FGD Kajian Manuskrip Keagamaan

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)– LP2M IAIN Pontianak menggelar Fokus Group Diskusi (FGD) di Ruang Rapat Senat pada hari Kamis, (8/8) pagi. FGD kali ini bertema Manuskrip Keagamaan Nusantara di Kalimantan Barat. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, kerjasama dan Alumni. Dr. Abdul Mukti, MA.

“Kegiatan ini bisa menguatkan satu Visi dan Misi Kementerian Agama dalam konteks pengembangan kajian keagamaan. Melalui manuskrip yang ada di seluruh nusantara. Menurut saya ini adalah salah satu kekayaan Indonesia, yang memiliki sangat banyak manuskrip. Kedua IAIN Pontianak sendiri punya tanggung jawab intelektual untuk mengembangkan riset-riset keislaman di Indonesia.” Hal itu dikatan Abdul Mukti saat memberi sambutan.

“Kalimantan Barat secara peta pernaskahan juga sangat potensial untuk mengembangkan manuskrip-manuskrip. Karena itu, FGD ini sangat relevan apa lagi bisa dilanjutkan dengan pembentukan pusat kajian manuskrip. Saya ucapkan selamat dengan terselenggaranya FGD ini, mudah-mudahhan acara ini bisa berkontribusi positif baik untuk kemaslahatan Kementerian Agama secara umum dan Indonesia secara luas serta dunia yang jauh lebih luas.” pungkasnya.

Ketua LP2M, Sukardi menyampaikan “Kegiatan FGD ini menghadirkan dua narasumber. Naraumber pertama Dr. Erwin, dari IAIN Pontianak. Narasumber kedua dari Pusat Kajian Manuskrip Keagamaan Nusantara Dr. Fakhriati. Peserta yang hadir terdiri dari akademisi dan mahasiswa di lingkungan IAIN Pontianak, serta dari Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat.” ujarnya.

Erwin dengan semangat menyampaikan materinya, dimulai dari kerajaan-kerajaan Melayu di Kalbar. Seperti kerajaan Sambas, Mempawah, Landak, Sanggau, Sekadau, Sintang Tayan, Meliau, Pontianak, Kubu, Simpang, Sukadana dan Matan. Dari kerajaan ini jugalah banyak lahir manuskrip-manuskrip yang berharga. Erwin yang juga merupakan dosen di IAIN Pontianak menjelaskan, “Manuskrip atau naskah adalah bahan tulisantangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan bangsa masa lampau. Minimal telah berusia 50 tahun” paparnya.

Erwin menambahkan sesuai pengalamannya, tempat penyimpanan manuskrip beragam. Mulai dari perseorangan, lembaga pemerintah, pondok pesantren dan di Istana atau Keraton. Ia juga menyampaikan sikap masyarakat memperlakukan manuskrip saat ini. ada yang dimusnahkan karena sudah dimakan Rayab, ada tang dijual kiloan karena tidak tahu apa manfaatnya, ada yang dihadihkan, selain itu manuskrip kadang disimpan di tempat tak layak. Bahkan ada sikap masyarakat yang menganggap manuskrip sebagai benda bertuah atau keramat.

Narasumber kedua Dr. Fakhriati menyampaikan “Kegiatan FGD kali ini juga bertujuan untuk melakukan sosialisasi tentang rencana pembentukan Pusat Kajian Manuskrip Keagamaan Nusantara yang rencananya di launching Menteri Agama pada bulan Oktober 2019. Diharapkan agar para akademisi, pemerhati manuskrip dapat memberikan masukan terkait rencana pembentukan pusat kajian manuskrip tersebut.”

Dalam sesi diskusi Ketua LP2M IAIN Pontianak menyambut baik rencana pembentukan pusat kajian manuskrip tersebut. Sarannya agar diperjelas kedudukan, fungsi, dan legalitas pusat kajian manuskrip dengan lembaga-lembaga kajian yang sudah ada. Agar dapat dibentuk pusat kajian manuskrip keagamaan nusantara di daerah.”

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




LP2M IAIN Pontianak Gandeng Puslitbang Lakukan Penelitian Dinamika Penerjemahan Al-Qur’an ke Bahasa Dayak Kanayatn

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)—LP2M IAIN Pontianak menggandeng Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menggarap Penelitian dan Penulisan Dinamika Penerjemahan Al-Qur’an ke Bahasa Dayak Kanayatn: Sebuah Pengalaman Unik.

Hadir dalam kesempatan tersebut Peneliti Utama, Drs. Choirul Fuad Yusuf, MA dan Peneliti Muda, Reza Perwira, S.Th.I yang melakukan monitoring Penelitian Dinamika Penerjemahan Al-Qur’an ke Bahasa Daerah, Selasa (6/8) di Ruang Rapat LP2M.

Dalam kesempatan itu, Peneliti Utama, Drs. Choirul Fuad Yusuf, MA menyampaikan jika salah satu upaya peningkatan peran, fungsi al-Qur’an dalam pembangunan agama, maka Puslitbang Lektur & Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, sejak tahun 2011 melaksanakan program Penerjemahan Al Qur’an ke dalam Bahasa Daerah. Tercatat sejak tahun 2012-hingga kini sudah diselesaikan penerjemahan dan penerbitan al-Qur’an berbagai bahasa daerah di Indonesia, di antaranya yaitu Terjemahan al Qur’an bahasa: Kaili, Sasak, Makassar, Banjar,  Minang, Ambon, Bali, Banyumasan Madura, Bugis dan Aceh, dan Dayak (Kanayatn).

Ia pun menjelaskan tujuan dari penelitian ini yaitu mendekripsikan penyelenggaraan program/kegiatan penerjemahan Al-Qur’an (teks bahasa sumber) ke dalam bahasa daerah (teks bahasa target) serta menuliskan fakta yang terjadi dalam proses kerja yang terjadi (ex post facto).

“Penelitian ini akan mengungkap proses penerjemahan Al-Qur’an bahasa Dayak Kanayatn secara detail mulai dari awal munculnya gagasan sampai dengan launching.” Ia menambahkan, fokus dalam riset ini yang dapat menjadi rujukan dalam penggalian dan pengayaan data yaitu pemilihan/penentuan dialek bahasa daerah; penentuan pendekatan dan metoda penerjemahan yang dipergunakan; Penerjemahan istilah-istilah ekuivokal; Menerjemahkan kalimat yang “debatable, multi-interpretable” secara linguistikal, kultural, maupun teologis agar hasilkan terjemahan yang memiliki tingkat keabsahan (validity), kecermatan/ketepatan (accuracy), keterterimaan (acceptability), dan keterbacaan (readability) yang tinggi; Mengungkap  pengalaman kesulitan pembahasan dan pencarian kompromi terjemahan; Mendeskripsikan kesulitan/hambatan administratif.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Bikin Haru, Enam Semester Mahasiswa Ini Bayar Uang Kuliah Pakai Duit Receh

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)– Ekonomi boleh rendah, tapi pendidikan harus tinggi. Begitulah prinsip yang dipegang oleh Heriyanto. Keterbatasan ekonomi tak menyurutkan semangatnya mewujudkan cita-cita meraih gelar sarjana.

Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) itu selama enam semester membayar uang kuliahnya dengan uang receh hasil tabungannya. “Sejak semester 2 hingga semester 7, saya membayar daftar ulang menggunakan uang receh” tuturnya.

Ayahnya bekerja sebagai petani padi di Desa Pasa Piang Ujung di Kabupaten Kubu Raya. Sedangkan ibu sebagai ibu rumah tangga. Situasi ini tidak menghalangi niatnya untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

“Setiap awal semester, saya dan ayah menabung di sebuah toples sedikit demi sedikit. Dibuka kembali setiap enam bulan sekali ketika tiba waktunya untuk daftar ulang” ceritanya. Ketekunannya selalu membuahkan hasil, uang yang terkumpul dapat membiayai dirinya untuk menuntut ilmu.

“Semester ini uang yang terkumpul paling banyak dibandingkan sebelumnya mencapai Rp. 1.825.000. Sementara semester lalu uang yang terkumpul hanya Rp. 1.472.000. biaya SPP yang hanya Rp. 1.335.000 dapat dibayar dengan tepat pada waktunya” jelasnya bersemangat.

Orang tua saya pernah bilang “Rajin-rajinlah nak untuk menabung, karena sesuatu yang kecil bisa besar apabila kita menabung.” tambahnya. Heri merupakan anak ke dua dari empat bersaudara. Kakaknya sudah menikah, adiknya juga baru menikah belum lama ini. Sedangkan adiknya yang bungsu baru berusia 7 tahun. Di keluarga hanya Heri yang kuliah. Lokasi yang jauh antara rumah dan kampus membuatnya memilih untuk tinggal di Surau yang terletak di Perumnas 4 Kelurahan Saigon Kecamatan Pontianak Timur. Setelah Sholat Magrib ia mengajar anak-anak sekitar surau untuk mengaji hingga Azzan Isya tiba. Tak ada biaya atau bayaran, semua dijalaninya dengan syukur. Bisa tinggal di surau tanpa harus membayar uang kos, biaya air dan listrik sudah membuatnya senang.

Dari semester awal hingga sekarang IPK tidak pernah kurang dari 3.50 dan IPK terakhir 3.53. Sebenarnya Heri ingin segera seminar proposal karena dari bab I hingga bab III, sudah selesai saat matakuliah Metodologi Penelitian 2.

Heri memiliki target untuk selesai kuliah, paling lama Bulan April tahun depan. Aturan membuatnya harus bersabar hingga selesai Kuliah-kerja Lapangan (KKL). Saat ini Heri sedang melaksanakan kewajibannya sebagai mahasiswa untuk melaksanakan KKL di Desa Jeruju Besar Dusun Karya Mulya kelompok 57.

Sebagai Ketua kelompok, Heri harus bisa memimpin 15 mahasiswa terdiri dari 7 laki-laki dan 8 Perempuan. Sudah ada beberapa kegiatan yang dilakukan seperti memakmurkan masjid dengan membuat TPA, gotong royong membersihkan lingkungan dengan masyarakat dan membantu mensukseskan kegiatan Desa.

“Cita-cita saya ingin menjadi fotografer yang profesional, kalau masalah hobi dan keinginan tidak bisa dipungkiri.” katanya sambil tersenyum. Diluar waktu kuliah Heri meluangkan waktunya untuk bekerja sebagai dekorasi pengantin sekaligus menjadi photografer. Hobinya selalu diasah, Heri senang bekerja sesuai hobinya. Di kampus Heri menimba ilmu dan di luar Heri mempraktikkan ilmu. Begitulah ilmu yang bermanfaat, seperti pohon yang berbuah.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Info Tata Cara dan Jadwal Daftar Ulang Jalur SPMB IAIN Pontianak 2019

PONTIANAK. (www.ainptk.ac.id) Calon mahasiswa telah berjuang untuk menjadi yang terbaik mulai dari pendaftaran secara online, tes tertulis pada tanggal 30-31Juli 2019. Sekarang tiba waktunya calon mahasiswa mengetahui apakah lulus atau tidak, untuk dapat kuliah di kampus Islam Negeri satu-satunya di Kalimantan Barat. Pengumuman tersebut dapat dilihat melalui web IAIN Pontianak http://akademik.iainptk.ac.id/pengumuman-kelulusan-dan-kelompok-ukt-spmb-mandiri-iain-pontianak-tahun-2019/. Atau di papan informasi kampus IAIN Pontianak.

Setelah dinyatakan lulus, tahapan selanjutnya calon mahasiswa melakukan daftar ulang dengan syararat harus memiliki rekening pribadi pada Bank Syariah Mandiri (BSM). Jika belum memiliki rekening BSM pribadi. Calon mahasiswa dapat membuka rekening tersebut di Kampus IAIN Pontianak (Loket BSM), atau bisa juga membuka di seluruh cabang BSM terdekat. Calon mahasiswa diberi waktu 4 hari untuk melaksanakan daftar ulang mulai dari hari Senin tanggal 12 Agustus 2019 sampai dengan hari Kamis tanggal 15 Agustus 2019.

Pembayaran dilakukan secara transfer melalui channel-chanel Bank Syariah Mandiri antara lain melalui ATM Bank Syariah Mandiri, Mobile Banking Bank Syariah Mandiri, BSM Internet Banking dan bisa juga melalui Teller Bank Syariah Mandiri.

Calon mahasiswa dapat transfer tarif UKT sesuai pengumuman penetapan UKT ke Rekening Bendahara Penerimaan IAIN Pontianak dengan nomor 3345033458 AN. BPN 042 IAIN Pontianak. Isi berita Transfer: “Nama mahasiswa dan Nomor Pendaftaran” selanjutnya tanggal bayar dapat disesuaikan mulai dari tanggal 12-15 Agustus 2019. Setelah berhasil langkah selanjutnya simpan dan cetak struk sebagai bukti pembayaran yang sah.

Dengan membayar UKT calon mahasiswa sudah layak untuk ketahap selanjutnya, yaitu mendaftarkan diri mengikuti Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Masa pendaftaran berlangsung mulai tanggal 15-18 Agustus, dari jam 08.00-16.00 di Gazebo IAIN Pontianak. Syarat pendaftarannya membawa foto berwarna ukuran 3×4 1 lembar. Kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh calon mahasiswa. Banyak informasi yang akan disampaikan sebelum duduk dibangku perkuliahan.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail

[pdf-embedder url=”https://iainptk.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/Tata-Cara-Pembayaran-Uang-Kuliah-Tunggal.pdf” width=”fullscreen”]




Sinergi Mahasiswa Pengabdian Masyarakat Tiga Kampus di Kuala Secapah

MEMPAWAH (www.iainptk.ac.id)—Tiga kampus ternama di Kalbar bersinergi menerjunkan mahasiswanya ke masyarakat. Melalui program KKL IAIN Pontianak, KKN UNTAN dan KKU Universitas Muhammadiyah Pontianak mereka menggelar halal bi halal, bersama warga di tempat di Gedung Serba Guna, Desa Kuala Secapah, Jum’at (9/8).

Kegiatan itu dihadiri Kepala Desa Mawardi, Sekretaris Desa, Ismail, dan Yohanes selaku Bakbinkanhumas Desa Kuala Secapah, Ketua BPD Bapak Zaldi serta Ketua Karang Taruna Bapak Hidayat.

Acara ini disambut dengan antusias oleh acara warga Desa Kuala Secapah, dengan Halal Bi Halal tersebut mempererat jalinan silatuhrahmi mahasiswa KKL, KKN, KKU bersama Masyarakat Desa Kuala Secapah.

Kepala Desa menyatakan “Mahasiswa KKL, KKN, KKU ini tidak hanya melaksanakan tugas dari kampus namun juga dapat memberikan motivasi kepada pemuda-pemudi yang ada di Desa Kuala Secapah“ tuturnya.

Kami Selaku Kelompok 17 dari IAIN Pontianak beserta KKN UNTAN dan KKU UMP mengucapkan berterima kasih kepada Masyarakat Desa Kuala Secapah yang telah ikut adil dalam berpartisipasi pada acara Halal Bi Halal.

Penulis: Ishak
Editor: Aspari Ismail




Raja Salman Undang Rektor IAIN Pontianak Tunaikan Ibadah Haji

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id) Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA mendapatkan undangan istimewa untuk melaksanakan Ibadah Haji dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud. Undangan ini hanya diberikan kepada 20 orang Warga Negara Indonesia (WNI). 20 orang yang diundang berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari akademisi, organisasi, jurnalis, mahasiswa, hingga lembaga pemerintah.

Mengutip dari detik.com, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, HR Esam Abid Althagafi, kepada wartawan di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (4/8/2019), mengatakan “Ini adalah program tahunan. Raja Salman mengundang sejumlah umat muslim dari berbagai dunia sebanyak 1.000 orang, di antaranya dari Indonesia 20 orang terbagi berbagai macam kalangan dari tokoh, akademisi, organisasi, dan tokoh-tokoh, jurnalis dan lainnya,” terangnya.

Pelepasan undangan istimewa digelar di rumah dinas kedutaan Arab Saudi, HR Esam Abid Althagafi. Terletak di kawasan Menteng Jakarta Pusat. Seluruh undangan ini akan mendapatkan akomodasi penuh serta khusus dari Pemerintah Arab Saudi. Mulai dari pemberangkatan, transportasi dan penginapan selama menjalani ibadah haji.

Rektor Syarif mengatakan, “Alhamdulillah. Kami bersyukur dan berterima kasih mendapatkan undangan melaksanakan ibadah haji dari Raja Arab Saudi. Dari Indonesia diundang 20 orang, namun 1 orang berhalangan berangkat. Mudah-mudahan kami meraih haji yang mabrur” pungkasnya tersenyum.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Walau Gelap, Mahasiswa KKL IAIN Pontianak di Natuna Tetap Ajar Anak-anak Membaca al-Qur’an

NATUNA (www.iainptk.ac.id)—Sebagai umat Islam, mempelajari al-Qur’an adalah sebuah kewajiban. Bahkan, pembelajaran itu dimulai sejak usia dini hingga lanjut usia. Terbukti dengan didominasinya tempat-tempat mengaji oleh mereka yang berusia belia.

Mengaji di masjid bagi sebagian orang adalah hal yang biasa. Namun, bagaimana jika di masjid tersebut gelap gulita lantaran listrik padam?

Banyak orang yang berpikir pengajian tersebut bubar. Namun, dugaan itu kurang tepat. Di masjid Al-Munawwaroh, Desa Limau Manis, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna contohnya. Malam tadi, anak-anak tetap mengaji walau listrik padam.

Asrap, mahasiswa KKL IAIN Pontianak yang mengajar menjelaskan, bahwa semangat anak-anak dalam belajar al-Qur’an menjadi cahaya tersendiri.

“Saya melihat semangat anak-anak dalam belajar membaca al-Qur’an sehingga tetap mengajar mereka walau keadaan gelap” ujar mahasiswa yang juga menjadi mahasantri Ma’had Al-Jamiah ini.

Memang beberapa hari ini keadaan listrik di desa Limau Manis mengalami gangguan. Sehingga terjadi pemadaman secara berkala, termasuk di waktu Maghrib.

Sebelumnya memang mahasiswa KKL IAIN Pontianak mengadakan pengajian al-Qur’an selepas sholat Maghrib berjamaah di masjid. Mereka merasa perlu untuk melaksanakan kegiatan positif kepada anak-anak Desa Limau Manis.

“Mengaji disini enak. Selain belajar membaca, kami juga belajar tajwid dan membetulkan huruf (makhrijal huruf)” ujar Nasril, siswa SMP yang setiap Maghrib selalu hadir untuk belajar bersama.

Ia datang tak hanya sendiri, melainkan juga bersama Nazrimah, sang adik. “Selama ngaji disini, baru sekarang belajarnya asik” tuturnya. Memang mahasiswa IAIN Pontianak ini menerapkan metode yang lain dari biasanya. Jika mengaji guru hanya mendengar murid membaca dan menegur apabila ada kesalahan, maka cara yang diterapkan mahasiswa ini adalah dengan memberikan penguatan materi tentang hukum tajwid dan makhrijal huruf.

Kehadiran mahasiswa disini dirasa memberikan warna pada desa Limau Manis ini. Apalagi menurut pengurus masjid, dulu pernah ada guru yang mengajar mengaji. Kini guru tersebut melanjutkan studinya sehingga pembelajaran al-Qur’an menjadi vakum.

Kehadiran mahasiswa juga diharapkan dapat menjadi inspirasi pembentukan kelompok pembelajaran al-Qur’an agar anak-anak dapat membaca dan mengamalkan ajaran kitab suci mereka.

Penulis: Ega Wahyu P
Editor: Aspari Ismail




Inilah Jadwal Daftar Ulang Mahasiswa IAIN Pontianak

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)– Daftar ulang semester ganjil tahun akademik 2019-2020 bagi mahasiswa semester tiga ke atas IAIN Pontianak dijadwalkan pada 5 s.d 9 Agustus 2019.

Berikut ini proses pembayaran daftar ulang di BANK SYARIAH MANDIRI.

[pdf-embedder url=”https://iainptk.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/NEW_IAIN-Ptk_Sosialisasi_Pembayaran_Online-Mahasiswa-Baru-2019.pdf” width=”fullscreen”]




Gedung Sekolah Direnovasi, Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Mengajar dan Buka Bimbel di Posko

WAJOK HILIR (www.iainptk.ac.id)—SD Negeri 16 Siantan, Dusun Parit H.Kadir Desa Wajok Hilir, Kecamatan Jungkat Kabupaten Mempawah sedang direnovasi. Aktivitas proses belajar mengajarpun untuk sementara dilaksanakan di posko-posko sementara, seperti di masjid dan di rumah warga. Mahasiswa KKL IAIN Pontianak kelompok 52 yang bertugas di daerah tersebut turut mengabdikan ilmunya pun ikut andil mengajar murid-murid di posko sementara itu. Meskipun belajar di posko, murid-murid tetap semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Rahman, “Antusias anak-anak dalam menuntut ilmu sangatlah besar meskipun harus belajar di posko-posko sementara. Mereka datang tepat waktu, dan aktif berinteraksi ketika aktivitas proses belajar mengajar sedang berlangsung.
Melihat antusias anak-anak yang tetap semangat, membuat mahasiswa pun lebih bersemangat lagi dalam mengajar dan berbagi ilmu untuk mereka, meskipun dengan kondisi yang tidak memungkinkan. Semoga sekolah yang direnovasi dapat segera terselesaikan sehingga, proses belajar mengajar dapat kembali berjalan sebagaimana mana mestinya” harapnya.

Selain mengajar saat jam sekolah, mahasiswa KKL ini juga membuat program bimbingan belajar (bimbel). Hal itu dapat menunjang aktifitas belajar anak. Selain mereka harus mempunyai waktu untuk bermain, mengulang materi yang dipelajari di sekolah juga sangat penting.

Bimbingan yang diberikan oleh mahasiswa KKL sesuai dengan kebutuhan anak-anak mulai dari membantu mengerjakan PR, mengajarkan doa sehari-hari, belajar membaca dan praktik sholat. Semua diajarkan secara suka rela atau gratis.

Posko kelompok 52 tepatnya di rumah ibu Ana Maryana menjadi pusat Bimbel yang dilaksanakan setiap hari Senin dan Kamis mulai dari jam 15:30-16:30. Semua anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut, bahkan mereka datang lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan. Dari adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan anak anak, dan mempererat hubungan silaturahim antara mahasiswa dan murid-murid.

Penulis: Ani Saputri
dan Rasidatul Haulah
Editor: Aspari Ismail




Kampung Riset IAIN Pontianak Terpesona Daya Tarik Tayan Hilir

PONTIANAK (www.iainptk.ac.id)–“Jembatan Tayan menjadi objek wisata sekaligus ikon Kabupaten Sanggau yang membuka mata setiap orang betapa berharganya daerah ini dengan sejuta pesona melalui potensi wisata, sejarah, dan budayanya. Atas dasar itulah kami memilih Tayan Hilir sebagai salah satu lokasi Kampung Riset 2019.” Hal tersebut yang dikatakan oleh Ketua LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, SH., M.Hum saat diwawancara mengenai alasan pemilihan salah satu lokasi Kampung Riset, Selasa (30/7/2019).

Kampung Riset sendiri akan dilaksanakan pada 19 s.d. 24 Agustus 2019 di Kabupaten Sanggau. Masih menurutnya, Tayan Hilir memiliki begitu banyak potensi terpendam yang perlu diekpose dan terdokumentasikan ke khalayak ramai. “Sebagian orang mengenal Tayan Hilir hanya jembatannya saja. Namun sebenarnya masih banyak hal yang terpendam dan tak terdengar oleh masyarakat mengenai Tayan Hilir. Justru hal itulah yang menginspirasi kami melaksanakan program Kampung Riset di Kecamatan Tayan Hilir. Semoga program ini dapat mendokumentasikan berbagai hal tentang keindahan objek wisata, budaya, sejarah, dan sosial kemasyarakatan yang ada di Tayan Hilir.” tuturnya.

Sekretaris Camat Tayan Hilir, Ade Wawan J mengucapkan terima kasih atas terpilihnya Kecamatan Tayan Hilir sebagai salah satu lokasi dilaksanakannya kegiatan Kampung Riset. Pihaknya pun meminta kepada setiap mahasiswa nantinya untuk mentransfer ilmu yang didapatkannya selama kuliah kepada masyarakat.

Sementara itu, Kepala Desa Pedalaman, Sunarto mengapresiasi rencana pelaksanaan kegiatan Kampung Riset di Desa Pedalaman, Tayan Hilir. Ia berharap kegiatan Kampung Riset dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. “Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat desa setempat dan IAIN Pontianak khususnya. Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyediakan lokasi menginap peserta selama kegiatan berlangsung.” ungkapnya.

Ia pun berharap semoga kegiatan ini turut membantu mengekplore potensi wisata dan aspek menarik lainnya yang ada di Tayan Hilir, khususnya di Desa Pedalaman.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail