Yudisium Angkatan ke-7 FUAD IAIN Pontianak

Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak gelar Yudisium Lulusan Program Sarjana Angkatan Ke-7 di Gedung Teater IAIN Pontianak, 09 Oktober 2017. Kegiatan yudisium tersebut merupakan sebuah rangkaian formal untuk melepas mahasiswa yang telah selesai mengikuti kegiatan akademik di FUAD IAIN Pontianak.

Kegiatan yudisium kali ini ialah kegiatan yudisium ke-7 FUAD sejak berubah nama dari STAIN ke IAIN. Kegiatan yudisium ini diikuti 24 mahasiswa yang terdiri dari 8 mahasiswa dari Jurusan Kumunikasi Penyiaran Islam, 8 mahasiswa dari Jurusan Bimbingan Konseling Islam, 5 mahasiswa dari Jurusan Manajemen Dakwah, dan 3 mahasiswa dari Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Dekan FUAD IAIN Pontianak, Dr. Samsul Hidayat, S.Ag, MA. dalam sambutannya melaporkan bahwa untuk pertama kali dalam kegiatan yudisium, FUAD akan mengumumkan skripsi-skripsi terbaik mahasiswa di setiap jurusan yang mereka hasilkan dengan dengan tidak mudah. “Karena skripsi-skripsi tidak didapatkan dengan mudah, maka pihak Fakultas dengan serius akan memberikan penghargaan terhadap jerih payah tersebut,” papar Dekan.

Selanjutnya, Dekan merasa bangga dan bahagia kepada para mahasiswa yang besok akan diwisuda. “Tetap semangat, tetap berjuang. Lihat ke bawah dan sekaligus lihat juga di atas. Boleh berbangga dan merasa bersyukur dengan apa yang telah kalian capai pada hari ini. Tetapi tetap tanamkan semangat untuk terus berkarya dan mengembangkan diri, sehingga apa yang kalian dapat di dunia akademik ini bisa kalian implementasikan di masyarakat,” pesan Dekan.

Selanjutnya, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada para orang tua atau wali yang menitipkan anaknya menempuh studi di IAIN Pontianak. “Saya berterima kasih kepada para orang tua atau wali yang telah mempercayakan kepada kami untuk untuk mendidik anak-anak bapak dan ibu. Mudah-mudahan para lulusan FUAD dapat menjadi contoh dan suri tauladan bagi masyarakat sekitar di manapun kalian berada,” harap Rektor.




Yudisium Ke-XXXV FTIK IAIN Pontianak

Sabtu, 07 Oktober 2017, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak melaksanakan Yudisium ke-XXXV. Kali ini, FTIK mengeluarkan sebanyak 172 orang Mahasiswa dengan perincian, Jurusan PAI Reguler A sebanyak 128 orang, PAI Reguler B sebanyak 31 orang dan Jurusan PBA 12 orang. Di antara para wisudawan tersebut ada yang memperoleh predikat terbaik, tercepat dan termuda.

Pihak Fakultas memberikan apresiasi kepada para mahasiswa yang kreatif dalam menghasilkan karya tulis, Siti Mery dengan judul buku “Nilai-nilai Pendidikan Islam pada Upacara Kematian Masyarakat Melayu Desa Raja Kabupaten Landak” dan “Tahfidz Quran 10 Juz” oleh Ahmad Fauzi Muliji mahasiswa Jurusan PAI. Di samping itu, diberikan juga penghargaan kepada dosen yang dipercaya untuk menyampaikan Orasi Ilmiah, yaitu Drs. H. Ma’ruf, M.Ag.

Dalam sambutanya, Dekan FTIK IAIN Pontianak, Dr Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd., ada beberapa hal yang disampaikannya kepada para mahasiswa yang yudisium. Pertama, pada masa sekarang, tantangan kehidupan jauh lebih komplek. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan sosial dan budaya sangat cepat. Perkembangan ini tentu saja berdampak terhadap dinamika kehidupan masyarakat dan juga lembaga pendidikan.  Lembaga pendidikan harus mencermati arah perkembangan tersebut dengan melakukan perbaikan di semua aspek.  Jika tidak, maka lembaga pendidikan akan ditinggalkan oleh masyarakatnya. IAIN Pontianak, khususnya FTIK terus menerus memperbaiki kualitas penyelenggaraan pendidikan di FTIK, dalam rangka memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.

Kedua, tantangan berikutnya yang memprihatinkan adalah imprealisme baru melalui apa yang disebut proxy war (serangan narkoba) dalam jumlah yang fantastik, ancaman ideologis yang bertentangan dengan Ideologi Pancasila dan berbagai patologi sosial yang menyerang generasi muda.  Ini semua harus menjadi perhatian khusus, terutama bagi IAIN Pontianak (dan khususnya FTIK) terutama dalam pengembangan pendidikan agama Islam bagi generasi muda Islam.

Ketiga, bagi para calon wisudawan, apa yang anda peroleh di bangku kuliah tentunya harus terus dikembangkan. Karena tantangan yang bakal dihadapi di masyarakat akan jauh lebih berat. Oleh karenanya kami berharap, agar para calon wisudawan terus menerus meningkatkan kemampuan baik pengetahuan dan ketrampilan, agar dapat mengikuti perkembangan masyarakat dan lapangan kerja.

Kemudian dalam sambutan tersebut, Dekan FTIK juga menyampaikan kepada para orang tua, bahwa secara resmi menyerahkan kembali putra putri kepada orang tua masing-masing, semoga apa yang dilakukan oleh lembaga dapat memenuhi harapan bapak-ibu orang tua yang putra-putrinya akan diyudisium, serta ucapan terima kasih atas segala kepercayaan yang telah diberikan kepada FTIK IAIN Pontianak.

Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag selaku Rektor IAIN Pontianak juga menyampaikan dalam sambutanya  bahwa, melalui pendidikan hendaknya mampu merubah paradigma seseorang, dalam artian bahwa tentu akan berbeda orang yang berpendidikan dengan orang yang tidak berpendidikan dalam melihat dan menyikapi dan persoalan-persoalan yang dihadapi.

Orang yang berpendidikan juga dapat dilihat dari cara bersikap dan berprilaku dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini karena dalam dunia akademik mereka telah terbiasa menghadapi berbagai macama persoalan dan melakukan pemecahan terhadap permasalahan tersebut dengan berbagai pendekatan, metode serta analisa dari berbagai persfektif dan didasari berbagai teori-teori yang mereka pelajari dari Perguruan Tinggi.

Oleh sebab itu, Raktor yang telah mengabdikan dirinya di Kampus IAIN Pontianak puluhan tahun silam ini juga mengharapkan kepada mahasiswa yang akan melaksanakan prosesi yudisium ini, agar  dapat memberikan peran dan kiprahnya dalam masyarakat. Apalagi mengingat Sarjana Pendidikan sebagai gelar akademik dari lulusan FTIK IAIN Pontinak ini adalah “Plus” dalam mengamalkan dan mengajarkan nilai-nilai yang terdapat dalam ajaran agama.




Pisah Sambut Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak

Senin, 2 Oktober 2017, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar kegiatan Pisah Sambut Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak dari Pejabat Lama Drs. H. Abdullah kepada Pejabat Baru Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si., di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak.

Dalam sambutan pesan kesan, Drs. H. Abdullah menyampaikan. “Awalnya saya beranggapan merasa berat melaksanakan tugas Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, karena saya harus mempelajari terlebih dahulu pekerjaan yang menurut saya baru. Akan tetapi setelah hadir di sini, saya merasa bersyukur. Ada suatu nilai yang harus saya syukuri sebagai pembelajaran hidup dalam memegang amanah ini.”

Saya juga mohon maaf apabila terdapat kesalahan-kesalahan selama kurang lebih 6 bulan di sini. Saya merasa berkesan dan mempunyai saudara-saudara baru di sini. Saya berharap tali ikatan silaturrahmi kita tetap berlanjut, walaupun saya tidak ada di sini lagi. Saya sangat bangga dengan IAIN Pontianak, mudah-mudahan ke depan menjadi lebih baik,” ujarnya.

Selanjutnya Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si dalam sambutannya bercerita tentang pemikirannya setelah menerima undangan serah terima Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak.  “Saya mengatakan amin,” paparnya. Kemudian Kabiro menjelaskan secara rinci maksud kepanjangan kata“AMIN” tersebut dengan perspektifnya. “A adalah Apresiasi tinggi saya kepada IAIN Pontianak. Karena kampus ini almamater saya. M ialah menjalani takdir. I ialah ingin berkiprah. N ialah numpang hidup.”

Kita bisa bekerja sama, menghilangkan sekat-sekat. Silahkan ada sekat, tapi jangan ada kita berpikir sektoralitas, tetapi kita berpikir bagaimana IAIN Pontianak harus mampu mewarnai Kalimantan Barat. IAIN Pontianak harus dapat menjadi penyeimbang, ladang dakwah, corong Islam yang terkuat di Kalimantan Barat. Itulah IAIN Pontianak,” ujar mantan Kakanwil Kemenag Provinsi Kalbar ini bersemangat.

Sebelum kegiatan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Jabatan Kepala Biro AUAK, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag mengucapkan selamat jalan kepada Drs. H. Abdullah yang sore ini akan pulang ke Jakarta. Rektor juga berterima kasih kepada Drs. H. Abdullah atas jasa-jasa dan pengabdian yang telah beliau berikan selama menjadi Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak.

Rektor juga mengucapkan selamat datang kepada Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak yang baru, Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si., ke kampus tercinta ini. “Saya mengucapkan selamat datang kepada Bapak Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak yang baru ke kampus tercinta ini,” ucap Rektor. Rektor kemudian menjelaskan bahwa banyak perubahan-perubahan yang telah diupayakan IAIN Pontianak untuk menjadi kampus yang lebih baik.

Rektor mengatakan bahwa IAIN Pontianak ingin ada lahan dan kampus baru demi mewujudkan cita-citanya menjadi UIN. “Dengan pengalaman yang dimiliki oleh Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak yang baru, mudah-mudahan dapat membantu mewujudkan cita-cita IAIN Pontianak menjadi UIN,” harap Rektor. “Mudah-mudahan kita selalu kompak demi mewujudkan IAIN Pontianak menjadi lebih baik lagi,” tambahnya.




Warek III Lauching 21 Buku Karya Club Menulis IAIN Pontianak

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Zaenuddin, S.Ag., MA., MA., melaunching 21 buku karya Club Menulis Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak di Aula Lantai IV Gedung Rektorat, 29 September 2017. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang secara konsisten diadakan oleh Club Menulis IAIN Pontianak sejak didirikan pertama kalinya pada tahun 2010. Untuk diketahui Club Menulis IAIN Pontianak telah melaunching lebih dari 150 buku yang berisi kearifan lokal, baik berupa bunga rampai maupun individu. Kontennya beragam, mulai dari sastra, catatan perjalanan, kisah hidup, sosial-budaya dan pendidikan.

Sebelum melaunching buku secara resmi, Warek III mengucapkan selamat datang kepada rombongan dari STKIP Persada Khatulistiwa Sintang yang dipimpin oleh Dr. Herpanus, MA. “Dengan dilaunchingnya 21 buku karya dari Club Menulis dalam rangka menyambut kunjungan dari rombongan dari STKIP Persada Khatulistiwa Sintang membuktikan bahwa Club Menulis IAIN Pontianak semakin eksis,” tegasnya.

Menurut Warek III, “Club Menulis IAIN Pontianak adalah “The Best Club” di antara beberapa club yang ada di IAIN Pontianak. Hal ini tidak terlepas dari peran serta dari semuanya, baik dari pembinannya, kepala sekolah dan semua anggota club menulis tanpa terkecuali,” paparnya. “Dari lembaga sangat mengapresiasi dan berusaha memberikan dukungan sepenuhnya kepada Club Menulis IAIN Pontianak, semoga semakin eksis kedepannya,” harapnya.

Sementara itu, Pembimbing Club Menulis IAIN Pontianak, Dr. Yusriadi, MA. melaporkan bahwa “Sebulan yang lalu, Club Menulis sudah melaunching buku di sebuah acara pernikahan Ketua Club Menulis IAIN Pontianak. Buku tersebut berisi tentang ksiah Ketua Club Menulis IAIN Pontianak dan launching buku tersebut menjadi rekor dan dinilai unik dari masyarakat,” jelasnya.

Pada hari ini kita akan melaunching 21 buku karya Club Menulis, sebagian besarnya ditulis sendiri dan ada juga kumpulan tulisan dari Anggota Club Menulis IAIN Pontianak. Buku-buku tersebut dibuat sendiri, didesign sendiri dan dicetak sendiri. Bahkan ada satu buku yang kebalik antara cover depan dengan cover belakang. Ini merupakan sebuah proses untuk menjadi penulis yang baik ke depannya,” ujar Dosen FUAD IAIN Pontianak.

Selain melaunching buku, juga dirangkaikan dengan kegiatan dialog literasi. Kegiatan ini dihadiri oleh Herpanus, MA., Direktur LBBK Sintang; Tanto Kusworo dari Bagian Kependudukan BKKBN Provinsi Kalbar; Beni Sulistyo, Ketua Panitia Kalbar Book Fair 2017, dan Dr. Hesty Nurrahmi, S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan BKI FUAD IAIN. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh 15 mahasiswa STKIP Persada Khatulistiwa Sintang dan sivitas akademika IAIN Pontianak. (Luthfy)




Rektor IAIN Pontianak Sambut Positif Kunjungan Rektor UiTM Malaysia

Sabtu, 23 September 2017 jelang zuhur hingga ba’da ashar, Rektor IAIN Pontianak, Dr. Hamka Siregar, M.Ag, didampingi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Zaenuddin, MA., MA., menerima kunjungan kehormatan Rektor UiTM Sarawak, Prof. Dato. Dr. Jamil Hamali dan Rektor UiTM Sabah, Prof. Dato. Dr. Abdul Kadir Rosline beserta rombongan sejumlah 15 orang.

Maksud dari kunjungan tersebut ialah untuk silaturahim dan lawatan muhibah persiapan kerjasama dalam bidang akademik dan riset. Di samping itu, diperbincangkan juga tentang persiapan IAIN Pontianak menjadi tuan rumah Konferensi Antarbangsa Islam Borneo (KAIB) ke XI tahun 2018. KAIB ke X tahun 2017 akan dilaksanakan di Universitas Mulawarman, Samarinda pada 24-27 September 2017.

Aspari Ismail, S.Pd.I., Kasubbag Tata Usaha, Humas dan Rumah Tangga IAIN Pontianak mengungkapkan, “Rektor IAIN Pontianak menyambut positif kunjungan tersebut. Suatu kehormatan bagi kami atas kunjungan tersebut. Hal itu senafas dengan visi IAIN Pontianak “Ulung dan Terbuka dalam Kajian dan Riset Keilmuan, Keislaman serta Kebudayaan Borneo”.




Dewan Penasehat Bumdesindo: Prioritaskan Penggunaan Dana Desa Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Dewan Mahasiswa (DEMA) IAIN Pontianak menggelar Seminar Nasional Pengelolaan dan Pengawasan Dana Desa di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 18 September 2017. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. yang dihadiri oleh ratusan sivitas akademika IAIN Pontianak dan tamu undangan yang terdiri dari Kepala Desa dan Pendamping Desa.

Narasumber utama dalam kegiatan ini ialah H. Sukiman, S.Pd., MM., Anggota Banggar DPR RI/Komisi XI DPR RI yang digantikan oleh staf ahlinya yang juga sebagai Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Badan Usaha Milik Desa Se-Indonesia (Bumdesindo), Dr. Ahmad Yani, SE., M.Si. Sebelum menjelaskan lebih jauh, Ahmad Yani menjelaskan tujuan dari dana desa tersebut. Menurutnya, dana desa adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pembangunan desa melalui peningkatan pelayanan publik di desa, memajukan perekonomian desa, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa, memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan.

Ada 2 bidang prioritas penggunaan dana desa pada tahun 2016 berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI Nomor 21 Tahun 2015, yaitu bidang pembangunan dan bidang pemberdayaan. “Faktanya di lapangan, dana desa tersebut lebih banyak dipergunakan oleh pemerintah desa pada bidang pembangunan fisik dari pada bidang pemberdayaan masyarakat, seperti pembangunan jalan desa, jalan lingkungan dan lain-lain. Sehingga besar stimulus dana desa tersebut kurang berdampak signifikan kepada perekonomian masyarakat. Seharusnya bidang pemberdayaan masyarakat yang seharusnya menjadi fokus dari pemerintah desa,” jelas Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura dini.

Untuk itu, diperlukan adanya monitoring dan evaluasi dampak pemanfaatan dana desa terhadap perekonomian masyarakat desa agar diperoleh gambaran yang lebih pasti tentang efektifitas penggunaan dana desa dalam rangka membangun perekonomian masyarakat desa. Baginya, kesalahan yang fundamental dan kultural dalam pemanfaatan dana seolah-olah pembangunan itu hanya pembangunan fisik dapat diminimalisisr. “Hal ini harus menjadi kesadaran kita bersama agar mau merobah pola piker pembangunan yang lebih konprehensif bagi seluruh aspek kehidupan masyarakat,” ajaknya.

Ahmad Yani menggambarkan bahwa anggaran dana desa pada tahun 2015 sebesar Rp. 20,7 trilyun naik menjadi 46.9 trilyun tahun 2016 dan 60 trilyun pada tahun 2017. Pada tahun 2015, jumlah desa di Kalimantan Barat berjumlah 1.908 desa dari sekitar 73.000 jumlah desa se-Indonesia. Jumlah rata-rata dana per desa sebesar Rp. 769.938.000. “Dengan mendapatkan dana desa tersebut, diharapkan desa-desa di Kalbar dapat mulai berkembang lebih baik lagi,” harapnya.

Seminar Nasional ini juga menghadirkan H. Muda Mahendrawan, S.H., mantan Bupati Kubu Raya dan Rasiam, MA., Dosen  IAIN Pontianak sebagai narasumber. Ketiga narasumber tersebut menyampaikan perspektif yang berbeda yang membuat para peserta turut aktif dalam kegiatan tersebut.




Suci, Mahasiswa IAIN Pontianak Juara 1 Putri Duta Genre Kalbar 2017

Mahasiswa Institut Agama lslam Negeri (IAIN) Pontianak kembali mengharumkan nama kampusnya. Pada even bergengsi yang digelar BKKBN melalui Duta Genre (Generasi Berencana), mahasiswa IAIN Pontianak atas nama Suci Nurul Baiti terpilih sebagai juara 1 Putri Duta Genre Jalur Masyarakat Kalbar 2017.

Suci Nurul Baiti, yang akrab disapa Suci merupakan anak kedua dari pasangan bapak Suparmin, S.Pd dan ibu Hajilah. Saat ini Suci tercatat sebagai mahasiswi semester V, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Atas prestasi itu, Sekretaris Kabinet di organisasi Dewan Mahasiswa (Dema) IAIN Pontianak yang sering menulis di blognya itu bakal mewakili Kalbar untuk Pemilihan Duta Genre Indonesia pada Oktober mendatang.

Pengumuman tersebut disampaikan pada malam grand final Duta Genre Kalbar Jalur Pendidikan dan Jalur Masyarakat Propinsi Kalbar 2017 di Khatulistiwa Ballroom Hotel Transera Pontianak pada Sabtu, 16 September 2017 pukul 23.30 WIB.

Diwawancarai usai acara, Ibu Halijah- orangtua Suci mengatakan: “Kami bersyukur atas prestasi yang dicapai Suci pada malam ini. Prestasi ini merupakan kado terindah tepat di hari ulang tahunnya yang ke 21 tahun. Suci sejak kecil memang memiliki banyak talenta. Punya kemauan yang tinggi dan pantang menyerah. Ia anak yang rajin beribadah dan patuh pada kedua orangtua. Tentu keberhasilan yang diraih berkat usaha dia dan bantuan semua pihak yang telah memberikan dukungan. Karena itu, kami mesti berterima kasih dan mohon doa masyarakat Kalbar dan keluarga besar kampus IAIN Pontianak untuk di tingkat nasional nanti. Mudah-mudahan Suci bisa mengharumkan nama Kalbar,” katanya bangga dan penuh harap.

Ruangan Khatulistiwa Ballroom Hotel Aston malam Ahad begitu semarak. Ratusan penonton penuh sesak menghadiri acara Grand Final Duta Genre Kalbar 2017. Sebelum pengumuman itu, 54 peserta dari Kabupaten/kota se Kalbar diminta untuk menjawab pertanyaan dan mengkampanyekan generasi berencana di hadapan dewan juri dan penonton. Kegiatan yang dimulai pukul 19.30 itu berakhir pada 23.30 usai pembacaan pengumuman dan pembagian hadiah kepada para pemenang yang diserahkan oleh pejabat BKKBN Kalbar.




Perpustakaan IAIN Pontianak Gelar Orientasi Pemustaka

Sabtu, 16 September 2017 Perpustakaan Institut Agama lslam Negeri (IAIN) Pontianak Pontianak menggelar kegiatan Orientasi Pemustaka.

Ketua Panitia kegiatan Orientasi Pemustaka, Tarmizi dalam laporannya mengatakan kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa baru IAIN Pontianak sejumlah 1.400an orang. Demi memberikan rasa nyaman kepada peserta, kegiatan dilakukan di gedung Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud dan Gedung Sport Center. Tema yang kami usung pada kegiatan ini adalah “Pemberdayaan Perpustakaan sebagai Pusat Informasi dan Sumber Belajar dalam Mewujudkan Masyarakat Gemar Membaca”. “Adapun pembiayaan kegiatan ini dibebankan pada anggaran DIPA IAIN Pontianak tahun 2017,” katanya.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag sebelum membuka acara ini secara resmi memberikan arahan. “Di zaman yang canggih ini kita diakrabkan dengan kemajuan teknologi. Media sosial membuat komunikasi menjadi mudah. Tetapi kelemahannya adalah kita tidak terbiasa menulis perasaan atau gagasan melalui surat. Karena di media sosial komunikasi dengan bahasa yang singkat,” katanya.

Rektor bercerita, “Ketika saya remaja dulu menulis surat menjadi sesuatu yang menyenangkan. Saat masih kuliahpun masih sering berkirim surat dengan orangtua. Kebiasaan menulis surat tersebut membuat saya menjadi terlatih dalam menulis dan menuangkan gagasan. Belakang hari, justru kebiasaan menulis itu membantu memudahkan saya cepat dalam penyelesaian penulisan makalah/karya tulis lainnya: skripsi, tesis dan disertasi. Mulai sekarang, latihlah kebiasaan menulis di media sosial dengan tulisan yang panjang dan menginspirasi,” katanya.

Rektor Hamka mengajak kepada mahasiswa untuk melatih diri membaca kitab “di dalam dada.” “Rajin-rajinlah membaca dan sering-sering berkunjung membaca di Perpustakaan. Saat ini IAIN Pontianak sudah memiliki ribuan koleksi buku. Jadikan perpustakaan sebagai jantungnya ilmu,” nasihat Rektor Hamka menutup arahannya.

Tampak hadir dalam kegiatan itu Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Pontianak, Dr. Hermansyah, M.Ag dan beberapa narasumber orientasi pemustaka, diantaranya Dr. Yusriadi.




LP2M IAIN Pontianak Gelar Workshop Penyusunan Proposal Penelitian Kompetitif

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Institut Agama lslam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar kegiatan Workshop Penyusunan Proposal Penelitian Kompetitif di Restoran Beringin Pontianak, 15 September 2017. Kegiatan ini mengusung tema, “Meningkatkan Kualitas Proposal Penelitian Berdaya Saing Nasional.”

Adapun keynote speaker dalam kegiatan ini dari Reviewer Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Jakarta, Dr. Phil. Suratno, MA. yang menyampaikan materi tentang “Teknik Pembuatan Proposal Penelitian Kompetitif Tingkat Nasional.” Narasumber selanjutnya, Dr. Zaenuddin, MA., menyampaikan materi tentang “Preparing Research Articles for Internasional Jurnal” dan Dr. Ali Hasymi, M.Si. menyampaikan materi tentang “Metodologi Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed dalam Penelitian.”

Menurut Ketua Panitia Workshop Penyusunan Proposal Penelitian Kompetitif, Dr. Imron Muttaqin, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para dosen di lingkungan IAIN Pontianak dalam menyusun proposal agar semakin kompetitif pada tahun-tahun yang akan datang. “Dengan semakin meningkatnya kemampuan para dosen untuk membuat proposal penelitian, membuat nama dosen tersebut dan nama baik IAIN Pontianak akan dikenal di tingkat nasional,” paparnya. “Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini, semakin banyak proposal para dosen kita dapat berkompetitif dan diterima, baik di tingkat nasional maupaun internasional,” harapnya.

Sebelum membuka acara secara resmi, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. memberikan sambutan dan arahan pada kegiatan tersebut. Menurut Rektor, kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting, karena merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, selain pendidikan dan pengabdian pada masyarakat.

Silahkan para bapak dan ibu dosen manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Selain para bapak dan ibu dapat membuat proposal kompetitif untuk diajukan di skala nasional, bapak dan ibu dapat menghasilkan income tambahan dari proposal penelitian tersebut. Mudah-mudahan dengan adanya narasumber ini, dapat menambah pengetahuan kita dalam membuat proposal yang kompetitif,” papar Rektor.

Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, mulai 15 s/d 16 September 2017, dan diikuti dengan antusias oleh puluhan dosen dari semua fakultas di lingkungan IAIN Pontianak dan Pascasarjana IAIN Pontianak.




Gelar Studium General, FTIK IAIN Pontianak Siap Hadapi MEA

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama lslam Negeri (IAIN) kembali menggelar Studium General. Kegiatan rutin tahunan ini mengusung tema “Pendidikan Islam dalam Menghadapi MEA.” Kegiatan tersebut mulai pukul 08.00 WIB s/d selesai di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak, 11 September 2017.

Menurut Ketua Panitia Studium General, Muhammad Tisna Nugraha, tujuan digelarnya Studium General ini ialah untuk menyiapkan sumber daya manusia di lingkungan FTIK IAIN Pontianak dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) melalui pengelolaan kelembagaan Pendidikan Islam secara professional dan akuntabel. “Materi yang dibahas pada kegiatan hari ini sangat luas, baik dikaji dalam perspektif filosofis dan praktis terkait pendidikan Islam dalam menghadapi MEA, termasuk di dalamnya yang berkaitan dengan peluang dan tantangan alumni pendidikan Islam menghadapi MEA, jelasnya. “Dengan digelarnya Studium General ini, FTIK IAIN Pontianak siap hadapi MEA,” tegasnya.

Adapun Keynote Speaker yang dihadirkan dalam kegiatan ini ialah Prof. Dr. Machasin, MA.,  Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Menurut Machasin, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam hendaknya harus siap menghadapi MEA. Jika tidak, maka umat Islam akan terisolir dan ketinggalan zaman. Pendidikan yang diselenggarakan juga hendaknya selalu disandarkan pada falsafah yang dianut oleh Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila dan UUD 1945, karena setiap masyarakat mempunyai falsafah dan pandangan hidup bangsa. Pendidikan ini akan memberikan arah kemana pendidikan akan menuju dan bagaimana cara memindahkan nilai-nilai tersebut dalam lingkup Internasional.

Oleh karena itu, respon tentang apa yang terjadi dan apa yang harus dipersiapkan oleh lembaga pendidikan Islam sangatlah penting dalam menghadapi MEA. Selain itu, saat ini pendidikan Islam tidak lagi hanya sebatas konsep-konsep teoritis, melainkan juga memasuki tataran praktis dari pondasi nilai-nilai dan arah tujuan kehidupan yang mempu mengawinkan antara ilmu dan pengetahuan dan teknologi berlandaskan al-Qur’an dan Sunnah,” paparnya Machasin yang pernah menjabat sebagai Dirjen Bimas Islam Kemenag RI.

Kegiatan ini dihadiri dan dibuka oleh Rektor yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Pontianak, Dr. H. Hermansyah, M.Ag. Turut hadir pula dalam kegiatan tersebut Dekan FTIK IAIN Pontianak, Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd. untuk memberikan kata sambutan. Tampak ratusan mahasiswa dan dosen lingkungan FTIK IAIN Pontianak antusias mengikuti kegiatan tersebut.