Pusat Pengembangan Bahasa IAIN Pontianak Gelar English Language Translation Workshop

Era globalisasi menuntut warga dunia menguasai bahasa asing. Dewasa ini persaingan global semakin berat, oleh karena itu setiap pemuda dalam hal ini mahasiswa harus mampu berbuat lebih keras lagi ke depannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan kemampuan berbahasa asing yang baik. Bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa dunia dianggap penting untuk dipelajari, dipahami, dan diaplikasikan dalam dunia akademis khususnya. Pusat Pengembangan Bahasa IAIN Pontianak hadir untuk menjawab hal itu. Dengan mengusung kegiatan English Language Translation Workshop bagi Mahasiswa IAIN Pontianak yang dilaksanakan mulai 6 s.d. 8 April 2018, bertempat di Laboratorium Bahasa IAIN Pontianak. Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini yaitu Nining Ismiyani, M.EIL dan Dr. Istiqamah, MA. Peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini sendiri berjumlah 30 orang berasal dari berbagai jurusan yang ada di IAIN Pontianak.

Ketua Panitia Penyelenggara, Wardah, M.Pd mengungkapkan bahwa secara umum kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas menerjemahkan menggunakan bahasa Inggris bagi Mahasiswa IAIN Pontianak. Secara khusus, mengaplikasikan segala keterampilan dan pengetahuan yang didapat terkait penerjemahan karya ilmiah bahasa Inggris serta dapat mempublikasikannya lewat buku maupun jurnal.

Lebih lanjut Wardah menjelaskan jika manfaat dari kegiatan ini bagi IAIN Pontianak selaku lembaga yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas mutu kemampuan bahasa Inggris bagi Mahasiswa IAIN Pontianak. Selanjutnya, Mahasiswa IAIN Pontianak selaku objek yang berpartisipasi langsung dalam kegiatan bermanfaat ini.

“Dalam kegiatan ini nantinya menggunakan metode ceramah dan praktik. Peserta tidak hanya diberikan teori-teori semata, melainkan juga akan mempraktikkan secara langsung materi yang disampaikan oleh narasumber berkompeten di bidangnya.” ujar Wardah.




FSEI IAIN Pontianak Jalin Kerjasama dengan OJK Pusat Gelar Sosialisasi Peluang dan Tantangan Industri Keuangan Non-Bank Syariah

Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Pontianak menjadi fakultas yang menggiurkan bagi stakeholders maupun mitra kerja untuk mensosialisasikan program unggulannya kepada masyarakat, khususnya Mahasiswa IAIN Pontianak. Tak tanggung-tanggung kali ini perwakilan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pusat melalui Direktorat Institusi Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah menyelenggarakan Sosialisasi Peluang dan Tantangan Industri Keuangan Non-Bank Syariah Indonesia. Acara ini dilaksanakan pada 5 s.d. 6 April 2018 bertempat di Gedung Auditorium Abdul Rani Mahmud. Dihadiri oleh Deputi Direktur IKNB Syariah 2 DNBS-OJK, Kris Ibnu Roesmawati beserta tim dan Dekan FSEI IAIN Pontianak, Dr. Ichsan Iqbal, MM beserta jajaran. Peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut sekitar 200 orang.

Rasiam, Ketua Jurusan Perbankan Syariah IAIN Pontianak sekaligus sebagai moderator dalam kegiatan ini menjelaskan, “Kegiatan ini memberikan manfaat yang luar biasa bagi sivitas akademika IAIN Pontianak, khususnya bagi Mahasiswa IAIN Pontianak. Selain mendapat ilmu baru yang berguna, juga dapat menjadi perhatian bagi mahasiswa dalam melihat peluang serta tantangan kaitannya dengan industri keuangan non-bank syariah”

Masih menurut Rasiam, kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini tidak hanya diperuntukkan oleh mahasiswa saja, melainkan para dosen yang ada di lingkungan FSEI serta IAIN Pontianak secara umum juga turut memperoleh manfaat dari sosialisasi ini. Dalam kegiatan ini para dosen berdiskusi secara langsung dengan pihak regulator yang selama ini berwenang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Lembaga Keuangan Non-Bank Syariah.

Dr. Syaifullah selaku Wakil Dekan III FSEI IAIN Pontianak sekaligus menjadi narasumber lainnya dalam kegiatan tersebut mengatakan jika IAIN Pontianak patut berbangga dengan hadirnya OJK Pusat melalui Direktorat Institusi Keuangan Non-Bank Syariah dengan memberikan sosialisasi langsung kepada Mahasiswa dan Dosen IAIN Pontianak.

Dirinya berharap dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa dan dosen tidak hanya mengetahui sosialisasi yang diberikan. Namun juga bisa memahami sekaligus mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan nantinya dapat menyebarkan sosialisasi ini kepada keluarga, teman dekat, dan relasi karena dengan begitu masyarakat dapat mengetahui dan bersiap menghadapi peluang serta tantangan industri keuangan non-bank syariah ke depan. Dalam kegiatan ini juga berlangsung pameran IKNB Syariah.




Dalam Rangka Menyongsong PWN PTK di Riau, Jurusan PGMI IAIN Pontianak Melaksanakan KMD

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak melaksanakan kegiatan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) pada 28 Maret s.d. 2 Apil 2018 bertempat di Kampus IAIN Pontianak. Peserta dalam kegiatan ini secara umum Mahasiswa IAIN Pontianak, khususnya Mahasiswa Jurusan PGMI serta guru atau pembina pramuka se-Kalimantan Barat.

Menurut keterangan Ketua Panitia Penyelenggara KMD, Zulkarnain, S.Si., M.Pd, tujuan dilaksanakannya KMD ini pertama, untuk membekali mahasiswa dan pembina pramuka tentang pengertian dasar kepramukaan dan garis besar cara membina serta mengelola satuan pramuka di gugus depan. Kedua, meningkatkan kualitas calon pembina pramuka yang bermutu. Ketiga, memahami hakikat kepramukaan. Keempat, meningkatkan kualitas dan loyalitas para calon pembina pramuka.

Lebih lanjut Zulkarnain menjelaskan bahwa sasran dari kegiatan ini yaitu peserta mampu melaksanakan semua kegiatan KMD dengan baik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Selain itu, peserta mampu menjelaskan dan menerapkan ilmu kepramukaan secara efektif dan efisien sesuai dengan golongannya.

“Output yang ingin dicapai dalam kegiatan ini yaitu peserta memperoleh pengetahuan kepramukaan yang lebih luas. Kemudian peserta juga dapat memperoleh keterampilan kepramukaan. Hal yang tak kalah pentingnya lagi meningkatkan kedisiplinan kreativitas para pembina pramuka.” Terangnya.

Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak mengaku jika tujuan diadakannya KMD oleh Jurusan PGMI dalam rangka memberi bekal kompetensi dasar kepramukaan kepada mahasiswa agar nantinya dapat berguna di masa akan datang. Kegiatan KMD ini juga merupakan bagian dari mata kuliah wajib di Jurusan PGMI, bahkan nantinya akan ada sertifikat yang diterbitkan langsung oleh kwartir cabang. Sertifikat itulah yang akan dijadikan salah satu syarat kelulusan biasa disebut Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Hal ini mengacu pada profil lulusan Jurusan PGMI yakni menjadi guru kelas dan guru mapel. Oleh karena itu, Mahasiswa Jurusan PGMI harus menguasai extrakulikuler dalam hal ini kepramukan yang dapat mendukung pertumbuhan karakter peserta didik lewat kegiatan kepramukaan dalam upaya menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan karakter. Diantaranya, disiplin, kejujuran, regulisitas, tangungjawab, kemandirian, dan lain-lain.

Dirinya berharap pelaksanaan KMD yang dilaksanakan oleh Jurusan PGMI memiliki peningkatan kualitas baik dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Oleh karena itu sedianya ada angket kuisoner pre test dan post test untuk mengetahui kualitas kegiatan agar nantinya dalam pelaksnaannya dapat menelurkan bibit-bibit potensial dan berkualitas dalam bidang kepramukaan. Hingga akhirnya dapat berprestasi di ajang nasional maupun internasional. Dengan begitu, secara tidak langsung mempengaruhi nilai akreditasi jurusan, fakultas maupun institusi.

Seiring hal tersebut, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Pontianak, Dr. Zaenuddin, MA menyebut jika kegiatan KMD yang dilaksanakan oleh Jurusan PGMI merupakan kegiatan yang penting bagi kegiatan kemahasiswaan dan kegiatan pembina pramuka. Tidak hanya untuk mahasiswa IAIN Pontianak, tapi juga bagi kalangan madrasah yang ada di Kota Pontianak. Menurutnya, kegiatan ini dapat dilanjutkan lagi ke depan karena dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pembina yang telah memiliki sertifikat. Tidak hanya itu, KMD merupakan salah satu syarat untuk menjadi pembina pramuka.

Lebih lanjut, kegiatan ini dalam rangka menyambut Perkemahan Wirakarya Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Kementerian Agama RI yang akan dilaksanakan di Pekanbaru, Riau, pada 3 s.d. 10 Mei 2018. Dirinya mengaku jika kegiatan ini menjadi ajang pemanasan bagi IAIN Pontianak dalam menghadapi event tersebut.




Evaluasi Penilaian Kinerja Realisasi Anggaran IAIN Pontianak Tahun 2017

Agenda Rapat Kerja IAIN Pontianak Tahun 2018 yang dilaksanakan di Dayang Resort, Singkawang pada 21-23 Maret 2018 dimulai dengan pembahasan tentang Evaluasi Penilaian Kinerja Realisasi Anggaran IAIN Pontianak Tahun 2017 oleh Kepala KPPN Pontianak, Marno, SH. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh peserta Raker berjumlah 80 orang berasal dari pejabat eselon II, III, dan IV di lingkungan IAIN Pontianak.

Pembahasan materi tentang evaluasi penilaian kinerja realisasi anggaran merupakan suatu hal yang penting untuk disampaikan karena hal ini merupakan tonggak utama sebelum melangkah ke jenjang tahun anggaran berikutnya. Sejalan dengan tema Raker tahun ini “Tingkatkan Kinerja Kokohkan Integritas” menjadi tajuk utama untuk mewujudkan tema itu sendiri agar kinerja realisasi anggaran IAIN Pontianak semakin baik ke depannya.

Marno, SH menjelaskan dengan detil segala hal tentang regulasi pembayaran SPM dan beberapa hal lainnya yang berkaitan dengan keuangan. Termasuk salah satunya menjelaskan tentang penyerapan anggaran IAIN Pontianak Tahun 2017 sebesar 91,27%. Marno menjelaskan jika angka ini sudah cukup baik, namun menurutnya. alangkah lebih baiknya jika angka penyerapan anggaran ini berkisar 98,00%.

Tidak hanya menjelaskan hal itu saja, Marno juga memberikan informasi lainnya yang berkaitan dengan evaluasi penilaian kinerja realisasi anggaran IAIN Pontianak Tahun 2017 diantaranya penyelesaian tagihan dihitung dari tanggal/berita acara serah terima/kuitansi sebanyak 54,85% tepat waktu, penyampaian kontrak 18,6% tepat waktu, penyampaian SPM GUP 100% tepat waktu artinya tepat dan cepat, deviasi halaman III DIPA 39,82%, penolakan SPM rata-rata tingkat penolakan/kesalahan SPM di Provinsi Kalimantan Barat adalah 95% SPM benar dan kesalah SPM sebesar 5%.

Sedangkan indikator pelaksana anggaran IAIN Pontianak Tahun 2017 mulai dari retur SP2D. Rata-rata tingkat retur SP2D di Kalimantan Barat 1 % sedangkan IAIN Pontianak 0,73%, revisi DIPA IAIN Pontianak melakukan revisi DIPA sebanyak 10 kali selama tahun anggaran 2017. Sedangkan penyampaian LPJ Rekon rata-rata secara tepat dan cepat di Provinsi Kalimantan Barat adalah 86%.

Masih menurut Marno, IAIN Pontianak belum pernah menyampaikan rencana penarikan dana selama tahun anggaran 2017. Selain itu, IAIN Pontianak juga tidak memiliki pagu minus selama tahun 2017, bisa dikatakan semua berhasil 100%. Tidak hanya itu saja, dari SPM yang diajukan selama tahun anggaran 2017 tidak tercatat IAIN Pontianak mengajukan dispensasi SPM, bisa dikatakan dispensasi SPM 100%.

Dalam kesempatan itu juga Marno memberikan informasi terkait peringkat yang didapat IAIN Pontianak dalam hal evaluasi penilaian kinerja realisasi anggaran dari seluruh satker yang berjumlah 500 lebih satker di Kalimantan Barat. IAIN Pontianak meraih peringkat 320 dengan nilai 70,76%.

“Memang peringkat masih jauh 320 dari sekitar 500 lebih satker. Memang masih di tengah-tengah. Tertinggi 94,2%. Tapi ini dibandingkan se-kalbar. Ini tidak jelek. Hanya memang kita memakai 12 indikator tadi. Semoga evaluasi ini bisa menjadikan kita semangat dan lebih baik untuk menatap tahun anggaran 2018”. Tutupnya.




Bagian Keuangan IAIN Pontianak Gelar Bimtek Implementasi Transaksi Pembayaran Non Tunai

Selasa, (27/3) dilaksanakan Bimbingan Teknis Implementasi Transaksi Pembayaran Non Tunai pada IAIN Pontianak Tahun 2018 bertempat di Hotel Golden Tulip Ruang C, Jl. Teuku Umar No. 39 Pontianak. Hadir dalam kegiatan ini yaitu Dr. Hermansyah, M.Ag (Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga) dan Wardasari Gandhi, SE (Kasubbag Perbendaharaan Biro Keuangan dan BMN Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI). Peserta dalam kegiatan berjumlah 35 orang terdiri dari Pejabat Eselon IV, seluruh staf keuangan di lingkungan Biro AUAK, fakultas, unit maupun lembaga yang ada di IAIN Pontianak. Kegiatan ini berlangsung 1 hari dengan dua narasumber yang kompeten di bidangnya. Adapun 1 narasumber lainnya dari KPPN Pontianak.

Omar Mukhtar, SE., M.Ak selaku ketua panitia yang sekaligus menjabat sebagai Kasubbag Perencanaan dan Keuangan BMN mejelaskan bahwa maksud dan tujuan kegiatan ini untuk menguatkan tata kelola pengelolaan APBN IAIN Pontianak melalui transaksi pembayaran non tunai. Adapun sasaran yang diharapkan dalam kegiatan ini yaitu meningkatkan pemahaman pelaksanaan kegiatan baik di lingkungan Biro AUAK, fakultas, dan unit maupun lembaga yang ada di IAIN Pontianak, sehingga seluruh pelaksanaan kegiatan dapat transparan dan akuntable.

“Bimbingan teknis ini dilaksanakan 1 hari. Alhamdulillah dalam kesempatan ini kami bisa menghadirkan Ibu Wardasari Ghandi. Beliau merupakan salah satu tim utama yang menyusun juknis transaksi pembayaran non tunai dan pemateri berikutnya dari KPPN Pontianak. Semoga materi yang disampaikan nanti dapat memperkaya pemahaman kita terhadap juknis dari transaksi pembayaran non tunai. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini kita tidak lagi kendor dan takut dalam melaksanakan transaksi pembayaran non tunai.” Ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Hermansyah, M.Ag selaku Wakil Rektor Bidang Akademik menjelaskan bahwa periode kepemimpinan ini masih baru membangun sistem, karena memang sebelumnya belum ada sistem yang mengatur tentang berbagai hal seperti Sistem Penjaminan Mutu Internal dan lain-lain. Tahun depan diharapkan berlanjut ke tahap implementasi dengan tetap memperbaiki sistem. Dalam konteks keuangan ada sistem yang harus dibangun yakni penetapan UKT dan pembayaran PNBP untuk mahasiswa . Menurutnya, jika IAIN Pontianak telah memiliki sistem yang baik maka juga harus diringi dengan aplikasi yang mendukung, sehingga nantinya tidak ada lagi istilah ‘kecolongan’ maupun ada rasa ketidakadilan dalam prosesnya. Dirinya berharap semoga ke depan persoalan semacam ini tidak terulang kembali. Maka dari itu ia meminta kepada seluruh jajaran khususnya bagian keuangan untuk membuat sistem yang baik, rapi, dan transparan.

“Saya kira sistem ini membantu kita supaya berjalan sesuai dengan relnya. Kita harus sambut sistem ini dengan merealisasikannya. Karena negara ini ingin kita transparan dan bersih. Selama ini kalau masih tunai masih bisa diatur-atur. Akan tetapi dengan adanya sistem semacam ini akan memperkeil peluang dalam melakukan penyimpangan. Sekali lagi saya tekankan dengan adanya sistem yang baik dan rapi kita dijaga oleh sistem dengan berbuat sesuai regulasi. “ Tegasnya.




Sinergitas Pemerintah Daerah dan IAIN Pontianak untuk Kualitas Kehidupan Beragama di Kalbar

Rapat Kerja IAIN Pontianak Tahun 2018 yang dilaksanakan di Dayang Resort, Singkawang mulai 21-23 Maret 2018 telah memasuki hari kedua. Tepat hari Kamis, (22/3) agenda Raker berikutnya diisi oleh Dra. Marlina, M.Si (Asisten III Pjs Gubernur Kalimantan Barat) dengan materi: Membangun Sinergitas Pemerintah Daerah dan IAIN Pontianak Dalam Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama di Kalimantan Barat. Turut mendampingi sebagai Moderator yakni Dr. Hermansyah, M.Ag (Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga).

Dalam penyampaian materinya Dra. Marlina, M.Si menjelaskan begitu banyak tentang sinergitas Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan IAIN Pontianak dalam memberikan pemahaman keagamaan kepada masyarakat. Sebagai kampus yang konsen terhadap pengetahuan dan pendidikan keagamaan, IAIN Pontianak dianggap menjadi partner yang tepat untuk bersama mewujudkan visi dan misi dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang fokus utamanya salah satunya yaitu tentang agama. Adapun visi dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sendiri yaitu: “Mewujudkan Masyarakat Klaimantan Barat yang Beriman, Sehat, Cerdas, Aman, Berbudaya, dan sejahtera”. Sedangkan misi utama yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yaitu melaksanakan peningkatan sistem pelayanan dasar dalam bidang sosial, kesehatan, pendidikan, agama, keamanan dan ketertiban melalui sistem kelembagaan manajemen yang efisian dan transparan.

“Misi pertama melaksanakan peningkatan sistem pelayanan dasar dalam bidang sosial, kesehatan, pendidikan, agama, keamanan dan ketertiban melalui sistem kelembagaan manajemen yang efisian dan transparan. Masalah agama menjadi misi pertama dari arah kebijakan pemerintah. Agama merupakan salah satu kewenangan pemerintah pusat yang absolut. Dalam pelaksanaannya pemerintah provinsi memiliki kewajiban dalam meningkatkan kualitas kehidupan agama termasuk di dalamnya peranan untuk menjaga kerukunan beragama di Kalimantan Barat. Tujuan dari arah kebijakan itu sendiri mengembangkan sistem pelayanan dasar bidang agama. Dengan sasarannya meningkatnya aktifitas dan kualitas kehidupan beragama di masyarakat. Beberapa programnya yaitu pembinaan dan peningkatan perkelestarian umat beragama, bantuan sosial dan hibah kepada badan atau lembaga organisasi keagamaan.” Ujarnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Kalimanatan Barat tidak bisa berdiri sendiri dalam melaksanakan kegiatan ini. Pemerintah memerlukan bantuan dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Sebagus apapun kegiatan jika tidak didukung oleh masyarakat maka kegiatan tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Salah satu elemen masyarakat yang dapat membantu pemerintah yakni IAIN Pontianak itu sendiri. Peran IAIN Pontianak dalam membantu Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sangat besar karena IAIN dibangun untuk mencetak lulusan sarjana yang profesional di bidangnya kemudian memiliki iman dan taqwa dalam menunjang profesinya sebaik mungkin. Pemerintah berharap IAIN Pontianak selaku lembaga pendidikan Islam dapat bersama membantu pemerintah provinsi. Itulah kenapa judul dari materi ini tentang sinergitas. Karena memang Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat membutuhkan hubungan yang sangat baik dengan IAIN Pontianak.




Raker 2018: Tingkatkan Kinerja Kokohkan Integritas

Rabu, (21/3) bertempat di Dayang Resort, Singkawang, Pembukaan Rapat Kerja IAIN Pontianak Tahun Anggaran 2018 dilaksanakan. Kegiatan ini mengusung tema: Tingkatkan Kinerja Kokohkan Integritas berlangsung mulai 21-23 Maret 2018. Peserta terdiri dari Pejabat Eselon II, III,IV di lingkungan IAIN Pontianak. Kegiatan ini juga dirangkai dengan penyerahan piagam penghargaan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) oleh Plt. Rektor IAIN Pontianak kepada para perwakilan pejabat yang menerima di antaranya: Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd (Dekan FTIK), Dr. Samsul Hidayat, MA (Dekan FUAD), Dr. Ali Hasmy, M.Si (Direktur Pascasarjana), Dr. Muhammad Hasan, MA (Wadek I FSEI), Sapendi, M.Pd (Ketua LPM).

Raker kali ini merupakan periode terakhir dari masa jabatan yang akan berakhir di tahun 2018. Oleh karenanya merupakan momen sangat penting untuk dijadikan sebagai sarana evaluasi sekaligus proyeksi untuk menutup periode baru dalam kepemimpinan berikutnya. Beberapa hal penting yang belum terlaksana secara maksimal dalam periode kepemimpinan kali ini bisa menjadi bahan koreksi dan dapat dimaksimalkan pada periode selanjutnya. Sebaliknya, program-program yang telah berjalan dengan baik di periode ini diharapkan dapat terus ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat menopang manfaat bagi civitas akademika IAIN Pontianak khususnya, masyarakat Kalimantan Barat pada umumnya.

Ketua Panitia sekaligus Kabag. Perencanaan dan Keuangan, Suhaimi, M.Pd menjelaskan bahwa Raker kali ini bertujuan untuk menentukan arah kebijakan pengembangan IAIN Pontianak serta melakukan sinergitas program kerja prioritas Kementerian Agama RI. Selain itu mengevaluasi pelaksanaan program kerja dan implementasi anggaran tahunan pada tahun 2017 di seluruh unit kerja IAIN Pontianak. Beberapa hal penting lainnya seperti mendengarkan pandangan umum dari semua unit kerja di lingkungan IAIN Pontianak tentang evaluasi kinerja, ekspektasi dan proyeksi pengembangan lembaga. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga akan diisi dengan ekspose (paparan) prioritas program kerja dan usulan anggaran Tahun 2019 serta menyusun rekomendasi hasil Rapat Kerja Tahun Anggaran 2018.

Dr. Syarif, MA selaku Plt. Rektor IAIN Pontianak sekaligus Penanggung Jawab kegiatan Raker 2018 mengungkapkan bahwa selain sebagai sarana evaluasi dan proyeksi program kerja dan penyusunan anggaran, lebih dari itu Raker kali ini juga akan membahas tentang program prioritas tahun 2018 yang beberapa di antaranya tentang SBSN tahun 2018 yang akan diprioritaskan untuk pembangunan Gedung Kuliah Tower C, anggaran perawatan sumber RM menyelesaikan dan merapikan pondasi serta halaman Tower B sekaligus juga memperbaharui kondisi gedung (seperti pengecatan). Selain itu juga dalam rangka meningkatkan tata pamong, maka pada tahun 2018 semua kelengkapan organisasi yang belum dibentuk sesuai amanah STATUTA IAIN Pontianak harus segera dibentuk. Hal lainnya seperti optimalisasi lab institut, mendorong kerjasama dengan lembaga profesi kompetensi pada program sertifikasi mahasiswa guna kebutuhan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Tak kalah pentingnya yaitu mewujudkan program mandatori “Tanggap Perbatasan”.

Lebih lanjut Dr. Syarif, MA menerangkan bahwa dengan mengusung tema: Tingkatkan Kinerja Kokohkan Integritas, semua peserta yang hadir dalam Raker ini diharapkan untuk bersama-sama meningkatkan kinerja dan kokohkan integritas. Menurutnya, semua orang yang ada di IAIN Pontianak memiliki peran untuk menjadikan IAIN Pontianak semakin berkembang ke depannya. Jika semua berperan dan bekerjasama maka hasilnya yang didapat akan sesuai dengan apa yang diharapkan.




Raker IAIN Pontianak 2018, Sukses!

Sukses! Rapat Kerja IAIN Pontianak Tahun 2018 yang dilaksanakan selama 3 hari mulai 21-23 Maret 2018 bertempat di Dayang Resort, Singkawang berakhir dengan sukses. Apalagi Raker ini merupakan periode terakhir dari masa jabatan kepemimpinan kali ini. Walaupun terakhir, namun seluruh peserta mengikuti rangakaian acara dengan serius dan aktif. Ada beberapa rekomendasi yang dihasilkan dari Raker kali ini. Uniknya, tidak ada pembagian komisi dan sidang pleno dalam menentukan rekomendasi seperti yang telah dilakukan dalam kesempatan Raker sebelumnya. Menariknya, peserta menyepakati hasil rekomendasi yang didiskusikan secara bersama dalam satu forum resmi demi terwujudnya kegiatan prioritas yang dapat memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan IAIN Pontianak ke depan.

Beberapa rekomendasi yang dimaksud adalah 1. Revisi alokasi anggaran bagi AIPT, 2. Pengembangan infrastruktur jaringan internet, 3. Pengembangan sistem berbasis aplikasi Ex: Aplikasi anti plagiasi, 4. Membentuk SPI, 5. Inisiasi program tanggap perbatasan, 6. Penyusunan rencana induk pengembangan, Renstra dan Rencana Operasional, 7. Mewujudkan program zona integritas menuju wilayah bebas dari korupsi dan wilayah bebas bersih melayani, 8. Penganggaran Laboratorium Satu Atap (PGMI, IAT, MD PBA, PI), 9. Pengadaan jaket almamater mahasiswa sebanyak 800, 10. Perjalanan dinas mahasiswa dalam ajang kompetisi, 11. Anggaran sertifikasi bagi Dosen PNS 10 orang, 12. Alokasi anggaran fakultas menyesuaikan kebutuhan institusi tahun anggaran 2019.

Putusan rekomendasi yang dihasilkan dalam forum itu sendiri dipimpin langsung oleh Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA, didampingi pula oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Hermansyah, M.Ag, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Zaenuddin, MA, beserta Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, Drs. Syahrul Yadi, MA.

Dalam kesempatan itu sendiri Plt. Rektor berkeyakinan bahwa rekomendasi yang disepakati bersama ini akan terealisasi pada tahun 2019. Dirinya berharap siapapun rektor ke depan harus menjalankan apa yang telah direkomendasikan dalam Raker ini. Sebab hal ini merupakan kebutuhan yang mendesak dan harus dilaksanakan segera mungkin dengan melihat ketersediaan anggaran yang telah ditentukan.




Arah Kebijakan Rektor IAIN Pontianak Tahun 2018

Rapat Kerja IAIN Pontianak Tahun 2018 yang dilaksanakan di Dayang Resort, Singkawang mulai 21-23 Maret 2018 memasuki tahap berikutnya dari agenda yang telah direncanakan oleh panitia. Setelah kemarin malam, Rabu, (21/3) dilaksanakan Pembukaan Raker 2018 yang dibuka langsung oleh Plt. Rektor IAIN Pontianak dilanjutkan dengan materi tentang Evaluasi Penilaian Kinerja Realisasi Anggaran IAIN Pontianak Tahun Anggaran 2017 oleh Kepala Kantor Wilayah DJPB Provinsi Kalimantan Barat, selanjutnya pada Kamis, (22/3) agenda pembahasan Arah Kebijakan Rektor Tahun 2018 oleh Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA.

Arah kebijakan Rektor IAIN Pontianak merupakan koridor pengembangan lembaga agar pencapaian visi, misi, dan tujuan lembaga dapat terwujud secara lebih efektif dan efisien. Beranjak dari kondisi objektif dan mempertimbangkan prioritas pengembangan lembaga, oleh karena itu Plt. Rektor IAIN Pontianak mengambil arah kebijakan pada tahun 2017. Beberapa hal urgen yang menjadi perhatian dari Plt. Rektor IAIN Pontianak itu sendiri antara lain: Optimalisasi dan Pembenahan Organisasi Serta Tata Kerja (ORTAKER), Peningkatan Sarana dan Prasarana, Pengembangan Lembaga, Pengembangan Akademik, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Dalam hal Optimalisasi dan Pembenahan ORTAKER, Plt. Rektor IAIN Pontianak ingin memastikan semua rencana kerja di seluruh Tusi harus disesuaikan dengan rekomendasi Rakernas Kemenag RI 2018. Tidak hanya itu diharapkan kepada para Wakil Rektor untuk merumuskan evaluasi kerja pada tusi masing-masing sekaligus merencanakan pelaksanakan tusi 2018 serta merencanakan progja 2019 sesuai arah kebijakan 2019. Diharapkan juga kepada seluruh pimpinan mulai Dekan, Direktur Pascasarjana, dan PPK Lembaga untuk memastikan progja tahunan berjalan sesuai regulasi dan zero penyelewengan. Selain itu membentuk semua badan atau unit yang diamanhkan oleh STATUTA IAIN Pontianak seperti Badan Pengawas Internal, Dewan Penyantunan, dan mengoptimalkan fungsi ILUNI IAIN Pontianak.

Peningkatan Sarana dan Prasarana. Hal ini terkait orientasi pelaksanaan anggaran (SBSN) tahun 2018 yang diarahkan pada pembangunan Tower C. selain itu mewujudkan pengadaan lahan kampus 2 di wilayah sekitar Kampus 1 (Pinggiran Kota dan di KKR). Hal lainnya yaitu optimalisasi pengadaan penunjang jaringan internet. Selanjutnya, menyiapkan instrument perencanaan penganggaran untuk prioritas kebijakan sarpras 2019.

Pengembangan Lembaga. Evaluasi proses akreditasi jurusan, finalisasi pembukaan FEBI Tahun 2018. Diharapkan juga pada tahun 2018 setiap fakultas dan pascasarjana merintis terbukanya jurusan/prodi baru. Selanjutnya, apabila tidak ada moratorium pengangkatan dosen, maka akan diadakan pengangkatan kembali Dosen Tetap PPPK guna akselerasi pembukaan jurusan/prodi di lingkungan IAIN Pontianak.

Pengembangan Akademik. Meningkatkan pelayanan penyelenggaraan pendidikan dengan menuntaskan kurikulum berbasis KKNI, berjalannya SPMI dan Sistem Monev Pembelajaran. Selain itu mewujudkan aplikasi online untuk daftar ulang berbasis pembayaran UKT online. Selanjutnya, optimalisasi pelayanan internet di area kampus dengan pengadaan server 350 tera. Hal lainnya yaitu terwujudnya Pusat Studi yang tercantum dalam STATUTA, revitalisasi Unit Kegiatan Mahasiswa, optimalisasi kegiatan ilmiah di kalangan dosen dan mahasiswa, reformasi pengelolaan penelitian dosen, dan revisi untuk pembiayaan seluruh program yang terakomodir dalam pembiayan tahun 2018.

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Memfaslitasi dan mendukung para dosen yang telah memenuhi persyaratan untuk diusulkan menjadi guru besar. Selain itu, mendukung secara finansial dosen berprestasi  (10 orang tahun 2018) enjadi pembicara pada forum-forum keilmuan tingkat nasional dan internasional. Memberi kemudahan bagi dosen dalam pengurusan kenaikan pangkat. Selanjutnya, menjalankan MoU yang telah disepakati dengan berbagai pihak dalam bentuk kegiatan konkrit guna peningkatan kualitas dosen dan mahasiswa.




8 Calon Rektor IAIN Pontianak Mengisi Pernyataan Kualifikasi Diri

Penjaringan dan Pemilihan Calon Rektor IAIN Pontianak masa jabatan 2018-2022 memasuki tahapan  Pengisian Instrumen Pernyataan Kualifikasi Diri (PKD). Proses ini harus diikuti oleh setiap Calon Rektor IAIN Pontianak karena berkaitan langsung dengan data-data personal sekaligus menguatkan visi dan misi yang telah dibuat sebelumnya. Kegiatan itu digelar pada Jum’at, 9/3/2018 Pukul 08.00 WIB bertempat di Aula Rektorat Lantai IV. Delapan Calon Rektor tersebut berdasarkan abjad, yaitu: Dr. Dwi Surya Atmaja; Dr. Hamka Siregar; Dr. Hermansyah; Dr. Lailial Muhtifah; Dr. Munawar; Dr. Syarif;  dan  Dr. Wajidi Sayadi; dan Dr. Zaenuddin.

Acara itu sendiri turut disaksikan oleh Ketua Senat IAIN Pontianak, Dr. Patmawati, M.Ag, Sekretaris Senat, Dr. Nani Tursina, M.Pd, dan Anggota Senat lainnya sekaligus Guru Besar Universitas Tanjungpura, Prof. Dr. Arkanuddin. “Hari ini mereka (semua Calon Rektor) membuat pernyataan tentang kualifikasi diri atau disebut PKD. Meliputi moralitas, kepemimpinan, manajerial, kompetensi atau prestasi akademik, jaringan kerjasama, visi dan misi, terakhir program yang harus mereka tuangkan dalam sebuah tulisan. Berikutnya nanti tanggal 15 Maret akan ada pemaparan dari mereka berdasarkan apa yang ditulis hari ini kemudian itu akan menjadi bahan pertimbangan bagi anggota senat lain yang bukan calon  untuk memberi pertimbangan terhadap kualifikasi diri para calon.” ujar Dr. Patmawati, M.Ag selaku Ketua Senat IAIN Pontianak.

Mengenai kewenangan pengerucutan Calon Rektor IAIN Pontianak, dirinya mengaku tidak memiliki kewenangan sejauh itu karena Senat IAIN Pontianak hanya memberi pertimbangan terhadap pernyataan sekaligus pemaparan kualifikasi diri para calon. Nantinya pertimbangan itulah yang dijadikan bahan rujukan bagi tim seleksi nasional untuk memilih 3 nama dari 8 nama yang ada saat ini.

“Di tingkat senat tidak ada pengerucutan, semua calon pasti akan kami kirim berkasnya ke Pusat. Kemudian nantinya pusat akan ada seleksi nasional di antara mereka kemudian akan mengerucut pada tiga orang nama yang akan serahkan ke Menteri Agama. Mereka semua delapan calon ini akan presentasi di depan tim seleksi nasional. Bukan kita yang menjadwalkan tetapi yang pasti setelah kita mengantar berkas paling lambat 26 Maret ini.”

Salah satu anggota Senat IAIN Pontianak lainnya sekaligus Guru Besar Universitas Tanjungpura, Prof. Dr. Arkanuddin menjelaskan bahwa kegiatan hari ini merupakan rangkaian kegiatan dari proses penjaringan dan pemilihan Calon Rektor IAIN Pontianak masa jabatan 2018-2022. Pelaksananaan PKD ini sendiri merupakan proses berikutnya setelah sebelumnya telah melalui proses penjaringan, verifikasi, rapat senat untuk menentukan calon-calon berdasarkan persyaratan administrasi yang telah dikumpulkan. Dirinya berharap siapapun rektor yang terpilih nantinya dapat menjadikan IAIN Pontianak semakin berkembang ke depannya.

“Siapapun yang terpilih sebagai Rektor tidak hanya dituntut kemampuan dari sciencetis saja. Selain ilmuan juga sebagai birokrat. Tapi kalau menurut saya bagaimana dia mengembangkan  inovasi-inovasi untuk perkembangan IAIN itu sendiri. Jadi kalau menurut saya yang lebih penting 3 hal tadi, sciencetis, birokrat, dan melakukan inovasi agar perguruan tinggi ini bisa berkembang dengan cara membangun jaringan. Jaringan tidak hanya keluar tapi ke dalam. Ini kan perguruan tinggi keagamaan. Kita berharap rektor yang terpilih nanti adalah orang yang memahami masalah internal di IAIN Pontianak. Saya yakin delapan calon ini adalah kader-kader terbaik IAIN Pontianak. Semua mereka terbaik tapi mungkin ada yang terbaik dari delapan calon ini. Tentu semua itu kami serahkan ke Menteri Agama RI untuk memilih siapa yang terbaik tadi.” ujarnya.