IAIN Pontianak Pamerkan Ratusan Buku Karya Dosen dan Mahasiswa di IIEE Tahun 2017

Institut Agama lslam Negeri (IAIN) Pontianak ikut berpartisipasi memeriahkan kegiatan International Islamic Education EXPO (IIEE) Tahun 2017 di Hall Nusantara  Indonesia Convention Exhibition (ICE)-BSD City, Tangerang. Kegiatan internasional yang dibuka langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin, tersebut berlangsung selama  4 hari,  21 s/d 24 November 2017.

Pada kesempatan tersebut, IAIN Pontianak memamerkan ratusan karya dosen, mahasiswa dan kolaborasi antara dosen dengan mahasiswa IAIN Pontianak. Menurut Kabag. Umum Biro AUAK, Sumarman, S.Ag., “Pada kegiatan International Islamic Education EXPO (IIEE) 2017, stan kami (IAIN Pontianak) memamerkan ratusan buku dan kaset lokal karya dosen yang dipajang dengan indah di dinding agar mudah dilihat pengunjung,” ungkapnya.

Selain buku-buku karya dosen, IAIN Pontianak juga memperkenalkan puluhan buku karya mahasiswa serta kolaborasi mahasiswa dan dosen, baik bergenre fiksi maupun non fiksi, serta beberapa buku sudah dibuatkan HAKI-nya (Hak Atas Kekayaan Intelektual). “Menariknya, stan kami juga menampilkan beberapa buku dan karya hasil penelitian mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan Kampung Riset, salah satu program unggulan di IAIN Pontianak,” paparnya.

Sementara itu, Mita Hairani, salah satu penjaga stan IIEE yang mewakili Club Menulis IAIN Pontianak menyampaikan, “Club menulis IAIN Pontianak menyumbangkan banyak buku tentang lokal Kalimantan Barat yang diproduksi secara mandiri. Ini merupakan salah satu hal yang menarik perhatian pengunjung hingga stan kami menuai banyak pujian karena produktivitasnya. Bahkan ada beberapa pengunjung yang ingin menjadikan IAIN Pontianak sebagai contoh pengembangan budaya literasi di daerahnya. Inilah yang membuat saya bangga menjadi mahasiswa IAIN Pontianak dan anggota Club Menulis,” jelasnya dengan sumringah.

Selain dimeriahkan oleh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (termasuk IAIN Pontianak), kegiatan IIEE tahun 2017 ini juga diramaikan oleh sekolah-sekolah Islam, mulai dari madrasah ibtidaiyah hingga madrasah aliyah. Tak tertinggal beberapa bank nasional seperti BRI, Mandiri dan Bank Indonesia. Beberapa perguruan tinggi luar negeri, serta kedutaan asing, juga ikut pameran. Pameran ini merupakan salah satu event terbesar yang dilaksanakan oleh Kemenag RI dengan mengikutsertakan ratusan stan yang berasal dari seluruh Indonesia serta luar negeri. (Luthfy)




Lagi, IAIN Pontianak Sukses Bawa 37 Mahasiswa PTKIN ke Kancah Internasional Melalui PPM

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak kembali sukses mengirim 37 mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) ke Sarawak-Malaysia melalui Program PPM (Pengabdian Pada Masyarakat). 37 mahasiswa PTKIN yang telah dilepas pada 26 November 2017 kemarin di antaranya terdiri  dari mahasiswa IAIN Pontianak, IAIN Kerinci, IAIN Palopo, IAIN Bengkulu, dan STAIN Watampone.

Kegiatan PPM dilakukan 2 kali dalam setahun. PPM merupakan program unggulan buah hasil kerja sama IAIN Pontianak dengan pihak HIKMAH yang ada di Ibu Pejabat Malaysia Kuching, Sarawak, Malaysia.

Menurut Kepala Pusat Pengabdian pada Masyarakat LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, M.Hum., “Ketika sampai di Sarawak, para peserta tidak langsung terjun di masyarakat, melainkan dibekali dengan beberapa persiapan terlebih dahulu dari pihak Hikmah pada 27 November 2017. Para peserta PPM dibekali pembekalan tentang program kegiatan yang harus dilakukan di lokasi kegiatan dan beberapa sembako untuk keperluan sementara,” jelasnya.

Dalam kegiatan pembekalan tersebut, papar Sukardi, pihak Hikmah menjelaskan bahwa terdapat 3 golongan yang harus dilibatkan dalam dakwah, yaitu golongan kanak-kanak, perempuan dan golongan dewasa. Golongan kanak-kanak; seperti mengajarkan baca tulis al-Qur’an (mengaji), baca iqra’ dan mengajarkan sholat, sedangkan mengajar golongan wanita lebih ditekankan kepada skill. Selain itu, ceramah agama dan motivasi-motivasi dalam beragama dilaksanakan pada ujung minggu.

Sukardi kemudian melanjutkan penjelasannya, pihak Hikmah juga menekankan bahwa bagian agamanya lebih diperkuat dalam pengajaran terhadap ilmu agama. Selain dari pada itu, yang harus diperhatikan juga adalah “imej” diri, penampilan, sabar, dan menjaga sikap. Harus merasa bahwa kita bukanlah tetamu yang istimewa, mudah bergaul, hormat, pergaulan bijak kemudian panggilan mesra. Kita juga harus memahami apabila terdapat orang yang curiga, malu, kurang mesra kepada kita karena itu adalah tahap penerimaan.

Syarifah Sajila Apjan, salah salah satu Mahasiswa IAIN Pontianak setelah ditanyai tentang testimoni setelah mengikuti kegiatan tersebut, menyampaikan, “Kegiatan PPM adalah kegiatan yang sangat pantas dipertahankan dan menjadi program unggulan. PPM mengajarkan banyak hal, tidak hanya mengajari masyarakat, melainkan juga belajar dari masyarakat, merajut silaturahmi, memperkuat hubungan satu dengan yang lain, menambah experience atau pengalaman yang tidak terlupakan, Alhamdulillah,” paparnya dengan bangga.

Kegiatan PMM ini berakhir pada 24 Desember 2017. Pada tanggal tersebut, para peserta PPM mempresentasikan program-program yang telah dikerjakan yang diakhiri dengan kegiatan penutupan PPM. Pada 25 Desember 2017, para peserta yang terdiri dari beberapa PTKIN tersebut kembali ke daerahnya masing-masing. (Luthfy)




Seminar Nasional: E-Money dan Perencanaan Keuangan Berbasis Emas

E-Money (uang elektronik) adalah alat pembayaran dengan nilai uang yang telah tersimpan secara elektronik pada server atau kartu yang dapat digunakan untuk transaksi pembayaran dengan cara non-tunai. Wacana e-money ini sudah mulai menyebar di kalangan masyarakat luas, termasuk masyarakat Kota Pontianak.

Merespon hal tersebut, Institut Agama lslam Negeri (IAIN) Pontianak bekerja sama dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) mengadakan Seminar Nasional dengan tema, “E-Money (Uang Elektronik) dan Perencanaan Keuangan Berbasis Emas,” di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak, 21 Desember 2017.

Ketua Panitia Seminar Nasional E-Money dan Perencanaan Keuangan Berbasis Emas, Rasiam, MA., melaporkan bahwa tema yang diangkat dalam seminar ini “sangat menarik”, karena ketika baliho kegiatan ini didirikan di depan kampus, pihak BSM ditelpon oleh (pihak) BI bahwa e-money belum diberlakukan di Bank Syariah. “Justru BI harus memberikan apresiasi positif ke pada BSM, karena literasi bank syariah, hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi syariah khususnya yang berkaitan dengan e-money sangat minim di perguruan tinggi,” papar pria juga menjabat sebagai Ketua Juruan Perbankan Syariah FSEI IAIN Pontianak.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Rektor IAIN Pontianak, dalam hal ini diwakili oleh Wakil Rektor I, Dr. H. Hermansyah, M.Ag. Dalam sambutannya, Warek I mengucapkan terima kasih kepada pihak BSM yang telah memfasilitasi kegiatan ini.

Saya berterima kasih kepada pihak Bank Syariah Mandiri yang telah memfasilitasi kegiatan ini, supaya adek-adek kami, terutama dari Jurusan Ekonomi Islam dan Perbankan Syariah dapat mengerti tentang e-money dan ini merupakan bagian dari edukasi bagi masyarakat,” paparnya. “Mudah-mudahan apa yang kita lakukan dalam kegiatan ini mendatangkan manfaat bagi kita dan bagi masyarakat Indonesia dalam hal keuangan,” harap Warek I.

Ada tiga narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini. pertam, Dr. H. Syarif, MA., Plt. Rektor IAIN Pontianak menyampaikan materi tentang “Sosialisasi Surat Edaran Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Transaksi Pembayaran Non Tunai Pada Kementerian Agama.” Kedua, Aidil Bustamir, SE.,MM., Area Manager BSM Kalbar menyampaikan materi tentang “Perencanaan Keuangan Berbasis Emas.” Ketiga, Yuniarti Lasmono, SE., Kepala Cabang BSM Pontianak A.Yani menyampaikan materi tentang “E-Money (Uang Elektronik).”

Seminar nasional ini dihadiri kurang lebih 300 peserta yang terdiri dari seluruh sivitas akademika IAIN Pontianak, meliputi; para pejabat, dosen, pegawai ASN dan non-ASN, perwakilan dari DEMA, HMJ, dan mahasiswa yang diikuti dengan sangat antusias. (Luthfy)




Pengumuman Hasil Seleksi CPNS Dosen IAIN Pontianak Tahun 2017

Institut Agama lslam Negeri (IAIN) Pontianak mendapat 15 formasi CPNS Dosen dari 1.000 formasi Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia pada tahun 2017. Setelah melaksanakan seleksi administrasi, terdapat 103 peserta lolos yang kemudian mengikuti Ujian Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) di Laboratorium Komputer IAIN Pontianak, 23 Oktober 2017.

Dari 103 peserta yang lolos seleksi administrasi, hanya 20 orang saja yang memenuhi passing grade (penilaian) dengan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) yang selanjutnya diharuskan mengikuti Test Kompetensi Bidang (TKB) pada 15 November 2017. Setelah mengintergrasikan nilai Ujian SKD dengan nilai TKB, terdapat 10 orang yang lulus tahap akhir dari 15 formasi dosen yang ada. Adapun daftar nama pelamar yang dinyatakan LULUS sebagai CPNS Dosen IAIN Pontianak pada tahun 2017 dapat dilihat pada link berikut ini.

Menurut data yang disampaikan oleh Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, H. Syahrul Yadi, M.Si. “Ada 5 formasi dosen yang kosong; 3 formasi karena tidak ada pelamar yang memenuhi syarat administrasi (Dosen Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Dosen Ilmu Ekonomi dan Dosen Tasawuf) dan 2 formasi karena tidak lulus pasing grade (Dosen Bahasa Arab serta Dosen Keuangan dan Perbankan Syariah),” papar Kabiro yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Panitia Seleksi CPNS IAIN Pontianak Tahun 2017.

Selanjutnya, bagi para pelamar yang dinyatakan lulus sebagai CPNS Dosen IAIN Pontianak diwajibkan melakukan Daftar Ulang dan Pemberkasan Usul Penetapan NIP ke Panitia Pengadaan CPNS dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Membawa dokumen administrasi sebagaimana dipersyaratkan dan diserahkan kepada bagian Organisasi, Kepegawaian dan Penyusunan Peraturan (OKPP) Gedung Biro AUAK IAIN Pontianak. (Daftar kelengkapan syarat administrasi untuk Pemberkasan Usul Penetapan NIP dapat dilihat di sini.
  2. Hadir secara langsung (tidak boleh diwakilkan) dan menyerahkan dokumen administrasi tersebut pada tanggal 11 s/d 15 Desember 2017 pada pukul 08.00 s/d 16.30 waktu setempat.
  3. Biaya transportasi dan akamodasi pelamar selama mengikuti kegiatan Pemberkasan Usul Penetapan NIP menjadi tanggung jawab masing-masing peserta.

Kasubbag. Organisasi, Kepegawaian dan Penyusunan Peraturan IAIN Pontianak, Adi Mulyono, S.Sos., menambahkan bahwa pelamar yang tidak melakukan Daftar Ulang dan Pemberkasan Usul Penetapan NIP pada tanggal yang telah ditetapkan, dinyatakan mengundurkan diri sebagai CPNS Kemenag RI tahun 2017 dan harus menyampaikan Surat Pengunduran Diri yang ditandatangani di atas materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) secara langsung kepada Panitia Pengadaan CPNS.

Hanya pelamar yang dapat memenuhi  seluruh persyaratan administrasi yang dapat diusulkan proses Penetapan Nomor Induk Pegawai (NIP) dan memperoleh Surat Keputusan tentang Pengangkatan sebagai CPNS. Keputusan Panitia bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat. Kelalaian dalam membaca dan memahami pengumuman menjadi tanggung jawab peserta.

Untuk lebih lengkap mengenai Pengumuman Hasil Akhir Kelulusan Seleksi CPNS Dosen IAIN Pontianak Tahun 2017 dapat lihat di website Kemenag RI. (Luthfy)




4 Mahasiswa IAIN Pontianak Menang Lomba Penulisan Sejarah dan Budaya Tingkat Mahasiswa Se-Kalbar 2017

Lagi, Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mengharumkan nama almamaternya. Kali ini 4 mahasiswa sekaligus mengamankan 4 gelar Lomba Penulisan Sejarah dan Budaya Tingkat Mahasiswa Se-Kalimatan Barat Tahun 2017 yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat di Hotel G Jl. Jenderal Urip, 23 November 2017.

Lomba Penulisan Sejarah dan Budaya Tingkat Mahasiswa Se-Kalimantan Barat Tahun 2017 yang mengusung tema “Peran Sejarah dan Budaya dalam Membentuk Karakter Generasi Muda” diikuti oleh 22 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Kalbar. Dari 22 peserta tersebut, IAIN Pontianak mengantongi 4 gelar, yaitu Juara I, Juara III, Juara Harapan II, dan Juara Harapan III.

Mereka ialah Zainal Aripin mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir FUAD dengan judul “Budaya Berayam Orang Iban” mendapat Juara I, Siti Muslikha mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam PAI FTIK dengan judul “Budaya Makan Kampung” mendapat Juara III, Tuti Alawiyah mahasiswi Jurusan Perbankan Syariah FSEI dengan judul “Budaya Paluang” mendapat Juara Harapan II, dan Saripaini mahasiswi Jurusan Bimbingan Konseling Islam FUAD dengan judul “Petuah Melayu” mendapat Juara Harapan III.

Ada beberapa tahapan yang harus diikuti oleh para peserta. Diawali dengan pengiriman makalah yang dinilai oleh dewan juri diawal November 2017. Pengumuman pemenang seleksi naskah pada tanggal 22 November 2017. Setelah pengumuman nominasi, peserta diminta istirahat tepat sekitar pukul sepuluh malam. Esok harinya pukul 08.10 WIB dilanjutkan dengan acara presentasi. Setelah presentasi, dewan juri langsung bertanya kepada peserta 6 nominasi secara berurutan yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan pengumuman pemenang lomba. (Luthfy)




Puslitbang Penda & PTKIN Sinergi Riset dan Pengembangan Daerah 3T

Bintaro (Kemenag) —  Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) bersama beberapa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), termasuk IAIN Pontianak menandatangani dokumen komitmen bersama untuk melakukan riset dan pengembangan daerah 3 T (Terluar, Terdepan, Tertinggal).

Penandatanganan MoU yang kemudian disebut sebagai “Komitmen Bintaro” ini dilakukan bersamaan dalam kegiatan Workshop Penyusunan Panduan Riset Aksi yang diselenggarakan Balitbang-Diklat Kementerian Agama, 23 – 25 Nopember 2017, di Hotel Santika, Bintaro, Tangerang Selatan.

Menurut Kabid Litbang Pendidikan Keagamaan Muhamad Murtadlo, Minggu (26/11), selama ini, PTKIN sudah  melakukan riset dan pengembangan daerah perbatasan. Namun hal itu belum menjadi gerakan nasional. Baru ada beberapa PTKIN yang berkontribusi, khususnya yang berada di daerah perbatasan seperti IAIN Pontianak, STAIN Jayapura, IAIN Manado. Sementara PTKIN lainnya, seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta masih sangat minim terlibat di daerah 3T.

“Komitmen Bintaro” juga sejalan  dengan arahan Kepala Balitbang dan Diklat Kementerian Agama, Abd Rahman Mas’ud. Dia menyarankan agar riset dan partisipasi PTKIN dalam  pembangunan 3T dilakukan lebih serius dan berkelanjutan, termasuk dengan melibatkan Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP).

Komitmen Bintaro ini berisi kesepakatan tentang empat hal. Pertama, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan bersama PTKIN yang hadir berkomitmen membuat konsorsium riset dan Pengembangan daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal). Kedua, untuk menjalankan konsorsium ini, ditunjuklah koordinatoriat konsorsium. Ketiga, kepersertaan konsorsium ini bersifat terbuka bagi seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) baik Negeri maupun swasta. Keempat, mengamanatkan koordinator untuk menyusun program dan kegiatan untuk riset dan pengembangan daerah 3T.

Hadir sebagai Penandatangan Dokumen tersebut dari Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Dr. Muhamad Murtadlo, sedangkan yang dari PTKIN adalah Dr. Waryono (Wakil Rektor UIN Yogyakarta), Dr. Jejen Muspah (Ketua Prodi Pasca Sarjana UIN Jakarta), serta perwakilan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) dari UIN Banten, Universitas Islam At-Tahiriyah, Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ Jakarta), IAIN Pontianak, IAIN Manado, IAIN Ambon, dan STAIN Jayapura.

Penandatangan “Komitmen Bintaro” sepakat menunjuk DR,. Waryono (UIN Yogyakarta) sebagai Ketua dan Dindin Hafiudin, M. Pd (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pengarah koordinator konsorsium. Sementara Balitbang-Diklat dan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama sebagai pengarah gerakan nasional ini.

Pada tahap awal, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan akan memfasilitasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa di enam lokasi daerah perbatasan, yang akan dimulai tahun 2018. Keenam lokasi itu meliputi Natuna Kepulauan Riau yang dipercayakan kepada UIN Jakarta, Atambua NTT yang dipercayakan kepada UIN Jogkarta, Entikong Kalimantan Barat yang dipercayakan kepada IAIN Pontianak, Sangihe Uyang dipercayakan kepada IAIN Manado, Skouw Papua yang dipercayakan kepada STAIN Jayapura, serta Saumlaki Maluku Tenggara Barat yang dipercayakan kepada IAIN Ambon.

Dalam pelaksanaannya nanti, dibuka kemungkinan PTKIN yang ditunjuk untuk melibatkan Perguruan Tinggi Swasta dan Perguruan Tinggi Keagamaan lain seperti perguruan Tinggi Keagamaan Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha,” tegas Murtadlo.

Di luar itu, lanjutnya, konsorsium akan berupaya membangun komunikasi untuk melakukan kerjasama dengan lembaga dan Kementerian Negara yang mengurusi daerah perbatasan seperti  Kemenko Bidang Kementerian dengan gerakan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ), Badan Pengelola Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kemendagri, dan Kemendikbud, Kementerian Desa, Pembanguan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Ikhtiar ini perlu dilakukan agar keterlibatan PTKI di Indonesia lebih optimal dalam memajukan daerah 3T,” pungkasnya. (Murtadlo)




Kunjungi IAIN Pontianak, Prof. Kriya Langputeh Berbagi Pengalaman Situasi Konflik di Thailand

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak kedatangan tamu terhormat dari negara tetangga. Prof. Kriya Langputeh, Deputy Secretary General & Religion for Peace-Interreligious Council of Thailand mengunjungi IAIN Pontianak dalam rangka menghadiri Focus Group Discussion (FGD) dengan tema, “Menggali Pengalaman Dialog antar Agama di Thailand,” di Lantai IV Gedung Rektorat IAIN Pontianak, 26 November 2017.

Sebagai pengantar, Prof. Kriya mengawali materinya dengan menjelaskan bahwa Thailand adalah negara dengan penduduk muslim minoritas. Lebih dari 90% penduduk Thailand beragama Budha (Buddhist). Menurut catatan Prof. Kriya, penduduk muslim di Thailand berjumlah sekitar 1.775.247 yang tersebar di 5 provinsi, yaitu Narathiwat 546.450, Pattani 482.760, Yala, 286.005, Satun 168. 640, dan Songkhla 291.392. Di antara 5 provinsi yang mayoritas berpenduduk muslim tersebut; Narathiwat, Pattani dan Yala adalah daerah yang rawan konflik di Thailand Selatan.

Dalam sejarahnya, Prof. Kriya menjelaskan, Narathiwat; Pattani dan Yala adalah suatu negara yang dipimpin oleh Kerajaan Islam Melayu Pattani Darus Salam. Sejak tahun 1902, Pattani jatuh di tangan Siam (Thailand) dan sistem kerajaan pun dihapus. Sekarang, orang-orang kerajaan lari, mereka tidak bisa lagi tinggal di Thailand lagi. Para penduduk yang masih tinggal di Pattani tidak dapat terima terhadap penaklukan Kerajaan Islam Melayu Pattani Darus Salam oleh Siam dan berkeinginan balik lagi seperti semula. Setelah itu, Kerajaan Thailand membagi Negara Pattani Darus Salam menjadi 3 wilayah, yaitu Narathiwat, Pattani dan Yala.

Pasca dikuasai oleh Kerajaan Thailand, maka muncullah beberapa kumpulan pemisah (saparatis movement). Dulu, kumpulan pemisah ini dianggap hal yang biasa saja. Tetapi pasca peristiwa tahun 2004 yang menyerang military camp di Narathiwat yang mengakibatkaan 4 tentara tewas dan mengambil mengambil banyak senjata. Setelah itu, terjadi pertempuran antara kumpulan pemisah dengan para tentara. Peristiwa ini terjadi pada April 2004 di Krue Se Mesque Bana Village yang menyebabkan 107 muslim tewas ditembak oleh tentara. Setelah itu, terjadi peristiwa di Tak Bai District yang menewaskan 85 orang.

Menurut Prof. Kriya, satu cara untuk menyelesaikan konflik di Thailand ialah melalui pendidikan. “We have to educate them. How to live peacefully,” paparnya. “Kita orang Islam di Selatan Thailand adalah minority. Kalau mau memperjuangkan dengan senjata, saya rasa impossible. Dan Kerajaan Thai menekankan bahwa tidak akan memberi sedikit pun tanah Pattani walaupun 1 inc,” papar Dosen Department of Usuluddin, Faculty of Islamic Studies and Law, Fatoni University tersebut.

Kegiatan FGD ini diinisiasi oleh Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak. Dekan FUAD IAIN Pontianak, Dr. Samsul Hidayat, S.Ag, MA. mengatakan bahwa “Kehadiran Prof. Kriya sangat signifikan bagi kami (FUAD) dalam rangka untuk meningkatkan kerja sama antar perguruan tinggi. Kebetulan isu-isu yang disampaikan Prof. Kriya dalam beberapa seminarnya berhubungan dengan kehidupan antar agama dan antar iman, terutama di Asia,” ungkapnya.

Saya berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan draft mou yang dikirim kemarin dapat kita pelajari dan perbaiki. Kami berharap tahun 2018, kita dapat ke sana untuk melakukan studi religi dan edukasi di Fatoni University Thailand,” harapnya. (Luthfy)




Biro Ortala Kemenag RI Gelar Pengembangan Organisasi Efektif dan Pembinaan Instansi Vertikal/PTKN di IAIN Pontianak

Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI mengadakan kegiatan Pengembangan Organisasi Efektif dan Pembinaan Instansi Vertikal/PTKN Provinsi Kalimantan Barat di Aula Lantai IV Gedung Rektorat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Kegiatan yang dilaksanakan pada 24 November 2017 ini mengusung tema, “Pastikan Efektifitas Struktur Organisasi.”

Peserta dalam kegiatan tersebut ialah Ketua Senat IAIN Pontianak, Direktur Pascasarjana, para ketua lembaga, para kabag dan para Kasubbag di lingkungan IAIN Pontianak. Sedangkan narasumbernya ialah Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) Kemenag RI, Afrizal Zen dan Wakil Rektor II IAIN Pontianak bidang Administrasi, Perencanaan, dan Keuangan, Dr. Syarif, MA.

Kepala Biro Ortala Kemenag RI menginformasikan bahwa PTKN (Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri) termasuk salah satu objek yang menjadi bahan untuk dievaluasi Menpan. “Kita mencoba untuk melakukan pemotretan terhadap tujuh PTKN yang menjadi objek, termasuk salah satunya ialah IAIN Pontianak. Kemudian, kami menginfokan kepada pihak IAIN Pontianak untuk melakukan kegiatan,” paparnya.

Pengembangan Organisasi Efektif dan Pembinaan Instansi Vertikal/PTKN ialah kegiatan yang diadakan semacam Pembinaan Kepala Pimpinan Satker (Satuan Kerja) terhadap Satkernya dan dari Kepala Biro terhadap Satkernya. Pada akhir kegiatan, akan dilaksanakan pengisian survei. Pengisian survei ini terkait sekali tentang apa yang menjadi evaluasi Menpan. “Dimohon kepada Bapak/Ibu untuk mengisi survei tersebut sesuai dengan apa adanya,” harapnya.

Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si turut hadir memantau kegiatan pembinaan tersebut. (Luthfy)




Jadwal Seleksi Kompetensi Bidang CPNS Dosen IAIN Pontianak Tahun 2017

Menindaklanjuti Pengumuman Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia Selaku Ketua Panitia Seleksi Kementerian Agama Tahun 2017 dengan Nomor P-64509/SJ/B.II.2/KP.00.1/11/2017 tanggal 15 November 2017, bersama ini kami umumkan Jadwal Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) CPNS Kemenag RI Formasi pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak Tahun Anggaran 2017.

Tes SKB CPNS Dosen IAIN Pontianak Tahun Anggaran 2017 dilaksanakan pada Kamis, 23 November 2017 di Auditorium Syeikh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Materi-materi yang diujikan ialah kemampuan profesional sebagai dosen PTKN (micro teaching), komitmen kebangsaan, komitmen beragama, karya ilmiah, pengabdian pada masyarakat dan jejak rekam. Materi-materi tersebut akan diujikan oleh 3 tim penguji, yaitu Tim 1: Micro Teaching, Tim 2: Kebangsaan dan Keagamaan, dan Tim 3: Karya Ilmiah, PPM dan Rekam Jejak.

Adapun nama-nama CPNS Dosen IAIN Pontianak yang mengikuti tes SKB adalah sebagai berikut:

No Peserta Formasi Tim 1 Micro Teaching Tim 2 Kebangsaan dan Keagamaan Tim 3 Karya Ilmiah, PPM dan Rekam Jejak
1. Novita Dosen Akuntansi

07.30 – 07.50

07.55 – 08.15 08.25 – 08. 30
2. Sabirin Dosen Akuntansi 07.55 – 08.15 07.30 – 07.50 08.35 – 08.40
3. Haries Pribady Dosen Bahasa Indonesia 08.20 – 08.40 08.45 – 09.05 07.30 – 07.35
4. Muchammad Djarot Dosen Bahasa Indonesia 08.45 – 09.05 08.20 – 08.40 07.35 – 07.40
5. Yusi Kurniati Dosen Bahasa Indonesia 08.10 – 09.30 09.35 – 09.55 07.45 – 07.50
6. Tommy Hastomo Dosen Bahasa Inggris 09.35 – 09.55 08.10 – 09.30 07.55 – 08.00
7. Sulaiman Dosen Bahasa Inggris 10.00 – 10.20 10.25 – 10.45 08.05 – 08.10
8. Rahmah Yulisa Kalbarini Dosen Ekonomi Islam 10.25 – 10.45 10.00 – 10.20 08.15 – 08.20
9. Al Fakhri Dosen Hukum Islam 10.50 – 11.10 11.15 – 11.35 08.45 – 08.50
10. Muhammad Luthfi Hakim Dosen Hukum Islam 11.15 – 11.35 10.50 – 11.10 08.55 – 09.00
11. Moh. Fadhil Dosen Ilmu Hukum 12.30 – 12.50 12.55 – 13.15 09.05 – 09.10
12. Fatma Muthia Kinanti Dosen Ilmu Hukum 12.55 – 13.15 12.30 – 12.50 09.15 – 09.20
13. Raziki Waldan Dosen Manajemen 13.20 – 13.40 13.45 – 14.05 09.25 – 09.30
14. Desty Septianawati Dosen Matematika MI 13.45 – 14.05 13.20 – 13.40 09.35 – 09.40
15. Yudhi Dosen Matematika MI 14.10 – 14.30 14.35 – 14.55 09.45 – 09.50
16. Siti Nurasmah Dosen Matematika MI 14.35 – 14.55 14.10 – 14.30 09.55 – 10.00
17. Rizki Susanto Dosen Pendidikan Islam 15.00 – 15.20 15.25 – 15.45 10.05 – 10.10
18. Abdullah Syifa Dosen Penelitian 15.25 – 15.45 15.00 – 15.20 10.15 – 10.20
19. St. Mutia Asni Dosen Penelitian 15.50 – 16.10 16.15 – 16.35 10.25 – 10.30
20. Rahmahidayati Sari Dosen Penelitian 16.15 – 16.35 15.50 – 16.10

10.30 – 10.35

Bagi peserta yang telah dinyatakan lulus Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Formasi IAIN Pontianak diharapkan memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:

  • Para peserta wajib hadir 60 menit sebelum pelaksanaan Ujian SKB dimulai;
  • Peserta wajib membawa:
    1. Print out kartu peserta ujian;
    2. KTP Asli, KK, Surat Keterangan Penganti Identitas sesuai NIK yang disyahkan Pejabat berwenang;
    3. Karya Tulis yang pernah/belum dipublikasikan di media cetak/elektronik baik lokal, nasional maupun internasional;
    4. Dokumen pengabdian pada masyarakat dan jejak rekam pribadi;
  • Peserta menggunakan pakaian rapi dan sopan. Bagi pria menggunakan kemeja putih dan celana gelap, wanita menyesuaikan. Kaos, celana jeans dan sandal tidak diperkenankan dipakai untuk mengikuti ujian.

Kasubbag. Organisasi, Kepegawaian dan Penyusunan Peraturan IAIN Pontianak, Adi Mulyono, S.Sos., menjelaskan bahwa keputusan panitia ini bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat. Kelalaian dalam membaca dan memahami pengumuman menjadi tanggung jawab peserta. Apabila ada pihak-pihak yang menjanjikan kelulusan dalam motif apapun, maka hal tersebut adalah penipuan dan diluar tanggung jawab panitia. Pengumuman ini ditandatangani oleh Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag., Rektor IAIN Pontianak, di Pontianak, 16 November 2017 dengan Nomor: B-1837/In.15/KP.00.1/11/2017.

Adapun pengumuman selengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini.

https://drive.google.com/file/d/1gVCNBlZ1b-9L61EsOTosC3IFE9c7_Is4/view

https://kemenag.go.id/home/artikel/43019/pengumuman-hasil-seleksi-kompetensi-dasar–skd–cpns-kementerian-agama-tahun-2017




Mahasiswi IAIN Pontianak Juara I MTQ Mahasiswa Se-Kalbar

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak patut berbangga. Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak kembali mengharumkan nama almamaternya dengan berprestasi meraih Juara I Lomba Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa se-Kalimantan Barat dengan membaca surah Az-Zumar ayat 32-38.

Ia mengalahkan 24 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi se-Kalimantan Barat. Perlombaan bergengsi tersebut diadakan oleh Forum Silaturrahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Keluarga Mahasiswa Islam (KAMAIS) Poltekkes Kementerian Kesehatan Pontianak, 11 November 2017.

Mahasiswi tersebut bernama Sa’adah. Ia adalah mahasiswi semester V Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) FTIK IAIN Pontianak. Ia lahir di Mempawah, 21 Desember 1996. Sa’adah merupakan buah hati dari Bapak Usman Husin dengan Ibu Sari’ah yang selama ini dikenal di lingkungan FTIK IAIN Pontianak sebagai mahasiswi yang memiliki suara bagus dan bakat di bidang tilawatil qur’an.

Prestasi yang pernah diraihnya ialah Juara 1 Tilawah BEM STIK Muhammadiyah  Tahun 2015, Juara 1 Tilawah Dewasa Tingkat Kab. Bengkayang Tahun 2015, Juara 1 Lomba Tilawah Tingkat Mahasiswa Se-Kota Pontianak Tahun 2016, Juara 1 Tilawah Remaja MTQ Tingkat Kota Tahun 2016, Juara 1 Tilawah STQ Tingkat Kecamatan Tahun 2016, Juara 2 Tilawah Tingkat Daerah LPP RRI Pontianak Tahun 2017, Juara Harapan 1 Tilawah Dewasa STQ Tingkat Kota Pontianak Tahun 2017, dan terakhir Juara I Lomba MTQ Mahasiswa se-Kalimantan Barat.

Saya merasa senang dan bersyukur setelah mengikuti perlombaan tersebut. Senangnya karena melalui perlombaan ini saya bisa mendapatkan teman-teman baru lagi dan saya masih bisa diberi kesempatan untuk mensyiarkan ilmu Al-Qur’an melalui tilawah. Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT yang masih memberi nikmat kesempatan untuk saya menjuarai perlombaan ini,” ungkap mahasiswi yang selain sibuk kuliah, juga mengisi kesehariannya mengajar tilawah, tahfidz, ngaji, dan TPA.

Setelah saya mengikuti perlombaan tersebut, saya berharap melalui bacaan tilwah semoga yang mendengarkan bisa mendatangkan rahmat dan menjadi motivasi kita semua untuk lebih semangat dalam belajar, mengajar dan istiqomah dalam mempelajari ilmu al-Qur’an,” harapnya. (Luthfy)