Rektor IAIN Pontianak Tandatangani Komitmen Bersama untuk Ekosistem Halal Kalimantan Barat

Pontianak (iainptk.ac.id) – Rektor IAIN Pontianak, Prof. Dr. H. Syarif, MA., menghadiri Opening Ceremony Gebyar Gema Ekonomi Syariah Kalimantan Barat (Gebyar Kalbar) 2024 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat.

Acara ini mengusung tema “Penguatan Literasi, Inklusi dan Halal Lifestyle untuk Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Syariah Kalimantan Barat” dan berlangsung di Gedung Lama Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat, Jalan Rahadi Oesman Pontianak, pada Jum’at (28/6/2024).

Prof. Syarif menyampaikan komitmen Gebyar Ekonomi Syariah Kalbar untuk mengembangkan ekosistem halal di wilayah Kalimantan Barat.

“Kegiatan Gebyar Ekonomi Syariah Kalbar yang diadakan oleh Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat, IAIN Pontianak turut serta menjadi bagian pada kegiatan tersebut dalam membangun ekosistem halal di Kalimantan Barat,” ujarnya.

Acara ini juga ditandai dengan penandatanganan Komitmen Bersama antara Bank Indonesia dan IAIN Pontianak serta beberapa lembaga lainnya yang terlibat dalam ekosistem halal. Di antaranya adalah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat dan LPPOM MUI Kalbar.

“Penandatanganan Komitmen Bersama ini merupakan bentuk kesungguhan Bank Indonesia dan IAIN Pontianak dalam membangun Ekosistem Halal di Kalimantan Barat,” tambah Prof. Syarif.

Selain itu, acara dilanjutkan dengan peresmian pusat informasi Halal Kalimantan Barat yang ditandai dengan pemotongan pita. PJ Gubernur Kalimantan Barat, dr. Horison, M Kes, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, N.A Anggini Sari, Prof. Dr. H. Syarif, MA Rektor IAIN Pontianak, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Muhajirin Yanis, dan Ketua LPPOM MUI Kalimantan Barat turut hadir dalam simbolis pengguntingan pita tersebut.

Rektor IAIN Pontianak berharap kegiatan ini dapat mendukung kebangkitan ekonomi syariah  Kalimantan barat dengan memperkuat literasi dan inklusi ekonomi syariah. Tak hanya itu, hal ini juga ditopang dengan cara mempromosikan gaya hidup yang ada di Kalimantan barat.

Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat literasi dan inklusi ekonomi syariah serta mempromosikan gaya hidup halal di Kalimantan Barat, guna mendukung ketahanan dan kebangkitan ekonomi syariah di daerah tersebut.

Penulis : Farli

Editor : Bambang




Seminar Internasional di IAIN Pontianak: Langkah Strategis Menuju Kampus Global

Pontianak (iainptk.ac.id) – Rabu, 26 Juni 2024, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak melalui LP2M menyelenggarakan seminar bertema “Menuju Internasionalisasi Kampus IAIN Pontianak” yang bertujuan membangun hubungan kerjasama luar negeri. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Abdurrani Mahmud IAIN Pontianak pagi hingga siang.

Seminar ini dihadiri oleh para pejabat IAIN Pontianak dan mendatangkan pemateri terkemuka di bidang hubungan internasional, antara lain Prof. Dr. Ardi Marwan, M.Ed (Dosen Politeknik Negeri Pontianak, pernah menjadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Jerman), Dr. Techn Zairin Zain (Direktur Kantor Urusan Internasional Universitas Tanjungpura), dan Ibu Ufi Ruhama, S.Pd., M.Pd (Kepala Kantor Urusan Internasional Universitas Muhammadiyah Pontianak).

Kegiatan dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne IAIN Pontianak. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Ismail Ruslan, M.Si, mewakili Rektor IAIN Pontianak, menyampaikan sambutan dan secara resmi membuka acara seminar.

“Alhamdulillah kita masih diberi kesehatan untuk menghadiri kegiatan seminar ini. Amanah dari Pak Rektor, di periode kedua beliau ini, IAIN Pontianak akan menekankan peningkatan bidang akademik, salah satunya dengan membangun hubungan kerjasama luar negeri dengan beberapa universitas, seperti UNIMAS,” ucap Dr. Ismail Ruslan.

Beliau juga menyampaikan beberapa prestasi mahasiswa IAIN Pontianak di kancah internasional. “Sudah ada beberapa mahasiswa yang mendapatkan sertifikat pengabdian masyarakat berskala internasional dari beberapa kampus luar negeri, seperti UNIMAS dan Universitas Teknologi Sarawak,” ungkapnya.

Menurut Dr. Ismail Ruslan, kegiatan internasional ini merupakan langkah strategis bagi IAIN Pontianak untuk meningkatkan kualitas kampus. “Kami juga akan terus memberikan akses kepada mahasiswa dalam bentuk student mobility guna meningkatkan kualitas kampus kita. Insya Allah, kami akan memperluas jangkauan student mobility hingga ke Brunei Darussalam,” tambahnya.

Seminar ini diakhiri dengan doa penutup, menandai pembukaan resmi kegiatan tersebut. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi jembatan terbaik bagi IAIN Pontianak dalam meningkatkan kualitas akademik dan akreditasi unggul di kancah internasional.

Penulis : Aditya
Editor : Bambang

 




Ribuan Mahasiswa Ikuti Tes SSE UM-PTKIN di IAIN Pontianak Tahun 2024

Pontianak (iainptk.ac.id) – IAIN Pontianak sukses menyelenggarakan Sistem Seleksi Elektronik Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SSE UM-PTKIN) 2024. Sebanyak 1.085 peserta mengikuti ujian ini pada 24-30 Juni 2024 dengan 19 Sesi. Tes ini merupakan salah satu jalur seleksi masuk yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Rektor IAIN Pontianak, yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Ali Hasmy, M.Si., bersama Kepala Biro AUAK, Dr. Ridwansyah, M.Si., dan Kepala Bagian ULA, M. Syahrun, M.M., mengikuti acara pembukaan melalui Zoom di Ruang Kerja Rektor, Senin ()24/06/2024). Para pimpinan juga turut memantau jalannya proses ujian CBT yang terpusat di Gedung Rektorat Lantai 3.

Ketua Panitia Lokal yang juga merupakan Wakil Rektor I IAIN Pontianak, Dr. Ali Hasmy, M.Si., mengungkapkan bahwa pelaksanaan ujian berjalan dengan lancar. “Dari segi peminat, kita berada di tengah, dari 59 PTKIN kita berada di urutan ke-28. Kalau dibandingkan dengan IAIN lain, hanya ada dua IAIN di atas kita, yaitu IAIN Cirebon dan IAIN Kudus. Bahkan ada beberapa UIN yang peminatnya di bawah kita. Alhamdulillah, peminat tahun ini lebih banyak daripada tahun lalu. Pelaksanaannya juga sampai sekarang Alhamdulillah ramai. Kita akan tetap meningkatkan lagi ke depannya sesuai dengan arahan dari Menteri Agama. Kita berharap jumlah peminat yang ada bisa diikuti jumlah pendaftar ulang yang banyak,” ungkapnya.

Beliau juga berpesan kepada calon mahasiswa yang mengikuti ujian, “Kerjakan soal yang ada dengan baik, luruskan niat untuk kuliah di IAIN Pontianak. Karena di IAIN Pontianak selain kita belajar ilmu umum, kita juga belajar ilmu keagamaan, dan ini merupakan nilai plusnya. Kita berharap semuanya bisa lulus dan bergabung di IAIN Pontianak,” harapnya.

IAIN Pontianak membuka banyak jalur seleksi. Sebelumnya, telah berlangsung Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN). Saat ini, UM-PTKIN sedang berlangsung, dan pendaftaran Jalur Mandiri sudah dibuka. Bagi peserta yang belum lulus di jalur UM-PTKIN, IAIN Pontianak masih menyediakan jalur mandiri.

Penulis : Yuni Hendiana
Editor : Bambang




Lantik 1147 Pengurus Ormawa, Rektor: Kalian Sel Inti Anak Bangsa, Selamat Berkiprah

Pontianak (iainptk.ac.id) – 1147 Mahasiswa secara resmi dilantik oleh rektor IAIN Pontianak menjadi pengurus organisasi mahasiswa (ORMAWA) melalui pelantikan yang digelar di gedung sport center pada Sabtu, 22 Juni 2024.

Kegiatan ini berbeda dari sebelumnya, karena tahun ini pelantikan digelar bersamaan untuk seluruh kepengurusan Ormawa di lingkungan IAIN Pontianak 2024 baik Ormawa Institut maupun Ormawa yang berada di fakultas.

Kegiatan berlangsung khidmat dengan kehadiran perwakilan dari berbagai program studi yang menjadi saksi momen sakral ini. Dari atas panggung, Rektor Prof. Dr. H. Syarif, MA., didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. Ismail Ruslan, M.Si., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Prof. Dr. Hermansyah, M.Si., serta Kepala Bagian Umum dan Layanan Akademik Muhammad Syahrun, MM.

Prof. Dr. H. Syarif, S.Ag., MA mengungkapkan bahwa terdapat 1.147 mahasiswa yang tergabung dalam Ormawa IAIN Pontianak. “1.147 dari 12 ribu mahasiswa IAIN Pontianak yang terpilih menjadi top leader maupun perangkat yang menjadi pengurus organisasi mahasiswa IAIN Pontianak. Sejumlah yang ada di hadapan saya ini yang saya sebut sebagai sel inti anak bangsa,” ungkapnya.

Mahasiswa yang hadir dalam kegiatan ini telah dinyatakan siap menjadi pengurus Ormawa setelah mengikuti Sertifikasi Wawasan Kebangsaan (SWKB). Hal ini menjadi perhatian serius bagi rektor dan sivitas akademika IAIN Pontianak. Oleh karena itu, SWKB menjadi syarat wajib agar mereka dapat dilantik.

Dalam sambutannya, Prof. Syarif berpesan agar mahasiswa yang terpilih dan dilantik dapat berbuat lebih. Beliau juga memberikan apresiasi kepada mereka yang telah mendapatkan kedudukan masing-masing Ormawa di IAIN Pontianak, mulai dari Senat Mahasiswa Institut (SEMA – I), Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (DEMA – I), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Unik Kegiatan Khusus (UKK), SEMA dan DEMA Fakultas, hingga Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS).

“Maka dari itu, kalian yang merupakan sel inti anak bangsa, sebagai personal yang terpilih, berpikir, berkarya, dan bertindak lebih dari yang lain. Tugas yang pertama, kalian 1.147 orang yang sudah terpilih ini jangan menjadi mahasiswa abadi di kampus ini. Haramkan diri kalian melewati lebih dari 8 semester. Terlebih, saya ucapkan selamat bagi kalian yang telah dilantik. Terus berkiprah sebagai tokoh dan mahasiswa dengan kedudukan masing-masing,” pungkasnya.

Penulis : Farli
Editor : Bambang




IAIN Pontianak Sosialisasikan Manfaat Asuransi kepada Pegawai

Pontianak, 13 Juni 2024 – IAIN Pontianak menggelar acara sosialisasi program pelayanan dari PT. Taspen Persero, BPJS Ketenagakerjaan, dan BPJS Kesehatan dengan tema “Membangun Sinergi untuk Mewujudkan Pelayanan Prima”. Acara ini berlangsung di Aula A Rani IAIN Pontianak pada hari Kamis, 13 Juni 2024, dan dihadiri oleh sejumlah pegawai IAIN Pontianak.

Dalam sambutan pertama wakil  ketua pelaksana kegiatan Kasubag Tata Usaha Perlengkapan dan Rumah Tanggal IAIN Pontianak Jatmiko, S.E, M.E,  menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam mengenai manfaat tiga jenis asuransi yang digunakan oleh pegawai IAIN Pontianak. “Dengan kegiatan ini, tentunya diharapkan para pegawai tidak hanya memahami manfaat dari ketiga asuransi tersebut, tetapi juga tujuan dari sosialisasi ini, yaitu menyerap aspirasi dari para peserta,” ungkap Jatmiko.

Beliau menambahkan bahwa penting bagi pegawai untuk mengetahui hak dan kewajiban mereka terkait asuransi, serta memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dan menyampaikan aspirasi kepada ketiga stakeholder terkait. “Hal ini untuk mewujudkan komitmen bersama antara IAIN Pontianak dan stakeholder agar dapat bersinergi secara berkelanjutan dalam memberikan pelayanan yang prima terhadap pegawai IAIN Pontianak,” tambahnya.

Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Kepala Biro IAIN Pontianak, Dr. Ridwansya, M.Si. Dalam sambutannya, Dr. Ridwansya menjelaskan bahwa seluruh pegawai di IAIN Pontianak, baik yang berstatus ASN maupun tenaga kontrak, menggunakan ketiga asuransi tersebut. Beliau juga menyinggung pentingnya disiplin dalam bekerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pelayanan di lingkungan IAIN Pontianak.

Turut hadir dalam acara ini para pejabat di lingkungan  IAIN Pontianak dan perwakilan dari ketiga perusahaan asuransi, yang siap menjawab pertanyaan dan menampung masukan dari para peserta. Setelah sesi pembukaan, acara dilanjutkan dengan sosialisasi program dari ketiga asuransi tersebut.

Diskusi dalam sesi ini dipimpin oleh Heriansyah, M.Pd, sebagai moderator. Pegawai IAIN Pontianak berkesempatan untuk berinteraksi langsung dan menyampaikan pertanyaan serta aspirasi mereka kepada perwakilan dari PT. Taspen, BPJS Ketenagakerjaan, dan BPJS Kesehatan.

Acara sosialisasi ini diselenggarakan diselaraskan dengan komitmen program pembangunan Zona integritas IAIN Pontianak yang berdampak, sehingga dipilih tema “membangun sinergi untuk mewujudkan pelayanan Prima”. Tema tersebut dimaksudkan untuk mempererat sinergi antara IAIN Pontianak dan ketiga stakeholder dalam mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan bagi seluruh pegawai IAIN Pontianak melalui proses kerjasama dalam memberikan pelayanan yang cepat saat pegawai membutuhkan pelayanan dari ketiga stake holder. Disisi lain penjelasan langsung dari ketiga stake holder diharapkan mampu Meningkatkan pemahaman pegawai IAIN Pontianak mengenai manfaat dan kewajiban dalam menggunakan layanan asuransi PT. Taspen Persero, BPJS Ketenagakerjaan, dan BPJS Kesehatan.

Penulis : Asip
Editor : Bambang




Kolaborasi Pendidikan Antarnegara: Kunjungan Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS) di IAIN Pontianak

Pontianak (iainptk.ac.id) Sabtu, 8 Juni 2024 – Rektor beserta pimpinan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menerima kunjungan dari Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS) dalam rangka membahas kerjasama.

Acara yang berlangsung di Ruang Rektor dihadiri oleh UNIMAS, Ketua Pegawai Eksekutif UNIMAS business School, Prof. Dr. Puah Chinese Hong., Pengarahan Bahagian Hal Ehwal Antarabangsa, Encik Thian Foong Fatt., Pengarahan Pusat Pembangunan dan Pengurusan Akademik, Prof. Madya Ts Dr. Rohana bt Sapawi., Timbalan Pengarah Bahagian Jaminah Kualiti Akademik, Ts. Dr. Ade Syaheda Wani ht Marzuki., Pengarah Fakulti Ekonomi dan Perniagaan, Dr. Fadilah Binti Siali., dan Pensyarah Fakulti Sains Komputer dan Teknologi Maklumat, Dr. Norfadzlan bin Yusup.

Pejabat penting dari IAIN Pontianak, yang hadir Rektor, Wakil Rektor 1, Kabag ULA, Dekan, Wakil Dekan, Ketua LPM, Ketua LP2M beserta Sekretaris dan koordinator di dalam LP2M.

 

Dalam pertemuan ini, Rektor IAIN Pontianak, Prof. Dr. H. Syarif, S.Ag., MA., menyatakan keinginannya untuk menjalin penelitian kolaborasi antara IAIN Pontianak dan UNIMAS. Penelitian ini diharapkan dapat mencakup berbagai tema seperti sejarah, budaya, pendidikan, ekonomi, dan hukum. Dengan target 20 judul penelitian dari IAIN Pontianak dan 20 Judul Penelitian dari UNIMAS, yang dilakukan di Indonesia dan Malaysia.

Dalam kesempatan tersebut, enam perwakilan dari UNIMAS hadir untuk membahas lebih lanjut mengenai potensi kolaborasi ini. Salah satu poin penting yang dibahas adalah peluang bagi dosen IAIN Pontianak untuk mengajar sebagai dosen tamu (visiting lecturer) di UNIMAS. Selain itu, pihak IAIN Pontianak juga mengundang dosen dari UNIMAS untuk memberikan asesmen dan berbagi pengetahuan terkait redesain kurikulum yang sedang dilakukan tahun ini.

Untuk keperluan pengurusan ini maka pihak UNIMAS akan membentuk learning center di IAIN Pontianak dan pihak IAIN Pontianak sudah menyetujui serta disiapkan ruang perkuliahannya.

Selain peluang kolaborasi penelitian, UNIMAS juga menawarkan kolaborasi perkuliahan program S2 dan S3 di IAIN Pontianak dengan syarat-syarat tertentu.

Pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan akademik dan penelitian antara kedua institusi, serta membuka peluang bagi pengembangan lebih lanjut dalam bidang pendidikan di kedua negara.

Penulis : BEP
Editor : Bambang




Rektor IAIN Pontianak Lawatan kepada Mufti Kerajaan Berunei Darussalam, Yang Mulia Prof. Dr. Ustaz Haji Awang Abdul Aziz

Berunei Darussalam (iainptk.ac.id) – Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Prof. Dr. H. Syarif, S.Ag. MA., melakukan lawatan kepada Mufti Kerajaan Berunei Darussalam, Yang Mulia Prof. Dr. Ustaz Haji Awang Abdul Aziz di Kantor Jabatan Mufti Kerajaan. Ikut menyertai Rektor, Wakil Rektor (Warek) III, Dr. Ismail Ruslan, M.Si., dan Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. H. Zainudin, MA.

Dalam lawatan itu, Prof Syarif menyebutkan dan menyampaikan kepada Mufti bahwa kedatangannya kepada Mufti dilatarbelakangi oleh penyampaian Ucaptama oleh Mufti di hadapan Yang Maha Mulia Sulthan Brunei Darussalam pada pembukaan Konferensi Antarbangsa Islam Borneo (KAIB) di Gedung Internatuional Conference Center.

Juga dilatar belakangi oleh isi Ucaptama Mufti sangat menyentuh hati bahwa mufti menyampaikan uraian tentang sisi dalam (dalaman dalam bahasa Brunei) ajaran Islam.

Gugahan tentang kedermawanan bagi para empunya dengan uraian para sahabat Nani yang kaya raya namun kekayaannya dihabiskan untuk diinfaqkan di jalan Allah.

Juga uraian tentang palestina yang sangat menyentuh hati dan membangkitkan gairah untuk penguatan empati bagi rakyat Palestina.

Prof Syarif berbincang juga tentang tentang manuskrip yang diuangkap Sulthan saat menyampaikan titah pada acara pembukaan KAIB. Mufti menyampailan bagitu banyak manuskrip yang tersimpan di balai hazanah pada Jabatan Mufti Kerajaan.

Balai Hazanah dibawah tanggung jawab Jabatan saya, ungkap Mufti. Menurut Mufti manuskrip yang banyak itu berbahasa Arab dan Melayu bertulis tangan asli, dan sampai sekarang belum bergerak, atau belum banyak disentuh baik untuk dikaji maupun diteliti.

“Yaah, hanya saja saya sendiri yang membuka-buka manuskrip dan membacanya,” ujarnya.

Berikut isi pembentangan Ucaptama Yang Mulia Mufti di hadapan Sultan di acara KAIB.

Konferensi Antarabangsa Islam Borneo Ke XV

Ampun beribu ampun

Hamba Kebawah Duli Tuan Patek menjunjung kurnia perkenan untuk menunaikan hajat pihak penganjur bagi hamba Kebawah Duli Tuan Patek membentangkan kertas perdana bertajuk: “Membangun Masyarakat dan Perbandaran Islam yang Mampan”. Kurnia perkenan yang sama juga dijunjung untuk hamba Kebawah Duli Tuan Patek menyampaikan pembentangan ini dalam bahasa biasa sebagai kemudahan jua.

Para hadirin yang dihormati

Membangun masyarakat bererti membangun manusia. Bagaimana membangun manusia itu? Jika membangun bangunan, kita akan menyiapkan tapaknya, menyiapkan reka bentuknya, bahan-bahan binaan dan sebagainya. Tetapi membangun manusia tidak berhajat kepada tapak, kepada reka bentuk dan bahan-bahan binaan. Kerana kalau membangun manusia, yang dibangun itu ialah dalamannya: jiwanya, semangatnya, akhlaknya, pemikirannya, akidahnya dan imannya.

Perkara ini telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Baginda membangun manusia disekelilingnya, bukan membangun batang tubuh untuk jadi kuat, atau membangun untuk dapat makan makanan-makanan lazat, atau membangun untuk dapat pakai pakaian yang mahal-mahal, atau membangun untuk dapat diam di rumahrumah mewah, bukan! Tetapi Baginda membangun jiwa, membangun semangat, membangun sikap, membangun akidah dan membangun iman. Baginda melancarkan reformasi dari masyarakat yang miskin akhlak dan tidak beriman, kepada masyarakat berakhlak mulia dan beriman. Baginda membangun semua ini bukan dengan benda, tetapi dengan La Ilaha Illallah dan dengan al-Qur’an, dengan Tauhid, sehingga hasil dari pembangunan itu telah:

Melahirkan peribadi-peribadi besar luar biasa, seperti Sayyidina Abu Bakar asy-Syidiq radhiallahu anh yang pernah menjadi orang kaya, tetapi semua hartanya disumbangkan untuk Islam dan untuk membebaskan para hamba sahaya termasuk Sayyidina Bilal bin Rabbah. Ketika Sayyidina Abu Bakar menyumbangkan semua hartanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencelah: “Wahai Abu Bakar, apa saja yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?” Menjawab Sayyidna Abu Bakar: “Saya tinggalkan untuk mereka ialah Allah dan RasulNya.”

Siapa lagi? Sayyidina Umar bin al-Khahatab radhiallahu anh. Tokoh ini sebelum Islamnya adalah seorang penentang paling kuat terhadap Islam. Hatinya umpama batu dan jiwanya umpama api menyala-nyala membenci Islam. Tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunnya dengan doa: “Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar”. Lalu Allah pun menerima doa Nabi ini, maka Umar pun memeluk Islam. Setelah Umar memeluk Islam, malaikat Jibril ‘alaihissalam datang kepada Nabi dan berkata: “Wahai Muhammad, sesungguhnya seluruh penduduk langit bergembira dengan Islamnya Umar.”

Kemudian siapa lagi? Sayyidina Osman bin Affan radhiallahu anh, seorang dermawan di jalan Allah yang tidak ada tolok bandingnya. Beliau juga disifatkan oleh Nabi sebagai paling pemalu dan berakhlak paling mulia kerana tidak pernah menjemah alat kelaminnya dengan tangan kanan, kerana dengan tangan kanan itulah dia menjabat tangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Siapa lagi? Sayyidina Ali karamahullah wajhah, seorang pemuda yang sanggup bergadai nyawa untuk menyelamatkan Nabi dengan mengantikan Nabi di tempat tidur Baginda sebagai usaha untuk mengelirukan musuh yang sudahpun bersedia untuk membunuh Baginda. Siapa lagi? Sahabat Abdurrahman bin Auf, seorang yang terkenal sangat kaya, tetapi tidak pernah menahan hartanya untuk kebajikan. Beliau pernah menyumbangkan barang-barang keperluan untuk penduduk Madina. Barang-barang itu dibawa oleh 700 ekor unta. Bayangkan betapa banyak barang-barang dimuat ke atas 700 ekor unta. Beliau juga menjual tanahnya dengan harga 40 ribu dinar untuk dibahagi-bahagikan kepada kaumnya, kepada isteri-isteri Nabi Ummahatul Mukminin dan kepada para fakir miskin. Dalam satu peperangan (peperangan Tabuk), beliau menyumbangkan 500 ekor kuda perang dan 1,500 ekor unta tunggangan. Begitu juga beliau telah mensedekahkan 400 dinar kepada setiap bekas tetera perang Badr yang masih hidup selamai 100 orang.

Ya, siapa lagi? Sahabat Khalid bin Al-Walid yang digelar oleh Nabi sebagai Saifullah alMaslul (ertinya pedang Allah yang terhunus). Sahabat ini terkenal gagah untuk Islam, pakar menggunakan senjata dan penunggang kuda yang hebat untuk Islam.

Dalam zaman Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam, beliau menyertai ekspedisi jihad melawan musuh dan setelah Nabi wafat, dilantik menjadi panglima perang menentang tentera-tentera Parsi dan Rom. Semua peperangan yang disertai dan diketuainya tidak pernah kalah. Beliau bercita-cita untuk mati syahid tetapi tidak kesampaian, sehingga ketika berada di ranjang maut, beliau menangis, menangis mengenangkan cita-citanya untuk mati syahid tidak terkabul.

Begitu beberapa contoh peribadi-peribadi hebat dalam sejarah, yang dibangun oleh Nabi untuk Islam dan sekaligus untuk ummah dan untuk nagara. Mereka ini meninggalkan pengaruh dan kesan kepimpinan yang tidak mungkin hapus dari lipatan sejarah.

Para hadirin yang dihormati

Sekarang mari pula kita cuba melihat contoh membangun manusia di zaman muthaakhir ini. Perkara ini boleh kita saksikan contohnya di Palestin. Di sana, telah dan sedang berlaku kerja-kerja membangun manusia untuk kelangsungan bangsa, agama dan negara. Menurut buku yang berjudul “Peristiwa Ajaib Pertolongan Allah subhanahu Wa Ta’ala Buat Penduduk Palestin”, telah berlaku pembangunan itu melalui khemah-khemah dan institusiinstitusi mengaji dan menghafaz al-Qur’an. Semua kanak-kanak Palestin disalurkan ke dalam khemah-khemah dan institusi-institusi ini untuk tujuan belajar, membaca dan menghafaz 30 juzuk al-Qur’an.

Mengapakah langkah ini diambil? Menurut buku tersebut: 1. Untuk mengambil berkah dari al-Qur’an, kerana al-Qur’an adalah sumber kekuatan luar biasa, di mana siapa yang membacanya akan mendapat bekalan kekuatan dalaman untuk menghadapi musuh. 2. Kanak-kanak Palestin memang senghaja diasuh untuk mencintai al-Qur’an, kerana al-Qur’an mengajar mereka untuk lebih berani.

Perkara ini sangat-sangat tidak disenangi oleh musuh, kerana mereka tahu 15 atau 20 tahun ke hadapan, kanak-kanak ini akan dewasa, akan menjadi pejuang bangsa, menjadi duri dalam daging kepada mereka. Kerana itu, setiap serangan ganas oleh musuh ke atas bumi Palestin dahulu mahupun sekarang kanak-kanaklah yang menjadi sasaran utama untuk dibunuh.

Satu contoh, dalam tengkarah antara musuh dan Palestin pada tahun 2008, musuh telah memfokus kepada kanak-kanak Palestin di tebing Gaza. Dalam serangan hanya tiga minggu, musuh telah membunuh 1,412 orang kanak-kanak. Tetapi kesedihan rakyat Gaza dengan hilangnya nyawa 1,412 kanak-kanak itu, menurut kajian, segera diubati dengan lahirnya 3,700 orang kanak-kanak dalam masa tiga minggu serangan tersebut. Dalam makna secara kasar, mati 1,000 berganti 3,000.

Inilah namanya kuasa Allah, musuh boleh saja membunuh sekian ramai, tetapi Allah akan menggantikannya dengan jumlah yang lebih ramai dari yang dibunuh itu. Begitu juga kita dapat menyaksikan mangsa-mangsa berlumuran darah dan diusung ke kuburan, tetapi Allah kata (lihat surah Al-Imran ayat 169) tafsirnya: “Jangan sangka orang-orang yang terbunuh (mati syahid) di jalan Allah itu mati, bukan! Tetapi mereka hidup di sisi (Allah) Tuhan mereka dengan beroleh rezeki dan mereka bergembira dengan rezeki tersebut…”

Ya, kita usah ragu dengan perkhabaran al-Qur’an ini. Allah sudah tunjuk bukti, bahawa orang-orang yang terkorban di jalan Allah, jasad mereka tidak reput. Orang pernah terkali kubur Saidina Hamzah, kaki Saidina Hamzah terkena cangkul masih sahaja memancutkan darah.

Dikisahkan juga, pada tahun 1932 Masihi, Raja Iraq yang bernama Shah Faisal, telah bermimpi ditemui oleh sahabat Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam, Huzaifah al-Yamani yang telah dikebumikan selama 1,300 tahun. Huzaifah berkata: “Wahai Raja! ambillah jenazah saya dan jenazah Jaber al-Ansari dari tepi Sungai Tigris dan kemudian kebumikan kembali di tempat yang selamat. Sebabnya, kerana kubur saya dan kubur Jaber sekarang sedang dipenuhi oleh air.”

Raja tidak menghiraukan mimpi ini, sehingga mufti besar pula didatangi oleh Huzaifah, juga dalam mimpi. Huzaifah bekata: “Wahai Mufti! Saya telah memberitahu raja dua malam sebelumnya, tetapi raja tidak peduli. Oleh itu, beritahulah raja supaya bersimpati sedikit untuk memindahkan jenazah kami.”

Diringkaskan kisah, raja pun bersetuju untuk menggali kubur dua sahabat ini. Tetapi sebelum itu, dengan titah perintah raja, satu siaran hendaklah dikeluarkan untuk memberitahu orang ramai bahawa pada tanggal 20 Zulhijjah tahun 1351 Hijrah bersamaan tahun 1932 Masihi, selepas sembahyang Dzohor, kubur dua sahabat ini akan dibuka. Maka berkerumunlah orang ramai, muslim dan bukan muslim untuk menyaksikan peristiwa ini, sehingga ibu kota Baghdad kelihatan penuh sesak. Apabila kubur-kubur itu dibuka, memang benar Subhanallah, kubur-kubur tersebut sedang dipenuhi oleh air, dan jenazah dua sahabat: Huzaifah al-Yamani dan Jaber Abdullah al-Ansari didapati masih utuh dan segar, padahal mereka telah dikebumikan selama 1,300 tahun. Allahu Akhbar!

Melihat ini, seorang berbangsa German telah mendekati mufti dan memegang tangan mufti sambil berkata: “Bukti apa lagi yang perlu dicari bahawa Islam memang agama yang benar. Sekarang juga, saya mahu memeluk Islam, dan tolong ajarkan kepada saya tentang Islam”.

Demikian antara kisah benar, yang membenarkan perkhabaran al-Qur’an tentang orangorang yang mati syahid. Sekarang, kita bercakap mengenai orang-orang Palestin yang mati kerana mempertahankan agama dan tanah air mereka. Nah, tidakkah juga namanya mereka itu mati syahid?

Ya, di hadapan mata kasar kita, mereka itu memang betul-betul nampak mati, mati diratahratah oleh bom-bom musuh, disiat-siat oleh peluru-peluru, yang jatuh di atas kepala, ke atas bangunan-bangunan, ke atas kediaman-kediaman, ke atas masjid, ke atas rumah sakit, sehingga ramailah rakyat menjadi mayat. Tetapi mayat-mayat itu cuma sekejap sahaja bernama “mayat” kemudian selepas itu di dalam kubur (alam barzakh) mereka itu hidup berbahagia di sisi Tuhan mereka.

Menurut kementerian kesihatan Palestin, sejak 7 Oktober 2023 hingga 12 Mei 2024 Masihi, mangsa korban di Gaza Palestin adalah seramai 35,034 orang terbunuh, diantaranya 14,944 orang adalah kanak-kanak dan 9,849 ialah kaum Hawa, semua mereka itu adalah berstatus syahid (mati syahid), nama sahaja mati, tetapi menurut al-Qur’an, mereka itu malah hidup berbahagia di sisi Tuhan mereka.

Para hadirin yang dihormati

Sedikit mengenai membangun perbandaran Islam mampan. Mampan ertinya berterusan bagus, indah dan selamat. Seperti membangun manusia, membangun perbandaran juga dikehendaki mengikut tuntutan Maqasid Syariah iaitu dengan memelihara agama, akal, jiwa, keturunan dan harta. Dalam makna, perbandaran Islam mesti selamat dan bersih dari sebarang jenayah dan maksiat.

Maqasid Syariah mahu supaya Bandar atau negeri yang dibangun itu penuh berisi dengan rahmat dan berkat, sehingga kita yang hidup di dalamnya, menikmati kehidupan sejahtera, aman dan selamat. Sebab itu dalam perbandaran Islam tidak boleh wujud kumpulankumpulan penjenayah yang mengancam nyawa dan harta benda. Tidak boleh berdiri kelabkelab malam, premis-premis judi, presmis-premis membuat, menjual dan menghidang arak dan lain-lain seumpamanya, yang bertentangan dengan dasar Maqasid Syariah.

Maqasid Syariah menjamin keselamatan semua, sama ada Muslim atau bukan muslim, termaksud binatang, tumbuh-tumbuhan dan bahkan benda-benda mati sekalipun.

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab sahihnya, bahawa Abu Hurairah radhiallahu anhu pernah mencadangkan kepada Nabi dengan berkata: “Wahai Rasulullah! Sumpahilah orang-orang musyrik itu.” Lalu Baginda bersabda: “Sesungguhnya aku diutus bukan untuk melaknat, sebaliknya aku diutus hanya sebagai pembawa rahmat sahaja.”

Sebagai amanah dan peringatan, sebuah hadits menceritakan tentang seorang perempuan masuk neraka kerana mengurung seekor kucing dan tidak memberinya makan sehingga kucing itu mati.

Diriwayatkan lagi, pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah ternampak seekor burung sedang berpusing-pusing di sarangnya kebingungan. Nabi menyangka bahawa burung itu sedang mencari anak kecilnya yang hilang. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan para sahabat dan bertanya siapakah yang mengambil anak burung dari sarangnya? Salah seorang sahabat mengakui dialah yang mengambilnya. Lalu Nabi meminta sahabat itu untuk mengembalikan semula anak burung ke dalam sarangnya.

Sebelum pasukan tentera Islam bergerak ke medan perang, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya akan terlebih dahulu berpesan supaya jangan membunuh orang awam, lebih-lebih lagi kanak-kanak, kaum perempuan dan warga emas, dan jangan juga merosakkan tanam-tanaman dan merobohkan bangunan. Semua itu jika dilakukan, akan ditanya oleh Allah mengapa ia dilakukan? Bukan membunuh nyawa yang tidak berdosa sahaja yang akan ditanya itu, malah mengikut Amirul Mukminin Umar radhiallhu anh: “Jika sekiranya binatang baghal tercedera di Iraq kerana jalan yang berlopak-lopak, nescaya Allah akan tanya saya (selaku pemerintah) wilayah Iraq, mengapakah engkau tidak baiki jalan yang berlopak-lopak itu, wahai Umar?”

Begitu Islam menghendaki kita supaya memelihara nyawa dan perbandaran. Islam telah mengajar supaya kita jangan jadi Firaun dan Haman yang membunuh kanak-kanak dan juga jangan jadi Namrud yang melimparkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ke dalam api yang sedang menyala-nyala. Tetapi dalam sejarah moden, dunia sekarang sedang menyaksikan golongan penjahat yang lebih jahat daripada Firaun dan Haman dan Namrud, mereka membunuh kanak-kanak tidak kira lelaki atau perempuan, membunuh juga kaum hawa, warga emas dan siapa saja sampai puluhan ribu, dan tidak memadai setakat itu, mereka juga membakar dan meruntuhkan bangunan-bangunan, rumah-rumah kediaman, masjid dan hospital, yang menjadikan mereka tidak diragukan lagi adalah penumpah darah dan perosak negeri, harta benda dan perbandaran.

Allahuma Ya Allah, Ya Rahman, Ya Karim, Ya ‘Azim, Ya Muntakim! Mohon Tuhan kami selamatkan rakyat dan bumi Palestin, sebagaimana Tuhan kami menyelamatkan para Nabi dan umat-umat yang beriman di zaman silam.

Ampun beribu ampun, hamba kebawah duli tuan patek menjunjung ampun dan maaf, sekiranya terdapat sebarang kesilapan atau sorok langkah di sepanjang pembentangan ini. (*)

Penulis : BEP/Farli
Editor : Bambang




Delapan Dosen FUAD Jadi Pembicara di Konferensi Antarbangsa Islam Borneo ke XV di Brunei Darussalam

Pontianak, (iainptk.ac.id) 7 Juni 2024 – Delapan dosen dari Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) tampil sebagai presenter dan pembicara dalam Konferensi Antarbangsa Islam Borneo (KAIB) ke XV yang berlangsung di Brunei Darussalam.

Konferensi yang diselenggarakan pada 5-6 Juni 2024 ini merupakan ajang bergengsi bagi akademisi dari tiga negara di wilayah Borneo yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Para dosen FUAD yang berpartisipasi adalah Prof. Zaenuddin, Dr. Cucu, Dr. Fitri, Dr. Suhra Wardi, Raziki Waldan, M.M., Barryati, M.Pd., Dr. Fauziah, dan Dr. Randi. Mereka mempresentasikan makalah sesuai dengan bidang ilmu masing-masing yang telah melalui proses seleksi ketat sejak pengajuan abstrak pada Februari hingga Maret 2024.

KAIB ke XV tahun ini menampilkan 243 makalah yang dibagi ke dalam 33 bilik atau ruangan. Setiap bilik menampung sebelas hingga dua belas peserta yang memaparkan hasil penelitian dan kajian mereka.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga tempat bertemunya para akademisi untuk menjalin kerja sama lintas negara.

Kemeriahan konferensi ini semakin terasa dengan hadirnya keluarga kerajaan Brunei. Sultan Hassanal Bolkiah membuka acara dengan memberikan kata sambutan serta mendengarkan paparan pertama dari pembicara utama, yaitu Mufti Kerajaan Brunei.

Sultan dan keluarga juga mengunjungi berbagai stand ilmiah dari perguruan tinggi yang berpartisipasi, menyimak penjelasan dari petugas stand, dan melayani permintaan foto bersama dengan ramah.
Salah satu sesi panel dalam konferensi ini menampilkan Prof. Dr. KH. Syarif, S.Ag., M.A., Rektor IAIN Pontianak, yang membahas tentang moderasi beragama untuk kedamaian dunia.

Selain pembentangan makalah, peserta konferensi juga diajak mengunjungi beberapa lokasi bersejarah di Brunei seperti Pen Borneo, Museum Peralatan Diraja, dan Masjid Jamek.

Sebelum konferensi berlangsung, Dekan FUAD berkesempatan bertemu dengan Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ushuluddin Universitas Syarif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam, Prof. Dr. Muhammad Anis Thoha.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Dr. Cucu dan Ketua Program Studi Bimbingan Konseling Islam (BKI). Mereka membahas rencana kerja sama antara dua fakultas, termasuk kegiatan team teaching, seminar internasional, magang mahasiswa, kolaborasi penelitian dosen, dan pengabdian kepada masyarakat.

Kesepakatan tersebut akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan kerja sama setelah tahapan administrasi selesai.

Konferensi Antarbangsa Islam Borneo ke XV ini tidak hanya menjadi ajang ilmiah, tetapi juga memperkuat hubungan akademis dan kerja sama antara institusi pendidikan tinggi di Borneo, serta memberikan kebanggaan bagi semua pihak yang terlibat.

Penulis : Asip
Editor : Bambang




Moderasi Beragama untuk Harmoni Dunia

Brunei Darussalam (iainptk.ac.id) Dalam rangka Konferensi Antarbangsa Islam Borneo di Brunei Darussalam (KAIB) 5-7 Juni 2024, IAIN Pontianak dengan rombongan tidak kurang dari 36 orang menampilkan berbagai corak karya ilmiah berupa membentang makalah di perhelatan KAIB, yang terdiri dari para dosen dan pejabat IAIN Pontianak. IAIN merupakan salah satu anggota KAIB.

Prof. Dr. K.H. Syarif, S.Ag. MA sebagai Rektor IAIN Pontianak terundang menjadi salah seorang Pembenatang Ucaptama dari 8 (delapan) pembentang jemputan (undangan) utama, membawakan tajuk bentangannya “Moderasi Beragama Untuk Harmoni Dunia”.

Syarif memaparkan latar belakang makalah yang dibentangkan itu dengan menyebutkan bahwa di dunia saat ini sangat rentan dengan ketidakdamaian yang diatasnamakan agama. Kita masih ingat betul bagaimana pembantaian umat Islam di Ronghiya Miyanmark, umat Islam di Huigur Cina, bahkan antar umat Islam di Syuriah, dan saat ini puluhan ribu rakyat Palestina dibantai. Semua itu terjadi karena sikap beragama yang salah, yaitu atas nama kebenaran agama kemudian saling bantai atas sesama manusia. Walau pun setelah ditelisik ternyata tidak luput dari kepentingan-kepentingan politik dunia.

Rincian data terkait latar belakang itu adalah pada peristiwa Bom bali menewaskan tidak kurang dari 203 orang dan 209 orang korban luka-luka. Di Huigur lebih dari 450 orang tiewas di wilayah konflik Xinjiang China dalam tahun 2014. Di Rohingya teedapat korban 1.500+ korban terbunuh (per 2022 ), 24.000+ warga sipil terbunuh (per 2019 ),128.000 pengungsi internal (per 2018 ), lebih dari 300.000 orang mengungsi ( 2023), dan 950.000+ melarikan diri ke luar negeri.

Sedangkan di Palestina, dalam 16 tahun terakhir, korban Palestina paling banyak berguguran pada 2014 yang mencapai 2.329 jiwa. Disusul pada 2009 lalu yang mencapai 1.066 jiwa. Sedangkan pada update terakhir, 19 September 2023 sudah mencapai 227 jiwa. Terbanyak tahun 2024 jumlah korban meninggal dunia meningkat menjadi 31.490 orang.

Syarif merinci dalam makalahnya, bahwa sesungguhnya dalam sisi horizontal kehidupan, agama diturunkan Tuhan hanya untuk supaya manusia ini saling menyayangi bukan saling menyakitkan apalagi saling membantai dan menghabisi. Maka sangat keliru jika atas nama agama apalagi hanya atas nama aliran dalam suatu agama lalu kemudian saling menyakiti dan saling membantai.

Itu sebabnya Allah menuntunkan dengan firman yang artinya ” barang siapa membunuh seorang manusia bukan karena dia membunuh manusia lainnya, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya” (Q.s. al- Mâidah/5:32). Kalau pun seseorang itu membunuh manusia lainnya, maka ada hakim untuk meng-hudud-nya. Artinya tidak dibenarkan untuk membunuh manusia lain secara individu atau semaunya.

Di ayat lain juga disampaikan “hamba Tuhan Yang Maha Kasih itu adalah yang berjalan di muka bumi dengan lemah lembut dan jika bertemu dengan orang jahil dia mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan–kesejahteraan–kedamaian” (Q.s. al-Furqân/25:63). Ayat ini menyebut Tuhan Yang Maha kasih. Hamba yang bertuhan hidupnya mesti penuh kesopanan dan menebar keselamatan–kedamaian kepada sesama. Berkata saja harus mengandung keselamatan, apalagi dalam bertindak.

Ajaran penting dalam moderasi beragama adalah bahwa Tuhan menurunkan ajaran agama melalui para auliya-anbiya adalah untuk keselamatan, kesejahteraan, dan kedamaian manusia. Prinsip inilah yang biasa dikenal dengan “wamâ arsalnâka illâ rahmatan li al-‘âlamîn — Tidak Kami mengutus Engkau Muhammad melainkan sebagai rahmat bagi seisi alam”. Islam “rahmatan li al-‘âlamîn itu adalah ajaran yang mengutamakan terwujudnya kasih sayang antar sesama manusia, bahkan terhadap seisi alam sesemesta seluruhnya. Ini maksudnya bahwa al-Quram itu sebagai petunjuk bagi seluruh manusia–hudan li al-nás, alias bukan hanya untuk umat Islam saja. Kepahaman utamanya adalah bukan seluruh manusia disuruh menganut dan percaya kepada al-Quran semua, sebab tidak ada paksaan dalam menganut agama–lá ikrâha fi al-dîn. Tetapi bahwa orang yang percaya kepada al-Quran itu harus mengamalkan kandungannya untuk berbuat baik dan menebar kasih sayang dan kedamaian kepada seluruh manusia.

Moderasi itu artinya jalan tengah. Moderasi beragama itu ajaran untuk terwujudnya  sikap umat beragama dalam menganut dan mengamalkan ajaran agamanya. Jalan tengah itu artinya tidak ekstrem kanan, yaitu ajaran agama yang tekstualis, dan kaku. Tidak juga ekstrem kiri, yaitu ajaran agama yang diamalkan oleh para libralis, di mana kebebasan berpikir yang bablas.

Ekstrem kanan cirinya mudah menyalahkan cara ibadah orang lain, mudah mengklaimkan kafir kepada orang lain, mudah membid’ah-bid’ahkan amaliah keagamaan orang lain yang tidak sehaluan dengan  mereka. Sementara yang ekstrem kiri berpikiran bablas menggugat ajaran agama. Dalam Islam misalnya, mereka menggugat mengapa hukum waris itu berpihak kepada laki-laki, di mana 2:1 dengan perempuan.

Moderasi beragama ini menjadi bagian dari empat manhaj fikrah shahîhah–pemikiran yang benar yaitu i’tidâl, tasámuh, tawâsuth, tawâzun. Susunan ini saya urutkan dan saling menjadi syarat satu atas yang lainnya. I’tidâl ini dimaknai keadilan. Dalam konteks hubungan antar umat manusia sebagai umat beragama, keadilan ini adalah cermin dan pilar utama dari tajuk besar Islam Rahmatan Li al-‘âlamîn. Keadilan ini mensyaratkan adanya sikap tasámuh — toleran.

Toleran adalah sikap tenggang, tenggang rasa, tenggang anutan agama.  Toleran atar umat beragama adalah sikap tenggang, bersedia membiarkan, mempersilahkan orang lain untuk menganut, memahami, mendalami, dan mengamalkan agamanya, seperti kita juga bersikap seperti itu dalam beragama kita. Tasámuh ini mensyaratkan adanya sikap Moderat.

Dalam Kajian Islam moderat ini biasa dikenal dengan istilah wasathiyatu al-Islam atau al-ialám al-wasathiy — Islam Moderart. Inspirasi utama Islam Moderat ini adalah teks ayat al-Quran Q.s. al-Baqarah/2:143 “dan demikianlah kami jadikan kamu umat pertengahan — ummatan wasathan supaya kamu menjadi saksi atas manusia dan supaya Rasul menyaksikan atas kamu”.

Islam moderat kemudian menjadi ikhtiar dan proses aktualisasi untuk menjadi sikap dan kepribadian disebut moderasi beragama. Moderasi beragama asalah menyasar pemahaman dan perilaku beragamanya para penganut agama. Artinya moderasi beragama tidak menyasar ajaran agama, atau bukan agama yang dimoderasi.

Bentuk atau hasil dari moderasi beragama adalah perilaku yang tidak ekstrem kanan dan tidak ekstrem kiri. Ekstrem kanan adalah perilaku beragama orang-orang yang memahami agama secara tekstualis dan eksklusif.

Ciri ekstrem kanan ini gemar dengan klaim takfiri, tabdî’ì, dan suka menyalahkan cara beribadahnya orang lain yang tidak sehaluan dengan mereka. Adapun ekstrem kiri adalah kelompok yang memahami ajaran agama secara libral, atau bebas yang berlebihan. Semua teks harus diukur dengan rasionalitas dan cenderung mempertanyakan isi teks ayat suci yang menurut mereka perlu rasionalkan. Misalnya mereka mempertanyakan hukum waris dalam Islam, mengapa satu berbanding dua bagi perempuan dari laki-laki.

Sikap moderat dalam beragama ini mensyaratkan adanya pemahaman tentang tawâzun. Tawâzun dalah pemahaman yang balance–seimbang. Yaitu seimbang antara ‘aqli dan naqli, antara syariat dan hakikat, antar kajian fiqh dan tashawwuf, dan seterusnya. Inti dari kapahaman tawâzun ini adalah keluasan pemahaman keagamaan. Mehami ajaran Islam secara kâffah bagi umat Islam. Begitu pula seharusnya bagi agama selainnya.

Dalam bermoderasi beragama ini selain dibutuhkan  manhaj al-fikrah al-shahîhah di atas, dibutuhkan pula kepahaman tentang inti ajaran agama. Bagi umat Islam, inti kandungan isi kitab al-Quran dan perangkatnya tentang pertama, supaya manusia hidup tenteram, damai, dan sejahtera. Inti ini disimpul dalam kalimat rahmatan li al-‘âlamîn. Kedua, tentanv persaudaraan se-Tuhan.

Konsep kepahaman persaudaraan se-Tuhan ini adalah ajaran bahwa Ruh yang sedang berada di seluruh jasad–tubuh manusia di permukaan bumi ini ialah semua datang dari satu Tuhan. Ini implementasi utama dari jika kita belajar dan memahami tauhid. Jadi konsep persaudaraan se-Tuhan ini lintas suku-bangsa dan agama. Suku apa pun, bangsa apa pun, bahkan agama apa pun, di dalam tubuh orang-orang itu ada Ruh yang ditiupkan dari sisi Tuhan, Allah Swt.

Maka, oleh karena itu dalam hal beragama tidak boleh ada paksaan, lâ ikrâha fi al-dîn tidak ada paksaan dalam beragama (Q.s. al-Baqarah/256). Dalam soal kemuliaan suku-bangsa dituntunkan bahwa yang paling mulia itu adalah yang paling sering hadir hatinya di sisi Allah, yang paling bertakwa (Q.s. al-Hujurat/49:13). Dalam tinggi rendahnya derajat yang ditinggikan Allah adalah yang keimanan, ilmu, dan amalnya (Q.s. al-Mujadilah/58:11, al-Ahqaf/46:19, Thaha/20:75, al-Anfal/8:4, al-An’am/6:132).

Kesimpulan
Dunia membutuhkan konsep dan pengaplikasian nilai Moderasi beragama. Penyimpangan dan penistaan agama yang sesungguhnya di dunia saat ini adalah berbentuk pembantaian kemanusiaan atas nama agama. Haluan moderat dalam beragama inilah yang mampu berpihak kepada kemanusiaan secara obyektif. Sejalan dengan teks suci ayat al-Quran bahwa rahmatan li al-‘âlamin adalah misi ini dari diturunkannya al-Quran dan kitab suci agama-agama. Kedamaian dan kesejahteraan adalah kebutuhan utama kemanusiaan. Maka jika ada gerakan dan laku atas nama agama yang berlawanan dengan misi utama ini, itu pasti penyimpangan dan bahkan penistaan agama.

Penulis : BEP/Farli
Editor : Bambang




Rektor IAIN Pontianak Kampanye Moderasi Beragama di Dunia Internasional

Brunei Darussalam (iainptk.ac.id) – Di Panggung Internasional Convention Center Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA), Rektor IAIN Pontianak, Prof. Dr. KH. Syarif, S.Ag., MA., menyampaikan pesan penting tentang moderasi beragama dalam Konferensi Islam Borneo ke-15. Konferensi ini dihadiri oleh lebih dari 1.000 peserta dari 40 perguruan tinggi internasional pada Selasa (06/06/2024).

Acara ini menjadi ajang untuk merenungkan kembali nilai-nilai Islam dan merancang masa depan yang lebih baik. Dibuka oleh Sultan Brunei Darussalam, Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah bin Omar Ali Saifuddien, konferensi ini bertujuan untuk mengeksplorasi sejarah dan warisan Islam sebagai fondasi untuk pembangunan peradaban yang berkelanjutan.

Salah satu sorotan utama konferensi adalah paparan dari Rektor IAIN Pontianak, Prof. Dr. KH. Syarif, S.Ag., MA., tentang pentingnya moderasi beragama dalam konteks global saat ini. Ia menggambarkan bagaimana kurangnya pemahaman tentang moderasi beragama telah menyebabkan tragedi kemanusiaan seperti pembantaian atas nama agama, politisasi agama, serta tindakan radikalisme dan terorisme.

Dengan penuh kewibawaan, Prof. Dr. KH. Syarif, S.Ag., MA., menjelaskan bahwa moderasi beragama bermakna sikap sedang dan tengah-tengah, yang mendorong keadilan dan menghindari ekstremisme. Melalui kutipan dari Kitab Mu’jam Maqayis al-Lughah dan KBBI, ia mengilustrasikan betapa pentingnya sikap moderat dalam membangun hubungan antarumat beragama yang penuh  penghormatan dan penghargaan.

Lebih lanjut, Prof. Syarif menegaskan pentingnya kerja sama lintas agama dalam menciptakan perdamaian, dengan menyoroti beberapa ayat Al-Qur’an yang mengajarkan tentang kebersamaan dan perdamaian.

Dengan pesan yang tajam dan relevan, Rektor IAIN Pontianak membawa kontribusi berharga dalam upaya memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama, membangun pondasi yang kokoh untuk masa depan yang lebih harmonis.

Penulis : Abd. Hasan
Editor : Bambang