Pesan Rektor IAIN Pontianak dalam Pelepasan Kontingen Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) ke-XV Palembang Tahun 2021

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – Jumat (5/11) Berlangsung pelepasan kontingen Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) ke-XV Palembang Tahun 2021 oleh Rektor IAIN Pontianak.

Kegiatan PWN  tersebut akan diselenggarakan pada tanggal 9-14 November 2021 di perkemahan Jakabaring Sport City Kota Palembang, Sumatera Selatan secara hybrid (luring dan daring). Kegiatan pelepasan  ini dihadiri secara langsung oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, S. Ag, MA yang juga selaku Ketua Jajaran Majelis Pembimbing Gugus Depan, dan beberapa Jajaran Majelis Pembimbing Gugus Depan lainnya yaitu Wakil Rektor III  Dr. Abdul Mukti Rouf, MA. yang juga sebagai pemimpin kontingen PWN IAIN Pontianak. Turut hadir pada kesempatan ini sejumlah pejabat IAIN Pontianak diantaranya Kepala Bagian Umum  Sumarman, S.Ag, Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Suyati, S.Ag, Kepala Sub. Bagian Kerjasama, Alumni, dan Kemahasiswaan, Mariyatul Kibtiyah, S.Pd, para undangan,  dan peserta kontingen Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) utusan IAIN Pontianak.

Syarif menyampaikan sejumlah pesan penyemangat kepada seluruh kontingen utusan IAIN Pontianak yang akan berangkat ke Jakabaring Kota Palembang, “Pertama peserta harus mampu menanamkan jiwa patriotisme dengan slogan NKRI adalah harga mati, mampu mengaplikasikan moderasi beragama dan berbakti sosial melalui kegiatan perkemahan ini. Oleh karena itu peserta harus mampu memanfaatkan kegiatan ini semaksimal mungkin sebagai bekal pengabdian kita kepada Bangsa dan Agama serta masyarakat sekitar,” pesan beliau.

Dalam laporannya Abdul Mukti Rouf, selaku ketua kontingen Peserta Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) IAIN Pontianak menyatakan bahwa kontingen peserta siap berangkat dan telah menyelesaikan beberapa hal yang disyaratkan oleh panitia. “Semua Peserta Perkemahan Wirakarya Nasional  IAIN Pontianak telah melakukan vaksin tahap satu dan tahap dua. Tinggal menunggu test PCR yang rencananya akan dilakukan sehari sebelum keberangkatan. Kegiatan ini akan dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat sebagaimana diamanahkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia,” ungkapnya.

IAIN Pontianak mengirimkan 20 orang peserta kontingen Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) perwakilan dari empat Fakultas yaitu Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Dengan rincian, 12 peserta diantaranya mengikuti secara luring di Palembang dan 8 peserta lainnya mengikuti secara daring dari IAIN Pontianak. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Dewan Pramuka IAIN Pontianak saudara Panji Geovani. “Ada beberapa kegiatan yang akan diikuti antara lain pelatihan-pelatihan, kegiatan bakti sosial dan kemasyarakatan. Demikian juga peserta yang mengikuti kegiatan secara daring, selain mengikuti pelatihan-pelatihan juga melakukan aktifitas perkemahan di IAIN Pontianak,” pungkasnya.

Oleh: Hasan
Editor: Omar Mukhtar




PTID IAIN Pontianak Kembangkan Aplikasi Siakad

Pontianak, (iainptk.ac.id) – Pusat Teknologi Informasi dan Data (PTID) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, menyelenggarakan Rapat Kerja (Raker) tahun 2021 di Ruang Senat. Rapat koordinasi persamaan persepsi pengembangan aplikasi Sistem Informasi Akademik (Siakad) ini dipimpin langsung oleh Plt. Kepala Pusat Tekonologi Informasi dan Data (PTID) Musa Amin, S. Kom., M.T., Kegiatan penting ini dilaksanakan pada hari Rabu, (03/11/2021).

Pertemuan ini diselenggarakan dalam rangka menyamakan persepsi antar pengembang sistem Siakad dengan operator di masing masing fakultas, perpustakaan, serta bagian akademik dan kemahasiswaan. Sehingga diharapkan dapat mempermudah mahasiswa, dosen dan pihak-pihak terkait dalam mengakses Siakad sesuai kebutuhan.

Plt. Kepala Pusat Tekonologi Informasi dan Data (PTID), Musa Amin, S. Kom., M.T., dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada seluruh undangan yang bersedia hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Beliau mengatakan pentingnya persamaan persepsi demi terwujudnya validitas data di IAIN Pontianak.

Syahru Ramayudha, S.Kom., M.Kom., selaku tim dari PTID menjelaskan beberapa hal terkait pengembangan Siakad. Diantaranya tentang mahasiswa, dosen, kegiatan perkuliahan dan beberapa pelengkap lainnya. Seperti tahun ajaran, tahun semester, periode perkuliahan, biodata mahasiswa, histori pendidikan, dan kurikulum. Serta dilengkapi dengan aktifitas perkuliahan yang berisi tentang periode perkuliahan, Program Studi, Mata Kuliah, Dosen Pengajar, KKN, Seminar Skripsi, Sidang Skripsi, Dosen Pembimbing, Dosen Penguji IPS dan IPK.

Syarif Akhmad Fauzi, ST., yang menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Administrasi Akademik IAIN Pontianak menambahkan, bahwa kedepan dibutuhkan pemberlakuan administrasi dalam bentuk elektronik. Sehingga bisa diakses dengan mudah oleh mahasiswa dan pihak terkait. Dengan demikian diharapkan dapat meminimalisir adanya kerumunan dan menghemat waktu.

Sri Wahyuni, M.Pd.I, Tenaga Pendidik Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), yang juga sebagai pengelola Siakad berharap “Siakad tahun ini dapat memberi ruang bagi mahasiswa untuk mengeksplor prestasi, bakat dan minat. Terutama bagi mahasiswa baru sehingga dapat dilihat oleh operator masing masing fakultas, untuk dilanjutkan dengan pembimbingan lebih lanjut. Disamping itu juga  Siakad diharapkan dapat mengaplikasikan E-Learning dan bisa menerbitkan SK masing-masing kegiatan kemahasiswaan. Siakad adalah sebuah sistem yang diharapkan dapat mengakomodir segala kebutuhan civitas academica IAIN Pontianak baik mahasiswa, dosen, staf dan sebagainya” Jelasnya.

Oleh: Abdul Hasan

Editor: Omar Mukhtar

 




Kembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi Islam di Kalimantan Barat, IAIN Pontianak Tandatangani MoU dengan IAIS Sambas

SAMBAS (iainptk.ac.id) – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menandatangani MoU dengan Institut Agama Islam Sultan Mahmud Syafiuddin (IAIS) Sambas, Jumat (29/10) di Ruang Pertemuan IAIS Sambas. Kedatangan Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA beserta rombongan disambut baik oleh Rektor IAIS Sambas, Dr. H. Jamiat Akadol, M.Si., M.H dan jajarannya.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan kerja sama dalam bidang penelitian, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, S. Ag, MA mengungkapkan IAIS punya sejarah dengan IAIN Pontianak. Tentu saling membutuhkan satu sama lain. Dunia pendidikan merupakan jalur utama sebagai ajang dakwah. Apalagi tren secara nasional kampus agama diserbu oleh lulusan non madrasah.

 

Berdasarkan riset yang ditelitinya dalam undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 12 ayat 1 huruf (a) disebutkan setiap anak didik berhak mendapat pendidikan agama sesuai dengan agamanya yang dianut dan diajarkan oleh guru yang seagama. Ternyata setelah diteliti, pelaksanaan pelajaran agama disekolah umum, dari dasar sampai menengah atas hanya disampaikan dua sampai tiga jam mata pelajaran, dengan durasi satu jam pelajaran antara 35 sampai 40 menit.

“Sebulan hanya delapan jam, setahun 96 jam. Jika 12 tahun dari SD sampai SMA belajar agama terhitung hanya 1152 jam. Kalau dibagi 24, oleh karena dalam satu hari 24 jam, maka selama 12 tahun atau anak yang berumur 18 tahun karena masuk sekolah berumur enam tahun, maka belajar agama hanya 48 hari,“ jelasnya.

“48 hari sampai anak berumur 18 tahun belum dikurang hari libur, gurunya berhalangan tidak masuk, dan lain-lain, yang lebih miris lagi guru agamanya mengajar namun tidak paham apa yang diajarkan. Belum lagi ditambah dengan corona. Daring juga belum bisa terukur efektivitasnya. Persoalan di dunia pendidikan kita sangat kompleks. Maka dari itu di antara 4 pilar program besar saya yaitu membangun ma’had/pesantren. Sesuai dengan intruksi dirjen suapaya 2 tahun mahasiswa baru masuk ma’had,” tambahnya.

 

Menurutnya, IAIS Sambas lebih beruntung dibandingkan IAIN Pontianak karena ditopang dan didukung penuh oleh pemerintah setempat. Contohnya SDM di dalamnya banyak disekolahkan. Maka sebenarnya IAIS Sambas harusnya dapat lebih maju dari pada IAIN Pontianak.

Ia berfikir eksploitasi potensi pemda dalam mendukung IAIS Sambas menjadi perhatian tersendiri. Selanjutnya IAIN Pontianak siap mensupport. Maka dari itu MoU nanti harus diikuti dengan Perjanjian Kerja Sama yang memuat penelitian, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat.

Sementara itu, Rektor IAIS Sambas, Dr. H. Jamiat Akadol, M.Si., M.H menuturkan upaya MoU dengan IAIN Pontianak, selain melakukan kerja sama juga dalam rangka mewujudkan alih status IAIS Sambas menjadi IAIN Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas. Ia juga berharap nantinya IAIN Pontianak dapat beralih status pula menjadi UIN Sultan Syarif Abdurrahman.

 

“Sedianya kerja sama ini sudah lama kita lakukan semenjak masih STAIN Pontianak. Tahun 2006 kita sudah berdiri dan telah terbit izin operasionalnya. 2010 menjadi STAI, dan 2014 menjadi IAI. Sekarang sudah ada 18 prodi, 2 di antaranya pascasarjana. Dosen-dosen kita pun sudah berkualifikasi lebih dari 30 doktor dari 100 dosen. Separuhnya sudah bersertifikasi.

“Amanah dari masyarakat dan para pendiri sebelumnya untuk menjadikan kampus ini menjadi negeri, berdampingan dengan Politeknik Sambas yang terlebih daulu telah dinegerikan. Ke depannya banyak hal yang bisa kita lakukan. Insyaallah bila kita dapat bekerjasama, maka kami akan siap mensupport apapun untuk kemajuan bersama,” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut Sugiatno
Editor: Omar Mukhtar




Kembangkan Riset dan Publikasi Ilmiah Pengarusutamaan Moderasi Beragama, Prodi SAA dan MD FUAD IAIN PONTIANAK Gandeng UIN Alauddin Makassar

MAKASAR (iainptk.ac.id) – Program Studi Studi Agama-Agama (SAA) dan Program Studi Manajemen Dakwah (MD) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak selalu berupaya untuk melanjutkan trend positif dalam aktivitas akademiknya.

Kali ini Elmansyah M.S.I selaku Ketua program studi SAA menjadi pembicara dalam kuliah umum yang dihelat di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, (28/10/2021).

Selain itu Program Studi Manajemen Dakwah (MD) dan Program Studi Manajemen Dakwah FDK UIN Alauddin Makasar sepakat untuk melaksanakan penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) pada bidang penelitian dan publikasi Ilmiah. Kegiatan tersebut bertempat di fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.

 

Pada kesempatan tersebut Elmansyah M.S.I memaparkan persoalan Wajah Moderasi Beragama Kalimantan Barat. Beliau memaparkannya dihadapan para sivitas akademika Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar.

Beliau menyampaikan bahwa persoalan moderasi beragama menjadi sebuah kebutuhan ditengah-tengah masyarakat yang multi-etnik dan multi-agama/kepercayaan seperti di Kalimantan Barat. Singkatnya Beliau juga menyampaikan juga bahwa ada banyak persoalan keberagaman yang belum tuntas di Kalimantan Barat, “Masih banyak persoalan terkait dengan keberagamaan etnik, agama, dan aliran kepercayaan yang belum sepenuhnya tuntas di Kalimantan Barat, namun kami di IAIN Pontianak dalam hal ini program studi Studi Agama-Agama selalu berupaya untuk mengampanyekan moderasi beragama ditengah masyarakat”.

 

Lebih lanjut disampaikan Elmansyah kita butuh kehidupan multikultur yang nyaman dan dalam suasana yang aman juga. “Kehidupan yang multikultural seperti itu tentunya perlu adanya upaya untuk penanaman pada pemahaman dan kesadaran saling menghargai dan menghormati perbedaan, seperti pengakuan atas keberadaan pihak lain, sikap toleran, penghormatan atas perbedaan pendapat dan keyakinan, serta tidak memaksakan kehendak dengan cara kekerasan kepada siapapun”, tutur Elmansyah mengakhiri kuliah umum tersebut.

Selain memberikan kuliah umum, Kaprodi SAA FUAD IAIN Pontianak juga menjajaki peluang kerjasama dalam rangka tindaklanjut dan implementasi Memorandum of Agreement (MoA) yang telah ditandatangani para pihak yaitu antara Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar nomor B.3935/Un.06/FUF/ PP.009/10/2021 dengan Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak nomor B-905/In.15/FUAD/ HM.00/10/2021 tentang Pengembangan Riset dan Pengarusutamaan Moderasi Beragama, beberapa waktu yang lalu.

 

Menindaklanjuti hal tersebut untuk itu perlu dilakukan studi banding antara program studi Studi Agama-Agama (SAA) FUAD IAIN Pontianak dengan program studi Studi Agama-Agama (SAA) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, baik dalam bidang pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi).

Abdullah Syifa, M.Pd selaku Sekretaris Prodi SAA, menyebutkan bahwa ini adalah langkah startegis untuk mengawli pengembangan Prodi SAA, “Dengan langkah awal ini kami berharap Prodi SAA semakin berkembang dan memberikan warna tersendiri khususnya dalam hal Pengarusutamaan Moderasi Beragama di Kalimantan Barat dan bahkan hingga nasional dan internasional”, ujar Abdullah Syifa mantap.

Dilain ruangan, Raziki Waldan selaku sekretaris Program Studi Manajemen Dakwah FUAD IAIN Pontianak menjelaskan bahwa kerjasama yang dilakukan antara 2 program studi sangatlah penting mengingat pada LED dan LKPS 9 standar menuntut program studi untuk melaksanakan kegiatan kerjasama yang dibuktikan melalui berkas SPK maupun laporan kegiatannya. Selain itu akreditasi 9 standar juga menuntut kerjasama yang dilakukan program studi tidak hanya di tingkat lokal namun point tertingginya adalah kerjasama yang dilakukan di tingkat nasional maupun internasional. Sehingga pelaksanaan penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) tersebut menjadi sangat wajib untuk dilaksanakan.

 

Raziki Waldan juga menambahkan bahwa ada 3 alasan mengapa Program Studi memilih untuk bekerjasama di bidang penelitian dan publikasi ilmiah. Pertama adalah karena penelitian dan publikasi ilmiah juga masuk dalam penilaian akreditasi dengan point dan kriteria yang berbeda sehingga dengan melaksanakan kerjasama bidang penelitian dan publikasi ilmiah, maka secara automatis sudah mengisi 3 kriteria akreditasi sekaligus. Alasan kedua adalah karena Program Studi Manajemen Dakwah FUAD IAIN Pontianak juga memiliki jurnal program studi bernama JMD (Jurnal Manajemen Dakwah) yang menuntut 60% artikel berasal dari penulis/peneliti luar. Dan alasan ketiga Program Studi Manajemen Dakwah FUAD IAIN Pontianak berharap dengan adanya kerjasama tersebut mampu menstimulus serta memfasilitasi dosen dari kedua kampus untuk aktif dalam kegiatan penelitian maupun publikasi karya ilmiahnya.

Auda Mannan selaku ketua Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar sangat menyambut baik agenda kerjasama yang dilaksanakan antara kedua belah pihak. Ketua prodi tersebut juga berharap dengan adanya kerjasama mampu menghidupkan jurnal-jurnal yang ada di kedua kampus. Beliau juga menyayangkan bahwa minat mahasiswa maupun dosen dalam menulis dan publikasi ilmiah saat ini masih dikategorikan rendah dan para pengelola jurnal juga belum mampu mengelola secara optimal. Beliau berharap dengan adanya kerjasama tersebut mampu menghidupkan gairah meneliti dan menulis para dosen dan mahasiswa.

Penulis: Didi Darmadi
Editor: Omar Mukhtar




Respon Perubahan dimasa Pandemi, LPM IAIN PONTIANAK Lakukan Pemutakhiran SPMI

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Pontianak menggelar kegiatan Pemutakhiran Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) IAIN Pontianak Tahun 2021. Bertujuan untuk meng-update dokumen dari SPMI IAIN Pontianak. SPMI itu sendiri terdiri dari Kebijakan Mutu, Standar Mutu, Prosedur Mutu, dan terakhir Manual Mutu. Kegiatan penting ini berlangsung di Hotel Mercure Pontianak, pada hari Selasa-Kamis (26-28/10/2021).

Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, serta dihadiri oleh  peserta dari internal dan eksternal IAIN Pontianak. Undangan dari Internal IAIN Pontianak terdiri dari perwakilan unit-unit, baik dari fakultas maupun lembaga. Undangan eksternal merupakan perwakilan dari LPM Untan, LPM Universitas Muhammadiyah, LPM Universitas Nahdatul Ulama, LPM STIDAR, dan LPM STIS Syarif Abdurrahman.

 

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M,Hum., dikesempatan kali ini menyampaikan bahwa pemutahiran dokumen mutu harus diawali dengan pemutakhiran mindset tentang mutu. Misalnya kesadaran tentang budaya mutu. Bukannya hanya disandarkan kepada LPM melainkan kesadaran bersama pimpinan lembaga dan unit serta civitas academica.

Selaku Ketua Panitia, Dr. Erwin Mahrus, M.Ag., menuturkan “Kegiatan ini dilakukan untuk merespons berbagai kebijakan yang ada, dalam perkembangan setelah SPMI terakhir yang disusun pada tahun 2019. Selain itu di tahun 2020 banyak sekali regulasi baru yang muncul. Seperti Permenristekdikti yang sebelumnya No 44 Tahun 2015 tentang Sistem Nasional Pendidikan Tinggi, sudah diganti dengan Permendikbud No 3 Tahun 2020. Contohnya lagi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) belum terakomodir. Perubahan-perubahan seperti itu harus kita sesuaikan, karena SPMI lama, belum mengacu kepada regulasi yang terbaru,” ujarnya.

 

Beliau mencontohkan, “Sebelumnya kebijakan MBKM, belum masuk di SPMI dalam Standar Mutu bagian pendidikan, tetapi setelah adanya kegiatan ini kebijakan tersebut dapat diakomodir. Ada juga SOP-SOP yang masuk kedalam Prosedur Mutu, karena adanya regulasi-regulasi baru dan respons atas arah kebijakan rektor IAIN Pontianak. Seperti belajar secara daring, blended learning, pemberlakuan Tanda Tangan Elektronik (TTE), Ma’had Al-Jami’ah sebagai lembaga sertifikasi kompetensi Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) bagi mahasiswa, dan layanan perpustakaan berbasis digital,”.  Hal ini merupakan satu sisi perubahan yang terjadi karena adanya pandemi. Sehingga menjadi kebijakan dalam pemutakhiran SPMI Tahun 2021,” tegas beliau yang juga merupakan Kepala Pusat Pengembangan Standar Mutu IAIN Pontianak.

Output dari kegiatan ini berbentuk dokumen penjaminan mutu yang terdiri dari revisi Kebijakan Mutu, revisi Standar Mutu, revisi Prosedur Mutu, dan revisi Manual Mutu. Perangkat mutu ini nantinya akan disosialisasikan pada bulan November 2021 di lingkungan IAIN Pontianak, karena usernya adalah seluruh civitas academica IAIN Pontianak.

Dokumen ini mutlak tersedia untuk kepentingan proses akreditasi Perguruan Tinggi dan Program Studi oleh BAN-PT. Perangkat mutu ini juga menjadi persyaratan untuk mengajukan sertifikasi internasional. Terlebih IAIN Pontianak sedang dalam proses pengajuan sertifikat ISO 21001:2018.

Oleh : Bambang Eko Priyanto
Editor : Omar Mukhtar




IAIN Pontianak Perjelas Program Pesantren Kampus bagi Mahasiswa Baru

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – IAIN Pontianak menyelenggarakan program Ma’had, sesuai dengan Instruksi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor : Dj.I/Dt.I.IV/PP.00.9/2374/2014 tentang Instruksi Penyelenggaraan Pesantren Kampus (Ma’had Al Jami’ah).

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, S.Ag., MA menegaskan “Prinsipnya, semua mahasiswa itu tak terkecuali pandai atau tidak pandai mengaji wajib masuk mahad selama 2 semester. Karena  sudah menjadi syarat untuk seminar proposal. Saat ini dipilah pandai dan tidak pandai mengaji, karena gedung kita belum cukup menampung seluruh mahasiswa baru.”

 

“Sesuai instruksi Dirjen Pendis tentang penyelenggaraan pesantren kampus, mahasiswa wajib ikut mahad secara luring. Saat ini masih dipilah yang bisa dan tidak bisa mengaji sebagai indikator mukim di mahad. Namun, jika Gedung Mahad yang baru selesai dibangun, tidak ada alasan masiswa baru tidak ikut program mahad,” tutur beliau.

Setiap mahasiswa yang mukim (tinggal) di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Pontianak dikenakan biaya sebesar Rp. 625.000,-per mahasiswa per semester untuk mendapatkan pelayanan guest house sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 70 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Pengelompokan Kategori/Kelas tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Perguruan Tinggi Agama Negeri.

 

Dr. Usman, M.Pd.I selaku Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Pontianak menyampaikan “Sesuai arahan dari pimpinan dan aturan yang sudah ada. Maka, kita menyiapkan instrumen untuk mahasiswa. Karena kapasitas ma’had kita terbatas, maka instrumen itu penting. Instrumen itu adalah tes baca dan tulis Al-Quran, yang sudah dilakukan oleh tim ma’had.”

Hasil dari  tes tersebut dibagi menjadi 4 kategori. Ada yang merah dengan poit di bawah 50% dan wajib di ma’had-kan, sesuai dengan SK Rektor. Bagi mahasiswa yang dikategorikan warna orange dan kuning wajib mengikuti program ma’had. Mereka ada yang dimahadkan dan ada yang tinggal dirumahnya masing-masing. Bagi mahasiswa yang dikategorikan warna hijau dapat mengajarkan temannya dalam membaca dan menulis Al-Qur’an.

Mudir ma’had Al-Jami’ah IAIN Pontianak juga menekankan “Mahasiswa yang wajib membayar Rp. 625.000,-per mahasiswa per semester adalah mahasiswa yang mukim di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Pontianak. Kalau dibagai 6 bulan / 1 semester, perharinya mahasiswa hanya bayar Rp. 3.500,- itu termasuk murah, karena di kampus-kampus lain mahal,” jelasnya.

 

“Kami memberi ruang kepada mahasiswa yang merasa bisa dan nilainya rendah dikarenakan kualitas file video mengaji yang tidak maksimal untuk tes ulang. Kami memperi waktu Kamis dan Jumat (21-22/10/2021), kita persilahkan datang ke ma’had untuk di uji. Lewat dari tanggal yang ditentukan, mahasiswa sudah tidak bisa melakukan tes ulang. Hal ini sudah sesuai dengan kesepakatan dengan mahasiswa dan rektor IAIN Pontianak,” tambahnya.

Bagi mahasiswa yang memiliki unsur syar’i dan tidak bisa mukim di ma’had. “Kami memberikan kelonggaran untuk tidak tinggal di ma’had, tapi tidak melepas kewajiban mereka sebagai mahasantri serta tidak menghilangkan tugas-tugas yang diberikan untuk mereka. Seperti hafal-hafal ayat-ayat pendek di Juz 30. Mahasantri juga harus lulus praktik ibadah, jangan sampai alumni dari IAIN tidak bisa sholat dengan benar. Tentu mahasantri akan dibekali ilmu tentang mengaji, dan mendalami kitab fiqih, dan kitab akhlak,” pungkas mudir mahad.

Penulis : Bambang Eko Priyanto
Editor : Omar Mukhtar




Perpustakaan dan Pustakawan IAIN Pontianak Raih Prestasi FPPTI Tingkat Nasional

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – Setelah menyabet 2 penghargaan bergengsi yaitu masing-masing Juara 1 kategori Academic Library Innovation Award (ALIA) dan Juara 1 Pustakawan kategori Indonesian Academic Librarian Award (IALA) 2021 yang diselenggarakan oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Kalimantan Barat.

Kembali Perpustakaan IAIN Pontianak mengirimkan Pustakawan terbaiknya, yaitu Tatik Hartati, M.IP yang merupakan Juara 1 IALA Tahun 2021 Tingkat Provinsi Kalimantan Barat untuk mengikuti kompetisi pustakawan perguruan tinggi tingkat nasional. Adapun peserta lomba ini merupakan para pemenang IALA dari seluruh Indonesia.

 

Setelah melalui kompetisi yang panjang, akhirnya Pustakawan IAIN Pontianak meraih kategori Juara Harapan 1 dan Perpustakaan IAIN Pontianak meraih kategori Juara Harapan II. Pengumuman ini disiarkan secara langsung melalui Zoom dan Channel Youtube FPPTI Pusat.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, S.Ag., MA mengucapkan “Civitas acamemica IAIN Pontianak, ucapkan terimakasih kepada pengelola perpustakaan, kepada Warek I yang telah membidangi itu. Mudah-mudahan kedepan kita akan mencapai prestasi yang lebih baik lagi. Kita bersyukur IAIN Pontianak masih masuk ke nominasi yang cukup membanggakan.”

Beliau juga mengungkapkan sebagai apresiasi “Kedepan kita akan namakan Gedung yang terakhir dibangun dengan nama Gedung Perpustakaan Terpadu. Selain itu tahun ini kita alokasikan anggaran di perpustakaan untuk mencukupi fasititas yang kurang di perpustakaan seperti PC dan lain-lain.”

 

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum merasa bangga dan mengucapkan selamat kepada kawan-kawan di perpustakaan. “Walaupun dengan fasilitas sederhana, tetapi kaya dengan inovasi dan kreasi. Sehingga mereka berhasil meraih prestasi. Baik itu secara individu sebagai pustakawan, maupun secara kolektif sebagai perpustakaan yang penilaiannya dilihat dari kreatifitas dan inovasi kerja kawan-kawan di perpustakaan.”

Slamet Widodo, S.IP, M.Ikom, selaku Kepala Pusat Perpustakaan IAIN Pontianak, sebelumnya pernah menyampaikan hasil inovasinya yang bernama Layanan SIPANDAWA, “Layanan SIPANDAWA (Sistem Informasi Digital Mahasiswa) diterapkan, sebagai solusi dari kondisi new normal dan tren era disrupsi digital. Dengan adanya Sipandawa, layanan perpustakaan menjadi lebih mudah diakses oleh pemustaka khususnya di civitas academica IAIN Pontianak.”

Penulis : Bambang Eko Priyanto
Editor : Omar Mukhtar




Sukseskan Program Merdeka Belajar, Dosen FTIK IAIN Pontianak Lulus Pelatih Ahli Sekolah Penggerak

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak lulus sebegai Pelatih Ahli Sekolah Penggerak. Adalah Sulaiman, M. Pd, dosen sekaligus Ketua Program Studi Tadris Bahasa Inggris FTIK IAIN Pontianak berhasil lolos seleksi dari sekitar 17.000 pendaftar. Seleksi yang diselenggarakan dari bulan Mei hingga Oktober 2021 ini diikuti oleh unsur akademisi, praktisi, dan dinas pendidikan. Para peserta yang terpilih akan menjadi Pelatih Ahli yang mendampingi 406 sekolah di seluruh Indonesia.

Program Sekolah Penggerak merupakan program transformasi sekolah yang fokus pada pengembangan sumber daya sekolah, mulai dari siswa, guru, sampai kepala sekolah yang diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan.

Program Merdeka Belajar Episode Ketujuh ini telah diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim dan turut dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Muhammad Hudori, dan Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda pada 1 Februari 2021 lalu sebagai satu di antara program untuk mewujudkan visi transformasi pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.

Adapun rekrutmen ini akan menyaring 600 Pelatih Ahli se-Indonesia dengan kualifikasi terbaik untuk bersama memberikan dampak bagi cita-cita besar pendidikan Indonesia. Pendaftaran dan rekrutmen tahap pertama pelatih ahli program Sekolah Penggerak mulai dibuka pada April hingga Oktober 2021, yang terdiri dari pengisian biodata diri, pengisian esai, dan seleksi administrasi.

Selanjutnya, pada tahap kedua yaitu meliputi simulasi melatih dan wawancara dan mengunggah surat kesehatan dan bimbingan teknis kepada yang lolos seleksi tahap kedua. Tahap terakhir adalah pengumuman dan penetapan hasil seleksi pelatih ahli angkatan pertama pada sekitar September 2021 dan tanda tangan kontrak dan kerjasama serta penyerahan SK dilakukan pada tanggal 12 s.d 14 Oktober 2021 di Hotel Horison Grand Serpong, Tangerang.

 

Sulaiman amat bersyukur sebagai Pelatih Ahli setelah melewati suka duka mengikuti seleksi. Terlebih, pesertanya hanya sedikit dari unsur dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Bahkan di Kalimantan hanya ia sendiri yang lolos dari PTKIN.

“Saya amat bersyukur bisa lulus pada program ini, semoga bisa membuka jalan bagi para dosen PTKIN yang ingin berkontribusi di dunia pendidikan,” ujarnya.

Dekan FTIK IAIN Pontianak, Dr. H. Dwi Surya Atmaja, MA, mengucapkan selamat dan sukses kepada Sulaiman yang lolos seleksi dan ikut berpartisipasi dalam mensukseskan pelaksanaan sekolah penggerak.

“Dari awal saya sangat mendukung dosen-dosen FTIK untuk berkreasi dan berinovasi di bidang tri dharma perguruan tinggi. Saya harap apa yang dilakukan Sulaiman bisa bermanfaat untuk masyarakat luas,” tutur Dwi.

Sulaiman yang lulus sebagai pelatih ahli ini menjelaskan, dirinya sangat bersyukur dan senang bisa ikut seleksi dan lolos sebagai Pelatih Ahli di Indonesia.

”Keberhasilan ini juga berkat dukungan dari Rektor IAIN Pontianak dan Dekan FTIK IAIN Pontianak serta seluruh sivitas IAIN Pontianak,” pungkas Sulaiman.

Oleh: Dian KS
Editor: Omar Mukhtar




Sukses, Haru, dan Bangga dalam Penutupan Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF) Ke – 5 Tahun 2021 di IAIN PONTIANAK

PONTIANAK (iainptk.ac.id) — Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF)  Ke – 5 di IAIN Pontianak resmi di tutup langsung oleh Dr. Abdul Mukti Rouf, M.Ag. selaku wakil rektor III (bidang kemahasiswaan dan kerjasama) IAIN Pontianak (14/10/2021). Kegiatan yang dilangsungkan selama tiga hari penuh mulai dari tanggal 12 sampai tanggal 14 oktober tahun 2021 ini banyak mendapatkan sambutan dan apresiasi yang luar biasa baik dari dalam maupun luar negeri.

Closing ceremonial BUAF  ke – 5 yang digelar di Aula Syekh Abdul Rani IAIN Pontianak ini turut di hadiri oleh tamu undangan baik  itu dari dalam maupun luar civitas akademika IAIN Pontianak, adapun yang turut hadir pada kegiatan tersebut meliputi  Prof. Dr. H. Mubiburrahman, MA. (Rektor UIN Antasari Banjarmasin), Dr. Hj. Nida Mufidah, M.Pd (Wakil Rektor III UIN Antasari Banjarmasin) beserta rombongan, UIN Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda beserta Rombongan, IAIN Palangkaraya beserta rombongan, UIN Raden Mas Said Surakarta Beserta Rombongan.

Berdasarkan laporan ketua panitia BUAF ke – 5 yang diwakili oleh Prof. Dr. Ibrahim, S.Ag,. M.A bahwa BUAF telah terlaksana dengan singkat, padat dan berkesan. Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa tercatat ada sekitar 97 presenter yang turut memeriahkan kegiatan BUAF ke – 5 di IAIN Pontianak ini dengan menghadirkan 10 negara menjadi narasumber.

“Partisipasi dalam kegiatan BUAF cukup membanggakan dari awal sampai akhir, dan tercatat yang turut  berpartisipasi aktif di BUAF ialah ada 21 kampus baik itu dalam maupun luar negeri serta sampai hari terakhir, setelah 3 hari pelaksanaan kegiatan BUAF ini hampir semuanya berpartisipasi di dalam BUAF. Ada 97 presenter yang tercatat oleh panitia selama kegiatan BUAF baik dari dalam maupun luar negeri dan alhamdulilah semuanya bisa presentasi  makalah karya tulis ilmiah di forum BUAF ini dengan baik. hanya ada beberapa yang tidak bisa presentasi di karenakan ada masalah gangguan jaringan, itu akan menjadi bahan evaluasi kita di BUAF yang akan dating,” jelasnya.

Ibrahim menambahkan bahwa di kegiatan BUAF Ke – 5 ini ada beberapa penghargaan yang akan diberikan kepada para peserta yang telah berpartisipasi aktif.

“Terimakasih juga kepada semua peserta yang tidak hadir secara langsung di tempat berlangsungnya ceremonial penutupan BUAF ke – 5 ini (Virtual) walaupun demikian tidak mengurangi rasa terimakasih dan bangga kami kepada kalian semua.  Adapun beberapa penghargaan yang perlu kami sematkan kepada para peserta di kegiatan BUAF ke – 5 ini yaitu meliputi, ada penghargaan penulis paper terbaik, persentasi terbaik, penghargaan presenter termuda, penghargaan delegasi terbanyak, penghargaan delegasi terjauh untuk kampus, baik dari dalam maupun luar negeri, delegasi terjauh yang luring dan daring. Walau tidak bernilai secara material akan tetapi ini adalah bentuk apresiasi kami dari panitia kepada semua peserta bahwa kami sangat menghargai dengan tulus atas partisipasi kalian semua dalam kegiatan BUAF kali ini,” tambahnya.

Sebelumnya sampai kepada BUAF (Borneo Undergraduate Academic Forum) Ke – 5 ini, BUAF pertama sampai Ke – 4 turut menuntun sebuah sejarah yang panjang. dan sejarah daripada BUAF ini sendiri terlahir di kampus IAIN Pontianak dengan para aktor-aktor besar dibelakangnya salah satu aktor tersebut ialah Prof. Dr. Zainuddin, MA. Untuk itu di BUAF Ke – 5 ini disebut juga dengan BUAF putaran kedua karena kembali di adakan di tempat terinisiasinya kegiatan besar yang bernama BUAF ini.

BUAF ini telah melahirkan mahasiswa-mahasiswa yang cinta akan karya tulis ilmiah, hal itu sangatlah penting bagi mahasiswa dan kampus itu sendiri sebab prestasi-prestasi yang bersifat akademika juga bisa menjadi penunjang meningkatnya akreditasi kampus untuk lebih baik. di kegiatan ceremonial penutupan BUAF ke -5 yang di adakan mulai dari pukul 19:30 sampai pukul 22:30 Tersebut disambut meriah oleh para peserta dan para pejabat di Kampus IAIN Pontianak dan juga baik melalui online maupun offline.

 

Dr. Abdul Mukti Rouf, M.Ag menjelaskan dalam sambutan penutupnya bahwa BUAF Ini adalah sebuah kegiatan yang sangat bermanfaat terutama dalam menyambung silaturahmi dan persahabatan di antara kita.

“Saya mengucapkan haru dan bangga kepada adik-adik semua yang ikut berpartisipasi dan mendapat juara karena usaha dan kerja keras adik-adik semua. Saya ingin membuat catatan yang terpenting di BUAF ke – 5 yang mana catatan terpenting di kegiatan BUAF ini adalah silaturahmi dan persahabat,  juara adalah bonus untuk kita semua sebab dari forum silaturahmi dan persahabatan inilah yang menjadikan ada yang namanya juara dalam setiap kompetisi di BUAF. yang lebih penting dari ini semua supaya silaturahmi dan persahabatan bisa terjalin lebih erat, terkhusus bagi keluarga besar PTKAIN di zona Kalimantan agar terus terbangun dengan baik,  terus ketemu, terus berkarya, terus berprestasi untuk PTKAIN bagi Indonesia bahkan untuk peradaban dunia” jelasnya

Pada kesempatan ini Abdul Mukti Rouf juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada para kontingen serta ucapan selamat jalan kepada semua kontingen yang akan beranjak pulang ke daerahnya masing-masing.

“Yang terakhir saya ingin mengucapkan selamat jalan kepada seluruh kontingen yang turut hadir, saya yakin sudah 3 hari cukup melelahkan tapi pada saat yang sama juga cukup membahagiakan, bahkan tadi sore kita sudah jalan-jalan menelusuri sungai kapuas tentu waktu yang sangat terbatas bagi kita semua tapi mudah-mudahan itu bisa mengobati rasa lelah setelah mempresentasikan semua karya-karya terbaiknya. atas nama civitas akademika IAIN Pontianak BUAF keenam sedang kita konsulidasikan mudah-mudahan yang menjadi tuan rumah tidak lagi didalam negeri akan tetapi sudah diluar negeri, dan juga mudah-mudahan kita bisa ke Serawak dan Brunai Darussalam sehingga kita bisa jalan-jalan keluar negeri meskipun tetangga dalam kegiatan BUAF ini,” pungkas beliau.

Pada kegiatan penutupan yang turut di hadiri kurang lebih 79 orang dengan protokol kesehatan yang ketat di Aula Syekh Abdul Rani ini juga turut di sampaikan bahwa selain dari Malaysia dan Brunai Darussalam, ada juga Thailand sebagai negara yang ada di Asia Tenggara yang juga turut memeriahkan BUAF ke – 5 di IAIN Pontianak, bahkan kegiatan BUAF bisa GO Internasional seperti ini baru bisa dan ada di BUAF ke – 5 atau putaran kedua di kampus IAIN Pontianak Kalimantan Barat, tidak terlepas juga bahwa di BUAF tahun ini ialah BUAF yang sekaligus Launching alumninya mulai dari angkatan pertama 2016 sampai sekarang.

Oleh : Bambang & Rahmad
Editor : Omar Mukhtar




Meriah, IAIN Pontianak Tuan Rumah Borneo Undergruade Academic Forum (BUAF) ke-5

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – Gelar pembukaan Borneo Undergruade Academic Forum ke-5 (BUAF) di gedung aula Syekh Abdul Rani, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak Jl. Letjend Suprapto No.14 Benua Melayu Darat Kec. Pontianak Sel, Kota Pontianak. Kalimantan Barat pada selasa (12/10/2021)

Forum akademisi sarjana dan calon sarjana bergengsi yang berskala regional Kalimantan ini juga dihadiri peserta dari dalam dan luar negeri. Adapun acara pembukaan ini dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji, S.H., M.Hum, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Nizar Ali, Wakil Walikota Pontianak, Bahasan, SH, sejumlah rektor serta para wakil rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia.

BUAF ke-5 kali ini menghadirkan pembicara dari bebarapa kampus dari luar negeri seperti Dr. Labi Hadji Sarip Riwarung dari Mindano State University The Philippines, Jenny Lundt Abaarso School Of Science and Technology, Hargeysa (Somalia Africa) Dr. Saimi Bujang Universiti Teknologi Mara (UiTM) Cawangan Serawak, Shoqi Al-Maktari Independent Researcher Egypt, Yemen and Belgium, Prof. Mumanto Alqutuby, ph. D. King Fahd University of Petroleum and Minerals, Saudi Arabia, Dr. Paranjoy Bordoloi dari Fulbright Conflict Resolution Fellow, India, Dr. Sharifah Nooraida Binti Wan Hasan dari Institut Aminuddin Baki Cawangan Srawak, Malaysia, Ustadz Sahrin Bin Haji Masrie dari University Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA), Negara Brunai Darussalam.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, H. Nizar Ali menyampaikan apresiasi dalam sambutannya, “Saya Mengapreasi dan memberi penghargaan sedalam-dalamnya. Forum ini merupakan hal inspiratif, karena mendukung di hal akademi ilmiah. BUAF merupakan event regional. Tidak mudah namun bukan berarti mustahil, melalui BUAF ini semoga mahasiswa mampu menuangkan ide gagasan dan solusi untuk perguruan tinggi islam,” sambut beliau.

Senada dengan tema pembukaan BUAF di sampaikan oleh Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji berharap tulisan-tulisan ini bisa membuat orang-orang paham akan pentingnya menjaga protokol kesehatan dan mengikuti vaksin.

“Covid, menantang. Saya harap pertemuan penulis, bisa menghasilkan tulisan postif agar masyarakat bisa memahami pentingnya pemahaman terkait pandemi covid-19. Semoga forum ini bisa melahirkan pemimiran-pemikiran. Kita harus berbicara sesuatu dengan berdasarkan data yang ada, tanpa data mustahil kita bisa melakukan sesuatu.”

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, S.Ag, MA menyambut hangat kedatangan para rektor se- Indonesia, ia menyampaikan ucapan terima kasih dan selamat datang.

“Terima kasih dan selamat datang untuk semua yang hadir di kampus sederhana IAIN Pontianak ini yang memiliki cita-cita besar, kami masuk sembilan besar webometrics dari 58 PTKIN di Indonesia, kami juga mendapatkan predikat pengelola keuangan terbaik nomor 2 di Kalimantan barat 763 satker dan nomor 1 kampus dengan Keterbukaan Informasi Publik di Kalimantan barat. Kampus sederhana yang menuju cita-cita besar, semoga BUAF kedepannya bisa menjadi ajang akademik seperti di zona Sumatera yang bukan hanya akademik tapi ada  seni dan olah raganya,” pungkas beliau.

Presentasi dari masing-masing pembicara/penyaji dapat disaksikan secara online melalui kanal Youtube IAIN Pontianak.