Walau Gelap, Mahasiswa KKL IAIN Pontianak di Natuna Tetap Ajar Anak-anak Membaca al-Qur’an

NATUNA (www.iainptk.ac.id)—Sebagai umat Islam, mempelajari al-Qur’an adalah sebuah kewajiban. Bahkan, pembelajaran itu dimulai sejak usia dini hingga lanjut usia. Terbukti dengan didominasinya tempat-tempat mengaji oleh mereka yang berusia belia.

Mengaji di masjid bagi sebagian orang adalah hal yang biasa. Namun, bagaimana jika di masjid tersebut gelap gulita lantaran listrik padam?

Banyak orang yang berpikir pengajian tersebut bubar. Namun, dugaan itu kurang tepat. Di masjid Al-Munawwaroh, Desa Limau Manis, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna contohnya. Malam tadi, anak-anak tetap mengaji walau listrik padam.

Asrap, mahasiswa KKL IAIN Pontianak yang mengajar menjelaskan, bahwa semangat anak-anak dalam belajar al-Qur’an menjadi cahaya tersendiri.

“Saya melihat semangat anak-anak dalam belajar membaca al-Qur’an sehingga tetap mengajar mereka walau keadaan gelap” ujar mahasiswa yang juga menjadi mahasantri Ma’had Al-Jamiah ini.

Memang beberapa hari ini keadaan listrik di desa Limau Manis mengalami gangguan. Sehingga terjadi pemadaman secara berkala, termasuk di waktu Maghrib.

Sebelumnya memang mahasiswa KKL IAIN Pontianak mengadakan pengajian al-Qur’an selepas sholat Maghrib berjamaah di masjid. Mereka merasa perlu untuk melaksanakan kegiatan positif kepada anak-anak Desa Limau Manis.

“Mengaji disini enak. Selain belajar membaca, kami juga belajar tajwid dan membetulkan huruf (makhrijal huruf)” ujar Nasril, siswa SMP yang setiap Maghrib selalu hadir untuk belajar bersama.

Ia datang tak hanya sendiri, melainkan juga bersama Nazrimah, sang adik. “Selama ngaji disini, baru sekarang belajarnya asik” tuturnya. Memang mahasiswa IAIN Pontianak ini menerapkan metode yang lain dari biasanya. Jika mengaji guru hanya mendengar murid membaca dan menegur apabila ada kesalahan, maka cara yang diterapkan mahasiswa ini adalah dengan memberikan penguatan materi tentang hukum tajwid dan makhrijal huruf.

Kehadiran mahasiswa disini dirasa memberikan warna pada desa Limau Manis ini. Apalagi menurut pengurus masjid, dulu pernah ada guru yang mengajar mengaji. Kini guru tersebut melanjutkan studinya sehingga pembelajaran al-Qur’an menjadi vakum.

Kehadiran mahasiswa juga diharapkan dapat menjadi inspirasi pembentukan kelompok pembelajaran al-Qur’an agar anak-anak dapat membaca dan mengamalkan ajaran kitab suci mereka.

Penulis: Ega Wahyu P
Editor: Aspari Ismail




Inilah Jadwal Daftar Ulang Mahasiswa IAIN Pontianak

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)– Daftar ulang semester ganjil tahun akademik 2019-2020 bagi mahasiswa semester tiga ke atas IAIN Pontianak dijadwalkan pada 5 s.d 9 Agustus 2019.

Berikut ini proses pembayaran daftar ulang di BANK SYARIAH MANDIRI.

[pdf-embedder url=”https://iainptk.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/NEW_IAIN-Ptk_Sosialisasi_Pembayaran_Online-Mahasiswa-Baru-2019.pdf” width=”fullscreen”]




Gedung Sekolah Direnovasi, Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Mengajar dan Buka Bimbel di Posko

WAJOK HILIR (www.iainptk.ac.id)—SD Negeri 16 Siantan, Dusun Parit H.Kadir Desa Wajok Hilir, Kecamatan Jungkat Kabupaten Mempawah sedang direnovasi. Aktivitas proses belajar mengajarpun untuk sementara dilaksanakan di posko-posko sementara, seperti di masjid dan di rumah warga. Mahasiswa KKL IAIN Pontianak kelompok 52 yang bertugas di daerah tersebut turut mengabdikan ilmunya pun ikut andil mengajar murid-murid di posko sementara itu. Meskipun belajar di posko, murid-murid tetap semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Rahman, “Antusias anak-anak dalam menuntut ilmu sangatlah besar meskipun harus belajar di posko-posko sementara. Mereka datang tepat waktu, dan aktif berinteraksi ketika aktivitas proses belajar mengajar sedang berlangsung.
Melihat antusias anak-anak yang tetap semangat, membuat mahasiswa pun lebih bersemangat lagi dalam mengajar dan berbagi ilmu untuk mereka, meskipun dengan kondisi yang tidak memungkinkan. Semoga sekolah yang direnovasi dapat segera terselesaikan sehingga, proses belajar mengajar dapat kembali berjalan sebagaimana mana mestinya” harapnya.

Selain mengajar saat jam sekolah, mahasiswa KKL ini juga membuat program bimbingan belajar (bimbel). Hal itu dapat menunjang aktifitas belajar anak. Selain mereka harus mempunyai waktu untuk bermain, mengulang materi yang dipelajari di sekolah juga sangat penting.

Bimbingan yang diberikan oleh mahasiswa KKL sesuai dengan kebutuhan anak-anak mulai dari membantu mengerjakan PR, mengajarkan doa sehari-hari, belajar membaca dan praktik sholat. Semua diajarkan secara suka rela atau gratis.

Posko kelompok 52 tepatnya di rumah ibu Ana Maryana menjadi pusat Bimbel yang dilaksanakan setiap hari Senin dan Kamis mulai dari jam 15:30-16:30. Semua anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut, bahkan mereka datang lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan. Dari adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan anak anak, dan mempererat hubungan silaturahim antara mahasiswa dan murid-murid.

Penulis: Ani Saputri
dan Rasidatul Haulah
Editor: Aspari Ismail




Kampung Riset IAIN Pontianak Terpesona Daya Tarik Tayan Hilir

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)–“Jembatan Tayan menjadi objek wisata sekaligus ikon Kabupaten Sanggau yang membuka mata setiap orang betapa berharganya daerah ini dengan sejuta pesona melalui potensi wisata, sejarah, dan budayanya. Atas dasar itulah kami memilih Tayan Hilir sebagai salah satu lokasi Kampung Riset 2019.” Hal tersebut yang dikatakan oleh Ketua LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, SH., M.Hum saat diwawancara mengenai alasan pemilihan salah satu lokasi Kampung Riset, Selasa (30/7/2019).

Kampung Riset sendiri akan dilaksanakan pada 19 s.d. 24 Agustus 2019 di Kabupaten Sanggau. Masih menurutnya, Tayan Hilir memiliki begitu banyak potensi terpendam yang perlu diekpose dan terdokumentasikan ke khalayak ramai. “Sebagian orang mengenal Tayan Hilir hanya jembatannya saja. Namun sebenarnya masih banyak hal yang terpendam dan tak terdengar oleh masyarakat mengenai Tayan Hilir. Justru hal itulah yang menginspirasi kami melaksanakan program Kampung Riset di Kecamatan Tayan Hilir. Semoga program ini dapat mendokumentasikan berbagai hal tentang keindahan objek wisata, budaya, sejarah, dan sosial kemasyarakatan yang ada di Tayan Hilir.” tuturnya.

Sekretaris Camat Tayan Hilir, Ade Wawan J mengucapkan terima kasih atas terpilihnya Kecamatan Tayan Hilir sebagai salah satu lokasi dilaksanakannya kegiatan Kampung Riset. Pihaknya pun meminta kepada setiap mahasiswa nantinya untuk mentransfer ilmu yang didapatkannya selama kuliah kepada masyarakat.

Sementara itu, Kepala Desa Pedalaman, Sunarto mengapresiasi rencana pelaksanaan kegiatan Kampung Riset di Desa Pedalaman, Tayan Hilir. Ia berharap kegiatan Kampung Riset dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. “Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat desa setempat dan IAIN Pontianak khususnya. Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyediakan lokasi menginap peserta selama kegiatan berlangsung.” ungkapnya.

Ia pun berharap semoga kegiatan ini turut membantu mengekplore potensi wisata dan aspek menarik lainnya yang ada di Tayan Hilir, khususnya di Desa Pedalaman.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Camat Kapuas Sanggau Dukung Program Kampung Riset IAIN Pontianak

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)–Salah satu lokasi Kegiatan Kampung Riset 2019 di Kecamatan Sungai Kapuas. LP2M IAIN Pontianak bersilaturahmi ke ruang kerja Camat Kapuas, Drs. Alipius, M.Si, Senin (29/7/2019) Jalan Ilir Kota, Kapuas, Ilir Kota, Sanggau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Pertemuan tersebut membicarakan pelaksanaan Kampung Riset di beberapa desa yang ada di Kecamatan Kapuas sekaligus meminta izin untuk melaksanakan kegiatan tersebut selama sepekan mulai tanggal 19 s.d. 24 Agustus 2019.

Ketua LP2M, Sukardi, SH., M.Hum mengungkapkan, Kabupaten Sanggau dengan segala potensinya memiliki begitu banyak objek wisata dan peninggalan sejarah yang menarik untuk diamati dan dikaji lebih dalam. Salah satu objek wisata sekaligus peninggalan sejarah yang terkenal di masyarakat Sanggau yaitu Keraton Surya Negara. Keraton ini terletak di Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau. Selain itu objek wisata lainnya seperti Air Terjun Pancur Aji, Batu Posok, Air Terjun Nopan, Danau Belimbing, Batu Sampai, Masjid Jami’ Sanggau, Makam Raja Sanggau, dan lain sebagainya.

“Tahun ini kami memilih Sanggau sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan Kampung Riset. Setelah di tahun-tahun sebelumnya kami juga sudah melaksanakannya di Sambas, Ketapang, dan Kubu Raya. Banyak hal menarik di Sanggau yang nantinya akan kami explore dalam bentuk tulisan dan akan kami jadikan beberapa buku karya mahasiswa dan dosen pembimbing.” jelasnya.

Rencana Kegiatan Kampung Riset ini pun diapresiasi oleh Camat Kapuas, Drs. Alipius, M.Si. Pada prinsipnya ia mendukung Kegiatan Kampung Riset. Apalagi ini untuk kepentingan banyak pihak. Pihaknya pun mempersilahkan LP2M untuk menentukan desa mana yang akan dijadikan lokasi pengabdian dan riset.

“Setidaknya ada 24 kelurahan/desa di Kecamatan Kapuas. Beberapa di antaranya ada Bunut, Beringin, Sungai Sengkuang, Tanjung Sekayam, Penyeladi, dan banyak lagi yang lainnya. Silahkan bapak pilih kira-kira desa mana yang akan dijadikan sebagai lokasi pengabdian maupun riset.” terangnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Rektor IAIN Pontianak Tancapkan Tiang Pertama Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)– IAIN Pontianak terus berbenah meningkatkan kualitas pendidikan. Diantaranya dengan melakukan pembangunan gedung perkuliahan untuk menyesuaikan kebutuhan ruang belajar seiring bertambahnya jumlah mahasiswa setiap tahunnya.

Setelah berhasil membangun Gedung Tower A, Gedung Tower B dan Gedung Tower C, tahun ini IAIN Pontianak diamanahi negara untuk membangun Gedung Laboratorium Terpadu.

Tepat di hari Jumat yang berkah (2/8/2019) pagi, Rektor IAIN Pontianak Dr. Syarif, MA secara resmi melakukan Ground Breaking atau memancang tiang pertama pembangunan gedung laboratorium terpadu. “Dengan memanjatkan doa dan bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw, berharap pembangunan ini berjalan dengan lancar sesuai jadwal” katanya.

“Tahun ini kembali kita dipercaya oleh negara dengan dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk membangun gedung. Kita dipercaya oleh negara, artinya kita dibantu untuk melaksanakan pembangunan anak bangsa. Kita hanya bisa merencanakan pembangunan anak bangsa, dengan mengelola mulai dari administrasi kemahasiswaan, administrasi keuangan, administrasi kepegawaian, administrasi umum, itu yang bisa kita lakukan.” terangnya.

“Kita belum bisa membangun gedung sendiri, karena PNBP kita sekarang ini masih kecil. Artinya tidak mungkin kita membangun gedung dengan biaya sendiri. Bahkan untuk kebutuhan harian dan kebutuhan perkuliahan terhadap mahasiswa itu, pemerintah harus subsidi. Tahun ini kita kebagian dari SBSN 25 milyar, tahun depan kita berikhtiar mengajukan bantuan pembangunan gedung kuliah melalui dana SBSN lagi.” jelas rektor.

Sumarman, S.Ag sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu menyampaikan “Kita merencanakan pembangunan gedung ini 7 lantai, semakin ke atas semakin mengecil. Kira-kira gambaran sederhananya itu seperti seperempat pyramid. Lantai dasar akan menjadi basement, lantai 2 akan menjadi perpustakaan, lantai 3 untuk perkantoran, lantai 4 untuk lab studio audio, studio foto dan studio video. Lantai 5 untuk lab komputer, lantai 6 lab bahasa dan lantai 7 ruang server untuk jaringan internet kita.” ujarnya.

“Kita menata ruang itu seefektif dan efisien mungkin, supaya kedepan tidak terjadi perpindahan ruangan lagi dan kita berharap disitulah seterusnya. Saat ini laboratorium bahasa dan laboratorium komputer masih menggunakan ruang perkuliahan. Laboratorium komputer saja sudah 5 kali pindah, harapannya setelah ada gedung ini, lab itu tidak ada pindah-pindah lagi” paparnya.

Kabag Umum itu melanjutkan, “Sebenarnya kita tidak bisa menyulap ruang kuliah menjadi ruang lab. Karena setiap lab itu memiliki kebutuhan dan ciri khasnya masing-masing. Seperti Lab Radio harus memiliki ruang kedap suara dan lab komputer kabelnya harus sudah tidak berada di atas lantai lagi. Itulah kenapa gedung ini harus segera di bangun.” tuturnya.

“Pelaksanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu ini selama 155 hari kalender dengan masa pemeliharaan 180 hari, sehingga totalnya 335 hari. Terhitung dari tanggal 30 Juli sampai 31 Desember 2019 untuk masa pelaksanaan. Kemudian untuk masa pemeliharaan dari 1 Januari sampai 29 Juni 2020. Mudah-mudahan lancar, tidak ada hambatan dan kita berharap semuanya on time, on the track. Mudah-mudahan di bulan Februari tahun 2020 gedung ini sudah bisa kita manfaatkan.” tutupnya.

Tampak hadir para pimpinan IAIN Pontianak, mulai rektor hingga pejabat eselon pada acara itu. Usai berdoa dan membaca shalawat, rektor melakukan penancapan tiang pertama pembangunan gedung tersebut.

Penulis: Bambang Eko Priyatno
Editor: Aspari Ismail




Kampung Riset, Program Unggulan LP2M IAIN Pontianak

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)—Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak kembali akan menyelenggarakan salah satu program unggulannya yaitu Kampung Riset pada 19 s.d. 24 Agustus 2019. Kali ini kegiatan akan dilaksanakan di Kabupaten Sanggau.

Pendaftaran peserta Kampung Riset dimulai 22 Juli sampai 9 Agustus 2019. Waktu pendaftraan selama jam kerja, pukul: 08.00-15.00 WIB. Tempat pendaftaran di Subag TU LP2M IAIN Pontianak.

Ketua LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, SH., M.Hum menyatakan, “Kampung Riset merupakan satu-satunya kegiatan yang didesain khusus dalam format prakatik penelitian yang didampingi langsung oleh para dosen profesional di bidangnya. Mulai dari perencanaan, implementasi dalam pengumpulan data, pelaporan hingga penulisan artikel ilmiah dan buku” terangnya.

Ia menambahkan, “Tujuan kegiatan ini yaitu, pertama, memberikan pengalaman belajar secara langsung di masyarakat, sehingga mahasiswa empati dan peduli terhadap permasalahan masyarakat. Kedua, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk meneliti dengan cara mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapatkan di kampus dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, membantu menumbuhkembangkan institusi yang ada di masyarakat. Keempat, sarana sosialisasi sekaligus promosi perguruan tinggi di masyarakat serta upaya pengembangan kelembagaan terutama dikaitkan dengan output yang diperoleh dari kegiatan Kampung Riset.” tuturnya.

Sasaran kegiatan ini yaitu Mahasiswa IAIN Pontianak. Dengan persyaratan mengisi formulir di googleforms: http://bit.ly/2YhsYlj, fotocopy kartu tanda mahasiswa/mahasiswa aktif, menyerahkan fotocopy karya tulis atau karya dokumenter (film). “Output yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini nantinya berupa buku. Hasil dari pengamatan dan riset peserta selama kegiatan berlangsung. Kurang lebih satu minggu peserta akan berbaur dengan masyarakat. Mengamati setiap jengkal kehidupan yang ada di tengah masyarakat.” tutupnya.

Penulis: Septian Utut Sugiatno
Editor: Aspari Ismail




Cegah Plagiasi Karya Tulis, LP2M IAIN Pontianak Adakan Pelatihan Penggunaan Plagiasi Checker

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)–LP2M IAIN Pontianak menyelenggarakan Pelatihan Penggunaan Plagiasi/Similarity Checker Turnitin bagi setiap unit, fakultas, dan prodi di lingkungan IAIN Pontianak, Kamis (25/7)6 bertempat di Ruang VIP Auditorium Abdul Rani Mahmud. Hadir selaku instruktur dari iGroup (Asia Pasific) Limited, Sastriyati, S.E.

Kepala Pusat Penelitian LP2M IAIN Pontianak, Dr. Imron Muttaqin, MA menyebut jika kegiatan ini terlaksana berdasarkan peraturan pusat tentang plagiasi di Perguruan Tinggi yang mana menjadi agenda serius yang dicanangkan oleh pusat dan telah menjadi kebutuhan bagi setiap perguruan tinggi. Oleh karenanya Pusat Penelitian LP2M IAIN Pontianak mulai berlangganan Plagiasi Checker Turnitin sejak tahun lalu dan telah melaksanakan pelatihan singkat untuk menggunakan aplikasi tersebut di tahun pertama.

Lebih lanjut ia mengungkapkan tahun ini harapannya penggunaan plagiasi checker dapat termanfaatkan lebih maksimal. “Hari ini setiap perwakilan unit, fakultas, maupun prodi diberikan pelatihan tentang penggunaan Plagiasi Checker Turnitin sekaligus mengaplikasikannya dalam setiap artikel, paper, jurnal, skripsi, tesis, maupun disertasi dosen. Harapannya pelatihan ini bermanfaat bagi setiap dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa untuk membuat karya yang berkualitas dan bebas dari plagiasi.” ungkapnya.

Salah satu peserta pelatihan, Tatik Hartatik, S.Pd.I., M.IP mengungkapkan pelatihan seperti ini sangat baik mengingat maraknya isu copy paste di kalangan akademisi mapun mahasiswa terutama pada karya tulis ilmiah. Dengan adanya Plagiasi Checker Turnitin yang kita terapkan sebagai rule sebelum menerbitkan karya ilmiah hal ini akan menambah kualitas dari karya ilmiah itu sendiri.

Penulis: Septian Utut Sugiatno
Editor: Aspari Ismail




Avila, Seorang Muallaf yang Ingin Mendalami Islam di IAIN Pontianak

PONTIANAK. (www.iainptk.ac.id) — Namanya Avila Hizkia Erta, seorang muallaf. Ia menetapkan hati untuk menjadi muslim. Memilih untuk mendalami agama di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.

Avila merupakan calon mahasiswa baru IAIN Pontianak. Program studi (Prodi) yang dipilihnya adalah Perbankan Syariah atau Prodi Manajemen Bisnis Islam. Dirinya mengikuti tes tertulis berkaitan dengan pengetahuan umum dan agama serta Tes Potensi Akademik. Kemudian mengikuti tes kebahasaannya, Rabu-Kamis (30-31/7/2019).

Avila menceritakan, dirinya lahirkan dari orang tua yang beragama Katolik. Namun saat dewasa dan bisa menentukan pilihannya, Avila memilih menjadi seorang muslim. Tepat tanggal 5 Ramadhan 1440, atau dua bulan yang lalu Allah memberi hidayah kepada Avila untuk memeluk Islam. Avila mengatakan alasannya memilih Agama Islam karena “Menurut saya Islam itu adalah agama yang benar. Sebenarnya saya sudah tertarik sejak SMA. Cuman baru berani sejak dua bulan yang lalu. Setelah lulus dari SMA dan mendapat pekerjaan” terangnya.

Sang Ayah sudah menerima keputusan Avila untuk menjadi Muslim. “Bapak terima pilihanmu, itu jalanmu, kalau kamu sudah nyaman di situ” begitu ia menirukan komentar ayahnya.

Namun ibu belum dapat menerima, Avila disuruh kembali lagi ke agama sebelumnya. Avila masih menghubungi sang ibu. Namun kadang tidak dibalas. Sekali dibalas Avila disuruh kembali lagi ke agama sebelumnya” kisahnya.

Dr. Firdaus Achmad, M.Hum selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga menyampaikan ke Avila “Ketika kita hijrah, keyakinan yang berbeda dengan orang tua itu tidak menjadi alasan untuk seorang anak memutuskan hubungan dengan orang tuanya. Orangtua punya hak terhadap diri anaknya, selama ia belum menikah. Hak itu bisa saja orangtua mengatur anaknya memiliki keyakinan seperti orang tuanya. Tetapi memilih keyakinan adalah kebebasan individu. Ketepatan Avila sudah memilih Islam sebagai keyakinan. Tapi, ketika Avila memilih pindah keyakinan yang berbeda dengan ibu, itu tidak menjadi alasan bagi Avila untuk memutuskan hubungan dengan ibu. Itulah ajaran dalam Islam begitu. Kita harus tetap berbakti kepada orang tua. Kalau memutuskan hubungan dengan orangtua itu jatuh hukumnya menjadi durhaka” nasihatnya.

“Kalau nanti sekiranya lulus dan menjadi mahasiswa. Belajarnya itu jangan sekedar mencari nilai, tapi belajarnya harus untuk mencari ilmu. Nilai itu hanya konsekuensi dari belajar.” tambah Dr. Firdaus Achmad, M.Hum yang juga merupakan dosen filsafat.

Avila yang saat ini baru belajar membaca Iqro, memiliki tekat yang kuat untuk mendalami bahasa Arab. Serta mau bergabung di Club Bahasa Arab yang ada di IAIN Pontianak. Dengan kuliah, perempuan kelahiran Anjungan ini berharap, suatu saat nanti cita-citanya yang ingin menjadi dosen di bidang Ekonomi Islam dapat terkabul.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Kesan Calon Mahasiswa terhadap IAIN Pontianak

PONTIANAK. (www.iainptk.ac.id)–Tim Humas IAIN Pontianak sengaja mewawancarai beberapa calon mahasiswa baru terkait kesan yang mereka rasakan ketika berada di kampus yang terletak di jantung kota Pontianak itu, Rabu (31/7).

Salah satu calon mahasiswa yang bernama Sulaiman Hartono, yang merupakan lulusan dari MAS yang ada di Kubu Raya mengatakan “Kebersihan di IAIN Pontianak bagus, satpamnya juga baik. Saya dapat informasi tentang IAIN dari teman yang juga kuliah di IAIN Pontianak. Saya mengambil prodi Hukum Keluarga Islam dan Pendidikan Agama Islam.” ujarnya.

Ditempat terpisah, Sri Mulyani Putri Siregar, yang juga merupakan calon mahasiswa baru mengatakan “Saya tahu IAIN Pertama kali dari kakak kelas yang juga kuliah di sini. Tentang kebersihan di IAIN lumayanlah. Saya tahu ruangan tes diarahkan oleh Pak Satpam, satpamnya ramah. Pas saya datang langsung di sapa ruang berapa dek? Dan langsung diarahkan. Harapan saya, semoga bisa lulus dan kuliah di IAIN Pontianak. Cita-citanya ingin jadi PNS.” terangnya.

Calon Mahasiswa yang ketiga bernama Rizki Amalia, dari SMA Muhammadiyah Pontianak. “Saya tahu IAIN dari kakak yang juga kuliah di sini semester 3. Kesan Saya masuk ke IAIN, menyenangkan. Bisa membuka peluang bagi saya untuk lebih mendalami agama. Prodi yang saya pilih adalah prodi Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah. Saya tahu ruang tes dari mengecek satu hari sebelum tes. Tentang kebersihan IAIN lumayan bersih. Satpamnya juga baik, mengarahkan saya menyimpan motor dimana biar rapi.” tuturnya tersenyum.

Terakhir komentar dari Isnatul Dwi Cahyanti, dari Sekolah SMKN 5. “Saya tahu IAIN dari kakak yang kuliah disini. Saya tertarik kuliah di IAIN karena jurusannya. Prodi yang saya pilih adalah Perbankan Syarian dan Prodi Akuntansi Syariah. IAIN sangat strategis lokasinya, mudah diketahui. Satpamnya baik, bagus, membantu saya untuk parkir, serta tegas dalam bekerja. Kebersihannya saya suka, lantainya bersih, toiletnya juga bersih.” pungkasnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail