Khairunas: Pernyataan Rektor dan Wakil Rektor perlu Ditindaklanjuti

 Khairunnas

Dalam Acara Pembukaan Raker IAIN Pontianak, 10-12 Pebruari 2015, Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik dan Keuangan (BAUAK) IAIN Pontianak, H. Khairunas, SH. MH, menyampaikan bahwa apa yang sudah disampaikan oleh Rektor dan para Wakil Rektor hendaknya siap menjadi rekomendasi IAIN Pontianak ke depan.

Sebagai Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik dan Keuangan (BAUAK) IAIN Pontianak, ia mengapresiasi atas kerja kolektif civitas akademika IAIN Pontianak, dan dalam konteks ini pula, sebagai Kabiro ia akan terus memaksimalkan peran.

Menurutnya, forum raker ini bukan wadah/sarana untuk menjustifikasi diri sendiri. Perlu diluruskan pula, bahwa IAIN Pontianak adalah lembaga di bawah Kementerian Agama (Kemenag), namun demikian semua program IAIN Pontianak tetap harus berkoordinasi dengan Rektor sebagai pimpinan di IAIN Pontianak.

Sudah dicanangkan oleh Kemenag pentingnya berinovasi, karena itu menurutnya, budaya yang harus dikembangkan di IAIN Pontianak adalah integritas. Integritas adalah sebuah kesungguhan. Bukan mencari-cari kesalahan-kesalahan.

Selain integritas ini yang juga perlu dikembangkan adalah kejujuran dan komitmen. Hal inilah yang menurutnya perlu dipahami oleh seluruh jajaran civitas akademika IAIN Pontianak.

Dengan demikian, hematnya, apa yang disampaikan oleh Rektor dan Wakil Rektor inilah yang perlu ditindaklanjuti melalui raker ini.




Pendapat Para Dekan Fakultas & Direktur Pascasarjana dalam Raker IAIN Pontianak

Direktur pascasarjana

Rapat kerja (Raker) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak diadakan di Aula Dekopinwil Kalimantan Barat, jalan Letjend Soetoyo No. 125, pada tanggal 10-12 Pebruari 2015. Dalam sesi pembukaan Raker IAIN Pontianak, Dekan Fakultas TIK, SEI, UAD dan Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak diminta pendapatnya tentang Raker IAIN Pontianak.

Mendapat kesempatan pertama, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak, Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd mengatakan bahwa Raker IAIN Pontianak dapat mengamankan semua kebijakan Rektor dan para Wakil Rektor (Warek) dan secara bertahap dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan.

Selanjutnya ia juga mengharapkan bahwa agenda Raker ini dapat menghantarkan rencana-rencana strategis pada masing-masing fakultas dan pascasarjana terutama dalam menyiapkan peningkatan nilai akreditasi masing-masing fakultas dan pascasarjana.

Menurutnya reformasi birokrasi dan penguatan akuntabilitas perlu dilakukan, di samping perlu menyusun core belief dan core values. Tentu saja IAIN Pontianak tidak hanya menjadi kampus terkemuka di Indonesia tapi juga menjelma menjadi world class university.

Sementara Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak, Dr. Samsul Hidayat, MA menyampaikan bahwa Raker ini penting bagi FUAD, terutama dalam menyatukan orientasi fakultas dengan orientasi IAIN Pontianak.

“Kami di FUAD berharap pihak lembaga mendukung kebijakan-kebijakan FUAD yang berbasis riset, di mana menyinergikan soft skill dan hard skill secara integral, sehingga tahun 2016 sudah berbasis produk”, ucap Samsul.

Tugas besarnya sekarang adalah memikirkan bagaimana FUAD dapat tersosialisasi dengan baik di tengah-tengah masyarakat. Namun demikian, problematika yang muncul dari promosi juga perlu dipikirkan.

“Hemat saya, gencarnya promosi yang dilakukan jika tidak diiringi dengan ketersediaan SDM dosen dan sapras, sementara peminat FUAD meningkat, juga akan menimbulkan masalah, kami di FUAD berharap jajaran pimpinan mendukung program-program FUAD. Saya takut motivasi yang tinggi ini tidak didukung sapras yang baik”, demikian Dekan FUAD menjelaskan.

Berikut menurut Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI), Dr. Ichsan Iqbal, MM, menuturkan, Raker ini jangan hanya menjadi ajang bermimpi saja. IAIN Pontianak harus menjadi perguruan tinggi yang realistis bukan perguruan tinggi yang kaya mimpi.

Tahun 2015 FSEI kita hanya akan menerima 6 kelas, namun demikian, akan memaksimalkan pelayanan.

Selain itu, Dekan FSEI menyatakan keberpihakannya pada kebijakan Warek I, Dr. H. Hermansyah, M.Ag yang menginginkan manajemen Fakultas harus berbasis akreditasi.

Kemudian, tambahnya, “SIA sudah harus kita mulai dan implementasikan”.

Terakhir, Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak, Menurut Dr. Ali Hasjmi, dari Raker ini ada rekomendasi-rekomendasi Raker yang secara strategis bermanfaat bagi pengembangan Pascasarjana IAIN Pontianak.

“Adanya SOP yang jelas dan efektivitas ICT perlu menjadi agenda. Hal lainnya perlu maksimalisasi web sebagai media aktualisasi dosen dan mahasiswa. Pengelola Pascasarjana IAIN Pontianak juga berharap ke depan Pascasarjana memiliki program studi baru. Untuk itu, saat ini Pascasarjana telah menyiapkan diversifikasi program studi”, pungkasnya.




Arah Kebijakan Rektor Disampaikan dalam Raker IAIN Pontianak

RAKER#1

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak telah merampungkan Rapat Kerja (Raker) tahun 2015. Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Dekopinwil Kalbar, jalan Letjend Soetoyo No. 125 Pontianak, pada tanggal 10-12 Februari 2015, seluruh pejabat fakultas dan lembaga di lingkungan IAIN Pontianak berkumpul guna membahas dan mengevaluasi arah kebijakan pengembangan IAIN Pontianak di tahun 2015. Ada 6 (enam) aspek yang dijelaskan rektor–selaku pemegang kekuasaan tertinggi–yang akan menjadi acuan pengembangan lembaga di tahun 2015-2016.

  1. Bidang Pendidikan Dan Pengajaran
    1. Peningkatan layanan pendidikan dan pengajaran kepada mahasiswa sesuai dengan standar nasional pendidikan (SNP)
      1. Target Pencapaian: Proses pendidikan di masing-masing Fakultas harus betul-betul memberikan pelayanan pendidikan yang memuaskan bagi peserta didik dan memiliki impact yang nyata terhadap kualitas mahasiswa.
      2. Sasaran Program: Perlu ada standard-standard minimal pelayanan pendidikan yang harus diberikan oleh masing-masing dosen. Kemudian perlu ada monev secara rutin oleh lembaga terkait seperti Warek dan Wadek 1, LPM, Gugus Penjamin Mutu. Para Dekan harus memberikan perhatian pada peningkatan layanan akademik bagi mahasiswa dalam rangka meningkatkan kepuasan mahasiswa dalam menimba ilmu di IAIN Pontianak.
    2. Peningkatan profesionalitas dan kompetensi tenaga pengajar
      1. Target Pencapaian: Dosen memiliki standar kompetensi yang jelas, sehingga berdampak terhadap peningkatan proses perkuliahan.
      2. Sasaran Program: Perlu dilakukan banyak pelatihan dan short course peningkatan profesionalitas dosen
    3. Maksimalisasi sumber belajar dengan menggunakan media Teknologi Informasi
      1. Target Pencapaian: Perlu ada diversifikasi sumber belajar, terutama dengan pengarus utamaan (mainstreaming) pembelajaran berbasis IT.
      2. Sasaran Program: Perlu dilakukan penguatan dan latihan bagi dosen dalam pemanfaatan IT untuk pembelajaran. Pusat Tekhnologi Informasi dan Data (PTID) harus lebih pro aktif membuat pelatihan-pelatihan bagi para dosen.
    4. Revitalisasi kurikulum berbasis KKNI selaras dengan pencapaian Visi dan Misi
      IAIN Pontianak

      1. Target Pencapaian: Kurikulum yang telah disusun harus dipantau proses implementasinya, dan jika pandang perlu segera dilakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan riil kompetensi yang hendak dicapai oleh mahasiswa.
      2. Sasaran Program: Warek 1, Wadek 1 dan Ketua-ketua Jurusan harus berkoordinasi tentang implementasi kurikulum berbasis KKNI dan secara rutin mengevaluasi struktur dan implementasi kurikulum. Mengingat kurikulum adalah soft skill penentu keberhasilan sebuah lembaga pendidikan.
  2. Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
    1. Diversifikasi jenis dan objek penelitian Dosen dan diharapkan memberikan kontribusi yang nyata bagi pengembangan ilmu dan pemecahan masalah
      1. Target Pencapaian: Penelitian harus lebih beragam dari segi jenis penelitian dan isu yang diangkat. Hasil-hasil penelitian dosen harus dipublikasi baik dalam bentuk buku dan jurnal sehingga dapat diakses oleh kalangan akademisi dan masyarakat secara luas.
      2. Sasaran Program: Perlu ada workshop khusus yang membahas arah pengembangan penelitian dosen di IAIN Pontianak. Perlu juga diintensifkan pelatihan-pelatihan penelitian bagi Dosen.
    2. Diversifikasi kegiatan pengabdian masyarakat
      1. Target Pencapaian: Kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus lebih majemuk, dan tidak hanya terpusat di LP2M, tetapi juga harus dilakukan oleh Fakultas.
      2. Sasaran Program: Kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus lebih majemuk, dan tidak hanya terpusat di LP2M, tetapi juga harus dilakukan oleh Fakultas.
  3. Bidang Pengembangan Layanan Sistem Informasi Administrasi Akademik, Keuangan dan kepegawaian
    1. Implementasi sIstem informasi akademik, keuangan, kepegawaian, agar lebih aman, mudah diakses, terbuka dan modern
      1. Sasaran Program: IAIN harus sudah beralih dari model pengelolaan sistem informasi konvensional menjadi sistem informasi digital (online) dengan pemanfaatan secara maksimal IT.
      2. Target Pencapaian: Kepala Biro harus mengoordinir implementasi sistem informasi di beberapa bidang yang berada di bawah Biro AUAK IAIN Pontianak. Minimal tahun 2015 Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) sudah berjalan.
  4. Bidang Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkuliahan
    1. Prioritas tahun 2015 adalah rehab terhadap fasilitas gedung yang ada, sehingga representatif untuk penyelenggaraan kegiatan perkuliahan.
      1. Sasaran Program: Sebagai program darurat, sambil menunggu anggaran pembangunan gedung baru, maka gedung perkuliahan yang ada harus segera diperbaiki, sehingga menjadi layak dipergunakan.
      2. Target Pencapaian: Warek II, Ka. Biro AUAK dan Kasubbag. Umum harus segera mendata bangunan yang menjadi prioritas perbaikan tahun 2015. Dan kemudian membuat blue print pengembangan sarana prasarana untuk jangka panjang.
    2. Pembangunan gedung kuliah baru 5 lantai
      1. Sasaran Program: Dari waktu ke waktu, peminat yang ingin masuk ke IAIN cenderung mengalami peningkatan yang signifikan. Fenomena ini harus dijawab dengan menyediakan sarana pendidikan yang memadai sehingga ada kesesuaian antara ekspektasi dengan kekuatan riil yang kita miliki.
      2. Target Pencapaian: Tahun 2015 target pembangunan gedung kuliah 5 lantai harus terlaksana, sehingga pada tahun akademik 2015/2016 ke depan penambahan jumlah mahasiswa akan semakin signifikan.
    3. Penambahan fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran di dalam Kelas
      1. Sasaran Program: Proses pembelajaran tidak boleh lagi terganggu dengan fasilitas yang kurang memadai, oleh karenanya segala keperluan proses perkuliahan harus segera dipenuhi.
      2. Target Pencapaian: Setiap kelas harus disedikan LCD Proyektor, papan tulis yang representatif, meubeler yang representatif, kipas angin, dan lain sebagainya, sehingga proses belajar menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
    4. Pengadaan dan peningkatan fungsi Laboratorium penunjang kompetensi Jurusan
      1. Sasaran Program: Laboratorium merupakan sarana penunjang utama proses pendidikan dan pengajaran di IAIN Pontianak.
      2. Target Pencapaian: Warek 2, Wadek 2 dan Ka. Biro AUAK harus segera mendata laboratorium yang ada, dan membuat rencana pengembangan Laboratorium penunjang kegiatan pembelajaran.
    5. Bidang Pengembangan Kerjasama dan Pemanfaatan Potensi Daerah
      1. Revitalisasi dan diversifikasi jaringan kerjasama antara lembaga.
        1. Target Pencapaian: Jaringan kerjasama harus lebih ditingkatkan, agar dapat memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan lembaga.
        2. Sasaran Program: Warek III dan Wadek III harus lebih pro aktif membangun jaringan kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak baik dalam dan luar negeri dalam rangka meningkatkan kualitas IAIN Pontianak.
      2. Pemanfaatan potensi daerah secara maksimal
        1. Target Pencapaian: Potensi daerah Kab/Kota se-Kalimantan Barat masih belum termanfaatkan secara maksimal oleh IAIN Pontianak. Padahal hampir 90 % mahasiswa IAIN Pontianak adalah putra/putri dari berbagai daerah di Kalbar.
        2. Sasaran Program: Rektor IAIN Pontianak akan menjadi “motor” dari strategi pemanfaatan potensi daerah bagi pengembangan IAIN Pontianak
      3. Realisasi pengadaan lahan kampus 2 IAIN Pontianak.
        1. Target Pencapaian: Lahan kampus 2 IAIN Pontianak yang lebih luas dan prospektif untuk pengembangan lembaga (termasuk persiapan menuju UIN) perlu segera direalisasikan, karena sangat terkait dengan pengembangan kelembagaan untuk jangka panjang.
        2. Sasaran Program: Rektor dan pimpinan lainnya harus pro aktif membangun komunikasi dengan pemerintah daerah, masyarakat dan Kementerian Agama RI guna mendapatkan bantuan lahan kampus 2. Targetnya tahun 2015, keinginan ini telah terealisasi.  Untuk menjadi perhatian, proses pengadaan lahan kampus 2 harus senantiasa memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
        3. RAKER#2
    6. Bidang Revitalisasi peran organisasi-organisasi kemahasiswaan
      1. Penataan dan revitalisasi organisasi kemahasiswaan sesuai dengan perubahan IAIN Pontianak.
        1. Target Pencapaian: Organisasi kemahasiswaan harus menjadi bagian dari proses pengembangan IAIN Pontianak. Mahasiswa harus didorong untuk ikut serta dalam mewujudkan kampus yang ulung, terkemuka dan terbuka.
        2. Sasaran Program: Warek III dan Wadek III harus lebih banyak memberikan perhatian dan pembinaan terhadap perkembangan organisasi-organisasi kemahasiswaan. Organisasi kemahasiswaan harus didorong turut serta dalam proses pengembangan IAIN. Kemudian, harus juga mendapatkan perhatian tentang pembinaan moral dan etika bagi mahasiswa, dalam rangka mengantisipasi hal-hal negatif yang tidak diinginkan.




Era Baru Dewan Mahasiswa (DEMA) IAIN Pontianak

 DEMA

Fachrur Rizal, Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak, dengan antusias mengatakan bahwa perubahan alih status STAIN menjadi IAIN menuntut perubahan organisasi kemahasiswaan. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), menjadi Dewan Mahasiswa (DEMA).

Menurut Presma yang baru dilantik 8 Oktober 2014, perubahan DEMA tidak hanya mengikuti alih status IAIN Pontianak, akan tetapi substansi yang terkandung dalam nama ini. Oleh karenanya tidak hanya ditingkat mahasiswa saja yang menyambut baik era baru status DEMA, akan tetapi lembaga juga diminta untuk bersama-sama dan saling memberikan pengaruh guna menjalin sinergisitas yang baik dalam membangun IAIN ke depan.

DEMA#2Terkait dengan perubahan status DEMA, Fahri menuturkan, hal tersebut sudah jelas diatur dalam Peraturan Dirjen Pendis Nomor: Dj.I/253/2007. Sesuai dengan AD/ART maupun Tata Tertib Organisasi Kemahasiswaan. Saat ini beberapa regulasi telah terbit berupaya disosialisasikan kepada mahasiswa dan semua pihak yang berkepentingan.

Namun demikian, dia menyadari, dengan peralihan status DEMA banyak pihak belum mengenal istilah dan nama baru yang ada mengikuti pada organisasi kemahasiswaan. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam bekerja sekaligus mensosialisasi status baru organisasi kemahasiswa yang ada di IAIN Pontianak.

Restrukturisasi organisasi kemahasiswaan juga menuntut pengurus-pengurus baru yang ada untuk berbenah dan lebih giat melakukan banyak hal secara bersama dengan lembaga dalam membangun IAIN Pontianak, terutama melakukan publikasi ke masyarakat tentang status baru IAIN Pontianak dan organisasi kemahasiswaan.

Terkait program kerja DEMA pada periode sekarang, Fahri menyampaikan, beberapa waktu lalu menyelenggarakan kegiatan Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) dilakukan secara bersama dengan pihak akademik. Pada tahun ini tercatat sejarah baru dengan jumlah mahasiswa baru terbesar yakni diikuti sebanyak 1020 mahasiswa baru.

Dalam kegiatan tersebut DEMA dan organisasi kemahasiswaan dibawahnya banyak memberikan edukasi dan sosialisasi berkenaan dengan pengenalan dunia akademik secara baik, dan memberikan pandangan positif tentang kegiatan kemahasiswaan yang ada di IAIN Pontianak.

Disamping itu, Fahri mengatakan, dalam waktu dekat DEMA akan menggelar Pekan Bakti Mahasiswa (PBM) sebagai agenda penutup dari serangkaian kegiatan OPAK bagi mahasiswa baru IAIN Pontianak.

“Dalam rangka membangun sinergisitas antara lembaga dan DEMA, proses restrukturisasi DEMA IAIN Pontianak perlu juga memberdayakan peran alumni yang tersebar di seluruh penjuru daerah Kalimantan Barat. Dengan begitu kampus yang kita cintai ini akan membumi di seluruh lapisan masyarakat”, terang Fahri.

Selain itu, Reza Prananda Furiansyah, Wapresma, menambahkan, koordinasi yang baik antar unit kerja Keluarga Besar Mahasiswa (KBM), dimulai dari SEMA, DEMA, DEMA Fakultas, dan UKK, serta HMJ di tingkat Jurusan agar semua pihak memiliki tujuan dan misi yang sama sebagai turunan untuk mewujudkan visi dan misi IAIN Pontianak.

Dengan begitu, simpul Fahri, perubahan yang terjadi di kampus ini, tidak hanya perubahan status IAIN dan organisasi kemahasiswaan, akan tetapi dharma bakti sebagai wujud kerja nyata pengurus organisasi kemahasiswaan menjadi contoh yang baik dan berguna untuk masa mendatang.




Mengkaji Nahjul Balaghah dan Syi’ah

Nahjul Balaghah

Bedah buku Nahjul Balaghah, bersama Prof. Dr. Ibrahimian, disambut baik dan diapresiasi Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Dr. Zaenuddin, MA., MA.

Zaenuddin, mengatakan, kegiatan bedah buku Nahjul Balaghah yang diadakan di IAIN Pontianak ini sesuai dengan misi IAIN Pontianak lebih terbuka terhadap nilai keagamaan Islam.

“Diskusi ini merupakan cara bagi kita bersama-sama dalam meningkatkan pengetahuan kita, khususnya dalam menyelami isi kandungan buku Nahjul Balaghah karya Sayyidina Ali ra dan membuka perspektif kita tentang ajaran Syiah”, ucapnya.

Dr. Hujjat Ibrahimian, narasumber kegiatan ini menyampaikan bahwa mengkaji Nahjul Balaghah karya Sayyidina Ali ra penting dilakukan oleh umat Islam. Dalam mengkaji kitab ini, idealnya tidak ubah mempersoalkan perbedaan mazhab.

“Saya punya keyakinan, Islam yang dipeluk di Iran sama dengan Islam yang dipeluk di Indonesia. Hal ini karena baik muslim Iran atau Indonesia, sama-sama toleran dan berlogika dalam memahami ajaran agama. Tuhan kita adalah satu, Al-Quran kita juga sama, Nabi kita juga Nabi Muhammad bin Abdullah”, seru Hujjat Ibrahimian.

Menurutnya, Bagi penganut mazhab Ahlul Bait, imam yang merupakan ahlul bait, adalah orang-orang yang ma’shum. Tentu ada perbedaan antara mazhab Syafi‘iyah dengan ahlul bait dalam hal ini, tapi perbedaan tidaklah mencolok.

Dia melihat ada kesamaannya, yaitu baik mazhab ahlul bait maupun mazhab Ahlussunnah Waljamaah yaitu as-Syafiiyah, sama-sama mencintai nabi dan keluarganya (Ahlul Bait). Dalam konteks mencintai keluarga nabi tentu tidak ada perbedaan di kalangan umat Islam.

“Orang-orang Syiah punya kepercayaan bahwa Sayyidina Ali ra., merupakan ahlul bait, bukanlah manusia sembarangan. Ali ra. adalah manusia sempurna, ma’shum dan istimewa sepeninggal Rasulullah”, ujarnya.

Demikian pula umat Islam di luar Syiah, dia mengakui keistimewaan sejumlah khalifah, yaitu Abu Bakar, Umar, Usman, selanjutnya Ali. Karenanya, perbedaan mazhab hendaknya jangan dipandang sebagai sumber perpecahan.

Dia berharap, perbedaan yang ada diantara kita hendaknya saling membuka ruang untuk berdialog dan berbagi pendapat. Perbedaan pendapat itu jangan menjadi sumber konflik.

Hujjat Ibrahimian menyebut, Sayyidina Ali ra. meninggalkan suatu kitab, yaitu Nahjul Balaghah yang berbahasa Arab. Kitab ini sudah diterjemahkan dalam banyak bahasa termasuk Indonesia.

“Kitab Nahjul Balaghah, terdiri atas tiga bagian: pertama, membahas kumpulan khutbah Sayyidina Ali; kedua, Surat-surat Ali yang dikirim ke berbagai kalangan, saat beliau menjabat sebagai Khalifah; dan ketiga, kata-kata bijak dari Sayyidina Ali”, tutur Hujjat Ibrahimian.

Beberapa kali, Hujjat Ibrahim juga membacakan petikan kata mutiara dari Sayyidina Ali yang ada dalam kitab Nahjul Balaghah, diantaranya, “Wahai dunia, barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai alat yang lebih tinggi ia akan mendapatkan penglihatan yang terang, namun barangsiapa yang melihat dunia sebagai sasarannya, ia akan dibutakan oleh dunia”.

Narasumber kedua dalam seminar ini adalah Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Pontianak, Dr. Samsul Hidayat, MA. Dalam penjelasannya, Dr. Samsul Hidayat menjelaskan dalam kepercayaan Syiah, iman itu serupa satu mata rantai dari realita bathiniah Rasulullah. Imam dalam perspektif Syiah menjadi manifestasi dari cahaya Rasul. Inilah filosofi ahlul bait.

Samsul Hidayat juga menguraikan, bahwa Syiah sesungguhnya sama dengan Ahlussunnah wal Jamaah, yang mempunyai aliran-aliran. Paling tidak ada tiga aliran yang terkenal dalam ajaran Syiah dan masing-masing punya konsep ajaran yang berbeda, yaitu Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, dan Ghuluw/Ghulat.

Sejauh referensi yang ia dapatkan, tidak menggunakan ijma’. Landasan Syiah adalah al-Quran, as-Sunnah, dan Imam. “Imam dalam pemahaman Syiah adalah salah satu rangkaian atau satu paket tentang bagaimana Islam digambarkan oleh orang Syiah”, ucapnya.




Bupati KKR Jamu Pertemuan Warek II PTKIN Se-Indonesia

Pertemuan Warek II

Pertemuan Forum Wakil Rektor/Ketua II bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia digelar di IAIN Pontianak.

Berkesempatan menerima para tamu yang bertandang ke Kalimantan Barat, Bupati Kabupaten Kubu Raya (KKR), H. Rusman Ali, SH, mengadakan jamuan makan malam sekaligus menggelar acara pembukaan di rumah pribadinya.

Dalam sambutannya, di depan Wakil Rektor dan pembantu Ketua II PTKIN se-Indonesia, Rusman Ali menyampaikan harapannya agar ke depan IAIN Pontianak membuka kampus II di Kabupaten Kubu Raya.

“Saya berharap kampus IAIN Pontianak bisa dibuka di wilayah Kubu Raya. Paling tidak 2 tahun kedepan kami siap membantu lahan untuk pembangunan kampus II IAIN Pontianak di Kubu Raya”, ujarnya.

Sedangkan untuk biayanya, terangnya, bisa diusahakan bantuan dari International Development Bank (IDB). Dengan adanya kampus berbasis agama di daerah Kubu Raya tentunya bisa membantu pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kubu Raya.

Dia mengungkapkan, Kubu Raya merupakan wajahnya Kalbar, karena setiap orang yang datang ke Kalbar pintu masuknya lewat Kubu Raya, karena Bandara Supadio yang menjadi kebanggaan masyarakat ada disana.

Selain itu, lanjut Rusman Ali, di tahun 2016 Insyaallah Kubu Raya akan menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ). Paling tidak dengan adanya IAIN di Kubu Raya kelak bisa membantu pembinaan keagamaan di Kabupaten Kubu Raya.

“Saya pribadi berharap Kubu Raya bisa menjadi Juara Umum dalam acara MTQ tersebut”, pungkas Rusman Ali.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M. Ag, mengapresiasi dengan baik keinginan Bupati KKR untuk menghadirkan kampus IAIN di Kabupaten Kubu Raya, menurut Hamka hal tersebut sangat menguntungkan kedua belah pihak.

“Dengan adanya IAIN di Kabupaten Kubu Raya tentu saja akan menguntungkan kedua belah pihak. IAIN sebagai satu-satunya perguruan tinggi keagamaan Islam negeri di Kalimantan Barat akan semakin dinamis menghadapi masyarakat Kubu Raya yang juga memiliki varian kemajemukan yang kurang lebih sama dengan masyarakat Kota Pontianak”, ucap Hamka.

Terlebih lagi dengan adanya tawaran lahan di Kubu Raya, imbuhnya, dalam beberapa waktu ke depan IAIN bisa semakin berkembang dan bekerjasama dengan pemerintah untuk membangun pendidikan Kalimantan Barat menjadi lebih baik.

Dalam kesempatan tersebut, Forum Wakil Rektor dan Pembantu Ketua II yang diketuai Prof. Dr. H. Nizar Ali, MA akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan usulan naskah akademik tenaga pendidik dan kependidikan.

Menurut Nizar Ali, belum ada aturan baku dari Kementerian Agama Republik Indonesia terkait dengan naskah akademik seperti tugas belajar dan izin belajar. Idealnya, jika sudah ada SK tugas belajar sesuai dengan aturan pada bulan ketujuh akan dihentikan tunjangan profesi fungsional dan kemudian digantikan dengan tunjangan belajar.

Akan tetapi di kalangan Kementerian Agama tidak ada aturan tentang tunjangan belajar tersebut, sementara di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ada aturan yang mengatur tunjangan belajar.

“Beberapa persoalan inilah yang gencar dibicarakan dalam forum Wakil Rektor dan Pembantu Ketua II untuk kemudian diperjuangkan di tingkat elit Kementerian Agama RI”, tambahnya.




BNPT Sambangi IAIN Pontianak, Beri Edukasi Anti Radikalisme Teroris Bagi Mahasiswa

BNPT

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, dan Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) bersama menggelar Training of Trainers anti radikal terorisme bagi mahasiswa di IAIN Pontianak pada tanggal 19-21 November 2014. Kegiatan ini adalah bagian dari program nasional pencegahan terorisme yang pelaksanaannya di Perguruan Tinggi umum dan PTKI di seluruh Indonesia.

Amiruddin Kuba, Koordinator kegiatan Training of Trainers (ToT), mengatakan, pelaksanaan ToT di Perguruan Tinggi dibagi menjadi dua, yakni khusus untuk pimpinan dan dosen, dan bagi mahasiswa. Khusus untuk pimpinan dan dosen sudah dilaksanakan di tiga tempat yaitu di Bandung, Lampung, dan Kendari. Selanjutnya ToT diperuntukkan bagi mahasiswa juga dilaksanakan pada tiga tempat diantaranya di Makassar, Pontianak, dan selanjutnya di Palu.

Ketika ditanya alasan ToT Anti Radikal Terorisme dipilihnya kampus sebagai tempat kegiatan, secara gamblang Amir mengungkapkan, kegiatan tersebut tidak dimaksudkan untuk meniadakan tempat  lain, akan tetapi lebih kepada alasan bahwa De Nusa Institut sebagai mitra yang diberi kepercayaan oleh BNPT untuk mengelola kegiatan di perguruan tinggi.

Program ToT terbagi beberapa bagian, Amir menyebut, ada ToT untuk majlis taklim, para napi, lembaga pemasyarakatan, ormas, pesantren, masyarakat umum dan dialog damai dengan menghadirkan ulama dari dalam dan luar negeri. Sehingga program ToT secara bersamaan berjalan di tempat dan provinsi lain dan dikelola oleh mitra yang lain.

Mengenai output dari kegiatan ini, Amiruddin menegaskan, pimpinan dan dosen punya peran khususnya di kampus menjadi pelopor bagi mahasiswa secara umum untuk menyampaikan informasi selanjutnya tentang anti radikalisme teroris.

Dia tidak menampik terlepas dari terdeteksi atau tidaknya sebuah kampus terhadap gerakan radikalisme teroris. Kampus ilmiah harus steril dari hal tersebut. Dengan ikutnya mahasiswa dalam kegiatan ToT dapat menjadi agen bagi kampusnya sendiri untuk meminimalisir pengaruh yang ditimbulkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Pada kesempatan yang sama redaktur Suluh berkesempatan mewawancarai Ali Fauzi, mantan anggota Jamaah Islamiyyah, berikut obrolan singkat dengan adik Amrozi–terpidana mati bom Bali I–seputar bahaya radikalisme teroris di dunia kampus.

Bagi Ali Fauzi keterlibatan mahawasiswa dalam jaringan terorisme sangat berbahaya, karena kemampuan intelektual mahasiswa cukup dibanggakan. Ketika mereka masuk bukan menjadi anggota biasa tetapi menjadi anggota luar biasa, tentu kebijakan akan lebih bagus ketimbang kebijakan diambil anggota biasa.

Menurutnya, mahasiswa cukup rentan terhadap jaringan terorisme, kelompok ini sangat ingin membidik mereka, dan akan diajarkan perilaku-perilaku instruktif yang mengedepankan prinsip dalam pertemanan dan persahabatan. Selanjutnya akan ditanamkan metode tarbiyah yang membuat orang merasa simpati dan mendalam untuk bergabung.

Ali Fauzi berpendapat, paling tidak ada dua metode yang diajarkan dalam menarik simpati dan pemahaman yang mendalam dalam kelompok ini, yaitu; pertama, Pendidikan agama digunakan untuk menstimulasi dalam merekrut mahasiswa; kedua, isu internal sunnah yang terkait dengan permusuhahan Islam dan Barat. Dengan begitu akan mudah mengajak kelingkaran tersebut.

Untuk mengantisipasi gerakan tersebut, agar tidak masuk ke dunia kampus, Ali Fauzi memberi cara, yakni dengan pendekatan persuasif, adanya kebijakan dari lembaga, dan pembinaan yang intensif.




Dalam Mengimplementasikan SKP, Kabiro AUAK Komitmen Dorong Kerja Pegawai

SKP

Dalam pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilakukan pemerintah, terkait dengan pengembangan karier dan tunjangan kinerja PNS. Pemerintah sudah menetapkan dan memberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.

Pelaksanaan PP Nomor 46 tahun 2011 sebagai pengganti Draf Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang mengutamakan penilaian perilaku dalam bentuk daftar penilaian perilaku pegawai. DP3 tersebut dinilai dari kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan.

Khairunas, SH, MH, Kabiro AUAK IAIN Pontianak, mengatakan, SKP adalah rencana dan target kerja yang akan dicapai oleh seorang PNS. SKP memuat kegiatan tugas pokok jabatan dan target atau jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas jabatan.

Dalam penerapan SKP, dia menegaskan, apapun pekerjaan yang dilakukan pegawai harus terdokumentasi dengan baik. Hal tersebut menjadi bagian dari kinerja pegawai dan dapat dijadikan bukti kinerja dan bukti untuk menerima tunjangan kinerja.

“Tidak ada lagi alasan bagi pegawai untuk tidak mendokumentasikan, mereview, dan mencatat kinerja setiap harinya. Ini merupakan tugas tambahan yang harus dilakukan sebelum pulang kerja setiap harinya atas tunjangan yang diterima”, terang Khairunas.

Dengan begitu, lanjutnya, penilaian prestasi kerja PNS merupakan proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja PNS dengan tujuan untuk menjamin obyektifitas dalam pembinaan PNS berdasarkan sistem prestasi kerja dan jenjang karir.

Menurutnya, SKP bagian dari program kerja yang terukur realisasinya. Dengan demikian, SKP akan menjadi bagian dari penilaian prestasi kerja pegawai. Prestasi kerja tersebut dapat dibagi dua yakni sasaran kerja dan perilaku kerja yang dinilai atasan terhadap bawahan.

SKP yang telah disusun dan disetujui bersama antara atasan langsung dengan PNS yang bersangkutan ditetapkan sebagai kontrak prestasi kerja, selanjutnya SKP tersebut digunakan sebagai standar/ukuran penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja berdasarkan SKP ini lebih bersifat objektif, terukur, akuntabel, partisipatif dan transparan.

Khairunas memberi contoh, seperti dosen yang sudah menerima tunjangan kinerja, tunjangan kinerja dosen diberikan dalam bentuk sertifikasi dosen. Tunjangan sertifikasi dosen itu bisa dibayarkan manakala sudah terpenuhi beban kerja dosen, jika belum ada bukti dokumen atas beban kerja dosen maka tunjangan tersebut belum bisa dibayarkan.

“Sebuah kekeliruan jika tunjangan sertifikasi dosen dibayarkan jika kinerjanya tidak sesuai dengan beban kerja dosen”, ujar dia.

Selain itu, hal yang terpenting baginya adalah bagaimana pekerjaan itu dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan dan pengabdian kepada lembaga IAIN Pontianak untuk menunjang Tridharma Perguruan Tinggi.

Mengenai tugasnya, Khairunas mengaku, masih banyak keluhan yang diterima dari fakultas sebagai pelaksana teknis pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Biro AUAK sebagai penyokong dan pendukung kinerja fakultas dan dosen, dia berkomitmen untuk membenahi dan menelusuri satu persatu dan mendorong semua komponen administrasi yang ada di IAIN Pontianak untuk bekerja secara lebih baik.

Dalam kesempatan itu, Khairunas mengajak, pegawai bawahannya untuk bersemangat dalam melakukan pekerjaan. Berupaya untuk meningkatkan kualitas kerja, bekerja secara profesional, penuh dengan integritas, dan mampu menjalin kebersamaan dalam bekerjasama.

Baginya bekerja secara profesional adalah tuntutan dari kewajiban, dan kewajiban itu melekat pada setiap pegawai. Di samping itu, ia mengingatkan, jika pegawai lalai dan tidak disiplin dari tuntutan kewajiban itu yang merasa rugi tentunya diri sendiri.

“Terpenting, jangan sampai melakukan pekerjaan melampaui dari kewenangan yang ada atau mengurangi dari kewajiban yang ada”, pungkas Khairunas.




Pemkot Pontianak Sambut Baik Pertemuan Wakil Rektor I PTKIN Se-Indonesia

Pertemuan Warek I

Forum Wakil Rektor dan Pembantu Ketua I PTKIN se-Indonesia menggelar pertemuan lanjutan di IAIN Pontianak pada tanggal 13-15 Oktober 2014. Pada pertemuan tersebut mengagendakan pembicaraan mengenai kurikulum KKNI, dan persoalan internasionalisasi lembaga.

Dr. Muhammad Zaenuddin, Sekretaris Forum Wakil Rektor I PTKIN se-Indonesia, mengatakan, Forum ini dibentuk dalam rangka untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang terkait dengan akademik baik itu pengajaran, pendidikan, dan penelitian serta kelembagaan.

Menurutnya, Forum Wakil Rektor I punya tanggung jawab untuk merespon persoalan yang berhubungan dengan akademik, dan kelembagaan. Pada masing-masing Warek dan Puket I PTKIN selalu menterjemahkan apa yang menjadi kebijakan dari Kementerian Agama RI.

“Untuk lebih menyatukan pemikiran dalam menyelesaikan berbagai masalah di tingkat perguruan tinggi, para Wakil Rektor yang tergabung dalam Paguyuban Wakil Rektor ini, selalu mengagendakan rapat koordinasi yang berpindah-pindah dari satu perguruan tinggi ke perguruan tinggi lainnya”, ungkap Muhammad Zaenuddin.

Melalui pertemuan ini antara PTKIN dapat saling memberikan informasi penting dan membincangkan persoalan-persoalan yang dihadapi. Peserta akan duduk bersama guna menyatukan pandangan seputar isu-isu terbaru di bidang pendidikan, pengajaran dan penelitian, selanjutnya akan disampaikan sebagai bahan masukan ke Direktur Diktis Kemenag RI.

Pertemuan Warek I#2Pada pertemuan kali ini, IAIN Pontianak didaulat selaku tuan rumah. Acara pembukaan yang dilaksanakan di rumah dinas Wakil Walikoto Pontianak, Edi Kamtono, mengucapkan selamat datang kepada para Wakil Rektor dan Pembantu Ketua I PTKIN se-Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Edi Kamtono berbagi cerita tentang banyak hal mengenai Kota Pontianak, tidak terkecuali wisata kuliner dan warung kopi yang menjadi ciri khas kota ini.

Terkait dengan keberadaan IAIN Pontianak, Edi Kamtono, mengilustrasikan, apa bila suatu kota banyak terdapat perguruan tingginya, maka kota tersebut akan maju dan berkembang dengan cepat, kampus IAIN Pontianak, menurutnya, menjadi bagian penting itu.

Sebagaimana diketahui, paparnya, Kota Pontianak memiliki penduduk sebanyak 587 ribu jiwa, 70% diantaranya beragama Islam, sehingga hampir semua jalan terdapat masjid atau musholla. Dengan jumlah masjid sebanyak 234 buah dan 460 musholla telah menghidupkan suasana Islami. Dapat didengar ketika suara azan saling bersahut-sahutan.

Selain itu, lanjut Edi Kamtono, setiap tahunnya di kota Pontianak selalu terjadi titik kulminasi Khatulistiwa dimana mata hari tepat berada di atas Kota Pontianak. Tepat pada tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September, matahari tepat di atas kepala sehingga apabila kita berdiri pada saat itu tidak ada bayangan.

Pertemuan Warek I#3Dia menjelaskan, pada peristiwa tersebut selalu diadakan acara dan perayaan di tempat terjadinya titik kulminasi agar memberikan suasana khas, dan edukasi serta penelitian bagi masyarakat dan orang yang ingin berpartisipasi ingin meningkatkan keberadaan Kota Pontianak.

Edi Kamtono juga menyampaikan, dalam lima tahun terakhir Kota Pontianak giat dalam melaksanakan pembangunan. Kota Pontianak ingin sejajar dan lebih maju seperti kota-kota lainnya di Indonesia, pada infrastruktur, sektor pendidikan dengan memberikan pendidikan gratis SDN, SMPN, SMAN, dan membebaskan biaya kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit.

“Kota Pontianak didominasi Suku Melayu, namun demikian kota khatulistiwa ini dapat dikatakan sebagai kota terbuka dan heterogen yang terdiri dari banyak suku yang hidup saling berdampingan”, simpul Edi Kamtono.




Sambutan Rektor dalam Wisuda Pertama IAIN Pontianak

WisudaOleh: Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag

Kita bersyukur kepada Allah SWT, dengan anugerah-Nya kita masih diberi kekuatan dan kesehatan, shalawat dan salam kita persembahkan kehadapan ikutan kita Muhammad Rasulullah Saw. Pada hari Kamis, 27 November 2014, kita dipertemukan untuk menghadiri wisuda program sarjana (S1) dan pascasarjana (S2) yang berjumlah 426 orang.

Wisuda kali ini adalah wisuda yang pertama kalinya juga kita laksanakan di kampus IAIN Pontianak. Wisuda ini juga untuk pertama kalinya dihadiri oleh Direktur Diktis Kemenag RI. ini tentu saja menjadi sejarah yang berharga bagi kita semua.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, atas nama civitas akademika IAIN Pontianak, kami mengucapkan selamat dan sukses kepada para wisudawan-wisudawati yang telah menyelesaikan studi strata satu (S1) dan strata dua (S2) di IAIN Pontianak.

Ucapan selamat juga dihaturkan kepada para orang tua dari para wisudawan/wisudawati karena telah berhasil membimbing dan mendukung anak-anak mereka hingga tercapai tujuannya mencapai gelar kesarjanaan di lembaga pendidikan IAIN Pontianak.

Keberhasilan ini merupakan perpaduan antara kesungguhan dan dukungan orang tua dan semua yang terlibat dalam proses yang panjang dan berliku. Sehingga, setelah kalian bersyukur dan sujud syukur kepada Allah, kalian sangat wajib berterima kasih kepada kedua orang tua kalian.

Kalau boleh saya berharap, dengan dicapainya prestise baru dalam kehidupan kalian yaitu “gelar kesarjanaan”, yang menandakan dan membuktikan naiknya kualitas kependidikan kalian, hendaklah harus kalian iringi dengan membaiknya kualitas perilaku kalian dalam keseharian hidup.

Sebab hari ini bermodalkan ijazah dan kepintaran saja tidak cukup. Hari ini anak-anakku sekalian tidak bisa hanya menjajakkan kepintaran kita, karena hari ini sudah sangat banyak orang pintar.

Sertailah kesuksesan kalian dalam mencapai gelar kesarjanaan itu dengan bersedianya kalian untuk bersikap “tawadhu’-rendah hati”, karena seperti pesan Rasul “tidak akan menjadi hina orang yang merendahkan hatinya, kecuali akan ditinggikan derajatnya oleh Allah”.

Memanfaatkan keberhasilan mencapai gelar kesarjanaan ini tidak harus dengan menjadi PNS, dan tidak harus pula menunggu menjadi PNS baru berperan serta dalam pembangunan bangsa.

Kesarjanaan ini jangan menimbulkan kegalauan atau kegelisahan baru, tataplah masa depan dengan penuh percaya diri, optimis, kembangkan segenap potensi diri dan kreativitas kalian. Lulusan perguruan tinggi sudah tidak zamannya menunggu peluang kerja, tetapi mesti mencari dan menciptakan peluang kerja tanpa memilah-memilih pekerjaan.

Apalagi lulusan IAIN Pontianak ini begitu besar lahan pengabdian kepada masyarakat yang bisa dikembangkan. Itu artinya tak ada istilah lulusan IAIN Pontianak menjadi pengangguran. Jangan melekat lagi gelar “lulusan IAIN hanya menjadi sekedar pembaca doa”, menunggu diundang baca doa baru berkarya.

Masih banyak pilihan yang mesti diambil. Anda bisa mencari peluang beasiswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi baik di dalam negeri (termasuk S2 di IAIN Pontianak) maupun kuliah di luar negeri.

Kepada para orang tua, wali, dan keluarga wisudawan-wisudawati, saya mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas kepercayaan yang telah diberikan kepada IAIN Pontianak sebagai tempat pendidikan. Mereka telah kami bina dengan semampu kami selama ini, sekuat tenaga kami mengarahkan dalam lingkup kurikulum yang ada.

Kami juga menyampaikan permohonan maaf bila selama menempuh pendidikan di kampus IAIN Pontianak ada hal-hal yang tidak berkenan di hati. Setelah prosesi wisuda ini, kami serahkan kembali putra-putri bapak/ibu .

Kiranya apa-apa yang mereka timba dan peroleh di IAIN Pontianak ini ada manfaatnya untuk menunjang jalan kehidupan mereka di masa mendatang serta dapat pula membanggakan bapak/ibu sekalian sebagai orang tuannya.

Kepada pemerintah daerah, pemerintah kota/kabupaten se-Kalimantan Barat, para donatur, penyedia beasiswa dan seluruh stakeholeders tak lupa kami ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas bantuan dan kerjasamanya dalam mendidik anak bangsa ini.