Rektor Survey Lahan Hibah dari Alumni untuk Pembangunan Pesantren Mahasiswa IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA bersama rombongan yang meliputi Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA, Kepala Biro AUAK, Drs. Syahrul Yadi, M.Si, Dekan FTIK, Dr. Ali Hasmy, M.Si, Dekan FSEI, Dr. Fachrurrazi, MM, Wakil Dekan II FSEI, Rasiam, MA, Mudir Ma’had Al-Jami’ah, Moh. Gito Saroso, M.Ag, Kepala Bagian Umum, Sumarman, S.Ag, Kassubbag Kepegawaian dan Ortala, Adi Mulyono, S.Sos usai kegiatan Syukuran Akreditasi, berangkat mensurvey lokasi tanah yang direncanakan untuk Pondok Pesantren IAIN Pontianak, Jumat (11/01) sore di Jalan Selat Panjang, Pontianak Utara.

Dalam kesempatan itu hadir pula sang pemilik lahan sekaligus Alumni IAIN Pontianak, H. Sukiryanto, S.Ag. Dalam momen itu pula Wakil Rektor II, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA memanjatkan doa yang diikuti oleh segenap pejabat lain yang hadir agar niat baik ingin mendirikan Pondok Pesantren IAIN Pontianak dapat terealisasi secepatnya dan prosesnya berjalan lancar.

Di sela-sela peninjauan lokasi, Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA mengaku bersyukur sekaligus berterima kasih kepada H. Sukiryanto, S.Ag yang telah bersedia dan ikhlas menghibahkan tanahnya kepada IAIN Pontianak. “Rasa syukur kepada Allah SWT dan ucapan terima kasih kepada Bapak. H. Sukiryanto, S.Ag yang telah bersedia menghibahkan tanahnya kepada IAIN Pontianak. Semoga Allah membalas kebaikannya dan mengganjarkan kepada beliau rezeki yang lebih dari apa yang diberikannya kepada IAIN Pontianak.” tuturnya.

Rektor pun menambahkan, “Insyaallah kita akan buat lahan ini pesantren nantinya. Tahap pertama akan menampung 2500 mahasiswa. Karena sifatnya pesantren, mahasiswa tidak boleh keluar. Maka dari itu akan dibangun lokal. Karena klasikal dilakukan di pesantren. Harapannya pesantren ini kita jadikan fokus pengetahuan dan pemahaman keagamaan mahasiswa, karena kenyataannya sebagian besar mahasiswa kita berlatar belakang SMK maupun SMA.” ungkapnya.

Sementara itu, Alumni IAIN Pontianak, H. Sukiryanto, S.Ag mengatakan jika lahan tanah yang disurvei hari ini akan dihibahkan untuk IAIN Pontianak. “Rencana lahan ini akan dihibahkan untuk IAIN Pontianak. Semoga ini menjadi bekal saya di akhirat. IAIN telah berjasa dalam memberikan ilmu maupun pengetahuan kepada saya selama ini sehingga akhirnya bisa mandiri seperti saat ini. Oleh karena itu, sudah tepat jika saya menghibahkan tanah ini demi kemajuan IAIN Pontianak.” jelasnya.

Ia menambahkan, “Mudah-mudahan dengan adanya pesantren ini, tidak ada lagi mahasiswa yang tidak pandai mengaji. Mempelajari nahwu dan sharaf. Sesuai program yang dicanangkan oleh IAIN Pontianak yang nantinya mengharuskan mahasiswa baru untuk tinggal di pesantren selama 1 tahun.” harapnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Sekjen Kemenag Ajak ASN Landasi Semua Amal dengan Semangat Ibadah

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. KH. M. Nur Kholis Setiawan, MA memberikan ceramah agama pada acara Pembinaan Pegawai, Syukuran Akreditasi, dan Maulid Nabi Bersama Anak Yatim dan Parade 500 Tumpeng Daerah, Jum’at (11/01) di Auditorium Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak.

Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan DPRD Kota Pontianak, Pangdam XII Tanjungpura, Polda Kalbar, Polresta Pontianak, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalbar, Pimpinan Ormas, Pimpinan Bank, Pimpinan Pondok Pesantren. Hadir pula seluruh pejabat, sesepuh, alumni, mahasiswa, dan Keluarga Besar IAIN Pontianak.

“Baginda Rasul lahir dari orang tua dan leluhur yang selalu meninggalkan perbuatan tidak terpuji. Hal tersebut merupakan prototype dari suri tauladan yang baik dari Rasulullah SAW. Hal ini pula berlaku pada ASN. ASN harus mematuhi segala hal yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan menjauhi segala hal yang tidak diperkenankan dan dibenarkan.” papar Sekjen Kemenag.

Dalam hal ini Menteri Agama RI meminta empat hal yang perlu diperhatikan oleh setiap ASN di lingkungan Kementerian Agama RI. Empat hal tersebut antara lain: pertama, kita semua diminta mampu mengidentifikasi setiap masalah dan tantangan ataupun hambatan yang ada di lingkungan masing-masing. Kedua, harus mampu mencari jalan keluar atau solusi dari permasalahan, tantangan maupun hambatan yang ada. Ketiga, hadir sebagai pemimpin yang baik bersama komunitas yang dipimpinnya. Keempat, lakukan kesemuanya itu atas dasar cinta dan ibadah.

“Apabila kita mampu mengidentifikasi masalah, mampu mencari solusi sekaligus menghadirkan diri sebagai pemimpin yang baik, kita landasi semuanya dengan semangat ibadah. Karena apabila niatnya adalah ibadah, dengan otomatis kita akan mampu menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan.” ungkapnya.

“Kita sebagai keluarga besar di Kementerian Agama baik jabatan struktural maupun fungsional mampu melakukan empat hal tadi. Agar kemudian kiprah dan pemikiran kita dapat berkontribusi bagi kemajuan dan perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara di masa yang akan datang.” terangnya.

Ia juga menyinggung persoalan paham keagamaan yang ada di Indonesia. Menurutnya akhir-akhir ini ada tantangan yang luar biasa terkait pemahaman keagamaan. Di satu sisi ada konservatif bahkan ultra konservatif sedangkan satu sisi lainnya liberal. “Kita harus waspadai bersama terkait konservatisme beragama dan liberalisme dalam beragama. Inilah tantangan yang sesungguhnya dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri. PTKIN harus mampu mengembangkan paham-paham keislaman yang moderat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari bangunan NKRI yang kita cintai.”urainya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Rektor IAIN Pontianak Ucapkan Selamat atas Anugerah ZI WBK yang Diraih Polresta Pontianak, Berharap IAIN Pontianak Meraih Predikat yang Sama

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA beserta Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA menghadiri sekaligus mengikuti kegiatan Tatap Muka Kapolresta Pontianak Kota Dalam Rangka Pencanangan Pembangunan Zona Integritas Polresta Pontianak Kota Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK) menuju Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM), Jum’at (11/01) Pukul 08.15 WIB bertempat di Mapolresta Pontianak Kota Kecamatan Pontianak Selatan.

Dalam kesempatan tersebut dihadiri pula oleh Kapolresta Pontianak Kota, Kombes Pol Muhammad Anwar Nasir, S.I.K., M.H, Wakapolresta Pontianak Kota, AKBP Sigid Haryadi, S.I.K, Pejabat Utama Polresta Pontianak Kota, Wakil Walikota Pontianak, Bahasan, S.H, Wakil Bupati Kubu Raya, Drs. Hermanus, M.Si, Dandim 1207/BS Pontianak, Kolonel Inf. Ulysses Sondang, Kajari Pontianak, Ketua Pengadilan Pontianak, Ombudsman RI Pontianak, Dr. Mawardi (Universitas Muhammadiyah Pontianak), Rektor Universitas Panca Bhakti Pontianak, Dr. Purwanto, M.Hum, Tokoh Masyarakat, Agama, dan Adat serta Para Personil Polresta Pontianak Kota.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA mengucapkan selamat kepada Polresta Pontianak yang telah mendapat anugerah sebagai Zona Integritas Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK). “Selamat kepada Polresta Pontianak yang telah mendapat predikat sebagai Zona Integritas Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK) ) menuju Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). Harapannya semoga IAIN Pontianak juga dapat mengikuti jejak positif seperti yang dilakukan oleh Polresta Pontianak.”harapnya.

Kegiatan Tatap Muka Kapolresta Pontianak Kota Dalam Rangka Pencanangan Pembangunan Zona Integritas Polresta Pontianak Kota Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK) menuju Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) berakhir sekitar pukul 09.50 WIB. Kegiatan berjalan dengan aman, tertib, dan lancar.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Syukuran Akreditasi, Rektor Harap Dukungan Semua Pihak Majukan IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–IAIN Pontianak menggelar Kegiatan Pembinaan Pegawai, Syukuran Akreditasi, dan Maulid Nabi Bersama Anak Yatim dan Parade 500 Tumpeng Daerah, Jumat (11/01) di Auditorium Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Hadir selaku penceramah sekaligus narasumber Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. KH. M. Nur Kholis Setiawan, MA.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA memimpin pembacaan shalawat. Sedangkan Wakil Rektor II, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA memimpin tawasul. Acara tersebut dihadiri para stakeholders dan keluarga besar IAIN Pontianak. Tampak perwakilan DPRD Kota Pontianak, Pangdam XII Tanjungpura, Polda Kalbar, Polresta Pontianak, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalbar, Pimpinan Ormas, Pimpinan Bank, Pimpinan Pondok Pesantren. Hadir dalam kesempatan itu pula Wakil Rektor I, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor III, Dr. Abdul Mukti Rouf, MA, Kepala Biro AUAK, Drs. Syahrul Yadi, M.Si, seluruh pejabat, sesepuh, alumni, dan mahasiswa IAIN Pontianak.

Dalam kesempatan itu Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menyebut kegiatan ini dilatarbelakangi dari terbitnya Sertifikat Akreditasi Keputusan BAN-PT Nomor: 416/SK/BAN-PT/Akred/PT/XII/2018 yang ditandatangani Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT, Prof. T. Basaruddin tanggal 19 Desember 2018. Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) memberikan nilai 334 kepada IAIN Pontianak dengan kategori terakreditasi B.

Rektor juga mengungkapkan rasa syukurnya akan berjalannya tugas dan fungsi serta proses pendidikan yang telah dilalui oleh IAIN Pontianak. Dengan begitu minat masyarakat terhadap IAIN Pontianak semakin meningkat.

“IAIN Pontianak peminatnya sangat tinggi. Tahun ini saja ada 5400 lebih peminat, namun yang diterima hanya 1777. Jika kami tidak membangun gedung setiap tahun, maka kami tidak dapat menerima mahasiwa. Karena mepet tidak ada cadangan ruangan. Oleh karenanya kami butuh bantuan dan dukungan dari Pak Sekjen untuk mengatasi masalah ini.” ungkapnya.

Selain itu Rektor mengatakan jika semester pertama hingga tahun ini IAIN Pontianak serius membangun tata kelola berbasis online dan mewujudkan room class digital diiringi dengan digital library. “Tahun ini kami cukup besar menganggarkan dalam perencanaan terkait tata kelola berbasis online. Hal ini kami lakukan sebagai efisiensi dan kebermanfaatan bagi mahasiswa.” terangnya.

Satu rencana besar lainnya yang ingin segera diwujudkan yaitu pengadaan lahan kampus 2 dan percepatan alih status dari IAIN menjadi UIN. “Alhamdulillah Pak Sekjen telah memberi modal awal sebesar 4 miliar. Pemerintah daerah dalam hal ini Gubernur Kalbar juga sudah berkomitmen mendukung secepatnya peralihan status IAIN menjadi UIN. Untuk memajukan IAIN Pontianak ini kami minta dukungan semua pihak.” harapnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




IAIN Pontianak Sukses Gelar Acara Pembinaan Pegawai, Syukuran Akreditasi, dan Maulid Nabi Bersama Anak Yatim

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Kegiatan Pembinaan Pegawai, Syukuran Akreditasi, dan Maulid Nabi Bersama Anak Yatim dan Parade 500 Tumpeng Daerah berjalan sukses, Jumat (11/01) di Auditorium Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Hadir selaku narasumber Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Prof. Dr. Phil. KH. Nur Kholis Setiawan, MA.

Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan pemprov Kalbar, anggota DPRD Kota Pontianak, Pangdam XII Tanjungpura, Polda Kalbar, Pemkot Pontianak, Polresta Pontianak, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalbar, Kakankemenag Kota Pontianak, Pimpinan Ormas, Pimpinan Bank, Pimpinan Pondok Pesantren, sesepuh, alumni, mahasiswa dan seluruh pejabat IAIN Pontianak.

Acara dimulai dengan penyambutan Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Prof. Dr. Phil. KH. M. Nur Kholis Setiawan, MA dengan pengalungan Kain Tenun Songket Sambas oleh Prof. Dr. Chairil Efendi (Ketua Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat) diiringi Shalawat Badar oleh mahasantri Ma’had Al-Jami’ah. Kemudian dilanjutkan dengan Ummul Qur’an Oleh: Dr. Saifuddin Herlambang, MA. Acara tersebut semakin khidmat dengan dilantunkannya ayat suci Al-Qur’an oleh Suebi, S.Pd.I.

Dalam kegiatan tersebut, Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA didaulat memimpin pembacaan shalawat di depan ratusan hadirin yang hadir dalam kesempatan tersebut. Dengan suara yang merdu dan lantang ia membacakan shalawat penuh khidmat.

Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan Rektor IAIN Pontianak dan ceramah agama dalam rangka Pembinaan Pegawai, Syukuran Akreditasi, dan Maulid Nabi Bersama Anak Yatim dan Parade 500 Tumpeng Daerah oleh Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Prof. Dr. Phil. KH. M. Nur Kholis Setiawan, MA. Selanjutnya ditutup dengan doa yang dipimpin Dulhadi, M.Pd.

Sebelum acara ditutup, Rektor IAIN Pontianak memotong sebagian tumpeng yang berada dihadapannya lalu kemudian memberikan secara simbolis tumpeng tersebut kepada Sekjen Kemenag RI. Hal tersebut pula menandai dipersilahkannya hadirin sekalian untuk menikmati sajian aneka tumpeng yang telah ada di hadapannya. Raut wajah sumringah penuh kegembiraan dan kebersamaan menghiasi wajah dari para hadirin.

Mochammad Hamdan, salah satu hadirin yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan jika kegiatan ini seperti ini sangat bermakna dan langka. Semua yang hadir merasa memiliki dan peduli pada IAIN Pontianak. Hal tersebut terlihat dari sajian aneka tumpeng yang berasal dari sumbangan dan pemberian dari berbagai kalangan baik dari internal IAIN Pontianak maupun para stakeholders dan alumni. “Semoga kegiatan seperti ini dapat menjadi tradisi positif demi kemajuan IAIN Pontianak.” ucapnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Khairul Tamam dan Badrus Sholeh Ungguli Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id)– Hasil penghitungan suara menetapkan Khairul Tamam dan Badrus Sholeh sebagai Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak Periode 2018-2019, Kamis (10/01). Hal tersebut diumumkan oleh Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa (KPRM) dalam Pemilihan Raya Mahasiswa yang digelar di tiga tempat berbeda yakni Gedung Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), dan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI). Pencoblosan dibuka mulai pukul 08.00 sampai dengan 14.00 WIB.

Sebelumnya, kedua pasangan calon telah melewati masa kampanye selama empat hari pada tanggal 4 dan 5 Januari kemudian tanggal 7 dan 8 Januari kemarin.

Penghitungan suara dimulai beberapa saat setelah pemilihan raya di tutup pukul 14.00.
Berikut hasil penghitungan suara Pemirama untuk Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak:

Hasil Penghitungan suara di Gedung FUAD: Nomor urut 1 berjumlah 176 suara dan nomor urut dua 183 suara.

Hasil Penghitungan suara di Gedung FTIK: Nomor urut 1 berjumlah 262 suara dan nomor urut dua 417 suara.

Hasil Penghitungan suara di Gedung FSEI: Nomor urut 1 berjumlah 201 suara dan nomor urut dua 193 suara.

Sehingga jumlah keseluruhan suara untuk pasangan nomor urut 1 berjumlah 639 suara dan pasangan nomor urut 2 berjumlah 793 suara. Selain itu, terdapat suara tidak sah sebanyak 7 suara dengan rincian 1 suara dari penghitungan suara di Gedung FTIK dan 6 suara dari Penghitungan suara di Gedung FSEI. Dengan demikian, terpilih nomor urut 2 pasangan Khairul Tamam-Badrus Sholeh sebagai presiden dan wakil presiden DEMA IAIN Pontianak periode 2018-2019.

Demisioner Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak periode 2017-2018, Burhanudin mengucapkan selamat atas terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak yang baru. “Selamat atas terpilihnya Khairul Tamam-Badrus Sholeh yang telah ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak Periode: 2018-2019 berdasarkan hasil penghitungan suara oleh KPRM. Ini menjadi pilihan mahasiswa, artinya ada amanah mahasiswa yang harus menjadi prioritas dalam perjalanan membawa DEMA IAIN sesuai dengan yang diinginkan kawan-kawan mahasiswa.” Ujarnya.

Penulis: Lukmanul Hakim
Editor: Aspari Ismail




Gubernur Kalbar Ajak Pemuda Jaga Integritas

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–
Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, SH., M.Hum menjadi salah satu narasumber dalam Seminar Kepemudaan dengan tema Membangun Jiwa Pemuda yang Unggul, Berdaya Saing, dan Bermoral yang diselenggarakan oleh DEMA IAIN Pontianak, Kamis (10/01) di Auditorium Abdul Rani Mahmud. Dalam kesempatan tersebut hadir pula narasumber lainnya yaitu Kasubdit Bhabinkamtibmas Polda Kalimantan Barat, AKBP K. Tri Panungko, S.IK, MM, Rektor Balai Kopi, Abdul Qodir Jailani (Qodja). Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA membuka acara tersebut secara resmi.

Hadir pula Wakil Rektor III, Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Rouf, MA, Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, Suyati, S.Ag beserta pejabat lainnya. Kurang lebih 400 peserta hadir sekaligus berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Dalam kesempatan itu Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, SH., M.Hum mengatakan “Kita memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah akan tetapi tidak diikuti dengan Sumber Daya Manusia yang mumpuni, akhirnya kita hanya bisa menjadi penonton di daerah sendiri. Pemuda harus kristis dengan hal tersebut. Jangan hanya minum kopi sambil main laptop selama berjam-jam. Pemuda harus membangun diri dari awal bagaimana menjadi seorang yang profesional dan berintegritas. Ke depan siapa yang memiliki integritas dialah yang akan tampil menjadi pemimpin.” ungkapnya.

Selain itu ia menyampaikan jika pemuda harus terbiasa dengan kompetisi. Jangan merengek dan mudah cengeng. Pemuda harus memiliki jiwa petarung. Banyak sekali peluang yang bisa diambil. Menurutnya yang terpenting menguasai aturan mainnya dan pahami regulasi yang ada. “Pemuda harus menguasai medan dan paham akan aturan dan regulasi yang berlaku.”Katanya.

Dalam kesempatan itu juga Gubernur Kalimantan Barat juga berbicara mengenai strategi. Ia mengaku strategi yang baik akan menghasilkan hasil yang baik. Walaupun dalam kondisi dan situasi yang tidak menguntungkan maupun memungkinkan. Namun dengan adanya strategi yang jitu yang tadinya tidak mungkin akan menjadi mungkin. Ia pun mengingatkan pula jika semua itu akan diraih apabila ada ikhtiar yang kuat dan doa serta ridho Allah SWT.

Tidak hanya itu, saat sesi wawancara, Gubernur Kalimantan Barat mengucapkan selamat kepada IAIN Pontianak yang berhasil meraih akreditasi “B”. “Saya mengucapkan selamat kepada IAIN Pontianak yang telah terakreditasi B. Kita berharap ke depan ditingkatkan terus. Jika perlu seluruh prodinya beserta IAIN Pontianak terakreditasi A. Secepatnya diupayakan supaya bisa berubah menjadi UIN Pontianak. Pemerintah provinsi akan membantu. Semoga dengan keberadaan IAIN yang prodinya nanti terakrediatsi A dan telah menjadi UIN, maka Kalimantan Barat mempunyai SDM yang handal untuk menjawab tantangan zaman. Dalam hal ini setara bahkan lebih maju dari yang lainnya” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Seminar Kepemudaan, Rektor IAIN Pontianak Tegaskan Moderasi Beragama

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN Pontianak menyelenggarakan kegiatan Seminar Kepemudaan dengan tema Membangun Jiwa Pemuda yang Unggul, Berdaya Saing, dan Bermoral, Kamis (10/01) di Auditorium Abdul Rani Mahmud. Narasumber dalam kegiatan tersebut, Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, SH., M.Hum, Kasubdit Bhabinkamtibmas Polda Kalimantan Barat, AKBP K. Tri Panungko, S.IK, MM, Rektor Balai Kopi, Abdul Qodir Jailani (Qodja). Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA membuka acara tersebut secara resmi. Hadir pula Wakil Rektor III, Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Rouf, MA, Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, Suyati, S.Ag beserta pejabat lainnya. Kurang lebih 400 peserta hadir sekaligus berpartisipasi dalam kegiatan itu.

Presiden Mahasiswa DEMA IAIN Pontianak, Burhanuddin mengungkapkan kegiatan ini merupakan agenda terakhir dari periode kepemimpinannya. “Momen ini menjadi saksi bahwa hari ini adalah agenda terakhir dari kepengurusan kami di DEMA IAIN Pontianak. Alhamdulillah dalam satu periode kami telah mengikhtiarkan diri untuk mengabdikan diri pada kampus tercinta. Inilah persembahan terakhir kami untuk IAIN Pontianak.” Ungkapnya.

Ia pun menambahkan kegiatan seminar ini bertujuan sebagai wadah silaturahmi bagi organisasi kepemudaan yang ada di Kalimantan Barat untuk selalu bersinergi dan berkontribusi bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini berasal dari BEM Se-Kalimantan Barat, Organisasi Kedaerahan Se-Kalimantan Barat, SMA/SMK/MA Se-Kota Pontianak.

Sementara itu dalam sambutannya, Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA menyampaikan instrument penting dalam NKRI yaitu keberagamaan yang utuh dan baik. Keberagamaan yang meyakini eksistensi aqidahnya pribadi dan memberi kesempatan eksistensi keberagamaan orang lain. “Moderasi beragama itu adalah muslim yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap aqidahnya dan berkenan orang lain juga berkeyakinan yang kuat terhadap aqidahnya masing-masing. Bertoleransi itu saling mengaku eksistensi.” Ujarnya.

Rektor pun mengungkapkan “IAIN Pontianak memiliki program mandatori negara yaitu menyampaikan, mengajarkan, dan menanamkan perilaku beragama mahasiswanya yang moderat atau Islam Washatiyyah. Pemahaman keislamannya mumpuni namun ia rela orang lain juga beragama secara baik. Enggan jadi provokator.” Tambahnya.

“Tumpuan nomor satu yaitu moral. Orang yang memiliki sikap dan akhlakul karimah yang baik. IAIN Pontianak memiliki tugas dan mandatori negara yang menyampaikan, mengajarkan, dan menanamkan perilaku maupun moral beragama yang moderat. Saya yakin sekali kepahaman agama yang baik akan melahirkan pribadi-pribadi yang baik, pribadi-pribadi yang baik akan melahirkan sikap sosial yang baik.” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Gubernur Kalbar Apresiasi IAIN Pontianak telah Terakreditasi dan Dukung Perubahan IAIN menjadi UIN

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, SH., M.Hum memberikan apresiasi kepada IAIN Pontianak yang berhasil meraih akreditasi “B”.

“Saya mengucapkan selamat kepada IAIN Pontianak yang telah terakreditasi B. Kita berharap ke depan ditingkatkan terus. Jika perlu seluruh prodinya beserta institusi IAIN Pontianak terakreditasi A. Secepatnya diupayakan supaya bisa berubah menjadi UIN Pontianak. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat akan membantu. Semoga dengan keberadaan IAIN yang prodinya nanti terakrediatsi A dan telah menjadi UIN, maka Kalimantan Barat mempunyai SDM yang handal untuk menjawab tantangan zaman. Dalam hal ini setara bahkan lebih maju dari yang lainnya” harapnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Kalimantan Barat usai menjadi narasumber dalam Seminar Kepemudaan dengan tema Membangun Jiwa Pemuda yang Unggul, Berdaya Saing, dan Bermoral yang diselenggarakan oleh DEMA IAIN Pontianak, Kamis (10/01) di Auditorium Abdul Rani Mahmud.

Saat mengisi seminar tersebut, Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, SH., M.Hum mengatakan “Kita memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah akan tetapi tidak diikuti dengan Sumber Daya Manusia yang mumpuni, akhirnya kita hanya bisa menjadi penonton di daerah sendiri. Pemuda harus kristis dengan hal tersebut. Jangan hanya minum kopi sambil main laptop selama berjam-jam. Pemuda harus membangun diri dari awal bagaimana menjadi seorang yang profesional dan berintegritas. Ke depan siapa yang memiliki integritas dialah yang akan tampil menjadi pemimpin.” nasihatnya.

Selain itu ia menyampaikan jika pemuda harus terbiasa dengan kompetisi. Jangan merengek dan mudah cengeng. Pemuda harus memiliki jiwa petarung. Banyak sekali peluang yang bisa diambil. Menurutnya yang terpenting menguasai aturan mainnya dan pahami regulasi yang ada. “Pemuda harus menguasai medan dan paham akan aturan dan regulasi yang berlaku.”katanya.

Dalam kesempatan itu juga Gubernur Kalimantan Barat juga berbicara mengenai strategi. Ia mengaku strategi yang baik akan menghasilkan hasil yang baik. Walaupun dalam kondisi dan situasi yang tidak menguntungkan maupun memungkinkan. Namun dengan adanya strategi yang jitu yang tadinya tidak mungkin akan menjadi mungkin. Ia pun mengingatkan pula jika semua itu akan diraih apabila ada ikhtiar yang kuat dan doa serta ridho Allah SWT.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Rektor IAIN Pontianak: Jangan Gamang dalam Beragama!

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–“Untuk keluar dari kegelapan jangan gamang dalam beragama….” Hal tersebut yang disampaikan oleh Rektor IAIN Pontianak Dr. Syarif, MA saat menyampaikan pesan dakwah melalui mimbar Khutbah Jumat di Masjid Syeikh Abdul Rani Mahmud Al-Yamani IAIN Pontianak dengan tema Kegamangan dalam Beragama, Jumat (04/01). Ratusan Jamaah dari berbagai kalangan hadir dan ikut mendengarkan khutbah yang disampaikan oleh Rektor IAIN Pontianak.

Dalam kesempatan itu Rektor juga bertindak sebagai imam Shalat Jumat Berjamaah.
Rektor membuka khutbahnya dengan menjelaskan makna kegelapan yang selalu disampaikan khatib dalam setiap pembukaan khutbah Jum’at. Ia mengungkapkan kegelapan yang dimaksud seperti yang dijelaskan dalam Surat Al-Ahzab (33): 43 yang artinya, “Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”.

Kegelapan yang dimaksud adalah alam dhulma (kezaliman). Alam dhulma sebuah kondisi yang di dalamnya kita menjadi gelap. Karena gelap itulah cahaya yang berasal dari Tuhan tertutup. Apabila kegelapan itu menutupi cahaya berarti kita melakukan kekufuran maupun kezaliman.
Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an tentang kezaliman. Seperti dalam Surat Luqman (31): 13 yang artinya, Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

Rektor Syarif menyebut jika orang yang dzalim adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya. “Musuh kita itu bukan Amerika maupun Yahudi, akan tetapi musuh kita yang paling utama yaitu Hawa, Nafsu, Dunia, dan Setan yang ada dalam diri sendiri.” ulasnya.

Ia pun mengungkapkan Hawa, Nafsu, Dunia, Setan terbagi menjadi dua. Pertama, Nafsu Ammarah yang memiliki sifat emosional, mudah marah, dan mudah tersinggung. Kemudian yang kedua, Nafsu Lawwamah yang memiliki sifat ujub, bangga, ingin dipuji, pamer, iri dengki, menghasud, tamak, loba, dan sombong.

Rektor IAIN Pontianak mengatakan Nafsu Ammarah dan Nafsu Lawwamah itulah kegelapan yang sebenarnya yang dikalahkan. “Tugas kita harus keluar dari sifat tersebut. Untuk keluar dari kegelapan jangan gamang dalam beragama. Kegamangan dalam beragama itu hanya melaksanakan sesuatu secara ritualistik semata dalam ucapan, cerita maupun narasi saja. Sebenarnya harus paham dalam bentuk esensi. Kita harus paham berdasarkan asas fungsi, asas kegunaan, dan asas kemanfaatan.” tegasnya.

Dalam Surat Al-Ankabut: 45 yang artinya, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

“Beragama bukan persoalan saling menunjukkan parade pengetahuan, bacaannya bagus, bisa baca kitab kuning dan lain-lain. Tapi kita harus paham akan asas manfaat dari beragama itu sendiri. Beragama itu kinerja hati dan pendirian hati kepada Allah dan Rasulnya. Kapan itu? Setiap detik atau paling tidak dirikan shalat lima waktu untuk mengingat Allah. Mulai dari diri sendiri. Berikhtiarlah untuk berkata dan bertindak yang santun, tidak angkuh dan tidak sombong . Itulah cermin hati kita ditata dan dirawat oleh Allah dan Rasul-Nya.” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail