Pertama di IAIN Pontianak, Pelantikan Ormawa Di Awal Tahun

Pontianak (iainptk.ac.id) — Tepat setelah mengikuti kegiatan Sertifikasi Wawasan Kebangsaan, pengurus Senat Mahasiswa (Sema) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) IAIN Pontianak dilantik. Pengurus diambil ikrar untuk memimpin selama satu tahun oleh Rektor IAIN Pontianak, pada tanggal 4 Februari di Aula Syech Abdurrani Machmud. Turut hadir dalam pelantikan ini Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dekan semua Fakultas, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Kaprodi, serta Kabag Akademik dan Kemahasiswaan.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti, MA., dalam katasambutannya melaporkan “Sebagai laporan singkat kepada Rektor IAIN Pontianak pada tahun 2019 kita canangkan #Ormawa_Berbenah. Dengan indikator bahwa seluruh kepengurusan yang berjumlah 38 Ormawa berisikan ribuan orang telah sama pengurusannya Mulai Januari sampai Desember. Jadi periode kepengurusan sudah sama dengan tahun anggaran.”

Beliau yang juga merupakan Dosen Filsafat menambahkan “Tahun ini kita akan melakukan progres terhadap kinerja ormawa dilingkungan IAIN Pontianak. Baru pada tahun ini kita bisa melantik secara bersama-sama yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Tahun ini akan ada 3 pelantikan bertahap. Pertama pada hari ini Sema dan Dema Institut, kedua pelantikan UKM dan UKK, terakhir pelantikan Demaf dan HMPS dimasing-masing fakultas yang dilakukan secara otonomi karena Demaf dan HMPS serta di SK-kan oleh Dekan, maka yang akan melantik adalah Dekan.”

“Dema Institut pada tahun 2020 telah sepakat untuk menyebut kabinetnya sebagai Kabinet Kejayaan. Saya minta supaya istilah kejayaan jangan hanya sebagai take line, tapi harus bunyi dalam bentuk amal yang jelas dan kongkrit. Jadi harus dirumuskan apa bentu kegiatan dari kejayaan, dan kita akan tagih kinerjanya hingga ujung tahun.” Pintanya.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA menyampaikan “Pertama, selamat untuk anak-anakku sekalian yang sudah dilantik, berarti sudah dimulai untuk menapaki tanggung jawab sebagai tokoh-tokoh mahasiswa dan berlatih sebagai pemimpin. Kedua apa yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, adalah bahasa rektorat yang harus dilaksanakan. Ketiga, saya yakin yang dilantik hari ini hadir dari awal dalam sertifikasi wawasan kebangsaan dan kami juga hadir. Itu menandakan kami serius, untuk membimbing dan mengarahkan kalian. Kami akan selalu mengapresiasi segala yang muncul dari kalian hal-hal positif untuk kemajuan IAIN Pontianak.”

“Prestasi awal ini harus kalian sambut dengan serius. Saya ingin menguji kalian yang dilantik hari ini, untuk Menteri setidaknya sampai pertengahan Maret saya tantang 1 proposal kegiatan. Misalnya menteri berkaitan Agama membuat kegiatan Moderasi Beragama, Kominfo fokus proposal mendirikan Web Dema, untuk membantu menginformasikan serta menjadi speaker up untuk IAIN Pontianak. Pesan saya untuk Sema, Pengurus KPU yang diangkat harus sudah memiliki Sertifikat Wawasan Kebangsaan. Lakukan revisi undang-undang jadikan sertifikat Wawasan Kebangsaan sebagai syarat untuk menjabat apapun”. Pinta rektor IAIN Pontianak.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Buka Rakernas, Menag Tegaskan Tidak Ada ‘Hanky Panky’ di Kemenag

Jakarta (iainptk.ac.id) — Menteri Agama Fachrul Razi meminta jajarannya untuk memoderatkan cara beragama dan meningkatkan prestasi kerja. “Saya merasa bangga, saat ini banyak sekali kemajuan yang sudah ada di Kementerian ini, dan harus terus dipertahankan serta dilakukan perbaikan kalau masih kurang. Kita juga harus tegaskan komitmen sekali lagi, bahwa tidak ada hanky panky di Kementerian ini,” ujar Menag, Rabu (29/01).

Hal itu disampaikan Menag saat menyampaikan Arah Kebijakan Pembangunan Nasional Bidang Agama di Era Indonesia Maju, pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional Kemenag 2020, di Jakarta. Rapat Kerja Nasional berlangsung selama tiga hari, mulai 29 hingga 31 Januari 2020.

Selain itu, Menag juga meminta para pejabat Kemenag terutama Kakanwil Kementerian Agama Provinsi dapat mencari solusi tercepat untuk mencegah perpecahan yang mungkin terjadi akibat adanya gesekan. “Segera turun tangan mencoba cari solusi bagaimana pemecahannya, kerjasama dengan pimpinan-pimpinan daerah,” tegas Menag. Usai membuka Rapat Kerja Nasional, Menag pun menyaksikan penandatanganan perjanjian kinerja dan pakta integritas pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Agama.

Sebelumnya di momentum yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama M. Nur Kholis Setiawan saat menyampaikan laporan dalam pembukaan kegiatan yang mengusung tema “Moderasi Beragama, Umat Rukun, Indonesia Maju”.

“Lima Program Prioritas ini kita ambil sesuai dengan arahan Bapak Menteri Agama pada saat awal tiba di Kementerian Agama di 2019 lalu. Ini yang selanjutnya menjadi panduan kita untuk melakukan serangkaian program-program ini,” tutur Sekjen M. Nur Kholis, Kamis (29/01).

Adapun lima program prioritas Kemenag 2019-2020 ini, yaitu: pemberantasan korupsi, peningkatan kualitas haji dan pembenahan umrah, pembenahan pendidikan keagamaan, penguatan moderasi dan sertifikasi halal.

Rakernas Kemenag 2020 diikuti oleh 372 peserta yang terdiri dari pejabat eselon I dan II Pusat, Kakanwil Kemenag Provinsi, serta Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN). Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif juga tampak hadir mengikuti acara penting tersebut.

“Sesuai pesan Bapak Menteri serta Bapak Presiden, kegiatan Rakernas juga menjadi momentum, bukan hanya mensent program, tapi juga delivery program kepada seluruh pimpinan Kemenag di daerah,” ujar Sekjen.

Rakernas menurut Sekjen Kemenag juga merupakan kesempatan untuk memberikan apresiasi kepada pimpinan-pimpinan yang inspiratif di lingkungan Kementerian Agama.
“Hari ini akan kita berikan sejumlah penghargaan kepada pimpinan satuan kerja yang berprestasi. Semoga ini dapat menjadi uswah, teladan bagi yang lain,” paparnya.

Turut hadir di acara pembukaan Rakernas Kemenag itu Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Haryono. Hadir pula, Dewan Pengawas BPIP Tri Sutrisno, Wisnu Bawa Tenaya, Sudhamek, KH Syafii Maarif, dan KH Said Aqil Siradj, serta Pimpinan Majelis-majelis Agama.

Editor: Mulyadi
Penulis: Aspari Ismail




Rakernas Kemenag dan Moderasi Beragama

Oleh: Dr. Syarif, Rektor IAIN Pontianak

Rapat Kerja Nasional (Rakernas)  Kementerian Agama Republik Indonesia dilaksanakan pada hari Rabu-Jumat tanggal 29-31 Januari 2020. Satu titik fokus yang mewarnai dan dominan dalam sambutan-sambutan, penyampaian materi-matari, dan dalam penyampaian summary oleh Sekjend Kemenag bahkan dalam arahan Wamenag khusus disampaikan makalah tentang moderasi beragama.

Fenomena sosial belakangan ini memang sesuai dan seperti tema Rakernas “Moderasi Beragama, Umat Rukun, Indonesia Maju”.  Kalimat tema ini sejenis jumlah syarthiyah dalam kaedah nahwiyah. Ending atau gol kita semua adalah Indonesi maju. Menurut tema ini bahwa Indonesia maju disyarati oleh umat yang rukun. Kemudian umat yang rukun itu disyarati oleh sikap beragama atau sikap memahami dan mengamalkan ajaran agama, yaitu sikap moderasi dalam beragama. Satu hal yg harus menjadi kefahaman bersama adalah bahwa yang harus moderat itu adalah bukan agama atau ajaran agama, tetapi yang harus moderat itu ialah sikap beragama. Yang harus moderat itu adalah cara beragama.

Menteri Agama Fachrul Razi menyampaikan arahan bahwa moderat itu adalah berposisi di satu titik di antara dua kutub ekstrim. Sikap moderat itu artinya mendekatkan dua kutub ekstrim itu untuk menjadi titik tengah atau setidaknya saling mendekat. Tentu arahan Menteri Agama ini tujuannya, jika diterapkan pada konsep hubungan antar pemeluk agama, ialah supaya para penganut agama atau umat beragama saling berdekatan untuk saling memahami eksistensi masing-masing, kemudian akan mewujud sikap saling menghargai dan menghormati. Itu sebabnya Wamenag RI menyampaikan bahwa pembangunan berbasis moderasi beragama harus menjadi keharusan yang sangat penting, tujuannya adalah saling menghargai keberagaman terutama keberagaman agama.

Saya memandang rakernas kali ini benar-benar menginspirasi keinginan untuk memberikan titik tumpu bagi pembinaan keummatan. Ini artinya negara yang membungkus moderasi beragama dalam RPJMN pada titik Revolusi Mental ini punya hajat khusus untuk menguatkan Persatuan Bangsa ini dengan nilai agama. Tentu nilai agama yang dapat membuat umat beragama bisa bersikap saling menghargai, yaitu nilai agama yang moderat.  Dalam pandangan ajaran Islam sikap moderat ini telah menemukan modelnya sejak di zaman Rasulullah Saw. Piagam Madinah misalnya, sebagai contoh pengelolaan hidup dalam kebersamaan. Siapapun yang mengkhianati komitmen kebersamaan harus keluar dari negara Madinah.

Dalam konteks ke-Indonesiaan, sikap moderat menjadi keharusan. Oleh karena Indonesia ini adalah negara kesatuan berbasis kesepakatan dalam keberagaman. Indonesia tidak diperjuangkan dan didirikan oleh suku, kelompok, atau agama tertentu. Tetapi Indonesia diperjuangkan dan didirikan secara bersama-sama lintas suku dan agama. Kesadaran ini harus dapat penguatan yang riil dalam mengisi pembangunan di negeri besar Indonesia ini. Tidak boleh kelompok tertentu baik berbasis suku maupun agama merasa dan mengklaim yang paling berhak. Tetapi sejatinya harus berkesadaran bahwa semua kita mendapat hak yang sama dalam semua lini kehidupan. Para pengampu kekuasaan negara menurut saya, harus berkesadaran betul akan hal ini. Sehingga pembangunan nasional dirancang dan diwujudkan berbasis hak dan kewajiban bersama ini.

IAIN Pontianak telah dan merencanakan program untuk penguatan moderasi beragama. Program tersebut merupakan program yang saling berkait antara nilai filosofi kebangsaan dan ajaran inti agama. Program yang dimaksud ialah IAIN Pontianak telah mendirikan: Rumah Moderasi, sertifikasi wawasan kebangsaan bagi mahasiswa baru dan para pengurus ormawa (berkurikulum: Pancasila dan UUD 1945, ke-NKRI-an, sejarah perjuangan, toleransi dan wasathiyatul Islam), sedang dipersiapkan pendirian Rumah Pancasila, sedang dirancang kurikulum moderasi beragama, kurikulum wawasan kebangsaan, dan antisipasi pada seleksi CPNS.

Untuk Rakernas kali ini saya memiliki catatan kecil. Namun ketika saya diskusikan dengan teman-teman dan senior para rektor, ternyata catatan kecil ini dipandang sangat penting. Ialah bahwa ide-ide dan rencana-rencana besar dalam Rakernas ini kurang efektif dari segi eksekusinya ke depan, khususnya dalam hal moderasi beragama. Mengapa? Oleh karena ide, rancangan, instruksi-instruksi terkait moderasi beragama digelontorkan saat rekernas di mana DIPA telah ditetapkan sejak Oktober tahun lalu. Mestinya ide, rancangan, dan instruksi-instruksi tersebut dilakukan bahkan sebelum penyusunan Pagu Indikatif. Sedangkan pada Rakernas adalah tinggal ditagih atau minta program konkrit yang telah terbiayai dalam DIPA. Dengan begitu rakernas sifatnya penguatan untuk tepat eksekusinya.  Dengan begitu akan efektif dalam arti maksimal perwujudan programnya.

Tetapi akan lebih efektif lagi (ini cacatan kecil kedua), jika hajat besar untuk penanaman nilai moderasi beragama ini, apabila programnya langsung menjadi program Kementerian berupa titipan-titipan program di satker-sakter. Dalam hal ini satker-satker PTKN sangat tepat kalau dijadikan leadingnya titipan program tersebut. Mengingat PTKI kaya SDM untuk penguatan materi moderasi beragama.  Dengan begitu akan sangat efektif dan massif. Mengapa demikian? karena sejujurnya, PTKIN khususnya miskin anggaran, terutama RM. Apalagi Anggaran BOPTN stagnasi seperti mati segan hidup tak mau, karena jumlahnya sangat minim. Juga oleh karena saat ini, PTKIN Hanya bertumpu kepada PNBP, terutama yang belum BLU.

Sembari menunggu cita ideal kebijakan titipan program ini, kita tetap semangat dan laksanakan sekuat tenaga dengan modal yang ada. Moderasi Beragama, Umat Rukun, Indonesia Maju.




Rektor IAIN Pontianak: Tahun 2020 Fokus Pada Peningkatan SDM

Bengkayang (iainptk.ac.id) — IAIN Pontianak menggelar Kegiatan Rapat Kerja (Raker), dengan Tema “Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Menuju IAIN Pontianak Berprestasi dan Maju”. Kegiatan yang berlangsung di Kahyangan Resort Kabupaten Bengkayang, di mulai dari tanggal 20-23 Januari 2020. Adapun peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah pejabat di lingkungan IAIN Pontianak yang berjumlah 98 orang.

Dalam laporannya ketua Panitia, yang juga merupakan Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si mengatakan “Tujuan dari Raker yang kita laksanakan, Pertama, menetapkan arah kebijakan tahunan pengembangan IAIN Pontianak serta melakukan sinergisitas program kerja prioritas Kementerian Agama RI. Kedua, mengevaluasi pelaksanaan program kerja dan implementasi anggaran tahunan pada tahun 2020 pada seluruh unit kerja di lingkungan IAIN Pontianak. Ketiga, Follow Up terhadap hasil pendampingan Laporan Keuangan Inspektorat Jenderal Tahun 2019 dan persiapan Audit Kinerja Irjend Tahun 2020.

Beliau melanjutkan “Keempat, finalisasi dan tercapai kesepakatan terkait dengan, dokumen Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2020 (Jadwal Kegiatan). Draft Susunan Kepanitiaan (Draft SK) kegiatan setiap Fakultas/Kepala Pusat/Ketua Lembaga Tahun 2020 dan Rencana Penarikan Dana (RPD)Tahun 2020. Kelima, penguatan Ketercapaian dan Realisasi Program Tahun 2020. Keenam, menetapkan arah kebijakan dan Penyusunan Program Prioritas Tahun Anggaran 2021 sebagai dasar penyusunan kegiatan oleh Fakultas, Pascasarjana, Lembaga dan Pusat. Ketujuh, menyusun rekomendasi hasil Rapat Kerja Tahun Anggaran 2020.”

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA., dalam kata sambutannya menyampaikan “Tahun ini kita melaksanakan Raker lebih awal dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Lokasi kegiatan berbeda dari tahun kemarin. Kemudian adanya capacity building di sela-sela Raker juga menjadi hal yang baru dan perlu diapresiasi untuk menambah kekompakan kita dalam bekerja. Kekompakan ini perlu kita bangun, perlu kita rawat, perlu kita semai agar terwujud prestasi-prestasi yang semakin baik lagi.”

Tambahnya “Saya berterimakasih atas kinerja dan capaian prestasi kita semua sehingga bisa mendapat pengakuan dan penghargaan dari pihak eksternal. Diantaranya peringkat 2 Laporan Keuangan dari DJPB Kalbar. Peringkat I Keterbukaan Informasi Publik kategori Perguruan Tinggi dari Komisi Informasi Kalbar. Peringkat 2 dari 73 PTKN se Indonesia penghargaan Pemberitaan Pengawasan dari Inspektorat Jenderal Kemenag RI. Prestasi-prestasi itu kita harapkan untuk kita tingkatkan di masa mendatang.”

“Dengan SDM yang handal dan semangat kerja yang kompak itu menjadi modal dasar kita untuk melangkah dengan semangat untuk meningkatkan status dari IAIN menjadi UIN. Kita target periode saya ini pengajuan proposal alih status tersebut bisa terwujud.” Jelasnya

Dalam kesempatan ini, Rektor juga menyampaikan arah kebijakan yang menyasar tiga hal. Pertama, pada tahun 2020 IAIN Pontianak fokus pada meningkatkan kualitas SDM, baik itu mahasiswa, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Kedua, melaunching Proposol Peralihan Status dari IAIN Ke UIN. Ketiga, Rektor melaunching dengan melafalkan Al-Fatihah untuk kelancaran pembangunan Ma’had di tanah 1,7 hektar.

Editor: Mulyadi

Penulis: Bambang Eko Priyanto




ITJEN Kemenag Berikan Penghargaan Pemberitaan Bidang Pengawasan, IAIN Pontianak Peringkat Ke 2 dari 73 PTKN

Jakarta (iainptk.ac.id) — Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA., mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi Kebijakan Pengawasan (Rakorjakwas). Pada tanggal 17-18 Januari 2020 di Hotel Borobudur Jakarta. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Agama. Pada momen ini pula IAIN Pontianak memperoleh Penghargaan Pemberitaan Bidang Pengawasan peringkat ke 2, dari 73 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN).

Penghargaan ini diberikan bagi PTKN/Kanwil yang memuat pemberitaan terkait pengawasan di website/ media sosial periode Januari-Desember 2019. Selain IAIN Pontianak peringkat ke 2, juga ada dari IAIN Kudus yang memperoleh peringkat ke 3 dan IAIN Pare-Pare memperoleh peringkat pertama.

Adapun peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah Pejabat eselon I/II Pusat, Rektor/Ketua PTKN, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor Kemenag Kab/Kota dan Kepala Balai/UPT yang totalnya tak kurang dari 800 peserta.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA.,  mengatakan “Rakorjakwas Kementerian Agama 2020 ini bagi saya sebagai ajang refresh komitmen dan integritas. Rakorjakwas dominasi materi kegiatan dan arahan Menteri tentang integritas dalam berkinerja. Amanah negara kepada Kemenag sangat besar lebih dari 65 triliun untuk keberlangsungan 4.590 satker yang terinci kepada 6.000 lebih DIPA. Secara Nasional Kemenag kita bersyukur tahun 2019 telah dapat menyerap anggaran di atas 96% dan 3 tahun berturut-turut Kemenag menadapat penilaian audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Inti dari Rakorjakwas ini integritas dalam mengelola keuangan negera. Yang telah baik dipertahankan, serta harus terus berikhtiar meningkatkan kinerja positif, dan menghindari sezero mungkin bias negatif. Efektif-efisien-ekonomis harus menjadi frame kinerja kuangan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Irjen dan teman di Itjen serta sivitas akademika IAIN Pontianak atas penghargaan yang diterima kali ini. InsyaAllah penghargaan ini menjadi pemicu untuk kita berkinerja dan berprestasi untuk kemajuan IAIN kita ke depan.”

Selain memperoleh penghargaan, inti dari Kegiatan Rakorjakwas adalah membahas tentang arah dan kebijakan Pengawasan Kementerian Agama tahun 2020. Adapun materi dalam pertemuan ini pertama membahas tentang sinergisitas Program untuk mencapai kepentingan Kementerian Agama, yang disampaikan oleh M. Nur Kholis Setiawan (Sekretaris Jenderal). Materi kedua berkaitan dengan kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Tahun 2020, disampaikan oleh Thomas Pentury (Plt. Inspektur Jenderal).

Pada hari Sabtu (18/01) Materi ketiga tentang Strategi Pencegahan Korupsi pada Kementerian Agama, disampaikan oleh Hendra Helmijaya (Koordinator Harian SETNAS-STRANAS PK). Materi keempat, penguatan integritas dalam mengawal program prioritas Kementerian Agama tahun 2020, disampaikan oleh Zainut Tauhid Sa’adi (Wakil Menteri Agama RI). Terakhir Membahas program kerja pengawasan Tahunan Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Tahun 2020, yang disampaikan oleh Muhammad Tambrin (Sekretaris Itjen).

Menteri Agama RI,  Fachrul Razi menyampaikan diacara pembukaan “Tugas Kementerian Agama membantu masyarakat dibidang agama sekaligus menjaga moral bangsa. Pelaksanaan Rakorjakwas Itjen Kemenag tahun 2020 ini, saya pandang sangat penting sekali untuk dilaksanakan. Forum yang melibatkan seluruh pimpinan strategis pada Kementerian Agama se-Indonesia dapat mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan kebijakan, pengawasan Inspektorat Jenderal Kemenag. Selain itu pertemuan ini juga dapat dijadikan media curah pendapat dan feedback perbaikan kinerja pengawasan Kementerian Agama kedepan.”

Panitia penyelenggara Thomas Pentury., melaporkan “Tema dalam kegiatan ini adalah Kementerian Agama Berintegritas, Indonesia Maju. Kegiatan ini diselenggarakan dengan maksud sebagai sarana penyamaan persepsi atas kebijakan pengawasan yang bertujuan untuk, satu mensinergikan program Kementerian Agama dalam rangka pencapaian visi dan misi serta tujuan Pesiden dan Wakil Presiden. Tentu dengan mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen resiko, pengendalian, penataan regulasi serta penataan pengelolaan organisasi pada Kementerian Agama. Kedua memastikan program dan kegiatan sudah sesuai dengan trek reformasi birograsi Kementerian Agama yang sedang dijalankan. Ketiga memberikan arah dan panduan bagi apapun pengawasan dan audity dalam pelaksanaan program kegiatan serta target sasaran pengawasan yang akan dicapai. Keempat menegakkan integritas pengawasan dan audity dalam rangka pencegahan dan menutup peluang kejadian korupsi.”

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Rektor IAIN Pontianak Hadiri Malam Tasyakuran Hari Amal Bakti Ke-74 | Menag: Baik-baik melaksanakan tugas, baik-baik menjaga nama baik, baik-baik melakukan tupoksi kita

Jakarta (iainptk.ac.id) — Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA., menghadiri malam Tasyakuran Hari Amal Bakti ke 74 Kementerian Agama Tahun 2020. Kegiatan ini berlangsung pada hari Kamis, (16/01) malam, di Auditorium H.M.Rasjidi Kantor Kementerian Agama. Adapun tema yang di usung yaitu Umat Rukun, Indonesia Maju. Ratusan undangan hadir dalam kegiatan ini begitu juga dengan Menteri Agama sebelumnya.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Prof. Dr. Phil. H. Muhammad Nur kholis Setiawan, M.A., melaporkan “Kegiatan ini merupakan serangkaian acara yang telah di mulai pada tanggal 27 Desember 2019 yang lalu dengan senam bersama. Karena kita tahu Bersama-sama sehat itu penting. Pas tanggal 03 Januari sebagai hari lahir Kementerian Agama, kita melaksanakan Upacara Bendera serentak seluruh Indonesia, sekaligus kita memberikan apresiasi Satya Lencana kepada seluruh ASN yang berhak untuk mendapatkan itu. Kita juga ada bakti sosial, karena pak Menteri mencanangkan Kemenag peduli. Kita salurkan untuk korban bencana banjir dan alhamdulillah secara sepontan terkumpul 156 Juta.”

Menteri Agama,  Fachrul Razi., menyampaikan “Pertama-tama tentu saja kita ucapkan puju dan syukur kehadirat Allah yang Maha Esa, karena atas ridhonya kita berhasil menjalankan tugas-ugas kita sejak tahun 1946 sampai saat ini yaitu 74 tahun dengan baik. Kita ucapkan terimakasih kepada pejabat-pejabat terdahudu dan semua keluarga Kementerian Agama yang telah berbuat maksimal sebaik mungkin untuk Kementerian Agama ini. Kepada organisasi-organisasi kemasyarakatan keagamaan, yang telah banyak membantu tugas-tugas kita. Tokoh-tokoh agama, kepala-kepala daerah dan lain sebagainya, yang sudah berusaha maksimal mendukung tugas-tugas kita.

Dalam kesempatan ini beliau juga menyampaikan kelebihan dari Kementerian Agama “Dalam situasi seperti ini, tentu saja kita evaluasi atau instrofeksi atau muhasabah tentang apa-apa yang kita lakukan. Apa saja prestasi baik kita dimasa lalu. Banyak hal yang menonjol yang kita buat dan dapat penghargaan sebagai contoh didalam bidang keuangan Kementerian Agama mendapat nilai wajar tanpa pengecalian dan sudah 3 kali kita berturut-turut mendapatkan predikat itu. Kemudian ombisman juga menilai kita sebagai salah satu pelayanan publik terbaik. Kemudian kerukunan umat beragama yang menjadi tanggung jawab kita juga angkanya terus menaik. Saya juga dapat informasi KUA-KUA kita dinilai ombudsman bekerja dengan sangat baik. begitu juga pelaksanaan haji dinilai dengan sangat baik. Saya ucapkan terimakasih kepada semua keluarga Kementerian Agama dan kedepan kita berusaha berbuat lebih baik.

Beliau yang juga purnawirawan Jenderal TNI, melanjutkan “Tugas Kita kedepan masih sangat berat, terutama tentang moderasi beragama. Kita sudah sepakat moderasi beragama, bukan agamanya yang dimoderatkan, tetapi cara beragama kita yang kita moderatkan. Kita harus saling menghargai satu dengan yang lain, karena Allah sengaja menciptakan berbeda-beda tujuannya supaya kita saling kenal, kalau berbeda-beda itu membuat kita bermusuhan berarti kita salah mengartikan perintah tuhan.”

Terakhir beliau mengingatkan “Baik-baik melaksanakan tugas, baik-baik menjaga nama baik, baik-baik melakukan tupoksi kita. Salah satu pesan Menteri Agama terdahulu, Aparatur Kementerian Agama sebagai orang yang mengenakan baju putih. Sedikit saja kena noda dan kotoran akan jelas terlihat bekasnya.

Dalam kesempatan ini Menteri Agama juga memberikan penghargaan kepada Gubernur DKI Jakarta, karena telah menghibahkan 400 Milyar Rupiah untuk kesejahteraan guru agama di Jakarta. Gubernur Kalbar menghibahkan tanah untuk asrama haji seluas lebih dari 23 hektar. Gubernur Riau menghibahkan tanah untuk 56 lokasi KUA.  Bupati Bondoyoso membantu 18 Milyar Rupiah untuk kesejahteraan guru di pesantren. Walikota Kupang menghibahkan 942 Meter untuk rumah ibadah Budha. “Semua ini kita hargai bukan hanya karena besarnya pemberiannya tetapi kepedulian tanpa melihat apapun agamanya.” Tutupnya.

Rektor IAIN Pontianak juga menyambut arahan Menteri Agama tersebut. Menurutnya kinerja Kemenag yang telah sangat baik ini hari harus kita warisi dan teladani. Kita harus wujudkan prestasi-prestasi untuk kemajuan IAIN kita.  Kita juga bersyukur dapat mengukir beberap prestasi kinerja baik di lokal Kalimantan Barat maupun di tingkat pusat. Saya terkesan dengan pesan Menag terkait bahwa kita harus baik-baik dalam bertugas, dalam menjalankan tusi, dan dalam menjaga nama baik. Ini harus menjadi ruh kinerja kita ke depan.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Cleaning Ma’had, Persiapan Program Mahasiswa Nyantri (PMN)

Pontianak (iainptk.ac.id) — IAIN Pontianak yang merupakan kampus Islam Negeri pertama di Kalimantan Barat, melaksanakan kegiatan cleaning Ma’had. Kegiatan bersih-bersih ini dilaksanakan pada hari Jumat (10/01) pagi, bertujuan untuk menyambut Program Mahasiswa Nyantri (PMN). Kegiatan PMN ini akan dilaksanakan pada awal semester genap tahun ajaran 2019/2020.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA yang juga turun dalam kegiatan cleaning Ma’had menyampaikan “Kegiatan ini bertanda akan diadakannya Program Mahasiswa Nyantri (PMN), Tahap awal kegiatan PMN di Ma’had adalah maksimalisasi isi Ma’had. Sudah kami hitung diperkitaran memuat 630 orang. Caranya seperti di pesantren yang lain, mahasiswa tidur menggunakan Kasur karpet. Artinya tidak memakan tempat, dengan tidur menggunakan ranjang kayu yang bertingkat-tingkat. Oleh sebab itu tahap awal pembersihan ini, kita mengeluarkan ranjang kayu supaya kamarnya luas. Tahap selanjutnya ranjang kayu itu akan diarsip sebagai BMN (Barang Milik Negara).”

Rektor juga menyampaikan komitmen dan alasan kegiatan PMN harus segera dilaksanakan, “Kami beserta pejabat pengampu akademik dan mahasiswa sudah rapat untuk mendukung program ini. Karena ini program mandatori dari kementerian untuk mewajibkan mahasiswa masuk pesantren. Salah satu faktornya, terdapat mahasiswa yang tidak bisa membaca Al-Quran dan banyak yang masuk ke PTKIN dari non Madrasah.”

Rektor juga menambahkan “Saat ini tedapat 132 mahasiswa yang tinggal di Ma’had IAIN Pontianak, kedepannya minimal dapat menampung 500 orang karena di sini terdapat 4 tingkat dengan 96 kamar. Saat ini 1 kamar di huni hanya 2 orang, dengan pola PMN 1 kamar akan diisi minimal 5 hingga 6 orang itupun masih ada ruang yang kosong.”

Moh. Gitosaroso, M.Ag selaku Mudir Ma’had mengatakan “Program Mahasiswa Nyantri adalah mandatori dari Menteri Agama, maka IAIN Pontianak akan mencoba untuk mewujudkan itu dimulai dari tahun ajaran 2020. Tentunya banyak persiapan-persiapan yang harus dilakukan. Diantaranya perbaikan sarana dan prasarana yang ada, kemudian persiapan SDM yang bisa menjadi pelaksana dalam kegiatan PMN dan program ini akan berkelanjutan bagi setiap mahasiswa baru.”

Mudir Ma’had yang juga merupakan dosen di FUAD menambahkan “Sebagian mahasiswa angkatan 2019, yang bacaan Al-Quran-nya kurang akan mengikuti kegiatan PMN selama 1 semester. Namun bagi mahasiswa baru tahun ajaran yang akan datang paling tidak 1 tahun atau 2 semester. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan mutu mahasiswa IAIN Pontianak, sehingga tidak ada lagi mahasiswa yang tidak dapat membaca Al-Quran dengan baik dan benar.”

“Selain belajar membaca Al-Quran mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan PMN akan mendapatkan kegiatan pembelajaran khusus pada malam dan subuh hari, ditambah kegiatan pengayaan kompetensi, penguasaan Bahasa arab dan inggris, serta mahasiswa juga akan mendapatkan pembelajaran seputar fiqih, tauhid, dan akhlak.” Tutup beliau dengan menjelaskan berbagai kegiatan yang akan bermanfaat bagi mahasiswa.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Tindak Lanjut MoU | IAIS Sambas Lakukan FGD Sekaligus Studi Banding di IAIN Pontianak

Pontianak (iainptk.ac.id) — IAIN Pontianak menjadi tempat studi banding Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Kabiro, Kepala SPI, dan Sekretaris SPI IAIS Sambas, berkaitan dengan Pengurusan mahasiswa asing dan mekanisme jabatan dan hal-hal terkait proses penilaiannya. Pertemuan ini berlangsung di ruang Rektor IAIN Pontianak, pada hari Jumat (10/01) siang.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA., saat ditemui di ruang kerjanya menyampaikan “Tujuan dari kegiatan FGD dalam rangka kunjungan studi banding Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiudin Sambas ke IAIN Pontianak. Pertama mengisi MoU yang sudah ada. Kedua sharing pengalaman dari IAIN Pontianak ke IAIS tentang penerimaan mahasiswa Luar Negeri. Berikutnya kita anggap positif kegiatan ini karena muncul ide-ide seperti pembicaraan tentang Kopertais (Koordinasi Perguruan Tinggi Agama Islam), serta penjajakan permohonan kopertais di Kalimantan Barat. Lebih dari itu pertemuan ini juga membicarakan persoalan yang lebih luas tentang Pendidikan Islam di Kalimantan Barat.”

Wakil rektor 1 bidang akademik dan pengembangan lembaga IAIS Sambas adalah Dr. H. Sumar’in Asnawi, “Kami berkunjung dan silaturahmi dalam rangka studi banding. Paling tidak untuk mendapatkan ilmu dan pemahaman tentang dua hal. Pertama tentang pengurusan mahasiswa asing, yang Insyaallah kami di IAIS Sambas juga akan memulai tahun 2020 ini. Sehingga kami melihat dan berkaca bahwa IAIN Pontianak ini sudah melakukan penerimaan mahasiswa asing beberapa tahun ini. Maka dalam rangka itu kami mau belajar disini tentang proses dan mekanisme supaya kami kedepan tidak ada hal yang mungkin bisa menjadi masalah. Kedua kami kesini dalam rangka studi banding terkait tentang Anjab untuk melihat dan memahami bagaimana mekanisme jabatan dan hal-hal terkait proses penilaiannya.

Kasubbag Administrasi Akademik, Sy. Ahmad Fauzi., yang menjadi narasumber tentang pengurusan mahasiswa asing menjelaskan “Jadi pengurusan visa terbatas mahasiswa asing ini memang rangkaian panjang yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi. Karena melibatkan dua kementerian terkait dalam pengurusan visa. Terutama dikementerian agama karena memang pengurusan yang belum online jadi masih membutuhkan biaya yang cukup besar untuk sebuah pengurusan dokumen. Kalau pengurusan di Kementerian Hukum dan Ham itu sudah online jadi dari manapun untuk mengajukan permohonan visa dapat dilakukan.”

Kasubbag Organisasi, Kepegawaian dan Penyusunan Peraturan (OKPP), Aspari., yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan ini menyampaikan “Kedatangan dari IAIS Sambas salah satunya berkaitan dengan konsultasi mengenai analisis jabatan dan analisis beban kerja di perguruan tinggi. Tentunya kita menyambut positif dan sebagai instansi pemerintah kita tentu harus sharing informasi. Selama apa yang bisa kita buat untuk kemajuan bangsa tentu kita bantu. Kita berharap hubungan yang baik ini tetap terus terjalin dan bersinergi.”

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Rektor IAIN Pontianak Menjadi Narasumber dalam Seminar Nasional | Pembahasan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI Sudah Final

Pontianak (iainptk.ac.id) — Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA., menjadi narasumber dalam kegiatan Seminar Nasional Pekan Ngaji 5 PP. Mambaul Ulum Bata-Bata. Kegiatan ini diselengggrarakan oleh Ikatan Alumni Bata-Bata (IKABA) Kalimantan Barat. Dengan mengusung 3 tema besar. Politik Ideal dalam Peradaban Masyarakat Moderan. Reorientasi Pemikiran Islam Terkait Radikalisasi Beragama. Peluang dan Tantangan Santri dalam Menghadapi Radikalisme Agama. Kegiatan Seminar Nasional ini, berlangsung di Rumah Adat Melayu pada Rabu (08/01) pagi.

Dr. Syarif, MA., selaku narasumber dihadapat ratusan peserta menyampaikan “Ciri-ciri orang yang radikal ada empat. Pertama pemikiran dan gerakannya anti akan Pancasila dan UUD 1945. Kedua anti NKRI, ketiga Intoleren, intra atau antar umat beragama. Keempat ingin mendirikan Khilafah Islamiyah. Saya berkeyakinan pembahasan tentang pancasila, UUD 1945 dan NKRI, sudah final.”

“Radikalisme adalah orang yang memiliki pemahaman yang medalam hingga ke akar-akarnya. Saat ini yang banyak hanya orang yang fanatik, ikut-ikutan sehingga salah dalam beragama” Rektor juga mengajak peserta untuk fastabiqul khairat, seperti berbuat baik dan bersikap jujur yang semua orang suka.

“Piagam Madinah adalah cikal bakal Pancasila. Tidak ada 1 ajaran Islam yang dilarang di Indonesia. Kita bebas untuk bersyahadat, sholat, puasa, zakat, haji dan ibadah lainnya. Jangan bilang mau merubah sisitem pemerintahan Indonesia ke Khilafah Islamiyah.” Tambahnya

Pemateri yang lain Riadi Budiman, ST, MT., menyampaikan “Radikal menurut KBBI adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Jadi santri harus dibekali biar tidak menjadi santri yang radikal dalam tindakan terorisme. Santri juga harus belajar tentang piagam madinah, dengan prinsip kebebasan beragama yang sesuai kondisi di Indonesia.

Perwakilan dari Walikota Pontianak, Syahdan, M.Pd.I dalam kesempatan ini di hadapan para santri menyampaikan “Kebijakan menteri pendidikan yang baru. Tahun 2021 tidak ada lagi UAS dan UN. Zonasi tetap diberkalulan, hanya 50 % dan siswa berprestasi 30%. Serta sekarang kelulusan itu tergantung kepada sekolah dan guru yang mengajar.”

Selain itu Ketua Panitia, Ahmad Sofiyullah, M.Pd melaporkan kondisi Pondok Pesantren yang menjadi cikal bakal ikatan Alumni ini berkata ” Jumlah santri per hari ini 10.400 di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata. Pondok Pesantren sedang berusaha dan mewujudkan peningkatan potensi santi. Agar santri bata-bata memiliki kemampuan yang multi dimensi. Selain pengembangan kegiatan formal, pondok ini juga mengembangkan akselerasi keilmu dan penguasaan 8 bahasa Internasional. Tujuannya untuk menggali potensisi santri agar dapat bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.

“Kami mewakili jajaran panitia berterima kasih sebesar-besarnya. Kepada rektor IAIN Pontianak, yang mau menjadi narasumber dalam kegiatan ini. Berbagai kegiatan disiapkan oleh panitia yang dimulai dari tanggal 08 hingga 18 Januari. Salah satunya Seminar Nasional ini. Kami juga meminta maaf karena Pak Fahri Hamzah tidak bisa menghadiri acara seminar hari ini dan berjanji akan diganti dengan kegiatan lainnya.”

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto




Hari Amal Bhakti Kementerian Agama Ke-74, Rektor IAIN Pontianak Serahkan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Setya

Pontianak (iainptk.ac.id) — IAIN Pontianak menggelar Upacara Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama ke -74. Upacara yang berlangsung pada Jumat (03/01) Pagi, berlokasi di Halaman Gedung Tower B IAIN Pontianak.

Upacara ini diikuti oleh seluruh PNS, CPNS dan Pegawai Kontrak di lingkungan IAIN Pontianak.

Pada momen ini Rektor IAIN Pontianak, mengucapkan selamat kepada bapak dan ibu yang mendapat penghargaan dari Presiden RI, atas dharma baktinya menjadi ASN. Rektor menyerahkan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya kepada 11 pegawai di IAIN Pontianak. Adapun nama, Pangkat serta jabatan dan masa kerjanya sebagai berikut.

  1. Dr. FAUZIAH, S.Pd., MM., Pembina Utama Muda (IVc) Kepala Satuan Pengawasan Internal IAIN Pontianak. Masa kerja 33 tahun.
  2. Dra. Hj. FAUZIAH, M.Pd., Pembina (IVa) Lektor Kepala Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Pontianak. Masa kerja 25 tahun.
  3. Dr. ICHSAN IQBAL, SE, MM., Pembina (IVa) Lektor Kepala pada Pascasarjana IAIN Pontianak. Masa kerja 21 tahun.
  4. RIDWAN ROSDIAWAN, S.Ag, MA., Penata Tk.I (IIId) Lektor/Ketua Program Studi Studi Agama Agama pada Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Pontianak. Masa kerja 20 tahun.
  5. SEGU, S.Pd, MA., Penata Tk.I (IIId) Lektor/Kepala UPT Pusat Pengembang Bahasa, pada Institut Agama Islam Negeri Pontianak. Masa kerja 20 tahun.
  6. RAHMAT, SH, MH., Penata Tk.I (IIId) Lektor/Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah IAIN Pontianak. Masa kerja 20 tahun.
  7. Dr. H. FACHRURAZI, S.Ag. MM., Penata (IIIc) Lektor / Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Pontianak. Masa kerja 20 tahun.
  8. FATHAN MUNIM, S.Ag, MA., Penata Tk.I (IIId) Lektor Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Pontianak. Masa kerja 17 tahun.
  9. MARTIN, S.Sos., M.A.P., Penata (IIIc) Pengelola Administrasi Kemahasiswaan pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak. Masa kerja 11 tahun.
  10. NUR’ABIDAH ,S.Pd.I., Penata Muda Tk.I (IIIb) Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja sama Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Biro AUAK Institut Agama Islam Negeri Pontianak. Masa kerja 10 tahun.
  11. SUPARDI., Pengatur (IIc) Pelaksana pada Sub Bagian Tata Usaha Hubungan Masyarakat da Rumah Tangga Bagian Umum Biro Administrasi Umum Akademik dan Kemahasiswaan Institut Agama Islam Negeri Pontianak. Masa kerja 10 tahun.

Editor: Mulyadi
Penulis: Bambang Eko Priyanto