Tingkatkan Kualitas Kampus, IAIN Pontianak Gelar Sosialisasi Sistem Manajemen Mutu ISO

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Dalam rangka meningkatkan wawasan tentang konsep ISO dalam Standarisasi Pendidikan Tinggi, IAIN Pontianak melaksanakan Sosialisasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 atau ISO 21001, Rabu (12/12/2018) di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud. Hadir selaku narasumber dalam kesempatan tersebut Executive Briefing ISO 9001:2015 ISO 201001 Educational Organization Management System, Ir. Solichin Agung Dharmawan. Hadir pula Assessor BAN-PT, Dr. Sugeng Listyo Prabowo, M.Ag.

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum membuka acara secara resmi. Dihadiri pula oleh seluruh undangan dari kalangan pejabat di lingkungan IAIN Pontianak.

Dalam sambutannya, Dr. Firdaus Achmad menyebut jika 10 Desember 2018 catatan merupakan sejarah yang tidak bisa dilupakan karena hari itulah dimana IAIN Pontianak resmi divisitasi oleh Tim Assessor BAN-PT untuk pertama kalinya. Ibaratkan bayi yang baru lahir, IAIN Pontianak masih membutuhkan banyak pencerahan. “Alhamdulillah hari ini Allah menakdirkan kita dengan kedatangan narasumber yang kompeten kaitannya tentang ISO Perguruan Tinggi. Kami berharap narasumber dapat menjelaskan apa itu ISO, mengapa menggunakan ISO, dan bagaimana setelah IAIN Pontianak menggunakan ISO. Mudah-mudahan acara ini bermanfaat dan berjalan lancar.” ujarnya.

Sementara itu, Dr. Sugeng Listyo Prabowo, M.Ag dalam sambutan dan arahannya terkait urgensi ISO bagi Akreditasi Perguruan Tinggi begitu terkesan dengan semangat dan dedikasi yang tinggi dari Sivitas Akademika IAIN Pontianak dalam mewujudkan Akreditasi Perguruan Tinggi. Menurutnya, semangat tersebut harus terus dipelihara demi peningkatan IAIN Pontianak ke depan. Ia pun menambahkan dalam mewujudkan IAIN Pontianak lebih baik ke depannya, diperlukan pembinaan dan bimbingan dari beberapa orang yang berkompeten dalam rangka mewujudkan impian-impian yang telah dicanangkan sebelumnya. “Mimpi besar yang ingin dicapai oleh IAIN Pontianak ke depan tidak akan berjalan mudah. Oleh karena itu dibutuhkan ‘pemandu’ yang dapat meningkatkan kualitas dari segala sisi. Oleh karena itu saya merasa perlu untuk membantu dan mendukung IAIN Pontianak bergerak maju dan terdepan.” ungkapnya.

Ia pun menambahkan jika kegiatan hari ini salah satu langkah maju untuk memulai perjuangan IAIN Pontianak dalam rangka terwujudnya Sistem Manajemen Mutu yang berkualitas. “Hari ini kita belajar bersama bagaimana mengimplementasikan ISO dalam organisasi yang baik dan benar. Hal ini dalam rangka meningkatkan awareness dan memahami bagaimana lembaga-lembaga modern dikelola.” Pungkasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Asesor BAN-PT Apresiasi Mahasiswa dan Alumni IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id) — Asesor Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) mengapresiasi potensi, skill serta kiprah mahasiswa dan alumni IAIN Pontianak.

“Dari hasil wawancara di lapangan, saya salut dengan skill, potensi serta kiprah para mahasiswa dan alumni IAIN Pontianak. Para mahasiswanya banyak yang berprestasi. Para alumni pun banyak yang berkiprah di berbagai aspek. Ada yang menjadi birokrat, komisioner KPU, DPRD, DPD, Pengusaha, Guru, ustadz, insan pers, Kepala Kanwil Kemenag Kalbar. Bahkan ada alumni yang bersedia menghibahkan tanah untuk kampus IAIN Pontianak. Ini sesuatu yang menarik. Baru ini saya temukan kontribusi alumni yang luar biasa”.
Hal itu dinyatakan oleh tim asesor saat visitasi ke lapangan mewawancarai para mahasiswa dan alumni pada Senin, (10/12/2018).

Ketiga assessor yang ditugaskan BAN-PT untuk visitasi ke IAIN Pontianak; Dr. Akhmad Rifai (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), Prof. Dr. Soesanto, M.Pd (Universitas Negeri Semarang), Dr. Sugeng Listyo Prabowo, M.Ag (Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Tim Assessor yang diwakil oleh Dr. Akhmad Rifai menyatakan “Alhamdulillah visitasi berjalan lancar dan semua berkontribusi serta bekerjasama dengan baik. Sekaligus saya katakan assessmen lapangan tidak sekedar mengenai apa yang seharusnya dan semestinya. Namun kita juga harus melihat situasi dan kondisi di lapangan. Artinya borang diciptakan untuk menciptakan kualitas dengan melihat situasi di lapangan. Jangan sampai nanti ada UIN rasa IAIN atau lulusan magister rasa S1. Mari kita ciptakan mahasiswa dan lulusan yang bagus. Kami berharap ini menjadi perhatian bersama. Semoga dalam seminggu ke depan hasil visitasi akreditasi IAIN Pontianak dapat keluar”. jelasnya.

Ia pun berharap Kementerian Agama Republik Indonesia yang diwakili pejabat Ditjen Pendidikan Islam yang hadir diacara itu dapat memperhatikan dan menjadikan IAIN Pontianak prioritas karena ini merupakan perguruan tinggi Islam negeri satu-satunya di Kalimantan Barat. Menurutnya semua elemen harus berjuang dalam menjadikan IAIN Pontianak berkembang di masa akan datang.

Penulis: Andry Fitriyanto
Editor: Aspari Ismail




Rektor Syarif Komitmen Benahi Kampus IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id) — Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif berkomitmen untuk melakukan pembenahan kampus yang ia pimpin. “Ke depan kami akan terus melakukan pembenahan kampus di segala aspek. Semuanya diupayakan untuk melalui digitalisasi online yang terintegrasi.” Hal itu dinyatakan rektor saat menyampaikan sambutan menutup acara visitasi akreditasi perguruan tinggi yg digelar di Audit Syeikh Abdul Rani Mahmud, Senin (10/12/2018).

BAN-PT menugaskan tim asesor untuk melakukan visitasi akreditasi perguruan tinggi ke IAIN Pontianak. Tim tersebut terdiri dari Dr. Akhmad Rifai (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), Prof. Dr. Soesanto, M.Pd (Universitas Negeri Semarang), Dr. Sugeng Listyo Prabowo, M.Ag (Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Rektor Syarif menyampaikan rasa syukur dan apresiasi luar biasa atas kedatangan ketiga assessor dalam kesempatan kali ini. Menurutnya momen ini mensignifikansi apa yang selama ini terkesan ia paksakan kepada seluruh pejabat yang baru dilantik. Terutama bagi anggaran fakultas yang dialihkan untuk mendukung terwujudnya AIPT IAIN Pontianak. “Segala hal yang terkesan saya paksakan kepada seluruh pejabat demi mewujudkan AIPT ini. Kita gunakan semua pembiayaan itu untuk mendukung basis dan tata kelola perguruan tinggi.” ujarnya.

Ia pun mengungkapkan jika beruntung sekali orang yang hadir dalam kesempatan kali ini karena menjadi saksi sejarah dimana IAIN Pontianak resmi divisitasi oleh Tim Assessor BAN-PT.

“Sejarah akan mencatat ini semua. Semua berperan dalam terwujudnya momen ini. Terbukti motto kerja yang saya canangkan yaitu kebersamaan akan merajut kekompakan. Dengan kekompakan kita ukir prestasi. Sebaik-baiknya prestasi adalah untuk kemajuan IAIN kita. Terima kasih tak terhingga saya ucapkan kepada seluruh elemen mulai dari jabatan paling rendah hingga jabatan paling tinggi. Kami haturkan terima kasih pula kepada ketiga assessor yang hadir hari ini. Kehadiran ketiga assessor semoga menjadi berkah dan karunia dari Allah SWT bagi IAIN Pontianak.” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Asesor BAN-PT Lakukan Visitasi Akreditasi Perguruan Tinggi di IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id) — Senin (10/12) Asesor Badan Akreditasi Nasional- Perguruan Tinggi (BAN-PT) resmi melakukan visitasi akreditasi perguruan tinggi kepada IAIN Pontianak. Kegiatan tersebut terfokus di tiga tempat: Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud, Ruang Rapat Senat, dan Ruang Rapat Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Pontianak.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA membuka secara resmi acara penting itu dengan didampingi oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, MA, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Rouf, MA, dan dihadiri oleh seluruh pejabat dari institut maupun fakultas. Hadir pula Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat yang juga sebagai alumni IAIN Pontianak, Ketua ILUNI, Stakeholders, beberapa alumni dan mahasiswa.

Tim Assessor BAN-PT yang hadir dan melakukan visitasi dalam kesempatan tersebut terdiri dari tiga orang: Dr. Akhmad Rifai (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), Prof. Dr. Soesanto, M.Pd (Universitas Negeri Semarang), Dr. Sugeng Listyo Prabowo, M.Ag (Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA mengungkapkan jika visitasi akreditasi perguruan tinggi yang dilaksanakan hari ini merupakan pertama kalinya bagi IAIN Pontianak. Sebenarnya rencana AIPT ini telah disusun kurang lebih 4 tahun yang lalu. Puncaknya tahun inilah dipersiapkan dan diproses secara maksimal. “Tentu kami sangat menyadari adanya kekurangan dalam persiapan dan pelaksanaan hari ini. Kami sangat mengharapkan masukan, saran, dan rekomendasi yang berharga dari tim assessor. Semoga acara hari ini mendapat karunia, rahmat, dan kebaikan dari Allah SWT.” paparnya.

Sementara itu, Ketua Tim Assessor, Dr. Akhmad Rifai mengatakan visitasi akreditasi yang dilaksanakan hari ini semoga berjalan dengan lancar dan sukses. Maka dari itu ia mengharapkan kerjasama yang baik dari seluruh peserta. Ia pun mengungkapkan jika kegiatan ini nanti akan terbagi menjadi tiga. Pertama, observasi fasilitas. Kedua, wawancara dengan stakeholders. Ketiga, wawancara alumni dan mahasiswa.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Jelang Visitasi AIPT, Sivitas Akademika IAIN Pontianak Gelar Sholawatan dan Doa Bersama

Sivitas akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar acara sholawatan dan doa bersama pada Kamis sore (6/12) di Masjid Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian upaya persiapan visitasi Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi IAIN Pontianak oleh asesor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 12 Desember 2018 mendatang. Tampak ratusan jamaah yang terdiri dari sebagian besar pejabat di lingkungan IAIN Pontianak, para dosen, mahasiswa memadati masjid.

Kegiatan yang mengusung tema “Dengan Semangat Cinta Kepada Rasulullah SAW, Kita Sukseskan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak” ini didahului dengan sholat Ashar berjamaah yang langsung diimami oleh Rektor IAIN Pontianak. Acara kemudian dilanjutkan pembacaan sholawat Nabi oleh seluruh jamaah. Tampil Ust. Moh. Yusuf Hidayat, M. Pd sebagai pemandu sholawat dengan diiringi oleh alunan hadrah yang dimainkan oleh para mahasantri Ma’had Al Jamiah IAIN Pontianak. Suasana ukhwah Islamiah begitu terasa ketika jamaah dengan semangat melantunkan bacaan sholawat bersama.

Dalam sambutannya, Rektor IAIN Pontianak Dr. Syarif, MA mengajak seluruh sivitas akademika IAIN Pontianak untuk membangun kesolidan dalam rangka menyukseskan kegiatan visitasi akreditasi institusi Perguruan Tinggi IAIN Pontianak tahun 2018. “Semangat maulid Nabi Muhammad SAW memberikan motivasi yang lebih bagi segenap sivitas akademika IAIN Pontianak dalam bekerja keras menyuksekan AIPT ini” tuturnya. Ia juga menambahkan bahwa Pembacaan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW merupakan jalan mencari washilah ijabah doa dan ridho Allah SWT dalam Hajat Besar ini.

“Kita berharap meraih hasil yang terbaik. Hal ini mengingat begitu pentingnya status akreditasi Perguruan Tinggi, baik bagi pengembangan lembaga ini, bagi seluruh dosen, pegawai dan mahasiswa, maupun bagi para lulusannya”, pungkasnya.

“Untuk itu saya mengajak seluruh pihak untuk bersama bekerja sama, bekerja keras, dan berdoa demi suksesnya agenda besar ini”, tuturnya dengan penuh optimisme. Ia lalu mengajak para jamaah bersama-sama untuk menundukkan hati bermunajat kepada Allah dan Rasul-Nya demi suksesnya agenda besar dan penting ini.

Acara kemudian dilanjutkan dengan doa bersama dipimpin langsung oleh Wakil Rektor bidang Administrasi Umum Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA. Para jamaah secara bersama menengadahkan tangan berdoa dengan raut wajah yang menunjukkan kekhusuan. Kegiatan ini kemudian diakhiri dengan bersalam-salaman.

Penulis: Andry Fitriyanto
Editor: Aspari Ismail




Optimalisasi Rencana Program Kerja IAIN Pontianak, Rektor Gandeng Stakeholders

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Dalam rangka meningkatkan optimalisasi rencana program kerja tahun 2019, Rektor IAIN Pontianak mengundang para stakeholders, Kamis (6/12) di Ruang Rapat Rektor IAIN Pontianak. Beberapa stakeholders yang hadir dalam kesempatan tersebut antara lain, perwakilan dari Baznas Kalbar, Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Kalbar, Ketua Pengadilan Agama Pontianak, Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pontianak, Madrasah Tsanawiyyah Negeri 1 Pontianak, Matakin, Bank Syariah Mandiri Pontianak. Hadir dalam kesempatan itu Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, M.Si, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Rouf, MA, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA mengemukakan kegiatan ini dalam rangka optimalisasi rencana program kerja tahun 2019. Menurutnya, perencanaan sebuah program kerja harus dipersiapkan secara matang dan terukur. Oleh karenanya dibutuhkan analisa yang baik dari berbagai sisi. Termasuk meminta masukan dan saran dari stakeholders yang secara tidak langsung akan terlibat dalam aktualisasi program yang dilaksanakan nantinya.
“Optimalisasi rencana program kerja memang harus dipersiapkan sejak dini. Oleh karenanya hari ini kami mengundang stakeholders dalam rangka meminta masukan dan saran demi terwujudnya program kerja yang terukur dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Apalagi ke depan kita akan melaksanakan workshop kurikulum. Dalam hal ini peran dan saran dari stakeholders dibutuhkan.” ujarnya.

Ia pun menambahkan dalam waktu dekat IAIN Pontianak akan melaksanakan Raker Tahun Anggaran 2019. Sebelum itu terlaksana, masukan dan saran dari stakeholders juga sangat berguna bagi pemetaan dan pengukuran setiap program yang akan dilaksanakan nantinya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Rektor IAIN Pontianak Buka Visitasi Akreditasi Prodi Studi Agama Agama

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Rektor IAIN Pontianak membuka acara Visitasi Akreditasi Program Studi Agama Agama Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Pontianak, Rabu (5/12) bertempat di Ruang Rapat Senat IAIN Pontianak. Hadir selaku Asessor dalam kesempatan kali itu, Dr. Amir Maliki Abitolkha, M.Ag dan Dr. Ahmad Muttaqin, M.Ag., MA., Ph.D. Acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Rouf, MA, Dekan FUAD, Dr. Ismail Ruslan, M.Si, beserta pejabat lainnya di lingkungan IAIN Pontianak.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA mengungkapkan Visitasi SAA ini berada di tengah-tengah persiapan AIPT yang akan dilaksanakan pada 9 s.d. 11 Desember 2018. Oleh karenanya ia meminta kepada segenap pemangku kebijakan di SAA maupun FUAD untuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan oleh assessor sekalian. “Pasti akan terdapat kekurangan nantinya. Oleh karenanya kami mohon maaf atas kekurangan dan keterbatasan dari pelayanan maupun sarana dan prasarana yang kurang memadai. Semoga Visitasi Akreditasi Prodi SAA berjalan dengan baik dan mudah-mudahan mendapatkan hasil yang terbaik.” ungkapnya.

Sementara itu, Assessor Visitasi Akreditasi Prodi SAA, Dr. Amir Maliki Abitolkha, M.Ag mengatakan semangat SAA bisa tergambar dari kebersamaan walaupun pandangan berbeda. Terkait Rumah Moderasi yang telah dilaunching oleh SAA baru-baru ini, harapannya dapat berkoordinasi, berdiskusi, dan menjalin komunikasi dengan Dialog Antar Umat Beragama yang ada di Yogyakarta. “Saya kira ini momentum yang sangat baik untuk memulai semuanya.” ucapnya.

Ia pun menambahkan ketepatan dan kesesuaian dalam pengisian borang dalam rangka perbaikan SAA ke depan. “Kejelasan visi misi tergambar dari uraian sasaran yang detil. Ini menjadi masalah umum jika kita lebih suka memilih yang formal maupun normatif dibandingkan yang detil. Padahal dari yang detil baru kita buat pilihan-pilihan tepat strategi pencapaian. Itulah pertanyaan kejelasan dan kerealistisan.” tambahnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Kabiro Ortala Apresiasi Sembilan Pilar Semangat Kerja IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI, Drs. H. Afrizal Zen, M.Si mengapresiasi Sembilan Pilar Semangat Kerja IAIN Pontianak. Menurutnya sembilan pilar ini merupakan sumbangsih dari IAIN Pontianak untuk Kementerian Agama khususnya dalam persoalan tusi yang sering terjadi tumpang tindih dalam aplikasinya. Hal tersebut disampaikannya saat memberikan materi Tindak Lanjut Upgrading Tusi Jabatan IAIN Pontianak, Kamis (29/11) di Auditorium Abdul Rani Mahmud. Sebagian besar pejabat hadir dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tersebut, seperti Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Rouf, MA, Kepala Biro AUAK, Drs. Syahrul Yadi, M.Si, beserta pejabat lainnya baik institut maupun fakultas.

Sebelum menguraikan materinya, Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI, Drs. H. Afrizal Zen, M.Si memberikan informasi bahagia. Pertama tentang pembayaran tunjangan kinerja struktural dan fungsional. Kedua terkait pemecahan FSEI menjadi Fakultas Syariah dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Ia pun mengaku bangga sekaligus mengapresiasi Motto Kerja dan Sembilan Pilar Semangat Kerja IAIN Pontianak. Menurutnya apa yang digagas oleh Rektor IAIN Pontianak merupakan bentuk upaya dan optimalisasi tusi yang sesungguhnya.

“Menurut hasil survey Menpan RB Pegawai di Kementerian Agama baik pusat dan daerah hanya 30 % yang memahami tusi. Namun dari 30% yang memahami tusi tersebut tidak tahu output yang dihasilkannya. Sembilan pilar semangat kerja yang digagas oleh Rektor IAIN Pontianak sangat nyambung sekali dengan hasil evaluasi Menpan RB tadi. Harapannya gagasan ini menjadi salah satu sumbangsih bagi peningkatan reformasi birokrasi di Kementerian Agama RI.” ungkapnya.

Dalam penyampaiannya, ia menyebut setidaknya ada tiga prinsip penataan organisasi PTKN yaitu: tepat fungsi, tepat proses, dan tepat ukuran. Tepat fungsi yang dimaksud ialah mandat dan kemampuan organisasi menjawab dinamika pelayanan publik diimbangi dengan penyelarasan fungsi organisasi pada semua jenjang keorganisasiannya. Kemudian yang dimaksud tepat proses adalah pembenahan peta proses bisnis inter dan intra organisasi, penyediaan kelengkapan SOP, dan optimalisasi peran semua struktur organisasi lintas jenjang.

Berikutnya tepat ukuran yaitu kejelasan pembagian peran dan fungsi seluruh struktur organisasi lintas jenjang berikut dengan value chain dan beban kerjanya.

Setidaknya ada 7 asas dalam penyusunan organisasi antara lain: pembagian habis tugas, pendelegasian wewenang yang jelas, fungsionalisasi, keterpaduan/koherensi, kejelasan visi dan misi, pembaganan yang jelas, koordinasi dan rentang kendali.

Selain itu materi yang tidak kalah pentingnya mengenai tugas dan fungsi jabatan serta uraian tugas jabatan. Menurutnya, Analisis Jabatan, Analisis Beban Kerja, Informasi Faktor Jabatan bukan sekedar dokumen semata. Namun lebih dari itu ketiganya merupakan bagian penting dari penataan organisasi. Ketiga hal tersebut sedianya menjelaskan tentang identitas dasar jabatan, rincian tugas jabatan, batasan kewenangan tiap jabatan, cakupan tanggungjawab jabatan, dan syarat menduduki jabatan. “Dengan demikian setiap pejabat maupun pemangku kebijakan harus memahami jabatannya dengan baik serta menghentikan multi interpretasi tugas dan fungsi.” ujarnya.

Berikutnya yaitu konversi tusi jabatan menjadi uraian tugas jabatan yaitu melalui proses penyusunan analisis jabatan yang dilanjutkan dengan peta jabatan dan analisis beban kerja serta disempurnakan dengan penyusunan informasi faktor jabatan guna menjadi bahan evaluasi jabatan. Untuk mengerjakan itu semua diperlukan teamwork yang solid dan mengerti serta patuh pada regulasi. “Seluruh dokumen ke-ORTALA-an harus linear, terintegrasi, dan berbasis pada regulasi.” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




Membanggakan! Ahmad Ghozali, Mahasiswa FUAD IAIN Pontianak Raih Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Bengkulu

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Mengharukan sekaligus membanggakan. Itulah kiranya dua kata yang tepat untuk menggambarkan sosok mahasiswa bernama lengkap Ahmad Ghozali Bin Jauhari. Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Semester V Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Pontianak dinyatakan sebagai Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) dalam agenda yang bertajuk “CAIS EXPO” yang diselenggarakan oleh UKM Kerohanian Cahaya Islam IAIN Curup, Bengkulu pada 23 s.d. 25 November 2018.

Ghozali nama panggilannya menceritakan pengalamannya dalam mengikuti ajang penulisan karya tulis ilmiah yang digelar beberapa waktu lalu tersebut. Menurutnya keikutsertaannya dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) dalam agenda yang bertajuk “CAIS EXPO” yang diselenggarakan oleh UKM Kerohanian Cahaya Islam IAIN Curup, Bengkulu tersebut berawal dari informasi yang dibagikan oleh komunitas Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF) Banjarmasin 2017 dan Palangkaraya 2018. BUAF sendiri merupakan forum akademik Borneo yang diperuntukkan bagi mahasiswa Strata 1 untuk mempresentasikan hasil riset yang telah mereka teliti. BUAF pertama kali digagas di IAIN Pontianak pada tahun 2016, berikutnya tahun 2017 di UIN Antasari Banjarmasin, dan tahun 2018 di IAIN Palangkaraya. Selain itu informasi lomba tersebut diperoleh juga dari komunitas ISCIS Manado yang juga merupakan agenda call for paper lingkup Sulawesi.

“Akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti agenda tersebut. Dengan mengirimkan abstrak pada tanggal 31 Oktober bulan lalu, sejatinya tak berharap bahwa akan masuk ke 17 besar, sebab abstrak yang dibuat tidaklah sempurna. Lagi pula saat pembuatan juga sedang sibuk-sibuknya menyiapkan agenda USICON di Yogyakarta. Namun saat pengumuman tiba, ada email masuk dari panitia pelaksana bahwa abstrak saya terpilih menjadi salah satu nominasi yang masuk 17 besar dari 25 peserta yang mengirimkan abstrak.” ceritanya.

Ketika itu panitia pelaksana memberikan batas waktu hingga 10 November 2018 untuk mengirimkan full paper kepada setiap peserta yang lolos dan layak masuk 17 besar. Dari sini mulanya Ghozali mulai gundah. Hal utama yang menjadi kendalanya yaitu biaya perjalanan hingga akomodasi selama berada di Bengkulu.

Namun dengan berbekal semangat juang pantang menyerah, ia pun meyakinkan dirinya sendiri dengan didorong oleh restu dan doa ibunya untuk mengirim full paper bukti kepastian dirinya mengikuti tahapan selanjutnya. “Restu dan doa ibulah yang meyakinkan saya untuk mengirim full paper dan biaya registrasi”. Katanya.

Perjuangan dan pengorbanan Ghozali akhirnya tidak sia-sia. Enam hari berselang ia dinyatakan lolos dan berhak menjadi finalis 10 besar. “Saat dipastikan lolos saya ucapkan alhamdulillah dan dengan bangga saya sampaikan berita bahagia ini kepada ibu. Betapa bahagianya ekspresi ibu saya saat itu.” ucapnya sumringah.
Namun di balik itu ternyata masih ada beberapa hal yang mengganjal dalam hatinya. Perasaannya bercampur aduk saat itu. Satu sisi bangga akan prestasinya sejauh ini. Satu sisi lainnya ia merasa memiliki tanggungjawab meraih prestasi dan membawa nama baik diri, orang tua, dan almamaternya. Apalagi melihat pesaing-pesaingnya kala itu rasanya ‘berat’ untuk menjadi yang terbaik. Sebab mahasiswa yang lolos 10 besar, sebagian besar berasal dari kampus-kampus ‘elite’ sebut saja Universitas Patimura-Ambon, Universitas Jambi, Universitas Sriwijaya-Palembang, Universitas Bengkulu, Universitas Aysiah-Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan-Yogyakarta, IAIN Purwekorto, IAIN Curup-Bengkulu. Praktis hanya ada 3 IAIN dari 10 nominator.

“Saya berpikir dan sempat pesimis kala itu. Melihat pesaing berasal dari universitas terkemuka di Indonesia, pastilah kualitas literasinya sangat menonjol. Kemudian jika melihat kedua pesaing lainnya yang sama dari IAIN yaitu IAIN Purwokerto dan IAIN Curup, keduanya memiliki pengalaman dan kualitas yang tidak diragukan lagi. Saat itu yang ada dalam benak saya yakni mendapat peringkat terakhir.” ujarnya.

Jumat, 23 November 2018 ia pun tiba di Bengkulu. Kemudian tepat esok harinya yakni Sabtu, 24 November 2018 mengikuti seluruh rangkaian pembukaan kegiatan yang dihadiri langsung oleh Rektor IAIN Curup, Dr. Rahmad Hidayat, M.Pd beserta Wakil Rektor I IAIN Curup. Kemudian acara dilanjutkan dengan presentasi kesepuluh finalis yang terpilih di depan dewan hakim. Ghozali berada di urutan kedelapan. Saat sebelum melakukan presentasi ia menampilkan salah satu budaya Melayu Kalimantan Barat yakni bepantun di depan dewan hakim dan audience. Durasi waktu presentasi yang diberikan selama 15 menit. “Di sesi ini banyak pembelajaran yang sangat berharga terkait penulisan karya Ilmiah. 15 menit yang begitu berkesan.” ucapnya.

Akhirnya saat yang mendebarkan tiba yakni pengumuman pemenang. Tepat hari Ahad, 25 November 2018 menjadi catatan sejarah yang tidak akan pernah dilupakan oleh Mahasiswa IAT Semester V ini. Ia dinobatkan sebagai juara kedua Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) dalam agenda yang bertajuk “CAIS EXPO” yang diselenggarakan oleh UKM Kerohanian Cahaya Islam IAIN Curup. Prestasi ini begitu sangat berkesan dan berharga khususnya bagi diri sendiri, orangtua, dan tentunya kampus tercinta IAIN Pontianak.
“Terima kasih yang tak terhingga atas support, apresiasi, dan bantuannya kepada Rektor IAIN Pontianak beserta seluruh Sivitas Akademika IAIN Pontianak. Para dosen yang selama ini banyak membantu, membimbing, serta membina dalam hal penulisan maupun penyusunan karya tulis ilmiah. Terima kasih yang tak terhingga kepada orangtua yang telah mendoakan dan memberikan restunya, sehingga yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin. Ucapan terima kasih saya ucapkan pula kepada seluruh teman maupun sahabat yang tak henti-hentinya memberi dukungan maupun saran yang membangun.” paparnya.

Ia pun berharap semoga prestasi ini dapat menjadi semangat maupun pemacu bagi mahasiswa lainnya untuk turut berprestasi dalam bidang apapun. Tidak hanya itu, ia pun mengharapkan dukungan dan perhatian kepada lembaga dalam even-even serupa yang sifatnya memberi pengalaman berharga bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan kualitas dirinya demi terwujudnya mahasiswa yang berprestasi, berwawasan luas, dan berakhlak mulia.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




IAIN Pontianak Gelar Upgrading Tusi, Pastikan Optimalisasi Kinerja

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–IAIN Pontianak menyelenggarakan kegiatan Upgrading Tugas dan Fungsi (Tusi) dengan mengusung tema “Pastikan Optimalisasi Kinerja”, Kamis (29/11) di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud. Acara tersebut dibuka dengan sambutan Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA. Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI, Drs. H. Afrizal Zen, M.Si, hadir sebagai narasumber mewakili Sekretaris Jenderal Kemenag RI.

Sebagian besar pejabat hadir dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tersebut. Tampak Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdul Mukti Rouf, MA, Kepala Biro AUAK, Drs. Syahrul Yadi, M.Si, beserta pejabat lainnya baik institut maupun fakultas.

Rektor IAIN Pontianak dalam sambutannya mengatakan jika tugas dan fungsi merupakan aspek terpenting dalam tata laksana organisasi. Oleh karena itu semua pihak harus memahami tugas dan fungsinya masing-masing. Sehingga nantinya tidak terjadi dualisme dalam pelaksanaan maupun pengambilan kebijakan suatu kegiatan. “Omong kosong jika kita melakukan suatu kegiatan tanpa melihat tugas dan fungsi yang sebenarnya. Oleh karena itu ke depan kita tidak akan lagi ‘menoleh’ apalagi ‘menabrak’ tusi orang lain. Semua harus berbasis kinerja yang baik, terstruktur, terjadwal, dan tentunya sesuai tusinya masing-masing.” tegasnya.

Rektor juga mengingatkan kepada seluruh pejabat yang hadir untuk berkinerja dengan baik. Apalagi dengan animo masyarakat yang semakin tinggi terhadap IAIN Pontianak, untuk itu ia meminta kepada masing-masing pihak untuk meningkatkan kinerja dan melaksanakan setiap kegiatan secara terukur, efektif, dan memiliki output/outcome yang jelas. “Kita harus menjawab animo masyarakat yang tinggi terhadap IAIN Pontianak dengan kinerja yang baik. Kerja yang baik tidak hanya dengan melaksanakan kegiatan yang ritualistik semata. Janganlah kita hanya menjadi ‘Wayang DIPA’, melainkan kita harus menjadi dalang dari DIPA itu sendiri dengan cara melaksanakan kegiatan yang berbasis kinerja dan sesuai tusinya.” Pungkasnya.

Dalam kesempatan ini pula disosialisasikan sembilan pilar semangat kerja IAIN Pontianak oleh sembilan pegawai non ASN pengisi suara di video yang tersebar di youtube https://www.youtube.com/watch?v=h6VxWpIbqaw , instagram, facebook, dan WA. Sembilan orang tersebut antara lain: Septian Utut Sugiatno, Abdullah, Merry Ersya, Andry Fitriyanto, Syueib, Fathaniah, Mochammad Hamdan, Heriansyah, dan Fitri.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail