LP2M Temui Bupati Kubu Raya Bahas KKL Integratif 2019, Rektor Sampaikan Prestasi Hingga Pengadaan Lahan Kampus II IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id) — Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak berkesempatan menemui pucuk pimpinan tertinggi daerah Kabupaten Kubu Raya, H. Muda Mahendrawan, SH di Kantor Bupati Kubu Raya, Senin (1/4). Pertemuan tersebut dihadiri pula oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA beserta pejabat LP2M seperti, Ketua LP2M, Sukardi, SH., M.Hum, Kapuslitbit LP2M, Dr. Imron Muttaqin, MA, dan Wakil Dekan I Fakultas Syariah, Rasiam, MA.

Agenda pertemuan tersebut membahas tentang beberapa hal di antaranya, KKL Integratif 2019 dan beberapa program peningkatan dan pengembangan kampus.

Pihak pemerintah Kabupaten Kubu Raya dalam hal ini H. Muda Mahendrawan, SH mengapresiasi dan sangat terbantu dengan adanya inisiatif yang dibangun oleh IAIN Pontianak. Dirinya mengharap dengan akan dilakasanakan nantinya KKL Integratif 2019 di Kubu Raya, mahasiswa dapat membantu mensosialisasikan dan memberikan pandangan kepada masyarakat tentang pendidikan agama dan persoalan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.

“Kami senang sekali jika nantinya Mahasiswa IAIN Pontianak mengabdikan dirinya pada masyarakat. Bagi kami ini merupakan tambahan energi. Bayangkan, mereka anak muda yang memiliki pemikiran yang progresif dan kreatif. Hanya tinggal diarahkan hingga nantinya dapat maksimal dan memberikan solusi di masyarakat.” ungkapnya.

Menurutnya berbagai persoalan yang acap kali menjadi persoalan Kubu Raya dalam beberapa tahun belakangan ini yaitu Kebakaran Hutan dan Lahan. Ia berharap nantinya mereka bisa memberikan pemahaman dan langkah-langkah progresif untuk mengajak masyarakat yang semula membakar lahan dengan kemudian menggantinya ke abu trichoderma.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA menguraikan beberapa prestasi dan capaian yang diperoleh IAIN Pontianak setahun belakangan ini. Paling mencolok yaitu semakin meningkatnya minat masyarakat untuk kuliah di IAIN Pontianak. Tahun 2019 saja untuk peminat SPAN PTKIN, IAIN Pontianak hanya memiliki kuota sebanyak 600 kursi saja. Namun ternyata peminat dan pendaftarnya lebih dari 1000. Hal ini menunjukkan semakin tahun IAIN Pontianak akan dipadati dengan mahasiswa. Dengan begitu secara otomatis sarana dan prasarana dan pengadaan bangunan menjadi salah satu prioritas utama pekerjaan rumah IAIN Pontianak.

Oleh karenanya, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA berharap bantuan dan partisipasi dari Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dalam mewujudkan itu semua.

“Tahun ini kami merencanakan terwujudnya 20 classroom digital yang nantinya dapat memudahkan dan mengefisiensikan kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu fokus utama kami lainnya yaitu pengadaan lahan kampus II yang salah satu lokasinya direncanakan di Kabupaten Kubu Raya. Semoga Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dapat membantu ikhtiar kita bersama dalam rangka membangun perguruan tinggi Islam yang moderat sekaligus menjadi kebanggaan masyarakat Kalimantan Barat.” paparnya.

Dalam hal ini Bupati Kubu Raya, H. Muda Mahendrawan, SH berkomitmen untuk mencari dan mengupayakan lokasi terbaik bagi pengadaan lahan kampus II IAIN Pontianak. “Kami memiliki komitmen terkait pendidikan. Kami akan mengupayakan untuk mencari lokasi terbaik bagi pengadaan lahan kampus II IAIN Pontianak. Tentunya ini berdasarkan analisis tata letak dan pertimbangan strategis daerah Kabupaten Kubu Raya.” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Pemilu Berkualitas Menghasilkan Pemimpin Berkualitas

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak bekerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI), mengadakan kegiatan Tank Kreatif Show dengan tema Pemilu Berkualitas Menghasilkan Pemimpin Berkualitas. Di Aula Syeikh Abdul Rani Mahmud pada Jumat tanggal (29/3) pagi. Kegiatan ini dihadiri oleh generasi milenial perwakilan mahasiswa setiap Fakultas di IAIN Pontianak. Acara ini juga disiarkan secara langsung pada radio RRI Pro 1 di frekuensi 104.2 MHz.

Terdapat empat narasumber yang membahas tentang pemilu, yaitu: Wakil Rektor III IAIN Pontianak, Dr. Abdul Mukti Rouf; Anggota KPU Kalbar, Trenggani,S.Pd.; Akademisi UNTAN sekaligus Ketua Program Studi Magister Ilmu Politik, Dr. Sumadi; dan Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Abdul Syukur.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama dan Alumni, Dr. Abdul Mukti, MA mengatakan  “Hari ini kita dapat anugerah, bisa bekerjasama dengan RRI. Menjadi tanggung jawab bersama sebagai bagian dari bangsa Indonesia, untuk menyukseskan kegiatan demokrasi 5 tahunan menjelang pilpres dan pileg 2019. Sebagai warga bangsa yang bertanggung jawab, kita harus mendukung berlangsungnya kegiatan politik pada tanggal 17 April mendatang. Oleh karena itu IAIN Pontianak selalu antusias dan selalu berpartisipasi, untuk menyukseskan kegiatan-kegiatan pemerintah Indonesia.” ujarnya.

Anggota KPU Kalbar, Trenggani,S.Pd mengungkapkan “Harapan kami kita buat pesta demokrasi ini dengan baik. Ini adalah hak kita untuk memilih pemimpin, yang tentunya pemimpin yang cerdas, pemimpin yang berkualitas, dan pemimpin yang mampu mengemban amanat masyarakat. Oleh karena itu maka mahasiswa harus turut serta menyukseskan pemilu ini.” ajaknya.

Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak, Khairul Tamam dalam kata sambutannya menyampaikan, “Hari ini kita akan talkshow untuk mengetahui bagaimana pemuda memilih pemimpin yang bisa kita anggap pemimpin itu sebagai pemimpin yang berkualitas. Hari ini banyak sekali kawan-kawan mahasiswa khususnya, sudah apatis soal pemilu. Keapatisan kawan-kawan mahasiswa atau pemuda hari ini akan menimbulkan memimpin-pemimpin yang zolim dan tidak bertanggung jawab. Maka hari ini saya sampaikan bahwasanya pemimpin Indonesia berkualitas kedepannya itu ada di tangan kita semua.”katanya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




IAIN Pontianak Mewisuda 431 Sarjana

PONTIANAK (iainptk.ac.id) – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, menyelenggarakan kegiatan Wisuda pada Kamis, (28/3) pagi. Kegiatan ini dihadiri pejabat di IAIN Pontianak, stakeholder, tamu undangaan, mahasiswa yang akan di wisuda serta orang tua dari peserta wisuda. Terdapat 431 peserta wisudawan dan wisudawati dari berbagai program Studi yang ada di IAIN Pontianak.

Dari 431 peserta wisuda terbagi dari Pascasarjana 9 orang, Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) 132 orang, Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) 12 orang, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah (PGMI) 31 orang, Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) 8 orang, Prodi Ekonomi Syariah 94 orang, Prodi Perbankan Syariah 80 orang, Prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES) 18 orang, Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI) 1 orang, Prodi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) 22 orang, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) 14 orang, Prodi Manajemen Dakwah (MD) 5 orang, dan Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) 5 orang.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dalam kesempatan berbahagia ini mengatakan. “Saya akan menyampaikan beberapa hal terkait kondisi pada saat ini serta visi-misi sehubungan dengan akan dilepasnya para wisudawan IAIN Pontianak yang pada kesempatan ini kita melepas tidak kurang dari 431 orang. IAIN Pontianak hari ini sedang berbenah, dan terus akan berbenah. Kita ingin lebih baik lagi, masa lalu sudah baik dan kita ingin baik lagi itu adalah hak kita masa ini.” ujarnya.

“Bangunan di IAIN Pontianak, kami bangun ke atas karena belum punya tanah kampus dua. IAIN Pontianak hari ini telah mendapatkan modal pembiayaan dari pemerintah pusat, untuk mengadakan tanah Kampus dua IAIN Pontianak tahun ini pula. Lalu ada alumni kita Bapak H. Sukiryanto,S.Ag, beliau menghibahkan tanah sebanyak dua hektar di Kota Pontianak. Saya proyeksikan untuk kita bangun Pesantren Ma’had kampus.” tambah rektor disambut tepuk tangan dari peserta wisuda.

Pejabat Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Dr. Syarif Kamaruzaman, dalam kata sumbutannya menyampaikan “Kita mengapresiasi apa yang pak Rektor sampaikan, 431 wisudawan hari ini, ini adalah lapangan luas terbentang ke depan, dimana para wisudawan ini mampu menunjukkan kemampuan kreatifitas untuk menciptakan lapangan kerjaan sendiri. Terutama untuk pengabdian kepada masyarakat. Kita berharap ada 4,36 persen pengangguran harus ditekan.” tuturnya.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Yudisium FEBI: Lapangan Kerja Terbuka untuk Lulusan Febi

PONTIANAK (iainptk.ac.id)- Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Pontianak melangsungkan kegiatan Yudisium yang ke 1. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Aston Jl. Gajah Mada pada Rabu, (27/3) pagi. Kegiatan ini dihadiri pejabat di IAIN Pontianak, stakeholders, mahasiswa yang akan di yudisium serta orang tua dari peserta yudisium. Terdapat 174 peserta wisudawan dan wisudawati dari FEBI.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dalam kesempatan ini mengatakan. “Hari ini tidak bisa kita hanya mengandalkan kepintaran, hari ini kalian adulah tentang kehalusan rasa, mengadu kebaikan tutur kata dan tindakan di masyarakat. Saya titipkan ekspektasi saya yang sangat besar untuk kalian, tuturkanlah tentang IAIN ke masyarakat. Saya percaya lulusan FEBI akan melahirkan ekonom yang handal, dengan bekal yang dilakukan selama perkuliahan ini.”

Dekan FEBI, Dr. H. Fachrurrazi, MM, dalam kata sambutanya menyampaikan “Hari ini rekan kita, teman kita, stakeholder dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan segala hormat, yang kebetulan diwakili oleh Pak Budi nanti akan menyampaikan sambutan dihadapan kita semua. Menghantarkan dan menyajikan kepada anda (lulusan) lapangan kerja kalau anda mau kerja. Namun satu, anda bekerja untuk Allah Subhanahuwata’ala. Al-ikhlas, al-ikhlas, al-ikhlas, maka anda akan mendapatkan dunia, anda yang pertama dengan keikhlasan, anda yang kedua dengan keikhlasan, anda yang ketiga dengan keikhlasan, tidak ada yang dapat lepas dari genggaman anda.”

“Saya ingin ketemu lulusan FEBI di pasar-pasar, dipekantoran, mengabdi kepada umat, dimusolah kecil di kampung-kampung, dipedalaman, mungkin juga ada di Amerika, di Eropa, di Afrika, di Papua Nugini, bahkan ada di Kapuas Hulu, ada di Badau, ada di seluruh penjuru dunia, berkarya menegakkan li illahi Kalimatillah. Seperti yang diamanahkan oleh bapak rektor kepada saya, melalui konsep Bisnis dan Ekonomi Islam, Bismillahi ta’ala.” Kata Dekan FEBI dengan semangat dan tepukan tangan dari peserta Yudisium.

Kepala Bagian Pengawasan Jasa Keuangan di Kantor OJK Provinsi Kalimantan Barat, Budi Rahman dalam kesempatan ini menyampaikan “Kami ingin memberitahu, kami ingin membangkitkan semangat, kami ingin menyadarkan teman-teman semua yang saat ini sedang bermimpi. Sekarang pilihannya siap lanjutkan mimpi itu atau ayo bangun untuk mewujudkannya. Sekarang saatnya untuk siap-siap memasuki fase yang baru baik teman-teman yang akan melanjutkan ke pasca, maupun yang akan terjun ke dunia usaha, ataupun pelaku di industri jasa keuangan. Berdirinya saya disini adalah memberikan gambaran tentang industri jasa keuangan yang siap menampung teman-teman semua.”

Sesuai data yang kami dapatkan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Pontianak. yang menjadi lulusan tercepat di raih oleh Program Studi Ekonomi Syariah atas nama Ummi Kultsum, dengan masa studi 3 Tahun 11 Bulan. Sedangkan yang menjadi lulusan terbaik Program Studi Ekonomi Syariah adalah Ulpa. Terdapat juga lulusan terbaik di-FEBI diraih oleh Hanafi. Terakhir kategori IPK tertinggi di-FEBI didapat oleh Dea Anggraini dengan nilai IPK 3,89.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Yudisium FTIK, Alumni FTIK Sudah Ada yang Menjadi Rektor

KUBURAYA (iainptk.ac.id)- Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak melangsungkan kegiatan Yudisium yang ke 37. Kegiatan ini berlangsung di Gardenia Hotel, Kabupaten Kubu Raya pada hari Selasa, (26/3) pagi. Kegiatan ini dihadiri pejabat di IAIN Pontianak, stakeholder, mahasiswa yang akan di yudisium serta orang tua dari peserta yudisium. Terdapat 209 peserta wisudawan dan wisudawati dari FTIK.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dalam kesempatan itu menyampaikan.”Saya ini sarjana Bahasa Arab, saya pernah menjadi yang terbaik dan tercepat di zaman itu. Skripsi saya tulis tangan Bahasa Arab, sekarang ada di perpustakaan.

“Selamat anak-anakku sekalian yang telah berkeringat, saya tahu sangat susah jadi sarjana. Oleh karena itu pertama kalian harus bersyukur, berterimakasih kepada orang tua kalian. Jadikan investasi orang tua itu sebagai sesuatu yang tidak boleh Anda hargai secara material. Balas keringat orang tuamu dengan terimakasih dalam bentuk jadilah sarjana yang baik. Jadilah sarjana yang menguasai apa yang benar-benar kamu geluti” pesan Rektor kepada peserta yudisium.

Dekan FTIK, Dr. Ali Hasmy, M.Si, dalam kata sambutanya menyampaikan “Ada banyak hal yang saudara dapatkan selama kuliah di FTIK. Ada yang menyenangkan, ada yang sedih, ada tantangan, banyak perjuangan mengerjakan tugas hingga skripsi. Tapi perjuangan tadi, usaha kerja keras tadi, pantang putus asa tadi itu adalah modal besar adik-adik untuk menjalani langkah berikutnya dalam kehidupan ini. Hari ini kita bersukacita sejenak untuk merayakan sejenak, tapi tidak berhenti disitu karena ada langkah lagi yang saudara persiapkan. Mencari kerja lalu membina rumah tangga, ini merupakan bagian yang sudah menunggu adik-adik untuk dijalani dan bekal tadi pantang putus asa, pantang menyerah mudah-mudahan bisa menjadi bagian yang mewarnai hidup adek-adek sekalian ” ujarnya.

Sesuai data yang kami dapatkan di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak yang menjadi lulusan dengan IPK Tertinggi adalah Diah Pratiwi, S.Pd. dengan IPK 3,91 predikat sangat memuaskan. Sedangkan yang menjadi lulusan termuda adalah Muhammad Zakaria, S.Pd dengan usia 20 Tahun 10 Bulan. Dan yang menjadi Lulusan tercepat di FTIK adalah Mutmainah, S.Pd dengan masa studi 4 Tahun 2 Bulan 28 Hari.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Yudisium Fakultas Syariah: Ilmu Mesti Disyukuri dan Diamalkan

PONTIANAK (iainptk.ac.id)- Fakultas Syariah IAIN Pontianak menyelenggarakan kegiatan Yudisium yang ke 1. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Rektorat Lt 4 pada hari Selasa, (26/3) pagi. Kegiatan ini dihadiri Rektor IAIN Pontianak, Wakil Rektor IAIN Pontianak, Kabiro AUAK IAIN Pontianak, Perwakilan Dekan, Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak, Ketua Senat, Pimpinan Pengadilan Tinggi Agama, Pimpinan Pengadilan Agama, Pimpinan Pengadilan Negeri, Pimpinan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat, Pimpinan Posbakum Pengadilan Agama, Para Kepala KUA se-Kota Pontianak dan Perwakilan dari Pangdam Tanjungpura. Serta yang tidak ketinggalan peserta yudisium Fakultas Syariah yang didampingi orang tua. Terdapat 19 peserta wisudawan dan wisudawati dari Fakultas Syariah ini.

Dekan Fakultas Syariah, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag dalam sambutannya mengatakan, “Terimakasih yang setulus-tulusnya dan apresiasi yang sangat mendalam kepada para hadirin semuanya yang telah berkenan hadir dalam undangan yudisium ini. Oleh karena itu kami atas nama Fakultas Syariah mohon maaf yang sebesar-besarnya jika pelayanan kami yang kurang berkenan.”

Dr. Muhammad Hasan, M.Ag berpesan kepada peserta yudisium “Ilmu yang telah kalian peroleh selama ini hendaknya disyukuri, dilestarikan dan diamalkan. Karena ilmu yang disyukuri dan diamalkan itu akan menjadi ilmu yang barokah dari dunia sampai akhirat. Tidak ada gunanya menuntut ilmu mulai sekolah dasar sampai kuliah kalau ilmu itu tidak diamalkan. Jika ilmu itu diamalkan maka ilmu itu akan mendatangkan kebarokahan, akan mendatangkan rizki, akan mendatangkan kebahagiaan dari dunia sampai akhirat.” nasihatnya.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dalam kesempatan ini mendoakan peserta yudisium “Semoga anak Bapak dan Ibu menjadi anak yang sholeh dan sholehah, bermanfaat dan berbakti kepada orang tua, berbakti kepada masyarakat dan keluarga lalu menjadi kebanggaan bangsa ini sebagai anak-anak yang baik, mendalami yang didapat, menjadi profesional dalam bekerja. Mudah-mudahan kalian kaya dunia untuk sosial dan kaya hati, baik hati dan mendapatkan ridho orang tua serta Allah Subhanahu wataala.” tuturnya.

Dari data yang dapatkan di Fakultas Syariah IAIN Pontianak yang menjadi lulusan terbaik Prodi Hukum Ekonomi Syariah adalah Rofii dengan IPK 3,77 dan predikat tercepat Prodi Hukum Ekonomi Syariah diperoleh oleh Ema Ratna Sari dengan masa studi 4 Tahun 10 Hari. Prodi Hukum Keluarga Islam memiliki lulusan terbaik dan tercepat diperoleh oleh Feni Lanasari dengan IPK 3,51 dengan masa studi 4 Tahun 2 Bulan 22 Hari. Fakultas Syariah juga memberikan penghargaan untuk Skripsi terbaik dengan nilai 85,62 atas nama Mindi Karmila.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Yudisium FUAD:  Bekal Untuk Sukses

PONTIANAK (iainptk.ac.id)- Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak melaksanakan kegiatan Yudisum yang ke 9. Kegiatan ini berlangsung di Aula Syeikh Abdul Rani Mahmud pada hari Selasa, (26/3) pagi. Kegiatan ini dihadiri pejabat di IAIN Pontianak, stakeholder, mahasiswa yang akan di yudisium serta orangtua dari peserta yudisium. Terdapat 46 peserta wisudawan dan wisudawati dari FUAD. Prodi KPI ada 14, Prodi BKI ada 22, Prodi MD ada 5, dan Prodi IAT ada 5 peserta.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dalam kesempatan itu menyampaikan “Saya ucapkan terimakasih atas kinerja Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah sehingga tahun ini kita akan mewisuda 46 sarjana dari FUAD. Saya ucapkan selamat mengiringi kinerja Bapak-Ibu kalian, dosen kalian di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah ini. Selama kalian mencurahkan dedikasi ilmiah kalian, sebab kalau kalian tidak punya dedikasi itu tidak mungkin kalian bisa jadi sarjana. Kalian sudah membahagiakan Bapak dan Ibu kalian. Itu adalah wujud terimakasih kepada orangtua yang telah ikhtiar mensuport cita-cita kalian.”

Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Harjani Hefni, Lc, MA dalam kata sambutanya menyampaikan “Kami hari ini sangat berbahagia karena setelah sekian tahun orang tua menitipkan anaknya kepada kami untuk kami bekali dengan berbagai macam hal. Kami bekali mereka dengan ilmu, kami bekali mereka dengan sikap, kami bekali mereka dengan keterampilan, kami bekali mereka dengan kemampuan berfikir sistematis, kami bekali mereka dengan terjun ke lapangan, kami bekali mereka untuk terjun langsung kemasyarakat pada saat KKL dan hari ini Alhamdulillah, semua amanah-amanah itu telah kami laksanakan sesuai dengan kemampuan kami.” ujarnya.

“Setelah ini yang membedakan saudara-saudara sekalian dengan yang lainnya adalah kemampuan mengaktualisasikan diri dengan bekal-bekal yang telah kami berikan. Baik ilmu, baik sikap, baik keterampilan, baik kemampuan berfikir sistematis, dan lain-lainnya. Kalau adik-adik sekalian mampu untuk melakukan aktualisasi diri ini mudah-mudahan kedepan dunia yang makin komplek ini bisa dihadapi oleh adik-adik dengan ilmu yang telah diberikan, dengan sikap yang telah kami bekalkan, dengan keterampilan juga yang telah kami bekalkan.” tambah Dr. Harjani Hefni, Lc, MA yang juga penulis buku the 7 Islamic Daily Habits.

Rektor IAIN juga mengabarkan “Percayalah setiap detik, setiap jam, setiap hari, minggu, bulan dan tahun kita selalu berikhtiar untuk kampus kita yang lebih baik. Misalnya tahun ini FUAD sudah memiliki gedung baru, itu bagian dari ikhtiar kita untuk memenuhi ekspektasi, harapan masyarakat yang telah percaya kepada IAIN menitipkan anak-anaknya.” pungkasnya.

Sesuai data yang kami dapatkan di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah yang menjadi lulusan yang terbaik adalah Nani Sugiarti dengan IPK 3,78. Sedangkan untuk kategori lulusan tercepat adalah Dea Amiliya MR dengan masa studi 3 Tahun 7 Bulan 25 Hari. Kategori terakhir adalah lulusan termuda diperoleh oleh Sulimah dengan usia 21 Tahun 5 Bulan 8 Hari.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




Sosialisasi Hasil Penelitian BALITBANGKUMHAM, Dukung Penegakan Hukum dan Kedaulatan Negara di Perbatasan

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak menjadi salah satu peserta dalam kegiatan Sosialisasi Hasil Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia (BALITBANGKUMHAM), Jumat (22/03) di Aula Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Barat Jl. KS. Tubun No. 26 Pontianak.

Kegiatan yang bertema: “Penegakan Hukum dan Kedaulatan Negara dalam Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara di Indonesia” tersebut dihadiri sebanyak 31 peserta yang berasal dari kalangan TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Bea Cukai, Imigrasi, BNNP, Akademisi, LSM, dan Perguruan Tinggi.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Kalimantan Barat, Muhammad Yanis, SH., M.Hum mengatakan jika berbicara mengenai perbatasan berarti juga terkait dengan Kalimantan Barat yang notabene merupakan kawasan yang memiliki beberapa titik yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, seperti Malaysia. Menurutnya, wilayah perbatasan memiliki kompleksitas dan beberapa persoalan yang sedianya dapat memunculkan isu strategis nantinya. “Kawasan perbatasan merupakan representatif dari kedaulatan negara bahkan dijadikan sebagai tolok ukur kekuatan kedaulatan sebuah negara atas wilayahnya. Oleh karena itu akan berdampak pada keamanan dan pengembangan kawasan perbatasan itu sendiri.” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Tim Peneliti, Suharyo, SH., M.H mengungkapkan jika tujuan dari penelitian ini pertama, untuk mengetahui mekanisme penegakan hukum dan kedaulatan negara dalam pengelolaan kawasan perbatasan negara, dan sejauh mana peranan TNI di wilayah perbatasan. Kedua, untuk mengetahui koordinasi kementerian/lembaga dalam mewujudkan terselenggaranya kedaulatan negara dan kesejahteraan masyarakat dan kendala dalam koordinasi.

Ia pun menambahkan jika hasil dari penelitian ini menunjukkan jika keterbatasan SDM dan sarana prasarana dalam menegakkan peraturan perundang-undangan yang ada masih sangat terlihat. Apalagi untuk mengawasi ribuan kilometer perbatasan darat dan laut. Bahkan ratusan kilometer perbatasan lainnya berupa hutan lebat, perbukitan, gunung, dan sungai yang lebar dan deras arusnya merupakan kondisi nyata yang sangat sulit diawasi oleh instansi terkait. Belum lagi jalur tikus yang sewaktu-waktu berpindah untuk menyiasati pengawasan.

Untuk itu ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian oleh pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten/Kota termasuk Kecamatan dalam menunjang penegakan hukum dan penegakan kedaulatan negara di wilayah perbatasan, antara lain: memperkuat nasionalisme bangsa masyarakat di daerahnya; melaporkan kepada jajaran Imigrasi, Polri, dan kesatuan TNI yang berada di sekitarnya berkenaan dengan keberadaan orang asing yang masuk secara ilegal; serta melaporkan terjadinya Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT) serta berbagai kejahatan dalam dinamika kehidupan masyarakat di daerah perbatasan kepada instansi terkait.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Seminar Lalu Lintas, Rektor: Nyawa itu Mahal

PONTIANAK (iainptk.ac.id)- Polresta Pontianak menyelenggarakan Seminar Lalu Lintas dengan tema “Pelanggaran dan Kecelakaan yang di Dominasi Generasi Muda di Wilayah Hukum Polresta Pontianak. Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud pada Kamis, (21/3) pagi. Ratusan generasi millenial dengan semangat mengikuti kegiatan ini.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA dalam sambutannya menyampaikan “Acara ini inspiratif sekali untuk kita, dan ini bagi saya karunia. Karena kalian adalah harapan kami. Kalian adalah titipan orang tuamu, kalian adalah bibit anak bangsa, yang kedepan pasti akan mengurusi bangsa ini. Siapa disini yang mau nyawanya di tukar dengan gunung emas? Pasti tidak ada yang mau. Kalau begitu mahal tidak nyawa dan kehidupan kalian ini?” serentak jawab mahasiswa MAHAL.

“Kegiatan ini biar tumbuh sains (pengetahuan) kita untuk berikhtiar selamat berlalu lintas. Setelah ikhtiar lengkap: SIM ada, bawa motor tidak ugal-ugalan, helm dipasang talinya, kalau kalian dicabut nyawanya oleh malaikat, itu baru namanya takdir kehendak Allah yang dominan disitu. Kalau kalian bawa motornya ngebut, sambil baca WA, tidak pakai helm, kalian mati bukan dalam keadaan syahid.” ungkap rektor dihadapan ratusan mahasiswa IAIN Pontianak.

Kasat Lantas Polresta Pontianak, Kompol Syarifah Salbiah dalam menyampaikan materi tentang berlalu lintas mengatakan “Saya akan menyampaikan materi tentang kecelakaan lalu lintas. Sasaran kami ke pelajar dan mahasiswa karena untuk di Polresta Pontianak Kota tahun 2018 korban dan pelaku rata-rata usianya 17 sampai dengan 35 tahun. Catatan PBB dan WHO yang menjadi korban pelanggaran dan pelaku ini 62% dihitung adalah kaum millenial atau yang masih produktif.” ungkapnya.

“Dari sekian banyak faktor penyebab Lakalantas, paling banyak disebabkan oleh manusia. Misalnya tidak ada polisi nih, panas, saya serobot ah lampu merah. Subuh nih belum ada polisi saya menyerobot lampu merah, itu kalau ketabrakan lalainya itu kepada orang yang menyerobot lampu merah.” tegas Kompol Syarifah Salbiah.

Kegiatan ini sudah dilakukan di kampus lainnya di Kalbar. IAIN Pontianak adalah kampus yang ketiga yang dikunjungi. Tidak hanya seminar, tetapi ada juga pelayanan lainnya seperti layanan SIM Keliling, layanan pemeriksaan kesehatan gratis dan layanan service motor honda gratis. Layanan ini terbuka untuk umum.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail




IAIN Pontianak Dukung Generasi Millenial Road Safety Menuju Zero Accident

PONTIANAK (iainptk.ac.id)- Polresta Pontianak menggelar kegiatan Apel Bersama di halaman kampus IAIN Pontianak, Kamis (21/3) pagi. Tampak para pejabat dan ratusan mahasiswa IAIN Pontianak serta perwakilan dari Polresta Pontianak dan Jasa Rahardja menghadiri apel tersebut.

Inspektur Apel, Kombespol Muhammad Anwar Nasir, S.I.K M.H, didampingi Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA membacakan deklarasi generasi millenial mendukung road safety menuju zero accident, di ikuti oleh seluruh peserta apel bersama.

“Deklarasi generasi millenial, mendukung road safety menuju zero accident. Pada hari ini Kamis, tanggal 21 Maret 2019. Kami selaku generasi milenial berkomitmen untuk:

  1. Generasi yang peduli keselamatan berlalu lintas;
  2. Mendukung sepenuhnya program Kepolisian Negara Republik Indonesia, dalam mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas;
  3. Siap menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas.

Setelah deklarasi dibacakan, perwakilan mahasiswa melakukan penandatanganan deklarasi millenial mendukung road safety menuju zero accident. Dilanjutkan dengan mendengarkan pidato dari Inspektur Apel.

“Wujud perhatian negara atau pemerintah terhadap kaum millenial, tentang keselamatan berlalu lintas dari angka kecelakaan di tahun 2018. Khususnya untuk Indonesia sekitar 54%, untuk Kalimantan Barat sekitar 52% dan untuk Pontianak 52%. Angka kecelakaan lalu lintas seluruhnya itu korbannya kaum millenial, artinya dari umur 17 sampai dengan 35 Tahun. Mereka menjadi korban dan juga menjadi pelaku kecelakaan” paparnya.

“Kaum millenial akan menjadi penerus masa depan. Kalau angka ini dibiarkan terus bertambah, maka bisa jadi kita akan kehilangan para generasi muda yang berkualitas ini yang mati sia-sia di jalan. Kalau kita tidak hentikan atau tidak ada upaya untuk men-zero-kan accident. Memang mungkin sungguh berat kalau zero accident tetapi itulah target kita, namanya ikhtiar.” tuturnya.

“Marilah kita selalu menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas. Implementasinya adalah dalam kehidupan kita sehari-hari misalnya dalam penggunaan sepeda motor jangan sampai kita belum punya sim, tapi sudah menggunakan sepeda motor. Kepada rekan-rekan mahasiswa jangan gunakan sepeda motor atau kendaraan dalam keadaan letih. Kecelakaan lalu lintas selalu diawali dengan pelanggaran lalu lintas. Untuk menekan ini kami merencanakan dan mensosialisasikan untuk WA tilang. Kami buat terobosan WA tilang. Mungkin di Indonesia belum ada untuk terobosan WA tilang. Semua masyarakat Pontianak dan Kubu Raya sebagai wilayah hukum saya bisa menilang pelanggar berlalu lintas. Caranya cukup foto dan video pelanggar lalu lintas kirim ke call center nanti akan ditilang. Surat tilang dikirim ke rumah masing-masing.” Kata Kombespol Muhammad Anwar Nasir, S.I.K M.H, yang juga melakukan terobosan pembuatan SKCK Online.

Penulis: Bambang Eko Priyanto
Editor: Aspari Ismail