu menjadi tantangan serius bagi akademisi untuk menemukan formulasi atau metode agar masyarakat bisa belajar dengan mudah membaca al-Qur’an. Alhamdulillah, kami menemukan metode yang diberi nama Quantum Hijaiyah. Metode ini sudah diuji cobakan dan berhasil dengan waktu 19 jam sudah bisa membaca al-Qur’an” paparnya.

Dekan FUAD IAIN Pontianak itu melanjutkan “Kami berterimakasih RRI Pontianak berkenan bekerjasama dengan IAIN Pontianak menggelar acara ini” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si menyatakan, “IAIN Pontianak merasa berbangga bisa bekerjasama dengan RRI Pontianak. Kegiatan ini membangun branding positif dan mengharumkan nama IAIN Pontianak” katanya.

“PTQ 49 ini momen yang tepat digelar di IAIN Pontianak pada bulan Ramadhan. Kita ketahui al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan. Kegiatan PTQ ini sebagai upaya mensyiarkan al-Qur’an itu penting. Namun, yang lebih penting adalah kita mesti menjadikan al-Qur’an sebagai gaya hidup dan pedoman hidup” jelasnya.

Acara penutupan PTQ ini ditutup oleh Kepala Stasiun LPP RRI Pontianak, Sofrani Razak, Jum’at (18/5). Usai pembagian hadiah kepada para pemenang, dilakukan sesi foto bersama dan dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama. (AI).




LP2M IAIN Pontianak Gelar Training Plagiasi Checker Turnitin

Pusat Penelitian LP2M IAIN Pontianak menyelenggarakan Training Plagiasi Checker Turnitin, Jumat (18/5) Pukul 14.00 di Ruang Teater Gedung Biro AUAK IAIN Pontianak. Menghadirkan instruktur dari iGroup (Asia Pasific) Limited, Sastriyati, S.E. Sebanyak 50 dosen di lingkungan IAIN Pontianak mengikuti kegiatan tersebut.

Kepala Pusat Penelitian LP2M IAIN Pontianak, Dr. Imron Muttaqin, MA menyebut jika kegiatan ini terlaksana berdasarkan peraturan pusat tentang Plagiasi di Perguruan Tinggi yang mana menjadi agenda serius yang dicanangkan oleh pusat. Karena itu Pusat Penelitian LP2M IAIN Pontianak berlangganan Plagiasi Checker Turnitin dan melaksanakan pelatihan singkat untuk menggunakan aplikasi tersebut.

“Hari ini para dosen dilatih untuk menggunakan aplikasi Plagiasi Checker Turnitin sekaligus mengaplikasikannya pada artikel yang dimiliki oleh masing-masing dosen. Harapannya training singkat ini dapat bermanfaat bagi setiap dosen dalam menyusun paper, jurnal, maupun penelitian yang berkualitas dan bebas dari plagiasi.”ungkapnya.

Ketua LP2M IAIN Pontianak, Drs Marsih Muhammad, M.Ag mengatakan “Training ini sangat baik khususnya bagi dosen dan umumnya bagi seluruh civitas akademika IAIN Pontianak. Guna melihat adakah unsur plagiasi dari karya mereka yang nantinya digunakan sebagai syarat kenaikan pangkat atau untuk kepentingan lainnya. Kami berharap dengan adanya training ini para dosen bisa memverifikasi sendiri hasil karyanya, sehingga nantinya karya tersebut original tanpa plagiasi sedikitpun.” jelasnya.

Salah satu dosen sekaligus Sekretaris Jurusan PAI, Syamsul Kurniawan, M.S.I yang ikut dalam training singkat tersebut mengutarakan jika kegiatan ini sangat bermanfaat sekali bagi mahasiswa dan dosen. Dalam hal ini mahasiswa dan dosen dapat berhati-hati saat menyusun setiap karya tulis ilmiah. Namun ia juga berharap training seperti ini perlu digalakkan ke depannya.”

Training singkat seperti ini bagus dan sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen. Penting saya kira jika kegiatan seperti ini terus disosialisasikan di kalangan mahasiswa dan dosen lainnya. Banyak karya yang terdeksi plagiasi bukan karena niat ingin plagiasi, tetapi karena mereka tidak mengerti batasan-batasan plagiasi.” Tandasnya.

Sementara itu, peserta lainnya Mulyadi, M.Pd mengatakan “Ini aplikasi yang ditunggu-tunggu bagi segenap kalangan khususnya dosen dan mahasiswa. karena setiap karya yang dihasilkan nantinya dapat diverifikasi maupun dicheck dalam Plagiasi Checker Turnitin ini.” paparnya. (Septian Utut).




PSGA LP2M IAIN Pontianak Sukses Gelar Seminar Studi Gender dan Anak

Seminar Gender dan Anak sukses digelar oleh LP2M IAIN Pontianak, Selasa (15/5) Pukul 08.00 WIB di Gedung Teater Biro AUAK IAIN Pontianak. Menghadirkan narasumber di antaranya, Dr. Hj. Fitri Sukmawati, M.Psi, Psikolog, Dr. Imron Muttaqin, M.Pd.I, Ridwan, M.S.I. Kegiatan ini pun dibuka secara langsung oleh Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA yang kali ini juga sebagai salah satu narasumber. Sekitar 150 peserta memadati ruangan dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Ketua LP2M IAIN Pontianak, Drs. Marsih Muhammad, M.Ag menjelaskan jika Seminar Gender dan Anak merupakan kegiatan rutin dan satu-satunya program unggulan dari Pusat Studi Gender dan Anak. Menurutnya, seminar ini sudah berkali-kali dilaksanakan. Seperti yang diungkapkannya beberapa tahun lalu tema yang diangkat tentang kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Ia mengaku jika kesetaraan gender saat ini sudah terjadi.

“Saat ini perempuan telah banyak yang menduduki jabatan strategis di pemerintahan. Baik itu jabatan mulai di pedesaan hingga perkotaan. Hari ini tema yang diangkat yaitu Perempuan Dalam Banyak Visi. Kata visi berisi harapan maupun cita-cita. Visi juga mengandung harapan ke depan. Seminar ini nantinya akan membahas mengenai harapan dan impian perempuan ke depan setelah saat ini posisi perempuan setara dengan laki-laki. Maka dari itu, harapan kami peserta yang hadir dapat aktif dan bertanya dengan narasumber tentang tema yang menarik ini.” Ungkapnya.

Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA mengungkapkan saat ini perempuan tidak lagi setara bahkan lebih dari kata setara. Kemarin ketika melepas PPM Mandiri Malaysia yang dinisiasi oleh LP2M, dari 60 peserta, perempuan lebih mendominasi dalam kegiatan tersebut. Artinya perempuan saat ini lebih berani menunjukkan kualitas dan potensinya ke publik.

Menurutnya, dalam teori gender, sebenarnya Islam justu menghapus diskriminasi kepada perempuan. Namun yang dimaksud bukan menyamai laki-laki dalam hal pekerjaan. Pekerjaan perempuan lebih berat daripada laki-laki. Perempuan dipercaya Allah untuk mengandung ruh yang nantinya akan menjadi keturunannya. Saat ini ada kecenderungan perempuan merasa berprestasi jika gaji dan jabatannya lebih besar dari suaminya. Harusnya perempuan lebih bangga menjadi ibu rumah tangga yang dapat mengurus, membesarkan, dan mendidik anaknya menjadi anak yang sholih maupun sholihah.

Ia menambahkan, dalam surat Maryam 12 dan 13 yang artinya “Hai Yahya, ambillah Al Kitab itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak. Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian. Dan ia adalah seorang yang bertakwa” Inti dari ilmu hikmah pelajaran tentang akhlak. Al-ghazali dalam Kitab Majemuk Al-Ghazali mengatakan yang artinya akhlak itu adalah kondisi diri. Dari kondisi diri muncul perbuatan baik atau tidak baik. Ketika kondisi diri emosional perbuatannya pasti tidak bagus. Produk dari pendidikan hikmah akan menghasilkan rasa kasih sayang karena kesucian hatinya dan akan menghasilkan orang-orang yang taqwa. Dalam hal ini ketika mendidik anak, seorang ibu khususnya harus memberi pendidikan hikmah yang bermuara pada pembangunan akhlak untuk anaknya.

“Banggalah menjadi ibu yang mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholih dan sholihah. Jangan bangga jika prestasi diukur dengan besarnya gaji dan jabatan melampaui suaminya. Kehormatan perempuan itu tidak diukur dengan kepintarannya, kecantikannya, kekayakaanya, atau keturunannya, tapi bagaimana perempuan mampu menjaga kehormatan dirinya sendiri dan keluarga.” Jelasnya.




Semarakkan Ramadhan, LP2M IAIN Pontianak Siapkan Aneka Kegiatan

Dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan 1439 H, LP2M IAIN Pontianak melalui Panitia Ihya’ Ramadhan menyelenggarakan berbagai acara. Di antaranya kegiatan “Marhaban Ya Ramadhan” yang digelar Jumat (11/5) pagi di Ruang Teater Gedung Biro AUAK IAIN Pontianak. Menghadirkan da’i kondang Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA. Kegiatan ini merupakan awal dari rangkaian kegiatan Ihya’ Ramadhan 1439 H. Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. H. Hermansyah, M.Ag, Ketua LP2M IAIN Pontianak, Drs. Marsih Muhammad, M.Ag., Ketua Panitia Ihya’ Ramadhan, Syamsul Kurniawan, M.S.I, beserta para undangan dari kalangan Pejabat dan Pegawai Non ASN di lingkungan IAIN Pontianak.

Menurut Ketua Panitia Ihya’ Ramadhan IAIN Pontianak, Syamsul Kurniawan, “Kegiatan ini merupakan rutinitas tahunan yang dilaksanakan oleh LP2M IAIN Pontianak. Tahun lalu kegiatan ini sangat diapresiasi oleh sivitas akademika IAIN Pontianak dan masyarakat pada umumnya. Bahkan tahun lalu Panitia Ihya’ Ramadhan mampu menerbitkan sebuah buku hasil dari seluruh karya dari dosen dan pegawai di lingkungan IAIN Pontianak” paparnya.

Ia pun mengemukakan jika tahun ini akan sedikit berbeda dan tentunya lebih berkualitas. Menurutnya, tahun ini beberapa program baru unggulan Ihya’ Ramadhan di antaranya yang dilaksanakan hari ini yaitu “Marhaban ya Ramadhan”. Program ini sengaja dikonsep untuk memberikan ilmu dan wawasan serta pembinaan bagi seluruh Pegawai Non ASN di lingkungan IAIN Pontianak dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Lebih lanjut ia pun menambahkan, selain “Marhaban ya Ramadhan” masih ada beberapa program unggulan lain yang akan disajikan selama Bulan Ramadhan antara lain: Publikasi Artikel Ramadhan di media massa. Selain itu, Ceramah dan Bincang Ramadhan Bersama Ustad dan Ustadzah IAIN Pontianak di Televisi Lokal. Satu program lagi yang terbaru dari Ihya’ Ramadhan yaitu Ihya’ Ramadhan Goes to School.

“Seperti tema Ihya’ Ramadhan tahun ini “Ayo Jadikan Ramadhan Tahun ini Sebagai yang Terbaik”. Harapannya dengan beberapa program yang dikonsep oleh panitia dapat menjadi ladang ilmu dan ibadah bagi kita semua untuk menjadikan Ramadhan kali ini menjadi yang terbaik. Belum tentu kita akan hidup selamanya, maka dari itu jadikan Ramadhan tahun ini seakan-akan menjadi yang terakhir bagi kita. Dengan begitu kita akan maksimal dalam meraih semua pahala di bulan penuh berkah nanti.” harapnya.

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. H. Hermansyah, M.Ag memberikan arahan kepada seluruh Pegawai Non ASN yang hadir dalam kegiatan tersebut. Menurutnya, semua yang bekerja di IAIN Pontianak sepenuhnya bekerja dan mengabdi pada negara. Bukan bekerja atas nama pribadi ataupun personal. Maka dari itu, ia berpesan kepada seluruh pegawai yang hadir dalam kesempatan kali itu untuk bekerja sebaik mungkin tanpa harus memandang siapapun pemimpinnya.

Menurutnya, produktifitas pekerjaan itu penting karena uang yang dipakai adalah uang negara. Maka dari itu menjadi penting jika disiplin dalam bekerja merupakan elemen yang patut diperhatikan. Hal ini harus menjadi perhatian bagi pegawai yang hadir dalam kegiatan ini. Selain itu ia juga mengomentari tentang kebersihan. Setiap orang harus sadar akan kebersihan. Kampus ini harus menjadi cermin dalam hal kebersihan karena secara nyata mengetahui dalil maupun hadisnya.

“Kita bekerja bukan untuk dunia saja, namun juga untuk akhirat. Seperti yang dikemukakan oleh ketua panitia tadi, kita jadikan Ramadhan kali ini sebagai yang terbaik. Jadikan seluruh ibadah yang kita lakukan selama Bulan Ramadhan berkualitas dan berporos pada akhirat.” pesannya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Dr. Saifuddin Herlambang, MA selaku penceramah dalam kesempatan kali itu memberikan nasihat kepada seluruh undangan yang hadir, “Jika kita berbuat kebaikan jangan diumbar-umbar kebaikan itu. Teruslah berbuat kebaikan dimanapun berada. Berbuat untuk diri kita sendiri dalam rangka peningkatan diri. Berbuat itu tidak untuk reward atau punishment, atau karena surga maupun neraka. Tapi berbuatlah karena untuk kebaikan sendiri. Karena apabila kita melakukan kebaikan maka kebaikan pula yang menghampiri kita. Namun jika kita melakukan keburukan, maka keburukan itu pula yang akan menghampiri kita.” urainya.




IAIN Pontianak Inisiasi 7 PTKI Gelar Pengabdian Masyarakat di Malaysia

LP2M IAIN Pontianak untuk kesekian kalinya melaksanakan Program Unggulan Institut yakni Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Mandiri bekerjasama dengan Hikmah Sarawak Malaysia Tahun 2018 mulai 10 Mei s.d. 7 Juni 2018. Kegiatan yang telah menjadi agenda tahunan ini diikuti oleh 63 peserta dari 8 perguruan tinggi yang ada di seluruh Indonesia. Perguruan tinggi yang dimaksud, antara lain, IAIN Palopo 7 orang, UIN Sunan Ampel Surabaya 10 orang, IAIN Bone 5 orang, IAIN Palangkaraya 5 orang, UIN Banjarmasin 8 orang, STIT Al-Iqra’ Putussibau 2 orang, IAIN Kerinci 6 orang, IAIN Pontianak 20 orang.

Ketua LP2M IAIN Pontianak, Drs. H. Marsih Muhammad, M.Ag mengungkapkan jika peserta akan diberangkatkan hari Kamis (10/5) pukul 20.00 WIB. Waktu kegiatan diperkirakan seminggu sebelum puasa dan pulangnya seminggu sebelum lebaran. Ia menambahkan, kerjasama IAIN Pontianak dan Hikmah Sarawak Malaysia tidak terbatas, karena disana masih banyak titik perbatasan yang masih bisa diexplore. Apalagi disana masih kekurangan SDM untuk membina mualaf. Oleh karena itu, ia berharap kerjasama ini akan dilakukan terus menerus dan mengalami peningkatan yang signifikan dalam hal apapun.

Lebih lanjut ia berharap mudah-mudahan PPM tahun ini berlangsung lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Ia meminta kepada seluruh peserta untuk pandai-pandai dalam bersikap dan bersosialisasi dengan masyarakat karena kultur Malaysia berbeda dengan Indonesia.

Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA menjelaskan jika program ini bisa menjadi bahan berkualitas untuk borang akreditasi institut maupun lembaga. Ia pun berharap semoga dengan adanya program ini bisa membuka pemahaman pihak pusat dalam menginisiasi Surat Perjalanan Dinas Internasional bagi mahasiswa, dosen, maupun pejabat IAIN Pontianak.

Lebih lanjut dirinya mengungkapkan jika IAIN Pontianak memiliki program tanggap perbatasan. Salah satu program unggulan yang dimiliki LP2M IAIN Pontianak yaitu PPM Mandiri Tanggap Perbatasan. Program unggulan lainnya yang dimiliki oleh LP2M IAIN Pontianak yaitu Program Kampung Riset dan Desa Binaan. Program ini sangat menarik jika ‘dijual’ kepada Pimpinan PTKIN di pusat maupun seluruh Indonesia.

Selain itu ia pun memaparkan tentang kondisi keberagamaan di Malaysia khususnya Sarawak. Menurutnya, nantinya peserta akan berhadapan dengan kultur yang berbeda. Kecenderungan di Malaysia anti Wahabi dan Syiah. Oleh karena itu ia mengharapkan kepada seluruh peserta agar tidak membawa perdebatan-perdebatan yang dapat memunculkan konflik berkepanjangan. Peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini merupakan agen negara yang harusnya me-reform Islam moderat yang menjadi ciri khas Indonesia selama ini.

“Jadikan program ini sebagai pengalaman. Jaga nama baik institusi dan Indonesia. Sebarkan dengan positif etika dan budaya kebaikan Indonesia. Selamat berjuang melaksanakn program ini hingga selesai. Kami mendoakan yang terbaik. Terima kasih atas kerjasama dari bapak ibu sekalian dari perguruan tinggi yang berpartisipasi dalam kegiatan ini.” pungkasnya.




Rakor Tugas Fungsi Pengelolaan Informasi Daerah Se-Kalbar, Humas IAIN Pontianak Ikut Andil

Kamis (3/5) di Hotel Golden Tulip, Jl. Teuku Umar Pontianak. Kegiatan yang diinisiasi oleh Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengundang seluruh unsur Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Publik Instansi Vertikal/BUMN/BUMD serta unsur PPID Kabupaten/Kota Se-Kalimantan Barat, termasuk Humas IAIN Pontianak.

Ketua Panitia Pelaksana, Fahrul Amri menyebut jika latar belakang dilaksanakannya kegiatan ini yaitu berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2018 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Oleh karena itulah maka diselenggarakan Rapat Koordinasi Pengelolaan Layanan Informasi dan Dokumentasi Publik di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat demi memberikan layanan informasi yang tepat, cepat, transparan, dan akuntabel kepada masyarakat. Kegiatan ini pun sebagai forum komunikasi yang bersinergi antara PPID yang ada di instansi vertikal/BUMN/BUMD serta PPID Kabupaten/Kota Se-Kalimantan Barat.

Pjs. Gubernur Kalimantan Barat yang diwakili oleh Kepala Biro Humas dan Protokol Sekda Provinsi Kalimantan Barat, H. Syarif Yusniarsyah menyebut jika kegiatan ini nantinya dapat menjadi komitmen bersama bagi seluruh PPID dalam meningkatkan keterbukaan informasi publik dalam rangka memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi dengan mudah, terpercaya, dan akuntabel.

Ia mengungkapkan jika masyarakat Kalimantan Barat khususnya Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat harus bangga dengan prestasi yang diraih oleh Komisi Informasi Publik sebagai peringkat pertama keterbukaan informasi publik seluruh Indonesia di tahun 2017. Harapannya, dengan prestasi ini dapat menjadi pemacu dan semangat untuk lebih baik dalam meningkatkan kualitas layanan informasi publik kini dan masa akan datang.

Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan serta Dokumentasi Komisi Informasi Pusat, Romanus Ndau Lendong memaparkan jika visi besar Undang-Undang Komisi Informasi Publik antara lain, pertama, UU 14 2018 membangun mimpi baru Indonesia yang lebih maju, terbuka, partisipatif, dan bebas korupsi. Kedua, sebagai instrumen penting demokrasi. Ketiga, menjadi peluang bagi masyarakat sipil untuk lebih berperan mengawasi badan publik.

“Urgensi pengawasan badan publik sejatinya memacu terwujudnya kemajuan dan kesejahteraan bersama. Selain itu, kekerasan cenderung posesif, korup, dan akumulatif. Bahkan, menurut Kautilya, Perdana Menteri Sebuah Kerajaan di India Utara, tidak mungkin orang tidak merasakan madu atau racun yang ada di ujung lidahnya. Sama halnya tidak mungkin orang yang mengurus uang kerajaan tidak mencicipi, walau hanya seujung kuku.” Ungkapnya.




KPK Gandeng IAIN Pontianak Gelar Kampanye Pendidikan Antikorupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia bekerjasama dengan IAIN Pontianak menggelar Kampanye Pendidikan Anti Korupsi, Kamis (3/5) di Gedung Teater Biro AUAK IAIN Pontianak. Hadir dalam kegiatan tersebut, Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA, Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, Drs. Syahrul Yadi, M.Si, dan Para Pejabat di Lingkungan IAIN Pontianak. Sebagai narasumber Kampanye Pendidikan Anti Korupsi dengan tema: Membangun Tata Kelola Perguruan Tinggi yang Berintegritas, Fungsional Direktorat Pendidikan Pelayanan Masyarakat, Kedeputian Pencegahan KPK RI, Agung Dewanto. Ratusan peserta memenuhi undangan kegiatan tersebut.

Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, M.Ag mengapresiasi kegiatan yang bermanfaat bagi banyak orang termasuk seluruh sivitas akademika IAIN Pontianak. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat berarti karena akan memberikan pemahaman dan informasi kepada setiap pemangku jabatan, pengambil kebijakan, dan setiap individu untuk lebih hati-hati dalam mengambil keputusan maupun wewenang yang ada kaitannya dengan masalah keuangan.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan inisiatif yang berkualitas dari Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. “Tepat kiranya jika KPK melakukan sosialisasi dalam ranah pendidikan. Karena sedianya akar tunjang yang selama ini menjadi momok bagi KPK dalam memberantas kasus korupsi yaitu permasalahan yang ada dalam dada manusia yakni sikap tamak loba, ujub, bangga diri, dan minta dipuji. Hal ini memerlukan prestise karena ini instrument sosial selain prestasi yang memerlukan ongkos dunia. Kadang jika dipenuhi nantinya kita akan bertindak yang tidak-tidak.” Ujarnya.

Ia menambahkan, semoga sharing yang dilakukan KPK bisa memberikan pemahaman dan pekerjaan rumah bagi pengambil kebijakan membuat kurikulum yang mengenalkan masalah pokok yang ada dalam dada manusia. Oleh karena itulah roadshow yang dilakukan oleh KPK merupakan pembinaan sebelum nantinya dilakukan ‘pembinasaan’. KPK nantinya akan memberikan trik dan rambu-rambu agar setiap pemangku kebijakan maupun pegawai dapat memahami sekaligus menaati rambu-rambu yang telah disampaikan oleh KPK.

Lebih lanjut Plt. Rektor IAIN Pontianak mengatakan “IAIN Pontianak pernah menjadi Satker dengan pengelolan keuangan terbaik pada tahun 2012 dan 2013 dari 4484 satker seluruh Indonesia. Alhamdulillah dalam 3 tahun terakhir tidak ada temuan berarti. Bahkan sempat pengelolaan sarpas terbesar yang PPK nya yaitu Pak Sumarman, zero temuan dan diumumkan langsung oleh Menteri Agama RI”. Dengan adanya roadshow yang dilakukan KPK hari ini dapat meningkatkan kualitas tata kelola administrasi dan keuangan sehingga nantinya memberikan dampak positif bagi prestasi IAIN Pontianak dalam mencegah timbulnya kesalahan administrasi maupun wewenang kaitannya dengan keuangan.
Fungsional Direktorat

Pendidikan Pelayanan Masyarakat, Kedeputian Pencegahan KPK RI, Agung Dewanto memaparkan jika dirinya beserta tim berterima kasih yang sebesar-besarnya karena telah disambut luar biasa di IAIN Pontianak. Sebelumnya kegiatan ini hanya kegiatan koordinasi teknis, namun ia tidak menyangka atas apresiasi yang ditunjukkan oleh seluruh sivitas akademika IAIN Pontianak, khususnya bagi Plt. Rektor yang berkenan hadir dan menyambutnya, sedangkan di waktu yang sama seharusnya mengikuti rangkaian kegiatan di Riau.

“Kami dari Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat, tepatnya Kedeputian Pencegahan KPK RI yang tugasnya mengajak kepada seluruh sivitas akademika yang ada di perguruan tinggi kaitannya dengan pencegahan kasus korupsi. Saat ini ada kritikan KPK dari masyarakat yang menyebut jika banyak penindakan oleh KPK, namun tidak banyak pencegahan yang dilakukan oleh KPK itu sendiri. Padahal sejak awal KPK berdiri banyak program pencegahan yang dilakukan oleh KPK. Namun tidak banyak informasi yang diketahui oleh masyarakat. Kemungkinan filosofi dari media adalah bad news is good news. Sebaliknya good news is bad news.” Ungkapnya.

Ia menjelaskan, KPK sendiri diberikan amanat oleh Undang-Undang untuk melakukan pencegahan korupsi melalui pendidikan anti korupsi. Beberapa program yang dilakukan yaitu membuat kurikulum dan program pembelajaran anti korupsi, media pembelajaran anti korupsi, modul-modul pembelajaran anti korupsi dan lain sebagainya. Direktorat Bidang Pencegahan KPK melalui Bidang Pencegahan dan Layanan Masyarakat pun pernah membuat film kartun yang berkaitan dengan pencegahan anti korupsi bagi peserta didik mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi. Dengan tujuan, upaya yang dilakukan KPK ini dapat memberikan pemahaman sekaligus pencegahan bagi seluruh masyarakat mulai sejak dini dari setiap jenjang pendidikan. Selain itu baru-baru ini di Medan, KPK melakukan deklarasi laporan harta kekayaan untuk mendorong pembelajaran dan tata kelola. Namun besoknya berita tentang ini tidak muncul. Padahal ini sangat penting jika informasi ini dimuat oleh media. Bukan hanya itu, timnya juga melakukan program trainer bagi dosen di perguruan tinggi lebih 4000 dosen di training menjadi dosen antikorupsi.

Sementara itu Ia pun berharap IAIN Pontianak ikut berperan dalam pencegahan korupsi salah satunya implementasi pencegahan antikorupsi di semua jenjang pendidikan. Oleh karena itu jika memungkinkan di lingkungan IAIN Pontianak ada pembelajaran antikorupsi. Namun ia tahu diri jika menyusun hal tersebut sangatlah sulit karena perlu infrastruktur maupun SDM yang dapat melaksanakan pembelajaran tersebut. Namun jika ini bisa dimasukkan dalam beberapa mata kuliah yang berkenaan dengan pendidikan pancasila kewarganegaraan, agama, atau mata kuliah kekhasan IAIN Pontianak. Apapun bentuknya dirinya sangat senang sekali jika hal ini terwujud.

Tidak hanya itu ia pun sangat berharap program pencegahan didorong oleh IAIN Pontianak. Dirinya dan tim sudah berkoordinasi dengan pusat lewat Ditjen dan Sesditjen jika nantinya pendidikan anti korupsi akan masuk dalam materi perkuliahan di Pancasila dan kewarganegaraan. Selain pendidikan antikorupsi akan ada juga pendidikan anti radikalisme dan pendidikan anti narkoba. Kemudian terkait tata kelola dalam hal pencegahan. Dalam hal ini kementerian agama cukup pionir dalam hal Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi. Maka dari itu ia meminta ZI WBK IAIN Pontianak diharapkan dapat direalisasikan dalam program-program IAIN Pontianak ke depan. Seperti sistem pengaduan, unit pengaduan gratifikasi, dan LHKPN.

“Ke depan kami akan mengundang Bapak/Ibu dosen di lingkungan IAIN Pontianak dalam hal peningkatan pembelajaran antikorupsi bergabung bersama dosen-dosen lainnya di perguruan tinggi lainnya yang ada di Pontianak. Termasuk juga ke depan kami berharap IAIN Pontianak mengikutsertakan pengawas SPI nya untuk penguatan tata kelola perguruan tinggi.” tutupnya.




Tenda Kontingen IAIN Pontianak, Tampilkan Kekayaan Budaya Kalimantan Barat

Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan se-Indonesia di Bumi Perkemahan UIN Suska Riau begitu menarik. Tenda-tenda yang didirikan para kontingen begitu unik.
Mereka menampilkan kekayaan khas budaya masing-masing provinsi.

Kasubbag Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama IAIN Pontianak, Adnan yang hadir di lokasi perkemahan pada Jum’at (4/5) menjelaskan, “Tenda yang didirikan oleh Racana IAIN Pontianak mencerminkan kekayaan budaya yang ada di Kalimantan Barat. Saya mengapresiasi kerja keras adik-adik pramuka Racana IAIN Pontianak yang begitu kreatif mengenalkan dan mempromosikan Kalimantan Barat” ujarnya.

Ucapan selamat datang berupa kalimat “Awak Datang Kamek Sambot” terpasang di pintu utama. Tampak Miniatur Tugu Digulis, Perisai Dayak, Lampion Tionghua, meriam karbit, figura Burung Enggang Gading sebagai maskota Kalbar, ikan arwana, miniatur Sungai Kapuas, pakaian corak insang melayu, budaya barongsai. Mereka juga menyediakan photo booth untuk Bujang dan Dare. Para pengunjung bisa berpose di patung “bujang-Dare Pontianak” itu seakan pengunjung yang berfoto itu sebagai Bujang Darenya. Ini yang menjadi distingsi tenda kontingen IAIN Pontianak.




Etnocarnaval, Kontingen IAIN Pontianak Tampil Elegan

Usai dibuka secara resmi oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, pada Kamis (3/5), Perkemahana Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan dilaksanakan parade etnocarnaval. 1500 kontingen Perkemahan Wirakarya itu melintas di panggung utama yang menarik perhatian Menteri Agama dan ribuan pasang mata yang menyaksikan pertunjukan tersebut. Etnocarnaval ini mengusung seni dan budaya khas di masing-masing daerah para kontingen. Racana IAIN Pontianak menyuguhkan budaya lokal Kalbar berupa pakaian yang identik dengan maskot Kalbar, Burung Enggang. Kemudian mengenakan pakaian khas Melayu dengan corak insangnya dan Pakaian adat Dayak. Mereka tampak elegan.

Kabag Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Pontianak, Suyati yang ikut dalam kontingen tersebut merasa bangga dengan kreativitas yang dilakukan oleh Racana IAIN Pontianak. “Pramuka PTKI sangat kreatif. Kami bangga dengan budaya Indonesia. Parade etnocarnaval ini membuktikan bahwa Indonesia ini adalah negara yang kaya dengan budaya. Kita bangga budaya Indonesia. Untuk itu sudah seharus setiap[ anak bangsa bersinergi membangun negeri ini” katanya sumringah.