Seminar Internasional Bertajuk Bahasa Arab dan Dakwah

_DSC4415

Bertajuk Bahasa Arab dan Dakwah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusab Bahasa Arab (PBA) dan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) IAIN Pontianak bekerjasama menyukseskan kegiatan Seminar Internasional yang berlangsung pada 11 Maret 2016 di Auditorium IAIN Pontianak.

_DSC4390Acara dibuka oleh rektor IAIN Pontianak, dihadiri civitas akademika, dan pembicara seminar Dr. Arif al-utaibiy, Dr. Ibrahim al-Harbiy, dan Dr. Khalaf al-Qarsiy ketiganya merupakan akademisi dari Universitas Ummul Qura Saudi Arabia. Sebagai peserta dalam kegiatan ini mayoritas mahasiswa dari Jurusan Bahasa Arab dan Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir.

Dr. Arif al-utaibiy mengatakan bahasa Arab adalah bahasa syiar agama. Bahasa Arab memiliki keunikan tersendiri dimana ketika menuturkan berbahasa Arab sama halnya ketika kita menuturkan bahasa al-Quran.

Menurutnya al-Quran yang diwahyukan Allah SWT melalui malaikat Jibril yang disampaikan kepada Rasullah Saw menggunakan bahasa Arab. Kemudian Allah SWT memilih tempat juga merupakan tempat yang baik dipilih oleh Allah SWT dan diturunkan pertama kalinya pada bulan Ramadhan pada waktu yang baik pula, apa lagi kita mengenal al-Quran baik bagi manusia yakni sebagai petunjuk bagi manusia.

“Allah SWT menurunkan al-Quran dalam bahasa Arab tentu punya maksud dan tujuan. Selain itu agar manusia berpikir mengapa begitu banyaknya nuansa bahasa Arab terkait dengan ayat-ayat al-Quran yang disampaikan dalam bahasa Arab”, katanya yang diterjemahkan oleh M. Yusuf.

Dengan demikian, lanjut dia, dapat dipahami bahwa bahasa Arab adalah bahasa syiar agama Islam. Maka jika seseorang ingin memahami agamanya maka orang tersebut harus belajar bahasa Arab karena kaitannya dengan bahasa al-Quran.

_DSC4421Arif menjelaskan untuk belajar bahasa Arab sebetulnya sangat mudah sekali, berbeda dengan Bahasa lain. Diantaranya banyak bahasa-bahasa lain tersebut mati atau ditinggalkan, maka sebaliknya tidak dengan bahasa Arab yang justru terus hidup dan digunakan di seluruh dunia. Belajar bahasa Arab sama halnya belajar dan memahami bahasa agama Islam sehingga bahasa Arab dapat dikatakan menjadi pintu ilmu agama Islam.

Untuk mempelajari bahasa arab pada lingkungan nonarab, dia menyarankan untuk selalu menggunakan bahasa Arab sebagai bahan percakapan, ungkapan, atau ucapan sehari-hari sehingga bahasa Arab menjadi suatu rutinitas yang dipraktekkan dalam segala percakapan.




Sambutan Menteri Agama RI; Kemenag Konsisten Tingkatkan Kualitas PTKIN dari Waktu ke Waktu

Menteri Agama RI

Mengawali pidatonya Menteri Agama RI, Prof. KH. Lukman Hakim Saifudin, pada acara peresmian 3 gedung di IAIN Pontianak yang terdiri dari Gedung Kuliah 5 setengah lantai, Gedung Praktikum Ibadah dan Masjid, dan Gedung Lapangan Futsal Indoor pada tanggal 2 Maret 2016, mengapresiasi Rektor dan civitas akademika IAIN Pontianak yang memiliki progres yang cukup baik melihat dari perkembangannya sejak perubahan status menjadi IAIN Pontianak.

Dalam pembuka pidatonya Lukman menyampaikan ucapan terima kasih dengan bantuan dana sebesar 1 Milyar yang diberikan oleh pemerintah provinsi Kalimantan Barat kepada IAIN Pontianak. dana itu, pesannya, tidak hanya digunakan untuk meningkatkan kinerja, akan tetapi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan IAIN Pontianak kepada masyarakat.

“Dalam waktu yang tidak lama IAIN Pontianak juga dapat meningkatkan kualitas dan kapasitasnya menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Pontianak. karena secara khusus Kementerian Agama memiliki misi terhadap kualitas pendidikan Perguruan Tinggi Keagamaan dari waktu ke waktu terus meningkat” kata  Lukman.

Lukman memberi pandangan bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, agama dan pendidikan keagamaan menduduki posisi vital dan luar biasa pentingnya. Masyarakat Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka sudah dikenal sebagai masyarakat yang religius, apapun etnisnya menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa.

DSC_1217

Bangsa Indonesia bukan dikenal sebagai bangsa yang sekuler dengan memisahkan kehidupan beragama dan bernegara, melainkan keduanya memiliki hubungan yang sangat erat, walaupun kedua merupakan entitas yang berbeda namun tidak bisa dipisahkan seperti sekeping mata uang logam yang memiliki dua sisi yang bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan begitulah relasi antara Negara dan agama di Indonesia.

“Oleh karenanya di tengah-tengah kemajemukan dan pluralitas dengan wilayah geografis yang sedemikian luas dan besarnya kita sebagai sebuah bangsa, agama memiliki fungsi dan peran yang menyatukan bangsa Indonesia dengan semangat keberagamaan dan cara pandang yang tercermin dalam perilaku dan tindakan bahwa semuanya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama”, jelas Lukman.

Kalaulah ada belakangan ini, paparnya, muncul fenomena konflik sosial baik langsung ataupun tidak langsung berkaitan mengatasnamakan agama. Sesungguhnya itu merupakan sesuatu yang tidak benar karena semua nilai agama memiliki tujuan agar manusia bisa terpelihara dan terjaga harkat dan martabatnya. Jadi, agama sebenarnya untuk manusia. Jika ada perilaku yang merendahkan nilai kemanusian maka itu adalah bertolak belakang dengan esensi agama dan menjadi kewajiban kita semua untuk mengajak, merangkul dan membimbing mereka kembali.

Pada kesempatan tersebut Lukman mengajak khususnya umat Islam dan umat beragama yang lain bahwa dakwah atau misi agama harus kembali pada “ruh” dan esensinya untuk mengajak untuk bertindak ke arah kebajikan.

Dalam kontek Kalimantan Barat secara keseluruhan kehidupan masyarakat yang hetrogen, Lukman berharap IAIN Pontianak bisa menjadi salah satu PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri) yang bisa menyediakan spesifikasi kajian multi kultural dan bisa dijadikan ciri IAIN Pontianak.

“Saya sangat optimis dengan SDM dan letak geografis Kalimantan Barat dapat menjadi modal utama dan  IAIN Pontianak bisa menjadi posisi terdepan dengan ciri tersebut”, tambah Lukman.




IAIN Pontianak adakan Rapat Kerja

Raker IAIN Pontianak 2016

*Dihadiri Ketua Forum Rektor/Ketua PTKIN Se-Indonesia

Institut Agama Islam Negeri  (IAIN) Pontianak pada Kamis-Sabtu, 4-6 Maret 2016 menggelar Rapat Kerja di Bajau Bay Hotel, Singkawang. Kegiatan ini mengusung tema: Revitalisasi Peran dan Fungsi Ortaker IAIN Pontianak Menyongsong IAIN yang Unggul, Terkemuka dan Terbuka.

Muhamad Dimyati,MM., selaku Ketua Panitia dalam laporannya menjelaskan, kegiatan ini semula dijadualkan pada tanggal 2-5 Maret 2016, tetapi karena ada kegiatan penting, yakni Peresmian Gedung Baru dan Pembinaan Civitas Akademika oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Bapak Lukman Hakim Saifuddin pada tanggal 2 Maret 2016, sehingga kegiatan ini diundur sehari. Panitia melaksanakan kegiatan di Singkawang dengan harapan agar peserta lebih fokus dan bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan rapat kerja sehingga tidak disibukkan lagi dengan rutinitas kantor dan urusan pribadi. Dengan begitu peserta dapat lebih konsentrasi dan menghasilkan keputusan yang terbaik.

Lebih lanjut Dimyati menjelaskan, setidaknya ada lima tujuan kegiatan rapat kerja ini dilaksanakan. Pertama, untuk melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kebijakan Pimpinan IAIN Pontianak pada tahun 2015. Kedua, melakukan konsolidasi antara Pimpinan IAIN Pontianak dengan semua jajaran yang berada di bawahnya tentang arah kebijakan pengembangan IAIN Pontianak tahun 2016. Ketiga, menetapkan skala prioritas pelaksanaan program kerja IAIN Pontianak tahun 2017. Keempat, melakukan evaluasi usulan anggaran DIPA tahun 2016. Terakhir, menghasilkan rekomendasi tentang agenda-agenda strategis IAIN Pontianak di masa mendatang.

DSC_0431Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag dalam sambutan dan arahannya mengatakan “Pengembangan IAIN Pontianak merupakan tugas bersama Keluarga Besar IAIN Pontianak. Setiap komponen memiliki kontribusi yang berharga. Oleh karena itu, penting untuk saling melakukan koordinasi dan bersinergi. Ke depan kita mesti meningkatkan kualitas sarana-prasarana, meningkatkan kualitas pengembangan sumber daya manusia dan memaksimalkan pelayanan. Tahun 2016 ini kita harus punya target agar Jurnal IAIN Pontianak mesti terakreditasi. Mendorong percepatan bertambahnya Guru Besar (Profesor). Akreditasi Program Studi dan Institut mesti ditingkatkan. Tradisi akademik; budaya membaca, menulis dan berdiskusi harus dibudayakan. Tentu hal tersebut dapat dengan mudah terwujud bila kita semua disiplin, bekerja dengan sungguh-sungguh, bertanggungjawab dengan tugas dan fungsi masing-masing serta terus menjaga persaudaraan” ujar Hamka Siregar.

Pada kegiatan rapat kerja kali ini, hadir sebagai keynote speaker, Prof. Dr. H. Muhammad Mukri, M.Ag, Rektor UIN Raden Intan Lampung yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Rektor/Ketua PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) Se-Indonesia. Dalam kepemimpinannya Prof. Mukri telah berhasil mencapai prestasi yang luar biasa. Tahun 2015 IAIN Lampung terpilih sebagai PTKIN yang terbersih se-Indonesia.

Di tahun yang sama IAIN Lampung juga merupakan sebagai PTKIN yang paling diminati se-Indonesia, pendaftar mahasiswa baru berjumlah 21.000 calon mahasiswa, sedangkan yang diterima hanya 4.000 mahasiswa. Dalam kesempatan itu Ketua Forum Rektor/Ketua PTKIN membagikan kiat-kiat dan sharing pengalaman kepada para peserta rapat kerja yang terdiri dari seluruh unsur pejabat di IAIN Pontianak.

Prof. Mukri menjelaskan, “Kuncinya harus menjaga komunikasi. Semua berawal dan berakhir dari komunikasi. Kita tidak boleh menutup diri, tidak boleh merasa besar sendiri. Kalau mau maju, kuncinya ada tiga. Pertama, kita mesti kompak, jangan berkelahi karena itu hanya akan menghabiskan energi saja. Berlakukan reward dan punishment yang jelas. Kedua, Kita harus satu visi dan satu hati agar terhubung apa yang ingin kita capai bersama. Ketiga, kita mesti kerja keras dan sungguh-sungguh. Kita perlu karya nyata, kita harus punya mimpi besar dan harus diwujudkan bersama” katanya mengingatkan.




Pidato Rektor pada Peresmian Gedung Baru

Bersama Menteri Agama

Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, Rektor IAIN Pontianak, Rabu, 2 Maret 2016 mengatakan kehadiran Bapak Lukman Hakim Saifudin, Menteri Agama RI untuk meresmikan 3 gedung baru dan memberikan pembinaan pada civitas akademika IAIN Pontianak dianggap penting untuk membumikan nilai-nilai keislaman dan lima budaya kerja sebagaimana digaungkan oleh bapak Menteri Agama RI agar kualitas kinerja IAIN Pontianak semakin baik.

Dr. H. Hamka Siregar , M.Ag
Dr. H. Hamka Siregar , M.Ag saat menyampaikan pidato

Disamping peresmian, menurutnya pembangunan gedung-gedung baru tersebut memiliki sejarah tersendiri yang sudah lama dinantikan, bahkan untuk pembiayaan pembangunan gedung indoor lapangan futsal, dan gedung praktek qiraah dan ibadah menggunakan dana multi yes tiga tahun anggaran. Sedangkan pembangunan gedung kuliah masih membutuhkan satu tahun anggaran lagi, semoga tahun depan sudah selesai dikerjakan. Kesemuanya ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan fasilitas bagi mahasiswa dan civitas akademika dalam proses belajar mengajar, sarana ibadah, dan  berolahraga serta tempat parkir yang refresentatif.

Sejak perubahan status dari STAIN menjadi IAIN Pontianak, tutur Hamka, ekspektasi masyarakat meningkat, dua tahun berturut-turut terjadi peningkatan jumlah mahasiswa baru hingga mencapai tiga kali lipat. Dengan adanya gedung kuliah baru yang terdiri dari 46 ruang kelas dan 2 ruang pertemuan tersebut dapat menyelesaikan persoalan keterbatasan kelas yang selama ini dirasakan oleh mahasiswa.

Berkenaan dengan nama gedung kuliah yang akan diresmikan oleh Menteri Agama RI, diberi nama Gedung Prof. Dr. KH. Saifudin Zuhri. Penggunaan nama tersebut tidak terlepas dari perkenan dan izin dari Bapak Menteri Agama RI karena menggunakan nama orangtuanya sebagai nama gedung kuliah IAIN Pontianak.

Nama Prof. Dr. KH. Saifudin Zuhri sangat dikenal di tanah air sebagai ulama besar, pejuang kemerdekaan, politikus, sekaligus wartawan dan pernah menjabat sebagai Menteri Agama ke 9 di Negara ini. Dengan menyematkan nama tersebut pada gedung kuliah, diharapkan membawa semangat, komitmen, integritas dan doa bagi kemaslahatan umat. Sosok Saifudin Zuhri dapat menjadi panutan bagi civitas akademika IAIN Pontianak.

Sedangkan nama Gedung Praktik Qiraah dan Ibadah atau masjid dinamakan Syaikh Abdul Rani Mahmud. Nama gedung ini akan mengingatkan pada sosok ulama besar di bidang fiqih yang pernah ada di Kalimantan Barat. Abdul Rani Mahmud ahli di bidang Falaq dan karya terbesarnya adalah menyusun jadwal shalat sepanjang masa.

“selain itu, Alhamdulillah pada tahun 2016 ini IAIN Pontianak mendapat bantuan SBSN untuk membangun gedung kuliah baru di tower B” tambah Hamka.

Sebelum menutup pidatonya, Hamka menghaturkan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Cornelis, MH. Gubernur Kalbar yang memberikan dana cast sebesar 1 Milyar. Kemudian kepada Bapak Rusman H.M. Ali Bupati Kubu Raya yang telah mewakafkan tanah seluas 20 Hektar yang tak jauh dari Bandara, dan wakaf al-Quran dan sajadah dari kedutaan Arab Saudi.




Gedung Baru IAIN akan Diresmikan Menteri Agama RI

gedung kuliah

Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin direncanakan besok Rabu, 2 Maret 2016 jam 14.00 akan hadir di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.

Dr. Hermansyah selaku Plh. Rektor IAIN Pontianak, memaparkan: “Kehadiran Menteri Agama merupakan sebuah kehormatan bagi keluarga besar IAIN Pontianak. Sudah lama kita nantikan, dan sekarang ini adalah moment yang tepat. Agenda Menteri Agama di IAIN Pontianak dalam rangka  melakukan peresmian gedung kuliah baru, gedung Praktek Qira’ah dan Ibadah serta lapangan parkir/futsal indoor yang dilanjutkan dengan pembinaan civitas akademika IAIN Pontianak. Tentu kami berharap kehadiran Menteri Agama akan menambah semangat kami untuk membangun IAIN Pontianak khususnya dan Kementerian Agama pada umumnya”.

Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak Khairunas menjelaskan “Peresmian ketiga gedung itu sangat penting artinya bagi keluarga besar IAIN Pontianak. Sejak perubahan status dari STAIN Pontianak menjadi IAIN Pontianak pada 2014 silam harapan masyarakat Kalbar semakin tinggi. Jumlah peminat yang mendaftar semakin tahun meningkat tajam. Adanya gedung baru yang bejumlah 46 ruang kelas dan dua ruang pertemuan, gedung praktek qira’ah dan ibadah serta gedung parkir/lapangan futsal indoor ini bisa memberikan kemudahan, kenyamanan dan pelayanan yang terbaik untuk mahasiswa IAIN Pontianak dalam proses belajar mengajar, sarana ibadah dan sarana olahraga serta parkir yang representatif.




Tim Irjen Kemenag lakukan Audit Kinerja IAIN Pontianak

DSC_0035

Kehadiran tim Inspektorat Jenderal (Irjen) Kemanag RI ke IAIN Pontianak disambut baik oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag dan jajaran pejabat di lingkungan IAIN Pontianak pada tanggal 15 Februari 2016 di Gedung Rektorat lantai 4.

Sebelum melakukan pemeriksaan hingga 14 hari mendatang, tim Irjen menggelar entry briefing dihadapan Rektor dan Pejabat IAIN Pontianak lainnya guna memberikan penjelasan teknis terkait dengan audit yang akan dilakukan. Audit kinerja yang sebelumnya dikenal dengan audit komprehensif akan mengevaluasi tindakan-tindakan teknis dan secara menyeluruh terhadap kinerja sepanjang tahun 2015.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. menjelaskan kehadiran Tim Audit Irjen Kemenag RI untuk melakukan pemeriksaan setiap tahunnya menjadikan kondisi IAIN Pontianak menjadi semakin baik. Kegiatan ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja IAIN Pontianak dari tahun ke tahun.

DSC_0022Ungkapan tersebut sejalan dengan Pengendali Teknis Tim Audt Kinerja, Dwi Cahyaning Tyasworo yang menjelaskan bahwa audit Kinerja adalah  suatu proses yang sistematis untuk menilai pencapaian kinerja tusi, program atau kegiatan  suatu instansi dengan membandingkan kepada Indikator Kinerja yang telah ditetapkan.

Dwi menilai indikator Kinerja dianggap tercapai apabila telah memenuhi syarat kriteria-kriteria keberhasilan capaian kinerja, dengan tiga tujuan, yaitu: Pertama; Menilai keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi pada IAIN Pontianak dengan membandingkan antara pencapaian di lapangan dengan target yang direncanakan; Kedua, Memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan; dan Ketiga, Memberikan rekomendasi untuk perbaikan kinerja.

Sedangkan indikator audit kinerja itu sendiri, papar Dwi, dianggap tercapai apabila telah memenuhi syarat atau kriteria keberhasilan pencapaian yang tertuang dalam PP No. 60 tahun 2008 Pasal 50 ayat 2 menyatakan bahwa audit kinerja adalah suatu audit atas pengelolaan keuangan Negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi dan efektifitas.

Disamping itu, memperhatikan arah kebijakan menteri agama tahun 2015 sampai dengan 2019, yaitu: Pertama, memperkuat dan memperluas upaya penanaman, pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan pengembangan nilai-nilai keagamaan kepada masyarakat; kedua, memperkokoh kerukunan umat beragama sebagai salah satu pilar kerukunan nasional.

Selanjutnya, Ketiga, meningkatkan kapasitas, kualitas, dan akuntabilitas pelayanan bagi umat beragama dalam pemenuhan aktivitas peribadatannya; keempat, meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan; kelima, meningkatkan efisiensi, transfaransi, akuntabilitas, dan kualitas penyelengaraan ibadah haji dan umrah; Keenam, memperluas akses dan mutu pendidikan agama dan keagamaan; dan ketujuh, meningkatkan tata kelola pembangunan bidang agama.

Untuk melakukan audit kinerja, Tim Irjen Kemenag RI menggunakan metode pembobotan dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Dimana metode ini mengukur kinerja fungsi secara komprehensif dengan menggunakan pengukuran key performance indicator (KPI). Metode ini menggunakan pengukuran dengan empat perspektif, yaitu; Pertama, Stakeholders, yakni pemenuhan kebutuhan kepuasan pelanggan, dimana untuk mewujudkan visi instansi,  apa yang harus dilakukan atau bagaimana memuaskan kebutuhan stakeholders/pelanggan.

Kedua, internal proses, yakni terkait dengan keandalan sistem dan prosedur yang bersifat internal untuk dapat memfasilitasi pemenuhan kebutuhan stakeholders/pelanggan, maka sistem dan prosedur apa yang harus tersedia.

Ketiga, Pembelajaran dan pertumbuhan yang berkenaan dengan pengukuran peningkatan kualitas SDM untuk melihat apa saja yang sudah dilakukan.

Keempat, keuangan untuk mengukur dan menunjukkan efektif dan efisiensi suatu lembaga dalam menggunakan anggaran. Apakah pengeluaran keuangan sebanding dengan  kegiatan atau output yang dihasilkan.

Ketika empat perspektif ini sudah digunakan untuk penilaian, pungkas Dwi, maka selanjutnya tim penilai akan memberikan skor terhadap hasil penilaian.




Surat Keterangan Akta IV

SURAT KETERANGAN AKTA IV
Nomor: In.20 / PP.00.9 / 193 / 2016

Berdasarkan Surat Kementerian Pendidikan Nasional Nomor: 2016/A4.1/kp/2010 tanggal 4 Februari 2010 tentang kewenangan pemegang AKTA IV Pendidikan Agama Islam (PA) Tarbiyah untuk mengajar, menerangkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Bahwa sebagaimana diatur oleh Surat Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas Nomor: 3250/D4.1/2009 tanggal 31 Desember 2009 menjelaskan bahwa Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003; Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005; Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2003; Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 maka DALAM PENGANGKATAN GURU TIDAK DIKENAL LAGI ADANYA AKTA IV;
  2. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 9 menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana (Sl) atau Diploma Empat (DIV) dan memiliki kompetensi padagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, dibuktikan dengan sertifikasi pendidik, ketentuan ini harus dipenuhi oleh semua guru paling lambat pada akhir tahun 2015;
  3. Sehubungan dengan butir nomor 1 dan 2 di atas, pada prinsipnya kami dapat memberikan rekomendasi bagi lulusan Fakultas Tarbiyah semua Jurusan/Program Studi yang memiliki kualifikasi akademik untuk mengisi formasi guru Pendidikan Agama Islam (PA) dan Guru Pendidikan Bahasa Arab (PBA) pada jenjang SD, SLTP, dan SLTA;
  4. Setelah yang bersangkutan diterima menjadi CPNS guru, diwajibkan mengikuti pendidikan profesi guru yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi Penyelenggara Program Pengadaan Tenaga Kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah, atas biaya Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Swadana.

Untuk itu, sejak tahun 2010 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak yang sekarang telah berubah status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak tidak lagi menerbitkan Sertifikat AKTA IV, baik untuk Fakultas Tarbiyah maupun Fakultas lainnya.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surat Keterangan Akta IV




IAIN Pontianak Gandeng PT. TASPEN Persero dan BPJS Kesehatan

DSC_6046

IAIN Pontianak menggandeng PT. Taspen Persero, dan BPJS Kesehatan untuk mensosialisasikan program kerja bertajuk “Membangun Sinergi bersama Stakeholders, wujudkan Pelayanan Prima bagi Pegawai IAIN Pontianak”. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi pelayanan dan pembayaran dana pensiun, serta hal lain terkait program dan layanan yang disiapkan PT. Taspen dan BPJS untuk para Aparatur Sipil Negara dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, pada hari Jumat, tanggal 20 November 2015.

Kegiatan yang diadakan di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, disambut antusias. Walaupun yang hadir dalam kesempatan tersebut tidak dihadiri dari keseluruhan pegawai dikarena waktu pelaksanaan program bertepatan pada jam kerja, dan sebagian besar dosen juga sedang mengajar.

Namun demikian, Dr. H. Hermansyah, Wakil Rektor I,  sangat berterima kasih kepada Kepala Cabang Taspen Pontianak  yang sudah bersedia hadir untuk memberikan sosialisasi Taspen. “Selama ini kita semua hanya mengetahui PT. Taspen itu hanyalah mengurus hal yang berhubungan dengan pensiun, dengan adanya sosialisasi ini mudah-mudahan akan ada program-program dan layanan  PT. Taspen yang belum kita ketahui”, katanya disaat membuka acara.

DSC_6056Kepala Cabang PT. Taspen  Pontianak, Pris Suprapto mengatakan bahwa PT. Taspen ini adalah salah satu cabang yang ada di Pontianak dan mengurus hingga keseluruh Kalimantan Barat dan berjumlahkan anggota 19 orang.

Kini, paparnya, PT. Taspen telah mengeluarkan dua program unggulan yaitu program tabungan hari tua dan program pensiun, per 1 Juli 2015 yang mengatur tentang jaminan kecelakaan dan jaminan kematian.

Sementara itu, Hermansyah, Kasi Pelayanan serta Manfaat PT. Taspen mengatakan PT. Taspen sesuai PP 25 tahun 1981  PT. Taspen adalah salah satu perusahaan milik negara yang melayani tentang semua pekerja maupun PNS di seluruh Indonesia.

Dia menyebut Visi dari PT. Taspen adalah mengelola dana pensiun dan BHP serta jaminan sosial yang terpercaya, dan Misi PT. Taspen adalah mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan stekholder lainnya yang profesional, akuntabel berdasarkan integritas masing-masing.

Dalam kesempatan tersebut, Hermansyah juga menawarkan pelayanan yang cepat dan nyaman kepada pensiunan. Sesuai moto layanan Taspen yaitu tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi.




Kedutaan Amerika Serikat Kunjungi IAIN Pontianak

DSC_6321

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Pontianak, Dr. Zaenuddin, MA dan Kepala Biro AUAK, H. Khairunas, MH menerima kunjungan salah seorang Political Officer Kedutaan Amerika Serikat, Amit Mathur di Gedung Rektorat, lantai II pada  hari Jumat, 20 November 2015 yang lalu.

Dalam kesempatan itu Amit Mathur ingin melihat perkembangan hubungan masyarakat Kalbar, baik yang ada di IAIN Pontianak, maupun hubungan IAIN Pontianak kepada masyarakat dan juga bagaimana kedutaan Amerika Serikat bisa membantu dari sisi pendidikan.

Berkaitan dengan bantuan, pihak IAIN Pontianak melalui Zaenuddin menyarankan kepada Kedutaan Amerika dalam melakukan Program Bahasa English karena kita perlu yang namanya Visiting Research Fellowship, jadi ada orang datang dan mengajar disini, kemudian kita perlu juga English Support jadi bagaimana pengajar bahasa Inggris itu bisa mengajarkan mahasiwa IAIN dalam berbicara bahasa English dan itu juga sudah saya programkan. IAIN Pontianak ini terbuka dalam hal meningkatkan kualitas Mahasiswa IAIN Pontianak di bidang bahasa, termasuk bahasa Inggris, jelas Zaenuddin.

DSC_6279Warek III itu menjelaskan, IAIN Pontianak ingin sekali bekerjasama dengan Universitas-Universitas yang ada di Amerika. Memang secara Politik Indonesia ini sudah sangat akrab dengan Amerika dan itu menjadi gerbang untuk kita dalam melakukan kerjasama yang lebih baik.

Dari beberapa obrolan itu Amit Mathur juga menanyakan tentang latar belakang Mahasiswa IAIN Pontianak yang merupakan beragama muslim serta menjunjung tinggi tentang umat beragama. “Kami sangat berhubungan baik dengan kampus-kampus lain baik yang muslim maupun non-muslim”, ungkap Zaenuddin dalam bincangnya.

Selain itu, ia juga menanyakan respon masyarakat Kalimantan Barat tentang terorisme yang notabene orang muslim? Dijelaskan Zaenuddin, terkait dengan itu sebenarnya orang di sini itu baik, tidak ada teror-teror, dan juga tidak ada terlibat, akan tetapi persepsi orang Kalbar kalau terorisme itu dilakukan oleh orang lain seperti orang Eropa dan sekitarnya, Kalbar itu aman, katanya Zaenuddin menjelaskan.




Studium General FTIK

DSC_6410

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, mengadakan kegiatan stadium general angkatan kedua dengan tema “Perkembangan Pemikiran Islam di Indonesia”. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 25/11/ 2015 di  Ruang Teater Gedung Biro AUAK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan Studium General angkatan kedua ini berjumlah 200 orang. Rata-rata semua peserta adalah mahasiswa baru dari semua jurusan yang ada di FTIK. Tema yang diusung oleh panitia ini sangatlah bagus dan sesuai dengan visi dan misi FTIK IAIN Pontianak yang diturunkan langsung dari IAIN Pontianak yaitu menjadi pusat pengembangan tenaga pendidik dan pendidikan yang unggul terkemuka dan terbuka dalam riset keilmuan, keislaman dan kebudayaan Borneo. Oleh karena itu untuk tema-tema berikutnya tidak akan terlepas dari riset konsep keislaman.

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)  IAIN Pontianak sangat berharap kepada para peserta yang mengikuti kegiatan Studium General angkatan kedua ini khususnya untuk mahasiswa baru agar dapat mengambil hikmah dari penyampaian materi yang akan diberikan oleh Prof. Dr. Suparman Syukur,MA agar bisa menjadikan materi hari ini menjadi kajian riset kependidikan untuk kedepannya agar sesuai dengan visi dan misi FTIK IAIN Pontianak yang unggul, terbuka dan terkemuka di Indonesia.

DSC_6394Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. mengucapkan selamat datang dan sangat berterima kasih kepada Prof. Dr. Suparman Syukur, MA yang dengan bersedia membagi ilmu kepada mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak pada hari ini.  Rektor berharap, mudah-mudahan dengan terselenggarakannya kegiatan stadium general ini  kedepannya mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) dapat menjadi harapan pendidikan Islam untuk arah yang lebih baik lagi.

Prof. Dr. Suparman Syukur, MA selaku Warek III UIN Wali Songo Semarang pada pertemuan tersebut mengusung materi “Kesadaran Teologis” yang terbagi dalam beberapa sub-sub bagian diantaranya pertama tuntutan konstruksi ideal yakni teoritis, praktis, dan realistis. Tantangan bagi kita semua adalah bagaimana kita menggabungkan antara teori, praktek dan realitas. Jadi hal yang paling terpenting dari teori ini mempunyai konsep terdepan artinya segala teori-teoritis yang terambil dari al-Qur’an dan sunnah yang diambil dari pemahaman hermeneutika untuk memahami al-Qur’an dan hadist lalu dihubungkan dengan praktek sosial lalu menjadi kebutuhan hidup kita, itu yang akan menjadi tuntunan dan tuntutan kita. Kalaulah mahasiswa ingin masuk surga maka buktikanlah dalam dunia nyata, kalau tidak kita buktikan dalam dunia nyata maka tidak mungkin negara Indonesia mampu bersaing dengan negara lainnya.

Dalam teori ada dua tahap yang harus kita kerjakan yang pertama kalau S1 a’limu muta’alim yang berarti tidak sedekar mencari nilai akan tetapi seorang mahasiswa yang lulusan UIN maupun IAIN  diwajibkan untuk bisa berbahasa Arab dan bahasa Inggris, akan tetapi apabila mahasiswa lulusan UIN maupun IAIN tidak bisa berbahasa Arab dan bahasa Inggris maka mahasiswa tersebut dikatakan lulusan bencana, karena semua itu bertujuan untuk modal bersaing dengan universitas-universitas lainnya. Kedua yaitu kesadaran mengemban amanah kekhalifahan dimana apa bila kita menjadi khalifah maka kita akan menjadikan al-Qur’an dan hadist menjadi kehidupan atau dikenal dengan living al-Qur’an dan living al-Hadis.