Meriah, Launching Perdana BIHAS Di IAIN Pontianak

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–IAIN Pontianak bekerjasama dengan UiTM Sarawak, UiTM Sabah Malaysia, Universitas Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam, Kolej Universiti Perguruan Agama Seri Begawan (KUPUSB, Brunei Darussalam), Universitas Mulawarman (UNMUL), dan Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) menggelar kegiatan Launching Borneo International Halal Showcase (BIHAS) 2018, Senin (24/9/2018) berlokasi di Baseman Gedung Perkuliahan FSEI IAIN Pontianak.

Kegiatan lauching itu dihadiri Dirjen PHU Kementerian Agama, Prof. Nizar Ali, Pengerusi Bersama Konferensi Antarabangsa Islam Borneo, Profesor Dato Dr. Jamil bin Haji Hamali, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA, Menteri Muda, Kementerian Kemudahan Awam Sarawak, YB. DR. Haji Abdul Rahman Bin Haji Junaidi YB. Azhar Bin Datuk Haji Matussin, Pembantu Menteri, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Sabah, YB. Azhar Bin Datuk Haji Matussin, Pemangku Setiausaha Tetap, Kementerian Pembangunan Perindustrian & Usahawan Sarawak (MIED) Malaysia, Tuan HJ Samat Bin Junai. Di samping itu, terlihat lebih dari 500 orang memadati acara launching tersebut.

Acara itu berlangsung meriah. Gemuruh tepuk tangan mewarnai kegiatan itu. Diawali dengan tarian persembahan dari Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) IAIN Pontianak. Dilanjutkan dengan pertukaran cenderahati. Kemudian pemotongan pita berisi puluhan balon berwarna-warni dan pemutaran video mengenai BIHAS .

Panitia lokal Koordinator acara BIHAS, Dr. Imron Muttaqin, MA menjelaskan jika kegiatan ini bertema “Halal Produk for the World”. Pertama kalinya dilaksanakan dalam sejarah terlaksananya KAIB. Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam sebagai platform untuk menyatukan usahawan dan kreator produk halal di Borneo. Selain itu merupakan promosi produk halal di Borneo ke mancanegara. “Kegiatan ini dilaksanakan di IAIN Pontianak mulai tangggal 24-26 September 2018. Diikuti lebih dari 40 stand. Pameran ini terbuka untuk masyarakat umum.” tutupnya.

Penulis: Hariansyah
Editor: Aspari Ismail




LPM IAIN Pontianak Gelar Expose Pelaporan PD-DIKTI dan Penerapan PIN/SIVIL

PONTIANAK (iainptk.ac.id)–Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Pontianak menyelenggarakan Expose Pelaporan PD-Dikti dan Penerapan PIN/SIVIL, Kamis (20/9/2018) bertempat di Ruang Visitasi AIPT Gedung Rektorat Lantai II. Dalam kesempatan itu Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA membuka acara secara resmi didampingi oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, dan Ketua LPM, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag. Hadir selaku narasumber Kasi Pembinaan Kelembagaan PTKIN, Lelis Tsurora, M.Si. Seluruh Pejabat di Lingkungan IAIN Pontianak hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Ketua LPM IAIN Pontianak, Dr. Muhammad Hasan, M.Ag memaparkan kegiatan kali ini tentang Expose Pelaporan PD-Dikti dan Penerapan Penomoran Ijazah Nasional/Sistem Verifikasi Ijazah Secara Elektronik. “Forlap Dikti erat kaitannya dengan Akreditasi Perguruan Tinggi. Jika Forlap Dikti belum tepat, maka AIPT juga akan berpengaruh. Oleh karenanya dibutuhkan sinkronisasi dan persamaan data yang ada di Forlap Dikti. Harapannya dengan begitu kita dapat langsung mengeksekusi semua data termasuk data dosen dan mahasiswa. Berikut tahun masuk perguruan tinggi dari S1 hingga S3. Kemudian hari ini juga kita memiliki tugas yang tak kalah pentingnya yaitu penerapan PIN/SIPIL. Tujuannya untuk mencegah pemalsuan ijazah sehingga memperoleh data keabsahan ijazah yang valid, akurat, dan tepat.” paparnya.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA menuturkan jika Pangkalan Data Pendidikan Tinggi merupakan elemen yang sangat penting di perguruan tinggi termasuk bagi IAIN Pontianak. Oleh karenanya dibutuhkan kerjasama dan keterlibatan aktif dari segala pihak. “Semua pihak hari ini memiliki kewajiban untuk mengkoordinasikan data terkait PD-Dikti. Fungsi koordinasi itu sendiri untuk mensinkronkan semua hal terkait. PD-Dikti sangat penting demi terwujudnya AIPT yang diharapkan.” jelasnya.

Ia menambahkan jika setiap elemen masing-masing harus bisa memaksimalkan tugas kerjanya. “Jika semua pihak saling memaksimalkan tugas dan tanggungjawab serta berkoordinasi satu sama lain, maka harapan untuk mendapatkan hasil maksimal bisa kita raih.” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




1238 Mahasiswa Ikuti Tes Alpa 2018

PONTIANAK, (iainptk.ac.id)—Sebanyak 1238 Mahasiswa IAIN Pontianak Semester III mengkuti tes Arabic Language Proficiency Assessment (ALPA) yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Bahasa, Minggu (23/9). Berlokasi di tiga tempat yaitu Gedung Teater Biro AUAK, Rektorat Lantai IV, Laboratorium Bahasa, dan Laboratorium Komputer. Acara ini dilaksanakan mulai 21 s.d. 23 September 2018.

Ketua Panitia ALPA, Buhori, M.Pd mengatakan, “Kegiatan ini diikuti oleh Mahasiswa IAIN Pontianak Semester III FTIK, FSEI, dan FUAD. Selain itu juga diikuti oleh mahasiswa yang tidak lulus pada Tes ALPA tahun sebelumnya. Semua pembiayaan dalam kegiatan ini dibiayai oleh DIPA.” Katanya.

Kepala Pusat Pengembangan Bahasa, Segu, MA mengungkapkan jika Tes ALPA merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Bahasa. “Tes ALPA ini dalam rangka mengukur kemampuan bahasa Arab mahasiswa. Harapannya dapat meningkatkan penguasaan bahasa Arab sekaligus memberikan motivasi bagi mahasiswa untuk lebih giat dalam mempelajari bahasa Arab.” ujarnya.

Ia menambahkan, secara umum kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas kebahasaan dalam bentuk tes ALPA yang terstandar.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




IAIN Pontianak Tuan Rumah Kegiatan KAIB dan BIHAS 2018

PONTIANAK (iainptk.ac.id)—Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menjadi tuan rumah kegiatan berskala internasional. Konferensi Antarabangsa Islam Bornoe (KAIB) ke-XI dirangkaikan dengan kegiatan Borneo International Halal Showcase (BIHAS) akan dilaksanakan pada 24 s.d 26 September 2018. Dua kegiatan bergengsi tersebut akan dipusatkan di kampus IAIN Pontianak.

Dr. Zaenuddin, MA selaku ketua panitia menjelaskan, ”Kegiatan ini merupakan acara rutin tahunan. Hasil Keputusan Rapat Ahli Jawatan Kuasa (AJK) menetapkan IAIN Pontianak sebagai tuan rumah pada tahun 2018 ini. Kegiatan KAIB kali ini terasa lebih istimewa karena pembicara dari tiga negara Brunei Darussalam, Malaysia dan Indonesia berjumlah 144 pembentang makalah. Selain itu, juga akan lebih meriah dengan adanya Pameran Produk Halal Internasional atau Borneo International Halal Showcase (BIHAS). Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama IAIN Pontianak dengan UiTM Sabah (Malaysia), Universitas Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA, Brunei Darussalam), Kolej Universiti Perguruan Agama Seri Begawan (KUPUSB, Brunei Darussalam), Universitas Mulawarman (UNMUL), dan Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM)” jelas mantan Wakil Rektor III IAIN Pontianak.

“Pembicara yang dijadwalkan akan hadir, diantaranya: Prof. Nizar Ali dari Kementerian Agama Republik Indonesia, Ketua Menteri Sarawak Malaysia, Dr. Haji Norarfan bin Haji Zainal, Rektor Universiti Islam Sultan Sharif Ali, Negara Brunei Darussalam. Professor Emeritus Dato’ Dr. Hassan Said Nasib Cancelor, Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, Tuan Haji Samin bin Haji Ongki, Pengarah, Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia (YADIM) Zon Sabah, Rektor Universitas Mulawarman, Samarinda. Pengiran Dato Seri Setia Dr. Haji Mohammad bin Pengiran Haji Abd Rahman, Mantan Menteri Agama, Negara Brunei Darussalam. Tuan Haji Mohd Nazri bin Chik, Ketua Pegawai Syariah, Bank Islam Malaysia Berhad” imbuh doktor muda yang pernah magang di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) semasa kuliah Magister di Amerika.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA mengatakan, “Kami mengundang semua keluarga besar IAIN Pontianak untuk berpartisipasi aktif menyukseskan kegiatan akbar berskala internasional ini. Kami juga mengajak kepada warga masyarakat Kalimantan Barat untuk menghadiri dan mengunjungi pameran produk-produk halal dari negara Brunei Darussalam, Malaysia dan Indonesia di kampus IAIN Pontianak. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya mewujudkan visi IAIN Pontianak: Ulung dan Terbuka dalam Kajian dan Riset Keilmuan, Keislaman serta Kebudayaan Borneo” ujarnya bersemangat.

Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail




Forum Wakil Rektor III Bahas Kegiatan Kemahasiswaan

PALU, (iainptk.ac.id) — Forum Wakil Rektor III Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) menggelar rapat evaluasi dan koordinasi di Hotel Best Western (18/9/2018) dalam rangkaian kegiatan AICIS Palu, Sulawesi Tengah.

Wakil Rektor III IAIN Pontianak menjelaskan “Ada beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut”.

Pertama, rapat Evaluasi Pelaksanaan Perkemahan Wirakarya (PW) di UIN Susqa Riau di Pekanbaru

Kedua, presentasi persiapan kegiatan Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) oleh UIN Malang tahun 2019.

“Secara umum pelaksanaan PW di Pekanbaru relatif berhasil. Namun beberapa catatan menjadi perhatian terutama berkaitan dengan kesiapan tuan rumah dan kepastian anggaran yang harus sudah fix jauh jauh hari. Termasuk bagaimana memastikan keterlibatan dengan pemerintah daerah”.

“Untuk kegiatan PIONIR, UIN Malang tengah mempersiapkan seluruh fasilitas pendukung dan menghimbau agar peserta mempersiapkan jauh jauh hari” paparnya.

Penulis: Abdullah.
Editor: Aspari Ismail.




FUAD IAIN Pontianak Gandeng LPMQ Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI Gelar Workshop Manuskrip Al-Qur’an Nusantara

PONTIANAK (iainptk.ac.id)—Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IAT) FUAD IAIN Pontianak bekerjasama dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI menggelar Workshop Manuskrip Al-Qur’an Nusantara, Kamis (20/9/2018) di Auditorium Abdul Rani Mahmud. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA.

Hadir selaku narasumber dalam kegiatan tersebut Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Dr. H. Muchlis M. Hanafi, MA, Dr. Ismail Ruslan, M.Si, Dr. H. Wajidi Sayadi, M.Ag, H. Zarkasi, MA, dan Ahmad Jaeni, MA.

Dekan FUAD IAIN Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M.Si menjelaskan kegiatan ini merupakan bentuk komitmen FUAD IAIN Pontianak dalam rangka memfasilitasi kebutuhan mahasiswa sekaligus meningkatkan kompetensi di bidangnya. “FUAD berkomitmen dalam setiap kegiatan tidak sekedar menjadi ‘Wayang DIPA’, namun lebih dari itu kegiatan hari ini merupakan bukti ikhtiar kita bersama dalam rangka mendorong mahasiswa untuk berprestasi di bidangnya. Mudah-mudahan apa yang kami ikhtiarkan ini dapat menjadi bakti serta amal sholeh yang bermanfaat bagi kita semua.” paparnya.

Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Dr. H. Muchlis M. Hanafi, MA mengungkapkan Lajnah Pentashihan Muhsaf Al-Qur’an merupakan satuan kerja di Litbang Kementerian Agama RI yang kehadirannya tidak dapat dilepaskan dalam porsinya untuk menjaga kesucian Al-Qur’an.

“Kami fokus dalam melakukan kajian-kajian terhadap naskah keagamaaan terkait mushaf kuno. Kurang lebih 430 naskah dari seluruh penjuru Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam telah didigitalisasi. Salah satu mushaf kuno yang terindah berada di Pontianak. Oleh karenanya kami berterima kasih atas terjalinnya kerjasama ini. Semoga ke depan kerjasama ini dapat ditindaklanjuti dengan serangkaian program yang intinya untuk melestarikan dan menjaga kesucian Al-Qur’an.” terangnya.

Sementara itu Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA mengatakan workshop ini merupakan kegiatan yang sangat urgen dan berguna bagi akademisi dan mahasiswa. “Kegiatan ini sangat penting terutama tentang output yang dapat direkomendasikan menjadi bagian pertimbangan institut dalam mengambil kebijakan kaitannya riset maupun penelitian tentang manuskrip.” tuturnya.

Rektor menambahkan jika riset atau penelitian IAT harusnya berfokus pada kajian Al-Qur’an, tafsir, maupun manuskrip. “Mahasiswa IAT harus fokus melakukan riset tentang Al-Qur’an, tafsir, maupun manuskrip yang nantinya dapat berguna bagi khazanah Islam dan ummat. Jangan meneliti hal-hal yang tidak bersentuhan langsung dengan bidangnya.” tegasnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




IAIN Pontianak – Kemenag Kalbar Gelar Sosialisasi dan Pendampingan Penyusunan Dokumen PPRG

PONTIANAK (iainptk.ac.id)– IAIN Pontianak bersama Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan Sosialisasi dan Pendampingan Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) pada Kementerian Agama Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat tahun 2018, Rabu (19/9/2018) di Orchadz Hotel Jl. Gajah Mada Pontianak. Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari mulai 19 s.d. 21 September 2018.

Hadir selaku narasumber dalam kegiatan tersebut, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Drs. H. Ridwansyah, M.Si, Praktisi Gender dan Anak UIN Malik Ibrahim Malang, Erfaniah, M.Ag, Kabag Perencanaan Set. Ditjen Pendis Kementerian Agama RI, H. Ridwan, M.Pd, Kasubbag Perencanaan dan Penganggaran Set. Ditjen Pendis, Novardy, S.Kom, Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Kanwil Provinsi Kalimantan Barat, Wahyu Setiabudi, SE., MM.

30 peserta dari Kankemenag Kabupaten/Kota dan Provinsi berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Ketua Panitia, Noviansyah, S.Pd.I mengatakan “Tujuan kegiatan ini: pertama, pendampingan dalam penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran PPRG bagi Satuan Kerja Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Kedua, output kegiatan menghasilkan dokumen AnggaranResponsif Gender (ARG). Ketiga, capaian jangka panjang yaitu terwujudnya kebijakan penganggaran Satuan Kerja Kementerian Agama Kabupaten/Kota berbasis gender.” Jelasnya.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Syarif, MA mengungkapkan sedianya kegiatan ini terlaksana atas dasar hukum Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia dan Kementerian Agama RI Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dan Pemenuhan Hak Anak di Bidang Keagamaan, “Dalam hal ini pemerintah perhatian terhadap pemberdayaan dan perlindungan perempuan, khususnya yang ada di Kalimantan Barat. Oleh karena itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, dengan cara melaksanakan tahapan riset yang berkaitan tentang persoalan perempuan di kabupaten/kota sebelum nantinya dilaksanakan workshop atas hasil yang ditemui di lapangan.” ugkapnya.

Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Provinsi Kalimantan Barat, Drs. H. Ridwansyah, M.Si mengatakan “Berbicara gender terkait dengan keadilan dan kesetaraan. Muara dari itu semua berawal dari perencanaan yang baik dan rapi. Sehingga dapat diidentifikasi dan diklasifikasikan persoalan gender yang ada di segala lini. Semoga kegiatan ini dapat memberi kontribusi bagi peningkatan syiar Islam dan mengokohkan kejayaan Islam di Indonesia, khususnya Kalimantan Barat. Kami mengapresiasi atas terjalinnya hubungan antara IAIN Pontianak dan Kementerian Agama dalam terselenggaranya kegiatan ini.” paparnya.

Penulis: Septian Utut
Editor: Aspari Ismail




AICIS XVIII Ditutup, Ini Rekomendasi yang Dihasilkan

PALU, (iainptk.ac.id) –Pertemuan para pemikir muslim dalam forum The 18 th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) di Institut Agama Islam negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah 17-20 September 2018 ini merekomendasikan lima poin yang perlu dipertimbangkan pemerintah negara-negara Islam agar radikalisme dapat dilokalisir dan dijauhkan dari generasi muda.

Pada penutupan sidang AICIS, juru bicara Prof. Dr. Nur Chaedi mengungkapkan, para praktisi studi Islam dari berbagai negara telah melakukan 63 panel dan 7 special panel yang menghasilkan banyak input bagi dunia iIlam terkini. Panel-panel ini telah menyaring berbagai fenomena radikalisme di berbagai negara di dunia.

Telah terjadi kesepakatan yang bulat dari para panelis dalam sidang-sidang AICIS, bahwa tak ada penjelasan tunggal dan sederhana pada kasus radikalisme dan berbagai masalah pelik yang dihadapi masyarakat muslim saat ini. “Krisis dunia Islam dilatar belakangi berbagai hal yang sifatnya multidimensional,” kata Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta ini di Auditorium IAIN Palu, (19/9/2018).

Ada kebutuhan untuk memikirkan ulang dan tinjau perspektif yang ada terkait pengkajian Islam dan masyarakat muslim. Lebih pada penegasan teks idiologi. Pentingnya integrasi interkoneksi. Pembacaan teks tidak mampu menjawab perkembangan zaman. Perspektif sekarang perlu lihat akar kesejarahan. Agar proyeksi ulang Islam yang moderat: Rahmatan lil’alamin dapat diwujudkan.

Ada hubungan tradisi pembelajaran Islam dengan kecenderungam berkembangnya Islam konservatif. Agar bisa memberi arah bagi generasi muda menjawab tantangan perubahan. Memerlukan respon strategi berkelanjutan, hidup bersama secara damai melalui strategi program yang solutif.

Adapun lima poin rekomendasi para akademisi dunia itu sebagai berikut:

Pertama, terdapat kebutuhan untuk meninjau beberapa perspektif lama dalam studi islam dan masyarakatnya;

Kedua, perspektif terbaru studi Islam perlu menilik kembali akar sejarahnya dalam membangun model Islam moderat sebagaimana yang ada di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara;

Ketiga, bentuk Intoleransi saat ini terwujud dalam berbagai bentuk yang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor ideologis maupun instrumen lain yang semuanya memerlukan respon dan strategi lanjutan. Diperlukan koeksistensi untuk membangun toleransi dan perdamaian melalui berbagai program dan aksi yang relevan;

Keempat, pemahaman yang signifikan tentang radikalisme di kalangan muda akan melahirkan kemungkinan strategi dan jalan keluar yang terpadu serta langkah-langkah yang komprehensif untuk memutus rantai radikalisme dan terorisme;

Kelima, selain pendekatan ideologi dan program deradikalisasi, langkah-langkah dalam bidang ekonomi, budaya, dan pendekatan sosial harus segera diambil untuk mengikis pengaruh radikalisme dan terorisme.

Usai pembacaan rekomendasi itu, Rektor IAIN Palu, Prof. Dr. H. Sagaf S. Pettalongi, M.Pd menutup acara tersebut. Ruangan auditorium dipadati para pimpinan PTKIN, para guru besar serta speaker dari kampus dalam dan luar negeri.

Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail




Wakil Rektor II IAIN Pontianak Presentasikan Karya Ilmiah di Forum Akademisi International

PALU, (iainptk.ac.id)– Wakil Rektor II Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Dr. H. Saifuddin Herlambang, M.Ag mempresentasikan karya ilmiah pada forum Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-18 pada Rabu (19/9/2018) di ruang SBSN 13 IAIN Palu.

 

Judul yang diusungnya “Al-Aqalliyat al-Diniyah fi al-Buldan al-Islamiyah: al-Qawi’ wa Afaq al-Ta’ayusy, Tunis wa Indunisia Anmudzajan”.

Dalam paparannya, Dr. Herlambang menjelaskan bahwa terkait peran minoritas dalam pembangunan bangsa terkadang di kesampingkan oleh kelompok mayoritas. Dan itu terjadi dalam penafsiran teks-teks agama. Sebagai sampel, penafsiran Ibnu ‘Ashur yang tidak mempercayai keterlibatan non muslim dalam konteks musyawarah di Tunisia. Meskipun jumlah non muslim tidak lebih dari 1 persen.

Pandangan Ibnu ‘Ashur ini terkait dengan runtuhnya kepercayaan terhadap non muslim. Dimana sering kali mereka menistakan keberadaan muslim di negara non muslim di saat muslim menjadi minoritas. Artinya tafsir juga dapat berperan sebagai alat politik identitas” papar doktor lulusan UIN Jakarta yang meraih nilai cumlaude tersebut.

Sementara itu panelis dalam tema yang sama, Prof. Abdul Qodir Naffati, Guru Besar Universitas Ezzitouna Tunisia mengungkapkan, “Perdamaian dunia itu menjadi impian semua orang. Kitab suci dan terbitnya peraturan pemerintah dari berbagai negara menganjurkan untuk saling menghormati. Ada kesepakatan PBB untuk menghormati kaum minoritas. Ada 9 pasal kesepakatan untuk selalu menghormati sesama. Begitu pula dalam negara Arab ada Undang-undang yang menyeru menghormati sesama” terangnya.

Dirinya menambahkan ” Teks agama, al-Qur’an dan Kitab suci lainnya mengajarkan kedamaian. Menjadi kewajiban kita sebagai muslim terbesar di Indonesia untuk saling menghargai kaum minoritas yang berbeda keyakinan. Begitu pun sebaliknya” tegasnya.

Penulis: Abdullah
Editor: Aspari




Humas PTKIN Bersinergi Membangun Branding

PALU, (iainptk.ac.id)—Humas Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) bersinergi membangun branding. Hal ini penting dilakukan agar PTKIN lebih dikenal masyarakat. Terlebih dalam setiap event nasional atau internasional. Pernyataan itu dinyatakan Kepala Sub Bagian Humas Pendidikan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Muhtadin, dalam pertemuan Humas (17-18/9/2018) di Media Center AICIS Palu. Tampak hadir dalam pertemuan itu diantaranya humas UIN Jogjakarta, UIN Mataram, UIN Medan, UIN Lampung, UIN Makassar, UIN Riau, UIN Banjarmasin, IAIN Palu, IAIN Pontianak, IAIN Padangsidempuan, IAIN Surakarta dan lain-lain.

“AICIS harus disampaikan ke masyarakat, harus diketahui oleh masyarakat. Itu tugas humas dalam membantu panitia sukseskan AICIS”. Muhtadin meminta agar Humas PTKIN fokus untuk melakukan peliputan dan pemberitaan pada pembukaan AICIS, poin-poin penting diskusi dan penutupan serta pameran pendidikan dan UMKM.

Ia juga meminta agar seluruh humas tersebut yang hadir untuk memberitakan kehadiran rektor dan guru besar masing-masing perguruan tinggi di AICIS. “Misalkan rektor hadir pembukaan AICIS, atau jumlah panelis dari kampus yang tampil di AICIS ke 18,” ujar Muhtadin.

AICIS telah dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, di Mercure Hotel Palu pada Selasa 18/9/ 2018. AICIS dilaksanakan di Kota Palu pada 17-20 September 2018, mengusung tema, Islam in a globalizing word: text, knowledge anda practice.

Kasubbag Tata Usaha, Humas dan Rumah Tangga IAIN Pontianak, Aspari menyatakan bahwa “Kegiatan pertemuan forum humas itu menjadi sangat penting. Penguatan peran humas untuk membangun branding itu mesti dilakukan dengan bersinergi semua pihak.” tegasnya.

Penulis: Abdullah
Editor: Aspari Ismail