Mahasiswa PGRA Peragakan Alat Permainan Edukatif (APE) Sebagai Media Pembelajaran

Alat Permainan Edukatif

Jurusan Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak menyelenggarakan Workshop Media Pembelajaran selama 3 hari pada 12 s/d 14 Juni 2015.

Ketua Jurusan PGRA, Nur Hamzah, M.Pd, mengatakan workshop yang diadakan di Aula Rektorat IAIN Pontianak lantai IV tersebut bertujuan untuk memperdalam konsep dasar pembuatan media pembelajaran yang berupa alat permainan edukatif (APE) di Jurusan yang calon tenaga pendidiknya akan berhadapan dengan anak-anak.

Acara pembukaan workshop sekaligus dibarengi dengan penandatanganan MoU dengan Himpunan Psikologi Indonesia wilayah Kalbar.

Drs. Mansur, M.Pd, hadir sebagai pemateri mengungkapkan media pembelajaran yang perlu dibuat oleh calon pendidik dari Jurusan PGRA FTIK IAIN Pontianak setidaknya mampu mengembangkan dan merangsang kemampuan dasar anak.

“Mahasiswa Jurusan PGRA nantinya akan menjadi calon tenaga pendidik yang akan berhadapan dengan balita dan anak-anak. Oleh karena itu, media pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan usia anak-anak tersebut”, lanjutnya.

Menurutnya, alat permainan edukatif sebagai media pembelajaran paling tidak mampu memberi stimulus pada anak untuk mengembangkan kemampuan dasar mereka seperti mengenal bentuk, warna, besaran, serta melatih motorik halus.

Sementara itu, terang Mansur, sebagai calon tenaga pengajar yang peserta didiknya balita dan anak-anak, Mansur menambahkan, ide kreatif, wawasan, dan pemahaman peserta workshop merupakan hal penting yang mesti ada dalam diri seorang guru TK, terutama saat membuat media belajar yang bersifat edukatif.

Dalam kesempatan tersebut, para peserta dilatih untuk membuat beberapa alat permainan edukatif yang terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh seperti kain, kertas, kardus, barang bekas, dan bahan alam (buah).

Kegiatan workshop tersebut diakhiri dengan praktik pembuatan alat permainan edukatif yang telah diajarkan pada sesi teori dibarengi dengan sesi permainan dan outbound di pantai Mimi Land.




Yudisium FTIK IAIN Pontianak

Yudisium

Setelah beralihstatus dari Sekolah Tinggi menjadi Institut dan dibukanya jurusan-jurusan baru, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak terus mengalami peningkatan jumlah mahasiswa.

Hal ini berimplikasi pula pada bertambahnya jumlah wisudawan pada tahun 2015 ini. Pelaksanaan wisuda IAIN Pontianak di tahun 2015 ini akan diadakan sebanyak 2 (dua) kali. Sama halnya dengan pelaksanaan yudisium di masing-masing fakultas.

DR. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd
DR. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd (Dekan FTIK IAIN Pontianak)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak melaksanakan yudisium pada tanggal 2 Juni 2015 di Sport Center IAIN Pontianak. Pada Juni ini, FTIK IAIN Pontianak me-yudisium 194 orang mahasiswa, yang terdiri dari 180 orang mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dari kelas reguler dan kelas khusus, serta 13 orang mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) di tahun 2015 ini.

Sedangkan di tahun 2014 lalu, FTIK IAIN Pontianak telah meluluskan 274 orang mahasiswa, dan hingga semester genap 2014/2015 jumlah mahasiswa aktif FTIK IAIN Pontianak sebanyak 1.484 orang.

Lulusan terbaik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan diraih oleh Gustiyandi mahasiswa Jurusan PBA, IPK 3,92 dengan predikat cumlaude. Selain itu, Tarmizi, lulusan dari Jurusan PBA ditasbihkan sebagai mahasiswa tercepat tingkat fakultas dengan masa studi 3 tahun 3 bulan.

Dalam acara yudisium tersebut tercatat pula lulusan termuda fakultas, Fitri Wulansari, mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berhasil meraih gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) dalam usia 21 tahun 2 bulan.

Dekan FTIK IAIN Pontianak, Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M. Pd., berharap dengan dikukuhkannya calon wisudawan dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan ini akan menambah Sumber Daya Manusia yang terlatih untuk pengembangan lembaga pendidikan, khususnya madrasah di Kalimantan Barat.

Acara yudisium tersebut dirangkai dengan orasi ilmiah yang disampaikan oleh Dosen FTIK Jurusan Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA), Dr. M. Edi Kurnanto, M. Pd, yang baru saja menyelesaikan program doktoralnya dengan judul “Bangkitnya Konseling Berbasis Agama: Jalan untuk Menapaki Perwujudan Generasi Emas 2045”.




Jurusan PAI Latih Calon Pendidik Susun Bahan Ajar

LKS

Dalam rangka meningkatkan kemampuan calon tenaga pendidik dalam dunia kependidikan, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak menggelar Workshop Penyusunan Bahan Ajar/LKS.

Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari, dimulai pada tanggal 12 Juni 2015 diperuntukkan bagi para mahasiswa yang nantinya akan menjadi calon pendidik. Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut, pakar pendidikan Kalimantan Barat, Dr. Witarsa, M.Si dari Universitas Tanjungpura dan Dr. Rianawati, M.Ag dari IAIN Pontianak.

Menurut Dr. Witarsa, M.Si, Lembar Kerja Siswa atau yang lebih dikenal dengan LKS merupakan salah satu bahan ajar yang efektif bagi peserta didik maupun tenaga pengajar itu sendiri.

“Sebagai media pembelajaran, LKS dapat digunakan untuk membantu peserta didik memahami materi pelajaran dengan baik, selain itu LKS juga disusun untuk menguji kemampuan dan pemahaman siswa dengan menjawab pertanyaan yang telah tersedia”, tuturnya.

Oleh karena itu, lanjut Witarsa, peran seorang tenaga pendidik sebagai tim penyusun bahan ajar yang berupa LKS ini sangatlah signifikan. Seorang guru dituntut untuk bisa berinovasi dan berimprovisasi dalam mengembangkan lembar kerja siswa sebagai media belajar.

Ungkapan serupa juga disampaikan Dr. Rianawati, M.Ag, mengatakan bahwa melalui media pembelajaran LKS, guru dan siswa bisa berinteraksi melalui proses diskusi sehingga sebagai tenaga pendidik, guru memperoleh kesempatan untuk memancing partisipasi aktif dari siswa.

Riana menyebut, ada beberapa siswa yang terkesan pasif di kelas padahal mereka mampu untuk berpartisipasi di dalam kelas, karenanya pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam bahan ajar atau LKS ini bisa memancing mereka untuk berbicara.

“Paling tidak saat mereka saling melontarkan argumentasi diantara teman-temannya saat mendiskusikan persoalan yang tercantum di dalam LKS”, tambahnya.

Pelaksanaan kegiatan yang digelar di ruang teater IAIN Pontianak ini diakhiri dengan praktik pembuatan bahan ajar/ LKS yang didampingi oleh pembicara dan panitia.

Melalui  workshop ini diharapkan  para peserta yang terdiri dari mahasiswa FTIK IAIN Pontianak telah mempunyai sebuah bahan ajar, berupa lembar kerja siswa yang disusun berdasarkan kreativitas dan inovasi para calon tenaga pendidik.




Jimly Ajak Wisudawan Andil dalam Gerakan Nasional Reformasi Mental

 Wisuda

Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum RI (DKPP-RI) 2012-2017 dihadapan 300 wisudawan IAIN Pontianak, Rabu, 3 Juni 2015, di gedung Sport Centre, menyerukan pentingnya gerakan nasional reformasi mental. Hal ini diakuinya, setelah 15 tahun reformasi, justru moralitas dan etika kehidupan berbangsa yang melorot dan memprihatinkan.

“Hukum kita carut marut, politik membuat orang berburu kekuasaan dengan berbagai macam cara, demokrasi membuat orang bebas mencari nafkah untuk memperkaya diri sendiri. Dampaknya adalah kehidupan liberalisme pasca reformasi yang menyebabkan turunnya kualitas moral berbagai lini sehingga kehidupan berbangsa mengalami kerusakan”, tegasnya.

Karena itu, terangnya, bangsa ini sangat memerlukan sarjana yang memenuhi aspek moralitas, etika dan karakter. Mudah-mudahan sarjana IAIN Pontianak dapat menangkap peluang dan mengambil peran dalam membangun bangsa.

Jimly mengakui, kehidupan moral bangsa saat ini sedang menghadapi masalah, tingkat kriminal sedang meningkat tajam, fakta menunjukkan penjara diseluruh wilayah Indonesia penuh dengan orang-orang yang bermasalah.

Hukum yang ditegakkan tidak mengurangi tingkat kriminalitas, tentu hal ini disebabkan moral bangsa ini sedang rusak, oleh sebab itu urusan moral harus dijadikan sasaran untuk berdakwah, dan perubahan, ini menjadi tantangan para sarjana IAIN Pontianak, kata Jimly.

Sebagai sarjana baru, dia mengajak untuk memulai membaca kehidupan, bukan sekedar lagi membaca buku. Buku oleh penulisnya menjelaskan dan menceritakan realitas masa lalu, seringkali buku ketinggalan zaman. Mudah-mudahan sesudah menjadi sarjana bisa melanjutkan tugas untuk belajar dari kehidupan nyata, jika sebelumnya belajar dari buku.

Jadi, ungkap Jimly, kalau selama ini hanya rajin membaca buku, jangan-jangan pengetahuan kita sudah ketinggalan, maka kita harus membaca dunia nyata sambil menjadikan buku sebagai referensi, karena itu membuat kita terus menerus bergaul dengan perkembangan informasi kehidupan dan terlibat dalam perkembangan teknologi.

Sebagai umat Islam dan seluruh umat manusia, mari kita belajar dari sejarah, serunya, sebagaimana pertama kali perintah Allah SWT kepada Rasulullah Saw, pertama kali mendapat wahyu yakni dengan perintah membaca (iqra), sedangkan Allah SWT mengetahui ketika pertama kali nabi Muhammad Saw tidak dapat membaca buku, maka perintah Iqra disitu adalah membaca kehidupan, ucap Jimly,

Sebelum menutup orasi ilmiahnya, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI, mengucapkan selamat datang kepada para wisudawan IAIN Pontianak. Juga, kepada kedua orangtua wisudawan, Jimly, sekali lagi mengucapkan selamat putra-putrinya telah menjadi sarjana.

Mudah-mudahan ke depan Sarjana IAIN Pontianak, dapat menambah kualitas kualifikasi generasi muda bangsa yang menempati posisi intelektual yang dapat memberikan kecemerlangan, sinar bagi kemajuan umat.

Bangsa Indonesia, menurut Jimly, adalah bangsa yang sangat kaya raya, tetapi kekayaan alam yang dimiliki itu bisa dua kemungkinan yaitu bisa menjadi anugerah dan bisa menjadi sumber malapetaka.

Sarjana baru IAIN Pontianak hendaknya bisa menambah kualitas generasi baru Indonesia yang menduduki lapisan SDM yang dapat mengelola dan mengurusi Negara dan bangsa Indonesia ke depan.

Jimly, menyerukan, agar moment ini wisuda sebagai momentum untuk mulai belajar dari kenyataan hidup, dan mulai untuk bertindak sesuai dengan apa yang didapatkan selama di bangku kuliah, dan bekerja untuk menyumbang untuk kemajuan bangsa dibidang keahlian masing-masing.

Selain ahli dibidangnya juga punya peran dalam membangun moral, mentalitas, dan karakter bangsa. Apa lagi pemerintah saat ini mencanangkan revolusi mental, atau gerakan nasional revolusi mental dengan maksud menjadikan mentalitas dan moralitas menjadi korp bisnis pembangunan bangsa.




Jimly: Reformasi Mental

Jimly Asshiddiqie

Prof. Jimly Asshiddiqie, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi– pada Rabu, 3 Juni 2015 menghadari kegiatan Wisuda IAIN Pontianak. Di hadapan para wisudawan/wisudawati dan para orangtua sekitar seribu orang itu beliau menyampaikan pentingnya merawat moral bangsa.

“Kondisi bangsa Indonesia ini sudah sangat memprihatinkan. Setiap hari kita adakan seminar anti narkoba, tetapi tiap hari pula ada anak bangsa yang ditangkap karena narkoba. Begitupula tiap hari bicara anti korupsi, tiap hari juga ada pelaku korupsi yang ditangkap. Penjara sudah penuh. Hukum tidak memberikan efek jera. Semua itu karena moral bangsa rusak.

Karena itulah pentingnya mentalitas umat harus direformasi.” Beliau menambahkan bahwa kita beragama jangan hanya formalitas semata. Paling pokok adalah memperbaiki akhlak, karena itu merupakan misi kenabian” ucapnya bersemangat.

Sementara itu, Rektor IAIN Pontianak Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag saat pidato menyampaikan “Sekarang ini Indonesia sedang menanggung beban penyakit mental yang kronis. Hampir semua sektor sudah gawat darurat. Banyak hal yang palsu. Mulai dari beras palsu, ijazah palsu dan yang paling sering adalah janji-janji palsu. Kita berharap para sarjana IAIN Pontianak bisa melakukan pencerahan dan tidak terbawa arus sikap tercela” ujarnya menasehati.




Workshop Manajemen Dakwah Media

Workshop PUAD

Fakultas Ushuluddin Adab dan  Dakwah IAIN Pontianak jurusan  Manajemen Dakwah mengadakan workshop pada hari Rabu, 27-29 Mei 2015 di lantai IV gedung Rektorat IAIN Pontianak.

Workshop Manajemen Dakwah Media ini mengangkat tema yaitu cerdas memanfaatkan media menuju dakwah yang inovatif. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa jurusan manajemen dakwah semester 2 dan 4.

Tujuan diadakannya workshop ini adalah untuk menjadikan mahasiswa menjadi berkualitas dan mampu untuk memanajemen dakwah melalui media-media yang ada.

Manajemen dakwah adalah salah satu jurusan terbaru yang ada di Fakultas Ushuluddin Adab  dan Dakwah IAIN Pontianak. Jurusan ini merupakan jurusan yang memiliki tujuan utnuk membentuk mahasiswa menjadi lulusan terbaik yang mampu mengatur kegiatan-kegiatan dakwah yang ada di intansi atau lembaga-lembaga dakwah.

Dengan melakukan kegiatan workshop tersebut, mahasiswa ditekankan untuk mampu mengatur kegiatan dakwah melalui media yang ada, baik itu media cetak maupun media elektronik.




Pengajaran Baik Perlu Guru Profesional

Pengajar

Pascasarjana IAIN Pontianak Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar Seminar Nasional dengan tema Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam. Kegiatan tersebut berlangsung di Unit Pelaksana Teknik (UPT) di ruang teater IAIN Pontianak pada 30 Mei 2015.

Dalam seminar ini ada empat narasumber, salah satunya adalah Prof. Kumaidi, Ph.D, sebagai Penasehat Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia dengan tema seminar “Penilaian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Peserta seminar yang datang dari beberapa kabupaten dan kota termasuk di antaranya Pontianak, Sambas, Kubu Raya, dan lain-lainnya terlihat antusias mengikuti seminar tersebut.

“Menanggapi pendidikan dan cara mendidik yang benar dibutuhkan komitmen yang tinggi. Tanpa komitmen tidak akan maju. “Guru yang  berkualitas tanpa komitmen maka akan gagal”. Tegas Prof. Kumaidi.

Dia melanjutkan bahwa penyebab kegagalan siswa dalam belajar karena kurikulum terlalu berat. Sehingga siswa sulit untuk memahami pelajaran yang sudah dibentuk dari kurikulum tersebut.

Pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan apabila gurunya profesional. “Guru yang profesional bisa mengidentifikasi muridnya”. Tambahnya.

Selain komitmen, siswa terutama guru harus memiliki karakter kependidikan. Karena karakter yang baik akan mendukung adanya komitmen tersebut. Guru yang profesional harus berkarakter sebagai guru yang mampu memberikan pengajaran dengan baik bukan hanya sekedar memberikan penghargaan berupa ijazah.

Oleh karena itu guru harus menumbuhkan dan membentuk karakter-karakter muridnya yang semestinya dibiasakan. “membentuk karakter bukan diajarkan tetapi dibiasakan”. Jelas Prof. Kumaidi.

Siswa-siswi bahkan jenjang mahasiswa dapat dipastikan banyak yang karakternya keluar dari seyogyanya sebagai pelajar. Salah satu penyebabnya karena di sekolah guru tidak profesional dengan  hanya mengajarkan melarang yang buruk dan menganjurkan yang baik (pengajaran), dengan tidak membiasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga bisa dikatakan bahwa hanya pelajaranlah yang didapatkan oleh siswa tapi praktek dengan membiasakan yang diperoleh mereka tidak ada. Kewajiban guru adalah menyeimbangkan antara pelaksanaan dan kelulusan dengan Ujian Nasional. Siswa akan berhasil pada ujian nasional kalau siswa mendapatkan pelajaran yang layak dan bisa mengisi ujian pada saat Ujian Nasional.

“Dulu saya pernah ditanya oleh wali murid; mengapa anak saya yang sekolah tiga tahun tidak lulus karena tiga hari?. Saya jawab; itu baru tiga tahun, anak saya sekolah delapan belas tahun tidak lulus satu hari” katanya dalam memberikan contoh pada audiens.

Artinya, lanjut dia, masa lamanya belajar itu bukan suatu yang menjamin akan kelulusan siswa tetapi tergantung pada siswa itu tersendiri mampu atau tidak dalam mengisi ujian.

Salah satu peserta seminar ada bertanya yang menunjukkan bahwa dia sudah merasa baik dalam mengajarannya dengan mengatakan bahwa muridnya lah yang tidak mau tahu bahkan mereka tidak semangat dalam berajar.

Prof. Kumaidi menjawabnya bahwa guru yang seperti inilah yang belum baik dalam mengajar. Karena guru yang baik bukan hanya menilai bahwa dirinya sebagai guru yang baik tetapi guru yang baik dan profesional itu yang menilai adalah orang lain termasuk murid.

Bahkan dia mengakui satu-satunya Sekolah Dasar yang sistem pengajarannya disukai muridnya pernah dijumpainya di suatu pelosok, yaitu setelah lonceng tanda selesai pelajaran berbunyi mereka mengeluh dan merasa kurang karena mereka asik dalam belajar.




IAIN Pontianak Berangkatkan Mahasiswa ke Serawak, Lakukan Program Pengabdian Masyarakat (PPM)

 PPM

Pembekalan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) adalah program unggulan yang memberi kesempatan kepada mahasiswa IAIN Pontianak untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan di Serawak, Malaysia kerjasama dengan Hikmah.

PPM#2Wakil Rektor III IAIN Pontianak, Dr. Zaenuddin, MA.MA., mengatakan, pelaksanaan dari program PPM pada tahun ini diikuti sebanyak 18 mahasiswa peserta KKL dan merupakan kali kedua setelah pada tahun lalu diikuti sebanyak 20 mahasiswa dari tiga Fakultas yang ada di IAIN Pontianak.

Kegiatan PPM, jelas Zaenuddin, pelaksanaannya disesuaikan dengan bulan Ramadhan. Mahasiswa akan berada di lokasi PPM Serawak, Malaysia selama satu bulan dari tanggal 10 Juni s/d 10 Juli 2015. Keunikan dari program ini adalah melakukan pembinaan kepada para muallaf pada bulan suci Ramadhan.

Menurut dia, mahasiswa yang ikut dalam program PPM Serawak, Malaysia 2015 ini merupakan kesempatan yang baik untuk belajar kepada masyarakat luar negeri.

Mahasiswa sebelumnya juga telah diberi pembekalan, ini dimaksudkan untuk memberikan pengarahan dan informasi terkait dengan persiapan mahasiswa sebelum berangkat ke lokasi. Selain itu, disampaikan juga visi dan misi dari kegiatan PPM Serawak, Malaysia.

Selanjutnya, Ketua LP2M, Luqman Abdul Jabbar, M.Ag, mengatakan dihadapan mahasiswa peserta PPM, mahasiswa dalam kegiatan ini hendaknya dapat belajar dan melakukan pengabdian kepada masyarakat disana.

PPM#3Dia juga memberikan arahan teknis terkaitan dengan pelaksanaan sampai menuju lokasi PPM. Tidak lupa, Luqman, mengingatkan kepada mahasiswa selama kegiatan agar menyempatkan diri untuk membuat laporan. Laporan ini dimaksudkan untuk proses penilaian kegiatan PPM yang dikonversikan ke dalam nilai program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 2015.

Mahasiswa yang melaksanakan kegiatan ini, hemat dia, nantinya tidak lagi diwajibkan mengikuti program KKL, namun telah tergantikan dengan kegiatan PPM Serawak, Malaysia 2015 yang juga merupakan program unggulan LP2M.

Secara imbolik kegiatan PPM dilepas langsung oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag.




Pekan Kreatifitas Ekonomi Islam

pekan kreatifitas

Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam IAIN Pontianak kembali mengadakan Pekan Kreatifitas Ekonomi Islam atau Pentas Ekonomis.

Kegiatan ini akan berlangsung pada hari rabu-kamis, 20-21 Mei 2015 bertempatan di kampus IAIN Pontianak. Acara yang akan digelar adalah berupa perlombaan. Perlombaannya terdiri dari tiga tingkatan yaitu tingkat mahasiswa, tingkat pelajar dan tingkat umum.

Pada tingkat mahasiswa, digelar beberapa perlombaan yaitu debat Ekonomi Islam, pemilihan duta Ekonomi Islam, mading 3D, fashion show busana muslim, kerajinan tangan, dan miniatur bedug mini.

Sementara, pada tingkat pelajar, jenis perlombaannya yaitu marching band, nasyid, mading 3D, miniatur bedug mini dan kerajinan tangan, dan di tingkat umum perlombaannya adalah foto selfie.

Perlombaan yang dilaksanakan tersebut, memperebutkan Piala Rektor IAIN Pontianak. Kegiatan ini setiap tahunnya diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah dan Ekonom Islam Iain Pontianak.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan bakat dari mahasiswa dan mengasah kreatifitas mereka. Karena mahasiswa tidak hanya dituntut untuk bisa menguasai materi-materi perkuliahan, melainkan juga hal-hal yang berhubungan dengan praktik termasuk salah satunya kreatifitas dalam berbagai hal.

Kegiatan ini dilangsungkan tanpa dipungut biaya pendaftaran dan lainnya.




Ketentuan Usulan Bantuan Pencetakan/Penerbitan Buku Ajar dan/atau Buku Literatur IAIN Pontianak Tahun 2015

Dalam rangka penyediaan literatur buku yang berkualitas dan penguatan kapasitas akademik, IAIN Pontianak mengalokasikan anggaran untuk penyusunan (penulisan) dan pencetakan (penerbitan) Buku Ajar dan/atau Buku Literatur bagi dosen. Buku Ajar dan/atau buku Literatur yang dimaksud adalah buku yang menjelaskan peta keilmuan terkini dari bidang yang menjadi kepakaran penulis dan juga harus memperlihatkan konstruksi keilmuan yang otoritatif dan universal serta orisinal.

Usulan Buku