Kampung Riset IAIN Pontianak Terpesona Daya Tarik Tayan Hilir

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)–“Jembatan Tayan menjadi objek wisata sekaligus ikon Kabupaten Sanggau yang membuka mata setiap orang betapa berharganya daerah ini dengan sejuta pesona melalui potensi wisata, sejarah, dan budayanya. Atas dasar itulah kami memilih Tayan Hilir sebagai salah satu lokasi Kampung Riset 2019.” Hal tersebut yang dikatakan oleh Ketua LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, SH., M.Hum saat diwawancara mengenai alasan pemilihan salah satu lokasi Kampung Riset, Selasa (30/7/2019).

Kampung Riset sendiri akan dilaksanakan pada 19 s.d. 24 Agustus 2019 di Kabupaten Sanggau. Masih menurutnya, Tayan Hilir memiliki begitu banyak potensi terpendam yang perlu diekpose dan terdokumentasikan ke khalayak ramai. “Sebagian orang mengenal Tayan Hilir hanya jembatannya saja. Namun sebenarnya masih banyak hal yang terpendam dan tak terdengar oleh masyarakat mengenai Tayan Hilir. Justru hal itulah yang menginspirasi kami melaksanakan program Kampung Riset di Kecamatan Tayan Hilir. Semoga program ini dapat mendokumentasikan berbagai hal tentang keindahan objek wisata, budaya, sejarah, dan sosial kemasyarakatan yang ada di Tayan Hilir.” tuturnya.

Sekretaris Camat Tayan Hilir, Ade Wawan J mengucapkan terima kasih atas terpilihnya Kecamatan Tayan Hilir sebagai salah satu lokasi dilaksanakannya kegiatan Kampung Riset. Pihaknya pun meminta kepada setiap mahasiswa nantinya untuk mentransfer ilmu yang didapatkannya selama kuliah kepada masyarakat.

Sementara itu, Kepala Desa Pedalaman, Sunarto mengapresiasi rencana pelaksanaan kegiatan Kampung Riset di Desa Pedalaman, Tayan Hilir. Ia berharap kegiatan Kampung Riset dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. “Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat desa setempat dan IAIN Pontianak khususnya. Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyediakan lokasi menginap peserta selama kegiatan berlangsung.” ungkapnya.

Ia pun berharap semoga kegiatan ini turut membantu mengekplore potensi wisata dan aspek menarik lainnya yang ada di Tayan Hilir, khususnya di Desa Pedalaman.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Camat Kapuas Sanggau Dukung Program Kampung Riset IAIN Pontianak

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)–Salah satu lokasi Kegiatan Kampung Riset 2019 di Kecamatan Sungai Kapuas. LP2M IAIN Pontianak bersilaturahmi ke ruang kerja Camat Kapuas, Drs. Alipius, M.Si, Senin (29/7/2019) Jalan Ilir Kota, Kapuas, Ilir Kota, Sanggau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Pertemuan tersebut membicarakan pelaksanaan Kampung Riset di beberapa desa yang ada di Kecamatan Kapuas sekaligus meminta izin untuk melaksanakan kegiatan tersebut selama sepekan mulai tanggal 19 s.d. 24 Agustus 2019.

Ketua LP2M, Sukardi, SH., M.Hum mengungkapkan, Kabupaten Sanggau dengan segala potensinya memiliki begitu banyak objek wisata dan peninggalan sejarah yang menarik untuk diamati dan dikaji lebih dalam. Salah satu objek wisata sekaligus peninggalan sejarah yang terkenal di masyarakat Sanggau yaitu Keraton Surya Negara. Keraton ini terletak di Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau. Selain itu objek wisata lainnya seperti Air Terjun Pancur Aji, Batu Posok, Air Terjun Nopan, Danau Belimbing, Batu Sampai, Masjid Jami’ Sanggau, Makam Raja Sanggau, dan lain sebagainya.

“Tahun ini kami memilih Sanggau sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan Kampung Riset. Setelah di tahun-tahun sebelumnya kami juga sudah melaksanakannya di Sambas, Ketapang, dan Kubu Raya. Banyak hal menarik di Sanggau yang nantinya akan kami explore dalam bentuk tulisan dan akan kami jadikan beberapa buku karya mahasiswa dan dosen pembimbing.” jelasnya.

Rencana Kegiatan Kampung Riset ini pun diapresiasi oleh Camat Kapuas, Drs. Alipius, M.Si. Pada prinsipnya ia mendukung Kegiatan Kampung Riset. Apalagi ini untuk kepentingan banyak pihak. Pihaknya pun mempersilahkan LP2M untuk menentukan desa mana yang akan dijadikan lokasi pengabdian dan riset.

“Setidaknya ada 24 kelurahan/desa di Kecamatan Kapuas. Beberapa di antaranya ada Bunut, Beringin, Sungai Sengkuang, Tanjung Sekayam, Penyeladi, dan banyak lagi yang lainnya. Silahkan bapak pilih kira-kira desa mana yang akan dijadikan sebagai lokasi pengabdian maupun riset.” terangnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Rektor IAIN Pontianak Tancapkan Tiang Pertama Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)– IAIN Pontianak terus berbenah meningkatkan kualitas pendidikan. Diantaranya dengan melakukan pembangunan gedung perkuliahan untuk menyesuaikan kebutuhan ruang belajar seiring bertambahnya jumlah mahasiswa setiap tahunnya.

Setelah berhasil membangun Gedung Tower A, Gedung Tower B dan Gedung Tower C, tahun ini IAIN Pontianak diamanahi negara untuk membangun Gedung Laboratorium Terpadu.

Tepat di hari Jumat yang berkah (2/8/2019) pagi, Rektor IAIN Pontianak Dr. Syarif, MA secara resmi melakukan Ground Breaking atau memancang tiang pertama pembangunan gedung laboratorium terpadu. “Dengan memanjatkan doa dan bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw, berharap pembangunan ini berjalan dengan lancar sesuai jadwal” katanya.

“Tahun ini kembali kita dipercaya oleh negara dengan dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk membangun gedung. Kita dipercaya oleh negara, artinya kita dibantu untuk melaksanakan pembangunan anak bangsa. Kita hanya bisa merencanakan pembangunan anak bangsa, dengan mengelola mulai dari administrasi kemahasiswaan, administrasi keuangan, administrasi kepegawaian, administrasi umum, itu yang bisa kita lakukan.” terangnya.

“Kita belum bisa membangun gedung sendiri, karena PNBP kita sekarang ini masih kecil. Artinya tidak mungkin kita membangun gedung dengan biaya sendiri. Bahkan untuk kebutuhan harian dan kebutuhan perkuliahan terhadap mahasiswa itu, pemerintah harus subsidi. Tahun ini kita kebagian dari SBSN 25 milyar, tahun depan kita berikhtiar mengajukan bantuan pembangunan gedung kuliah melalui dana SBSN lagi.” jelas rektor.

Sumarman, S.Ag sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu menyampaikan “Kita merencanakan pembangunan gedung ini 7 lantai, semakin ke atas semakin mengecil. Kira-kira gambaran sederhananya itu seperti seperempat pyramid. Lantai dasar akan menjadi basement, lantai 2 akan menjadi perpustakaan, lantai 3 untuk perkantoran, lantai 4 untuk lab studio audio, studio foto dan studio video. Lantai 5 untuk lab komputer, lantai 6 lab bahasa dan lantai 7 ruang server untuk jaringan internet kita.” ujarnya.

“Kita menata ruang itu seefektif dan efisien mungkin, supaya kedepan tidak terjadi perpindahan ruangan lagi dan kita berharap disitulah seterusnya. Saat ini laboratorium bahasa dan laboratorium komputer masih menggunakan ruang perkuliahan. Laboratorium komputer saja sudah 5 kali pindah, harapannya setelah ada gedung ini, lab itu tidak ada pindah-pindah lagi” paparnya.

Kabag Umum itu melanjutkan, “Sebenarnya kita tidak bisa menyulap ruang kuliah menjadi ruang lab. Karena setiap lab itu memiliki kebutuhan dan ciri khasnya masing-masing. Seperti Lab Radio harus memiliki ruang kedap suara dan lab komputer kabelnya harus sudah tidak berada di atas lantai lagi. Itulah kenapa gedung ini harus segera di bangun.” tuturnya.

“Pelaksanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu ini selama 155 hari kalender dengan masa pemeliharaan 180 hari, sehingga totalnya 335 hari. Terhitung dari tanggal 30 Juli sampai 31 Desember 2019 untuk masa pelaksanaan. Kemudian untuk masa pemeliharaan dari 1 Januari sampai 29 Juni 2020. Mudah-mudahan lancar, tidak ada hambatan dan kita berharap semuanya on time, on the track. Mudah-mudahan di bulan Februari tahun 2020 gedung ini sudah bisa kita manfaatkan.” tutupnya.

Tampak hadir para pimpinan IAIN Pontianak, mulai rektor hingga pejabat eselon pada acara itu. Usai berdoa dan membaca shalawat, rektor melakukan penancapan tiang pertama pembangunan gedung tersebut.

Penulis: Bambang Eko Priyatno
Editor: Aspari Ismail




Kampung Riset, Program Unggulan LP2M IAIN Pontianak

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)—Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak kembali akan menyelenggarakan salah satu program unggulannya yaitu Kampung Riset pada 19 s.d. 24 Agustus 2019. Kali ini kegiatan akan dilaksanakan di Kabupaten Sanggau.

Pendaftaran peserta Kampung Riset dimulai 22 Juli sampai 9 Agustus 2019. Waktu pendaftraan selama jam kerja, pukul: 08.00-15.00 WIB. Tempat pendaftaran di Subag TU LP2M IAIN Pontianak.

Ketua LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, SH., M.Hum menyatakan, “Kampung Riset merupakan satu-satunya kegiatan yang didesain khusus dalam format prakatik penelitian yang didampingi langsung oleh para dosen profesional di bidangnya. Mulai dari perencanaan, implementasi dalam pengumpulan data, pelaporan hingga penulisan artikel ilmiah dan buku” terangnya.

Ia menambahkan, “Tujuan kegiatan ini yaitu, pertama, memberikan pengalaman belajar secara langsung di masyarakat, sehingga mahasiswa empati dan peduli terhadap permasalahan masyarakat. Kedua, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk meneliti dengan cara mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapatkan di kampus dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, membantu menumbuhkembangkan institusi yang ada di masyarakat. Keempat, sarana sosialisasi sekaligus promosi perguruan tinggi di masyarakat serta upaya pengembangan kelembagaan terutama dikaitkan dengan output yang diperoleh dari kegiatan Kampung Riset.” tuturnya.

Sasaran kegiatan ini yaitu Mahasiswa IAIN Pontianak. Dengan persyaratan mengisi formulir di googleforms: http://bit.ly/2YhsYlj, fotocopy kartu tanda mahasiswa/mahasiswa aktif, menyerahkan fotocopy karya tulis atau karya dokumenter (film). “Output yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini nantinya berupa buku. Hasil dari pengamatan dan riset peserta selama kegiatan berlangsung. Kurang lebih satu minggu peserta akan berbaur dengan masyarakat. Mengamati setiap jengkal kehidupan yang ada di tengah masyarakat.” tutupnya.

Penulis: Septian Utut Sugiatno
Editor: Aspari Ismail




Cegah Plagiasi Karya Tulis, LP2M IAIN Pontianak Adakan Pelatihan Penggunaan Plagiasi Checker

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)–LP2M IAIN Pontianak menyelenggarakan Pelatihan Penggunaan Plagiasi/Similarity Checker Turnitin bagi setiap unit, fakultas, dan prodi di lingkungan IAIN Pontianak, Kamis (25/7)6 bertempat di Ruang VIP Auditorium Abdul Rani Mahmud. Hadir selaku instruktur dari iGroup (Asia Pasific) Limited, Sastriyati, S.E.

Kepala Pusat Penelitian LP2M IAIN Pontianak, Dr. Imron Muttaqin, MA menyebut jika kegiatan ini terlaksana berdasarkan peraturan pusat tentang plagiasi di Perguruan Tinggi yang mana menjadi agenda serius yang dicanangkan oleh pusat dan telah menjadi kebutuhan bagi setiap perguruan tinggi. Oleh karenanya Pusat Penelitian LP2M IAIN Pontianak mulai berlangganan Plagiasi Checker Turnitin sejak tahun lalu dan telah melaksanakan pelatihan singkat untuk menggunakan aplikasi tersebut di tahun pertama.

Lebih lanjut ia mengungkapkan tahun ini harapannya penggunaan plagiasi checker dapat termanfaatkan lebih maksimal. “Hari ini setiap perwakilan unit, fakultas, maupun prodi diberikan pelatihan tentang penggunaan Plagiasi Checker Turnitin sekaligus mengaplikasikannya dalam setiap artikel, paper, jurnal, skripsi, tesis, maupun disertasi dosen. Harapannya pelatihan ini bermanfaat bagi setiap dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa untuk membuat karya yang berkualitas dan bebas dari plagiasi.” ungkapnya.

Salah satu peserta pelatihan, Tatik Hartatik, S.Pd.I., M.IP mengungkapkan pelatihan seperti ini sangat baik mengingat maraknya isu copy paste di kalangan akademisi mapun mahasiswa terutama pada karya tulis ilmiah. Dengan adanya Plagiasi Checker Turnitin yang kita terapkan sebagai rule sebelum menerbitkan karya ilmiah hal ini akan menambah kualitas dari karya ilmiah itu sendiri.

Penulis: Septian Utut Sugiatno
Editor: Aspari Ismail




Avila, Seorang Muallaf yang Ingin Mendalami Islam di IAIN Pontianak

PONTIANAK. (www.iainptk.ac.id) — Namanya Avila Hizkia Erta, seorang muallaf. Ia menetapkan hati untuk menjadi muslim. Memilih untuk mendalami agama di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.

Avila merupakan calon mahasiswa baru IAIN Pontianak. Program studi (Prodi) yang dipilihnya adalah Perbankan Syariah atau Prodi Manajemen Bisnis Islam. Dirinya mengikuti tes tertulis berkaitan dengan pengetahuan umum dan agama serta Tes Potensi Akademik. Kemudian mengikuti tes kebahasaannya, Rabu-Kamis (30-31/7/2019).

Avila menceritakan, dirinya lahirkan dari orang tua yang beragama Katolik. Namun saat dewasa dan bisa menentukan pilihannya, Avila memilih menjadi seorang muslim. Tepat tanggal 5 Ramadhan 1440, atau dua bulan yang lalu Allah memberi hidayah kepada Avila untuk memeluk Islam. Avila mengatakan alasannya memilih Agama Islam karena “Menurut saya Islam itu adalah agama yang benar. Sebenarnya saya sudah tertarik sejak SMA. Cuman baru berani sejak dua bulan yang lalu. Setelah lulus dari SMA dan mendapat pekerjaan” terangnya.

Sang Ayah sudah menerima keputusan Avila untuk menjadi Muslim. “Bapak terima pilihanmu, itu jalanmu, kalau kamu sudah nyaman di situ” begitu ia menirukan komentar ayahnya.

Namun ibu belum dapat menerima, Avila disuruh kembali lagi ke agama sebelumnya. Avila masih menghubungi sang ibu. Namun kadang tidak dibalas. Sekali dibalas Avila disuruh kembali lagi ke agama sebelumnya” kisahnya.

Dr. Firdaus Achmad, M.Hum selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga menyampaikan ke Avila “Ketika kita hijrah, keyakinan yang berbeda dengan orang tua itu tidak menjadi alasan untuk seorang anak memutuskan hubungan dengan orang tuanya. Orangtua punya hak terhadap diri anaknya, selama ia belum menikah. Hak itu bisa saja orangtua mengatur anaknya memiliki keyakinan seperti orang tuanya. Tetapi memilih keyakinan adalah kebebasan individu. Ketepatan Avila sudah memilih Islam sebagai keyakinan. Tapi, ketika Avila memilih pindah keyakinan yang berbeda dengan ibu, itu tidak menjadi alasan bagi Avila untuk memutuskan hubungan dengan ibu. Itulah ajaran dalam Islam begitu. Kita harus tetap berbakti kepada orang tua. Kalau memutuskan hubungan dengan orangtua itu jatuh hukumnya menjadi durhaka” nasihatnya.

“Kalau nanti sekiranya lulus dan menjadi mahasiswa. Belajarnya itu jangan sekedar mencari nilai, tapi belajarnya harus untuk mencari ilmu. Nilai itu hanya konsekuensi dari belajar.” tambah Dr. Firdaus Achmad, M.Hum yang juga merupakan dosen filsafat.

Avila yang saat ini baru belajar membaca Iqro, memiliki tekat yang kuat untuk mendalami bahasa Arab. Serta mau bergabung di Club Bahasa Arab yang ada di IAIN Pontianak. Dengan kuliah, perempuan kelahiran Anjungan ini berharap, suatu saat nanti cita-citanya yang ingin menjadi dosen di bidang Ekonomi Islam dapat terkabul.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Kesan Calon Mahasiswa terhadap IAIN Pontianak

PONTIANAK. (www.iainptk.ac.id)–Tim Humas IAIN Pontianak sengaja mewawancarai beberapa calon mahasiswa baru terkait kesan yang mereka rasakan ketika berada di kampus yang terletak di jantung kota Pontianak itu, Rabu (31/7).

Salah satu calon mahasiswa yang bernama Sulaiman Hartono, yang merupakan lulusan dari MAS yang ada di Kubu Raya mengatakan “Kebersihan di IAIN Pontianak bagus, satpamnya juga baik. Saya dapat informasi tentang IAIN dari teman yang juga kuliah di IAIN Pontianak. Saya mengambil prodi Hukum Keluarga Islam dan Pendidikan Agama Islam.” ujarnya.

Ditempat terpisah, Sri Mulyani Putri Siregar, yang juga merupakan calon mahasiswa baru mengatakan “Saya tahu IAIN Pertama kali dari kakak kelas yang juga kuliah di sini. Tentang kebersihan di IAIN lumayanlah. Saya tahu ruangan tes diarahkan oleh Pak Satpam, satpamnya ramah. Pas saya datang langsung di sapa ruang berapa dek? Dan langsung diarahkan. Harapan saya, semoga bisa lulus dan kuliah di IAIN Pontianak. Cita-citanya ingin jadi PNS.” terangnya.

Calon Mahasiswa yang ketiga bernama Rizki Amalia, dari SMA Muhammadiyah Pontianak. “Saya tahu IAIN dari kakak yang juga kuliah di sini semester 3. Kesan Saya masuk ke IAIN, menyenangkan. Bisa membuka peluang bagi saya untuk lebih mendalami agama. Prodi yang saya pilih adalah prodi Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah. Saya tahu ruang tes dari mengecek satu hari sebelum tes. Tentang kebersihan IAIN lumayan bersih. Satpamnya juga baik, mengarahkan saya menyimpan motor dimana biar rapi.” tuturnya tersenyum.

Terakhir komentar dari Isnatul Dwi Cahyanti, dari Sekolah SMKN 5. “Saya tahu IAIN dari kakak yang kuliah disini. Saya tertarik kuliah di IAIN karena jurusannya. Prodi yang saya pilih adalah Perbankan Syarian dan Prodi Akuntansi Syariah. IAIN sangat strategis lokasinya, mudah diketahui. Satpamnya baik, bagus, membantu saya untuk parkir, serta tegas dalam bekerja. Kebersihannya saya suka, lantainya bersih, toiletnya juga bersih.” pungkasnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




158 Calon Mahasiswa Absen di SPMB IAIN Pontianak

PONTIANAK. (www.iainptk.ac.id)–Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) selama dua hari, Selasa-Rabu (30-31/07).

Melihat data terakhir dari 1.096 peserta yang mendaftar test, terdapat 158 calon mahasiswa yang tidak mengikuti tes. Sehingga 938 calon mahasiswa akan menunggu apakah mereka lulus atau tidak. Bagi yang dinyatakan lulus, calon mahasiswa akan melakukan daftar ulang dan bisa menjadi mahasiswa di Kampus Islam Negeri yang merupakan satu-satunya di Kalimantan Barat.

Setelah melakukan tes tentang Pengetahuan Umum dan Agama, Tes Potensi Akademik dan Tes Kebahasaan. Kini tiba masa menunggu hasil pengumuman yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Agustus 2019. Serta pada hari Jumat, 09 Agustus, calon mahasiswa akan mengetahui kelompok Uang Kuliah Tunggal (UKT)-nya. Selang beberapa hari berikutnya calon mahasiswa yang dinyatakan lulus, melakukan pembayaran UKT dan daftar ulang pada tanggal 12 hingga 15 Agustus 2019.

Kepala Subbag Administrasi Akademik, Syarif Akhmad Fauzi menjelaskan, “Jumlah pendaftar jalur seleksi mandiri mencapai 1.096 orang, jumlah yang tidak hadir dalam pelaksanaan tes berjumlah 158 orang artinya ada sekitar 14.5 % yang tidak hadir. Kemungkinan mereka yang tidak hadir dalam pelaksanaan tes itu sudah lulus di perguruan tinggi lain. Mengingat pada saat pendaftaran ditutup tanggal 5 Juli 2019. Kemudian tanggal 9 Juli Pengumuman Jalur SBMPTN di Perguruan Tinggi Umum. Kendati demikian banyaknya peserta yang absen pada saat ujian ini tidak membuat peta persaingan masuk IAIN Pontianak menjadi mudah. Sebab tidak menurunkan standar kompetensi dari serangkaian tes yang dilakukan” jelasnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Sekdes Sui Bakau Kecil: Kami Bangga Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Datang Mengabdi

SUI BAKAU KECIL (www.iainptk.ac.id)– Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Integratif IAIN Pontianak Posko 37 yang diketuai oleh Faiz merasa senang dengan sambutan perangkat Desa Sui Bakau Kecil, Kabupaten Mempawah.

Mahasiswa IAIN Pontianak tiba di lokasi KKL disambut dengan ramah oleh perangkat desa diantaranya Sekretaris Desa, Kepala Dusun, serta Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Bakau Kecil, Senin (22/07).

Samsul Hidayat selaku Dosen Pembimbing menyerahkan Mahasiswa KKL Posko 37 yang bertempat di Bakau Kecil kepada perangkat desa. Samsul memberikan pesan kepada mahasiswa untuk tetap menjaga etika. “Kepada segenap perangkat Desa Bakau Kecil saya serahkan Mahasiswa KKL posko 37 kepada masyarakat disini khususnya dan saya berpesan kepada mahasiswa yang sedang menjalankan KKL untuk secepatnya beradaptasi kepada masyarakat dan menjaga sopan santun. Tujuan dari KKL ialah belajar dengan masyarakat bukan mengajari masyarakat,” tegasnya.

Ahmad Sahari selaku Sekretaris Desa Bakau Kecil menyambut kedatangan mahasiswa dengan senang hati karena Desa Bakau Kecil dipercaya mahasiswa yang sedang KKL. Sekdes merasa bangga dengan kedatangan mahasiswa. “Saya menerima mahasiswa dengan tangan terbuka dan juga akan melibatkan mahasiswa pada kegiatan khusus yaitu Idul Adha dan 17 Agustus 2019. Saya juga mempersilahkan mahasiswa untuk bisa mengunjungi kantor desa dan bisa meminta data tentang kependudukan. Insya Allah tempat yang kami siapkan aman dan sangat strategis (dekat dengan pendidikan, tempat ibadah, dan pasar Desa Bakau Kecil) ,” ucapnya.

Salah satu peserta KKL posko 37 Bakau Kecil, Bimo, merasa senang dengan keramahan perangkat desa yang telah menyambut kedatangan mahasiswa KKL IAIN Pontianak.
“Alhamdulillah kami disambut dengan terbuka serta ramah oleh perangkat desa khususnya sekdes dan diberikan kesempatan untuk mengabdi kepada masyarakat Bakau Kecil yang semoga kami disini dapat belajar kepada masyarakat dengan baik dan bisa memberikan yang terbaik untuk Desa Bakau Kecil dan kampus tercinta kami.” ujarnya.

Penulis: Faizurrohman
Editor: Aspari Ismail




Rakor Reformasi Birokrasi, Inilah Pesan Menteri Agama dan Tanggapan Rektor IAIN Pontianak

BOGOR (www.iainptk.ac.id)–“Kebanyakan kita terjebak pada rutinitas. Maka rapat koordinasi (rakor) ini hendaknya tidak sekedar ritualistik seremonial. Kita harus tahu betul sebenarnya yang akan direformasi pada birokrasi rutin kita di satker masing-masing”. Hal itu dinyatakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ketika membuka Rapat Koordinasi Reformasi Birokrasi di Bogor, Senin (29/7/2019).

Pada rakor ini saya akan ingatkan 6 poin.
1. Regulasi, birokrasi orientasinya ritual proses. Beda dengan usaha yang orientasinya hasil. Birokrasi bicara cara, prosedur, dan ini terkait regulasi. Maka analisislah regulasi yang ada. Apakah masih sesuai apa tidak. Jangan sampai regulasi ketinggalan zaman. suatu inovasi misalnya tidak bisa dieksekusi jika tidak ada regulasi, landasan pijak. Pada bagian ini Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA menanggapi bahwa regulasi berupa SK rektor terkait semua yang berhubungan dengan kepemimpinan IAIN telah dan sedang diadakan. Terutama yang menjadi turunan dari PMA yang mengatur STATUTA dan ORTAKER.

2. Tata laksana. Sekali lagi adalah prosedural. Seperti Standar Operasional Prosedur (SOP)nya bagaimana. Pada bagian tata laksana ini Rektor IAIN Pontianak menyatakan telah mewujudkan sejumlah SOP, dan hal lain yang terkait dengan tata laksana.

3. Terkait SDM, tentang penataan dan penempatan SDM. Apakah sudah sesuai kompetensi pada bidangnya apa tidak. Tempatkanlah seseorang sesuai kapasitasnya. Kadang kita ada pada posisi dilematis saat harus merotasi. Resikonya akan ada pada sisi tertentu jika harus memutasi dengan orang baru maka dia akan memulai dari awal. Mutasi kadang memang diperlukan dalam rangka merefresh, melakukan penyegaran suasana kerja. Tapi lakukanlah penempatan sekecil mungkin yang dapat mendatangkan mudhorat.

4. Zona integritas. Hendaknya setiap satuan kerja betul-betul mampu menerapkan zona integritas. Dalam hal zona integritas ini IAIN Pontianak, kata Rektor Syarif telah menyusun dan menempatkan person-person serta meng-SK-kan Tim terkait 6 langkah perubahan. Saat ini sedang direncanakan waktu launching zona integritas.

5. Akuntabilitas. Khususnya dalam hal laporan-laporan pelaksanaan kegiatan harus akuntabel. Harus teruslah diperbaiki dan disempurnakan upaya terkait akuntabilatas ini. Dalam hal akuntabilitas ini Rektor IAIN Pontianak mengambil kebijakan memfungsikan full Satuan Pengawas Internal (SPI). Setidaknya dalam dua hal yaitu, SPI diwajibkan menilai kelayakan RAB pada setiap TOR program yang diajukan oleh fakultas/unit kerja. Yang kedua, SPI diberikan Surat Tugas Khusus oleh Rektor untuk mengaudit setiap laporan kegiatan yang disampaikan oleh pengampu POK. Di samping itu, layanan pembayaran non tunai telah terwujud 100%.

6. Peningkatan Kualitas Pelayanan. Lakukan cara yang tepat, cepat, dan terpercaya dalam melakukan layanan. Di era digital seperti sekarang ini harus mengikuti keadaan saat ini di mana semua yang kita lakukan dengan mudah dan cepat dilihat oleh dunia. Maka dalam hal layanan manfaatkan betul sosial-media. Lakukan digitalisasi layanan. Manfaatkan era digital ini sebagai publikasi area. Informasi dan klarifikasi secara digital ini merupakan bentuk pelayanan kepada masyarakat. Demikian pungkas Menteri Agama. Dalam hal ini pun rektor menegaskan bahwa IAIN Pontianak telah melakukan beberapa hal seperti diwujudkannya daftar ulang secara online. Mahasiswa saat ini tidak perlu antri panjang di kampus untuk daftar ulang kuliah. Sekarang mereka cukup daftar ulang dari dari kampung halaman dengan transfer di ATM atau dari ponsel mereka.

Layanan ini dapat menghemat cost bagi para mahasiswa. Saat ini juga sedang dibangun infrastruktur system layanan terintegrasi (integrated service system).

Yang Kedua, rakor ini kata Menag, menekankan sinergisitas antar satker kita. Kita tidak cukup melakukan reformasi birokrasi sendiri. Kita memiliki 4.590 satker. Maka kita jangan berfikir bekerja sendiri. Kita harus bergerak bersama.

Perhatikan dan lakukan sinergisitas antar satker. Maka kita harus mampu bertenggang-rasa. Untuk itu yang pertama, kita jangan melakukan hal-hal negatif karena akan melibatkan bagian kita yang lain. Jangan pernah berfikir individual dalam keluarga besar. Kedua, tularkan prestasi bagi yang telah berprestasi. Berbagi pengalaman dan trik-trik keberhasilan. Jangan nikmati sendiri keberhasilan itu, sekali lagi berbagilah. Ingat inspirasi 3 mantra pada rakernas kita yaitu “moderasi, integrasi data, dan kebersamaan”.

Berikutnya, perhatikn serapan anggaran kita. Pertama, Lihat program mana yang tidak mungkin dieksekusi, lalu segera lakukan revisi. Lakukan analisa SWOT dalam menyisir program. Jangan terperosok berkali-kali dalam lubang yang sama. Maka pimpinan harus turun tangan. Ini era bukan zamannya lagi pemimpin duduk manis di belakang meja. Kedua, lihat perencanaan 2020. Perhatikan 3 mantra kita di rakernas “moderasi, integrasi data, dan kebersamaan” tadi.

“Lakukan sinkronisasi program terhadap 3 mantra itu. Jangan ritualistik lagi. Bongkar program yang tidak relevan” tegasnya.

Di akhir sambutan ini saya sampaikan, “Penting bekerja dengan ilmu dan wawasan. Tetapi tidak kalah pentingnya bekerja dengan cinta. Pemimpin harus menularkan ruh kerja dengan cinta ini kepada yang dipimpin. Jika kerja hanya rutinitas itu tak punya makna. Tak punya ruh. Kalau begitu apa bedanya dengan robot. Maka diperlukan pemaknaan atas semua yang kita kerjaan. Untuk apa kita bekerja dan berkinerja. Jika dengan cinta, maka semua hambatan dan masalah akan dapat kita lewati dengan baik dan sukses” nasihat Menag berkharisma.

Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail