Mahasiswi IAIN Pontianak Raih Juara III Lomba Kaligrafi Putri Tingkat Kab. Kubu Raya

Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak kembali meraih prestasi tingkat kabupaten. Kali ini berkat kegigihan Siti Fatimah, berhasil meraih Juara III Lomba Kaligrafi Putri Tingkat Kababupaten Kubu Raya dalam Festival Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-V di Batu Ampar, Padang Tikar, 26-31 Oktober 2017.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan Tilawatil Quran (LPTQ) Kababupaten Kubu Raya ini diadakan dalam rangka untuk menyeleksi calon para peserta yang akan menjadi utusan dari Kab. Kubu Raya di Festival MTQ Tingkat Provinsi yang dilaksanakan di Kab. Mempawah.

Siti Fatimah mahasiswi semester V Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Pendidikan Bahasa Arab FTIK IAIN Pontianak. Ia aktif di Ikatan Mahasiswa Studi Arab se-Indonesia (IMASASI) dan DEMA Ma’had Al-Jami’ah IAIN Pontianak. Mahasiswi yang lahir pada 3 Juni 1997 ini meraih Juara III Lomba Kaligrafi Putri mengalahkan 14 peserta dari berbagai daerah yang ada di Kab. Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Sebagai Juara III, ia mendapatkan hadiah berupa piala, piagam penghargaan dan uang tunai panitia penyelenggara.

Alhamdulillah, saya sangat senang sekali bisa ikut serta dalam Festival MTQ Tingkat Kab. Kubu Raya ini. Karena, saya bisa bertemu dengan orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang mencintai Al-Qur’an. Dengan mengikuti MTQ ini, saya berharap keimanan dan kecintaan kita terhadap Al-Qur’an terus meningkat, sehingga Al-Qur’an bisa menjadi syafaat bagi kelak di hari kiamat,” papar mahasiswi yang menjabat sebagai Muharrikah di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Pontianak ini.

Setelah memaparkan kesannya setelah mengikuti festival tersebut, Fatimah juga berpesan kepada mahasiswa IAIN Pontianak untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai teman dekat. ”Jadikan Al-Qur’an sebagai teman dekat mu, sehingga saat Anda tidak bertemu dan membacanya sehari, maka Anda akan merasa ada sesuatu yang kurang dalam hidupmu. Apabila Anda sudah dekat dengan Al-Qur’an, maka Insya Allah dan atas izin-Nya, Al-Qur’an akan menjadi penolong kita di dunia maupun di akhirat nanti,” pesannya.

Ada 6 cabang perlombaan yang dilombakan dalam Festival MTQ ke-V di Batu Ampar yang terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu Tilawah, Tahfizdul Qur’an, Tartil Qur’an, Qira’ah Sab’ah, Syarhil Qur’an, Fahmil Qur’an, dan Khottil Qur’an. Khottil Qur’an ini terdiri dari 3 golongan; hiasan mushaf, dekorasi dan naskah. Semua cabang perlombaan tersebut dipisah antara putra dengan putri. (Luthfy)




Mahasiswa IAIN Pontianak Juara I MTQ Kabupaten Bengkayang

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak kembali menorehkan prestasi yang membanggakan dalam ajang perhelatan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat. MTQ ini diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan Tilawatil Quran (LPTQ) Kabupaten Bengkayang dalam rangka meningkatkan insan qur’ani, 3 Agustus 2015.

Yuni Arti merupakan mahasiswi semester V Jurusan PIAUD FTIK IAIN Pontianak. Ia sekarang menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PIAUD. Yuni Arti memenangkan lomba dan menjadi Juara Pertama MTQ Tingkat Kabupaten Bengkayang Cabang Putri mengalahkan 11 orang se-Kabupaten Bengkayang. Ia mendapatkan hadiah berupa piala, piagam dan uang pembinaan.

Musabaqah Tilawatil Qur’an adalah bidang lomba membaca Al-Qur’an dengan bacaan mujawwad, yaitu bacaan Al-Qur’an yang mengandung nilai ilmu membaca (tajwid), seni (lagu dan suara), dan etika (adab) membaca. Surah dan ayat yang dibaca oleh para peserta pada waktu perlombaan tersebut ditentukan dari panitia penyelengara dari LPTQ Kabupaten Bengkayang. “Pada waktu itu, saya mendapatkan surah Al-Kahfi ayat 54. Alhamdulillah, saya meraih juara pertama,” papar mahasiswi kelahiran Sungai Rasau, 6 Juni 1997, tersebut.

Saat ditanya kesan dan pesannya setelah mengikuti MTQ Tingkat Kabupaten Bengkayang Cabang Putri, Yuni Arti mengatakan, “Saya sangat bersyukur telah mengikuti musabaqoh tilawatil qur’an ini dan mendapatkan juara pertama. Setelah mengikuti lomba, banyak sekali ilmu-ilmu tilawah yang saya dapatkan di sana. Selain itu, saja juga mendapat banyak pengalaman, banyak teman dan sebagainya,” kesannya. “Jangan pernah tinggi hati dan merasa puas dengan ilmu yang dimiliki saat ini, karena di luar sana masih banyak orang-orang yang lebih pandai dari kita,” tutupnya. (Luthfy)




Sutarmidji: Masa depan Perguruan Tinggi Islam Cerah

Walikota Pontianak, Sutarmidji menyatakan bahwa, “Masa depan Perguruan Tinggi Islam cerah.” Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan kegiatan Seminar Pendidikan dengan tema, “Masa Depan Perguruan Tinggi Islam dalam Mengemban Misi Keummatan dan Kebangsaan” di kampus IAIN Pontianak.

Midji juga menyatakan kebanggaannya terhadap kampus IAIN Pontianak. “IAIN Pontianak ini berada di lokasi yang strategis, di jantung kota Pontianak. IAIN Pontianak itu aset ummat. Simbol peradaban Islam yang berada di tengah-tengah kota,” katanya.

Pada kesempatan itu, Sutarmidji juga menekankan perlunya sarjana IAIN menjawab kebutuhan pengetahuan agama bagi masyarakat muslim, seperti wawasan tentang warisan menurut Islam. Hal ini disampaikannya kepada ratusan peserta kegiatan Akbar Akbar Alumni STAIN-IAIN Pontianak, 4 November 2017. (AI)




Imam Syafe’i: Kita Krisis Guru Agama dan Profesor

Plt. Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI, Imam Syafe’i mengatakan bahwa, “Pendidikan keagamaan  banyak persoalan. Kita krisis guru agama di sekolah-sekolah. Krisis guru agama itu disebabkan tingginya angka guru agama yang pensiun. Selain itu, kita juga krisis profesor. Di 72 kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri di bawah binaan Kementerian Agama jumlah profesor kita tidak lebih dari 200 orang. Sedangkan di kampus Australia, itu ada yang satu kampus jumlah profesornya 200 dosen,” terangnya di hadapan ratusan peserta Seminar Pendidikan yang mengusung tema. “Masa Depan Pendidikan Islam dalam Mengemban Misi Keummatan dan Kebangsaan” pada 4 Novemmber 2017. Kegiatan seminar ini merupakan rangkaian acara Reuni Akbar STAIN-IAIN Pontianak.

Melalui Kementerian Agama, tambah Imam Syafe’i kami melakukan beragam terobosan untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut. “Di antaranya; pemutihan izin belajar dosen, program 5000 doktor, program pembibitan guru besar, proses pembayaran utang tunjungan profesi guru agama, program beasiswa 600 dokter dari ponpes,” ulasnya. (AI)




Sukiman: Komitmen Kami Meningkatkan Anggaran Pendidikan

Sukiman, Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat RI mengatakan bahwa, “Kami berkomitmen untuk  menaikkan anggaran pendidikan. Dari tahun ke tahun, anggaran pendidikan itu meningkat,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Sukiman mengapresiasi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan Islam semakin tahun semakin meningkat.

Terpenting anggaran pendidikan itu mesti digunakan tepat sasaran dan segera diserap agar bisa cepat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Hal itu disampaikan Sukiman dihadapan ratusan Alumni STAIN-IAIN Pontianak, 4 November 2017. Sukiman berharap lulusan perguruan Tinggi Islam mampu berkompetitif dengan lulusam perguruan tinggi umum.

Di samping itu, wakil rakyat dapil Kalbar di Senayan ini juga berharap agar pembangunan Sumber Daya Manusia dan infrastruktur di IAIN Pontianak bisa bersinergi dengan para wakil rakyat di DPR RI maupun DPRD. (AI)




Rektor IAIN Pontianak Berharap Alumninya Berkiprah Lebih Maksimal

Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. berharap Alumni STAIN-IAIN Pontianak bisa berkiprah lebih maksimal di tengah-tengah masyarakat.

Hal itu disampaikannya saat membuka kegiatan Seminar Pendidikan yang menjadi rangkaian acara Reuni Akbar STAIN-IAIN Pontianak pada Sabtu, 4 November 2017.

Hamka mengatakan bahwa, “IAIN Pontianak itu adalah aset umat Islam. Tempat pencerahan dan wadah perjuangan umat. Kita mesti mampu memainkan peran strategis yang menjadi kebutuhan masyarakat,” tegasnya.

Ke depan, melalui lembaga Iluni (Ikatan Alumni) diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan IAIN Pontianak. Karena potensi alumni STAIN dan IAIN Pontianak sangat besar kalau dimenej secara tepat dan sistematis,” jelasnya.

Di depan ratusan peserta yang memadati ruang Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak itu, Rektor IAIN Pontianak juga mengajak keluarga besar IAIN Pontianak untuk menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah, baik di kabupaten/kota maupun provinsi. “Kita mesti berkontribusi untuk menyukseskan pemilihan pemimpin sebagai Bupati/Walikota maupun Gubernur. Karena itu sudah menjadi wajib ‘ain,” katanya. (AI)




Sudah 25 Tahun, Hasil Publikasi IAIN Pontianak Masuk Koleksi di Library of Congress Amerika Serikat

Spesialis Akuisisi Library of Congress (LOC) Jakarta, Drs. Arifin Pramono mengunjungi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Kunjungan tersebut disambut baik oleh Drs. H. Marsih Muhammad, M.Ag., Ketua LP2M IAIN Pontianak, dan Dr. Hariansyah, M.Si., Sekretaris LP2M IAIN Pontianak, 6 November 2017.

Tujuan dari kunjungan tersebut ialah untuk mendapatkan hasil publikasi resmi yang telah dicetak oleh IAIN Pontianak Press (sebelumnya ialah STAIN Pontianak Press). Hasil publikasi ini selanjutnya akan disimpan sebagai koleksi di Library of Congress Washington D.C. Amerika Serikat untuk menambah khazanah informasi tentang Indonesia dan ASEAN bagi Anggota Kongres Amerika, para peneliti yang mendalami studi mengenai wilayah ini, dan bagi kepentingan Indonesia itu sendiri.

Pramono mengatakan bahwa, “Library of Congress Washington D.C. Amerika Serikat ialah Perpustakaan Nasional Amerika Serikat yang terletak di Washington D.C. Amerika Serikat. Perpustakaan tersebut terbuka, artinya siapapun boleh menggunakannya tanpa menjadi anggota terlebih dahulu. Termasuk mahasiwa Indonesia yang sedang studi S2 dan S3 di Amerika dan peneliti Amerika yang sedang meneliti, terutama tentang Islam di Indonesia,” ungkapnya.

Selama 25 tahun menghimpun, Pramono menilai bahwa hasil publikasi dari IAIN Pontianak sangat luar biasa. “Beberapa hasil publikasi yang sudah saya himpun pada tahun 2016 ini sangat luar biasa. Sudah 25 tahun saya mengumpulkan buku dari IAIN Pontianak. Beberapa hasil publikasi tersebut bisa dilihat di katalog Library of Congress. Ini menandakan bahwa hasil publikasi IAIN Pontianak sudah ada di Library of Congress sejak 25 tahun yang lalu,” jelasnya. “Hal ini dikarenakan bahwa peminat studi Islam di Indonesia sangat tinggi,” pungkasnya.

Ada 13 judul buku dan 4 Buletin Suluh IAIN Pontianak yang diserahkan oleh Drs. H. Marsih Muhammad, M.Ag., kepada Drs. Arifin Pramono pada tahun ini. Pada kesempatan tersebut pula, Ketua LP2M IAIN Pontianak menyerahkan buah tangan berupa plakat secara simbolis kepada Spesialis Akuisisi Library of Congress (LOC) Jakarta tersebut. (Luthfy)




Hamka Siregar: Menjaga Pemuda, Menjaga Indonesia

Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. berpendapat bahwa, “Hal penting yang harus menjadi kesadaran kita bersama ialah menjaga generasi muda sama dengan menjaga bangsa Indonesia.” Ini disampaikan Rektor sebagai nara sumber dalam kegiatan Pelatihan Bela Negara di Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Pontianak, 3 November 2017.

Sebelum berkesimpulan seperti itu, Rektor mengatakan bahwa pemuda sebagai penerus estafet pembangunan bangsa merupakan elemen penting yang harus kita jaga. Baiknya generasi muda pada suatu negara memberikan jaminan bagi baiknya masa depan negara tersebut. Paling tidak pemuda memiliki tiga kekuatan, yaitu kekuatan fisik, kekuatan semangat, dan kekuatan idealisme. Jika potensi besar ini mendapat pendidikan dan penyaluran yang baik dan terorganisir, maka optimisme untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju akan kembali bangkit.

Menurut Rektor, salah satu cara melemahkan suatu negara adalah dengan melemahkan generasi mudanya. Hal tersebut bisa saja melalui jaringan peredaran narkoba, bisnis pornografi, dan penyebaran ideologi-ideologi destruktif yang dapat merusak karakter bangsa, dan lainnya. “Jadi, dalam melihat berbagai permasalahan bangsa kita saat ini haruslah menggunakan sudut pandang yang lebih luas. Bahwa masalah-masalah tersebut bukan hanya semata-mata masalah yang muncul dari masyarakat kita, melainkan ada indikasi keterlibatan pihak asing yang tidak ingin bangsa Indonesia bangkit dan muncul kembali sebagai kekuatan di Asia Tenggara dan bahkan dunia,” jelasnya.

Dalam menyikapi situasi bangsa saat ini, Rektor menjelaskan paling tidak ada 3 langkah yang bisa diambil kalangan pemuda-pemudi Indonesia. Pertama, membangun kesadaran generasi muda tentang posisi, peran, dan fungsinya. Kedua, meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai provokasi dan paham-paham destruktif. Ketiga, kembali mengkaji dan menghayati kearifan lokal dalam upaya menangkal radikalisme dan berbagai masalah sosial.

Tiga langkah di atas nampak sederhana, namun perlu usaha yang keras dan konsistensi yang tinggi untuk mewujudkannya. “Tentu peran serta semua pihak, baik pemerintah, organisasi masyarakat, instansi pendidikan, dan bahkan keluarga, sangatlah diperlukan dalam upaya menciptakan generasi muda Indonesia yang berdaya saing global. Untuk itu koordinasi dan kerjasama antar elemen tersebut merupakan suatu hal yang harus dilakukan terlebih dahulu,” pungkas Rektor.

Kegiatan Pelatihan Bela Negara yang diselenggarakan oleh Kesbangpol Kota Pontianak ini diikuti oleh perwakilan dari beberapa SMA yang ada di Wilayah Kota Pontianak. Pada kegiatan tersebut, Rektor juga sempat membagikan 5 buah dorprize bagi para peserta yang dapat menjawab pertanyaan. (Luthfy)




Jalin Kerjasama, Bursa Efek Indonesia-MNC Securitas-IAIN Pontianak Resmikan Galeri Investasi Syariah

Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menjalin kerjasama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT MNC Sekuritas (MNCS). Kerjasama tentang Permasyarakatan dan Edukasi Pasar Modal Syariah resmi terjalin dalam kegiatan Kumpul Besar (Beli Saham Rame-Rame) dengan tema, “Menabung atau Investasi? Yuk Nabung Saham Aja” di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak, 2 November 2017.

Piagam kerja sama tersebut ditandatangani oleh Dr. Ichsan Iqbal, MM, Dekan FSEI IAIN Pontianak, Hosea Nicky Hogan, Gan dan Chaeruddin berlian, Direktur PT Bursa Efek Indonesia, Susy Meilina dan Dadang Suryanto, Direktur PT MNC Sekuritas. Tujuannya ialah untuk memasyarakatkan Pasar Modal Syariah dan kegiatan ilmiah secara bersama-sama dalam rangka pengembangan Pasar Modal Syariah Indonesia di lingkungan masyarakat pada umumnya dan komunitas perguruan tinggi pada khususnya, dalam hal ini IAIN Pontianak.

Setelah penandatanganan piagam kerjasama, para pihak beserta rombongan menuju ke Galeri Investasi Syariah BEI FSEI IAIN Pontianak yang terletak di Lantai II Gedung Tower B. Adapun seremoni peresmian ditandai dengan pengguntingan pita Galeri Investasi yang dilakukan oleh Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag., Rektor IAIN Pontianak, Dr. Ichsan Iqbal, MM, Dekan FSEI IAIN Pontianak, dan Afen Tjhong, Head of Equity Retail PT. MNC Sekuritas, yang disambut tepuk tangan dengan meriah oleh mahasiswa FSEI IAIN Pontianak.

Afen Tjhong, Head of Equity Retail PT. MNC Sekuritas mengatakan, “Kemaren kita sudah meresmikan Galeri Investasi Syariah BEI IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Hari ini, kita meresmikan Galeri Investasi Syariah BEI IAIN Pontianak yang merupakan Galeri Investasi ke-61 MNC Sekuritas sekaligus Ponit of Sales MNC Sekuritas ke-99. Akhir tahun ini, kita targetkan 100 point of sales di Indonesia,” jelasnya. “Tujuannya ialah supaya masyarakat kita terutama yang muslim untuk mulai berinvestasi di pasar modal syariah,” pungkasnya.

Penandatanganan Piagam kerjasama dan peresmian Galeri Investasi Syariah BEI IAIN Pontianak ke-61 ini disaksikan oleh Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Barat, Muhammad Rizki Purnomo, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag., Wakil Rektor I, Dr. H. Hermansyah, M.Ag., Wakil Rektor II, Dr. Syarif, S.Ag. MA, Para Dekan, para tamu undangan, dosen dan mahasiswa di lingkungan IAIN Pontianak. (Luthfy)




4 Mahasiswa IAIN Pontianak Presentasikan Paper di Malaysia

Empat mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mempresentasikan paper mereka pada kegiatan Kolokium Penyelidikan di Institut Pendidikan Guru Kampus (IPGK) Batu Lintang, Kuching, Serawak, Malaysia, 26 Oktober 2017. Empat mahasiswa tersebut terdiri dari tiga mahasiswa dari FUAD dan satu mahasiswa FTIK IAIN Pontianak.

Kegiatan Kolokium Penyelidikan Batu Lintang 2017 yang bertemakan “Pendidikan Berkualiti Melalui Penyelidikan” merupakan wadah khusus bagi para pendidik untuk meningkatkan kompetensi pengajaran dan pembelajaran. Kolokium ini juga menjadi wadah penting bagi para pendidik untuk menyebarluaskan penemuan dan pengalaman di bidangnya mereka masing-masing melalui penelitian. Oleh karena itu, IPGK Batu Lintang menghimpun dan menyeleksi beberapa karya ilmiah yang kemudian dipresentasikan dalam kegiatan internasional tersebut.

Ada 113 karya ilmiah yang telah terseleksi dan dipresentasikan dalam kegiatan tersebut. Dari 113 karya ilmiah tersebut, ada 4 yang dari mahasiswa IAIN Pontianak. Sekar Dewi Eka Apriliani mengusung judul “The Planting of Religious Values for Students in Ma’had Al-Jami’ah IAIN Pontianak“; Syarifah Sajila Apjan mengangkat judul “Pentingnya Peran Guru dalam Menerapkan Pendidikan Karakter terhadap Pelajar di Bilik Darjah“; Zakaria Efendi  menulis tentang “Education Values in Islamic Broadcasting in The “Badau” Indonesia-Malaysia Border Territory“, dan Ahmad Ghozali  dengan judul “Ihyau At-Tarbiah Al-Islamiah Sofia to Teach Early Reading Among Preschoolers“. Semua karya ilmiah tersebut dimuat dalam buku, Kolokium Penyelidikan IPGK Batu Lintang 2017.

Ketika ditanya tentang kesan setelah mempresentasikan karya ilmiahnya di kancah internasional, Sekar Dewi Eka Apriliani mengatakan, “Saya merasa bangga telah mempersentasi karya ilmiah di Serawak. Karena, dari sekian banyak mahasiswi di IAIN Pontianak, saya menjadi salah satu dari empat mahasiswa yang lolos seleksi Kolokium di IPG Batu lintang,” ungkap mahasiswi FUAD ini. “Saya sangat antusias dengan tanggapan dan sikap dosen serta peserta di Serawak. Mereka sangat menghargai dan welcome atas mahasiswi yang turut hadir mengikuti ajang Kolokium IPG Batu Lintang dengan bersikap ramah, menghargai dan memberi masukan kepada saya dan teman-teman selaku peserta dari IAIN Pontianak,” paparnya.

Menurut Zakaria Efendi, “Semoga dari pengalaman kami dapat memperesentasikan hasil karya tulis ilmiah di kancah internasional dan dipublikasikan dalam Kolokium Penyelidikan IPGK Batu Lintang 2017 dapat memotivasi kawan-kawan mahasiswa IAIN Pontianak agar menyenangi tulis menulis,” tambahnya melengkapi pernyataan Sekar Dewi Eka Apriliani.

Pada kesempatan itu pula, IAIN Pontianak menjalin kerja sama dengan ITE Batu Lintang Campus Alumni yang tertuang dalam Surat Kesepahaman Minat Kerjasama (Letter of Intent). Letter of Intent (LOI) tersebut ditandatangani oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Zaenuddin, S.Ag., MA., MA. dan Dr. Hj. Rosana bin Bolhassan, Chairman ITE Batu Lintang Campus Alumni, Kuching, Sarawak. (Luthfy).