Ifthar dan Tarawih Saat Malam Nuzul Qur`An di Ma`Had Al-Jami`Ah

 27.1

Dalam rangka menjadikan bulan Ramadhan menjadi lebih bermakna Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak melaksanakan kegiatan Ifthar dan Tarawih Bersama dimalam Nuzulul Qur`an, acara ini bertempat di Ma`had Al-Jami`ah.

27.2Kegiatan ini merupakan rangkaian Program Ihya` Ramadhan yang dilaksanakan selama bulan Ramadhan 1436 Hijriah ini. Acara ini diisi dengan ceramah oleh Ustadz H. Udi Yuliarto, Lc, MA, dilanjutkan dengan buka buasa bersama dan Sholat Maghrib berjamaah serta makan malam dan Tarawih.

Hadir dalam kegiatan ini santri Ma’had Al Jamiah, mahasiswa dan dosen IAIN Pontianak, Ketua LP2M, Luqman Abdul Jabbar, M.Si, dalam sambutannya ia berharap kegiatan ini benar-benar bisa menjadi “ihya ramadhan” menghidupkan dan menyemarakkan malam-malam Ramadhan.

Ketua panitia Faizal Amin, M.Ag. mengatakan kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kualitas keimanan, pengetahuan, semangat kompetisi dalam beribadah, dan berbagi terhadap sesama bagi masyarakat umum, semoga member manfaat dan menjadi pintu kesadaran beribadah.




Asah Soft Skill Mahasiswa Melalui Praktikum Dasar FTIK

22.1

Guna mengembangkan soft skill mahasiswa, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan menyelenggarakan Praktikum Dasar Mahasiswa yang meliputi beberapa keahlian yaitu Komputer, Ibadah dan Qiraah, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris.

Kegiatan yang dibuka pada tanggal 22 Juni 2015 kemarin diperuntukkan bagi seluruh mahasiswa FTIK semester II sejumlah 440 orang. Wakil Dekan I bidang Akademik, yang dalam acara pembukaan tersebut mewakili Dekan FTIK, Eka Hendry AR, M. Si, menegaskan bahwa kuliah di dalam kelas masih belum cukup untuk mahasiswa mengasah soft skill yang diperlukan.

“Perlu ada basic treatment bagi mahasiswa untuk menguasai beberapa keahlian yang diperlukan sebagai calon sarjana IAIN Pontianak, oleh karena itu praktikum dasar menjadi bagian penting dalam pengembangan akademis di luar dari perkuliahan formal”, terangnya.

22.2Senada dengan Wadek I FTIK, Kepala Bagian Tata Usaha FTIK, Sohorman, dalam kesempatan tersebut menyampaikan progress report panitia, mengungkapkan bahwa ternyata masih ada keluhan dari masyarakat tentang keahlian yang dimiliki mahasiswa maupun alumni IAIN Pontianak.

Dari beberapa lokasi KKL yang pernah disinggahi mahasiswa IAIN, tuturnya, banyak keluhan yang menyatakan bahwa mahasiswa IAIN Pontianak masih ada yang menolak saat ditunjuk menjadi imam, khatib, hingga memimpin tahlil.

Karenanya, “Agar mahasiswa-mahasiswa FTIK mampu menguasai beberapa keahlian dasar tersebut, maka diselenggarakanlah kegiatan Praktikum Dasar, diawali dengan praktikum komputer di bulan ini, hingga beberapa bulan kedepan dengan materi praktikum yang berbeda seperti Ibadah dan Qiraah, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris,” pungkas Sohorman.




Rektor IAIN Pontianak Lakukan Pembinaan Kepada Pengurus UKM dan UKK

pembinaan ukm

Momentum bulan Ramadhan digunakan para pimpinan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak untuk melakukan kegiatan yang penuh manfaat. Selain melakukan pembinaan kepada tenaga kependidikan, pembinaan khusus tenaga kontrak, juga dilakukan pembinaan kepada Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Unit Kegiatan Khusus (UKK) di Lingkungan IAIN Pontianak.

Kegiatan yang digagas oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Zaenuddin, MA ini dilaksanakan pada hari Selasa, 30 Juni 2015 di Ruang Aula Lt.IV Gedung Rektorat IAIN Pontianak. Zaenuddin mengatakan “Kegiatan ini bertujuan agar memotivasi kepada seluruh Pengurus UKM dan UKM agar dapat melaksanakan kepengurusan organisasi dengan lebih semangat dan penuh kreativitas serta spiritualitas terus terjaga.  Di samping itu juga dirangkaikan dengan kegiatan berbuka puasa bersama agar terjalin hubungan yang erat antara Rektor, Wakil Rektor, Kepala Biro AUAK, Para Dekan dengan para Pengurus UKM dan UKK” katanya.

26.2Selain dihadiri oleh Pengurus UKM dan UKK , tampak pula hadir Kepala Biro AUAK, H. Khairunas, SH. MH, para Dekan; Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kependidikan, Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd; Dekan Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam, Dr. Ichsan Iqbal, dan Dekan Fakultas Adab dan Dakwah Dr. Samsul Hidayat; Kabag Akademik dan Kemahasiswaan Sumarman, S.Ag dan Kasubbag Tatausaha, Humas dan Rumahtangga, Aspari, S.Pd.I.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, didaulat untuk memberikan tausiah. Dalam tausiahnya Rektor mengajak seluruh Pengurus UKM dan UKK untuk serius dalam belajar, perbanyak membaca dan mengkaji, kembangkan tradisi akademik yaitu membaca, menulis dan berdiskusi, harus  bisa memenej waktu dengan baik antara keperluan akademik dengan tugas sebagai pengurus organisasi. Jangan sampai aktivis kampus justru telat menyelesaikan skripsi. Demikian beliau mengingatkan dengan penuh semangat.




Pembinaan Tenaga Kontrak

Pembinaan honorer

Dalam rangka memberikan motivasi  kepada para tenaga kontrak baik itu tenaga Administrasi, Tenaga Satpam dan Tenaga Cleaning Service, IAIN Pontianak memberikan pembinaan kepada seluruh tenaga kontrak. Kegiatan itu dilaksanakan pada hari Jum`at 3 Juli 2015. Hadir pada acara pembukaan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga,  Dr. H. Hermansyah, M.Ag, dalam sambutannya menyampaikan agar selaku seorang muslim kita harus meneladani Rasulullah dalam menjalani kehidupan dan saat kita melaksanakan tugas agar hidup kita senantiasa diberkahi.

“Beliau menegaskan Masalah pekerjaan kita harus bekerja dengan baik maka kebaikan jugalah yang akan kita terima. Imbalan akan menyesuaikan dengan niat dan usaha kita. Pekerjaan yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan kelak dihadapan Allah Swt”, tegasnya sekaligus mengutip firman Allah dalam QS. Yasin, ayat 65.

Selanjutnya, kepala Biro AUAK, H. Khairunas, SH., MH., memberikan arahan, betapa pentingnya kita meningkatkan semangat kerja karena dengan semangat itulah yang akan mendatangkan balasan untuk kita juga, contohnya uang saku peserta yang akan diberikan usai kegiatan ini merupakan kebaikan yang diberikan IAIN Pontianak dalam rangka memberikan yang terbaik buat tenaga kontrak.

Khairunas, juga menekankan kepada tenaga kontrak untuk melaksanakan lima budaya kerja Kementerian Agama yaitu dengan memiliki integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan memiliki keteladanan.

Pada akhir penyampaiannya, Khairunas, meminta maaf pada seluruh tenaga kontrak jika selama ia menjadi Kepala Biro AUAK banyak kekhilafan, karena pada saat hari lebaran nanti beliau akan merayakan idul fitri bersama keluarga tercinta di Jakarta.




Pembinaan Pegawai, Rektor Beri Tausiyah Jelang Buka Puasa Bersama

 buka bersamaSetelah sukses mengadakan silaturahmi dan pembinaan seluruh pegawai pada saat menyambut Ramadhan (17/6), IAIN Pontianak kembali mengadakan Pembinaan Pegawai Tenaga Kependidikan yang dirangkaikan dengan Peringatan Nuzulul Qur’an pada 2 Juli 2015 atau 15 Ramadhan 1436H bertempat di ruang teater IAIN Pontianak.

Kegiatan ini diadakan atas inisiasi dari Kepala Biro AUAK, H. Khairunas, SH., MH., dalam rangka membina mental para pegawai di lingkungan IAIN Pontianak, serta untuk memanfaatkan momentum bulan Ramadhan guna meningkatkan spiritualitas dalam kinerja sehari-hari.

24.2Acara yang diselenggarakan ini dihadiri seluruh Pegawai Struktural, hadir juga Kepala Biro AUAK, dan para Kabag dan Kasubbag. Acara diawalai dengan bersama-sama membaca al-Quran 30 Juz, khatamul Qur-an  dan mendengarkan tausiyah.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag memberikan tausyiah pada acara tersebut, mengingatkan bahwa puasa diperintahkan Allah dalam Qur-an hanya untuk orang yang beriman bukan kepada manusia keseluruhan.

Menurutnya, ini sarat dengan makna, karena yang mengetahui bahwa kita puasa hanyalah diri kita sendiri, atau bahkan kita sendiri tidak pernah tahu apakah kita puasa atau tidak, ini artinya butuh keyakinan yang kuat untuk menjalankan ibadah puasa.

Berkenaan dengan kinerja bahwa puasa juga merupakan perjuangan, lanjutnya, maka lakukanlah dengan ikhlas agar perjuangan itu bisa mengubah kita kearah yang lebih baik, disitulah bisa dilihat perbedaan sifat orang yang puasa dengan yang tidak puasa.

Hamka, merujuk Firman Allah SWT dalam QS. Quraisy, ayat 2-5 bahwa jangan kita menjadi orang yang tidak konsisten, jadilah orang yang teguh dalam bertindak dan bekerja. Jadikanlah al-Qur’an dan hadist sebagai pedoman dalam kehidupan, katanya.




Testimoni Peserta Ujian UM-PTKIN

UM-PTKIN#3

Muhammad Saparudin, alumni SMA Negeri 2 Sekadau mengaku lega sekaligus was-was setelah mengikuti ujian tertulis Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) Tahun 2015 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak pada hari Selasa, 23 Juni 2015.

“Perasaan saya otomatis lega bercampur deg-degan, mampu atau tidaknya saya menjawab ujian”. Ceritanya setelah mengikuti ujian tes Keislaman.

Mengisi jawaban pada lembaran soal menjadi kekhawatiran untuknya, terlebih pria berkulit sawo matang ini bukan berasal dari pendidikan Madrasah. Tes Kebahasaan, terutama Bahasa Arab merupakan tes yang paling ia khawatirkan.

“Jujur, saya kesulitan di bahasa Arab, apalagi saya ini dari SD, SMP, SMA bukan Madrasah tetapi sekolahnya umum, jadi pusing, sangat pusing”, akunya.

Mengenakan kemeja lengan panjang berwarna biru, celana panjang berbahan kain warna hitam, potongan rambut pendek menunjukan keseriusan peserta yang mendaftar di Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), sebab dalam poin disiplin ditentukan peserta harus berpakaian rapi, tidak mengenakan celana jeans dan sandal.

“Saya berharap dapat lulus di sini. Saya sudah menjadi alumni tahun lalu, jadi melanjutkan baru tahun ini. Saya juga tidak ada mendaftar di tempat lain, hanya di sini di IAIN”, harapnya dengan suara yang terbata-bata.

“Mohon doanya, semoga saya lulus di sini”, tutupnya.

Tidak jauh berbeda dengan Saparudin, pada hari terakhir ujian tertulis, Rabu, 24 Juni 2015, peserta lain bernama Rudi Kurniadi, mengatakan mantap, PAI sebagai jurusan yang dipilihnya. Pendidikan Agama Islam menjadi sangat penting untuk menyeimbangkan pergaulan yang semakin modern.

“Saat ini banyak anak muda yang lebih memilih hal-hal yang modern dibandingkan dengan untuk akhirat. Jadi sangat diperlukan pendidikan agama Islam, akhirat dapat dunia dapat, jelas alumni SMK Negeri 7 Pontianak ini.

Membaca soal melalui internet merupakan cara yang dipilih oleh Nunung Zakiyah. Peserta yang memilih Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (KPI-FUAD) tersebut mengaku tidak mengalami kendala saat ujian. Gadis yang berasal dari Galing-Sambas ini datang tiba pukul 06.15 agar tidak telat.

Berdasarkan data dari Panitia Pusat UM-PTKIN didapat data bahwa peminat yang mendaftar     di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya. Mayoritas pendaftar di PTKIN justru berasal dari sekolah umum yang mengalahkan jumlah pelamar dari madrasah/pondok pesantren.




Ujian Serentak Jalur UM-PTKIN

Seleksi masuk melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) telah dilaksanakan secara serentak pada Univeritas Islam Negeri (UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) di seluruh Indonesia yang dilaksanakan tertulis  secara serentak di bawah koordinasi Diktis  Kemenag RI, pada tanggal 23-24 Juni 2015.

Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, Sumarman, S.Ag, mengatakan IAIN Pontianak sebagai salah tempat penyelenggaraan ujian tersebut, berjalan dengan lancar dan tertib tanpa menemukan kendala teknis satu pun.

UM-PTKIN#2IAIN Pontianak sebagai panitia pelaksana telah melakukan persiapan dengan memperhatikan beberapa hal terkait dengan pelasanaan ujian, baik yang berhubungan dengan ruangan maupun petugas pengawas ujian, peserta pun pada hari pertama diminta menjadi saksi terkait dengan validasi soal ujian.

Peserta UM-PTKIN, tutur Sumarman, pada pelaksaan ujian di IAIN Pontianak diikuti sebanyak 375 orang dari 391 orang yang mendaftar. Terdiri dari 377 kelompok ujian IPS, 13 orang dari kelompok IPC dan 1 peserta dari kelompok IPA.

Sementara, tambah Sumarman, untuk jalur SPAN-PTKIN sampai dengan tanggal 24 Juni 2015 tercatat data sementara dari bagian keuangan sebanyak 220 peserta yang telah mendaftar ulang.

Sementara, untuk penerimaan mahasiswa baru jalur lokal atau SPMB IAIN Pontianak, baru akan dibuka pendaftaran pada tanggal 3 Agustus sampai dengan 28 Agustus 2015 mendatang di Bagian Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Pontianak. Jalur ini paling diminati dari peserta lokal setiap tahunnya.




Panitia Pelaksana UM-PTKIN IAIN Pontianak, Adakan Sosialisasi untuk Pengawas dan Penanggung Jawab Ruang Ujian

sosialisasi

Pengawas dan Penanggung Jawab Ruang mendapatkan arahan dan sosialisasi pelaksanaaan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) dari Panitia Pelaksana IAIN Pontianak, dari Wakil Rektor I Bidang Kemahasiswaan dan juga sebagai ketua panitia lokal pelaksana ujian, Dr. H. Hermansyah, M.Ag., Selasa, 22 Juni 2015.

Ketua Panitia UM-PTKIN, Dr. Hermansyah, M.Ag., mengatakan bahwa Pengawas atau Penanggung Jawab Ruang Ujian adalah pegawai yang dipilih langsung oleh atasan berdasarkan kriteria yang ditentukan. Satu di antaranya adalah pengawas berpendidikan minimal S-1.

“Bapak dan Ibu ini dipilih menjadi pengawas bukan asal pilih saja, tetapi berdasarkan rekomendasi atau pilihan atasan langsung sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, sekarang ketentuan dari pusat pengawas minimal S1”, terang Hermansyah.

Pegawai yang terpilih dapat bekerja sama dalam pelaksanaan ujian, tambah Hermansyah, dengan menunjukan sikap profesional, bertanggung jawab, dan untuk hari pelaksanaanya datang lebih awal, pukul 07.00 sudah ada di kelas.

bagian Kesekretariatan, Helmi Hardi, M.Pd., dalam sosialasinya mengungkapkan, di ruang Pengadilan Semu, Gedung Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam dijadikan ruang pengisian Lembar Berita Acara Keadaan Naskah Soal Ujian, Berita Acara Pelaksanaan Ujian, dan Amplop Lembar Jawaban Ujian.

“Nanti saat membuka amplop soal ujian ada peserta yang diminta menjadi saksi. Kode Ujian untuk IAIN kita adalah 22, sedangkan kode soal ada di bagian depan soal ujian, dan berkenaan dengan kedisiplinan dan ketertiban ujian nantinya, peserta dan pengawas diminta untuk berpakaian rapi, handphone dimatikan, agar tidak menganggu pelaksanaa ujian, paparnya menegaskan.

Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri merupakan ujian seleksi masuk Univeritas Islam Negeri (UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) di seluruh Indonesia yang dilaksanakan tertulis  secara serentak di bawah koordinasi Direktorat Pendidikan Tinggi Islam  Kementerian Agama Republik Indonesia.

IAIN Pontianak merupakan panitia pelaksana untuk yang mendaftar di IAIN Pontianak, namun peserta yang mendaftar di PTKIN lain dapat ikut ujian di IAIN Pontianak.

Pelaksanaan UM-PTKIN Tahun 2015 berlangsung selama dua hari yakni 23-24 Juni 2015. IAIN Pontianak menyiapkan 21 ruangan, yakni Ruang IPA 1, Ruang IPS mencapai 19, dan Ruang IPC 1 di Gedung Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan (FTIK) dan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) IAIN Pontianak.




Rektor IAIN Pontianak Ajak Bertaqwa dengan Sebenar-Benar Taqwa

untaian

Rabu, 24 Juni 2015 bertepatan dengan 8 Ramadhan 1436 Hijriah. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag menyampaikan tausiah pada kuliah sepuluh menit di Masjid Raya Mujahidin Pontianak.

Ribuan jama’ah memadati untuk melaksanakan shalat Isya dan tarawih serta witir di masjid yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 20 Januari 2015 yang lalu. Masjid tersebut menjadi kebanggaan masyarakat Kota Pontianak khususnya dan masyarakat Kalimantan Barat umumnya.

Dalam tausiahnya Hamka mengutip Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran 102).

Dia menjelaskan, ayat tersebut mengabarkan bahwa ada indikasi orang yang bertaqwa tapi tidak dengan sebenar-benarnya taqwa. Orang seperti itu hanyalah menipu dirinya sendiri. Di depan manusia kelihatan begitu shaleh, dengan segala aksesoris keshalehannya.

18.2Namun dihatinya masih menyimpan dendam, amarah, hasut, iri dan dengki dan segala macam penyakit hati lainnya. Kehadirannya membuat saudara-saudaranya, teman kerjanya, tetangganya merasa tidak aman, tambah Hamka.

Hamka mengatakan, bahwa dewasa ini sesungguhnya lebih jahil dari zaman jahiliyah di masa Nabi Muhammad Saw. Pembunuhan terjadi di mana-mana. Padahal dinyatakan dalam al-Qur’an bahwa membunuh satu nyawa sama dengan membunuh seluruh manusia di muka bumi ini.

Penyakit sosial tersebar di seluruh penjuru negeri, terangnya, Kerusakan mental generasi muda sangat mengkhawatirkan. Karena itu penting bagi kita semua untuk melakukan perbaikan akhlak sesuai dengan misi kenabian. Sebagaimana sabda nabi Muhammad Saw: “Aku diutus untuk memperbaiki/menyempurnakan akhlak”.

Lakukanlah perbaikan akhlak itu dimulai dari diri sendiri dan keluarga masing-masing. Sebagaimana firman Allah Swt: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6).

“Kalau setiap diri dan keluarga menjaga akhlak dengan baik, maka yakinlah bahwa perbaikan akhlak akan mudah dilaksanakan dan semakin membesar dari lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, hingga bangsa dan negara”, tutupnya.




Membangun Kesadaran Budaya Mutu

Budaya Mutu

Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Pontianak mengawali dari serangkaian kegiatan yang telah direncanakan, dengan menggelar kegiatan seminar bertema “Membangun Budaya Mutu.” Kegiatan tersebut dihadiri para pejabat, dosen, dan melibatkan perwakilan mahasiswa IAIN Pontianak, pada hari Selasa, 16 Juni 2015, di Ruang Teater Gedung Biro AUAK.

Ketua LPM IAIN Pontianak, Sapendi, M.Pd, mengatakan, seminar Membangun Budaya Mutu tersebut, bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap budaya mutu dan mengembangkan mutu pendidikan tinggi baik pada tahapan input, proses, output dan outcomenya.

Membangun budaya mutu sudah diamanatkan oleh Undang-undang. Sapendi berharap, seminar yang diselenggarakan dapat memberikan tambahan wawasan tentang mutu, sehingga seluruh komponen yang ada di IAIN Pontianak memiliki kesadaran bersama dalam membangun budaya mutu.

Menurut Sapendi, LPM sebagai lembaga bukan hanya memberikan penjaminan mutu, akan tetapi penjamin mutu terselenggaranya pendidikan di IAIN Pontianak melekat pada semua publik internal secara keseluruhan, mulai dari unsur pimpinan, dosen, tenaga administrasi,  dan mahasiswa.

Wakil Rektor I bidang Akademik, Dr. H. Hermansyah, M.Ag, membuka secara resmi kegiatan tersebut. Warek I dalam sambutannya menekankan sikap disiplin sebagai bagian dari kesadaran budaya mutu IAIN Pontianak. Mutu harus memiliki standarisasi, dan harus dimulai dari hal yang terkecil.

Hermansyah, berkeinginan menjadikan IAIN Pontianak sebagai lembaga yang besar dan bermutu. Saat ini semua jurusan sudah terakreditasi dan rata-rata dengan akreditasi B, sementara akreditasi lembaga masih dalam proses.

“Dari jumlah mahasiswa pun, IAIN Pontianak terus mengalami perkembangan dari sebelumnya hanya menerima sekitar 300 mahasiswa menjadi 1000 mahasiswa baru setiap tahunnya”, terangnya.

Dia menegaskan, jumlah tersebut harus diimbangi dengan mutu pendidikan yang baik, jika tidak secara perlahan akan ditinggalkan atau jika itu berlanjut maka akan melahirkan orang-orang yang tidak bermutu dan menjadi masalah di tengah masyarakat, yaitu pengangguran yang terdidik.

Namun begitu, Hermansyah  mengingatkan mahasiswa yang hadir dalam acara tersebut, mutu bukan semata-mata urusan Rektor, Ketua LPM, Kabiro AUAK, atau Dekan Fakultas, tetapi itu menjadi urusan kita semua dalam hal menjaga dan meningkatkan mutu yang sudah ada.

“Seminar ini terselenggara mudah-mudahan dapat memunculkan kesadaran kita semua, bahwa mutu dan budaya mutu di lingkungan pendidikan IAIN Pontianak itu penting. Kita boleh bangga dengan status lembaga sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di Kalbar, tetapi tidak cukup untuk berhenti disitu, dan jauh lebih penting semua yang ada disini berkualitas”, tutup Hermansyah.

Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut adalah Ir. Abubakar Alwi, MT., Ph.D. (Wakil Rektor I Universitas Tanjungpura), Dr. H. Hermansyah, M.Ag. (Wakil Rektor I IAIN Pontianak), H. Khairunas, SH. MH., (Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak) dan Sapendi, M.Pd. (Ketua LPM IAIN Pontianak).