Sertifikat Akreditasi Jurusan 2007-2012
Sertifikat Akreditasi Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sertifikat Akreditasi Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
Sertifikat Akreditasi Program Studi Mu’amat/Ekonomi Islam
Sertifikat Akreditasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Agama Islam (KPI)
Sertifikat Akreditasi Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Agama Islam (BPI)
IAIN Pontianak Gandeng POLDA Kalbar, Kemenag Kalbar, dan FKUB Gelar Seminar Nasional Moderasi Beragama Sekaligus Launching Rumah Moderasi IAIN Pontianak
PONTIANAK, (iainptk.ac.id)–IAIN Pontianak bekerjasama dengan Polda Kalimantan Barat, Kementerian Agama Kalbar, dan FKUB Kalbar menyelenggarakan Seminar Nasional “Moderasi Beragama: Meneguhkan Kerukunan dalam Bingkai NKRI” sekaligus Launching Rumah Moderasi IAIN Pontianak, Sabtu (29/9) pagi di Auditorium Syekh Abdul Rani Mahmud. Menghadirkan narasumber yaitu Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA, Sekretaris Itjen Kemenag RI, Drs. H. Muhammad Tambrin, M.Pd, Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono, Kepala Kemenag Kalbar, Drs. H. Ridwansyah, M.Si, dengan moderator Ketua FKUB Kalbar, Dr. Ismail Ruslan, M.Si.
Ratusan peserta berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. KetuaPanitia, Ridwan Rosdiawan, MA mengungkapkan, kegiatan ini dalam rangka terjalinnya kerjasama yang baik dalam menyusun moderasi beragama sebagai bahan dasar untuk solidnya kerukunan, keharmonisan, dan kehidupan sosial di Kalimantan Barat. “Tujuan kegiatan ini untuk menjalin kerjasama yang solid antara stakeholders perdamaian di Kalimantan Barat. Baik yang berhubungan langsung sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan dan ketertiban seperti Polda Kalbar. Selain itu wakil pemerintah langsung dalam menjamin keberagaman seperti Kemenag Kalbar dan FKUB, serta IAIN Pontianak sendiri sebagai perguruan tinggi yang fokus pada pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.” ungkapnya.
Ia pun menambahkan, “Semoga seminar ini menjadi titik awal sekaligus inspirasi berupa upaya-upaya menjalin maupun meneguhkan kerukunan dan keharmonisan masyarakat di Kalimantan Barat.
Dalam kegiatan ini juga dilaunching Rumah Moderasi IAIN Pontianak, hal ini bukti komitmen IAIN Pontianak dalam meneguhkan dan mengokohkan sikap moderasi beragama sebagai bahan baku utama mewujudkan keharmonisan di Kalimantan Barat.”
Sementara itu dalam sambutannya, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA mengungkapkan ada satu eksistensi yang berasal dari sumber yang sama yaitu ruhiyah. Ruh itulah yang berasal dari Tuhan. Maka sebenarnya kita semua bersaudara. “Kiranya seminar ini dapat meneguhkan sikap moderat dalam beragama. Apapun agama, suku, maupun etnisnya kita semua bersaudara. Mari kita saling mengenal satu sama lain. Bagi yang beragama Islam, tumbuhkan kemoderatan dalam beragama dengan menumbuhkan Islam Washatiyah atau Islam Moderat dalam setiap tindak dan tuturnya.” ulasnya.
Rektor pun menyambut positif kegiatan seminar nasional ini, karena menurutnya tema ini juga menjadi salah satu fokus utama dikaji oleh IAIN Pontianak. “IAIN Pontianak sebagai perguruan tinggi Islam yang menjunjung tinggi moderasi beragama siap menjadi stakeholders terdepan dalam meneguhkan kerukunan dan perdamaian dalam bingkai NKRI maupun Pancasila, khususnya di Kalimantan Barat.” pungkasnya.
Dalam kegiatan tersebut, Rektor Syarif juga meresmikan launching Rumah Moderasi IAIN Pontianak yang akan menjadi wadah dalam menguatkan atau mendesiminasikan sikap moderasi beragama untuk keharmonisan di Kalimantan Barat.
Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail
Rektor IAIN Pontianak dan Rektor Universitas Elektronik Arab Saudi Teken MoU
MALANG, (iainptk.ac.id)- Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA, menandatangani MoU dengan Rektor Universitas Elektronik Arab Saudi. Kegiatan itu dilaksanakan di gedung rektorat UIN Malang, Jum’at (29/9) pagi.
Rektor Syarif menyatakan, “Kegiatan pendantanganan ini penting untuk membangun relasi internasional dan peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Arab. MoU ini ditandatangi bersama 45 kampus di Indonesia. Dengan adanya MoU ini ke depan pembelajaran bahasa Arab tersebut melalui online dan langsung dari orang Arab. Selain kerjasama dalam pembelajaran berbasis internet tersebut, juga mencakup tes standar Bahasa Arab atau Test of Arabic as Foreign Language (TOAFL). Mirip seperti TOEFL untuk bahasa Inggris” terangnya.
Rektor Universitas Elektronik Arab Saudi, Prof. Dr. Abdullah Bin Abdul Aziz mengatakan, “Kampus kami memberikan kemudahan kepada siapapun untuk belajar bahasa Arab sebagai salah satu bahasa percakapan dunia. Melalui program MoU ini siapapun dan dimanapun bisa belajar Bahasa Arab secara online. Sepanjang ada akses internet. Kami sudah siapkan perangkatnya secara lengkap” ungkapnya.
Penulis: Yusuf Hidayat
Editor: Aspari
Workshop Penyusunan Proposal Penelitian Kompetitif Dosen 2018
PONTIANAK, (iainptk.ac.id)–LP2M IAIN Pontianak menyelenggarakan kegiatan Workshop Penyusunan Proposal Penelitian Kompetitif bagi dosen sekaligus Launching Sentra Hak Kekayaan Intelektual dan Rumah Jurnal, Kamis (27/9) di Orchadz Hotel, Jl. Gajah Mada Pontianak. Kegiatan ini dilaksanakan mulai 27 s.d. 28 September 2018. Hadir selaku narasumber, Kasi Penelitian dan Pengelolaan HKI Subdit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dirjen Pendis Kemenag RI, Dr. Mahrus, M.Ag. Narasumber lainnya yaitu Dr. Yusriadi, MA, Dr. Ali Hasmy, M.Si, dan Dr. Imron Muttaqin, M.Pd.I. Sebanyak 56 Dosen ASN maupun Non ASN IAIN Pontianak mengikuti kegiatan tersebut.
Ketua LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, SH., M.Hum mengungkapkan kegiatan ini bertujuan, pertama, sebagai langkah awal untuk menyamakan persepsi dalam menyusun proposal penelitian kompetitif. Kedua, terdapat standar penyusunan proposal penelitian kompetitif. Ketiga, terumusnya sebuah program penelitian yang baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Keempat, meningkatkan kualitas penelitian yang dikoordinir oleh LP2M IAIN Pontianak.
Sementara itu, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA memberikan arahan kepada setiap dosen untuk selalu fokus kepada konten riset yang mengacu pada visi dan misi IAIN Pontianak.
Ia pun menambahkan setiap dosen memiliki kewajiban untuk selalu mengupdate keilmuan dan riset yang sesuai kompetensi atau bidangnya masing-masing. “Dosen merupakan salah satu pilar terpenting dari perguruan tinggi. Oleh karenanya sangat penting untuk selalu update bidang keilmuannya masing-masing. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian yang ada di IAIN Pontianak.” ujarnya.
Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail
Ini Hasil Resolusi Konferensi Antarabangsa Islam Borneo (KAIB) XI
PONTIANAK, (iainptk.ac.id)–Konferensi Antarabangsa Islam Borneo (KAIB) ke 11 yang digelar 24-26 September 2018 di IAIN Pontianak menghasilkan empat resolusi dari hasil pembahasan para akademisi dari 3 negara: Malaysia, Indonesia dan Brunai Darussalam.
Pertama: membentuk sebuah konsorsium yang dianggotai 7 universitas bagi memperkasakan penganjuran Konferensi Antarabangsa Islam Borneo (KAIB) dan juga program-program selain KAIB, sebagai wadah pembangunan ummah dalam aspek akademik, sosial dan ekonimi.
Kedua, Mewujudkan Pelan Strategik Ummah seiring dengan perkembangan Ekonomi Digital Islam Borneo (Islamic Digital Economy of Borneo-IDEB) untuk memacu perkembangan ekonomi ummah Borneo.
Ketiga, memartabatkan industri halal melalui penyelidikan dan pembangunan bersepadu antara pihak industri dan akademik di Borneo; dan
Keempat, mempergiatkan dakwah melalui kemajuan teknologi digital secara kolaborasi antara 3 buah negara (Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam) dengan membangunkan polisi-polisi Teknologi Maklumat (Information Technology).
Dalam kesempatan itu juga disampaikan pihak KAIB merasa begitu bertuah atas kehadiran Yang Terhormat Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, SH, M.Hum. Di samping itu juga dimaklumatkan bahwa KAIB XII tahun depan akan dilaksanakan pada 11-12 September 2019 di Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan (KUPU SB)Brunai Darussalam dengan tema “Ilmu dan Amal Penentu Kebitaraan Ummah”.
Penulis: Andry Fitriyanto
Editor: Aspari Ismail
Rektor Universitas Teknologi Mara Sarawak Ajak Umat Islam di Borneo Maju Bersama di Era Digital
PONTIANAK, (iainptk.ac.id)—Pengerusi Bersama Konferensi Antarabangsa Islam Borneo (KAIB) yang juga Rektor Universiti Teknologi MARA Sarawak, Prof. Dato Dr. Jamil Bin Haji Hamali mengajak umat muslim di Borneo maju bersama dengan memanfaatkan teknologi di era digital. Hal tersebut disampaikannya saat memberi sambutan dalam pembukaan Konferensi Antarabangsa Islam Borneo KAIB XI dengan tema: “Islam Dalam Ledakan Era Digital di Borneo”, Senin (24/9) di Ibiz Hotel, Ayani Pontianak.
Ratusan peserta KAIB yang berasal Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam beserta tamu undangan hadir dalam Welcoming Dinner dan Openning Ceremony tersebut. Konferensi ini nantinya akan dilaksanakan selama tiga hari, mulai 24 s.d. 26 September 2018.
Dalam sambutannya, Ia mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Kalimantan Barat atas bantuan dan sokongan selama berlangsungnya kegiatan ini. Selain itu ia pun menyampaikan terima kasih kepada setiap peserta konferensi yang berkenan hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan rutin tahunan ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada IAIN Pontianak selaku tuan rumah penyelenggaraan KAIB 2018.
Menurutnya kegiatan KAIB memiliki peran strategis bagi ummat Islam di Borneo. Terlebih lagi Jika dikumpulkan masyarakat di kepulauan Borneo 80% penduduknya muslim. Oleh sebab itu harus dijadikan motivasi dan dimaknai secara positif. “Kita harus memastikan keberadaan dan eksistensi umat Islam di Borneo yang kuat.” Ucapnya.
Rektor Universiti Teknologi Mara Sarawak tersebut juga melaporkan beberapa hasil dari KAIB ke X di Samarinda yang telah diwujudkan yaitu dengan dilaunchingnya BIHAS untuk pertama kalinya. Hal ini merupakan resolusi nyata dari konferensi sebelumnya. Selain itu konferensi ini mulai memperjuangkan satu platform tahap penulisan yang setara dengan scopus. “Alhamdulillah kita telah memperjuangkan satu platform tahap penulisan yang disingkat BISA, dalam rangka menghasilkan penulisan yang tinggi nilainya dan dapat dibukukan nantinya. Insyaallah dapat bersaing dengan scopus.” ujarnya.
Tahun ini sesuai dengan tema “Islam dalam Ledakan Era Digital di Borneo”, umat Islam harus berkembang dan ‘melek’ dengan teknologi. “Kita ingin membicarakan bagaimana umat Islam Borneo di era digital. Bagaimana kita memanfaatkan teknologi yang ada untuk dapat maju ke depan, senada, dan seirama.” imbuhnya.
Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail
Rektor IAIN Pontianak Harapkan Bantuan Pemprov Kalbar
PONTIANAK (iainptk.ac.id)–“IAIN Pontianak saat ini sedang berbenah. Ekspektasi masyarakat untuk kuliah di IAIN Pontianak setiap tahun terus meningkat. Tahun ini yang mendaftar 5000an calon mahasiswa. Tetapi yang bisa diterima hanya 1800an saja. Jumlah mahasiswa IAIN Pontianak saat ini 7000 anak bangsa yang kami didik. Lahan kampus yang ada saat ini hanya 4 hektar. Sudah tidak memadai lagi untuk menampung jumlah mahasiswa yang terus bertambah seiring dengan perkembangan jumlah prodi baru. Sudah begitu mendesak memiliki lahan kampus II. Kami punya kontribusi besar untuk meningkatkan Indek Pembangunan Manusia di Kalimantan Barat ini. Karena itu kami mengharapkan bisa bersinergi dan mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat”. Pernyataan itu disampaikan Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA saat menyampaikan sambutan pada kegiatan Welcoming Dinner dan Open Ceremony Konferensi Antarabangsa Islam Borneo (KAIB) XI di Ibis Hotel (24/9/2018).
Rektor Syarif melanjutkan “KAIB menjadi peluang akademisi untuk meneliti kajian Borneo. Tema konferensi Islam dalam Ledakan Era Digital di Borneo menjadi urgen untuk diusung. Hal penting untuk disampaikan, Rektor PTKIN se-Kalimantan ingin bergabung dengan keanggotaan KAIB.”
Penulis buku Wujud di Balik Teks itu menambahkan “Kedua, Kajian Indonesia sangat fokus penelitian 58 PTKIN dalam rangka tangkal Radikalisme dan Mengejawantahkan Islam Washatiyah. Ketiga, KAIB menjadi forum strategis bagi akademisi. Keempat. Merekomendasikan journal khusus Islamic studies. Agar bisa tembus di scopus” paparnya.
Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 300an peserta dari 3 negara: Indonesia, Brunei Darussalam dan Malaysia. Gubernur Kalbar, H. Sutarmidji, SH.M.Hum membuka secara resmi kgtn KAIB XI yang digelar di IAIN Pontianak, 24-26 September 2018.
Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail
Kementerian Agama Apresiasi Konferensi Antarabangsa Islam Borneo
PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Prof. Nizar Ali, MA memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan Konferensi Antarabangsa Islam Borneo (KAIB) ke-11 yang digelar di IAIN Pontianak, (24-27/9/2018).
“Saya mewakili Kementerian Agama Republik Indonesia menyampaikan apresiasi atas kegiatan KAIB ini. Saya ucapkan terima kasih tak terhingga atas kehadiran Gubernur Kalimantan Barat pada malam hari ini” ujarnya saat memberikan sambutan acara Welcoming Dinner dan Open Ceremony, di Hotel Ibis, Pontianak pada Senin (24/9/2018) malam.
Prof. Nizar menjelaskan, “IAIN Pontianak sudah kami dorong untuk berubah menjadi UIN (Universitas Islam Negeri). Hanya saja masih terkendala pada ketersediaan lahan kampus yang belum memadai. Perlu kampus II. IAIN Pontianak hanya punya tanah 4 hektar. Belajar dari kampus-kampus negeri jiran, lahannya ratusan hektar. Kami juga dampingi akreditasi IAIN Pontianak” ungkapnya.
Dirjen PHU Kemenag RI menjelaskan, “KAIB XI menjadi media silaturrahim perguruan tinggi Islam di Borneo. Selain itu, KAIB menemukan jalan talent akademik menjadi langkah strategis dan penting. Kajian kontemporer dan manuskrip sangat penting. Tantangan era digital dengan menyajikan Islam yang ramah, Islam moderat itu penting. Islam Nusantara menjadi perbincangan. Bisa jadi Islam Borneo juga akan menjadi pertanyakan.
“Ekspolarasi dalam penyampaian kajian Islam Borneo. Prof. Nizar menilai bahwa KAIB mampu menutup kekurangan ruang kajian yang kurang selama ini. Kajian kontemporer. Tema yang diusung “Islam dalam Ledakan Era Digital di Borneo” menarik dan kekinian.
Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail
Gubernur Kalimantan Barat Resmi Buka KAIB XI 2018
PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, SH., M.Hum membuka secara resmi Konferensi Antarabangsa Islam Borneo (KAIB) XI dengan tema: “Islam dalam Ledakan Era Digital di Borneo”, Senin (24/9/2018) di Ibis Hotel, Ayani Pontianak.
Ratusan peserta KAIB yang berasal Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam beserta tamu undangan hadir dalam Welcoming Dinner dan Openning Ceremony tersebut. Konferensi ini nantinya akan dilaksanakan selama tiga hari, mulai 24 s.d. 26 September 2018. Selain itu dalam kesempatan ini juga dilaksanakan kegiatan Borneo International Halal Showcase (BIHAS). Acara ini berkat kerjasama antara IAIN Pontianak dengan UiTM Sabah (Malaysia), Universitas Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA, Brunei Darussalam), Kolej Universiti Perguruan Agama Seri Begawan (KUPUSB, Brunei Darussalam), Universitas Mulawarman (UNMUL), dan Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM).
Dalam sambutannya Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, SH., M.Hum menyampaikan pentingnya menunjukkan identitas keislaman yang rahmatan lil ‘alamin yang tidak mendiskreditkan agama maupun suku. “Dalam Islam sendiri sudah jelas dikatakan bahwa urusan keagamaan menjadi tanggungjawab masing-masing pemeluk agama. Sesuai yang tercantum pada Surat Al-Kafirun yang artinya bagimu agamamu, dan bagiku agamaku. Kemudian dalam Islam juga dikatakan perbedaan suku tidak untuk berpecah belah, melainkan untuk saling mengenal satu sama lain.” jelasnya.
Selain itu Gubernur Kalimantan Barat ke XII yang juga pernah menjabat sebagai Walikota Pontianak ke XII ini mengungkapkan bahwa Madinah merupakan gambaran ideal bangsa yang dikehendaki oleh ajaran Islam. Sebab masyarakat Madinah dibangun dengan fondasi yang kokoh berlandaskan tauhid, toleransi, dan keshalehan sosial. “Konstitusi Madinah merupakan satu bukti bahwa Islam sangat menghormati dan menghargai agama dan suku yang berbeda.” paparnya.
Dalam kesempatan tersebut tak lupa Ia juga memperkenalkan keindahan dan kekayaan alam Kalimantan Barat kepada setiap peserta konferensi yang berasal dari mancanegara. Menurutnya Kalimantan Barat merupakan daerah yang potensial dan dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa.
“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, maka Konferensi Antarbangsa Islam Borneo XI resmi dibuka.” Katanya Seraya mengetok palu.
Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail