IAIN Pontianak Gelar Seminar Nasional Radikalisasi Beragama dalam Pandangan Islam

PONTIANAK (iainptk.ac.id) IAIN Pontianak menggelar Seminar Nasional dirangkai dengan Pembinaan Pegawai. Acara tersebut dihadiri lebih dari 400an orang dari berbagai daerah di Indonesia, adapula dari Malaysia. Mereka tampak memadati ruangan Aula Aula Syeikh Abdul Rani Mahmud di Lantai 1 dan Masjid Syeikh Abdul Rani di Lantai 2, pada Ahad (14/7) pagi hingga jelang adzan Zuhur.

Narasumber yang hadir pada Seminar Nasional ini adalah Dr. K.H. Aswin R. Yusuf., sebagai Pembina Jam’iyyatul Islamiyah, Prof. Dr. Imam Suprayogo, M.A., Mantan Rektor UIN Maliki Malang dan Prof. Dr. M. Amin Abdullah Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Rektor IAIN Pontianak, Dr.H.Syarif, MA selaku tuan rumah menyampaikan “IAIN Pontianak masuk zona aman satu, dalam kondisi keterpaparan radikalisme. Jadi tidak ada yang radikal di IAIN Pontianak, kalaupun ada hanya 0,29% bibit radikalisme. Radikal, radikalisme dalam politik biasanya suatu paham yang melahirkan gerakkan sistematis yang ingin atau dalam rangka melakukan perubahan sistem bernegara dengan atau secara cepat dan instan. Radikalisasi artinya meradikalkan, atau membuat seseorang atau sekelompok orang menjadi radikal. Radikalisasi beragama artinya membuat seseorang atau sekelompok orang menjadi radikal dengan menggunakan doktrin-doktrin keagamaan. Kecendrungannya ajaran agama yang diajarkan itu disalahgunakan atau diartikan, ditafsirkan, dipahamkan semaunya. Sesuai selera orang yang melakukan gerakan radikal atau radikalisasi itu.” paparnya.

“Khusus di Indonesia, radikal itu diartikan sebagai pemikiran, faham, karya, dan gerakan dalam rangka anti Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Anti, tidak setuju, berniat atau berikhtiar untuk membubarkan NKRI. Selanjutnya intoleran intra atau antar umat beragama. Cirinya saling mencaci antar golongan, antar agama. Berikutnya bercita-cita dan berikhtiar ingin mendirikan Negara khilafah Islamiyah. Maka gerakan antisipasi-antisipasi mengarah kepada empat hal itu.” jelasnya.

Dr. K.H. Aswin R. Yusuf., sebagai Pembina Jam’iyyatul Islamiyah, menjelaskan “Persoalan-persoalan radikalisme ini menjadi topik pembicaraan Nabi Muhammad sebagai pembawa dakwah untuk mengingatkan umat Islam seantero dunia. Manusia bukan diciptakan dari ketajaman berfikir, justru agama adalah menertibkan proses berfikir. Kami melakukan riset selama dua minggu di Universitas-universitas Jepang. Tidak ada satupun mereka yang bisa menjawab, bagaimana asal usul kepintarannya. Lalu kenapa mereka tidak mampu menyelesaikan perilaku-perilaku bermasalah. Radikal merupakan, sikap atau prilaku. Jadi membaca Al-Quran harus tahu dan mengerti apa yang dibaca karena itu adalah fardu kifayah. Kita harus paham akan makna bukan translate. Sehingga kita tidak salah dalam memahaminya” jelasnya.

Prof. Dr. Imam Suprayogo, M.A., Mantan Rektor UIN Maliki Malang dalam materinya menyampaikan “Orang radikal adalah orang yang kecewa, orang yang sakit hati melihat orang-orang sukses, dia tidak sukses. Kenapa tidak sukses, karena tidak belajar.

Mengakibatkan ia menjadi marah, orang yang marah adalah orang yang radikal. Dengan kita selalu ingat Rasulullah, ingat Allah maka hati ini lalu menjadi damai.”
“Perlu di kaji ulang kata Kafir yang dipakai oleh teroris itu. Jangan-jangan kata kafir itu tidak untuk mendefinisikan orang-orang yang tidak setuju dengan dia. Jangan-jangan yang dikatakan kafir itu di sini, di dalam hati kita. Karena hati kita kadang-kadang mukmin dan kadang-kadang kafir. Karena hati selalu berbolak balik.” tegasnya.

“Saya pernah bilang kepada mantan teroris yang ingin terjadi perang di Indonesia. ‘sesungguhnya kita selalu dalam keadaan perang. Karena perang itu ada dua jenis, yaitu perang kecil dan perang besar. Perang kecil adalah perang fisik seperti Perang Uhud, Perang Badar. Selain itu ada perang besar, perang melawan hawa nafsu kepada diri sendiri.’ Kita harus bisa perang melawan hawa nafsu.” nasihatnya.

Prof. Dr. M. Amin Abdullah Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Menyampaikan pemaparan tentang Radikalisme “HTI bisa dibubarkan tapi nyatanya semua aktivisnya masih ada. Makanya disitu ada problem ideologi. Kita harus menjalankan dan memahami Islam secara benar. Kita harus melihat lagi apakah pendidikan agama kita sudah benar, pendidikan fiqih, pendidikan kalam. Karena pendidikan fiqih dan kalam memiliki peran yang besar, kalau disalah pahami jadi ideologi politik, lalu menjadi ideologi khilafah sehingga seorah-olah berhadapan dengan Pancasila dan NKRI.” urainya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Rektor Lepas Kontingen IAIN Pontianak ikuti PIONIR IX Malang

PONTIANAK (iainptk.ac.id) Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA mengutus 42 Mahasiswa dalam ajang Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) IX PTKIN. Kegiatan PIONIR tahun 2019 akan berlangsung di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dari tanggal 14 hingga 22 Juli 2019. Terdapat 13 cabang lomba yang akan diikuti oleh mahasiswa IAIN Pontianak. Mahasiswa yang terpilih merupakan mahasiswa yang pernah berprestasi dari tingkal internasional, nasional, regional dan lokal. Kegiatan Pelepasan ini berlangsung di Gedung Rektorat Lt. 4 pada hari Kamis (11/07) siang.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA menyampaikan “Anggaran PIONIR harus ditingkatkan, supaya bisa mengikuti semua cabang yang dilombakan. Mahasiswa harus berprestasi, lakukan seleksi dari 6 bulan sebelumnya. Tahun ini kita hanya dapat mengutus 13 cabang.”

“Saat ini kita sudah memiliki lapangan volly, lapangan futsal dan lapangan olahraga lainnya. Kalau perlu setiap cabang di PIONIR bikin club-nya. Gunakan SK Rektor dan ajukan dana setiap tahun. Saya tekankan setelah pulang dari PIONIR dievaluasi lagi, kalau perlu club yang ada tetapi tidak ada kaitannya dengan akreditasi kita lebur saja ke club yang ada poin akreditasinya. Jangan hanya papan nama yang ada, kita lakukan pembinaan. Kegiatan mahasiswa harus berafiliasi dengan kegiatan institut.”

“Ingat Olahraga dan seni menghasilkan 2 hal pertama olahraga menghasilkan sportivitas yang tinggi, sehingga menghadapi persoalan dengan gentelman. Kedua seni adalah olah rasa, orang yang terbiasa dengan seni ketika berkata dan berkarya akan tersusun dengan baik. Menyusun kata-kata tidaklah mudah apalagi dibikin syair. Itu perlu rasa tingkat halus.” ujarnya.

“Saya titip IAIN Kepada kalian sebagai duta, ukirlah prestasi untuk kampus kita. Harumkanlah nama kampus IAIN Pontianak tercinta” pesannya.

Menurut Pimpinan Kontingen, Dr. Abdul Mukti, MA yang juga merupakan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama melaporkan “Mahasiswa IAIN Pontianak yang mengikuti kegiatan PIONIR ini, kita seleksi dengan ketat selama 3 Bulan. Dengan menggunakan sistem seleksi sesuai rekomendasi 4 fakultas, dilihat dari tingkat prestasi yang pernah di capai. Kita juga memberikan amanah dan tanggung jawab kepada official untuk melakukan training secara ketat. Saya menyaksikan sendiri di lapangan bahwa adik-adik ini melaksanakan proses latihan dengan sungguh-sungguh. Mudah-mudahan latihan yang sungguh-sungguh itu membawa nama harum IAIN Pontianak.”

“Ajang PIONIR IX di Malang sebenarnya juga merupakan ajang silaturahmi PTKIN se-Indonesia. Tapi akan lebih baik tidak hanya sekedar silaturahmi, tapi kita juga bisa membawa prestasi. Tim Volly akan berangkat malam ini tanggal 11 Juli 2019 menggunakan kapal, tim futsal akan berangkat besok dan tim yang lain akan berangkat pada tanggal 14 Juli. Mudah-mudahan keberangkatan kita pada PIONIR tahun ini membawa manfaat, berkah dan prestasi” tutup Dr. Abdul Mukti, MA.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Pegawai IAIN Pontianak Raih Juara I Pustakawan Berprestasi Tingkat Provinsi Kalbar

PONTIANAK (iainptk.ac.id) IAIN Pontianak bangga memiliki pegawai yang berprestasi hingga tingkat nasional. Tatik Hartati, S.Pd.I., M.IP seorang pegawai di Perpustakaan IAIN Pontianak pada 27 Juni 2019 mendapatkan penghargaan dari Perpustakaan Daerah, sebagai Juara 1 Pustakawan Berprestasi Tingkat Provinsi Kalimantan Barat tahun 2019. Tak hanya itu, wanita kelahiran Sintang ini juga akan melanjutkan perlombaan yang serupa ke tingkat Nasional pada pertengahan bulan Agustus 2019.

Proses seleksi hingga menjadi seorang juara tidaklah mudah, Tatik harus menjadi yang terbaik dari 40 peserta. Tatik yang pernah menjadi Anggota Pelajar Islam Indonesia ini harus lulus saat pendaftaran dengan syarat portofolio diri dan pengalaman yang mumpuni. Proses berikutnya adalah presentasi makalah dan terakhir adalah proses wawancara. Pada tahun 2014 silam, Tatik sempat mengikuti ajang yang serupa dan memperoleh juara 2 Tingkat Kalbar. Dan keikut sertaannya tahun ini bisa mengantarkannya hingga ke Istana Negara dalam rangka rangkaian perlombaan Kepustakaan dan Upacara Hari Kemerdekaan Indonesia.

Prestasi ini tidak didapatkannya begitu saja. Semua bermula saat dirinya memilih untuk melanjutkan ke pascasarjana dengan Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan masa studi 1 tahun 7 bulan, mengantarkan dirinya menggapai predikat cumlaude. Guna memanfaatkan ilmunya, Tatik sempat menjadi pustakawan di UII Yogyakarta selama 7 bulan dan dosen terbang di Kabupaten Kapuas Hulu.

Saat ini selain menjadi pustakawan di IAIN Pontianak, diluar waktu kerjanya Tatik juga menyempatkan dirinya untuk mengajar tentang ilmu perpustakaan di FTIK IAIN Pontianak, FKIP UNTAN dan Universitas Terbuka UPBJJ. Dengan begitu ilmu kepustakaan yang ada terus berkembang dan bermanfaat untuk banyak orang.

Tatik yang pernah mengajar di SDN 25 Siantan pada tahun 2007 ini juga menyampaikan, sebagai pustakawan di Perpustakaan IAIN Pontianak Ia telah melakukan inovasi dalam bekerja. Salah satunya memberikan bimbingan membuat latar belakang kepada mahasiswa. Karena Tatik melihat terdapat beberapa mahasiswa yang hanya menyalin latarbelakang penelitian sebelumnya. Tatik menginginkan mahasiswa bisa sadar akan pentingnya untuk tidak melakukan plagiat. Tatik Berharap mahasiswa memiliki kemampuan dalam berkarya tanpa melakukan plagiat.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Pengumuman tentang Tatacara Daftar Ulang Mahasiswa Baru Jalur UM-PTKIN Tahun 2019

PENGUMUMAN
Nomor : B – 1161.1 / In.15/ KU.03.2 / 07 / 2019
tentang
TATA CARA PEMBAYARAN UANG DAFTAR ULANG MAHASISWA BARU
JALUR UMPTKIN TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Menunjuk pengumuman Nomor: B-970/In.15/KU.03.2/05/2019 Tentang Pembayaran Uang daftar ulang Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2019/2020, dapat kami sampaikan bahwa menyikapi kendala pada Host to Host Siakad Keuangan IAIN Pontianak, maka langkah-langkah pembayaran daftar ulang calon mahasiswa baru yang dinyatakan LULUS Jalur UM-PTKIN Tahun Anggaran 2019 mengikuti langkah-langkah modul Transfer Bank sebagai berikut:

1. CALON MAHASISWA MELIHAT PENETAPAN UANG KULIAH TUNGGAL (UKT).
PENGUMUMUMAN PADA LAMAN HTTP://AKADEMIK.IAINPTK.AC.ID/PENGUMUMAN-KELOMPOK-UKT-JALUR-UM-PTKIN-IAIN-PONTIANAK-TAHUN-2019/ ATAU DI PAPAN INFORMASI KAMPUS IAIN PONTIANAK;

2. MAHASISWA MEMILIKI REKENING PADA BANK SYARIAH MANDIRI (bsm).
JIKA BELUM MEMILIKI REKENING PRIBADI DAPAT MEMBUKA REKENING TSB DI KAMPUS IAIN PONTIANAK (LOKET BSM) ATAU MEMBUKA DI SELURUH CABANG BSM TERDEKAT;

3. MELAKUKAN PEMBAYARAN.
PEMBAYARAN, MELALUI CHANNEL-CHANNEL BANK SYARIAH MANDIRI, ANTARA LAIN:
a.    MELALUI ATM BANK SYARIAH MANDIRI;
b.    MOBILE BANKING BANK SYARIAH MANDIRI;
c.    BSM INTERNET BANKING.
TRANSFER TARIF UKT SESUAI PENGUMUMAN PENETAPAN UKT KE REKENING: BENDAHARA PENERIMAAN IAIN PONTIANAK

NOMOR 3345033458  AN. BPN 042 IAIN PONTIANAK
ISI BERITA TRANSFER : “NAMA MHS  DAN NO. PENDAFTARAN”
TANGGAL BAYAR – SENIN, 08 JULI 2019 SAMPAI JUM’AT, 12 JULI 2019

4. KIRIM SLIP BUKTI PEMBAYARAN UNTUK KONFIRMASI KE NOMOR CALL CENTER BERIKUT:

  • PHONE/SMS/WHATSAPP:
    0853-4847-5240 AN. SY. AKHMAD FAUZI <BAG. AKADEMIK>
  • PHONE/SMS/WHATSAPP:
    0895-3228-53393 AN. ALI ARIFIN <BAG. AKADEMIK>
  • PHONE/SMS/WHATSAPP:
    0821-5910-0379 AN. JATRIANA <BAG.KEUANGAN>
  • PHONE/SMS/WHATSAPP:
    0896-2942-5664 AN. TRIO <BAG.KEUANGAN>

ATAU DATANG LANGSUNG KE SUBBAG KEUANGAN DAN BMN UNTUK VALIDASI PEMBAYARAN.

Demikian pengumuman ini kami sampaikan untuk dapat dilaksanakan sesuai ketentuan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.

Wassalamu ‘alaikum. Wr. Wb.

A.n. Rektor,
Kepala Biro AUAK,

Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si

Tembusan: Kepala SPI

[pdf-embedder url=”https://iainptk.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/pembayaran_umptkin08072019103655-1.pdf” width=”fullscreen”]




PENGUMUMAN PEMENANG CALL FOR PAPER LP2M IAIN PONTIANAK TAHUN 2019

Bismillaahirrohmaanirrohim

Bersama ini diumumkan bahwa ;

  1. Berdasarkan penilaian terhadap cek Similarity, kesesuaian dengan template, bahasa, diksi, serta penilaian pakar, maka nama dan judul manuscript berikut ini dinilai sebagai pemenang dan manuscript terbaik dalam Call for Paper LP2M IAIN Pontianak tahun 2019 berdasarkan kriteria penilaian yang telah disebutkan pada pamplet Call for Paper.
  2. Ketetapan ini bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.
  3. Manuscript terbaik akan diterbitkan pada jurnal khatulistiwa Volume 10 Nomor 1 Maret 2020.
  4. Sertifikat dan hadiah manuscript terbaik akan diproses panitia. Selanjutnya para pemenang akan dihubungi oleh panitia via email yang digunakan untuk mengirim manuscript.
  5. Panitia mengucapkan selamat kepada semua pemenang dan menyampaikan terimakasih atas partisipasi para penulis yang naskah manuscriptnya tidak termasuk dalam penilaian terbaik.
  6. Manuscript yang tidak termasuk dalam kategori naskah terbaik menurut kriteria seperti disebutkan diatas serta penilaian pakar akan dipertimbangkan untuk diterbitkan pada Jurnal-jurnal di IAIN Pontianak dengan mempertimbangan kesesuaian tema dan fokusnya. Panitia akan melakukan komunikasi dengan para penulis.

Demikian pengumuman ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama semua pihak, disampaikan terimakasih.

 

Pontianak, 5 Juli 2019

Ketua Panitia

 

Dr. Imron Muttaqin, M.Pd.I, M.H.I

NIP:  197804252006041012

 

No   Judul Instansi Asal Keterangan
1.        Teguh Luhuring Budi Interconnection of Knowledge Science, Islamic Religion, and Philosophy of Science Graduate School of Syarif Hidayatullah State Islamic University (UIN)Jakarta Juara 1
2.        Hamdi Putra Ahmad, Dzurrotul Arifah The relevance of Cultural and Da’wah in The Qur’anic Perspective: Achieving Indonesian Civil Society (Madani) State Islamic Univeristy of Sunan Kalijaga Yogyakarta Juara 2
3.        Syahbudi,  Fachrurrazi The Involvement and Resistance of Islamic Defense Action (ABI) of Islamic Student Organization in Pontianak City IAIN Pontianak Juara 3

 

1.        Afiful Ikhwan, Mohd Aderi Che Noh Implementation of The Tahfidz Al-Qur’an Curriculum at The Tahfidz Malaysia Boarding School Universitas Muhammadiyah Ponoroto,

Universiti Kebangsaan Malaysia

Terbaik
2.        Asinal May, Ade Jamarudin Designing Meeting Point Syi’ah-Sunni in Indonesia UIN Suska Riau Terbaik
3.        Arif Muzayin Shofwan, Nurul Yuli Setyaningrum Kajian Filosofis Kidung Rumeksa Ing Wengi Karya Sunan Kalijaga UNU Blitar Terbaik
4.        Agus Arwani, Maspupah The Effect of Religiosity and Halal Labels on Purchasing of Muslim Consumer Purchases on Food and Halal Products in Packaging IAIN Pekalongan Terbaik
5.        Hariansyah, Faizal Amri “Ngaming” Islam Hybrid di Perbatasan IAIN Pontianak Terbaik
6.        M. Endy Saputro, Kirana Nur Lyansari, Okta Nurul Hidayati Representing Muslim Identities in Three Animated Cartoons IAIN Surakarta,

UIN Sunan Kalijaga

Terbaik
7.        Khilman Rofi’ Azmi, Muh. Kharis Da’wah Gen-Z Model for LGBT Through 10 Diagnosis Rehabilitation Techniques of Great Sin IAIN Kudus, IAIN Tulungagung Terbaik
8.        Muchamad Agus Munir, Miratun Nur Arifah Dilemma Islamic Education in Indonesia in The Globalization and Free Market Era University of Science Qur’an (UNSIQ)  UII Yogyakarta Terbaik
9.        Dewi Ismu Purwaningsih, Rahmatan Idul Pantang Larang Amongst Pontianak Malays and Its Relationship With Islamic Values UNU Kalimantan Barat Terbaik
10.    Eko Zulfikar, Moh. Hasan Fauzi Al-Qur’an and Economy: The Reflection of Developing the Economic Welfare IAIN Tulungagung,

UIN Sunan Kalijaga

Terbaik
11.    Aries Musnandar, Taufiq The Instructional Management on Soft Skills in Islamic Perspective:  A Multi-Case Study at Sekolah Karakter Indonesia Heritage Foundation (IHF) and Brawijaya Smart School (BSS). Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang Terbaik
12.    Isna Ayu Lestari, Khairul Anwari, Rasiam Analysis of Financial Performance towards Islamic Cooperatives Using DuPont System and Sharia Conformity and Profitability Techniques in Pontianak City for the 2014-2017 Periods IAIN Pontianak Terbaik
13.    Murdan, Masnun Sinergitas Adat, Agama, dan Negara Dalam Membangun Peradaban Hukum di Indonesia UIN Mataram Terbaik

 




STAI Ma’arif Sintang Studi Banding ke IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id) Rektor IAIN Pontianak beserta jajarannya menyambut tamu dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ma’arif Sintang. Terdapat 13 Pejabat di STAI Ma’arif Sintang melakukan studi banding di IAIN Pontianak. Pada hari Selasa, (02/07) di ruang kerja rektor. Pertemuan ini juga dihadiri oleh pejabat di IAIN Pontianak. Tampak hadir Kepala Biro AUAK, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dekan Fakultas Syariah, Dekan FTIK, Direktur Pascasarjana, dan Kepala Lembaga Penjamin Mutu.

Rektor IAIN Pontianak sangat mengapresiasi kehadiran 13 pejabat dari STAI Ma’arif Sintang. Beberapa kerjasama akan dilakukan seperti KKL Kebangsaan di Malaysia, membuka kelas pascasarjana di Sintang, serta IAIN Pontianak juga akan mendampingi akreditasi, dan akan mendukung STAI Ma’arif Sintang menjadi kampus Negeri. Potensi untuk menjadi negeri sangat besar, apalagi jika Provinsi Kapuas Raya terbentuk.

Dr. H. Syarif, MA sekalu Rektor IAIN Pontianak menjelaskan “Animo masyarakat saat ini sangat tinggi untuk menyekolahkan anaknya di kampus Islam. Tahun ini peminat di IAIN Pontianak sangat banyak, namun kita batasi tahun ini hanya 2.000 mahasiswa saja. Kita sedang merancang untuk standarisasi kurikulum, nantinya semester 1 hingga 4 mahasiswa akan mendalami agama dan wawasan kebangsaan. Kami percaya STAI Ma’arif juga akan besar dan bisa menjadi IAIN, apalagi kalau Provinsi Kapuas Raya berdiri.”

Dengan jumlah mahasiswa yang banyak, perlu kami saring untuk mendapatkan mahasiswa yang moderat. Mahasiswa yang tidak anti dengan Pancasila serta mahasiswa yang tidak radikal. Ciri mahasiswa radikal adalah pemikiran dan karyanya anti pada Pancasila, anti NKRI, ingin mendirikan Negara Islam di Indonesia dan ia tidak toleran kepada agama lainnya. Bukti bahwa mahasiswa itu moderat adalah mendapatkan sertifikat wawasan kebangsaan dan menandatangani surat pernyataan jika melanggar ke empat ciri tersebut akan dikeluarkan dari IAIN Pontianak. Tambah Rektor IAIN Pontianak.

Ketua STAI Ma’arif Sintang, Muhammad Faisal, M.Pd menyampaikan, “Kedatangan kami ke sini dengan tujuan ingin belajar sebanyak-banyaknya serta ingin melakukan MoU dengan IAIN Pontianak. Kami berharap dengan MoU ini, kami bisa mengundang pakar dari IAIN Pontianak untuk melakukan pelatihan terhadap dosen kami. Kami juga akan menyekolahkan pegawai kami di Pascasarjana IAIN Pontianak, untuk meningkatkan kualitas SDM di kampus kami.”

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum menambahkan, kami siap untuk menindak lanjuti pembelajaran jarak jauh serta kami juga bisa mendampingi STAI Ma’arif Sintang untuk melakukan akreditasi yang saat ini sudah menggunakan standar 9. Kami memiliki pakar di Lembaga Penjamin Mutu yang bisa membantu dalam akreditasi.

Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. Saifuddin Herlambang,MA juga menegaskan, “Kualitas Sumber daya Manusia (SDM) sangat penting untuk perguruan tinggi. Sehingga dengan kerjasama ini, kami siap menerima dosen dan pegawai untuk melanjutkan studinya di Pascasarjana IAIN Pontianak” ujarnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Jalin Silaturahmi, Pimpinan IAIN Pontianak Kunjungi Pontianak Post

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Rektor IAIN Pontianak beserta jajarannya mengunjungi media cetak Pontianak Post pada hari Kamis (13/5) pagi. Kunjungan ini disambut hangat oleh Direktur Pontianak Post, Salman Busrah. Tampak Hadir dari IAIN Pontianak Kepala Biro AUAK, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dekan FUAD, Dekan Fakultas Syariah, Dekan FEBI, Dekan FTIK, Direktur Pascasarjana, Kepala Bagian Umum Biro AUAK IAIN Pontianak dan Kasubbag THR.

Pertemuan ini merupakan agenda silaturahmi untuk menjalin hubungan dengan mitra kerja yang sudah terbangun MoU. Kerjasama yang sudah dibangun terus ditingkatkan kualitasnya. Media Pontianak Post berharap besar dengan IAIN Pontianak, yang merupakan Perguruan Tinggi Islam Negeri satu-satunya di Kalimantan Barat. Pontianak Post menginginkan dosen-dosen IAIN Pontianak dapat menjawab permasalahan keagamaan di Kalbar. Pontianak Post memerlukan pakar-pakar keagamaan dari IAIN Pontianak.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA menyampaikan Perkembangan IAIN saat ini yang terus meningkatkan kualitas baik dari segi Sumber Daya Dosen, Mahasiswa, mutu kurikulum, hingga fasilitas berupa gedung perkuliahan. IAIN Pontianak yang sudah membangun 3 tower (gedung perkuliahan) masing-masing 5 lantai. Tahun depan akan membuat room class digital serta gedung laboratorium terpadu.

IAIN Pontianak memiliki target yang jelas, yaitu menjadikan IAIN Pontianak beralih status ke Universitas Islam Negeri (UIN). Segala persyaratan sedang dipersiapkan dan dilakukan. IAIN Pontianak sedang mempersiapkan kampus dua. Jumlah mahasiswa tahun ini ditargetkan 2.000 mahasiswa. Ruang perkuliahan saat ini sudah dibangun dan terus ditambah. Kurikulum dalam proses peningkatan kualitas. Dosen-dosen didorong untuk melanjutkan studinya hingga menjadi profesor.

Direktur Pontianak Post, Salman Busrah, senang dengan kehadiran pimpinan IAIN Pontianak. Selama ini dosen-dosen IAIN Pontianak sudah mengisi kolom berita di Koran Pontianak Post. Beliau juga meminta rekomendasi nama dosen yang pakar dibidangnya untuk dapat menjadi rujukan dalam pemberitaan berkaitan dengan agama.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Ahmad, M.Hum menambahkan tanpa media, pembangunan dan peningkatan kualitas IAIN Pontianak tidak akan bisa diketahui oleh masyarakat luas. Pontianak Post juga dengan adanya IAIN Pontianak akan mendapatkan sumber berita keagamaan yang kredibel. Sehingga kerjasama ini akan menguntungkan kedua belah pihak.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




IAIN Pontianak Peringati Hari Lahir Pancasila

PONTIANAK (iainptk.ac.id)– Seluruh Pegawai IAIN Pontianak melakukan upacara yang dipimpin Plh Rektor IAIN Pontianak, Dr. Ali Hasmy, M.Si. Upacara ini bertujuan untuk memperingati Hari Kelahiran Pancasila pada tanggal 1 Juni 2019. Pancasila yang mampu menyatukan kita semua sebagai satu bangsa dan hidup dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upacara ini dilaksanakan di halaman Upacara IAIN Pontianak.

Plh Rektor IAIN Pontianak, Dr. Ali Hasmy, M.Si. membacakan sambutan kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dihadapan ratusan peserta upacara. “Pancasila sebagai dasar Negara, Ideologi Negara dan pendangan hidup bangsa yang digali oleh para pendiri bangsa merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa buat bangsa Indonesia. Walaupun kita sebagai bangsa masih belum secara sempurna berhasil merealisasikan nilai-nilai Pancasila, kita akui bahwa eksistensi keindonesiaan baik sebagai bangsa maupun sebagai negara masih dapat bertahan hingga kini berkat Pancasila”.

“Pancasila sebagai suatu keyakinan dan pendirian yang asasi harus terus diperjuangkan. Keberagaman kondisi geografis, flora, fauna hingga aspek antropologis dan sosiologis masyarakat hanya dapat dirajut dalam bingkai kebangsaan yang inklusif. Proses internalisasi sekaligus pengamalan nilai-nilai Pancasila harus dilakukan dan diperjuangkan secara terus menerus. Pancasila harus tertanam dalam hati yang suci dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berkat Pancasila yang berkelindan dengan nilai-nilai inklusivitas, toleransi dan gotong royong keberagaman yang ada menjadi suatu berkah. Berkat Pancasila sebagai bintang penuntun keberagaman yang ada dapat dirajut menjadi identitas nasional dalam wadah dan slogan “Bhinneka Tunggal Ika”ujarnya lantang.

“Dalam konteks itulah, sesuai dengan pesan Presiden Jokowi bahwa memperingati dan merayakan hari kelahiran Pancasila setiap tanggal 1 Juni merupakan suatu keniscayaan. Pertama kita berusaha mengenang dan merefleksikan momentum sejarah dimana pendiri bangsa berhasil menggali
nilai-nilai fundamental bangsa Indonesia sebagai dasar negara sehingga bangsa Nusantara yang beragam dapat bersatu dan menyatu sebagai satu bangsa. Sebagai bangsa besar kita tidak akan meninggalkan sejarah, apa yang oleh Bung Karno pernah disebut “JAS MERAH”. Untuk menghormati jasa pendiri bangsa sekaligus meneguhkan komitmen terhadap ideologi negara itulah kita memperingati hari kelahiran Pancasila sebagai salah satu kebanggaan nasional (national pride).” tegasnya.

“Peringatan hari kelahiran Pancasila 1 Juni bukan sesuatu yang terpisah dari momentum perumusan “Piagam Jakarta” oleh “panitia kecil” tanggal 22 Juni dan pengesahan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 18 Agustus 1945. Jadi 3 peristiwa penting tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan demikian, kita harapkan perdebatan tentang kelahiran Pancasila sudah tidak diperlukan lagi. Yang diperlukan mulai saat ini adalah bagaimana kita semua mengamalkan dan mengamankan Pancasila secara simultan dan terus menerus.

Kedua, dengan merayakan hari kelahiran Pancasila kita bangun kebersamaan dan harapan untuk menyongsong kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Pancasila sebagai “Weitstars dinamis”, bintang penuntun mengandung visi dan misi negara yang memberikan orientasi, arah perjuangan dan pembangunan bangsa ke depan. Sebagai energi positif bangsa, Pancasila terus memberikan harapan untuk masa depan,
khususnya dalam merealisasi visi dan misi bangsa Indonesia. Bapak, Ibu, Saudara sebangsa dan setanah air.

Sebagai negara bangsa yang inklusif dan tidak chauvinis diperlukan pengelolaan unit kultural dan unit politik secara dialektis. Maksudnya keberagaman yang ada secara alami dan kultural harus dikelola dan dikembangkan untuk membangun “Tamansari Kebudayaan” yang memungkinkan semua mahkluk hidup tumbuh sesuai dengan ekosistem yang sehat. Indonesia untuk kita semua dan Pancasila adalah rumah kita semua. Untuk itu diperlukan kesadaran dan pemahaman untuk saling menghormati, saling bekerjasama, bergotong royong dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Kondisi demikian dapat berkembang melalui budaya politik kewargaan yang demokratis. Budaya politik yang dapat menumbuhkan dan merawat harapan, bukan politik yang menimbulkan ketakutan. Kita Indonesia, Kita Pancasila adalah sosok yang percaya diri, optimis dan penuh harapan dalam menatap masa depan sebagai bangsa yang maju, adil dan makmur.

Terdapat pesan yang dititipkan untuk seluruh warga Negara Indonesia yang disampaikan oleh Plt Rektor “Melalui peringatan hari kelahiran Pancasila 1 Juni 2019, Pancasila perlu dijadikan sebagai sumber inspiratif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita semua harus terus menerus secara konsisten merealisasikan Pancasila sebagai dasar Negara, ideologi Negara dan pandangan dunia yang dapat membawa kemajuan dan kebahagiaan seluruh bangsa Indonesia. Kita bersatu membangun bangsa untuk merealisasikan tatanan kehidupan masyarakat yang rukun, damai, adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan. Kita Indonesia, Kita Pancasila.” pungkasnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Proyek Perubahan, IAIN Pontianak Launching dan Ujicoba Aplikasi e-Baper

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Plh Rektor IAIN Pontianak, Dr. Ali Hasmy, M.Si melaunching aplikasi E-Baper (Elektronik Barang Milik Negara dan Persediaan) di IAIN Pontianak. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Saifuddin Zuhri Lt 2 pada Jum’at (31/5) siang.

Aplikasi ini merupakan proyek perubahan dari Ajeng Vashqie Varaulizza sebagai Kasubbag Administrasi, Umum dan Keuangan pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), yang merupakan peserta Diklatpim IV Angkatan XXXIII Balai Diklat Keagamaan Jakarta Tahun 2019. Aplikasi ini bisa di akses di e-baper.zethlabs.id.

“Dengan adanya aplikasi ini akan mempermudah untuk mengetahui keadaan Barang Milik Negara (BMN) di setiap fakultas. Apakah kualitasnya masih baik atau sudah rusak. Setiap barang akan terdata secara online. Dengan begitu akan mempermudah untuk mengetahui lokasi dan jumlah BMN tersebut. Ini merupakan inovasi dalam bekerja, yang sebelumnya dikerjakan secara manual sekarang sudah ada aplikasinya” jelasnya saat kegiatan launching dan ujicoba aplikasi e-Baper.

Plh Rektor yang juga Dekan FTIK dalam sambutannya menyampaikan “Semua proyek perubahan seharusnya bisa diterapkan. Bahkan bisa dipakai terus menerus. Dengan begitu akan menjadi amal jariah untuk yang membuatnya. Aplikasi ini kedepannya akan kita link-kan di website IAIN Pontianak. Karena masa depan dalam bekerja harus berbasiskan internet.”

“Aplikasi ini sudah bagus, dan perlu adanya pengembangan sehingga bisa lebih bermanfaat. Dalam pengelolaan BMN kita sudah ada aplikasi resminya yaitu Simak BMN. Namun belum mengakomodir kebutuhan fakultas. Aplikasi E-Baper ada keunggulannya bisa masuk ke setiap fakultas bahkan setiap unit yang ada di IAIN Pontianak. Guna mengefektifkan dua aplikasi ini, Isi dari E-Baper harus bisa singkron dengan aplikasi Simak BMN.” tambahnya.

Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan, Suhaimi, S.Ag, M.Pd. dalam kesempatan ini mengatakan “Kita ada perubahan mindset. Sekarang peserta Diklatpim dituntut untuk melakukan perubahan dimasing-masing satuan kerja. Dulu tidak ada pekerjaan atau tugas untuk mengubah satuan kerja di instansi. Proyek perubahan ini tujuannya semakin mempermudah kerjaan di internal.” tuturnya.

Suhaimi berharap proyek perubahan ini jangan menguap. “Jangan sampai hanya di sini. Namun bisa diaplikasikan dan terus dikembangkan. Sebagai pembuat aplikasi Ajeng Vashqie Varaulizza harus tetap mengawal dan mensupport fakultas dan unit untuk menggunakan aplikasi ini. saya ucapkan selamat semoga sukses” paparnya.

Dalam launching Aplikasi ini juga hadir Kepala Subbag Keuangan dan BMN, Omar Mukhtar Al Assad, SE.Ak.,M.Ak “Kita lihat program Simak BMN punya keterbatasan. Aplikasi E-Baper lebih dari data perolehan dan penghapusan. Aplikasi ini harus diberi payung hukum, SOP. Dengan aplikasi ini kita bisa melihat kondisi barang. Kalau sudah rusak berat setiap semester bisa kita usulkan. Bukan hanya di fakultas tetapi di seluruh unit. Seluruh unit harus di survey ulang. Kami berharap aplikasi ini harus digunakan jangan ditinggal. Selama ini pengelolaan BMN sudah bagus, kami percaya dengan aplikasi ini akan lebih bagus. Adanya aplikasi ini menjadikan pekerjaan kami lebih mudah” katanya.

Sementara itu H. Tommy Hardiansyah, MM selaku mentor menyatakan apa yang dilakukan project leader melebihi dari milestone yang dijadwalkan saat seminar rancangan proyek perubahan. “Launching dan ujicoba aplikasi ini merupakan sesuatu yang perlu diapresiasi. Hal ini menjadi sesuatu nilai plus, karena melampaui dari target jangka pendek” tutupnya.

Usai launching, acara dilanjutkan dengan ujicoba aplikasi e-Baper tersebut. Tampak hadir para Kasubbag Administrasi, Umum dan Keuangan dari semua fakultas, operator persediaan, operator Simak BMN, dan seluruh JFU yang menangani Kerumahtanggaan dan BMN di fakultas yang ada di IAIN Pontianak.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




1.286 Peserta Tes UM-PTKIN IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – IAIN Pontianak telah melaksanakan seleksi mahasiswa baru jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) pada Selasa (28/5/2019) pagi.

Panitia menyediakan 3 lokasi ujian yaitu Gedung Perkuliahan Tower A dengan nomor ruang IPS 1 sd 27, Gedung Perkuliahan Tower B dengan nomor ruang IPS 28 sd 52 dan Gedung Perkuliahan J dengan nomor ruang IPS 53 sd 61. Sehingga dari 3 lokasi ujian ini akan terbagi menjadi 64 lokal yang akan digunakan calon mahasiswa.

Terdapat 1.286 siswa yang mendaftar seleksi UM-PTKIN di IAIN Pontianak. Namun ada 67 peserta yang tidak hadir saat tes berlangsung. Tampak Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA mendampingi Tim Monitoring dari Panitia Nasional UM-PTKIN, Prof. Dr. Moh. Mukri, M.Ag, Rektor UIN Raden Intan Lampung dan Prof. Dr. Ibrahim Siregar, M.CL, Rektor IAIN Padang Sidempuan meninjau langsung ke lokasi tempat pelaksanaan tes.

IAIN Pontianak memiliki 16 Program studi, yaitu: prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah (PGMI), Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Prodi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI), Prodi Manajemen Dakwah (MD), Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT), Prodi Studi Agama-Agama (SAA), Prodi Psikologi Islam (PI), Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI), Prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES), Prodi Ekonomi Syariah, Prodi Perbankan Syariah, Prodi Manajemen Bisnis Syariah, dan Prodi Akuntansi Syari’ah.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dikesempatan berbeda mengatakan “Tahun 2019 IAIN Pontianak menargetkan 2.000 jumlah mahasiswa baru.” Dilihat dari jumlah peminat yang luar biasa dari jalur SPAN-PTKIN sebanyak 1.968 calon mahasiswa. Jalur UM-PTKIN saat ini 1.286 dan terakhir nanti jalur Ujian Mandiri yang lebih banyak lagi. IAIN Pontianak akan menyeleksi calon mahasiswa dari segi pengetahuan umum, pengetahuan agama dan terakhir menyeleksi calon mahasiswa dari segi sikap dan pemikirannya. Apakah ada yang radikal atau tidak, karena IAIN Pontianak berada di zona aman radikalisme nomor pertama di PTKIN, dan akan terus mempertahankan itu” tutur rektor.

Satu hari sebelum ujian berlangsung, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum menyampaikan didepan panitia saat pembekalan “Saya ingatkan besok harus smile, tugas pengawas tidak hanya mengawasi tetapi juga melayani. Kenapa saya bilang kita harus senyum dan melayani. Kita tidak mau, peserta yang ikut tes berada di dalam posisi yang tertekan. Kita harus bisa membuat mereka merasa nyaman. Panitia juga harus mengingatkan calon mahasiswa harus teliti dan rapi. Pada tahun yang lalu ketidak telitian dan kerapian dalam mengolom membuat mereka tidak lulus” pesannya.

Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Biro AUAK , Suyati, S.Ag juga menambahkan “yang perlu diperhatikan oleh pengawas adalah memastikan kode-kode yang harus diisi oleh peserta. Jangan sampai ketinggalan. Terutama kode naskah soal. Pengawas wajib mengurutkan, nomor 1 sampai dengan 20. Karena sore akan kita kemas dan besok paginya akan kita bawa ke Makassar sebagai Panitia Nasional UM-PTKIN” tegasnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail