FUAD Awali Perkuliahan dengan Kuliah Umum

PONTIANAK (iainptk.ac.id)– Awal September ini IAIN Pontianak telah memulai perkuliahan semester ganjil 2019-2020. Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak mengawali kuliah bagi mahasiswa baru dengan menggelar kegiatan Kuliah Umum, Senin (2/9) pagi di Aula Syeikh Abdul Rani Mahmud. Ratusan mahasiswa baru berkumpul dengan seragam baju putih dan celana gelap. Narasumber yang dihadirkan pada kuliah umum itu adalah kandidat doktor Ahmad Jais. Ia merupakan dosen FUAD dan juga sebagai founder & coach at mind healing technique (MHT) of Indonesia.

Tampak hadir pada kegiatan tersebut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Dekan FUAD, Dr. Ismail Ruslan, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Harjani Hefni, Lc, MA, Kaprodi, Sekprodi, dosen dan tenaga kependidikan di FUAD.

Dr. Firdaus Achmad, M.Hum., dalam kata sambutannya menyampaikan “Mahasiswa FUAD harus bangga karena FUAD memiliki dosen bergelar doktor yang paling banyak di IAIN Pontianak. Artinya kalau doktornya banyak, konsekuensi logisnya mahasiswa FUAD harus lebih cerdas, harus lebih baik, harus lebih terapis dalam pengelolaan belajarnya. Selain itu di FUAD juga memiliki dua prodi yang secara khusus mengkaji tentang psikologis manusia. Pertama Prodi Psikologi Islam dan kedua, Prodi Bimbingan dan Konseling Islam.”

Dekan FUAD, Dr. Ismail Ruslan, M.Si., menyatakan, “Perlu kami sampaikan bahwa pada hari ini FUAD adalah fakultas yang pertama melaksanakan kuliah umum di lingkungan IAIN Pontianak. Secara administrasi FUAD sudah siap untuk melaksanakan perkuliahan. Jadwal sudah rapi, dan tidak ada yang bermasalah. Kami baru bisa menyiapkan ruang perkuliahan dilantai 3 di Tower C. Sedangkan lantai 4 dan 5 sedang dalam penataan. Kami berharap mahasiswa bisa belajar dengan tenang dan nyaman, kemudian menjadi mahasiswa berprestasi kedepannya.” ujarnya.

“Kami juga melaporkan, untuk mengantarkan mahasiswa FUAD menjadi sarjana. Tahun ini kami melaunching 2 program. Pertama program Jumat mengaji, dimaksudkan untuk membekali dan memperkuat ilmu al-Quran. Kita tidak akan meluluskan mahasiswa jika tidak bisa membaca al-Quran. Ini akan berlangsung selama satu tahun, jika tidak lulus akan mengulang tahun berikutnya. Program ke dua, FUAD melaunching rumah literasi. Mahasiswa bisa menulis dan targetnya 1 orang 1 buku.” terangnya.

Mahasiswa juga mendapatkan materi sekaligus praktek tentang terapi diri. Terapi yang mahasiswa lakukan adalah terapi belajar, tujuannya mahasiswa bisa fokus dalam belajar hingga menjadi lulusan yang sukses.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




PBAK Sukses, Plh Rektor Ajak Mahasiswa IAIN Pontianak Bersatu untuk Meraih Kemuliaan

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)–Plh. Rektor IAIN Pontianak Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, resmi menutup Kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), di Gedung Sport Center IAIN Pontianak, Kamis (29/8) siang.

Plh. Rektor IAIN Pontianak memulai sambutan dengan kisah inspiratif “Suatu ketika, ada seorang suami yang sudah agak tua. Dia sangat berkeinginan memberikan hadiah untuk istrinya. Dia lalu pergi ke supermarket. Tiba-tiba, ia melihat satu cangkir dan ia putuskan membelinya untuk sang istri. Sebenarnya ia khawatir akan hadiah yang ia akan diberikan ke istrinya. Setelah cangkir itu dibuka si nenek, sangat suka. Sang istri mengucapkan terima kasih dan menyatakan dirinya bahagia. Saat nenek itu menyimpan di suatu tempat. Cangkir itu pun berbicara dan mengucapkan terima kasih. Kenapa kamu mengucapkan terima kasih? Si cangkir menjawab, berkat kakek dan nenek saya yang dulunya hanya tanah liat, diinjak, dijemur, diukir, dan hanya jadi pajangan, kini disimpan dengan rapi dan mendapatkan kemuliaan” tutur Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga itu.

“Adik-adik mahasiswa hari ini, bagaikan filosofi tanah liat. Kalian semua sedang digembleng, ditempa, yang kemudian tidak lain akan mendapatkan kemuliaan. Kalian semua di masing-masing fakultas di IAIN Pontianak ini memiliki kelebihan semestinya kalian saling ‘berdebat’ untuk bersatu. “Berdebat” untuk bersatu bukan untuk menjatuhkan. Jika FUAD untuk mendakwahkan Islam, FTIK untuk mendidik generasi, FASYA untuk membuat peraturan dan FEBI untuk membangun dan mensejahterahkan masyarakat dari kemiskinan. Tentu akan sangat menarik jika kalian saling berintegrasi dan bersinergi. Begitu juga semua pimpinan, semestinya juga saling berintegritas dan kita semua harus bersatu,” tuturnya bersemangat.

Plh. Rektor, didampingi Ketua Senat dan Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama melepaskan papan nama peserta PBAK dan memasangkan almamater secara simbolis kepada dua orang perwakilan mahasiswa baru. Hal itu sebagai simbol menandakan berakhirnya kegiatan PBAK tahun 2019 ini. Tampak para dekan dan pejabat struktural hadir dalam kegiatan tersebut.
“Hari ini PBAK ditutup, tapi hari kehidupan mahasiswa baru, dibuka. Hari ini, PBAK berakhir, tapi mulai hari ini karya-karya mahasiswa mulai diukir” ujar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti ketika memberikan pengantar, disambut tepuk tangan hadirin.

“Kampus IAIN Pontianak, bukan sembarang kampus. Kampus ini bagaikan kapal besar yang mengangkut aneka penumpang. Kaya-miskin, desa-kota, beragam etnis, beragam latar belakang pemikiran. Tetapi, semua itu sedang diajak menuju tujuan yang sama, yakni tercapai visi IAIN Pontianak: Ulung dan terbuka dalam kajian dan riset keilmuan, keislaman, serta kebudayaan Borneo”, lanjutnya berwibawa.
“Atas nama penanggung jawab kegiatan PBAK ini, kami harus mengucapkan terima kasih kepada semua panitia. terutama dari unsur mahasiswa maupun pihak akademik dan fakultas serta sivitas akademika IAIN Pontianak, tanpa mereka semua tidak mungkin PBAK ini berjalan sukses dengan tema “Membentuk Karakter Mahasiswa yang Berakhlak Karimah, Religius, Intelek, Moderat, dan Nasionalis” pungkasnya.

Penulis: Heriansyah
Editor: Aspari Ismail




Pesan Moderasi Islam dalam Manuskrip Kalbar

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)– Moderasi Islam menjadi tema yang sedang hangat diperbincangkan saat ini. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengusung moderasi beragama sebagai sesuatu yang mesti disebarkan oleh semua keluarga besar Kementerian Agama.

Menindaklanjuti hal tersebut, IAIN Pontianak sebagai salahsatu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang berada dinaungan Kementerian Agama, menyosialisasikan moderasi Islam sebagai materi penting yang disampaikan kepada mahasiswa baru dalam kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), yang digelar pada Senin-Kamis, (26-29/8) di kampus IAIN Pontianak.

Dr. Erwin, M,Ag, menjelaskan, “Paradigma Islam Wasatiyah semestinya menjadi corak paham keagamaan mainstream umat Islam di Indonesia dan dunia kampus. Dipandang urgen seiring dengan semakin kuatnya indikasi bergesernya gerakan keislaman di negeri ini ke kutub kiri ataupun kutub kanan. Pergeseran ke kutub kiri memunculkan gerakan liberalisme, pluralisme dan sekularisme dalam beragama. Sedangkan pergeseran ke kutub kanan menumbuhkan radikalisme dan fanatisme sempit dalam beragama” papar seorang dosen IAIN Pontianak itu ketika menjadi narasumber materi Islam Wasatiyah.

“Islam wasatiyah disebutkan al-Qur’an sebagai ‘ummatan washatan’ (Qur’an 2:143). Umat seperti inilah yang dapat dan mampu menjadi saksi kebenaran bagi manusia lain. Ummatan wasatan adalah umat yang selalu menjaga keseimbangan, tidak terjerumus ke ekstrimisme kiri atau kanan, yang dapat mendorong kepada tindakan kekerasan” ujar doktor lulusan UIN Sunan Gunung Djati Bandung tersebut.

Maharaja Imam Sambas seorang Ulama Kalimantan Barat tempo dulu pernah berpidato dalam Pertemuan Ulama Borneo Barat tahun 1948. Berikut ini setidaknya dikutip tiga pesan penting Imam Sambas dimaksud “Islam adalah agama mudah dan menghendaki kemudahan”.

“Allah menjadikan Islam sebagai jalan untuk menyempurnakan segala hal-ihwal ruh dan jasad supaya jadi wasilah kebahagian dunia dan akhirat. Islam datang untuk kemaslahatan manusia. Islam adalah agama tauhid dan ijtima’. Karenanya ia melarang bersalah-salahan dan berpecah belah…Inilah asal bala’ (kecelakaan) bagi umat pada agamanya dan dunianya”.

“Muslim Borneo Barat wajib memperhatikan pemeluk agama lain yang sudah lama bergiat dan bekerja sunguh-sungguh mengembangkan agama mereka di negeri kita hingga ke pelososk-pelosok negeri dengan tenaga dan harta mereka”

“Demikian beberapa pesan moderasi Islam yang ditemukan dalam manuskrip. Artinya ulama Kalimantan Barat sejak tahun 1948 itu sudah jauh memikirkan tentang pentingnya moderasi beragama” terang pria kelahiran Kabupaten Sambas itu.

Penulis: Ishak
Editor: Aspari Ismail




IAIN Pontianak Motori Perkemahan PBAK

Pontianak. (iainptk.ac.id) Ada yang berbeda dari pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) tahun ini. IAIN Pontianak adalah satu-satunya dari 58 PTKIN di Indonesia yg menylenggarakan PBAK dengan sistem menginap.

Selain sebagai cara mengenalkan budaya akademik, dengan menginap,  mahasiswa baru akan lebih dalam mengetahui lingkungan kampus secara mendalam. Aspek pembinaan mental-spiritual yg mnjadi salah satu sasaran PBAK relatif lebih kuat mendapatkan tempat diantaranya adalah sholat berjamaah dan mengaji bersama.

Penanaman nilai-nilai budaya akademik dan kemahasiswaan tidak hanya disampaikan dalam bentuk ceramah,  melainkan dalam praktek praktek langsung.

1784 mahasiswa baru yang mengikuti pbak tahun ini,  oleh pihak kampus ditempatkan sebagai “tamu baru” yang sedang “berhijrah” dari dunia SMU ke perguruan tinggi yang memerlukan mental baru. Semangat SALING menoolong menjadi spirit antara mahasiswa baru dan mahasiswa lama. “Itu sebabnya dalam seremoni pembukaan PBAK yg digelar di bundaran gazobo kampus,  mereka mengawalinya dengan sholawat sebagai simbol penyambutan tamu baru sebagaimana kaum ansor yang menolong kaum muhajirin. Ujar wakil rektor bidang kemahasiswaan dan kerjasama, DR. Abdul Mukti dengan mantap.

PBAK tahun ini juga mencerminkan semangat keislaman,  keindonesiaan,  dan budaya lokal. Tanjak yang dibalut dengan warna merah putih adalah simbol kebersamaan dan kerjassma kenasionalan dan kelokalan. Sementara,  seremoni mengkhatamkan al-Quran selama lima menit sebagai salah satu cermin keislaman. Selain,  seremoni khatam alQur’an dalam lima menit,  PBAK tahun ini, seluruh mahasiswa baru diminta untuk menulis surat pendek untuk Indonesia. Dua kegiatan ini akan diusulkan oleh panitia kepada musium rekor muri di Semarang. Usulan ini sebagai bentuk “ijtihad” baru dalam bentuk kreatifitas dalam menerjemahkan visi keislaman dan keindonesiaan.

Secara konten,  sebagaimana mandat dari kementerian beragama, bahwa PBAK tahun ini memberikan stressing terhadap wawasan kebangsaan dan moderasi beragama. Maka, tahun ini semua mahasiswa baru akan diberikan dua serrifikat,  pertama sertifikat PBAK sendiri sebagai bukti keikutsertaan dalam kegiatan ini,  kedua sertifikat wawasan kebangsaan (WKB).

Kita berharap, dengan terselenggaranya kegiatan ini,  dapat berkontribusi terhadap capaian dari visi misi kementerian agama,  wabil khusus visi misi IAIN Pontianak. Ujar wakil rektor 3 yang terus mengawal kegiatan besar ini.

Penulis: Panitia PBAK
Editor: Aspari Ismail




PBAK Kok Beda ya Tahun Ini?

PONTIANAK (iainptk.ac.id) IAIN Pontianak dengan bangga menggelar kegiatan pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), untuk 1782 mahasiswa baru tahun akademik 2019/2020. Sejak 5 tahun terakhir jumlah mahasiswa IAIN Pontianak selalu bertambah. Bukan hanya jumlah mahasiswa. Gedung perkuliahan juga ikut bertambah banyak dan tinggi. Dosen setiap tahun selalu bertambah, tahun 2018 IAIN Pontianak menambah 33 Dosen PNS. Fakultas serta Program Studi (prodi) baru juga bertambah jumlahnya. Dengan begitu kualitas IAIN Pontianak terus meningkat.

Perubahan-perubahan itu juga menular pada kegiatan PBAK tahun 2019. Beragam inovasi disuguhkan. Jika bercermin dari tahun sebelumnya, kegiatan PBAK dilakukan mulai subuh hingga sore. Namun tahun ini kegiatan PBAK bertemakan perkemahan, sehingga mahasiswa tidak perlu pulang pada sore hari dan pergi pada subuh hari. Mahasiswa bisa beraktifitas di dalam kampus selama PBAK. Selain itu, materi berupa wawasan dan informasi juga akan banyak mahasiswa dapatkan.

Dalam laporan, Suyati, S.Ag selaku Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Biro AUAK menyampaikan “Dalam pelaksanaan PBAK tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena untuk tahun ini bertemakan perkemahan BPAK, ini merupakan ide besar yang dicanangkan oleh Rektor IAIN Pontianak beserta Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama.”

Tidak berhenti di sini, PBAK tahun ini ingin memecahkan rekor untuk menghatamkan membaca ayat suci Al-Quran selama 5 menit. Setiap mahasiswa sudah dibagi ayat yang akan dibaca, selanjutnya dengan di pandu 1 mahasiswa. Semua mahasiswa memulai membaca surah yang sudah dibagi hingga selesai.

Hal yang berbeda dari tahun sebelumnya adalah setiap mahasiswa menuliskan surat berupa cita dan harapan untuk Indonesia. Surat-surat ini akan disatukan dan diserahkan ke Presiden Indonesia, Ir. Joko Widodo.

Tahun ini materi dan pemateri juga ada yang berbeda dari tahun sebelumnya. Kalau tahun sebelumnya lebih banyak informasi seputar kampus. Tahun ini ada juga informasi seputar kampus, namun ditambah dengan materi tentang Membumikan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Ideologi Negara di Era Revolusi Industri 4.0. yang disampaikan oleh Prof. Dr. Bambang Saputra, S.H., MH. Selain itu mahasiswa baru juga mendapatkan materi tentang Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara yang disampaikan oleh Kodam XXI Tanjungpura dan Polda Kalbar. Materi yang tidak ketinggalan tentang Islam Washatiah. Beragam inovasi ini guna meningkatkan kualitas PBAK dari tahun ke tahun.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Ini Pesan Rektor Untuk MABA Tahun 2019

PONTIANAK (iainptk.ac.id) Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA. Sangat bangga dengan mahasiswa baru (maba) tahun akademik 2019/2020, yang berjumlah 1782. Mereka adalah mahasiswa pilihan, yang beruntung untuk dapat kuliah di Kampus Islam Negeri satu-satunya di Kalimantan Barat. Pada tanggal (26/8) pagi di bundaran Gazebo, rektor membuka kegiatan PBAK dengan bersama-sama melafalkan Surah Alfatihah dan memukul gong.

Sebelum itu rektor IAIN Pontianak berpesan kepada Maba “Kalian saat ini sedang mengikuti kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Kegiatan ini adalah terminologi yang sangat inti, artinya kalian mulai masuk ke dunia mahasiswa. Hal ini akan membentuk kalian menjadi akademisi, akademisi itu instrument utamanya adalah proses-proses akademik. Kegiatan akademik yang dilakukan mahasiswa, juga sangat identik dengan intelektualitas.”

Dihadapan Maba yang terdiri dari 4 fakultas rektor menambahkan “Mahasiswa itu adalah bibit dari intelektualitas. Mahasiswa yang intelektual tidak boleh melakukan plagiat. Plagiat adalah mencuri pendapat orang, dan diakui menjadi pendapatnya. Contohnya bikin makalah 1 kelompok 5 orang, tapi yang bikin 1 orang. Itu adalah perbuatan tidak jujur.”

Rektor yang juga merupakan akulmi dari IAIN Pontiank mengatakan “IAIN Pontianak mengenalkan budaya akademik, bukan budaya mencuri atau plagiat. Karna kalian adalah sel inti akademik, sel inti pemuda. Tolong mentor-mentor untuk latih kepada Maba tentang kejujuran akademik. Mahasiswa juga jangan asal bunyi, mahasiswa harus berbicara dengan ilmiah atau berbicara berlandaskan dasar.”

Rektor menasehati “Mahasisa juga harus menyampaikan perbaikan dan perubahan dengan cara yang baik. Karena kebaikan itu semua orang sukai, seperti kejujuran dan keadilan. Lawannya adalah keburukan seperti kedustaan. Mahasiswa juga harus memiliki kejujuran akademik. Lalu kalian jujur dengan orang tuamu, jujur kepada dosenmu, kepada semua orang.”

“Mahasiswa harus belajar dengan sebaik-baiknya, jangan sibuk mengoreksi orang. Tunaikan tugasmu sebagai mahasiswa, banggakan orang tuamu, banggakan keluargamu, banggakan masyarakatmu, banggakan bangsamu. Jadilah orang yang sukses. Kalau orang pesimis itu ada satu peluang dia bukin seribu masalah, ia bikin seribu alas an untuk tidak mengambil peluang itu. Tapi orang optimis ada satu peluang, ada satu tantangan dia ciptakan seribu jalan keluar.” Tambah rektor mengisnpirasi mahasiswa baru.

“Ketahuilah Allah tidak pernah mengingkari ikhtiar hambanya, dulu saat saya menjadi mahasiswa S2. Saya bekerja sebagai ojek payung di tanah abang, menjadi kuli panggul di gelodok. Saya taklukkan tanah abang dan glodok, sampai saya punya toko komputer di glodok sana. Ada prinsip yang selalu saya pegang, tanam padi tumbuh rumput, buat kebaikan berkah akan datang. Kebaikan yang mahasiswa bisa lakukan adalah belajar dengan tekun, jadi intelektual yang baik dan jujur.” Tutup rektor IAIN Pontianak dengan berbagi pengalaman.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Mahasiswa IAIN Pontianak Dibekali Wawasan Kebangsaan, Bela Negara, dan Islam Washatiah

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id) — Pelaksanaan kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Pontianak sudah masuk hari kedua, Selasa (27/8). Mahasiswa baru IAIN Pontianak sejumlah 1785 itu dibekali materi Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara serta Islam Washatiah.

Kabag Akademik dan Kemahasiswaan, Suyati, S.Ag, saat diwawancarai di ruang kerjanya, menuturkan “Jika di hari pertama di samping pembukaan, ada dua materi dipolakan seperti kuliah umum. Sedangkan di hari kedua ini sudah masuk ke pola klasikal yakni per fakultas masing-masing. Sport Center digunakan Mahasiswa FTIK, Auditorium Syekh Abdul Rani Mahmud digunakan FEBI, Rektorat Lantai 4 digunakan FUAD, sedang Gedung Tower A atau Saifuddin Zuhri digunakan oleh FASYA”.

Selanjutnya, beliau juga memaparkan materi di sesi klasikal ini adalah materi terkait Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara. Sesi kedua, materi terkait tentang Islam washatiah. Sesi ketiga, materi akademik dan kemahasiswaan masing-masing fakultas. Materi Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara disampaikan oleh Kodam XXI Tanjungpura dan Polda Kalbar. Alhamdulillah berjalan sesuai harapan, Materi tentang Islam Washatiah, disampaikan oleh Dosen AIN Pontianak Faizal Amin, M.Ag menyampaikan di FTIK, Dr. Erwin, M.Ag menyampaikan di FEBI, Iwan Rosdiawan, M.A menyampaikan di FUAD dan Rusdi Sulaiman, M.Ag menyampaikan di FASYA. Sedangkan sesi ketiga, tentang akademik dan kemahasiswaan disampaikan oleh Dekan masing-masing Fakultas, yakni Dr. Ali Hasmy, M.Si di FTIK, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag di FASYA, Dr. Ismail Ruslan, M.Si di FUAD dan Dr. H. Fachrurrazi, M.M di FEBI.

Penulis: Heriansyah
Editor: Aspari Ismail




Pimpinan IAIN Pontianak Sampaikan Arahan pada Mahasiswa Baru

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id) — Usai acara pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), Rektor IAIN Pontianak Dr. Syarif, M.A beserta para Wakil Rektor dan Kepala Biro AUAK menyampaikan  Materi Arah kebijakan dan Kurikulum Perguruan Tinggi,   di gedung Sport Center IAIN Pontianak, Senin (26/8) siang.

Tampak hadir, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Dr. Saifuddin Herlambang, M.A, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Dr. Abdul Mukti, M.A, serta Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Pontianak, juga memberikan kepada 1758 mahasiswa baru.

Pada kesempatan ini, moderator atau pemandu kegiatan ini adalah bapak Noviansyah, S.Pd.I selaku Kasubbag Perencanaan. Kasubbag perencanaan yang murah senyum itu,  memulai dengan memperkenalkan masing-masing pimpinan IAIN Pontianak ini sesuai dengan Tugas dan Fungsi mereka masing-masing yang disambut dengan tepuk tangan yang gemuruh oleh peserta PBAK tahun 2019 ini.

Dr. Syarif, M.A selaku Rektor IAIN Pontianak, memulai materinya yang dalam itu dengan mengenalkan Visi IAIN Pontianak, yakni “Ulung dan terbuka dalam kajian dan riset keilmuan, keislaman, serta kebudayaan Borneo”. Rektor IAIN Pontianak mengatakan bahwa visi IAIN Pontianak merupakan pandangan dasar yang melandasi semua gerak atau program IAIN pontianak, papar beliau dengan semangat.

Tampak, beberapa kali Rektor IAIN Pontianak berdialog dengan mahasiswa baru IAIN Pontianak bahkan tidak sungkan-sungkan beliau meminta suara mahasiswa sesuai fakultas mereka masing-masing. Rektor juga menyapa,  siapa kalian? mahasiswa… jawab peserta PBAK. Pemaparan Rektor IAIN Pontianak bersemangat.

Rektor IAIN Pontianak, menutup materinya dengan mendoakan mahasiswa baru menjadi anak yang soleh dan solehah pintar dan berakhlak mulia, ditetapkan iman, dipanjangkan umur disisi Allah, dimurahkan rizki, dijauhkan dari segala bala, dan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat, disambut dengan aamiin yang bersemangat oleh peserta PBAK.

Selanjutnya sisi panel disampaikan oleh para Wakil Rektor dan Kepala Biro AUAK. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum. terbatasnya waktu pada materi ini, beliau memaparkan bahwa “Terkait perkuliahan, dosen maka adek-adek mahasiswa bisa ke saya tutur beliau. Beliau, mengakhiri sambutan dengan 3 pesan, pertama, jaga kesehatan, kedua belajar yang rajin, ketiga jangan pernah lupakan orang tua”, tutup beliau dengan senyuman.

Wakil Rektor Bidang administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Dr. Saifuddin Herlambang, M.A. beliau mengawali sambutannya dengan mengajak semua peserta untuk bersholawat. Beliau juga mengatakan bahwa “Jika ingin sehat perbanyak shalawat. Beliau mengatakan bahwa negara sudah membantu meringankan biaya kuliah adek-adek. Penetapan biaya kuliah berdasarkan penghasilan orang tua, jadi besaran biaya kuliah mahasiswa tergantung dari data penghasilan orang tua adek-adek”, imbuhnya bersemangat.

Dr. Saifuddin Herlambang, M.A juga menuturkan bahwa adek-adek yang orangtuanya kurang mampu jangan bersedih, karena kami juga menyediakan beasiswa bidik misi, syaratnya miskin berprestasi, tuturnya disambut tepuk tangan yang gemuruh.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti, M.A. mengatakan bahwa “Kami mengurusi mahasiswa dan mahasiswi, bahkan tidak hanya kalian menjadi mahasiswa kami urus, kalian sudah alumni juga kami urus”, tutur beliau dengan senyuman disambut tepuk tangan oleh peserta.

Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si, mengawali sambutannya beliau bertanya, “Siapa kita? Mahasiswa baru kompak menjawab, Mahasiswa IAIN Pontianak. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa kenapa kita harus berpendidikan dan negara juga lebih mengakomodir yang sarjana dalam dunia kerja? Karena, pemerintah ingin meningkatkan penerimaan, kualitas pelayanan terhadap masyarakat, pengelola negara ini tepat, dibuktikan dengan legalitas ijazah starata satu (S1)” tutup beliau berwibawa disambut applause yang semangat oleh hadirin.

Penulis: Heriansyah S.Pd.I
Editor: Aspari Ismail




Pertama di PTKIN, IAIN Pontianak Usung Perkemahan PBAK

PONTIANAK (iainptk.ac.id) — IAIN Pontianak dengan bangga menggelar kegiatan pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Sejumlah 1785 mahasiswa baru tahun mengikuti kegiatan itu. Rektor IAIN Pontianak menginstruksikan kepada jajarannya untuk menggelar PBAK dengan konsep perkemahan.

Muhammad Aziz Hakim, Kasi Pengembangan Profesi PTKIN, yang hadir mewakili Direktur Diktis mengapresiasi kreasi dan inovasi yang dibuat IAIN Pontianak dalam penyelenggaraan PBAK ini. Ia menyebut bahwa sistem kemah atau inap ketika PBAK barangkali satu-satunya dan pertama kali diselenggarakan oleh PTKIN se-Indonesia.

“Boleh jadi konsep PBAK dengan perkemahan atau menginap ini baru pertama kalinya digelar pada kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia. Kalau ini sukses, bisa jadi IAIN Pontianak menjadi pilot project tentang konsep PBAK yang baik. Nanti kita akan diskusikan kepada Direktur Diktis untuk ditiru oleh kampus lain” tuturnya.

M. Aziz Hakim juga berharap PBAK menjadi momentum bagi mahasiswa baru IAIN Pontianak untuk memikul tanggung jawab baru, yakni tanggung jawab sosial. “Mahasiswa harus memiliki rasa tanggung jawab sosial, tak hanya tanggung jawab individual. Dalam arti, mahasiswa harus ditempa untuk memiliki kepekaan sosial dalam rangka memperjuangkan nasib rakyat kecil”, tegas mantan presiden mahasiswa IAIN Walisongo ini dalam sambutannya di hadapan peserta PBAK.

Suyati, S.Ag, Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Biro AUAK memaparkan “Dalam pelaksanaan PBAK tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena untuk tahun ini bertemakan perkemahan BPAK. Tidak berhenti disini, PBAK tahun ini ingin memecahkan Rekor MURI untuk mengkhatamkan membaca ayat suci al-Quran selama 5 menit. Setiap mahasiswa sudah dibagi ayat yang akan dibaca. Semua mahasiswa memulai membaca surah yang sudah dibagi hingga selesai. Di samping itu juga setiap mahasiswa menuliskan surat berupa cita dan harapan untuk Indonesia. Surat-surat ini akan disatukan dan diserahkan ke Presiden Indonesia, Ir. Joko Widodo” tambah Ketua Panitia PBAK.

Tahun ini materi dan pemateri juga ada yang berbeda dari tahun sebelumnya. Kalau tahun sebelumnya lebih banyak informasi seputar kampus. Tahun ini ada juga informasi seputar kampus, namun ditambah dengan materi tentang Membumikan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Ideologi Negara di Era Revolusi Industri 4.0. Yang disampaikan oleh Prof. Dr. Bambang Saputra, S.H., MH. Selain itu mahasiswa baru juga mendapatkan materi tentang Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara yang disampaikan oleh Kodam XXI Tanjungpura dan Polda Kalbar. Materi yang tidak ketinggalan tentang Islam Washatiah.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Terapkan Konsep Baru, PBAK IAIN Pontianak Meriah

PONTIANAK (iainptk.ac.id)—Institut Agama Islam (IAIN) Pontianak menerapkan konsep baru dalam pelaksanaan kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) yang digelar 26-29 Agustus 2019. Sebanyak 1785 mahasiswa baru sudah memadati kampus yang berada di jantung Kota Pontianak itu tepat pukul 05.00 subuh. Sebelum acara pembukaan, dilantunkan Shalawat Nabi oleh Mahasantri Ma’had al-Jami’ah. Pertama kalinya kegiatan Pembukaan PBAK IAIN Pontianak digelar di tempat terbuka.

“Pelaksanaan PBAK tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini PBAK mengusung konsep Perkemahan PBAK. Ini merupakan ide besar yang dicanangkan oleh Rektor IAIN Pontianak beserta Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama. Di samping itu dalam acara pembukaan juga diisi dengan ikhtiar mendapatkan Rekor MURI; mengkhatamkan al-Quran dalam waktu 5 Menit. Kemudian seluruh peserta menuliskan surat untuk Presiden Republik Indonesia.” ujar Suyati, S.Ag selaku Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Biro AUAK ketika memberikan laporan pada acara Pembukaan PBAK di Gazebo IAIN Pontianak, Senin (27/8) pagi.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mendidik mahasiswa guna membangun karakter mahasiswa secara totalitas. Selain itu fungsi PBAK dalam kegiatan ini adalah untuk mendidik, membimbing dan mengarahkan peserta untuk mengenali dan memahami sistem pendidikan di lingkungan IAIN Pontianak. Adapun tujuan dari kegitan ini adalah pertama, untuk mengembangkan pemahaman, dan penghayatan peserta terhadap sistem pendidikan di IAIN Pontianak. Kedua, mengembangkan kecerdasan spiritual, emosional, intelektual dan sosial. Ketiga, memupuk semangat solidaritas dan toleransi diantara sivitas akademika. Keempat, mengembangkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap pilihan disiplin ilmu. Kelima, mengembangkan sikap kritis dan kreatif mahasiswa.” tambah Ketua Panitia PBAK itu.

Tampak wajah ceria para peserta PBAK duduk di empat jalur jalan kampus yang  ditempati mereka sesuai dengan empat fakultas yang ada di IAIN Pontianak. Jalan jalur pintu gerbang ditempati 691 mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Di depan Tower B arah menuju gedung Sport Center diisi oleh 561 mahasiswa FEBI, jalur jalan menuju masjid Syeikh Abdul Rani ditempati 349 mahasiswa FUAD sedangkan jalur menuju gedung Ma’had al-Jami’ah ditempati 181 mahasiswa Fakultas Syariah. Sedangkan panggung utama berada di gazebo, tepat berada di tengah bundaran 4 jalur tersebut.

Sebelum menuju gazebo, Rektor IAIN Pontianak beserta seluruh pejabat berkumpul di pelataran gedung rektorat. Kemudian tim Marching Band IAIN Pontianak menyambut dan mengiringi rombongan pejabat yang dikawal oleh Resimen Mahasiswa menuju panggung utama. Dentuman suara musik tersebut menambah meriah acara.

Penulis: Ishak
Editor: Aspari Ismail