STAIN Pontianak Peringkat 8 Nasional, Ketua STAIN Berikan Bonus

PIONIR

PIONIR VI (Pekan Ilmiah, olahraga, Seni dan riset) yang berlangsung di IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang dilaksanakan 19-24 Agustus 2013 telah berlalu. Kegiatan yang dibuka langsung oleh Menteri Agama, Suryadharma Ali dan diikuti sebanyak 53 PTAIN se-Indonesia, sebanyak 2500 mahasiswa yang bersaing dalam ajang tersebut. Namun STAIN Pontianak masih dalam euphoria kemenangan.

STAIN Pontianak yang mengirim kontingen yang paling kecil yakni sebanyak 20 mahasiswa untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut. Keseluruhan perlombaan dan pertandingan ada sebanyak 16 cabang, akan tetapi STAIN Pontianak hanya mengikuti sebanyak 10 cabang.

Dihadapan 700an mahasiswa baru dan dosen yang hadir dalam acara pembukaan OPAK Mahasiswa baru. Ketua STAIN Pontianak Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, didampingi Pembantu Ketua III Dr. H. Hermansyah, M.Ag yang juga merupakan ketua Kontingen memberikan penghargaan berupa piagam dan bonus uang tunai yang tidak disebutkan jumlahnya kepada semua peserta dan kepada mahasiswa yang berhasil meraih medali pada ajang tersebut.

“Jika dibandingkan dengan mahasiswa lain, dari IAIN, UIN, dan STAIN yang lain. Alhamdulillah berkat kerja keras, latihan adik-adik mahasiswa, dan doa dari kawan-kawan kita berhasil memperoleh rangking ke 8 se-Indonesia. Sebagai bentuk apresiasi dari lembaga Bapak Pimpinan IAIN memberikan piagam dan bonus kepada semua peserta PIONIR, papar Dr. H. Hermansyah, M.Ag ketika memberikan sambutan dan acara penyerahan piagam dan bonus dari Ketua STAIN Pontianak.

Dr. H. Hermansyah, M.Ag menyebutkan cabang-cabang yang diikuti STAIN Pontianak diantaranya, bulu tangkis, tenis meja, tahfiz Qur’an, MTQ, Kaligrafi, debat dalam bahasa arab, dan inggris, panjat tebing, catur dan Karya tulis ilmiah.

PIONIR#2“Alhamdulillah, dengan jumlah kontingen dan mengikuti cabang yang paling kecil, mahasiswa STAIN Pontianak berhasil membuktikan diri dengan prestasi yang diraih. Mereka berhasil memperoleh peringkat 8 Nasional dan merupakan satu-satunya STAIN yang berhasil meraih atau masuk dalam 10 besar nasional”.

Medali emas diperoleh dari cabang tenis meja ganda putra melalui pasanagan Syarif Idrus dan Tria Umbara dan bulutangkis tunggal putri yang diwakili oleh Indriani. Sedangkan medali perunggu juga diperoleh dari cabang tenis meja tunggal putra dengan peseta Syarif Idrus. Selain emas dan perunggu, Laila Astuti meraih juara harapan 3 dari bidang khat atau kaligrafi, Bukhari juga meraih juara harapan 1 dan harapan tiga pada cabang catur.

Dr. Hermansyah, M.Ag, menyebutkan kemungkinan ditahun depan akan ada lagi PIONIR, hal ini karena Bapak Menteri Agama RI sangat menyenangi kegiatan tersebut rencananya akan dilaksanakan setiap tahun yang semula dilaksanakan 2 tahun sekali, dan untuk tahun depan rencananya dilakanakan di UIN Malang.




Beasiswa Prestasi Akademik Bank Indonesia

Bank Indonesia

Bank Indonesia melalui Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Barat, Hilman Tisnawan pada tahun ini memberikan dana beasiswa kepada 40 mahasiswa IAIN Pontianak dan 40 mahasiswa Universitas Tanjungpura. Ini merupakan tahun kedua yang diberikan BI kepada mahasiswa IAIN Pontianak dan tahun ke 6 untuk mahasiswa Universitas Tanjungpura. Masing-masing mahasiswa diberikan sebesar 250 ribu rupiah setiap bulannya.

Bank Indonesia#2Program beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa kurang mampu yang memiliki prestasi akademik dan memasuki semester 6. Agenda penyerahan beasiswa secara simbolik kepada kedua perguruan tinggi negeri yakni IAIN Pontianak, dan Universitas Tanjungpura berlangsung di kantor Perwakilan BI Kalbar sekaligus penandatangan MOU dihadapan mahasiswa penerima beasiswa. Dalam acara tersebut hadir Dr. Waskita selaku Purek III Universitas Tanjungpura. Dr. H. Hamka Siregar, M. Ag Rektor IAIN Pontianak, didampingi Wakil Rektor III Dr. Hermansyah, M.Ag.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Bapak Hilman Tisnawan mengatakan kita dan adik-adik mahasiswa tidak boleh, tidak mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi dilapangan. Adik-adik mahasiswa calon pemimpin masa depan harus memulai dari sekarang.

Bank Indonesia#3Mengutip wawancara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar di www.antaranews.com, Hilman Tisnawan mengatakan pemberian beasiswa ini merupakan bentuk kepedulian Bank Indonesia kepada mahasiswa dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi tetapi memiliki prestasi akademik di kampus masing-masing.

Dijelaskannya, selain bentuk kepedulian, pemberian beasiswa ini juga untuk memotivasi mahasiswa agar menjadi suatu kebanggaan dan lebih giat lagi belajar. Dia mengharapkan pula mahasiswa mampu mengubah pola berpikir mahasiswa dengan tidak selalu berorientasi untuk menjadi pegawai.

“Mereka harus menjadi mahasiswa yang tidak “membebani” Negara. Bank Indonesia mendorong mahasiswa selain menerima beasiswa, mahasiswa juga disedia wadah untuk berkreasi yakni GENBI (Generasi Baru Indonesia). Kegiatan-kegiatan di dalamnya didukung oleh BI.

STAIN Pontianak melalui Ketuanya Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag mengatakan, ini merupakan salah satu perhatian BI kepada dunia pendidikan, ia berharap program beasiswa yang diberikan BI dapat terus berjalan setiap tahunnya. Sehingga mahasiswa dapat merasakan program-program dan komitmen pemerintah terhadap pembangunan sumber daya manusia, bukan hanya pembangunan fisiknya saja.




Kurikulum 2013 dalam Paradoks

Peserta Seminar Nasional yang diselenggarakan PPMP STAIN Pontianak membludak dari perkiraan semula, seperti diungkapkan ketua Panitia Rasiam, MA yang memasang target peserta hanya 200 orang. Sehari sebelum acara dimulai panitia terpaksa membatasinya. Namun hal tersebut tidak sepenuhnya berlaku hingga regestrasi sebelum acara dumulai keseluruhan peserta mencapai 319 orang.

Kegiatan Seminar Nasional bagi guru agama Islam se-Kalbar mengundang perhatian para guru-guru. Awalnya kegiatan ini hanya bertujuan STAIN Pontianak ingin memberikan kontribusikan kepada alumninya yang menjadi guru PAI, namun juga hadir diacara tersebut guru-guru dari sekolah-sekolah umum. Kegiatan tersebut menargetkan peserta dapat memahami konsep kurikulum tahun 2013.

Diungkapkan Eka Hendry AR, M.Si “sebagaimana diketahui PPMP STAIN Pontianak merupakan pelaksana dari kegiatan ini dan merupakan salah satu unit pelaksana teknis yang tugasnya mengawal, melahirkan produk-produk berkenaan dengan menjaga mutu penyelenggaraan pendidikan di STAIN Pontianak, baik mutu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat”.

Diakuinya, di PPMP STAIN Pontianak ada konsep bagaimana mendorong budaya mutu, nah untuk itu tidak bisa bekerja sendiri, maka PPMP selalu melibatkan seluruh civitas akademika STAIN Pontianak untuk mendorong budaya mutu. Oleh karena itu beberapa kegiatan di PPMP banyak melibatkan unit-unit, karena kesadaran mutu tidak mungkin dipikirkan sendiri.

Selain memberikan kontribusi secara internal, PPMP STAIN Pontianak juga ingin memberikan kontribusi yang dirasakan di tengah masyarakat. Salah satunya terkait dengan rencana implementasi kurikulum tahun 2013. STAIN Pontianak punya tanggung jawab karena merupakan salah satu kampus yang mencetak calon-calon guru, jadi jika tidak siap nanti lulusannya tidak siap mengikuti perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi, papar ketua PPMP STAIN Pontianak.

Kepala PPMP juga menilai, begitu banyak produk kurikulum yang ada, semuanya dalam konteks penyempurnaan. Namun demikian masih banyak terdapat polemik didalamnya, tidak terkecuali kurikulum 2013. Dirinya memandang kurikulum 2013 belum menjadi suatu kesadaran dari bawah ketika berhadapan dengan realita. itu lebih sebagai sebuah produk karena “tekanan politik”, sehingga perlu dikaji lebih mendalam.

seminar#3Menurutnya, terlepas dari itu semua, kurikulum 2013 merupakan suatu produk yang tidak bisa ditolak karena tuntutan perubahan pasti akan terjadi. Oleh karenanya perubahan ini harus diapresiasi dalam bentuk mengkritisinya. Seminar ini merupakan suatu kesempatan bagi para guru-guru, berdasarkan pengalaman-pengalaman di lapangan barangkali bisa membantu memberikan masukan kepada pembuat kebijakan dalam rangka penyempurnaan draff kurikulum 2013 ini.

Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini, Ir. Zulfadli, komisi X DPR RI menangani bidang pendidikan, Drs. H. Soedarto, selaku pakar pendidikan Kalbar, dan Dr. H. Moh. Haitami Salim, M.ag sebagai Direktur Pasca Sarjana Pendidikan Agama Islam STAIN Pontianak. Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Ketua STAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag.




Pelatihan Petani Hortikultura, Desa Binaan P3M STAIN Pontianak

P3M#5

Kegiatan pelatihan petani hortikultura yang diadakan P3M STAIN Pontianak berkerjasama dengan P4S-ACS (Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan – Alam Cemerlang Sejahtera) di desa Sungai Kunyit pada 16-20/9/2013, disambut baik Ketua STAIN Pontianak.

Diungkapkan Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag pada acara penutupan (20/10), “bangsa Indonesia hidup dan dibesarkan dari alam. Indonesia merupakan negara agraris, oleh karena itu kita bisa bertahan dan kebal terhadap krisis global yang terjadi di Amerika dan negara-negara di Eropa”.

Menurutnya, Kita mampu bertahan karena didukung oleh alam, sekarang ini adalah waktu yang tepat, kita belajar kembali ke alam. Secara pribadi dirinya sangat berminat menjadi peserta pelatihan dan menimba ilmu berbudidaya tanaman.

P4S-ACS merupakan wadah yang dikelola secara swadaya oleh petani setempat. Berdiri sejak tahun 2007 hingga sekarang sering melakukan kegiatan pelatihan, pesertanya tidak hanya dari Kalimantan tetapi juga dari luar Kalimantan.

Ketua P4S-ACS, Suma Rusdian, SE. MM mengatakan, saat ini sudah ada peraturan menteri yang mengatur tentang pelatihan-pelatihan non aparatur atau non PNS, wajib diadakan oleh oleh P4S yang tersebar diseluruh Indonesia dan jumlahnya sudah mencapai sebanyak 800an.

Dirinya merasa bangga dan bersyukur karena baru-baru ini P4S-ACS yang dipimpinnya memperoleh penghargaan dan diundang ke istana negara untuk menerima penghargaan dari pusat sebagai salah satu dari sembilan P4S teladan yang dipilih diseluruh Indonesia.

Untuk kegiatan pelatihan yang diadakan bekerjasama dengan P3M STAIN Pontianak, Suma Rusdian merujuk kerjasama dari kerjasama sebelumnya, dimana saat ini merupakan kali dan tahun kedua kerjasama dalam menggelar kegiatan pelatihan bagi petani.

Dia menjelaskan, materi pelatihan tahun ini meliputi kegiatan bagaimana cara mengelola hama, membuat pupuk organik, membuat pertisida organik, bagaimana cara memupuk tanaman secara kimia dan organik, dan bagaimana cara mengatasi hama pada tanaman.

Selain itu peserta juga dibekali dengan materi pelatihan motivasi petani membangun bisnis, materi ini diberikan supaya apa yang menjadi peluang peserta pelatihan yang masih menjadi mimpi dapat direalisasikan menjadi kenyataan, ungkapnya optimis.




Buka Opak 2013, Ketua Memperkenalkan IAIN Pontianak

opak

Hidup mahasiswa, hidup mahasiswa, hidup mahasiswa, teriak Ketua STAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag dihadapan mahasiswa baru peserta Opak 2013. Sesuai dengan Perpres nomor 53 tahun 2013 tentang perubahan STAIN Pontianak menjadi IAIN Pontianak, lembaran negara RI nomor 123 diundangkan 6 agustus 2013. Secara hukum adik-adik mahasiswa baru semua pada hari ini secara resmi sudah menjadi mahasiswa IAIN Pontianak, jelas dia dalam pidatonya penuh semangat.

Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. dengan bangga menuturkan (16/9/13) “Insya Allah akhir tahun ini akan kita adakan acara peresmian IAIN Pontianak, oleh karena itu harus membiasakan diri dengan sebutan IAIN Pontianak, tidak lagi menyebutnya STAIN Pontianak. Masyarakat akan lebih mengenal dengan sebutan itu”.

Kepada mahasiswa baru peserta Opak 2013 Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, mengaku bangga tahun ini merupakan peserta Opak terbanyak sepanjang sejarah STAIN Pontianak. Dirinya merasa yakin pada tahun 2014 mendatang jumlah mahasiswa baru akan semakin banyak, kita berharap bisa mencapai 1000an ke atas.

opak#2“Adik-adik calon mahasiswa baru akan lebih mengenal nama IAIN Pontianak, ketimbang nama STAIN Pontianak. Jadi, kalau nanti sudah betul-betul sudah diresmikan menjadi IAIN Pontianak, kampus ini karena tempatnya masih terbatas, apalagi jumlah mahasiswanya akan semakin ramai maka perkuliahan akan dilaksanakan hingga malam hari” kata ketua STAIN Pontianak

Dia menjelaskan, “seperti diketahui bersama, kampus STAIN Pontianak berada ditengah-tengah jantung kota Pontianak. Oleh karena itu, kita sudah berusaha membangun kampus ini dengan baik. Salah satunya, baru pertama kali ini juga gedung sport center digunakan untuk kegiatan Opak, dan ini merupakan gedung yang paling megah, mungkin tidak ada di Kalimantan atau tidak ada di UIN, IAIN, atau STAIN se-Indonesia”.

“Alhamdulillah, meski baru dibangun Sport Center sudah membawa berkah. Baru-baru ini Pionir di Banten, sudah memberikan efek luar biasa dengan meraih dua emas, dan satu perunggu yang menempatkan STAIN Pontianak diperingkat 8 nasional UIN, IAIN, dan STAIN se-Indonesia, serta satu-satunya STAIN yang bisa masuk sepuluh besar”, Jelasnya lebih lanjut.

Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag menegaskan kepada mahasiswa baru bahwa saat ini sedang berada di dunia kampus, atau diperguruan tinggi. Ini menandakan bahwa mahasiswa berada dipucuk masa depan. Dia berharap kepada mahasiswa agar dapat menyesuaikan diri sesuai dengan nama yang melekat pada diri tiap mahasiswa.

opak#3Dipenghujung pidato pembukaan Opak 2013, Ketua STAIN berpesan dengan beberapa pepatah diantaranya, Siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil. Dalam prakteknya, untuk bersungguh-sungguh itu tidak selalu indah dan enak. Pepatah lain diungkapkannya parang tidak ada yang tajam di asa dengan kertas, semua di asa dengan batu. Artinya hidup ini tidak ada yang mudah perlu untuk diperjuangkan dengan bersungguh-sungguh.




Launching & MoU Prodi Manajemen Dakwah, dan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Bersama DR. Muhammad Zain

dakwah#4

Kegiatan Dakwah Fair 2013 yang digelar oleh jurusan Dakwah selama sepekan menghadirkan banyak acara-acara dan pembicara serta melibatkan stakeholders. Kegiatan tersebut diharapkan mampu memberikan warna baru dan pengembangan yang lebih baik bagi jurusan Dakwah.

Terkait dengan pelaksanaan dakwah Fair 2013 tersebut, pada acara pembukaan lounching prodi Manajemen Dakwah dan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, workshop kurikulum pengembangan prodi, dan dan penandatanganan MoU bersama, panitia secara khusus menghadirkan Dr. Muhammad Zain, Kasubdit Akademik dan kemahasiswaan Dirjen Pendis kemenag RI.

dakwah#6Dalam kata sambutannya, Dr. Muhammad Zain sedikit bercerita tentang tokoh agama yang ada di Kalimantan Barat. “Kalimantan Barat ini adalah kota yang luar biasa, pernah mendunia dan tertulis dengan tinta emas dalam sejarah peradaban Islam dunia dan Indonesia”.

Syeh Muhammad Basiuni Imran (1885-1976) adalah ulama besar yang pernah mengecap ilmu pengetahuan di al-Azhar dan Makkatul Mukarramah. Di sini syeh Muhammad Basiuni Imran mendapatkan dua arus pemikiran yang luar biasa dan beliau pernah menulis kitab-kitab dalam bahasa Arab dan Melayu, tuturnya.

Jurusan Dakwah, prodi tafsir hadits dan komunikasi menurutnya sangat prospektif, dan berhubungan mahasiswa IAIN Pontianak. Ia berharap mahasiswa punya spirit dan gairah keilmuan yang mirip atau mengikuti syeh Muhammad Basiuni Imran, dalam hal keilmuan dia merantau ke Mesir, Mekah hanya untuk mencari ilmu pengetahuan.

IAIN Pontianak dapat menjadi prototipe, apabila mahasiswa fakultas dakwah nanti bisa menjadi mercusuar. Mahasiswa mampu menguasai kompenen yang sangat penting yaitu kecakapan berkomunikasi. Menurutnya, kecakapan komunikasi mutlak harus dikuasai tidak hanya mahasiswa jurusan Dakwah tetapi juga mahasiswa IAIN Pontianak secara keseluruhan.

Mengutip buku Lead with a Story, dia mengatakan bagaimana pemimpin besar dimuka bumi ini sukses, bukan hanya memiliki kemampuan manajemen perusahaan, tetapi karena kecakapan komunikasi CEO pada perusahaan tersebut. Jadi, menurutnya wajib hukumnya mahasiswa IAIN Pontianak belajar komunikasi dengan baik.

Saat ini mahasiswa berada pada era baru (new era), era interconnected atau keep connected. Merupakan era revolusi informasi yang terus mengalami perubahan dimana informasi terus mengalami updating. Google sendiri melakukan updating setiap 7 hari sekali, jelasnya.

dakwah#5Dia juga berharap IAIN Pontianak menjadi pelopor pendidikan electronic library. Jadi dosen bisa mengupdate ilmu pengetahuan, apa penelitiannya, kiprah, tulisan-tulisanya, dan sebagainya. Disitu juga terdapat menu ilmu-ilmu atau artikel-artikel terkait, jadi ketika dosen masuk di kelas, mahasiswa dapat langsung berdiskusi tentang keilmuan yang ditulisnya. Dengan demikian sangat memungkinkan IAIN Pontianak akan menjadi lebih baik dan lebih maju.

Pada kesempatan tersebut Dr. Muhammad Zain berkesempatan membuka Acara workshop kurikulum pengembangan prodi secara simbolik dengan memukul rebana. Acara ditutup dengan penandatanganan MoU STAIN Pontianak Jurusan Dakwah, dengan Travel Mabrur Tour, Dompet Ummat, Dewan Masjid Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Baznas provinsi Kalimantan Barat, LPTQ, Radio dan Televisi Mujahidin, TVRI Kalbar.




Dakwah Fair 2013

Saat ini jurusan Dakwah memiliki 4 prodi, 2 diantaranya merupakan prodi baru yaitu Manajemen Dakwah, dan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. Pada tahun mendatang jurusan Dakwah sedang merencanakan dan mempersiapkan pembukaan prodi Perbandingan Agama, prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, dan prodi Psikologi.

dakwah

Ketua STAIN Pontianak Dr. Hamka Siregar, M.Ag merasa bangga dengan kegiatan “Dakwah Fair 2013”, kegiatan ini dipandang sukses dan mengundang banyak perhatian, pembaca dan pendengar media, maupun civitas akademika STAIN Pontianak selama sepekan. Tidak luput, gramedia juga ikut memeriahkan kegiatan tersebut dengan melakukan bazar buku-buku Dakwah dan Keagamaan yang dijual dengan harga rendah.

“Kegiatan-kegiatan seperti ini kita bisa meningkatkan kemampuan dan kualitas. Kita berharap jurusan-jurusan yang ada akan berkembang dengan baik, lebih kompetitif karena masing-masing jurusan punya unggulan program studi dan kampus pun menjadi semarak. Saya berharap jurusan Dakwah dapat menjadi fakultas favorit di masa IAIN Pontianak mendatang”, tegas Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag.

dakwah#2Jurusan Dakwah sepertinya pun sedang menunjukkan intensitas dan semangat akademik untuk mengubah secara fundamental dan merestrukturisasi keberadaan jurusan secara keseluruhan baik ditingkat individu maupun kolektif. Berawal dari sebuah ide sederhana menggabungkan beberapa kegiatan prodi dan unit-unit di jurusan Dakwah ke dalam satu wadah yang lebih besar yang dinamakan “Dakwah Fair 2013” yang berlangsung selama sepekan (23-28/9/13).

Dikatakan ketua jurusan Dr. H. wajidi Sayadi, M. Ag, kegiatan Dakwah Fair dilaksanakan selama sepekan diawali dengan studium general dengan tema “Ikhtiar Membangun Soliditas, Integritas dan Sinergisitas Dakwah di Era Globalisasi”, acara ini secara khusus menghadirkan Prof. Dr. H. Asep Saiful Muhtadi, MA dari Universitas Negeri Sunan Gunung Jati Bandung. Agenda selanjutnya seminar Penyiaran Radio dan Telivisi. Bertemakan “Membangun Insan Penyiaran yang Kreatif dan Profesional Berbasis Komunitas”. Menghadirkan pembicara dari KPID Kalbar, Faisal Riza, ST, dan Praktisi TV, Mursalin, SP.

Kegiatan besar lainnya adalah seminar konseling yang mengangkat tema “Menyikapi Permasalahan di Sekolah dan Masyarakat (Konseling Sekolah, Perkawinan, Kesehatan, dan Remaja)” yang menghadirkkan pembicara dari BKKBN, UNTAN, Kesehatan dan Pengadilan Agama. Disamping itu ada pula acara Temu Alumni, Panel Doctor yang menghadirkan doctor-doctor di jurusan Dakwah(Dr. H. Wajidi Sayadi, M. Ag. Dr. Yusriadi, Dr. Zaenuddin, MA, Dr. Hasbullah Diman, Dr.Ibrahim, MA, dan Dr. Harjani Hefmi, MA) yang mengangkat tema “Dakwah dalam Multi Perspektif”, dan Pelatihan Produksi Acara Radio.

dakwah#3Selanjutnya, acara Workshop Kurikulum Pengembangan Prodi, sekaligus launching dan penandatangan MoU Prodi IAT dan MD serta Launching website Jurusan Dakwah yang menghadirkan Dr. Muhammad Zain, M. Ag., Kasubdit Akademik dan Kemahasiswaan Dirjen Pendis Kemenag RI dan stakeholders, dan tidak ketinggalan pula kegiatan Workshop Kurikulum Pengembangan Jurusan Dakwah dengan pembahasan kurikulum Prodi Ilmu Perbandingan Agama, Ilmu Perpustakaan dan Informasi, dan Psikologi yang menghadirkan stakeholders (FKUB, pihak sekolah ditingkat SMA dan sederajat, Dikbud, Kemenag, dan dosen-dosen).

Ketua Jurusan Dakwah berharap dengan kegiatan dan tema-tema yang dibangun akan memberikan semangat, rasa solidaritas, dan sinergisitas seluruh komponen dan kekuatan STAIN Pontianak, terutama integritas jurusan Dakwah ke depan, apa lagi dalam rangka moment menyambut peresmian alih status STAIN menjadi IAIN Pontianak.

Dituturkannya, saat ini jurusan Dakwah memiliki 4 prodi, 2 diantaranya merupakan prodi baru yaitu Manajemen Dakwah, dan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. Pada tahun mendatang jurusan Dakwah sedang merencanakan dan mempersiapkan pembukaan prodi Perbandingan Agama, prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, dan prodi Psikologi. Adapun mengenai nama prodi-prodi baru masih akan dilakukan pengkajian mendalam.

Ketua jurusan Dakwah optimis kedepannya, saat ini jurusan Dakwah memiliki 4 prodi dan mahasiswa baru berjumlah 118 orang. Maka untuk seterusnya bila jurusan Dakwah dapat merealisasikan prodi-prodi baru yang akan diusulkan, terbuka lebar mahasiswa jurusan Dakwah akan bertambah banyak.




Ihya Ramadhan Ala P3M STAIN Pontianak

P3M#2

Kegiatan yang bertemakan “Melalui Ihya’ Ramadhan Kita Tingkatkan Kualitas Ketakwaan, Pengetahuan dan Kepedulian Terhadap Sesama” merupakan kegiatan Ihya’ Ramadhan 1434 H yang dilakukan P3M STAIN Pontianak setiap tahunnya. Kegiatan ini diharapkan dapat menimbulkan dampak positif dari warga kepada masyarakat umum dan pelajar SMA/SMK/MA/Pesantren Kota Pontianak dan sekitarnya.

P3M#3Untuk melengkapi ibadah Ramadan ini diadakan beberapa kegiatan yang telah menjadi program tahunan P3M STAIN Pontianak, diantaranya Pasantren Kilat (Sanlat), Talk Show, Ifthar (Jama’i) Bersama Anak Yatim, Kuliah Tujuh Menit (Kultum), ceramah agama di LP (lembaga pemasyarakatan) anak dan dewasa, dan ceramah agama di TVRI Kalbar. Program-program tersebut merupakan refleksi pengembangan dan penumbuhan kembali nilai-nilai kearifan spiritualitas pada bulan ramadhan 1434 Hijriah.

Menurut Ketua Panitia Ihya Ramadhan, Rahnang, M.Pd.I. Program Ihya Ramadhan P3M STAIN Pontianak mendapat catatan serius, Ihya Ramadhan yang dilaksanakan merupakan kegiatan rutin diselenggarakan oleh Lembaga. Melihat dari kacamata sosial dewasa ini, masalah moralitas masyarakat khususnya di kalangan pelajar merupakan salah satu masalah pendidikan yang harus mendapat perhatian semua pihak.

DP3M#4iakuinya Rahnang, M.Pd.I., berbagai macam perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan para pelajar, mulai dari tata pergaulan, gaya hidup, bahkan hingga pandangan-pandangan yang mendasar di era global. Sadar akan hal tersebut, maka Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak merasa terpanggil untuk ikut memberikan wadah efektif bagi pelajar yang siap menghadapi tantangan zaman melalui kegiatan Ihya’ Ramadhan.

Jadi, ramadhan bukan alasan untuk menghentikan kegiatan. Justru sebaliknya, ini adalah bulan baik untuk meningkatkan amalan. Apalagi setiap kebaikan yang kita perbuat, pahalanya akan dilipatgandakan, Tambah Rahnang, M.Pd.I.




Tasawuf, Menjawab Tantangan Global

 Tasawuf

Mengutip website www.darulfaizin.org, Eric Fromm mengatakan bahwa karakter masyarakat modern diwarnai oleh orientasi pasar, dimana keberhasilan seseorang tergantung pada sejauh mana nilai jualnya dipasar. Akibatnya, setiap oarng termotivasi untuk berjuang keras menjadi pekerja-pekerja sukses dan kaya raya untuk membuktikan keberhasilannya. Kemakmuran melambangkan tingginya nilai jual, sementara kemiskinan dimaknai sebaliknya.

Kebaikan, kejujuran, kesetiaan pada kebenaran dan keadilan bagai tidak bernilai jika tidak memberikan manfaat untuk kesuksesan dan kemakmuran. Jika kondisi ekonomi seseorang tidak makmur, maka dinilai sebagai orang yang belum sukses, bahkan gagal dalam kehidupan. Pendek kata, segala sesuatu diukur dengan berpatokan kepada keberhasilan dalam mencapai kekayaan materi, tidak lagi berpijak kepada kualitas kemanusiaan.

Banyak cara yang diajukan para ahli untuk mengatasi problematika masyarakat modern. Salah satu cara yang banyak disepakati para ahli adalah dengan mengembangkan kehidupan yang berakhlak dan bertasawuf. Salah satu pengusung gagasan ini adalah Prof. Dr. KH. Asep Usman Ismail, MA, guru besar tasawuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam bukunya Tasawuf Menjawab Tantangan Global yang dibedah di kampus STAIN Pontianak (6/13).

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Trans Pustaka, bekerjasama dengan STAIN Pontianak dan Yayayan Pendidikan Islam Darul Faizin. Dikatakan ketua panitia Ir. Bambang Mulyantono dalam pengantar sambutannya, buku ini sangat relevan dengan situasi dan persoalan kehidupan kita dewasa ini, karna globalisasi selain membawa kemaslahatan bagi kehidupan manusia, juga membawa kecemasan dan problematika.

Dalam rangka merespon problematika masyarakat modern, Prof. Dr. KH. Asep Usman Ismail, MA menuangkan pandangan-pandangan cemerlangnya dalam bukunya tersebut. Dalam buku itu, Penulis yang tak lain penyusun Ensikolpedi Tasawuf juga menguraikan secara rinci bagaimana mengamalkan tasawuf dalam kehidupan masyarakat modern dan bagaimana tasawuf membangun karakter Muslim.

Tasawuf merupakan belahan dalam dari ajaran Islam, belahan luarnya adalah fikih. Di dalam shalat ada belahan luar dan ada belahan dalam. Belahan luarnya itu bacaan dan gerakan, sedangkan belahan dalamnya menghadap kepada Allah, merasakan kehadiran Allah, ikhlas, khusuk, berdialog dengan Allah. Jadi tasawuf tidak bisa dipisahkan dengan fiqih. Tidak bisa mengambil aspek dalamnya saja lalu mengabaikan aspek luar. Karena agama itu luar dan dalam.

Prof. Dr. KH. Asep Usman Ismail, MA menggambarkan bangunan Islam yang utuh itu sebagai segitiga sama sisi. Sisi dasar atau pondasi adalah  iman, penjabarannya pada rukun iman yang enam perkara. Lalu pondasi keimanan diaktualisasikan pada sisi kedua yakni islam, dengan pelaksanaan yang terinci pada rukun islam yang lima itu. Sisi ketiga disebut ihsan. Dalam sebuah hadist,  Rasulullah menerangkan ihsan adalah sikap bahwaengkau menyembah (beribadah) kepada Allah seolah-olah kamu melihatNya; jika kau tidak dapat (merasakan) melihatNya, sesungguhnya Allah melihatmu. Jadi, ihsan adalah penghayatan mendalam dari pelaksanaan Islam.

Dijelaskan Prof. Dr. KH. Asep Usman Ismail, MA tasawuf itu ingin mengokohkan tiga hal yaitu satu aqidah, dua syariat, dan tiga akhlak, fokus tawasuf itu Allah yang dipahami sebagai tuhan. Ketika menjalankan nilai ketiga hal ini, tujuan tasawuf adalah mensucikan jiwa, mendekatkan diri kepada Allah, bagaimana merasakan hidup dengan kehadiran Allah.

Terkait dengan peran penting apa yang dimainkan oleh tasuwuf dalam menjawab tantangan global dewasa ini, penulis menegaskan bahwa dunia tasawuf dapat memberikan kontribusi pada tiga hal: Pertama mengokohkan keislaman, sehingga keislamannya menjadi Islam yang santun, Islam yang ramah, Islam yang manusiawi. Kedua meneguhkan perlunya mengembangkan umat dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial. Ketiga membangun solidaritas umat Islam yang sekaligus akan memperkuat bangsa ini karena bangsa ini mayoritas muslim.

Selanjutnya, bagaimana uraian lengkap buku tersebut, mungkin anda dapat membaca lansung dengan membelinya ditoko buku terdekat.




Alih Status IAIN Pontianak, Dorong Jurusan Bentuk Prodi baru

Perpres No. 53 Tahun 2013 Tentang IAIN Pontianak

PAI

Baru-baru ini STAIN Pontianak telah membuka Prodi baru, yaitu Prodi Tafsir Hadits dan Prodi Manajemen Dakwah di Jurusan Dakwah , dan Prodi Perbankan Syariah di Jurusan Syariah. Menyusul Jurusan Tarbiyah hampir dipastikan segera membuka Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) pada tahun mendatang dan tentunya ini selangkah dengan kesiapan alih status STAIN ke IAIN Pontianak yang telah memasuki babak akhir setelah keluarnya Perpres nomor 53 tahun 2013 tentang IAIN Pontianak, dan selanjutnya menunggu keluarnya Ortaker (Organisasi dan tata kerja) dari Menpan dan surat Keputusan Menteri Agama (KMA) Republik Indonesia.

PAI#2Rencana pembukaan prodi baru di jurusan Tarbiyah terungkap dalam visitasi pembukaan prodi PGMI STAIN Pontianak yang digelar pada 10 Juni lalu. Hadir untuk meninjau persiapan pembukaan prodi PGMI adalah reviewer Kemenag RI Prof. Dr. Hj. Amani Lubis, MA., sekaligus ketua tim ahli penilai proposal.

Kegiatan merupakan salah satu rangkaian dari proses pembukaan prodi PGMI STAIN Pontianak, visitasi diperuntukkan untuk melihat persiapan pembukaan prodi. Disela agenda utama kegiatan visitasi, kehadiran Prof. Dr. Amany Lubis, MA, juga mendapat kehormatan untuk mengisi studium general jurusan Tarbiyah dengan tema sejarah perkembangan peradaban Islam dan bahasa Arab.

Dra Yusdiana, M.Si., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah dalam sambutannya menyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada tim visitasi yang bersedia hadir untuk melihat kesiapan pembukaan prodi PGMI STAIN Pontianak.

Dra Yusdiana, M.Si., dihadapan tim visitasi mengemukakan bahwa kehadiran tim visitasi untuk pembukaan prodi PGMI STAIN Pontianak ini adalah sebuah langkah maju bagi jurusan Tarbiyah, dimana belum ada prodi PGMI di Kalimantan barat, pemilihan prodi PGMI ini setelah melakukan studi kelayakan, dan melihat beberapa PTAIN yang ada serta banyaknya permintaan dari madrasah-madrasah yang ada di Kalimantan Barat, sehingga atas pertimbangan tersebut dipandang perlu untuk dibuka prodi PGMI STAIN Pontianak di bawah jurusan Tarbiyah.

Hal serupa diungkapkan Prof. Dr. Amani Lubis, MA., tim ahli Kemenag RI selaku penilai proposal pembukaan prodi PGMI, mengapresiasi prodi PGMI sudah siap untuk dibuka melihat kebutuhan banyak sekali, dirinya merasa yakin penting sekali dan ada kekhususan bahwa PGMI itu dibutuhkan, bukan hanya lulusan PAI yang bisa jadi guru madrasah tsanawiyah dan aliyah, akan tetapi lulusan PGMI kedepannya khusus untuk guru madrasah ibtidaiyah.

PAI#3Diakui Prof. Dr. Amani Lubis, MA., tugas utamanya berkunjung ke STAIN Pontianak adalah untuk memvisitasi dan melihat langsung secara nyata kondisi kampus dan menyaksikan kesiapan pembukaan prodi PGMI di STAIN Pontianak. Ini merupakan upaya positif STAIN Pontianak untuk memperbaiki pendidikan Islam di Kalimantan Barat, agar dapat terlaksana dan untuk memajukan kedepannya adalah perjuangan sesungguhnya.

Dikatakan Prof. Dr. Amani Lubis, MA., khusus untuk pembukaan prodi PGMI ada enam hal yang akan diteliti dan dilihat kesiapannya, yakni; kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, tenaga administrasi, sarana dan prasarana, pendanaan, dan manajemen akademik. Jika keenam persyaratan tersebut dapat terpenuhi maka secepatnya kita berharap prodi PGMI segera dibuka di STAIN Pontianak.

Dengan demikian kedepannya, kehadiran prodi PGMI lahir sebagai bentuk tanggung jawab akademik dan atas banyaknya kebutuhan guru untuk madrasah ibtidaiyah di Kalimantan Barat. Pendidikan keguruan pada prodi PGMI tentu diharapkan mampu mengoptimalkan keahlian khususnya bagi guru madrasah ibtidaiyah yang berkualitas dan mempunyai keahlian yang khusus.