DEMA IAIN Pontianak Gelar Seminar Hari Lahirnya Pancasila

Menyongsong Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Dewan Mahasiswa (DEMA) IAIN Pontianak menggelar Seminar dengan mengusung tema, “Mengulas Sejarah Lahirnya Pancasila.” Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Lantai IV Gedung Rektorat IAIN Pontianak, Rabu, 24 Mei 2017.

Dalam kegiatan seminar tersebut, DEMA IAIN Pontianak mengundang Ahirul Habib Fadillah, Aktivis sekaligus alumni dari Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung. Dalam kesempatan tersebut, Ahirul menjelaskan bahwa Pancasila sudah final sebagai dasar Negara Indonesia dan jangan ada yang mempermasalahkan lagi. “Pancasila itu sudah final dan jangan diganggu-ganggu lagi,” ungkapnya. “Indonesia ini adalah negara yang penduduknya paling majemuk. Itu ditandai dengan beragamnya suku, agama dan budaya yang ada di Indonesia,” tambahnya.

Menurut Albadrun, Koordinator Penyelenggara Seminar Hari Lahirnya Pancasila, mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan pada Pancasila dan mengingatkan kepada sesama tentang pentingnya Pancasila. “Pancasila itu penting, makanya kita perlu memperingati dan menghormati hari lahirnya Pancasila. Salah satu caranya ialah dengan mengadakan kegiatan seminar seperti ini,” jelasnya.

Sementara itu, Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Bhinneka Tunggal Ika itu merupakan kalimat sakti yang meneguhkan kita mesti menyadari bahwa meskipun kita berbeda-beda, tetapi tetap satu. Perbedaan itu benar adanya dan memang sudah harus seperti itu. Jadi, jangan lagi kita mengelompokkan diri seakan kita saja yang paling benar, itu tidak boleh. Seharusnya kita membuka diri dan juga mampu berkomunikasi dengan semua pihak untuk kemajuan bangsa Indonesia yang tercinta ini,” paparnya. “Kami berharap kegiatan ini dapat meneguhkan semangat Pancasila dan Kebhinekaan mahasiswa IAIN Pontianak,” harapnya.




FUAD IAIN Pontianak Gandeng Pimpinan Muhammadiyah Kalbar Inisiasi Pengajian Akbar dan Dialog Ramadhan

Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak bekerjasama dengan Pimpinan Muhammadiyah Kalimantan Barat mengadakan kegiatan Pengajian Akbar dan Dialog Ramadhan di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak, 23 Mei 2017, dengan tema, “Targhib al-Rahman fi Shiyami Ramadhan (Tebar Kasih Sayang di Bulan Suci Ramadhan).” Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan FUAD IAIN Pontianak yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila dan menyambut kedatangan Bulan Suci Ramadhan 1438 H.

Ada beberapa argument yang disampaikan oleh Dr. Samsul Hidayat, S.Ag., MA., Dekan FUAD IAIN Pontianak, dalam menginisiasi dan mempelopori kegiatan ini. “Pertama, rumusan dan konten dari Pancasila sangat berhubungan dengan peran beberapa organisasi keagamaan, terutama peran dari tokoh dari Muhammadiyah, seperti Abdul Kahar Muzakkar dan Kasman Singodimejo. Oleh karena itu, kegiatan ini menggandeng Pimpinan dari Muhammadiyah Kalimantan Barat. Kedua, amanah dari Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo dari surat ederannya yang mengajak seluruh instansi dapat menyemarakkan hari lahir Pancasila 1 Juni dalam beberapa kegiatan, salah satunya ialah dengan kegiatan Pengajian Akbar dan Dialog Ramadhan,” papar Dekan.

Ada dua keynote speaker yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut. Pertama, Dr. H. Hamka Siregar, Rektor IAIN Pontianak yang lebih menyoroti aspek pengkajian diri (muhasabah) dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan. Kedua, Dr. H. Pabali Musa, M.Ag, Ketua Pimpinan Muhammadiyah Kalimantan Barat yang menyoroti aspek-aspek dari luar, yaitu pemberdayaan diri ke luar melalui budi pekerti atau akhlak yang baik untuk membangun sebuah bangsa. Perilaku-perilaku untuk membangun bangsa tersebut diajarkan dalam berpuasa.

Kedua narasumber tersebut melihat pentingnya kita menyiapkan diri untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan, baik dari aspek dalam maupun dari aspek luar. Materi-materi yang disampaikan kedua narasumber tersebut disambut sangat antusis oleh para peserta. Hal ini terlihat dari 500 kursi yang disediakan oleh panitia tidak cukup menampung para peserta yang hadir sekitar 800 peserta yang terdiri dari sivitas akademika IAIN Pontianak dan beberapa warga dari Muhammadiyah, meliputi Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah, Akbid Aisyiyah Muhammadiyah, Universitas Muhammadiyah Pontianak, SMA Muhammadiyah I, dan dari kepengurusan Muhammadiyah Kalimantan Barat.

Dekan berharap agar Ramadhan dari tahun ke tahun dapat dimaknai dan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang dapat menciptakan dan meningkatkan perubahan untuk diri kita dan masyarakat. Selain itu, Dekan juga berharap kegiatan ini dapat didukung sepenuhnya oleh Institusi setiap tahun, dan dengan skala yang lebih besar kedepannya.




570 Calon Mahasiswa Baru Ikuti Seleksi UM-PTKIN di IAIN Pontianak

Pagi yang cerah pada Selasa, 23 Mei 2017. Sebanyak 570 calon mahasiswa baru mengikuti seleksi Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) Tahun 2017 di Gedung Prof. Dr. H. Saifuddin Zuhri Pascasarjana IAIN Pontianak. Dilaksanakan UM-PTKIN di IAIN Pontianak bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada seluruh calon mahasiswa baru di PTKIN untuk dapat mengikuti seleksi UM-PTKIN di seluruh Indonesia dan melakukan tes di PTKIN terdekat.

IAIN Pontianak sebagai salah satu PTKIN yang ditunjuk oleh pusat sebagai Panitia Lokal (Panlok) UM-PTKIN Tahun 2017 menyeleksi 570 peserta; 1 peserta dari IPA, 416 peserta dari IPS dan 153 peserta dari IPC yang disebar di 30 ruang. Dari 1930 kuota mahasiswa baru IAIN Pontianak, sebanyak 684 kuota yang diberikan untuk peserta yang mengikuti jalur UM-PTKIN Tahun 2017. Setelah dinyatakan lulus, para mahasiswa diharuskan untuk melakukan daftar ulang dan melengkapi semua berkas-berkas yang telah disyaratkan sebelumnya.

Tipe ujian yang dilakukan adalah Paper Based Test (PBT), yaitu ujian yang diselenggarakan secara tertulis. PBT ini terbagi menjadi 3 kelompok ujian UM-PTKIN. Kelompok pertama, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dengan materi ujian Tes Kemampuan Dasar-TKD (Tes Potensi Akademik, Bahasa, Keislaman) dan Kemampuan IPA. Kelompok kedua, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dengan materi ujian Tes Kemampuan Dasar-TKD (Tes Potensi Akademik, Bahasa, Keislaman) dan Kemampuan IPS. Kelompok ketiga, Ilmu Pengetahuan Campuran (IPC), dengan materi ujian Tes Kemampuan Dasar-TKD (Tes Potensi Akademik, Bahasa, Keislaman) dan Kemampuan Campuran (IPA dan IPS). Materi-materi ujian tersebut dikerjakan oleh para peserta selama satu hari, mulai pukul 07.30 s/d 12.15 WIB. Demikian dijelaskan oleh Suyati, S.Ag., Kabag. Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Pontianak di ruang kerjanya.

Menurut salah satu peserta seleksi UM-PTKIN ketika ditanya perasaannya setelah mengikuti ujian, Muhammad Rendra Afrizal. “Awalnya sih deg-degan, kayak seperti kembali lagi mengikuti Ujian Nasional (UN). Tapi, setelah melihat soalnya. Awalnya saja agak grogi, tapi lama-kelamaan sudah bisa menyesuaikan dan alhamdulilah selesai,” paparnya.

Peserta yang memilih jurusan pertamanya ialah Jurusan PGMI dan pilihan keduanya ialah Jurusan PAI berharap, setelah mengikuti seleksi UM-PTKIN ini dapat lulus dengan nilai yang terbaik dan memuaskan. “Harapannya ialah dapat lulus dengan nilai yang terbaik, nilai yang memuaskan, dan dapat juga berubah di sini menjadi insan yang lebih baik,” harapnya.




Rektor IAIN Pontianak: Hukum Islam Saat Ini Sangat Dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia

Senin, 22 Mei 2017, bertempat di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak, Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyyah (AS) FSEI IAIN Pontianak mengadakan Seminar Hukum Islam mengusung tema, “Menakar Hukum Keluarga Islam di Era Demokratisasi.”

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Serigar, M.Ag., memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi kegiatan seminar tersebut. Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan bahwa hukum Islam saat ini sangat dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia. Ini merupakan kesimpulan Rektor ketika menjelaskan tentang ketidakefesienan hukum kurungan (penjara) yang ada di Indonesia.

Rektor memberikan contoh tentang peristiwa 442 tahanan kabur dari Rutan Klas IIB Sialang Bungkuk, Pekanbaru kemarin (05/05/2017). ”Menurut saya, kondisi Rutan yang ada di Indonesia sudah banyak yang overload dan biaya yang dikeluarkan oleh negara dari APBN untuk menghidupi orang yang di penjara terlalu besar. Sudah kondisi penjaranya sempit dan dikurung lagi dengan beberapa orang di dalamnya. Menurut saya, ini merupakan perbuatan yang tidak manusiawi,” jelas Rektor.

Belum lagi adanya dugaan di dalam Rutan tersebut terjadi transaksi narkoba dan tindakan kriminal lainnya. Setelah masuk penjara, bukannya menjadikan orang lebih baik, malah tambah ahli dalam hal tindakan kriminal. Oleh karena itu, hukum Islam itu adalah hukum yang paling maju dan efesien. Kalau mencuri ya potong tangan, kalau membunuh ya dibunuh. Bagi saya, hukum Islam saat ini sangat dibutuhkan dan sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia,” papar Rektor.

Ada dua narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan Seminar Hukum Islam ini. Pertama, Prof. Dr. Amin Suma, S.H., M.H., membahas tentang hukum keluarga Islam dari sisi internalnya. Sedangkan nara sumber kedua, yaitu Drs. Panusunan Harahap, S.H., M.H., membahas tentang hukum keluarga Islam dari sisi internalnya. Kedua narasumber tersebut sama-sama memberikan gambaran tentang hukum keluarga Islam di Era Demokratisasi. Ratusan peserta menyimak penjelasan kedua narasumber dengan antusias. (luthfy)




Sosialisasi & Pendampingan Penyusunan Dokumen PPRG IAIN Pontianak

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mengadakan sosialisasi dan pendampingan penyusunan dokumen Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) Tahun Anggaran 2017 di Hotel Orchard Pontianak. Kegiatan ini merupakan program dari Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI yang memberikan kepercayaan kepada 6 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia, termasuk di dalamnya ialah IAIN Pontianak.

Menurut Ketua Panitia Sosialisasi & Pendampingan Penyusunan Dokumen PPRG IAIN Pontianak Tahun Anggaran 2017, Sukardi, M.Hum., output yang ingin dihasilkan dari kegiatan sosialisasi dan pendampingan ini adalah terumusnya minimal 6 dokumen dari masing-masing Fakultas, Pascasarjana dan Unit-Unit di lingkungan IAIN Pontianak yang responsif terhadap gender. Dokumen-dokumen tersebut kemudian akan dibawa ke Makassar untuk dilakukan evaluasi.

Untuk menghasilkan dokumen perencanaan dan penganggaran responsif gender di IAIN Pontianak, kegiatan ini menghadirkan 3 pemateri yang ahli di bidangnya masing-masing. Pertama, Prof. Siti Aisyah, MA., Ph.D., Guru Besar/Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar yang menyampaikan materi tentang Konsep Gender dan Isu-Isu Gender di Bidang Pendidikan Islam. Kedua, Dr. Rianawati, M.Ag., Kepala Pusat Studi Gender dan Anak IAIN Pontianak yang menyampaikan materi tentang Isu-Isu Gender di Kalimantan Barat. Ketiga, Erfaniah, M.Ag., Kepala Pusat Studi Gender dan Anak UIN Maliki Malang. Materi yang disampaikan ialah Arah Kebijakan ARG dan PPRG Dirjen Pendidikan Islam: Konsep dan Praktek Penyusunan Dokumen.

Sebelum membuka acara secara resmi, Rektor dalam sambutannya berharap kegiatan ini dapat membuahkan hasil yang bermanfaat, khususnya bagi IAIN Pontianak. “Saya berharap kepada para pemateri dapat memberikan pencerahan dan mentransformasikan ilmu dan pengalamannya kepada kita semua (para peserta). Mudah-mudahan dengan dilaksakannya kegiatan ini, kita mendapatkan sesuatu bermanfaat, khususnya bermanfaat bagi IAIN Pontianak kedepannya,” harap Rektor.

Kegiatan ini dilaksanakan secara intensif selama 2 hari, yaitu tanggal 19-20 Mei 2017. Peserta yang diundang berjumlah 22 orang, meliputi pejabat-pejabat atau yang mewakili dari Fakultas, Pascasarjana dan Unit-Unit di lingkungan IAIN Pontianak. Tujuannya ialah adanya dokumen perencanaan anggaran yang responsif terhadap gender di lingkungan IAIN Pontianak. (luthfy)




LPM Gelar Pelatihan AMT bagi Pegawai Administrasi IAIN Pontianak

Setiap manusia harus memiliki motivasi dalam kehidupan. Begitu juga dalam dunia kerja, setiap pegawai mesti memiliki motivasi dan semangat berprestas. Dengan mengenal diri sendiri, berarti memperoleh pengetahuan tentang potensi psikologis yang tepat. Mengenali potensi diri ini amat diperlukan oleh setiap orang dalam proses pengembangan diri, sehingga terjadi peningkatan prestasi dalam dunia kerja.

Dalam rangka peningkatan prestasi tersebut, Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Pontianak mengadakan Pelatihan AMT (Achievement Motivation Training) bagi pegawai adminsitrasi IAIN Pontianak pada hari Senin-Rabu, 15-17 Mei 2017 di Auditarium Syekh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Tujuannya ialah untuk membangun konsep diri yang positif bagi pegawai administrasi IAIN Pontianak, sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusif seperti yang diharapkan.

Kegiatan Pelatihan AMT ini diikuti oleh 50 pegawai adminsitrasi di lingkungan IAIN Pontianak. Menurut Sapendi, S.Pd.I., M.Pd., Ketua LPM IAIN Pontianak, setidaknya ada 2 manfaat dengan diadakannya pelatihan ini. Pertama, terbentuk kesadaran psikologis dan agamis para peserta demi pencapaian optimalisasi diri dengan mental yang sehat dan selalu berpikir positif. Kedua, bagi Lembaga kegiatan ini dapat meningkatkan etos kerja dan therapy mental psikologi bagi seluruh pegawai administrasi di lingkungan IAIN Pontianak.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. menyambut baik kegiatan ini dalam rangka untuk meningkatkan akses, mutu, kesejahteraan dan subsidi Pendidikan Tinggi Islam, serta peningkatan dukungan manajemen pendidikan dan pelayanan tugas teknis di IAIN Pontianak.

Kemudian, Rektor mengajak para peserta yang mengikuti pelatihan tersebut untuk bersama-sama meningkatkan kinerja dan kualitas kerja di IAIN Pontianak. “Saya mengajak kepada seluruh pegawai administrasi di lingkungan IAIN Pontianak, ayo kita bersama-sama tingkatkan kinerja dan kualitas kerja kita dengan penerapan nilai-nilai agama dalam kesadaran budaya kerja di lingkungan IAIN Pontianak,” ajak Rektor.

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan secara intensif selama 3 hari. Hari pertama adalah pembukaan dan dilanjutkan dengan pemberian materi dari Tim UP2D. Materi-materi yang disampaikan adalah AMT (IRS, TAT, Siapa Saya), Kuisioner, Permainan dan Analisa Ring Toss Game (RTG); AMT (Tiga Motif Sosial dan Penilaian TAT), Kuisioner Atasan dan Bawahan; dan AMT, Ciri-Ciri N-Ach, Block Building Game (BBG). Hari kedua adalah pemberian materi yang disampikan oleh Agus Handini, M.Psi, Psikolog. Ia menyampaikan materi tentang Analisis Diri (Mengenali, Memahami Kekuatan, Kelemahan dan Motif Diri); Pola Berpikir Prestasi; AMT dan Motivasi Penetapan Tujuan Prestasi. Pada hari ketiga, materi disampaikan oleh Dr. H. Harjani Hefni, Lc. MA. Ia menyampaikan materi tentang Internalisasi Nilai-Nilai Agama dalam Budaya Kerja, Pelusuran dan Ikrar Pribadi. (Luthfi)




LPM IAIN Pontianak Sosialisasikan Sistem Penjaminan Mutu Internal

Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Pontianak menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) pada 09 Mei 2017 di Lantai IV Hotel Harris Pontianak. Kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian kedua dari kegiatan Sistem Penjaminan Mutu Internal IAIN Pontianak, selanjutnya adalah pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

SPMI IAIN Pontianak 2016 ini disusun oleh Tim Lembaga Penjaminan Mutu Internal dibawah Koordinator Pusat Pengembangan Standar Mutu IAIN Pontianak, Dr. Muhammad Edi Kurnanto, S.Ag., M.Pd. Hasil dari penyusunan SPMI tersebut selanjutnya wajib disosialisasikan kepada semua sivitas akademika di lingkungan IAIN Pontianak, mulai dari unsur pimpinan sampai di tingkat unsur yang paling rendah.

Disusunnya SPMI IAIN Pontianak ini merupakan amanat dari Undang-Undang Republik Indonesia yang mewajibkan setiap Perguruan Tinggi, termasuk IAIN Pontianak, untuk merumuskan Sistem Penjaminan Mutu Internal. Selain bagian dari tugas LPM, SPMI juga merupakan arah kebijakan Rektor tentang Penjaminan Mutu IAIN Pontianak, karena di dalamnya memuat kebijakan mutu, standar mutu, manual mutu dan standar operasional prosedur.

Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. Dalam sambutannya, Rektor menghimbau bahwa SPMI ini bukan hanya sekedar dokumen, tetapi harus menjadi pedoman kerja untuk meningkatkan mutu IAIN Pontianak.

Saya berharap Sistem Penjaminan Mutu Internal IAIN Pontianak ini bukan hanya dijadikan sebatas dokumen atau wacana saja, tetapi dapat menjadi bagian dari kerja yang kita lakukan dalam rangka untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi kita, khususnya IAIN Pontianak. Baik di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat atau di bidang lain yang berkaitan dengan penjaminan mutu perguruan tinggi,” harap Rektor. “Kegiatan yang kita laksanakan pada hari ini adalah kegiatan yang baik dan patut kita syukuri untuk dapat meningkatkan mutu perguruan tinggi yang ada di IAIN Pontianak,” tambahnya.

Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh 50 peserta dari semua unsur pimpinan yang ada di lingkungan IAIN Pontianak, dengan tujuan untuk menjadikan IAIN Pontianak lebih baik kedepannya. (luthfy)




PIONIR PTKIN VIII, Tenis Meja Double Putri Harumkan IAIN Pontianak

Banda Aceh (IAIN Pontianak)–Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni, dan Riset (Pionir) ke VIII Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia di Banda Aceh ditutup pada Ahad (30/4/2017).

Tim atlet tenis meja double putri sumbang medali perunggu bagi IAIN Pontianak. Pencapaian tersebut diraih setelah tim tenis meja putri IAIN Pontianak berhasil mengalahkan tim tenis meja putri IAIN Tulungagung dengan skor 3-0. Sedangkan medali emas dan perak masing-masing diraih oleh tim tenis meja putri IAIN Metro Lampung dan IAIN Pekalongan.

Ditemui seusai pertandingan, atlet tenis meja IAIN Pontianak Dewi Ona dan Zulfa Indah mengungkapkan kegembiraan atas pencapaiannya. “Senang sekali dapat mempersembahkan medali pertama bagi IAIN Pontianak”, ujar Zulfa. Sedangkan Dewi Ona memberikan tanggapannya atas pertandingan yang baru saja selesai mereka lakoni, “Kami senang dapat bermain all out, sehingga cukup puas dengan hasil pertandingan. Peraihan ini cukup untuk dapat mengobati kekecewaan kami pada kekalahan cabang tenis meja single putri.” Ia menyampaikan harapannya agar persiapan tim dan atlet dalam PIONIR yang akan datang dapat lebih optimal. “Hendaknya pencarian dan pembinaan bibit atlet baru harus menjadi perhatian serius. Kemenangan dan prestasi yang diraih adalah dampak dari proses perhatian dan pembinaan yang baik”, tuturnya. Dalam PIONIR ke VIII kali ini, Dewi Ona dan Zulfa Indah diturunkan dalam dua cabang pertandingan tenis meja, yaitu single putri dan double putri.

Sementara itu, official tenis meja IAIN Pontianak Gito Saroso menuturkan rasa syukurnya atas pencapaian atletnya. “Alhamdulillah atlet kita bisa bermain maksimal dan sportif sehingga bisa menang walau hanya juara tiga.” Ia juga menuturkan harapannya agar perencanaan dan pembinaan atlet tenis meja lebih dioptimalkan. Mengingat tenis meja merupakan cabang olahraga andalan IAIN Pontianak dalam kegiatan PIONIR.

Kabag Akademik dan Kemahasiswaan, Suyati, S.Ag mengatakan “Kontingen IAIN Pontianak sudah berjuang dengan serius dan maksimal dalam setiap pertandingan dan perlombaan. Saya kira perlu diapresiasi dan jangan berkecil hati, karena kita sudah menampilkan perjuangan yang terbaik. Namanya pertandingan, ada yang menang dan ada yang belum beruntung” katanya saat diwawancarai di Banda Aceh.  (Andry)




Ketum MUI: Sekarang Adalah Era Baru Ekonomi Syari’ah Indonesia

Pontianak (IAIN Pontianak)–Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) & Dewan Syari’ah Nasional (DSN), Dr. KH. Ma’ruf Amin mengatakan bahwa sekarang adalah era baru dalam Ekonomi Syari’ah Indonesia. Hal itu disampaikannya dalam acara Seminar Nasional dengan tema, “Ekonomi Syari’ah dan Pembangunan Ekonomi Bangsa” di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak, Senin, 01 Mei 2017.

Saya katakan bahwa sekarang ini adalah era baru dalam ekonomi syari’ah. Sekarang ini adalah “golden moment” ekonomi syari’ah di Indonesia. Karena sekarang sudah terbentuk Komite Nasional Keuangan Syari’ah yang dipimpin sendiri oleh Bapak Ir. Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia,” jelasnya.

Komite Nasional Keuangan Syari’ah yang disingkat dengan KNKS ini beranggotakan dari para Menteri, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). KNKS bertugas untuk memperkuat koordinasi dan sinergi antara semua institusi dan regulator terkait dengan industri keuangan syar’iah dengan tujuan untuk mengembangkan industri keuangan syari’ah di Indonesia.

Selanjutnya, KH. Ma’ruf Amin menjelaskan tentang terjadi ketimpangan ekonomi yang luar biasa di Indonesia. Menuruntya, terjadi ketimpangan ekonomi yang luar biasa ini disebabkan kesalahan arah dalam pembangunan.

Dulu arah pembangunannya adalah top-down, kemudian dari top tersebut diharapkan dapat netes (berkontribusi) ke bawah. Ternyata yang dari atas tersebut, tidak netes-netes ke bawah. Jadi, perputaran ekonomi itu hanya berputar dari atas ke atas saja, tidak ke bawah. Sehingga terjadi kesenjangan dan tidak ada prinsip keadilan. Adapun yang paling parah terkena dampaknya adalah ekonomi umat. Oleh karena itu, harus ada gerakan ekonomi umat (harakatul ummah) yang menggerakkan perekonomian dari bawah ke atas (bottom-up),” paparnya.

Ketua Dewan Syari’ah Nasional ini kemudian menekankan kembali bahwa sekarang telah terjadi proses dan arus baru ekonomi syari’ah yang pembangunannya dipusatkan ke pada umat. “Kenapa umat? Karena umat pemiliknya adalah umat Islam. Bangsa adalah ummat, ummat ya bangsa. Kalau umatnya lemah, maka bangsanya juga lemah, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, harus ada perubahan, kebijakan, regulasi dari pemerintah untuk menjembatani ini semua. Jadi, tidak lagi top-down, tetapi bottom-up. Ini menjadi tonggak pembangunan ekonomi bangsa, melalui arus balik ekonomi Indonesia,” tegasnya di hadapan ratusan peserta seminar.

Kegiatan seminar nasional ini diselenggarakan atas kerjasama antara IAIN Pontianak dengan Pengurus Nahdlatul Ulama Cab. Kota Pontianak yang didukung oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat. Hadir pula Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Rodoni sebagai narasumber kedua yang menjelaskan tentang Peluang dan Tantangan Pasar Keuangan Syari’ah Tahun 2017. Kegiatan ini dihadiri ratusan peserta, baik dari sivitas akademika IAIN Pontianak maupun para tamu undangan dari beberapa instansi pemerintah yang ada di Provinsi Kalimantan Barat. (Lutfi)




LPM IAIN Pontianak Inisiasi Workshop Pengelolaan Mutu Perguruan Tinggi Berbasis IT bagi PTKIN/PTKIS Se-Kalimantan Barat

Pontianak (IAIN Pontianak)–Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada zaman sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi. Sebuah organisasi modern yang maju, mau tak mau—suka ataupun tidak, mesti mengakrabi Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut. Begitu juga dalam pengelolaan Perguruan Tinggi. Saat ini, penyelenggaraaan pendidikan tinggi telah banyak menggunakan berbagai aplikasi sebagai alat bantunya, seperti e-learning, e-nilai, e-library, e-monev dan sebagainya.

Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Pontianak Sapendi,M.Pd. menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan public dan akademik pada IAIN Pontianak belum banyak menggunakan aplikasi, kecuali SIAKAD (Sistem Informasi Akademik). Berdasarkan latar belakang itulah, LPM IAIN Pontianak mengadakan kegiatan Workshop Pengelolaan Mutu Perguruan Tinggi Berbasis Information Tecnology (IT) bagi PTKIN/PTKIS Se-Kalimantan Barat di Aula Lantai IV Gedung Rektorat IAIN Pontianak.

Kegiatan workshop ini menjadi bagian dari upaya IAIN Pontianak untuk berkontribusi secara aktif dalam upaya mengembangkan kesadaran akademika PTKIN/PTKIS Se-Kalimantan Barat tentang pentingnya pengelolaan mutu perguruan tinggi berbasis IT. Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah blue print sistem pengelolaan mutu perguruan tinggi berbasis IT bagi PTKIN/PTKIS Se-Kalimantan Barat.

Wakil Rektor I, Dr. Hermansyah, dalam sambutannya menyampaikan mimpi besar yang diharapkan segera terwujud di IAIN Pontianak. “Saya bermimpi, di ruang Rektor terdapat satu layar touchscreen yang berukuran 2×2 M yang di dalamnya apabila Rektor ingin melihat jumlah dosen tinggal klik, sebarannya di mana saja, apa saja keahliannya, apa penelitiannya, bukunya dan jurnalnya. Apabila Rektor mau lihat berapa dana kita tahun ini, sebarannya di mana saja, di unit mana, untuk kegaitan apa saja, sudah terealisasi atau belum, tinggal klik,”tuturnya.

Untuk mewujudkan mimpi besar tersebut, maka harus diprogramkan,” tambahnya. Warek I berharap sistem pengelolaan mutu perguruan tinggi berbasis IT di IAIN Pontianak dapat terealisasikan dalam jangka waktu 2 atau 3 tahun kedepan. “Ini merupakan pekerjaan yang besar, tapi harus dimulai. Dengan adanya sistem pengelolaan mutu berbasis IT ini bukannya menambah pekerjaan dan untuk mempersulit, tetapi sebaliknya untuk mempermudah pekerjaan. Saya berharap kurang lebih 2 tahun atau 3 tahun yang akan datang, sistem pengelolaan mutu perguruan tinggi berbasis IT di IAIN Pontianak segera terwujud,” harapnya.

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, 27 s/d 29 April 2017 dan diikuti oleh dari Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, Pejabat-Pejabat di lingkungan IAIN Pontianak, serta perwakilan dari PTKIN/PTKIS Se-Kalimantan Barat. Selama tiga hari, para peserta dibimbing oleh Asep Wahyudin, S.Kom., MT., Dosen Tetap Universitas Pendidikan Indonesia Bandung secara intensif dari awal kegiatan sampai tercapainya output yang ingin dihasilkan dari kegiatan ini. (Lutfi)