Rektor IAIN Pontianak Launching Program Mahasiswa Nyantri (PMN)

Pontianak (iainptk.ac.id) — Rektor IAIN Pontianak Launching Program Mahasiswa Nyantri (PMN) dalam kegiatan, Silaturahim dan Sosialisasi Program Mahasiswa Nyantri IAIN Pontianak tahun 2020. Tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah Merajut Cita-cita Bercahaya Al-Qur’an. Turut mengundang 221 orang tua mahasiswa angkatan 2019, yang anaknya akan mengikuti program ini. Berlangsung dengan hikmat pada hari Senin, 24 Februari 2020 di Aula Syekh Abdurrani Mahmud.

Selaku Ketua Tim Program Mahasiswa Nyantri IAIN Pontianak, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum menyampaikan “Program Mahasiswa Nyantri adalah hasrat IAIN Pontianak untuk membantu bapak dan ibu menghadirkan anak yang sholeh dan sholehah. Mereka yang lebih mementingkan keperluan orang tuanya, dibandingkan kepentingan dirinya sendiri.”

“IAIN Pontianak sekarang sadar betul, bahwa yang ingin kuliah tidak hanya tamatan Aliyah, tetapi juga banyak tamatan SMA. Maka kita lakukan tes untuk mebedakan mana yang sudah bisa membaca dan menulis Al-Qur’an dengan yang belum. Sehingga terseleksilah 221 mahasiswa angkatan 2019 yang masih belum bisa dan belum lancar membaca serta menulis Al-Qur’an.” Tambah Ketua Tim PMN, yang juga merupakan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dalam Launching PMN mengatakan “Saya tegaskan Program ini adalah integral, tak terpidahkan dari program harian IAIN Pontianak. Berupa pendidikan untuk anak-anak bapak dan ibu sekalian. Tahun depan mahasiswa IAIN Pontianak diwajibkan selama 2 semester mengikuti Program Mahasiswa Nyantri.”

“Kami juga ingin menyampaikan kedepan IAIN Pontianak akan bermetamorfosis, menjadi UIN di Kalimantan Barat. Guna menuju ke arah sana, hari ini kita launching dan melaksanakan kegiatan dibawah garis Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, tentang pelaksanaan Program Mahasiswa Nyantri.” tegasnya

Rektor menambahkan “Tujuan kami menghadirkan Program ini dalam rangka memaksimalkan amanah dari bapak dan ibu, yang jelas anak bapak dan ibu disini tidak akan saya cetak menjadi teroris, tidak akan saya cetak menjadi pemberontak, tidak akan saya cetak menjadi orang-orang makar. Oleh karena itu berkenan bapak dan ibu sekalian mendukung program kami. Karena kami merasa bertanggung jawab kepada negara sekaligus kepada bapak dan ibu yang sudah mempercayai kampus ini.”

Rektor berharap dan bertekat “Kami ingin anak bapak dan ibu menjadi anak yang sholeh dan sholehah, yang dapat dan bisa mendoakan orang tuanya. Di Mahad inilah kami akan memaksimalkan anak bapak dan ibu. Sementara Mahad hanya dapat menampung 630 orang. Tahun depan setelah Mahad jadi, Insyaallah semua mahasiswa baru akan mengikuti program ini.”

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Rektor IAIN Pontianak Buka Workshop Guru Merdeka, Sekaligus MoU dengan IGI

Pontianak (iainptk.ac.id) — Rektor IAIN Pontianak membuka kegiatan Workshop Guru Merdeka. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) yang bekerja sama dengan Ikatan Guru Indonesia (IGI). Workshop ini berlangsung pada hari Jumat 21 Februari, di Aula Syekh Abdurrani Mahmud. Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dekan FTIK beserta jajarannya.

Narasumber yang dihadirkan adalah Director of Indonesia Institute, Vicki Richardson. Selanjutnya ada Teacher of Indonesian Corpus Christi College, Susan Cooper. Narasumber dari Indonesia ada Dekan FTIK IAIN Pontianak, Dr. Ali Hasmy, M.Si., Dosen Politeknik Negeri Pontianak, Dr. Nurmala, E.S, M.Ed., Trainer Gernas Tastaka Kalbar, Lies Indrawati, S.Pd., dan narasumber terakhir dari Trainer Gernas Tastaka Kalbar, Analia Nesa, M.Pd.

Selaku Ketua Panitia Workshop Guru Merdeka, Aam Priadi, S.Pd., melaporkan “Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari dimulai dari hari ini hingga besok. Adapun peserta yang sudah mendaftar hingga hari ini berjumlah 92 orang. Terdiri dari dosen, Kepala Sekolah, Guru SD, Guru SMP, dan Guru SMA. ”

Ketua Ikatan Guru Indonesia Wilayah Kalimantan Barat, Dodi Iswanto, S.Pd., M.Pd., menyampaikan “Tema yang diangkat dalam Workshop ini adalah Guru Merdeka, alasan kami mengangkat tema ini karena kami menganggap guru harus diberi keleluasaan. Dengan begitu seharusnya guru bebas mau belajar dari mana, kepada siapa, dan sejauh apa. Sehingga guru merasa senang dalam belajar dan mengajarkan ilmunya.”

“Selain itu kita ingin melaksanakan MoU dengan IAIN Pontianak, sudah beberapa kegiatan yang kita lakukan dengan Prodi PGMI namun baru hari ini bisa terlaksana MoU. Semoga kedepan kita bisa lebih banyak menjalin kerjasama untuk kemajuan bersama” tutupnya.

Rektor IAIN Pontianak, dalam acara pembukaan menyampaikan “Saya ucapkan terimakasih dengan terlaksananya kegiatan ini, semoga menjadi item penting untuk menambah wawasan kita. Saya juga ingin mengatakan bahwa lulusan PGMI kami tahun ini yang mengikuti CPNS tidak diterima menjadi guru. Kami meminta kepada IGI dapat memberikan workshop kepada pejabat terkait, prihal ini. Supaya tidak ada diskriminasi pada lulusan PGMI di IAIN Pontianak.”

“Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) sebenarnya sama dengan lulusan PGSD. Malah lulusan PGMI memiliki nilai plus, dibidang agama. Tahun ini kami juga akan menyurati Kepada Daerah hingga tembus ke Menteri, untuk dapat menindaklanjuti prihal ini. sehingga pembukaan CPNS mendatang tidak terulang masalah yang serupa”. tambahnya.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Diskusi Perdana Dosen FUAD, Hadirkan Profesor Luar Negeri Peneliti Borneo

Pontianak (iainptk.ac.id) — Kamis, 13 Februari 2020, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Pontianak, mengadakan Launching Diskusi Dosen bersama Prof. Dr. James Thomas Collins, dengan tema “Bahasa dan Psikologi: Agenda Penelitian di Borneo”.

Pada kegiatan tersebut dihadiri dan dibuka oleh Rektor IAIN Pontianak Dr. H. Syarif, MA, hadir pula Wakil Rektir Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. Abdul Mukti, MA, Dekan FUAD Dr. Ismail Ruslan, M.Si dan para dosen IAIN Pontianak serta peneliti-peneliti Kalbar.

Kegiatan tersebut merupakan agenda perdana untuk menyuburkan diskusi ilmiah dikalangan dosen. Sesi perdana ini juga untuk mensupport akreditasi program studi Psikologi Islam.

Rektor IAIN Pontianak dalam sambutannya menyampaikan akan pentingnya Diskusi yang dilakukan oleh para dosen terutama dalam pokok Bahasan jurnal penelitian yang akan diterbitkan oleh para dosen dalam kajian penelitianya untuk menunjang akreditasi dan peningkatan kualitas para dosen dalam bidang penelitian.

Begitu juga Pembahasan Prof. Dr. James Thomas Collins yang menitik beratkan akan pentingnya lingkar penelitian di Borneo, terutama menjaga keseimbangan komunitas dengan lingkungan alam. Borneo juga memiliki keragaman serta banyaknya bahasa yang perlu diketahui terutama dari masyarakat  Melayu dan Dayak pedalaman, dan suku-suku lainya beserta sejarah   masuknya kolonial pada abad 19 yang dilakuan oleh orang Belanda untuk meriset budaya serta bahasa yang ada dimasyarakat Borneo. Beliau juga mengatakan pentingnya mempertahankan bahasa asli dari beberapa daerah dan keutuhan budaya yang ada di Borneo.
Di abad 21 terjadi krisis kontemporer, yang mana daya tahan bahasa daerah, pewarisan budaya lokal, dan pelestarian alam sekitar semakin melemah.
Sebagai penutup, beliau memberikan saran akan pentingnya psikologi dan penyuluhan dalam menangani krisis kontemporer tersebut.

Narasumber yang lain Dr. H. Hariansyah, M.Si menyampaikan materi tentang Penelitian Psikologi Islam di Borneo. Beliau mengatakan ilmu ini masih baru dan masih sangat terbatas penelitian-penelitian tentang hal tersebut. Transdisipliner penelitian perlu digalakkan lagi, apalagi terkait dengan Psikologi Islam.

Editor: Mulyadi
Penulis: Randu Prima/Didi Darmadi




Rektor launching Diskusi Dosen FUAD

Pontianak (iainptk.ac.id) — Rektor IAIN Pontianak me-launching Diskusi Rutin Dosen Fakutas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Sidang Lantai 2 gedung Tower C IAIN Pontianak, pada hari Kamis (13/02). Bukan hanya launching namun pada hari yang sama, juga berlangsung diskusi dosen.

Diskusi pada hari pertama mengangkat tema “Bahasa dan Psikologi: Agenda Penelitian di Borneo”. Menjadi narasumber Prof. Dr. James Thomas Collins., beliau merupakan Guru Besar di UKM Malaysia. Turut hadir dalam acara pembukaan, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, serta Dekan FUAD dan jajarannya di lingkungan FUAD.

Dekan FUAD, Dr. Ismail Ruslan, M,Si., melaporkan “Bahwa pada tahun 2020 ini ada beberapa program FUAD yang kita laksanakan sebagai implementasi dari VISI dan MISI Rektor. Pertama, FUAD akan mengirim dosen-dosen yang berprestasi untuk memberikan kuliah umum atau presentasi di Perguruan Tinggi Islam di Indonesia. Tahun ini sekalanya nasional, mudah-mudahan tahun depan dosen kita bisa memberikan presentasi di tingkat internasional. Kedua kami juga mempersiapkan akreditasi untuk 2021 dengan berbagaimacam kegiatan. Kita sudah memiliki Unit Mutu dan Gugus Mutu. Ketiga, melaksanakan 1 jam mengaji serta program mahasiswa nyantri.”

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. syarif, MA., mengaapresiasi kegiatan FUAD “Saya ucapkan terimakasih kepada FUAD yang telah menyambut salah satu arah kebijakan rektor di Raker, supaya kita menghidupkan nuansa akademik di kampus kita. Saya melihat FUAD semakin aktif, dan berharap semua Fakultas begitu. Kalau ada ilmu yang bagus ditularkan ke Fakultas yang lain.”

“Manfaatkan waktu semaksimal mungkin dengan narasumbernya, Selamat untuk FUAD semoga dosen-dosen FUAD menjadi Pionir yang terdepan untuk suasana akademik. Saya apresiasi sekali kegiatan ini, semoga dengan kegiatan ini kita bisa menjadi lebih baik lagi dalam berkarya ilmiah dan berakademik di FUAD. Serta tentunya menfaat untuk IAIN Pontianak. Saya launching Diskusi Dosen FUAD dengan melafalkan Al-Fatihah”. Tutup Rektor IAIN Pontianak.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Rektor Melepas 1.012 Mahasiswa Mengikuti PBM

Pontianak (iainptk.ac.id) — Rektor IAIN Pontianak melepas 1012 Mahasiswa untuk mengikuti Kegiatan Pekan Bakti Mahasiswa (PBM). Pelepasan ini berlangsung di Gedung Sport Center, pada hari Kamis (13/02). Kegiatan PBM ini merupakan agenda tahunan yang digagas oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Pontianak. Tema yang diangkat dari kegiatan PBM tahun ini adalah Ayo Mengabdi untuk Desa Mandiri.

Selaku Ketua panitia, Charul Hatami melaporkan “Kegiatan Pekan Bakti Mahasiswa tahun 2020, diikuti oleh mahasiswa angakatan 2019. Total peserta yang sudah mendaftar berjumlah 1.012 mahasiswa. Jumlah ini merupakan jumlah mahasiswa terbanyak selama PBM dari tahun-tahun sebelumnya. Kami selaku panitia melaporkan, Lokasi PBM tahun 2020 berlokasi di Kuala mandor B dengan 4 Desa dan 58 posko/kelompok.”

Ketua DEMA IAIN Pontianak, M. Ali Fahmi menyampaikan “PBM merupakan kegiatan tahunan yang di adakan oleh DEMA IAIN Pontianak. Salah satu yang menjadi landasan kenapa hari ini DEMA harus mengadakan PBM adalah kita ingin mendukung Visi dan Misi IAIN Pontianak. Salah satunya Misi no 4. Yang menyebutkan Meningkatkan peran pengabdian dalam upaya menyelesaikan persoalan kemasyarakatan”.

“Tugas mahasiswa hari ini menyampaikan kebenaran-kebenaran kepada masyarakat. Mengeluarkan narasi yang penuh kebermanfaatan. Hari ini kalian dari berbagai fakultas, kalian memiliki kemampuan masing-masing.  Sehingga ketika kalian turun kepada masyarakat, berbagilah kemampuan kalian kepada masyarakat disana.” Tegasnya.

Rektor IAIN Pontianak Syarif, MA., menguatkan “Kegiatan PBM ini merupakan rangkaian yang tidak terputus dari kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Pontianak. Bagi yang tidak ikut kegiatan PBM, mahasiswa tidak diperbolehkan mengusulkan proposal penelitian.”

“Salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat. Dengan mengikuti PBM mahasiswa secara langsung akan mengamalkan Tri Darma yang ke tiga tersebut.”tambahnya

Selain itu “Biar bisa di terima dalam masyarakat. Mahasiswa harus memiliki akhlak yang mulia. Akhlak mulia itu adalah sumber perkataan dan perbuatan. Akhlak itu sumber perbuatan hati, yang bisa menghaluskan kata-kata, yang bisa melembutkan perbuatan, untuk itulah kalian harus memahami ajaran agama secara baik. Pesannya.

Rektor juga mengingatkan, mahasiswa IAIN Tidak boleh radikal. Indikator orang yang radikal adalah anti NKRI, anti-Pancasila dan UU Dasar, Intoleran antar dan intra umat beragama. Serta Ikut dalam mendirikan khilafah Islamiyah mau dalam bentuk fikiran atau karya.

Pesan rektor terakhir dalam katasambutan “Selamat berjuan, kalian adalah duta IAIN Pontianak. Jangan petantang petenteng, belajar berempati di masyarakat. Dan untuk panitia, boleh jadi ada PBM susulan bagi yang hari ini tidak bisa mengikiti BPM. Pinta kami lakukan promosi di masyarakat, kabarkan IAIN Pontianak hari ini.” tutupnya dengan memukul gong, bertanda pelepasan secara resmi sudah dilakukan.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




FP2TKI Akan Bentuk Kampus di Sanggau dan atau Sekadau

Sanggau (iainptk.ac.id) — Ketua Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (FP2TKI). Dr. syarif, MA., yang juga merupakan Rektor IAIN Pontianak. Beserta wakilnya, Waskur, S.Pd.I., S.HI., MM., Hadir di Kantor Kemenag Sanggau, pada hari Selasa, 11 Februari. Dalam kegiatan ini dihadapan puluhan undangan membahas tentang rencana pembuatan Perguruan Tinggi Islam di Kabupaten Sanggau dan atau Kabupaten Sekadau. Turut hadir tokoh agama di dua Kabupaten ini untuk merembukkan dan menguatkan tekat untuk memajukan pendidikan Islam di Kalbar.

Ketua FP2TKI, mengingatkan kembali saat Raker pertama, salah satu program kerja forum ini adalah mendorong berdirinya Perguruan Tinggi Islam di Kalbar. Tahap awal akan dilakukan di Kabupaten Sanggau dan atau Kabupaten Sekadau.

Kepala Kantor Kemenag Sanggau, Drs. H. Muhammad Taufiq., menyampaikan realita di lapangan. Seperti ada PNS yang sudah melangsungkan kuliah S2, namun ijazahnya belum di akui. Karena jarak tempuh lebih dari 60 KM. Selain itu ada juga ijazah S2 belum di akui karena kampus tersebut Akreditas pasca belum B.

Beliau yang juga merupakan alumni dari IAIN Pontianak menambahkan. Jika di buat Perguruan Tinggi di Sanggau. Bisa dipertimbangkan realita yang ada. Sehingga yang sudah S2 bisa menjadi dosen di PTKI di Sanggau.

Perwakilan dari Kabupaten Sekadau. Kiyai Muhtar, S.Pd.I., yang juga merupakan pendiri pondok Pesantren Ar-Rahman di Sekadau menyampaikan. “Kami tidak sendiri, kami membawa berbagai tokoh agama dari Sekadau. Urusan kita memang rumit. Sebagian masyarakat kita S2nya belum di akui karena jarak 60 Km”.

“Belajar adalah perintah agama, perintah Al-quran, perintah Nabi Muhammad. Saya sudah mengajak kawan-kawan untuk mendirikan kampus Islam beberapa tahun yang lalu. Alhamdulillah hari ini kita dapat tawaran dari FP2TKI untuk mendirikan kampus di kabupaten kami. Hal ini adalah peluang yang sangat baik. Peluangnya sangat besar sekali, mudah-mudahan kampus Islam bisa terwujud.” Tambahnya.

Ketua FP2TKI meyakinkan “Kita harus optimis dan saling membantu dalam hal pendidikan, karena ini merupakan salah satu investasi kita untuk di akhirat. Saya bukan mengecilkan masalah. Tapi saya mencoba optimis. Ada 1 tantangan kita cari seribu solusi. Kalau orang lain bisa berbuat mengapa kita tidak.”

“Melihat fenomena saat ini, masyarakat ingin menyekolahkan anaknnya di Perguruan Tinggi Islam. Selain ilmu dunianya ada, ilmu untuk bekal di akhirat juga ada. Kita tidak bisa mengurus pendidikan dengan cara sendiri-sendiri. Kalau berkenan kita bisa berembuk dengan tetap terus berfikir optimis.” Jelasnya.

“Kita bisa datangkan dosen terbang dari Pontianak. Kami siap menjadi pendamping. IAIN Pontianak tidak takut kekurangan mahasiswa, Kita berfikir global dan positif thingking. Tak kalah pentingnya, pertama kita sudah ada tekat untuk mendirikan kampus, tahapan selanjutnya pembuatan tim pendirian Kampus dan bergerak cepat.” Pungkasnya.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Bupati Sanggau Dukung Terlaksananya KKL dari IAIN Pontianak

Sanggau (iainptk.ac.id) — Rektor IAIN Pontianak Bersama Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Ketua LP2M, serta Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Syariah. Pada hari Selasa, 11 Februari bersilaturahmi ke Kantor Bupati Sanggau. Kehadiran pejabat IAIN Pontianak disambut hangat oleh Bapak Bupati, Paolus Hadi, S.I.P., M.Si. Tujuan utama dari kunjungan ini adalah untuk membicarakan tindak lanjut dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) IAIN Pontianak di Sanggau.

Menurut penjelasan dari Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), Sukardi, SH., M.Hum., Tahun 2020 IAIN Pontianak akan melaksanakan KKL di 5 Kabupaten. Seperti di Kab. Sintang, Kab. Melawi, Kab. Sekadau, Kab. Sanggau, dan Kab. Landak.

“Kami Rencanakan di Kabupaten Sanggau 20 Kelompok KKL. Setiap kelompok akan beranggotakan 15 orang. totalnya sekitar 300 mahasiswa di Kabupaten Sanggau ini. Rencananya kegiatan KKL akan berlangsung dari tanggal 22 Juni hingga 31 Juli 2020. Tujuan kami kesini untuk meminta izin kepada Bupati selaku pimpinan di daerah ini. Kalau ada program daerah yang dapat kami lakukan, kami siap membantu” Kata Ketua LP2M di hadapan Bupati Sanggau.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA., menguatkan, Dulu kami hanya melaksanakan KKL hanya 1 Kabupaten setiap tahunnya. Namun untuk tahun ini dan kedepan kami akan semakin banyak mengutus mahasiswa di berbagai Kabupaten.

Bupati Sanggau , Paolus Hadi, S.I.P., M.Si menyambut baik kegiatan KKL ini, Kami senang bisa menerima mahasiswa di daerah Sanggau. Tahap awal sebelum terlaksana KKL, kita melakukan MoU terlebih dahulu. Kami akan siapkan lokasi yang tepat untuk mahasiswa KKL nanti seperti di Desa mandiri dan Desa Tertinggal.

Pak Paolus sangat senang dengan keberadaan mahasiswa yang peduli dengan lingkunganya. Banyak juga pemuda Sanggau yang dikuliahkan diberbagai perguruan tinggi di Indonesia. Beliau memiliki prinsip “Kita harus ada kenang-kenangan.” Masa menjabat hanya sebentar, kenang-kenangan itu dapat berbentuk infrastruktur, sarana dan prasarana maupun peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Alumni Mendukung Pembangunan Pesantren IAIN Pontianak

Sanggau (iainptk.ac.id) — Pertemuan antar Rektor IAIN Pontianak dan Alumni di Sanggau berjalan dengan lancar. Puluhan alumni berkumpul di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sanggau, pada hari Senin 10 Februari. Turut hadir mendampingi Rektor, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Ketua LP2M, serta Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Syariah.

Dalam pertemuan ini banyak hal yang disampaikan oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA. Salah satunya tentang pembangunan pesantren IAIN Pontianak di lahan 2 hektar yang berlokasi di Kota Pontianak. Rektor mengajak kepada seluruh alumni dan masyarakat untuk ikut aktif dalam pembangunan Gedung ini, dengan dibentuknya dompet wakaf pembangunan pesantren IAIN Pontianak.

Dalam kesempatan ini juga, Rektor memperlihatkan desain tiga dimensi tampak pesantren. Terdapat Masjid, Asrama mahasiswa, Gedung perkuliahan, serta lahan parkir yang memadai. Rektor berencana pesantren ini akan diperuntukan bagi mahasiswa di semester 1 dan 2. Dengan begitu mahasiswa akan lebih banyak menimba ilmu agama disini. Sehingga lulusan dari SMA/SMK juga bisa menyesuaikan dalam proses belajar di semester 3 hingga selesai.

Para alumni sangat mendukung rencana pembangunan pesantren, bahkan mereka siap menjadi donator, koordinator dan mensosialisasikan informasi ini ke masyarakat. Salah satu alumni mengatakan “Tidak ada istilah uang tidak dibawa mati, sekang kita bisa membawa uang hingga mati. Caranya menginfaqan uang kita untuk pembangunan pesantren Mahasiswa. Setiap fasilitas yang digunakan mahasiswa dalam menuntut ilmu, menjadi amal jariah untuk kita”.

Selaku Koordinator dari IAIN Pontianak, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang S.Ag, M.A., menyampaikan “Saat Raker kami beberapa minggu yang lalu, Pak Rektor meloancing pesantren mahasiswa diatas tanah hibah dari alumni. Sekang proses tanah sedang balik nama, sudah ada surat terima hibah. Kami dapat aspirasi dari Pak Rektor, ternyata ada Perguruan Tinggi Islam yaitu UIN Lampung sudah melaksanakan hal yang mirip pembangunan Masjid. Senilai 64 Milyar non-DIPA.”

“Sekarang kita sedang buat regulasinya yang pas, karena ini berkaitan dengan pengumpulan uang. Nanti kita akan buat kepanitiaan dan ada no rekeningnya. Kita juga akan buat proposal dengan program-program unggulannya. Supaya orang yang mewakafkan tahu, uangnya untuk apa. Salah satu programnya Al-Quran dan Masjid.” jelasnya.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Alumni Apresiasi Kemajuan IAIN Pontianak

Sanggau (iainptk.ac.id) — Rektor IAIN Pontianak beserta Alumni STAIN/IAIN Pontianak melangsungkan silaturahmi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sanggau. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 10 Februari berjalan dengan hangat. Puluhan alumni mendengarkan progres IAIN Pontianak yang semakin maju. Dalam kesempatan ini pula ada sesi tanya jawab seputar IAIN Pontianak.

Rektor dalam presentasinya menyampaikan semakin banyaknya jumlah peminat di IAIN Pontianak dari tahun ketahun. Dari 5.000-an mahasiswa yang berminat hanya 1.700-an yang diterima tahun 2019. Rektor menargetkan tahun 2020 jumlah mahasiswa baru minimal 2.000 hingga 2.400-an.

Selain itu Rektor juga menyampaikan prihal pembangunan Gedung perkuliahan yang terus dilakukan dan saat ini sudah ada 3 gedung perkuliahan baru dengan masing-masing Gedung 5 lantai.  Ada satu Gedung yang sedang dibuat, yakni Gedung Lab Terpadu dengan 8 lantai dan ditargetkan dalam dekat ini terselesaikan. Kita juga terus berikhtiar dalam membangun gedung pesantren mahasiswa di lahan 2 hektar. Dalam pembangunan Gedung pesantren ini kami membuka dompet wakaf, bagi alumni dan masyarat bisa bersama-sama membangun untuk dapat digunakan mahasiswa dalam menuntut ilmu.

Berbagai prestasi juga disampaikan oleh Rektor IAIN Pontianak. Tahun 2019 IAIN Pontianak memperoleh penghargaan Keterbukaan Informasi Publik terbaik 1 se-Kalbar. Pada tahun yang sama IAIN Pontianak memperoleh terbaik 2 dalam pemberitaan tentang pengawasan, dari 73 PTKN se-Indonesia. IAIN Pontianak terpilih sebagai Satker peringkat 2 terbaik dalam Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Bendahara dan Rekonsiliasi Laporan Keuangan se-Kalbar.

Dalam sesi tanya jawab, alumni mengapresiasi kemajuan IAIN Pontianak. Serta mendukung penuh pembangunan pesantren mahasiswa. Banyak anak dari para alumni yang melanjutkan Pendidikan di IAIN Pontianak. Bahkan alumni siap membantu dalam memperluas informasi berkaitan pembangunan pesantren dan perkembangan IAIN Pontianak.

Salah satu pertanyaan yang disampaikan alumni adalah berkaitan dengan informasi di Pascasarjana, karena banyak alumni yang ingin melanjutkan Pendidikan di Pascasarjana. Mereka berharap IAIN Pontianak memfasilitasi kuliah jarak jauh di Kabupaten Sanggau. Rektor juga menyambut baik keinginan alumni dan akan ditindaklanjuti.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Seminar Nasional Radikalisme dalam Perspektif Islam ada yang Halal dan Haram

Pontianak (iainptk.ac.id) — Seminar Nasional dengan tema Radikalisme dalam Perspektif Islam, diselenggarakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN Pontianak. Seminar ini dilaksanakan pada Hari Rabu, 5 Februari di Aula Syech Abdurrani Machmud IAIN Pontianak. Turut hadir Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga. Narasumber, pimpinan di lingkungan IAIN Pontianak dan mahasiswa yang menjadi peserta dalam kegiatan ini.

Muhammad Ali Fahmi selaku Ketua Dema IAIN Pontianak menyampaikan “IAIN Pontianak merupakan Kampus Islam Negeri satu-satunya di Kalimantan Barat. Maka layak hari ini IAIN Pontianak menjadi salah satu tempat, untuk melahirkan pelopor penangkalan Radikalisme yang ada di Kalbar ini. Tema ini merupakan keinginan kami, untuk menggaungkan bagaimana kampus bisa menangkal radikalisme.”

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum menuturkan “Ketika kita membicarakan Radikalisme, sepertinya kita ingin mengikis, menghindari, bahkan membuang sejauh mungkin radikalisme dari kampus IAIN Pontianak. Sebenarnya ketika ada niat untuk membuang jauh-jauh radikalisme itu, orang yang paling tersinggung itu adalah dosen Filsafat. Karena dalam filsafat radikalisme itu justru ditanamkan.”

Beliau yang juga merupakan dosen Filsafat melanjutkan “Radikalisme merupakan suatu pemahaman, pelajaran, yang mengajak orang untuk berfikir secara mendalam sampai akar persoalan. Sebenarnya kata radikalisme yang berasal dari kata Radix mengandung suatu hal yang positif. Radikal itu adalah suatu bentuk dari sifat kritis, kita tidak mungkin menikmati ilmu pengetahuan kalau tidak ada bentuk pemikiran yang radikal. Karna kita sudah benci kata radikalisme, kita harus membuat garis hijau yang bisa membedakan radikalisme yang halal dan yang haram.”

“Radikalisme menjadi haram ketika mempengaruhi sikap kita yang mengarah ke hal negatif. Radikalisme yang negatif anti akan keterbukaan, anti kepada pemikiran orang lain, hari ini kita bongkar dan melihat dalam perspektif Islam. IAIN Pontianak akan terus bergerak menangkal radikalisme yang dapat merusak kerukunan kita.” Tegasnya.

Salah satu narasumber dalam kegiatan ini adalah KH. Afifuddin Muhajir, M.Ag selaku Rais Syuriyah PBNU menyampaikan “Saya sepakat dengan apa yang disampaikan Wakil Rektor.  Bahwa radikalisme itu tidak selalu negatif, akan tetapi ada yang negatif dan positif, ada yang halal dan ada yang haram. Termasuk radikalisme yang halal menurut Islam adalah manakala seseorang ingin Islam secara Kaffah, yang tidak hanya melakukan hal-hal yang diwajibkan, tetapi seluruh perkara-perkara yang disunnahkan. Tidak hanya meninggalkan yang haram, namun yang makruh-pun ditinggalkan. Akan tetapi orang seperti itu tidak boleh memaksa orang lain sama dengan dirinya, karena itulah yang menjadi persoalan”.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto dan Abd. Hasan