Gelar Semarak Khazanah Arab Khatulistiwa, Dekan FTIK IAIN Pontianak Puji HMJ PBA

Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab menyelenggarakan Semarak Khazanah Arab Khatulistiwa atau biasa disingkat SEZARAH. Acara ini diselenggarakan mulai tanggal 16 s.d. 21 April 2018 berlokasi di Lapangan Volly dan selasar Auditorium Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Agenda yang dilaksanakan yaitu, Lomba Taqdimul Qissah, Pidato Bahasa Arab, Debat Bahasa Arab, Baca Kitab Kuning, Mewarnai, dan Kaligrafi. Tidak hanya itu ada agenda menarik lainnya seperti, SEZARAH Bershalawat yang bekerjasama dengan KBM IAIN Pontianak, Islamic Book Fair, Food Festival, Seminar Bahasa Arab, dan sebagai penutup acara yaitu Arabian Night.

Ketua HMJ Pendidikan Bahasa Arab, Ruslan Haerul Saleh menjelaskan jika tujuan diadakannya rangkaian kegiatan ini yang paling utama sebagai ajang silaturahmi dengan seluruh pecinta bahasa Arab baik di lingkungan kampus, alumni, maupun masyarakat pada umumnya. Selain itu juga sebagai ajang promosi Jurusan Bahasa Arab FTIK IAIN Pontianak kepada masyarakat luas.

“Kita ingin memunculkan kembali minat para pemuda dalam berbahasa Arab. Selama  ini bahasa Arab seringkali dianggap ketinggalan zaman, akan tetapi dengan kegiatan ini kita bisa membuktikan kepada semua orang bahwa bahasa Arab itu sangat menarik.” tuturnya.

Dekan Fakutas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak, Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd menjelaskan jika pihak fakultas memberikan apresiasi yang luar biasa terkait terselenggaranya kegiatan Semarak Khazanah Arab Khatulistiwa. Ia mengaku jika kegiatan yang mereka lakukan tersebut berdampak kepada hal positif dan relevan terhadap akreditasi jurusan yang berdampak pula pada akreditasi institusi.

Selain itu kegiatan ini juga sebagai ajang promosi bagi IAIN Pontianak khususnya FTIK dan lebih khusus lagi Jurusan PBA kepada masyarakat luas. Dengan kegiatan ini masayarakat bisa melihat perkembangan IAIN Pontianak seperti perubahan fisik, jumlah mahasiswa, dan aspek iklim organisai di IAIN Pontianak yang dapat meningkatkan minat masyarakat untuk masuk ke IAIN Pontianak.

“Menurut saya kegiatan ini sangat relevan. Oleh karena itu ke depannya kegiatan seperti ini harus didukung dan ditingkatkan lagi.” katanya.

Lebih lanjut Dekan FTIK mengungkapkan, bagi kepengurusan HMJ, kegiatan ini nantinya dapat menjadi ajang menumbuhkan karakter pemimpin dan nantinya hal ini menjadi modal bagi mereka setelah lulus atau telah menjadi alumni. Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan mereka di kampus, maka begitu sudah menjadi alumni mereka akan terampil untuk melakukan berbagai aktivitas. Apa yang mereka lakukan saat ini memenuhi 4 aspek yaitu chritical thinking, colaboratif, creative, dan communicative.

“Ke depan, karena kegiatan seperti ini mendongkrak akreditasi jurusan, fakultas, dan institusi, serta pemenuhan alumni yang berkualitas, maka dari itu mulai tahun ini dan kedepannya kami akan menyediakan dana SPPD melalui akun pengabdian pada masyarakat. Harapannya, even-even seperti ini nantinya menjadi ajang pembiasaan bagi mereka untuk melangkah dan melaju lebih baik lagi di even-even berskala nasional maupun internasional.” tutupnya.




IAIN Pontianak Tuan Rumah Pertemuan Forum Dekan Fakultas Ushuluddin PTKIN/PTKIS Se-Indonesia

Kamis malam (19/4) bertempat di Hotel Golden Tulip Pontianak, Plt. Rektor IAIN Pontianak membuka kegiatan Forum Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) se- Indonesia.

Tema yang usung dalam kegiatan tersebut adalah “Peluang dan Tantangan Alumni dalam Merajut Nilai-nilai Kebangsaan Berwawasan Islam Moderat”

Dr. Samsul Hidayat, Dekan FUAD IAIN Pontianak menjelaskan “Forum ini sangat penting. Sumbangsih ushuluddin untuk kemajuan bangsa. Kita berharap FUAD semakin menunjukkan kiprahnya demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan ini akan dilaksanakan mulai 19 s.d 22 April 2018” katanya.

Prof. Masri Mansur, Ketua Forum Dekan FUAD PTKIN Se- Indonesia memaparkan bahwa menyambut gembira dan kegiatan kali ini paling ramai diikuti para dekan ketimbang kegiatan sebelum-sebelumnya.

Deklarasi di Bandung mengusung Islam moderat. Kali ini kita akan sempurnakan hasil FGD Yogyakarta. Hasil tersebut sudah dilaporkan kepada Direktur Pendidikan Islam. Saya berharap FUAD lebih maju. Sudah saatnya memaksimalkan peran sehingga Ushuluddin itu bisa sebagai jantungnya PTKIN. Tentu kita harus kreatif. Forum kali ini juga spesial karena dilaksanakan penandatanganan MoU yang akan memengaruhi akreditasi fakultas.

Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif memaparkan “Selamat datang di Pontianak dan selamat berkonferensi. Kita di Kementerian Agama menjadi stakeholders utama yang diinginkan untuk berperan lebih maksimal menyejukkan bangsa. Kementerian Agama menjadi satker terbesar di Indonesia. Islam moderat merupakan tema mandatori Kementerian Agama untuk menciptakan Islam yang Rahmatan Lil’alamin. Karena itulah intinya Islam. Forum dekan mesti punya konsep yang bagus untuk meningkatkan kualitas akademik mahasiswa” ujar Dr. Syarif.




Pengumuman Lelang Inventaris BMN Rusak Berat Milik IAIN Pontianak

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak melalui perantaraan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Pontianak mengumumkan akan melaksanakan penjualan di muka umum (lelang) melalui e-Auction Open Bidding terhadap objek lelang Barang Milik Negara (BMN) berupa satu paket Inventaris Kantor sejumlah 1102 unit yang terdiri dari mesin komputer, mesin non komputer dan perabot kantor dalam keadaan rusak berat. Adapun harga nilai limit barang inventaris tersebut sejumlah Rp. 14.960.000. Sedangkan uang jaminan sebesar Rp. 4.488.000,- Pengumuman Lelang dibuka pada Senin, 16 April 2018 pukul 12.40 (Waktu Server ALI) dan ditutup pada Senin, 18 April 2018 pukul 14.40 (Waktu Server ALI). Tempat pelaksanaan lelang tersebut dilakukan di kantor KPKNL Pontianak, Jalan Letjen Sutoyo Pontianak.

Kasubbag Tata Usaha, Humas dan Rumah Tangga IAIN Pontianak menjelaskan, Syarat dan Cara Pelelangan dengan detail. Penawaran lelang dilakukan tanpa kehadiran peserta (e-Auction) dengan penawaran terbuka (Open Bidding) yang ditayangkan pada Aplikasi Lelang Internet (ALI) pada domain: http//www.lelangdjkn.kemenkeu.go.id/ Tata cara dapat dilihat pada menu “Prosedur Lelang” dan “Syarat dan Ketentuan” pada domain tersebut. Calon peserta lelang mesti mendaftarkan diri dan mengaktifkan akun http//www.lelangdjkn.kemenkeu.go.id/ dengan merekam dan mengunggah softcopy KTP, NPWP, dan nomor rekening atas nama sendiri (apabila kalah, uang jaminan akan dikembalikan langsung ke nomor rekening tersebut).

Peserta lelang wajib menyetor uang jaminan  dengan ketentuan jumlah yang disetorkan harus sama dengan uang jaminan yang disyaratkan dalam pengumuman lelang tersebut. Dan disetorkan sekaligus (bukan dicicil) serta harus sudah efektif diterima KPKNL Pontianak selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan lelang. Uang jaminan tersebut disetor ke nomor Virtual Account (VA) di PT. BNI (Persero),Tbk masing-masing peserta dapat melihat pada status menu status lelang setelah berhasil melakukan pendaftaran dan data identitas dinyatakan sesuai dokumen yang diberikan.

Harga penawaran belum termasuk bea lelang 2%dari harga penawaran/pokok lelang dan biaya resmi lainnya. Pemenang lelang harus melunasi kewajibannya paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dinyatakan pemenang lelang. Apabila tidak dilunasi (wanprestasi), maka uang jaminan seluruhnya  akan disetor ke kas negara sebagai pendapatan jasa lainnya. Objek Lelang dengan ketentuan dan kondisi apa adanya. Bagi peserta lelang dapat melihat barang yang akan dilelang di Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak Jl. Letjend. Soeprapto No. 19 Pontianak pada hari dan jam kerja sebelum lelang dilaksanakan. Lelang dapat dibatalkan sesuai ketentuan, dan peserta tidak berhakk menuntut ganti rugi atau tuntutan dalam bentuk apapun kepada KPKNL Pontianak atau IAIN Pontianak.




Humas IAIN Pontianak Ikuti Workshop Membangun Branding Syariah PTKIN

Biro Humas, Data dan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Agama bekerjasama dengan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Workshop Membangun Branding Syariah PTKIN. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Hotel Cavinton Yogyakarta, 10 s.d 13 April 2018.

Rektor UIN Yogyakarta, Prof. Yudian Wahyudi, membuka kegiatan tersebut secara resmi. Dalam sambutannya beliau memaparkan bahwa syarat utama hidup di dunia ini adalah ilmu. Ilmu merupakan alat terkuat untuk beradaptasi dengan perubahan yang semakin cepat. Kadang kita tidak bisa bedakan antara promosi dengan takabbur. Bangsa Indonesia itu lemah dipromosi. Hukum dunia itu positif dan negatif sekaligus. Untuk itu sebuah institusi mesti punya branding yang sederhana dan menyenangkan. Tentu ukurannya selaras dengan budaya lokal. Tak kalah penting adalah PTKIN mesti akrab dengan digital teknologi, tegasnya.

Kegiatan Workshop Membangun Branding Syariah itu diikuti oleh para pimpinan dan humas Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se Indonesia, termasuk IAIN Pontianak.




Pusat Pengembangan Bahasa IAIN Pontianak Gelar English Language Translation Workshop

Era globalisasi menuntut warga dunia menguasai bahasa asing. Dewasa ini persaingan global semakin berat, oleh karena itu setiap pemuda dalam hal ini mahasiswa harus mampu berbuat lebih keras lagi ke depannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan kemampuan berbahasa asing yang baik. Bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa dunia dianggap penting untuk dipelajari, dipahami, dan diaplikasikan dalam dunia akademis khususnya. Pusat Pengembangan Bahasa IAIN Pontianak hadir untuk menjawab hal itu. Dengan mengusung kegiatan English Language Translation Workshop bagi Mahasiswa IAIN Pontianak yang dilaksanakan mulai 6 s.d. 8 April 2018, bertempat di Laboratorium Bahasa IAIN Pontianak. Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini yaitu Nining Ismiyani, M.EIL dan Dr. Istiqamah, MA. Peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini sendiri berjumlah 30 orang berasal dari berbagai jurusan yang ada di IAIN Pontianak.

Ketua Panitia Penyelenggara, Wardah, M.Pd mengungkapkan bahwa secara umum kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas menerjemahkan menggunakan bahasa Inggris bagi Mahasiswa IAIN Pontianak. Secara khusus, mengaplikasikan segala keterampilan dan pengetahuan yang didapat terkait penerjemahan karya ilmiah bahasa Inggris serta dapat mempublikasikannya lewat buku maupun jurnal.

Lebih lanjut Wardah menjelaskan jika manfaat dari kegiatan ini bagi IAIN Pontianak selaku lembaga yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas mutu kemampuan bahasa Inggris bagi Mahasiswa IAIN Pontianak. Selanjutnya, Mahasiswa IAIN Pontianak selaku objek yang berpartisipasi langsung dalam kegiatan bermanfaat ini.

“Dalam kegiatan ini nantinya menggunakan metode ceramah dan praktik. Peserta tidak hanya diberikan teori-teori semata, melainkan juga akan mempraktikkan secara langsung materi yang disampaikan oleh narasumber berkompeten di bidangnya.” ujar Wardah.




FSEI IAIN Pontianak Jalin Kerjasama dengan OJK Pusat Gelar Sosialisasi Peluang dan Tantangan Industri Keuangan Non-Bank Syariah

Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Pontianak menjadi fakultas yang menggiurkan bagi stakeholders maupun mitra kerja untuk mensosialisasikan program unggulannya kepada masyarakat, khususnya Mahasiswa IAIN Pontianak. Tak tanggung-tanggung kali ini perwakilan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pusat melalui Direktorat Institusi Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah menyelenggarakan Sosialisasi Peluang dan Tantangan Industri Keuangan Non-Bank Syariah Indonesia. Acara ini dilaksanakan pada 5 s.d. 6 April 2018 bertempat di Gedung Auditorium Abdul Rani Mahmud. Dihadiri oleh Deputi Direktur IKNB Syariah 2 DNBS-OJK, Kris Ibnu Roesmawati beserta tim dan Dekan FSEI IAIN Pontianak, Dr. Ichsan Iqbal, MM beserta jajaran. Peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut sekitar 200 orang.

Rasiam, Ketua Jurusan Perbankan Syariah IAIN Pontianak sekaligus sebagai moderator dalam kegiatan ini menjelaskan, “Kegiatan ini memberikan manfaat yang luar biasa bagi sivitas akademika IAIN Pontianak, khususnya bagi Mahasiswa IAIN Pontianak. Selain mendapat ilmu baru yang berguna, juga dapat menjadi perhatian bagi mahasiswa dalam melihat peluang serta tantangan kaitannya dengan industri keuangan non-bank syariah”

Masih menurut Rasiam, kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini tidak hanya diperuntukkan oleh mahasiswa saja, melainkan para dosen yang ada di lingkungan FSEI serta IAIN Pontianak secara umum juga turut memperoleh manfaat dari sosialisasi ini. Dalam kegiatan ini para dosen berdiskusi secara langsung dengan pihak regulator yang selama ini berwenang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Lembaga Keuangan Non-Bank Syariah.

Dr. Syaifullah selaku Wakil Dekan III FSEI IAIN Pontianak sekaligus menjadi narasumber lainnya dalam kegiatan tersebut mengatakan jika IAIN Pontianak patut berbangga dengan hadirnya OJK Pusat melalui Direktorat Institusi Keuangan Non-Bank Syariah dengan memberikan sosialisasi langsung kepada Mahasiswa dan Dosen IAIN Pontianak.

Dirinya berharap dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa dan dosen tidak hanya mengetahui sosialisasi yang diberikan. Namun juga bisa memahami sekaligus mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan nantinya dapat menyebarkan sosialisasi ini kepada keluarga, teman dekat, dan relasi karena dengan begitu masyarakat dapat mengetahui dan bersiap menghadapi peluang serta tantangan industri keuangan non-bank syariah ke depan. Dalam kegiatan ini juga berlangsung pameran IKNB Syariah.




Dalam Rangka Menyongsong PWN PTK di Riau, Jurusan PGMI IAIN Pontianak Melaksanakan KMD

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak melaksanakan kegiatan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) pada 28 Maret s.d. 2 Apil 2018 bertempat di Kampus IAIN Pontianak. Peserta dalam kegiatan ini secara umum Mahasiswa IAIN Pontianak, khususnya Mahasiswa Jurusan PGMI serta guru atau pembina pramuka se-Kalimantan Barat.

Menurut keterangan Ketua Panitia Penyelenggara KMD, Zulkarnain, S.Si., M.Pd, tujuan dilaksanakannya KMD ini pertama, untuk membekali mahasiswa dan pembina pramuka tentang pengertian dasar kepramukaan dan garis besar cara membina serta mengelola satuan pramuka di gugus depan. Kedua, meningkatkan kualitas calon pembina pramuka yang bermutu. Ketiga, memahami hakikat kepramukaan. Keempat, meningkatkan kualitas dan loyalitas para calon pembina pramuka.

Lebih lanjut Zulkarnain menjelaskan bahwa sasran dari kegiatan ini yaitu peserta mampu melaksanakan semua kegiatan KMD dengan baik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Selain itu, peserta mampu menjelaskan dan menerapkan ilmu kepramukaan secara efektif dan efisien sesuai dengan golongannya.

“Output yang ingin dicapai dalam kegiatan ini yaitu peserta memperoleh pengetahuan kepramukaan yang lebih luas. Kemudian peserta juga dapat memperoleh keterampilan kepramukaan. Hal yang tak kalah pentingnya lagi meningkatkan kedisiplinan kreativitas para pembina pramuka.” Terangnya.

Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak mengaku jika tujuan diadakannya KMD oleh Jurusan PGMI dalam rangka memberi bekal kompetensi dasar kepramukaan kepada mahasiswa agar nantinya dapat berguna di masa akan datang. Kegiatan KMD ini juga merupakan bagian dari mata kuliah wajib di Jurusan PGMI, bahkan nantinya akan ada sertifikat yang diterbitkan langsung oleh kwartir cabang. Sertifikat itulah yang akan dijadikan salah satu syarat kelulusan biasa disebut Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Hal ini mengacu pada profil lulusan Jurusan PGMI yakni menjadi guru kelas dan guru mapel. Oleh karena itu, Mahasiswa Jurusan PGMI harus menguasai extrakulikuler dalam hal ini kepramukan yang dapat mendukung pertumbuhan karakter peserta didik lewat kegiatan kepramukaan dalam upaya menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan karakter. Diantaranya, disiplin, kejujuran, regulisitas, tangungjawab, kemandirian, dan lain-lain.

Dirinya berharap pelaksanaan KMD yang dilaksanakan oleh Jurusan PGMI memiliki peningkatan kualitas baik dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Oleh karena itu sedianya ada angket kuisoner pre test dan post test untuk mengetahui kualitas kegiatan agar nantinya dalam pelaksnaannya dapat menelurkan bibit-bibit potensial dan berkualitas dalam bidang kepramukaan. Hingga akhirnya dapat berprestasi di ajang nasional maupun internasional. Dengan begitu, secara tidak langsung mempengaruhi nilai akreditasi jurusan, fakultas maupun institusi.

Seiring hal tersebut, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Pontianak, Dr. Zaenuddin, MA menyebut jika kegiatan KMD yang dilaksanakan oleh Jurusan PGMI merupakan kegiatan yang penting bagi kegiatan kemahasiswaan dan kegiatan pembina pramuka. Tidak hanya untuk mahasiswa IAIN Pontianak, tapi juga bagi kalangan madrasah yang ada di Kota Pontianak. Menurutnya, kegiatan ini dapat dilanjutkan lagi ke depan karena dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pembina yang telah memiliki sertifikat. Tidak hanya itu, KMD merupakan salah satu syarat untuk menjadi pembina pramuka.

Lebih lanjut, kegiatan ini dalam rangka menyambut Perkemahan Wirakarya Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Kementerian Agama RI yang akan dilaksanakan di Pekanbaru, Riau, pada 3 s.d. 10 Mei 2018. Dirinya mengaku jika kegiatan ini menjadi ajang pemanasan bagi IAIN Pontianak dalam menghadapi event tersebut.




Evaluasi Penilaian Kinerja Realisasi Anggaran IAIN Pontianak Tahun 2017

Agenda Rapat Kerja IAIN Pontianak Tahun 2018 yang dilaksanakan di Dayang Resort, Singkawang pada 21-23 Maret 2018 dimulai dengan pembahasan tentang Evaluasi Penilaian Kinerja Realisasi Anggaran IAIN Pontianak Tahun 2017 oleh Kepala KPPN Pontianak, Marno, SH. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh peserta Raker berjumlah 80 orang berasal dari pejabat eselon II, III, dan IV di lingkungan IAIN Pontianak.

Pembahasan materi tentang evaluasi penilaian kinerja realisasi anggaran merupakan suatu hal yang penting untuk disampaikan karena hal ini merupakan tonggak utama sebelum melangkah ke jenjang tahun anggaran berikutnya. Sejalan dengan tema Raker tahun ini “Tingkatkan Kinerja Kokohkan Integritas” menjadi tajuk utama untuk mewujudkan tema itu sendiri agar kinerja realisasi anggaran IAIN Pontianak semakin baik ke depannya.

Marno, SH menjelaskan dengan detil segala hal tentang regulasi pembayaran SPM dan beberapa hal lainnya yang berkaitan dengan keuangan. Termasuk salah satunya menjelaskan tentang penyerapan anggaran IAIN Pontianak Tahun 2017 sebesar 91,27%. Marno menjelaskan jika angka ini sudah cukup baik, namun menurutnya. alangkah lebih baiknya jika angka penyerapan anggaran ini berkisar 98,00%.

Tidak hanya menjelaskan hal itu saja, Marno juga memberikan informasi lainnya yang berkaitan dengan evaluasi penilaian kinerja realisasi anggaran IAIN Pontianak Tahun 2017 diantaranya penyelesaian tagihan dihitung dari tanggal/berita acara serah terima/kuitansi sebanyak 54,85% tepat waktu, penyampaian kontrak 18,6% tepat waktu, penyampaian SPM GUP 100% tepat waktu artinya tepat dan cepat, deviasi halaman III DIPA 39,82%, penolakan SPM rata-rata tingkat penolakan/kesalahan SPM di Provinsi Kalimantan Barat adalah 95% SPM benar dan kesalah SPM sebesar 5%.

Sedangkan indikator pelaksana anggaran IAIN Pontianak Tahun 2017 mulai dari retur SP2D. Rata-rata tingkat retur SP2D di Kalimantan Barat 1 % sedangkan IAIN Pontianak 0,73%, revisi DIPA IAIN Pontianak melakukan revisi DIPA sebanyak 10 kali selama tahun anggaran 2017. Sedangkan penyampaian LPJ Rekon rata-rata secara tepat dan cepat di Provinsi Kalimantan Barat adalah 86%.

Masih menurut Marno, IAIN Pontianak belum pernah menyampaikan rencana penarikan dana selama tahun anggaran 2017. Selain itu, IAIN Pontianak juga tidak memiliki pagu minus selama tahun 2017, bisa dikatakan semua berhasil 100%. Tidak hanya itu saja, dari SPM yang diajukan selama tahun anggaran 2017 tidak tercatat IAIN Pontianak mengajukan dispensasi SPM, bisa dikatakan dispensasi SPM 100%.

Dalam kesempatan itu juga Marno memberikan informasi terkait peringkat yang didapat IAIN Pontianak dalam hal evaluasi penilaian kinerja realisasi anggaran dari seluruh satker yang berjumlah 500 lebih satker di Kalimantan Barat. IAIN Pontianak meraih peringkat 320 dengan nilai 70,76%.

“Memang peringkat masih jauh 320 dari sekitar 500 lebih satker. Memang masih di tengah-tengah. Tertinggi 94,2%. Tapi ini dibandingkan se-kalbar. Ini tidak jelek. Hanya memang kita memakai 12 indikator tadi. Semoga evaluasi ini bisa menjadikan kita semangat dan lebih baik untuk menatap tahun anggaran 2018”. Tutupnya.




Bagian Keuangan IAIN Pontianak Gelar Bimtek Implementasi Transaksi Pembayaran Non Tunai

Selasa, (27/3) dilaksanakan Bimbingan Teknis Implementasi Transaksi Pembayaran Non Tunai pada IAIN Pontianak Tahun 2018 bertempat di Hotel Golden Tulip Ruang C, Jl. Teuku Umar No. 39 Pontianak. Hadir dalam kegiatan ini yaitu Dr. Hermansyah, M.Ag (Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga) dan Wardasari Gandhi, SE (Kasubbag Perbendaharaan Biro Keuangan dan BMN Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI). Peserta dalam kegiatan berjumlah 35 orang terdiri dari Pejabat Eselon IV, seluruh staf keuangan di lingkungan Biro AUAK, fakultas, unit maupun lembaga yang ada di IAIN Pontianak. Kegiatan ini berlangsung 1 hari dengan dua narasumber yang kompeten di bidangnya. Adapun 1 narasumber lainnya dari KPPN Pontianak.

Omar Mukhtar, SE., M.Ak selaku ketua panitia yang sekaligus menjabat sebagai Kasubbag Perencanaan dan Keuangan BMN mejelaskan bahwa maksud dan tujuan kegiatan ini untuk menguatkan tata kelola pengelolaan APBN IAIN Pontianak melalui transaksi pembayaran non tunai. Adapun sasaran yang diharapkan dalam kegiatan ini yaitu meningkatkan pemahaman pelaksanaan kegiatan baik di lingkungan Biro AUAK, fakultas, dan unit maupun lembaga yang ada di IAIN Pontianak, sehingga seluruh pelaksanaan kegiatan dapat transparan dan akuntable.

“Bimbingan teknis ini dilaksanakan 1 hari. Alhamdulillah dalam kesempatan ini kami bisa menghadirkan Ibu Wardasari Ghandi. Beliau merupakan salah satu tim utama yang menyusun juknis transaksi pembayaran non tunai dan pemateri berikutnya dari KPPN Pontianak. Semoga materi yang disampaikan nanti dapat memperkaya pemahaman kita terhadap juknis dari transaksi pembayaran non tunai. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini kita tidak lagi kendor dan takut dalam melaksanakan transaksi pembayaran non tunai.” Ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Hermansyah, M.Ag selaku Wakil Rektor Bidang Akademik menjelaskan bahwa periode kepemimpinan ini masih baru membangun sistem, karena memang sebelumnya belum ada sistem yang mengatur tentang berbagai hal seperti Sistem Penjaminan Mutu Internal dan lain-lain. Tahun depan diharapkan berlanjut ke tahap implementasi dengan tetap memperbaiki sistem. Dalam konteks keuangan ada sistem yang harus dibangun yakni penetapan UKT dan pembayaran PNBP untuk mahasiswa . Menurutnya, jika IAIN Pontianak telah memiliki sistem yang baik maka juga harus diringi dengan aplikasi yang mendukung, sehingga nantinya tidak ada lagi istilah ‘kecolongan’ maupun ada rasa ketidakadilan dalam prosesnya. Dirinya berharap semoga ke depan persoalan semacam ini tidak terulang kembali. Maka dari itu ia meminta kepada seluruh jajaran khususnya bagian keuangan untuk membuat sistem yang baik, rapi, dan transparan.

“Saya kira sistem ini membantu kita supaya berjalan sesuai dengan relnya. Kita harus sambut sistem ini dengan merealisasikannya. Karena negara ini ingin kita transparan dan bersih. Selama ini kalau masih tunai masih bisa diatur-atur. Akan tetapi dengan adanya sistem semacam ini akan memperkeil peluang dalam melakukan penyimpangan. Sekali lagi saya tekankan dengan adanya sistem yang baik dan rapi kita dijaga oleh sistem dengan berbuat sesuai regulasi. “ Tegasnya.




Sinergitas Pemerintah Daerah dan IAIN Pontianak untuk Kualitas Kehidupan Beragama di Kalbar

Rapat Kerja IAIN Pontianak Tahun 2018 yang dilaksanakan di Dayang Resort, Singkawang mulai 21-23 Maret 2018 telah memasuki hari kedua. Tepat hari Kamis, (22/3) agenda Raker berikutnya diisi oleh Dra. Marlina, M.Si (Asisten III Pjs Gubernur Kalimantan Barat) dengan materi: Membangun Sinergitas Pemerintah Daerah dan IAIN Pontianak Dalam Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama di Kalimantan Barat. Turut mendampingi sebagai Moderator yakni Dr. Hermansyah, M.Ag (Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga).

Dalam penyampaian materinya Dra. Marlina, M.Si menjelaskan begitu banyak tentang sinergitas Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan IAIN Pontianak dalam memberikan pemahaman keagamaan kepada masyarakat. Sebagai kampus yang konsen terhadap pengetahuan dan pendidikan keagamaan, IAIN Pontianak dianggap menjadi partner yang tepat untuk bersama mewujudkan visi dan misi dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang fokus utamanya salah satunya yaitu tentang agama. Adapun visi dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sendiri yaitu: “Mewujudkan Masyarakat Klaimantan Barat yang Beriman, Sehat, Cerdas, Aman, Berbudaya, dan sejahtera”. Sedangkan misi utama yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yaitu melaksanakan peningkatan sistem pelayanan dasar dalam bidang sosial, kesehatan, pendidikan, agama, keamanan dan ketertiban melalui sistem kelembagaan manajemen yang efisian dan transparan.

“Misi pertama melaksanakan peningkatan sistem pelayanan dasar dalam bidang sosial, kesehatan, pendidikan, agama, keamanan dan ketertiban melalui sistem kelembagaan manajemen yang efisian dan transparan. Masalah agama menjadi misi pertama dari arah kebijakan pemerintah. Agama merupakan salah satu kewenangan pemerintah pusat yang absolut. Dalam pelaksanaannya pemerintah provinsi memiliki kewajiban dalam meningkatkan kualitas kehidupan agama termasuk di dalamnya peranan untuk menjaga kerukunan beragama di Kalimantan Barat. Tujuan dari arah kebijakan itu sendiri mengembangkan sistem pelayanan dasar bidang agama. Dengan sasarannya meningkatnya aktifitas dan kualitas kehidupan beragama di masyarakat. Beberapa programnya yaitu pembinaan dan peningkatan perkelestarian umat beragama, bantuan sosial dan hibah kepada badan atau lembaga organisasi keagamaan.” Ujarnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Kalimanatan Barat tidak bisa berdiri sendiri dalam melaksanakan kegiatan ini. Pemerintah memerlukan bantuan dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Sebagus apapun kegiatan jika tidak didukung oleh masyarakat maka kegiatan tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Salah satu elemen masyarakat yang dapat membantu pemerintah yakni IAIN Pontianak itu sendiri. Peran IAIN Pontianak dalam membantu Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sangat besar karena IAIN dibangun untuk mencetak lulusan sarjana yang profesional di bidangnya kemudian memiliki iman dan taqwa dalam menunjang profesinya sebaik mungkin. Pemerintah berharap IAIN Pontianak selaku lembaga pendidikan Islam dapat bersama membantu pemerintah provinsi. Itulah kenapa judul dari materi ini tentang sinergitas. Karena memang Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat membutuhkan hubungan yang sangat baik dengan IAIN Pontianak.