Yudisium FTIK, Alumni FTIK Sudah Ada yang Menjadi Rektor

KUBURAYA (iainptk.ac.id)- Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak melangsungkan kegiatan Yudisium yang ke 37. Kegiatan ini berlangsung di Gardenia Hotel, Kabupaten Kubu Raya pada hari Selasa, (26/3) pagi. Kegiatan ini dihadiri pejabat di IAIN Pontianak, stakeholder, mahasiswa yang akan di yudisium serta orang tua dari peserta yudisium. Terdapat 209 peserta wisudawan dan wisudawati dari FTIK.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dalam kesempatan itu menyampaikan.”Saya ini sarjana Bahasa Arab, saya pernah menjadi yang terbaik dan tercepat di zaman itu. Skripsi saya tulis tangan Bahasa Arab, sekarang ada di perpustakaan.

“Selamat anak-anakku sekalian yang telah berkeringat, saya tahu sangat susah jadi sarjana. Oleh karena itu pertama kalian harus bersyukur, berterimakasih kepada orang tua kalian. Jadikan investasi orang tua itu sebagai sesuatu yang tidak boleh Anda hargai secara material. Balas keringat orang tuamu dengan terimakasih dalam bentuk jadilah sarjana yang baik. Jadilah sarjana yang menguasai apa yang benar-benar kamu geluti” pesan Rektor kepada peserta yudisium.

Dekan FTIK, Dr. Ali Hasmy, M.Si, dalam kata sambutanya menyampaikan “Ada banyak hal yang saudara dapatkan selama kuliah di FTIK. Ada yang menyenangkan, ada yang sedih, ada tantangan, banyak perjuangan mengerjakan tugas hingga skripsi. Tapi perjuangan tadi, usaha kerja keras tadi, pantang putus asa tadi itu adalah modal besar adik-adik untuk menjalani langkah berikutnya dalam kehidupan ini. Hari ini kita bersukacita sejenak untuk merayakan sejenak, tapi tidak berhenti disitu karena ada langkah lagi yang saudara persiapkan. Mencari kerja lalu membina rumah tangga, ini merupakan bagian yang sudah menunggu adik-adik untuk dijalani dan bekal tadi pantang putus asa, pantang menyerah mudah-mudahan bisa menjadi bagian yang mewarnai hidup adek-adek sekalian ” ujarnya.

Sesuai data yang kami dapatkan di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak yang menjadi lulusan dengan IPK Tertinggi adalah Diah Pratiwi, S.Pd. dengan IPK 3,91 predikat sangat memuaskan. Sedangkan yang menjadi lulusan termuda adalah Muhammad Zakaria, S.Pd dengan usia 20 Tahun 10 Bulan. Dan yang menjadi Lulusan tercepat di FTIK adalah Mutmainah, S.Pd dengan masa studi 4 Tahun 2 Bulan 28 Hari.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Yudisium Fakultas Syariah: Ilmu Mesti Disyukuri dan Diamalkan

PONTIANAK (iainptk.ac.id)- Fakultas Syariah IAIN Pontianak menyelenggarakan kegiatan Yudisium yang ke 1. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Rektorat Lt 4 pada hari Selasa, (26/3) pagi. Kegiatan ini dihadiri Rektor IAIN Pontianak, Wakil Rektor IAIN Pontianak, Kabiro AUAK IAIN Pontianak, Perwakilan Dekan, Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak, Ketua Senat, Pimpinan Pengadilan Tinggi Agama, Pimpinan Pengadilan Agama, Pimpinan Pengadilan Negeri, Pimpinan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat, Pimpinan Posbakum Pengadilan Agama, Para Kepala KUA se-Kota Pontianak dan Perwakilan dari Pangdam Tanjungpura. Serta yang tidak ketinggalan peserta yudisium Fakultas Syariah yang didampingi orang tua. Terdapat 19 peserta wisudawan dan wisudawati dari Fakultas Syariah ini.

Dekan Fakultas Syariah, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag dalam sambutannya mengatakan, “Terimakasih yang setulus-tulusnya dan apresiasi yang sangat mendalam kepada para hadirin semuanya yang telah berkenan hadir dalam undangan yudisium ini. Oleh karena itu kami atas nama Fakultas Syariah mohon maaf yang sebesar-besarnya jika pelayanan kami yang kurang berkenan.”

Dr. Muhammad Hasan, M.Ag berpesan kepada peserta yudisium “Ilmu yang telah kalian peroleh selama ini hendaknya disyukuri, dilestarikan dan diamalkan. Karena ilmu yang disyukuri dan diamalkan itu akan menjadi ilmu yang barokah dari dunia sampai akhirat. Tidak ada gunanya menuntut ilmu mulai sekolah dasar sampai kuliah kalau ilmu itu tidak diamalkan. Jika ilmu itu diamalkan maka ilmu itu akan mendatangkan kebarokahan, akan mendatangkan rizki, akan mendatangkan kebahagiaan dari dunia sampai akhirat.” nasihatnya.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dalam kesempatan ini mendoakan peserta yudisium “Semoga anak Bapak dan Ibu menjadi anak yang sholeh dan sholehah, bermanfaat dan berbakti kepada orang tua, berbakti kepada masyarakat dan keluarga lalu menjadi kebanggaan bangsa ini sebagai anak-anak yang baik, mendalami yang didapat, menjadi profesional dalam bekerja. Mudah-mudahan kalian kaya dunia untuk sosial dan kaya hati, baik hati dan mendapatkan ridho orang tua serta Allah Subhanahu wataala.” tuturnya.

Dari data yang dapatkan di Fakultas Syariah IAIN Pontianak yang menjadi lulusan terbaik Prodi Hukum Ekonomi Syariah adalah Rofii dengan IPK 3,77 dan predikat tercepat Prodi Hukum Ekonomi Syariah diperoleh oleh Ema Ratna Sari dengan masa studi 4 Tahun 10 Hari. Prodi Hukum Keluarga Islam memiliki lulusan terbaik dan tercepat diperoleh oleh Feni Lanasari dengan IPK 3,51 dengan masa studi 4 Tahun 2 Bulan 22 Hari. Fakultas Syariah juga memberikan penghargaan untuk Skripsi terbaik dengan nilai 85,62 atas nama Mindi Karmila.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Yudisium FUAD:  Bekal Untuk Sukses

PONTIANAK (iainptk.ac.id)- Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak melaksanakan kegiatan Yudisum yang ke 9. Kegiatan ini berlangsung di Aula Syeikh Abdul Rani Mahmud pada hari Selasa, (26/3) pagi. Kegiatan ini dihadiri pejabat di IAIN Pontianak, stakeholder, mahasiswa yang akan di yudisium serta orangtua dari peserta yudisium. Terdapat 46 peserta wisudawan dan wisudawati dari FUAD. Prodi KPI ada 14, Prodi BKI ada 22, Prodi MD ada 5, dan Prodi IAT ada 5 peserta.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dalam kesempatan itu menyampaikan “Saya ucapkan terimakasih atas kinerja Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah sehingga tahun ini kita akan mewisuda 46 sarjana dari FUAD. Saya ucapkan selamat mengiringi kinerja Bapak-Ibu kalian, dosen kalian di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah ini. Selama kalian mencurahkan dedikasi ilmiah kalian, sebab kalau kalian tidak punya dedikasi itu tidak mungkin kalian bisa jadi sarjana. Kalian sudah membahagiakan Bapak dan Ibu kalian. Itu adalah wujud terimakasih kepada orangtua yang telah ikhtiar mensuport cita-cita kalian.”

Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Harjani Hefni, Lc, MA dalam kata sambutanya menyampaikan “Kami hari ini sangat berbahagia karena setelah sekian tahun orang tua menitipkan anaknya kepada kami untuk kami bekali dengan berbagai macam hal. Kami bekali mereka dengan ilmu, kami bekali mereka dengan sikap, kami bekali mereka dengan keterampilan, kami bekali mereka dengan kemampuan berfikir sistematis, kami bekali mereka dengan terjun ke lapangan, kami bekali mereka untuk terjun langsung kemasyarakat pada saat KKL dan hari ini Alhamdulillah, semua amanah-amanah itu telah kami laksanakan sesuai dengan kemampuan kami.” ujarnya.

“Setelah ini yang membedakan saudara-saudara sekalian dengan yang lainnya adalah kemampuan mengaktualisasikan diri dengan bekal-bekal yang telah kami berikan. Baik ilmu, baik sikap, baik keterampilan, baik kemampuan berfikir sistematis, dan lain-lainnya. Kalau adik-adik sekalian mampu untuk melakukan aktualisasi diri ini mudah-mudahan kedepan dunia yang makin komplek ini bisa dihadapi oleh adik-adik dengan ilmu yang telah diberikan, dengan sikap yang telah kami bekalkan, dengan keterampilan juga yang telah kami bekalkan.” tambah Dr. Harjani Hefni, Lc, MA yang juga penulis buku the 7 Islamic Daily Habits.

Rektor IAIN juga mengabarkan “Percayalah setiap detik, setiap jam, setiap hari, minggu, bulan dan tahun kita selalu berikhtiar untuk kampus kita yang lebih baik. Misalnya tahun ini FUAD sudah memiliki gedung baru, itu bagian dari ikhtiar kita untuk memenuhi ekspektasi, harapan masyarakat yang telah percaya kepada IAIN menitipkan anak-anaknya.” pungkasnya.

Sesuai data yang kami dapatkan di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah yang menjadi lulusan yang terbaik adalah Nani Sugiarti dengan IPK 3,78. Sedangkan untuk kategori lulusan tercepat adalah Dea Amiliya MR dengan masa studi 3 Tahun 7 Bulan 25 Hari. Kategori terakhir adalah lulusan termuda diperoleh oleh Sulimah dengan usia 21 Tahun 5 Bulan 8 Hari.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Sosialisasi Hasil Penelitian BALITBANGKUMHAM, Dukung Penegakan Hukum dan Kedaulatan Negara di Perbatasan

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak menjadi salah satu peserta dalam kegiatan Sosialisasi Hasil Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia (BALITBANGKUMHAM), Jumat (22/03) di Aula Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Barat Jl. KS. Tubun No. 26 Pontianak.

Kegiatan yang bertema: “Penegakan Hukum dan Kedaulatan Negara dalam Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara di Indonesia” tersebut dihadiri sebanyak 31 peserta yang berasal dari kalangan TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Bea Cukai, Imigrasi, BNNP, Akademisi, LSM, dan Perguruan Tinggi.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Kalimantan Barat, Muhammad Yanis, SH., M.Hum mengatakan jika berbicara mengenai perbatasan berarti juga terkait dengan Kalimantan Barat yang notabene merupakan kawasan yang memiliki beberapa titik yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, seperti Malaysia. Menurutnya, wilayah perbatasan memiliki kompleksitas dan beberapa persoalan yang sedianya dapat memunculkan isu strategis nantinya. “Kawasan perbatasan merupakan representatif dari kedaulatan negara bahkan dijadikan sebagai tolok ukur kekuatan kedaulatan sebuah negara atas wilayahnya. Oleh karena itu akan berdampak pada keamanan dan pengembangan kawasan perbatasan itu sendiri.” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Tim Peneliti, Suharyo, SH., M.H mengungkapkan jika tujuan dari penelitian ini pertama, untuk mengetahui mekanisme penegakan hukum dan kedaulatan negara dalam pengelolaan kawasan perbatasan negara, dan sejauh mana peranan TNI di wilayah perbatasan. Kedua, untuk mengetahui koordinasi kementerian/lembaga dalam mewujudkan terselenggaranya kedaulatan negara dan kesejahteraan masyarakat dan kendala dalam koordinasi.

Ia pun menambahkan jika hasil dari penelitian ini menunjukkan jika keterbatasan SDM dan sarana prasarana dalam menegakkan peraturan perundang-undangan yang ada masih sangat terlihat. Apalagi untuk mengawasi ribuan kilometer perbatasan darat dan laut. Bahkan ratusan kilometer perbatasan lainnya berupa hutan lebat, perbukitan, gunung, dan sungai yang lebar dan deras arusnya merupakan kondisi nyata yang sangat sulit diawasi oleh instansi terkait. Belum lagi jalur tikus yang sewaktu-waktu berpindah untuk menyiasati pengawasan.

Untuk itu ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian oleh pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten/Kota termasuk Kecamatan dalam menunjang penegakan hukum dan penegakan kedaulatan negara di wilayah perbatasan, antara lain: memperkuat nasionalisme bangsa masyarakat di daerahnya; melaporkan kepada jajaran Imigrasi, Polri, dan kesatuan TNI yang berada di sekitarnya berkenaan dengan keberadaan orang asing yang masuk secara ilegal; serta melaporkan terjadinya Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT) serta berbagai kejahatan dalam dinamika kehidupan masyarakat di daerah perbatasan kepada instansi terkait.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Seminar Lalu Lintas, Rektor: Nyawa itu Mahal

PONTIANAK (iainptk.ac.id)- Polresta Pontianak menyelenggarakan Seminar Lalu Lintas dengan tema “Pelanggaran dan Kecelakaan yang di Dominasi Generasi Muda di Wilayah Hukum Polresta Pontianak. Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud pada Kamis, (21/3) pagi. Ratusan generasi millenial dengan semangat mengikuti kegiatan ini.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dalam sambutannya menyampaikan “Acara ini inspiratif sekali untuk kita, dan ini bagi saya karunia. Karena kalian adalah harapan kami. Kalian adalah titipan orang tuamu, kalian adalah bibit anak bangsa, yang kedepan pasti akan mengurusi bangsa ini. Siapa disini yang mau nyawanya di tukar dengan gunung emas? Pasti tidak ada yang mau. Kalau begitu mahal tidak nyawa dan kehidupan kalian ini?” serentak jawab mahasiswa MAHAL.

“Kegiatan ini biar tumbuh sains (pengetahuan) kita untuk berikhtiar selamat berlalu lintas. Setelah ikhtiar lengkap: SIM ada, bawa motor tidak ugal-ugalan, helm dipasang talinya, kalau kalian dicabut nyawanya oleh malaikat, itu baru namanya takdir kehendak Allah yang dominan disitu. Kalau kalian bawa motornya ngebut, sambil baca WA, tidak pakai helm, kalian mati bukan dalam keadaan syahid.” ungkap rektor dihadapan ratusan mahasiswa IAIN Pontianak.

Kasat Lantas Polresta Pontianak, Kompol Syarifah Salbiah dalam menyampaikan materi tentang berlalu lintas mengatakan “Saya akan menyampaikan materi tentang kecelakaan lalu lintas. Sasaran kami ke pelajar dan mahasiswa karena untuk di Polresta Pontianak Kota tahun 2018 korban dan pelaku rata-rata usianya 17 sampai dengan 35 tahun. Catatan PBB dan WHO yang menjadi korban pelanggaran dan pelaku ini 62% dihitung adalah kaum millenial atau yang masih produktif.” ungkapnya.

“Dari sekian banyak faktor penyebab Lakalantas, paling banyak disebabkan oleh manusia. Misalnya tidak ada polisi nih, panas, saya serobot ah lampu merah. Subuh nih belum ada polisi saya menyerobot lampu merah, itu kalau ketabrakan lalainya itu kepada orang yang menyerobot lampu merah.” tegas Kompol Syarifah Salbiah.

Kegiatan ini sudah dilakukan di kampus lainnya di Kalbar. IAIN Pontianak adalah kampus yang ketiga yang dikunjungi. Tidak hanya seminar, tetapi ada juga pelayanan lainnya seperti layanan SIM Keliling, layanan pemeriksaan kesehatan gratis dan layanan service motor honda gratis. Layanan ini terbuka untuk umum.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




IAIN Pontianak Dukung Generasi Millenial Road Safety Menuju Zero Accident

PONTIANAK (iainptk.ac.id)- Polresta Pontianak menggelar kegiatan Apel Bersama di halaman kampus IAIN Pontianak, Kamis (21/3) pagi. Tampak para pejabat dan ratusan mahasiswa IAIN Pontianak serta perwakilan dari Polresta Pontianak dan Jasa Rahardja menghadiri apel tersebut.

Inspektur Apel, Kombespol Muhammad Anwar Nasir, S.I.K M.H, didampingi Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA membacakan deklarasi generasi millenial mendukung road safety menuju zero accident, di ikuti oleh seluruh peserta apel bersama.

“Deklarasi generasi millenial, mendukung road safety menuju zero accident. Pada hari ini Kamis, tanggal 21 Maret 2019. Kami selaku generasi milenial berkomitmen untuk:

  1. Generasi yang peduli keselamatan berlalu lintas;
  2. Mendukung sepenuhnya program Kepolisian Negara Republik Indonesia, dalam mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas;
  3. Siap menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas.

Setelah deklarasi dibacakan, perwakilan mahasiswa melakukan penandatanganan deklarasi millenial mendukung road safety menuju zero accident. Dilanjutkan dengan mendengarkan pidato dari Inspektur Apel.

“Wujud perhatian negara atau pemerintah terhadap kaum millenial, tentang keselamatan berlalu lintas dari angka kecelakaan di tahun 2018. Khususnya untuk Indonesia sekitar 54%, untuk Kalimantan Barat sekitar 52% dan untuk Pontianak 52%. Angka kecelakaan lalu lintas seluruhnya itu korbannya kaum millenial, artinya dari umur 17 sampai dengan 35 Tahun. Mereka menjadi korban dan juga menjadi pelaku kecelakaan” paparnya.

“Kaum millenial akan menjadi penerus masa depan. Kalau angka ini dibiarkan terus bertambah, maka bisa jadi kita akan kehilangan para generasi muda yang berkualitas ini yang mati sia-sia di jalan. Kalau kita tidak hentikan atau tidak ada upaya untuk men-zero-kan accident. Memang mungkin sungguh berat kalau zero accident tetapi itulah target kita, namanya ikhtiar.” tuturnya.

“Marilah kita selalu menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas. Implementasinya adalah dalam kehidupan kita sehari-hari misalnya dalam penggunaan sepeda motor jangan sampai kita belum punya sim, tapi sudah menggunakan sepeda motor. Kepada rekan-rekan mahasiswa jangan gunakan sepeda motor atau kendaraan dalam keadaan letih. Kecelakaan lalu lintas selalu diawali dengan pelanggaran lalu lintas. Untuk menekan ini kami merencanakan dan mensosialisasikan untuk WA tilang. Kami buat terobosan WA tilang. Mungkin di Indonesia belum ada untuk terobosan WA tilang. Semua masyarakat Pontianak dan Kubu Raya sebagai wilayah hukum saya bisa menilang pelanggar berlalu lintas. Caranya cukup foto dan video pelanggar lalu lintas kirim ke call center nanti akan ditilang. Surat tilang dikirim ke rumah masing-masing.” Kata Kombespol Muhammad Anwar Nasir, S.I.K M.H, yang juga melakukan terobosan pembuatan SKCK Online.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Pendaftaran Mahasiswa Baru Jalur SPAN-PTKIN IAIN Pontianak Meningkat

PONTIANAK(iainptk.ac.id)–Peminat mahasiswa baru yang mendaftar di jalur SPAN-PTKIN (Seleksi Prestasi Akademik Nasional-Perrguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) se-Indonesia meningkat tajam setiap tahunnya.

Demikian halnya untuk peminat di IAIN Pontianak tahun 2019 meningkat signifikan. “Tahun 2019 ini jumlah calon mahasiswa yang mendaftar di Jalur SPAN-PTKIN pada IAIN Pontianak berjumlah 1917 orang” ujar Syarif Akhmad Fauzi, Kasubbag Administrasi Akademik IAIN Pontianak.

Hal itu dipaparkan AlFauzi saat Sidang Penetapan Kelulusan SPAN-PTKIN dihadapan rektor, para wakil rektor, para dekan, kabag akademik dan kemahasiswaa serta panitia lokal SPAN-PTKIN.

Rektor IAIN Pontianak menyatakan, “Kita bersyukur atas kepercayaan masyarakat, para orangtua dan calon mahasiswa yang memilih IAIN Pontianak untuk melanjutkan studi. Kabar baiknya pendaftar IAIN Pontianak bukan hanya dari Kalimantan Barat tetapi menyebar dari Aceh hingga Papua ada yang mendaftar di IAIN Pontianak. Karena kita sudah dibatasi kuota untuk jalur SPAN-PTKIN ini hanya diterima 600 kursi” ujarnya saat memberikan arahan dalam sidang penetapan kelulusan, Rabu (20/3) malam di ruang rapat rektorat.

“Ke depan kita harus maksimalkan lagi promosi IAIN Pontianak. Promosi harus terpusat di institut saja agar mudah mengukur tingkat keberhasilannya. Mudah-mudahan di jalur Ujian Masuk (UM-PTKIN) jumlah calon mahasiswa yang mendaftar semakin membludak” ujar rektor.” tegasnya.

Rapat kelulusan ditingkat nasional akan dilaksanakan pada Kamis (28/3) mendatang. Pengumuman kelulusan SPAN-PTKIN dijadwalkan pada 1 April 2019.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Positif, IAIN Pontianak Gelar Wisuda 28 Maret 2019

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Berdasarkan hasil rapat Panitia Wisuda disepakati wisuda IAIN Pontianak akan digelar pada Kamis, 28 Maret 2019 di Auditorium Syeik Abdul Rani Mahmud.

Rapat yang dihadiri Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, S.Ag, MA didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum digelar pada Rabu (20/3)petang.

Dalam arahannya, Rektor Syarif menegaskan kepada panitia untuk memberikan pelayanan yang terbaik. “Muliakan orangtua para wisudawan dan para tamu undangan. Berikanlah pelayanan yang terbaik. Persiapkan segala sesuatunya dengan matang. Hal-hal yang telah dievaluasi pada wisuda sebelumnya harus diperhatikan untuk dilakukan perbaikan kinerja panitia wisuda” tegasnya.

Kabag Akademik dan Kemahasiswaan, Suyati menjelaskan bahwa pendaftaran wisuda telah ditutup. InsyaAllah yang akan diwisuda sejumlah 431 wisudawan/wisudawati” ujar Ketua Panitia Wisuda ini.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail.




Dekan FUAD: Kita Boleh Berbeda Iman, tapi Kita Adalah Saudara Kemanusiaan

PONTIANAK (iainptk.ac.id)—Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak membuka kegiatan Dialog Lintas Agama, dengan tema “Peran Tokoh Agama dalam Menjaga Keutuhan NKRI”, pada Rabu (20/3) pagi di Audit Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak.

Kegiatan ini disiapkan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Studi Agama-Agama (SAA) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak.

Terdapat lima narasumber dalam kegiatan ini pertama, Ida Shri Rsi Dukuh Putra Bandem selaku dari Agama Hindu. Kedua, Suryanto, BSC, S.H dari Agama Konghucu. Ketiga, Dr. Zulkifli, M.A dari Agama Islam. Keempat, Pendeta ir. Iwan Luwuk dari Agama Kristen dan terakhir Pandita Rolink Kurniadi Darmawan dari Agama Budha.

Dekan FUAD IAIN Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M.Si menyampaikan kepada mahasiswa “Kami merasa bahwa membincangkan tentang agama adalah satu hal yang sangat penting dalam konteks Indonesia hari ini. Di luar sana banyak orang yang membincangkan agama tetapi dalam perspektif yang berbeda. Hari ini misalnya agama, etnis, itu diperbincangkan dalam perspektif politik. Agama dibawa-bawa, diseret-seret untuk kepentingan politik. Sehingga yang terjadi adalah menyebarnya berita hoax yang menyalahkan pemeluk satu agama dan pemeluk agama lainnya.” paparnya.

“Hari ini, tensi bangsa Indonesia sangat tinggi sekali dalam suasana pemilu tahun ini. Ditengah hiruk pikuk itu harus ada orang, organisasi dan tokoh-tokohnya membincangkan agama dalam perspektif yang berbeda. Bahwa agama itu mengajarkan kedamaian, agama mengajarkan tentang kemanusiaan, agama mengajarkan saling menghargai satu dengan yang lainnya. Harus ada orang yang memperhatikan bahwa tidak boleh menyebarkan isu agama untuk permusuhan. Kita boleh berbeda agama, kita boleh beda iman, tetapi kita adalah saudara kemanusiaan.” tutup Dekan FUAD yang juga Ketua FKUB Kalimantan Barat itu.

Ketua Program Studi SAA (Studi Agama-Agama), Ridwan Rosdiawan, MA berharap “Kegiatan ini menjadi cikal bakal bagi rangkaian acara yang melibatkan tokoh-tokoh, baik lintas agama maupun lintas budaya kedepannya. Jika hari ini kita mulai dengan dialog antara tokoh lintas agama di pucuk pimpinan, kedepan dan Insyaalah kami ada program melaksanakan dialog antar generasi mudanya. Terutama organisasi kepemudaan di Lintas Agama dan lintas budaya.” ungkapnya.

“Semangat ini bukan didasari oleh apa-apa, tetapi murni. kami dari Program Studi Agama-Agama (SAA) ingin menjadikan kita sebagai role model, kita menjadi prototype, kita menjadi contoh di tengah-tengah masyarakat yang begitu multikultural dan majemuk ini bahwa kita bisa menyuarakan, kita bisa mensosialisasikan, kita bisa berbicara bahwa Kalimantan Barat bisa menjadi terdepan dalam pembinaan kerukunan” tutup kaprodi SAA, disambut tepuk tangan meriah dari mahasiswa.

Ketua Panitia, Faiz Badruddin yang juga mahasiswa Prodi SAA menyampaikan “Kegiatan ini diadakan dengan tujuan agar kita sebagai mahasiswa IAIN Pontianak dapat memahami bahwa, kita sebagai warga Negara Indonesia memiliki berbagai macam agama dan suku. Serta kita ditugaskan untuk menjadi agent of change untuk membuat Indonesia aman, tentram dan warganya saling akur dan menciptakan kerukunan yang damai.” jelasnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




BPK Goes to Campus, Sukses Gelar Kuliah Umum di IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia mengadakan kegiatan BPK Goes to Campus dengan menggelar Kuliah Umum. Tema yang diusung “Peran BPK dalam Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara”.

Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Syeikh Abdul Rani Mahmud, pada Selasa (19/3) pagi. Lebih dari 400 peserta yang menghadiri acara itu. Tampak para pimpinan/pejabat IAIN Pontianak, Pimpinan BPK Perwakilan Kalbar, serta perwakilan mahasiswa dari 16 program studi di IAIN Pontianak.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dalam sambutannya bersyukur kehadiran BPK RI ke IAIN Pontianak “Kegiatan hari ini merupakan sebuah karunia, anugerah besar dari Allah. Saya seperti dapat durian runtuh, karena saya hari-hari ini mempreteli anggaran. Banyak program penting yang mau diwujudkan dalam rangka maksimalisasi janji kami kepada masyarakat, yaitu melayani mahasiswa dengan upaya yang keras untuk mengupgrade kualitas pelayanan. Namun masih terkendala anggaran.” ujarnya.

“Terhadap keuangan saya sampaikan IAIN Pontianak sudah masuk ke persentase 99,9 %. Kemarin masih ada non tunai satu kasus karena ada mahasiswa angkatan lama di atas 2010 belum masuk ke sistem. Transaksi keuangan terutama internal pegawai, itu sudah 100% non tunai. Ikhtiar transparansi ini dan meminimalisir ketidak baikan yang kemungkinan terjadi. Kami sudah usahakan pada bulan Februari kemarin mahasiswa kami tidak perlu mengantri untuk daftar ulang di kampus. Mahasiswa sudah bisa ke ATM untuk daftar ulang.” tambah Rektor dengan disambut tepuk tangan meriah dari mahasiswa.

Wakil Ketua BPK RI, Prof. Dr. Bahrullah Akbar, M.B.A. dalam kuliah umum menyampaikan “Saya akan berbicara tentang 3 hal hari ini.p Pertama, mungkin ada yang belum kenal BPK sebagai lembaga tinggi Negara. Jadi setelah keluar dari kegiatan ini bisa kenal dan bisa sayang dengan BPK. Kedua, apasih tugas pokok, fungsi dan kewenangan dari BPK ? Ketiga, keuangan Negara itu apa? Setelah keluar dari sini bisa mengenal BPK, mungkin suatu saat kita bisa menerima lulusan dari IAIN Pontianak” katanya mengawali pembukaan.

“Kesimpulannya, BPK merupakan Lembaga Tinggi Negara yang sederajat dalam rangka cek dan balance. Kedua, seluruh uang Negara harus dipertanggung jawabkan. Ketiga, BPK diberikan amanah untuk melaksanakan pemeriksaan tanggung jawab pengelolaan keuangan Negara.” pungkasnya.

Pada sesi dialog, tampak antusias peserta mengajukan pertanyaan. Dengan lugas Wakil Ketua BPK menjawab pertanyaan peserta. Sesi berikutnya Prof. Bahrullah Akbar yang melakukan feedback mengajukan pertanyaan. Peserta yang berhasil menjawab pertanyaan diberikan dorprize.

Sesi akhir acara dilakukan penyerahan pertukaran cinderamata dan sertifikat antara Wakil Ketua BPK RI dengan Rektor IAIN Pontianak.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail