Perpustakaan IAIN Pontianak, Pertama Terakreditasi di Kalimantan Barat

Pusat perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak merupakan perpustakaan pertama di Kalimantan Barat yang telah terakreditasi dengan pola baru. Hal ini disampaikan Kepala Pusat Perpustakaan IAIN Pontianak, Slamet Widodo. Ia menjelaskan bahwa informasi tersebut dinyatakan tim asesor Lembaga Akreditasi Perpustakaan Nasional (LAPN) ketika melakukan visitasi akreditasi pada pusat perpustakaan IAIN Pontianak tanggal 1-3 Desember 2017 lalu. “Akreditasi perpustakaan dilakukan setiap empat tahun sekali. Pola dan sistem akreditasinya terus diperbaharui. Kita adalah perpustakaan pertama di Kalimantan Barat yang terakreditasi dengan sistem yang baru ini. Alhamdulillah, nilainya baik”, jelasnya.

Slamet Widodo menambahkan bahwa akreditasi ini memberikan banyak dampak positif bagi peningkatan kualitas Pusat Perpustakaan IAIN Pontianak. “Banyak saran berharga yang kami peroleh selama proses visitasi akreditasi beberapa waktu lalu. Saran-saran ini akan kami olah dan programkan ke depan demi mengembangkan kualitas perpustakaan. Untuk itu, kami mengharapkan dukungan dan kerjasama semua pihak, baik dari pihak internal IAIN Pontianak maupun pihak eksternal,” tambahnya.

Hasil resume akreditasi menyatakan bahwa Pusat Perpustakaan IAIN Pontianak meraih nilai B (baik) dengan poin 88. Menyikapi hasil tersebut, Ketua Tim Pengembangan Pusat Perpustakaan IAIN Pontianak Dr. Fauziah mengungkapkan rasa syukurnya. “Akreditasi ini merupakan yang pertama bagi perpustakaan kita dan meraih poin yang cukup memuaskan. Tentu hal ini menjadi sesuatu yang harus diapresiasi,” paparnya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan berencana melakukan reakreditasi untuk mendapatkan nilai A pada tahun 2018. “Reakreditasi dilakukan untuk mempercepat peningkatan kualitas perpustakaan kita. Dalam waktu dekat, kami akan bekerja keras untuk terus berbenah guna menghadapi proses reakreditasi ke depan. Nilai akreditasi A merupakan sesuatu yang sangat mungkin kita raih, mengingat dalam akreditasi kemarin kita hanya terpaut tiga poin untuk sampai pada nilai A,” pungkasnya.

Undang-undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan menjelaskan enam standar yang harus dimiliki oleh sebuah perpustakaan, yang meliputi  aspek pelayanan, koleksi pustaka, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta anggaran. (Andry).




Informasi Pendaftaran Penjaringan Bakal Calon Rektor IAIN Pontianak

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak pada tahun 2018 akan menyelenggarakan Penjaringan Bakal Calon Rektor IAIN Pontianak. Sekretaris Panitia Penjaringan Bakal Calon Rektor IAIN Pontianak, Sukardi, M.Hum menjelaskan “Sesuai amanah Peraturan Menteri Agama Nomor 68 tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor dan Ketua pada Perguruan Tinggi Keagamaan yang Diselenggaran oleh Pemerintah; Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Nomor 7293 tahun 2015 tentang Pedoman Penjaringan, Pemberian Pertimbangan dan Penyeleksian Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Islam pada Kementerian Agama; Keputusan Rektor IAIN Pontianak Nomor 327 Tahun 2017 tentang Panitian Penjaringan Bakal Calon Rektor IAIN Pontianak Periode 2018-2022; Keputusan Rektor IAIN Pontianak Nomor 09 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Penjaringan Bakal Calon Rektor IAIN Pontianak. Berdasarkan regulasi tersebut, Panitia Penjaringan memberikan kesempatan kepada seluruh Pegawai Aparatur Sipil Negera pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Se-Indonesia untuk mendaftar dan mengikuti Seleksi Penjaringan Bakal Calon Rektor IAIN Pontianak untuk Periode 2018-2022. Pendaftaran mulai dibuka pada 22 s.d 26 Januari 2018 pada jam kerja di IAIN Pontianak.”

Sukardi, M.Hum menambahkan “Adapun mengenai ketentuan, syarat-syarat, tata cara pendaftaran dan formulir-formulir yang mesti diisi dapat dibaca lebih detail dan diunduh sebagaimana terlampir. Proses penjaringan merupakan tahap awal dari sekian tahapan yang mesti dilalui. Semoga semua tahapan nanti berlangsung dengan lancar hingga terpilih Rektor IAIN Pontianak yang akan ditentukan dan dilantik oleh Menteri Agama Republik Indonesia” ujarnya penuh harap.

Beberapa file terkait Informasi Pendaftaran Penjaringan Bakal Calon Rektor IAIN Pontianak:

  1. Dokumen Riwayat Hidup [DOWNLOAD]
  2. Formulir Pendaftaran [DOWNLOAD]
  3. Pengumuman Bakal Calon Rektor [DOWNLOAD]
  4. Surat Izin Pimpinan [DOWNLOAD]
  5. Surat Pernyataan Beriman dan Bertaqwa [DOWNLOAD]
  6. Surat Pernyataan Lainnya [DOWNLOAD]
  7. Surat Pernyataan Mencalonkan Diri [DOWNLOAD]
  8. Surat Pernyataan Tidak Sedang Menjalani Hukuman [DOWNLOAD]



IAIN Pontianak Raih Peringkat Tiga Keterbukaan Informasi Publik 2017

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak berhasil meraih peringkat ketiga keterbukaan informasi publik 2017. Pengumuman Penganugerahan Pemeringkatan Badan Publik 2017 itu diumumkan oleh Ketua Komisi Informasi Provinsi Kalimantan Barat, Rospita Vici Paulyn, di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalimantan Barat pada Rabu, 10 Januari 2018.

Rospita menjelaskan tujuan pemeringkatan Badan Publik adalah untuk mengetahui pelaksanaan keterbukaan informasi serta menilai kepatuhan Badan Publik dalam menjalankan kewajiban mengumumkan dan menyediakan informasi publik serta melayani permohonan informasi sesuai ketentuan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Ada delapan kategori pemeringkatan, di antara kategori Perguruan Tinggi. Tahun 2017 ini merupakan tahun pertama peringkatan keterbukaan Badan Publik di Kalbar.

Dr. Hermansyah selaku Wakil Rektor I hadir menerima penghargaan tersebut. “Alhamdulillah, kita berhasil masuk tiga besar. Mudah-mudahan semakin hari pelayanan keterbukaan informasi IAIN Pontianak semakin baik. Capaian prestasi ini tentu merupakan upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga IAIN Pontianak” ujarnya sumringah.




Membanggakan, Jurusan PAI FTIK IAIN Pontianak Raih Akreditasi “A”

Keluarga Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) berhasil meraih hasil akreditasi “A” setelah dilakukan visitasi akreditasi pada tanggal 20-21 November 2017. Hasil penilaian yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) tertuang dalam Surat Keputusan dengan Nomor: 4888/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2017 yang berlaku hingga 19 Desember 2022. Kabar gembira tersebut dapat diakses pada situs https://www.banpt.or.id/direktori/prodi/pencarian_prodi.

Ditemui disela kesibukannya, Dr. Rianawati selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Pontianak mengungkapkan kegembiraannya atas prestasi yang berhasil diraih. “Hal ini merupakan sesuatu yang sangat kita nantikan sejak lama,” ungkapnya. “Prestasi ini tidak lepas dari kerja keras semua pihak yang terlibat, termasuk pula ketua jurusan PAI sebelumnya. Untuk itu, keberhasilan yang diraih bukan semata milik Jurusan PAI, melainkan milik Fakultas, Intitusi, mahasiswa, alumni, dan stake holder IAIN Pontianak,” tambahnya.

Ia juga menyatakan bahwa hasil akreditasi ini memiliki dampak yang sangat penting bagi perkembangan kualitas pendidikan agama Islam di IAIN Pontianak dan masyarakat Kalimantan Barat. Salah satunya adalah Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan Sertifikasi Guru akan dapat diselenggarakan oleh Jurusan PAI IAIN Pontianak secara mandiri. Hal ini tentu sangat membantu para guru PAI di Kalimantan Barat untuk meningkatkan kualitas dan kapasitasnya. Selama ini pelaksanaan dua program tersebut hanya dapat diselenggarakan oleh perguruan tinggi Islam negeri di luar Kalbar, sehingga cukup merepotkan bagi guru PAI yang ada di Kalbar.

Sementara itu, Sekretaris Juruan PAI Syamsul Kurniawan, M.SI menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada Rektor dan seluruh jajarannya serta seluruh pihak yang berpartisipasi dalam proses akreditasi sehingga meraih hasil yang membanggakan. “Meski terdapat berbagai kekurangan dan kendala teknis di lapangan, namun dengan sinergisitas yang kita bangun, akhirnya seluruh harapan kita daat terpenuhi dengan prestasi ini,” ungkapnya. Ia juga menyatakan komitmennya untuk terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan pendidikan di jurusan tersebut.

Dr. H. Lailial Muhtifah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan menyatakan bahwa segala prestasi yang diraih merupakan anugerah dari Allah SWT yang wajib disyukuri. Hal ini pula merupakan buah dari kerja keras dan kerja sama semua pihak yang terlibat. Untuk itu prestasi ini merupakan kebanggaan bersama keluarga besar IAIN Pontianak. “Saya mengapresiasi setiap hasil kerja keras tim persiapan akreditasi serta semua pihak yang terlibat. Secara internal diharapkan prestasi ini dapat menjadi motivasi bagi jurusan lain dan unit kerja lain dalam meningkatkan kualitas kerja,” paparnya. (Andry)




IAIN Pontianak Pamerkan Ratusan Buku Karya Dosen dan Mahasiswa di IIEE Tahun 2017

Institut Agama lslam Negeri (IAIN) Pontianak ikut berpartisipasi memeriahkan kegiatan International Islamic Education EXPO (IIEE) Tahun 2017 di Hall Nusantara  Indonesia Convention Exhibition (ICE)-BSD City, Tangerang. Kegiatan internasional yang dibuka langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin, tersebut berlangsung selama  4 hari,  21 s/d 24 November 2017.

Pada kesempatan tersebut, IAIN Pontianak memamerkan ratusan karya dosen, mahasiswa dan kolaborasi antara dosen dengan mahasiswa IAIN Pontianak. Menurut Kabag. Umum Biro AUAK, Sumarman, S.Ag., “Pada kegiatan International Islamic Education EXPO (IIEE) 2017, stan kami (IAIN Pontianak) memamerkan ratusan buku dan kaset lokal karya dosen yang dipajang dengan indah di dinding agar mudah dilihat pengunjung,” ungkapnya.

Selain buku-buku karya dosen, IAIN Pontianak juga memperkenalkan puluhan buku karya mahasiswa serta kolaborasi mahasiswa dan dosen, baik bergenre fiksi maupun non fiksi, serta beberapa buku sudah dibuatkan HAKI-nya (Hak Atas Kekayaan Intelektual). “Menariknya, stan kami juga menampilkan beberapa buku dan karya hasil penelitian mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan Kampung Riset, salah satu program unggulan di IAIN Pontianak,” paparnya.

Sementara itu, Mita Hairani, salah satu penjaga stan IIEE yang mewakili Club Menulis IAIN Pontianak menyampaikan, “Club menulis IAIN Pontianak menyumbangkan banyak buku tentang lokal Kalimantan Barat yang diproduksi secara mandiri. Ini merupakan salah satu hal yang menarik perhatian pengunjung hingga stan kami menuai banyak pujian karena produktivitasnya. Bahkan ada beberapa pengunjung yang ingin menjadikan IAIN Pontianak sebagai contoh pengembangan budaya literasi di daerahnya. Inilah yang membuat saya bangga menjadi mahasiswa IAIN Pontianak dan anggota Club Menulis,” jelasnya dengan sumringah.

Selain dimeriahkan oleh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (termasuk IAIN Pontianak), kegiatan IIEE tahun 2017 ini juga diramaikan oleh sekolah-sekolah Islam, mulai dari madrasah ibtidaiyah hingga madrasah aliyah. Tak tertinggal beberapa bank nasional seperti BRI, Mandiri dan Bank Indonesia. Beberapa perguruan tinggi luar negeri, serta kedutaan asing, juga ikut pameran. Pameran ini merupakan salah satu event terbesar yang dilaksanakan oleh Kemenag RI dengan mengikutsertakan ratusan stan yang berasal dari seluruh Indonesia serta luar negeri. (Luthfy)




Lagi, IAIN Pontianak Sukses Bawa 37 Mahasiswa PTKIN ke Kancah Internasional Melalui PPM

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak kembali sukses mengirim 37 mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) ke Sarawak-Malaysia melalui Program PPM (Pengabdian Pada Masyarakat). 37 mahasiswa PTKIN yang telah dilepas pada 26 November 2017 kemarin di antaranya terdiri  dari mahasiswa IAIN Pontianak, IAIN Kerinci, IAIN Palopo, IAIN Bengkulu, dan STAIN Watampone.

Kegiatan PPM dilakukan 2 kali dalam setahun. PPM merupakan program unggulan buah hasil kerja sama IAIN Pontianak dengan pihak HIKMAH yang ada di Ibu Pejabat Malaysia Kuching, Sarawak, Malaysia.

Menurut Kepala Pusat Pengabdian pada Masyarakat LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, M.Hum., “Ketika sampai di Sarawak, para peserta tidak langsung terjun di masyarakat, melainkan dibekali dengan beberapa persiapan terlebih dahulu dari pihak Hikmah pada 27 November 2017. Para peserta PPM dibekali pembekalan tentang program kegiatan yang harus dilakukan di lokasi kegiatan dan beberapa sembako untuk keperluan sementara,” jelasnya.

Dalam kegiatan pembekalan tersebut, papar Sukardi, pihak Hikmah menjelaskan bahwa terdapat 3 golongan yang harus dilibatkan dalam dakwah, yaitu golongan kanak-kanak, perempuan dan golongan dewasa. Golongan kanak-kanak; seperti mengajarkan baca tulis al-Qur’an (mengaji), baca iqra’ dan mengajarkan sholat, sedangkan mengajar golongan wanita lebih ditekankan kepada skill. Selain itu, ceramah agama dan motivasi-motivasi dalam beragama dilaksanakan pada ujung minggu.

Sukardi kemudian melanjutkan penjelasannya, pihak Hikmah juga menekankan bahwa bagian agamanya lebih diperkuat dalam pengajaran terhadap ilmu agama. Selain dari pada itu, yang harus diperhatikan juga adalah “imej” diri, penampilan, sabar, dan menjaga sikap. Harus merasa bahwa kita bukanlah tetamu yang istimewa, mudah bergaul, hormat, pergaulan bijak kemudian panggilan mesra. Kita juga harus memahami apabila terdapat orang yang curiga, malu, kurang mesra kepada kita karena itu adalah tahap penerimaan.

Syarifah Sajila Apjan, salah salah satu Mahasiswa IAIN Pontianak setelah ditanyai tentang testimoni setelah mengikuti kegiatan tersebut, menyampaikan, “Kegiatan PPM adalah kegiatan yang sangat pantas dipertahankan dan menjadi program unggulan. PPM mengajarkan banyak hal, tidak hanya mengajari masyarakat, melainkan juga belajar dari masyarakat, merajut silaturahmi, memperkuat hubungan satu dengan yang lain, menambah experience atau pengalaman yang tidak terlupakan, Alhamdulillah,” paparnya dengan bangga.

Kegiatan PMM ini berakhir pada 24 Desember 2017. Pada tanggal tersebut, para peserta PPM mempresentasikan program-program yang telah dikerjakan yang diakhiri dengan kegiatan penutupan PPM. Pada 25 Desember 2017, para peserta yang terdiri dari beberapa PTKIN tersebut kembali ke daerahnya masing-masing. (Luthfy)




Seminar Nasional: E-Money dan Perencanaan Keuangan Berbasis Emas

E-Money (uang elektronik) adalah alat pembayaran dengan nilai uang yang telah tersimpan secara elektronik pada server atau kartu yang dapat digunakan untuk transaksi pembayaran dengan cara non-tunai. Wacana e-money ini sudah mulai menyebar di kalangan masyarakat luas, termasuk masyarakat Kota Pontianak.

Merespon hal tersebut, Institut Agama lslam Negeri (IAIN) Pontianak bekerja sama dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) mengadakan Seminar Nasional dengan tema, “E-Money (Uang Elektronik) dan Perencanaan Keuangan Berbasis Emas,” di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak, 21 Desember 2017.

Ketua Panitia Seminar Nasional E-Money dan Perencanaan Keuangan Berbasis Emas, Rasiam, MA., melaporkan bahwa tema yang diangkat dalam seminar ini “sangat menarik”, karena ketika baliho kegiatan ini didirikan di depan kampus, pihak BSM ditelpon oleh (pihak) BI bahwa e-money belum diberlakukan di Bank Syariah. “Justru BI harus memberikan apresiasi positif ke pada BSM, karena literasi bank syariah, hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi syariah khususnya yang berkaitan dengan e-money sangat minim di perguruan tinggi,” papar pria juga menjabat sebagai Ketua Juruan Perbankan Syariah FSEI IAIN Pontianak.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Rektor IAIN Pontianak, dalam hal ini diwakili oleh Wakil Rektor I, Dr. H. Hermansyah, M.Ag. Dalam sambutannya, Warek I mengucapkan terima kasih kepada pihak BSM yang telah memfasilitasi kegiatan ini.

Saya berterima kasih kepada pihak Bank Syariah Mandiri yang telah memfasilitasi kegiatan ini, supaya adek-adek kami, terutama dari Jurusan Ekonomi Islam dan Perbankan Syariah dapat mengerti tentang e-money dan ini merupakan bagian dari edukasi bagi masyarakat,” paparnya. “Mudah-mudahan apa yang kita lakukan dalam kegiatan ini mendatangkan manfaat bagi kita dan bagi masyarakat Indonesia dalam hal keuangan,” harap Warek I.

Ada tiga narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini. pertam, Dr. H. Syarif, MA., Plt. Rektor IAIN Pontianak menyampaikan materi tentang “Sosialisasi Surat Edaran Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Transaksi Pembayaran Non Tunai Pada Kementerian Agama.” Kedua, Aidil Bustamir, SE.,MM., Area Manager BSM Kalbar menyampaikan materi tentang “Perencanaan Keuangan Berbasis Emas.” Ketiga, Yuniarti Lasmono, SE., Kepala Cabang BSM Pontianak A.Yani menyampaikan materi tentang “E-Money (Uang Elektronik).”

Seminar nasional ini dihadiri kurang lebih 300 peserta yang terdiri dari seluruh sivitas akademika IAIN Pontianak, meliputi; para pejabat, dosen, pegawai ASN dan non-ASN, perwakilan dari DEMA, HMJ, dan mahasiswa yang diikuti dengan sangat antusias. (Luthfy)




Pengumuman Hasil Seleksi CPNS Dosen IAIN Pontianak Tahun 2017

Institut Agama lslam Negeri (IAIN) Pontianak mendapat 15 formasi CPNS Dosen dari 1.000 formasi Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia pada tahun 2017. Setelah melaksanakan seleksi administrasi, terdapat 103 peserta lolos yang kemudian mengikuti Ujian Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) di Laboratorium Komputer IAIN Pontianak, 23 Oktober 2017.

Dari 103 peserta yang lolos seleksi administrasi, hanya 20 orang saja yang memenuhi passing grade (penilaian) dengan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) yang selanjutnya diharuskan mengikuti Test Kompetensi Bidang (TKB) pada 15 November 2017. Setelah mengintergrasikan nilai Ujian SKD dengan nilai TKB, terdapat 10 orang yang lulus tahap akhir dari 15 formasi dosen yang ada. Adapun daftar nama pelamar yang dinyatakan LULUS sebagai CPNS Dosen IAIN Pontianak pada tahun 2017 dapat dilihat pada link berikut ini.

Menurut data yang disampaikan oleh Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, H. Syahrul Yadi, M.Si. “Ada 5 formasi dosen yang kosong; 3 formasi karena tidak ada pelamar yang memenuhi syarat administrasi (Dosen Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Dosen Ilmu Ekonomi dan Dosen Tasawuf) dan 2 formasi karena tidak lulus pasing grade (Dosen Bahasa Arab serta Dosen Keuangan dan Perbankan Syariah),” papar Kabiro yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Panitia Seleksi CPNS IAIN Pontianak Tahun 2017.

Selanjutnya, bagi para pelamar yang dinyatakan lulus sebagai CPNS Dosen IAIN Pontianak diwajibkan melakukan Daftar Ulang dan Pemberkasan Usul Penetapan NIP ke Panitia Pengadaan CPNS dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Membawa dokumen administrasi sebagaimana dipersyaratkan dan diserahkan kepada bagian Organisasi, Kepegawaian dan Penyusunan Peraturan (OKPP) Gedung Biro AUAK IAIN Pontianak. (Daftar kelengkapan syarat administrasi untuk Pemberkasan Usul Penetapan NIP dapat dilihat di sini.
  2. Hadir secara langsung (tidak boleh diwakilkan) dan menyerahkan dokumen administrasi tersebut pada tanggal 11 s/d 15 Desember 2017 pada pukul 08.00 s/d 16.30 waktu setempat.
  3. Biaya transportasi dan akamodasi pelamar selama mengikuti kegiatan Pemberkasan Usul Penetapan NIP menjadi tanggung jawab masing-masing peserta.

Kasubbag. Organisasi, Kepegawaian dan Penyusunan Peraturan IAIN Pontianak, Adi Mulyono, S.Sos., menambahkan bahwa pelamar yang tidak melakukan Daftar Ulang dan Pemberkasan Usul Penetapan NIP pada tanggal yang telah ditetapkan, dinyatakan mengundurkan diri sebagai CPNS Kemenag RI tahun 2017 dan harus menyampaikan Surat Pengunduran Diri yang ditandatangani di atas materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) secara langsung kepada Panitia Pengadaan CPNS.

Hanya pelamar yang dapat memenuhi  seluruh persyaratan administrasi yang dapat diusulkan proses Penetapan Nomor Induk Pegawai (NIP) dan memperoleh Surat Keputusan tentang Pengangkatan sebagai CPNS. Keputusan Panitia bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat. Kelalaian dalam membaca dan memahami pengumuman menjadi tanggung jawab peserta.

Untuk lebih lengkap mengenai Pengumuman Hasil Akhir Kelulusan Seleksi CPNS Dosen IAIN Pontianak Tahun 2017 dapat lihat di website Kemenag RI. (Luthfy)




4 Mahasiswa IAIN Pontianak Menang Lomba Penulisan Sejarah dan Budaya Tingkat Mahasiswa Se-Kalbar 2017

Lagi, Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mengharumkan nama almamaternya. Kali ini 4 mahasiswa sekaligus mengamankan 4 gelar Lomba Penulisan Sejarah dan Budaya Tingkat Mahasiswa Se-Kalimatan Barat Tahun 2017 yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat di Hotel G Jl. Jenderal Urip, 23 November 2017.

Lomba Penulisan Sejarah dan Budaya Tingkat Mahasiswa Se-Kalimantan Barat Tahun 2017 yang mengusung tema “Peran Sejarah dan Budaya dalam Membentuk Karakter Generasi Muda” diikuti oleh 22 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Kalbar. Dari 22 peserta tersebut, IAIN Pontianak mengantongi 4 gelar, yaitu Juara I, Juara III, Juara Harapan II, dan Juara Harapan III.

Mereka ialah Zainal Aripin mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir FUAD dengan judul “Budaya Berayam Orang Iban” mendapat Juara I, Siti Muslikha mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam PAI FTIK dengan judul “Budaya Makan Kampung” mendapat Juara III, Tuti Alawiyah mahasiswi Jurusan Perbankan Syariah FSEI dengan judul “Budaya Paluang” mendapat Juara Harapan II, dan Saripaini mahasiswi Jurusan Bimbingan Konseling Islam FUAD dengan judul “Petuah Melayu” mendapat Juara Harapan III.

Ada beberapa tahapan yang harus diikuti oleh para peserta. Diawali dengan pengiriman makalah yang dinilai oleh dewan juri diawal November 2017. Pengumuman pemenang seleksi naskah pada tanggal 22 November 2017. Setelah pengumuman nominasi, peserta diminta istirahat tepat sekitar pukul sepuluh malam. Esok harinya pukul 08.10 WIB dilanjutkan dengan acara presentasi. Setelah presentasi, dewan juri langsung bertanya kepada peserta 6 nominasi secara berurutan yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan pengumuman pemenang lomba. (Luthfy)




Puslitbang Penda & PTKIN Sinergi Riset dan Pengembangan Daerah 3T

Bintaro (Kemenag) —  Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) bersama beberapa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), termasuk IAIN Pontianak menandatangani dokumen komitmen bersama untuk melakukan riset dan pengembangan daerah 3 T (Terluar, Terdepan, Tertinggal).

Penandatanganan MoU yang kemudian disebut sebagai “Komitmen Bintaro” ini dilakukan bersamaan dalam kegiatan Workshop Penyusunan Panduan Riset Aksi yang diselenggarakan Balitbang-Diklat Kementerian Agama, 23 – 25 Nopember 2017, di Hotel Santika, Bintaro, Tangerang Selatan.

Menurut Kabid Litbang Pendidikan Keagamaan Muhamad Murtadlo, Minggu (26/11), selama ini, PTKIN sudah  melakukan riset dan pengembangan daerah perbatasan. Namun hal itu belum menjadi gerakan nasional. Baru ada beberapa PTKIN yang berkontribusi, khususnya yang berada di daerah perbatasan seperti IAIN Pontianak, STAIN Jayapura, IAIN Manado. Sementara PTKIN lainnya, seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta masih sangat minim terlibat di daerah 3T.

“Komitmen Bintaro” juga sejalan  dengan arahan Kepala Balitbang dan Diklat Kementerian Agama, Abd Rahman Mas’ud. Dia menyarankan agar riset dan partisipasi PTKIN dalam  pembangunan 3T dilakukan lebih serius dan berkelanjutan, termasuk dengan melibatkan Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP).

Komitmen Bintaro ini berisi kesepakatan tentang empat hal. Pertama, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan bersama PTKIN yang hadir berkomitmen membuat konsorsium riset dan Pengembangan daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal). Kedua, untuk menjalankan konsorsium ini, ditunjuklah koordinatoriat konsorsium. Ketiga, kepersertaan konsorsium ini bersifat terbuka bagi seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) baik Negeri maupun swasta. Keempat, mengamanatkan koordinator untuk menyusun program dan kegiatan untuk riset dan pengembangan daerah 3T.

Hadir sebagai Penandatangan Dokumen tersebut dari Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Dr. Muhamad Murtadlo, sedangkan yang dari PTKIN adalah Dr. Waryono (Wakil Rektor UIN Yogyakarta), Dr. Jejen Muspah (Ketua Prodi Pasca Sarjana UIN Jakarta), serta perwakilan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) dari UIN Banten, Universitas Islam At-Tahiriyah, Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ Jakarta), IAIN Pontianak, IAIN Manado, IAIN Ambon, dan STAIN Jayapura.

Penandatangan “Komitmen Bintaro” sepakat menunjuk DR,. Waryono (UIN Yogyakarta) sebagai Ketua dan Dindin Hafiudin, M. Pd (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pengarah koordinator konsorsium. Sementara Balitbang-Diklat dan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama sebagai pengarah gerakan nasional ini.

Pada tahap awal, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan akan memfasilitasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa di enam lokasi daerah perbatasan, yang akan dimulai tahun 2018. Keenam lokasi itu meliputi Natuna Kepulauan Riau yang dipercayakan kepada UIN Jakarta, Atambua NTT yang dipercayakan kepada UIN Jogkarta, Entikong Kalimantan Barat yang dipercayakan kepada IAIN Pontianak, Sangihe Uyang dipercayakan kepada IAIN Manado, Skouw Papua yang dipercayakan kepada STAIN Jayapura, serta Saumlaki Maluku Tenggara Barat yang dipercayakan kepada IAIN Ambon.

Dalam pelaksanaannya nanti, dibuka kemungkinan PTKIN yang ditunjuk untuk melibatkan Perguruan Tinggi Swasta dan Perguruan Tinggi Keagamaan lain seperti perguruan Tinggi Keagamaan Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha,” tegas Murtadlo.

Di luar itu, lanjutnya, konsorsium akan berupaya membangun komunikasi untuk melakukan kerjasama dengan lembaga dan Kementerian Negara yang mengurusi daerah perbatasan seperti  Kemenko Bidang Kementerian dengan gerakan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ), Badan Pengelola Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kemendagri, dan Kemendikbud, Kementerian Desa, Pembanguan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Ikhtiar ini perlu dilakukan agar keterlibatan PTKI di Indonesia lebih optimal dalam memajukan daerah 3T,” pungkasnya. (Murtadlo)