Rektor IAIN Pontianak Ajak Pahami Moderasi Beragama

Pontianak (iainptk.ac.id)– Rektor IAIN Pontianak mengajak untuk menjadi muslim yang moderat. Muslim yang paham akan agama dan mengamalkan ajaran moderasi beragama.

“Mari kita menjadi juru damai. Agama itu memiliki porsi yang sangat tinggi. Dalam mempengaruhi sikap sosial jangan basi-basi karena hidup itu tidak lama. Dan kita harus kembali, jangan menjadi juru makar, juru caci maki” tuturnya.

Rektor Syarif menegaskan, “Jangan terlalu merasa menjadi orang paling benar. Jangan terlalu mudah memaki orang, mengkafirkan orang” sambungnya.

Pernyataan itu dilontarkan Rektor Syarif ketika memberikan kata sambutan yang di inisiasi oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Barat bekerjasama dengan Prodi Studi Agama-Agama. Tema yang digagas adalah “Kampus Pengusung Moderasi Beragama Sinergi Damai dari Kalbar untuk Indonesia”, Sabtu, (16/11/2019).

“Kita harus memiliki komiten untuk menjaga kedamaian Kalbar untuk Indonesia, melalui pemikiran, karya, program mengarah kepada perdamaian. IAIN Pontianak, telah memulai dari mahasiswa baru dengan membekali wawasan kebangsaan” tuturnya.

“Kita harus bersama, komitmen harus ada instrument yang perlu diperbaiki. Ada akar ketidak-adilan, akar dari kebijakan ekonomi, ada akar ketidak baikan politik. Kita jangan polos amat. Jangan menggiring masyarakat, bersama semua ummat agama” sambungnya.

Lebih lanjut Rektor IAIN Pontianak menyampaikan, “Saya memiliki keyakinan ketika mereka membunuh orang lain, seperti tragedy yang terbaru terjadinya kasus bom bunuh diri di Medan itu, bisa dipastikan bukan ummat beragama. Dia tidak paham agama. Beragama sebatas Identitas KTP” ungkapnya.

’’Moderasi beragama itu adalah muslim yang moderat paham akan agama, mengamalkan ajaran agamanya, dan rela Ikhlas. Semoga kegiatan ini mendapatkan ridho Tuhan dan mendaptakan kebaikan di hati kita’’ tutupnya mengakhiri sambutan.

Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail




Buka Publikasi Monev Pembelajaran, Rektor Ingatkan Pejabat untuk Menyelesaikan Masalah Bukan Membuat Masalah!

Pontianak, (iainptk.ac.id)–Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Pontianak melaksanakan publikasi monitoring dan evaluasi (monev) pembelajaran semester genap 2018-2019 dan rapat tinjauan manajemen.

Rapat dihadiri oleh dosen tingkat fakultas prodi, sekretaris prodi di aula Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak, Rabu (06/11/2019).

Dalam laporan Kepala LPM IAIN Pontianak Dr. M. Edi Kurnanto, “Penjaminn mutu yang berkaitan akreditasi intusi dan prodi hari ini mulai betul bekerja dengan giat memenuhi semua tuntutan yang ada pada instrument APT maupun APS. Bagaimanapun juga hari ini menjadi tolak ukur Perguruan Tinggi, dilihat dari hasil akreditasi.

“Oleh karena itu harus mengidentifikafikasi beberapa kegiatan yang berguna, bermanfaat dalam mengisi APT dalam akreditasi instusi maupun dalam mengisi LKPS sesuai masa berlaku program studi yang masing. Salah satu kegiatan dalam rangka memenuhi tutunan APT dalam rangka menjamin mutu, memotori dan mengevaluasi proses pembelajaran yang akan dilakukan oleh program studi.” jelasnya.

Hari ini kegiatan monev sebelumnya diakui memang belum bisa mengintegrasikan dengan SIAKAD akan tetapi nantinya bila monev bisa terintegrasi dengan aplikasi akan lebih mudah dari sekarang. Hari ini karena hal itu belum terintergasi mau tidak mau harus melakukan secara manual.

“LPM dengan jajaran sudah berkerja sudah 2 bulan dalam rangka menjamin proses pembelajaran yang dikomadani oleh Bapak/Ibu ketua program studi betul dilakukan sesuai dengan rencana. LKPS dan evaluasinya. Panitia sudah memunculkan data yang berkaitan dengan tuntutan monev. Unit pelayanan program studi, Pascasarjana dan Dekan fakultas memiliki bukti, tentang system monev, pelaksanaan, analisis dan menindaklanjutinya” paparnya.

’’Terkait dengan tingkat kepuasaan mahasiswa, berkaitan dengan pembelajaran harus lebih besar dan sama 75% dalam nilai ukur kalau dalam nilai tingkat kepuasan mahasiswa, baik pembelajaran mahasiswa kurang dari itu akan sulit untuk mendapatkan dari yang sebelumnya. Dalam akreditasi cukup dengan melaksanakan dan mendapatkan hasilnya, oleh karena itu renstra disebutkan bahwa kita harus memiliki bukti yang shoheh’’pungkasnya mengakiri sambutan.

Rektor juga menyampaikan bahwa partisipasi monev sangat minim, meminta kepada wakil rektor bidang akademik dan pengembangan lembaga Dr. Firdaus Achmad mengingatkan fakultas diharapkan ikut berperan aktif. Kegiatan yang berjalan tidak menjadi ritualistik, agar yang dilakukan ada perbedaan antara ada evaluasi dan tidak adanya evaluasi harus berfikir secara sistem apa mungkin evaluasi dosen dan mahasiswa tidak mengetahui yang dilakukan secara online.

“Fakultas yang partisipasinya paling rendah untuk diingatkan. Ini dilakukan persemester dan disiasati sebelum memasuki semester depan” tegasnya.

“Peran mahasiswa semester 1 sampai dengan semester 5 tingkat partisipasi mereka masih bisa didoktrin tingkat partipasi. Kalau bisa sekretaris prodi melakukan kerjasama dengan dema institut, dema fakultas. Bila perlu sosialisasi ke UKM UKK” saran Rektor Syarif.

Terimakasih kepada lembaga penjamin mutu, (LPM) ditengah padatnya bekerja waktu melakukan inisiasi. Untuk pihak LPM jika memiliki program jangan sungkan untuk mengundang dekan, kaprodi untuk mendukung APT dan kalau ada ke khawatiran tidak dihargai. LPM yang menginiasi saya sebagai rektor yang menandatangani.

“Saya hanya minta bantu atas tanggungjawab, yang mewajibkan kita, nurani kita. Bantu di sektor masing-masing. Anda diangkat dengan SK Rektor untuk membantu rektor. Menyelesaikan masalah di setiap sektor. Terkadang saya sedih kalau di sektor bukan membantu, tetapi justru membuat masalah. Apa mungkin saya kurang sosialisasi. Untuk melaksanakan program rektorat dan menyelesaikan disektor masing. Jika berbuat masalah tersangkut oleh regulasi” tutupnya.

Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail




Raja Salman Undang Rektor IAIN Pontianak Tunaikan Ibadah Haji

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id) Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA mendapatkan undangan istimewa untuk melaksanakan Ibadah Haji dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud. Undangan ini hanya diberikan kepada 20 orang Warga Negara Indonesia (WNI). 20 orang yang diundang berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari akademisi, organisasi, jurnalis, mahasiswa, hingga lembaga pemerintah.

Mengutip dari detik.com, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, HR Esam Abid Althagafi, kepada wartawan di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (4/8/2019), mengatakan “Ini adalah program tahunan. Raja Salman mengundang sejumlah umat muslim dari berbagai dunia sebanyak 1.000 orang, di antaranya dari Indonesia 20 orang terbagi berbagai macam kalangan dari tokoh, akademisi, organisasi, dan tokoh-tokoh, jurnalis dan lainnya,” terangnya.

Pelepasan undangan istimewa digelar di rumah dinas kedutaan Arab Saudi, HR Esam Abid Althagafi. Terletak di kawasan Menteng Jakarta Pusat. Seluruh undangan ini akan mendapatkan akomodasi penuh serta khusus dari Pemerintah Arab Saudi. Mulai dari pemberangkatan, transportasi dan penginapan selama menjalani ibadah haji.

Rektor Syarif mengatakan, “Alhamdulillah. Kami bersyukur dan berterima kasih mendapatkan undangan melaksanakan ibadah haji dari Raja Arab Saudi. Dari Indonesia diundang 20 orang, namun 1 orang berhalangan berangkat. Mudah-mudahan kami meraih haji yang mabrur” pungkasnya tersenyum.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail