Penerimaan Calon Mahasiswa Baru Tahun 2017, IAIN Pontianak Undang Pelajar Berprestasi

*Jalur SPAN-PTKIN Rekomendasi Kepala Sekolah
*Pengisian PDSS: 2 Februari sd 1 Maret 2017
*Pendaftaran: 4 Maret sd 7 April 2017, Gratis!

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak kembali membuka pendaftaran mahasiswa baru Tahun Akademik 2017/2018. Bagi para calon mahasiswa yang ingin mendaftarkan dirinya sebagai mahasiswa IAIN Pontianak, dapat menggunakan 3 jalur, yaitu: Jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN-PTKIN); Jalur Ujian Masuk (UM-PTKIN) dan Jalur Tes SPMB Mandiri IAIN Pontianak.

Pendaftaran Jalur SPAN-PTKIN dilakukan secara online dimulai pada tanggal 02 Februari s/d 07 April 2017 (lihat detailnya di http://span-ptkin.ac.id), Jalur UM-PTKIN dimulai pada tanggal 10 April s/d 10 Mei 2017 (http://um-ptkin.ac.id) dan pada Jalur Tes SPMB Mandiri IAIN Pontianak dimulai pada tanggal 03 Juli s/d 21 Juli 2017 melalui online di alamat website www.iainptk.ac.id kemudian klik menu SIPENMARU. Pelaksanaan Jalur SPAN-PTKIN dan Jalur UM-PTKIN dilakukan secara nasional oleh seluruh UIN/IAIN/STAIN, termasuk IAIN Pontianak, dalam satu sistem yang terpadu dan diselenggarakan secara serentak oleh Panitia Pelaksana yang ditetapkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia.

SPAN-PTKIN adalah jalur masuk khusus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) melalui jalur undangan dengan menggunakan nilai raport siswa SMA/MA/SMK/sederajat yang berprestasi selama 5 semester yang mendapatkan rekomendasi dari sekolah. Sedangkan UM-PTKIN adalah jalur masuk khusus PTKIN yang diadakan setelah Jalur SPAN-PTKIN yang seleksinya melalui ujian tertulis. Jalur SPAN-PTKIN tidak dipungut biaya sedangkan Jalur UM-PTKIN dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp. 200.000 melalui Bank BNI. Sedangkan Jalur Tes SPMB Mandiri IAIN Pontianak dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp. 200.000 melalui Bank Kalbar Syariah.

Dr. Hermansyah, M.Ag.,Ketua Panitia Lokal Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) IAIN Pontianak Tahun 2017/2018 mengundang pelajar/peserta didik berprestasi untuk mendaftar di IAIN Pontianak melalui Jalur SPAN-PTKIN. “Tentu kami membutuhkan kerjasama dan menyampaikan terimakasih kepada seluruh kepala sekolah SMA/MA/SMK sederajat untuk membantu mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) melalui website: www.span-ptkin.ac.id karena itu menjadi syarat utama bagi peserta didik yang bakal mendaftar dijalur SPAN-PTKIN ini. Tanpa pengisian data/rekomendasi dari pihak sekolah tersebut, pelajar yang berprestasi tidak bisa mendaftar dijalur istimewa ini. Melalui SPAN-PTKIN ini kami memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada sekolah/madrasah agar mendaftarkan siswanya untuk memperoleh pendidikan tinggi di IAIN Pontianak. Pendaftaran SPAN-PTKIN ini tidak dipungut biaya alias gratis” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Pontianak.

Di samping itu, Warek I IAIN Pontianak itu menjelaskan lebih detail tentang jadwal pendaftaran calon mahasiswa IAIN Pontianak tahun 2017 ini. “Pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) dilakukan pihak sekolah: 02 Februari s.d 01 Maret 2017. Kemudian pendaftaran siswa: 04 Maret s.d 07 April 2017. Pengumuman hasil seleksi: 01 Mei 2017. Di jalur ini khusus siswa SMA/SMK/MA kelas terakhir pada tahun 2017 dan memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) serta memperoleh rekomendasi dari Kepala Sekolah/Madrasah”

Lebih lanjut Peraih Book Award itu mengatakan, “Pendaftar yang tidak lulus di jalur SPAN-PTKIN tidak perlu berkecil hati karena masih ada dua jalur lain, yaitu: Jalur UM-PTKIN dan Jalur Tes SPMB IAIN Pontianak. Di jalur UM-PTKIN pendaftaran sebagai berikut: Pengisian biodata, pembayaran dan pendaftaran mulai 10 April sd 10 Mei 2017. Di jalur ini juha hanya untuk siswa SMA/SMK/MA kelas terakhir pada tahun 2017. Pelaksanaan Ujian Tertulis 23 Mei 2017. Pengumuman hasil ujian: 19 Juni 2017. Pendaftaran ulang: 19 s.d 23 Juni 2017.

Selanjutnya di jalur test SPMB Mandiri IAIN Pontianak dilaksanakan pendaftaran secara online di www.iainptk.ac.id/sipenmaru, pada tanggal 03 sd 21 Juli 2017. Pelaksanaan ujian/test: 01 s.d 02 Agustus 2017. Pengumuman hasil ujian: 14 Agustus 2017 dan daftar ulang pada: 14 s.d 21 Agustus 2017. Di jalur ini, pendaftar tidak mesti lulusan tahun 2017, bagi yang lulus SMA/MA/SMK pada tahun-tahun sebelumnya juga bisa mendaftar” jelasnya.

Aspari Ismail, Ketua Tim Promosi IAIN Pontianak mengatakan di “Saat ini IAIN Pontianak sudah banyak pilihan jurusan-jurusan yang sesuai dengan pangsa pasar. Di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) ada empat jurusan, yaitu: Jurusan Pendidikan Agama Islam; Jurusan Pendidikan Bahasa Arab; Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah; dan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Sedangkan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) juga memiliki empat jurusan, yakni: Jurusan Ekonomi Syariah; Jurusan Muamalah/Hukum Ekonomi Syariah; Jurusan Perbankan Syariah dan Jurusan Ahwalus Syakhsiyah/ Hukum Keluarga Islam. Selain itu juga ada Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) yang memiliki lima jurusan, yaitu: Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam; Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam; Jurusan Manajemen Dakwah; Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dan Jurusan Studi Agama-Agama. Kami juga menyediakan banyak jenis beasiswa untuk para mahasiswa, diantaranya beasiswa DIPA IAIN Pontianak, beasiswa Bank Indonesia, beasiswa Bank Mandiri, beasiswa Telkom dan lain-lain” katanya mengakhiri pembicaraan.




IAIN Pontianak Membuka Kesempatan kepada Putra-Putri Terbaik Melalui SPMB Tahun 2017/2018

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak kembali membuka pendaftaran mahasiswa baru Tahun Akademik 2017/2018. Bagi para calon mahasiswa yang ingin mendaftarkan dirinya sebagai mahasiswa IAIN Pontianak, dapat menggunakan 3 jalur, yaitu: Jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN-PTKIN); Jalur Ujian Masuk (UM-PTKIN) dan Jalur Tes SPMB Mandiri IAIN Pontianak.

Pendaftaran Jalur SPAN-PTKIN dilakukan secara online dimulai pada tanggal 02 Februari s/d 07 April 2017 (lihat detailnya di http://span-ptkin.ac.id/page), Jalur UM-PTKIN dimulai pada tanggal 10 April s/d 10 Mei 2017 (http://um-ptkin.ac.id) dan pada Jalur Tes SPMB Mandiri IAIN Pontianak dimulai pada tanggal 03 Juli s/d 21 Juli 2017 melalui online di alamat website www.iainptk.ac.id kemudian klik menu SIPENMARU. Pelaksanaan Jalur SPAN-PTKIN dan Jalur UM-PTKIN dilakukan secara nasional oleh seluruh UIN/IAIN/STAIN, termasuk IAIN Pontianak, dalam satu sistem yang terpadu dan diselenggarakan secara serentak oleh Panitia Pelaksana yang ditetapkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia.

Untuk diketahui oleh para calon Mahasiswa Baru IAIN Pontianak Tahun 2017/2018, SPAN-PTKIN adalah jalur masuk khusus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) melalui jalur undangan dengan menggunakan nilai rapot siswa berprestasi selama 5 semester yang mendapatkan rekomendasi dari sekolah. Sedangkan UM-PTKIN adalah jalur masuk khusus PTKIN yang diadakan setelah Jalur SPAN-PTKIN yang seleksinya melalui ujian tertulis. Jalur SPAN-PTKIN tidak dipungut biaya dan Jalur UM-PTKIN dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp. 200.000 melalui Bank BNI. Sedangkan Jalur Tes SPMB Mandiri IAIN Pontianak dikenakan biaya pendaftaran (besarannya belum ditentukan, tahun 2016 Rp. 150.000) melalui Bank Kalbar Syariah.

Dr. H. Hermansyah, M.Ag., selaku Ketua Panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) IAIN Pontianak Tahun 2017/2018 mengundang kepada calon mahasiswa baru untuk mendaftar di IAIN Pontianak melalui Jalur SPAN-PTKIN. “Segeralah mendaftar di IAIN Pontianak dengan melalui Jalur SPAN-PTKIN. Selain gratis, Jalur SPAN-PTKIN ini bertujuan untuk menjaring putra-putri terbaik bangsa yang berprestasi,” ajaknya.

Dr. H. Hermansyah, M.Ag. yang juga sebagai Wakil Rektor I IAIN Pontianak mengatakan, “Indonesia sekarang pada posisi bonus demografi, apabila bonus demografi itu didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, maka akan menjadi keuntungan tersendiri bagi Bangsa Republik Indonesia.”

Wakil Rektor I menekankan bahwa belajar merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan SDM. Oleh karena itu, Kami (IAIN Pontianak) mengajak dan menghimbau kepada putra-putri bangsa untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi, terutama ke PTKIN (termasuk IAIN Pontianak).

Kenapa harus ke IAIN Pontianak? Karena di PTKIN ada nilai tambahnya dari pada Perguruan Tinggi Umum, selain diajarkan ilmu umum, di sini juga diajarkan tentang ilmu agama,” tambahnya.




Informasi Penerimaan Pegawai Non-ASN IAIN Pontianak Tahun 2017

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak membuka penerimaan pegawai Non Aparatur Sipil Negara (ASN) IAIN Pontianak pada awal tahun 2017. Ada 6 formasi yang kosong dari 89 formasi pegawai Non-ASN IAIN Pontianak yang dapat diakomodir oleh anggaran yang tersedia pada tahun 2017. Ke-6 formasi yang dibuka ialah untuk mengganti formasi Satuan Pengamanan (Satpam) sejumlah 2 orang dan petugas kebersihan sejumlah 4 orang yang tidak diperpanjang kontraknya pada tahun 2017.

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pelamar berdasarkan Pengumuman Nomor: B-100.1/In.15/KP.01.2/01/2017 adalah sebagai berikut: 1). Warga Negara Indonesia (WNI): 2). Berusia minimal 18 tahun dan maksimal berusia 40 tahun pada tanggal 1 Februari 2017. Bagi pelamar dengan umur maksimal 45 tahun dapat mengikuti seleksi dengan melampirkan surat keterangan kerja minimal selama 5 tahun dari tempat kerja sebelumnya; 3). Berkelakuan baik, tidak dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan; 4). Sehat jasmani, rohani dan bebas narkoba; 5). Pendidikan SMA/setara; 6). Diutamakan memiliki sertifikat Satpam (khusus Satpam).

Bagi pelamar yang sudah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, dapat menyampaikan berkas lamarannya yang ditujukan kepada Rektor IAIN Pontianak diterima melalui Sub. Bagian Tata Usaha, Humas dan Rumah Tangga Bagian Umum Biro AUAK IAIN Pontianak, Gedung Biro AUAK IAIN Pontianak, Jalan Letnan Jenderal Soeprapto Nomor 19, Pontianak Kode Pos: 78122, Telphon/Faksmili: (0561) 734170, email: humas@iainptk.ac.id., dari tanggal 23 Januari s/d 08 Februari 2017. (Ralat tanggal penerimaan 23 Januari s/d 07 Februari 2017 dan tanggal 8 Februari 2017 pengumuman hasil seleksi)

Setelah berkas diterima, Bagian Umum Biro AUAK IAIN Pontianak melakukan seleksi administrasi dan diumumkan pada tanggal 08 s/d 10 Februari 2017. Tahap selanjutnya ialah tes wawancara akan dilaksanakan pada tanggal 13 s/d 14 Februari 2017. Adapun pengumuman kelulusan diumumkan pada tanggal 17 Februari 2017, kemudian pendantanganan kontrak pada tanggal 27 Februari 2017. Untuk informasi lengkapnya dapat dibaca pada papan pengumuman di Gedung Biro AUAK IAIN Pontianak.

Kabag. Umum IAIN Pontianak, Sumarman, S.Ag. menjelaskan bahwa pada dasarnya penerimaan pegawai Non-ASN IAIN Pontianak tahun anggaran 2017 ini menggunakan prinsip transparansi dan profesionalitas. “Prinsip transparansi bertujuan untuk keterbukaan dalam memberikan informasi kepada masyarakat umum dengan jujur dan adil, bukan untuk kalangan tertentu. Sedangkan prinsip proposionalitas bertujuan untuk menyaring orang-orang yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai dengan bidangnya, serta mempunyai niat untuk kerja. Oleh karena itu, diadakan tes wawancara untuk melihat tiga hal utama. Pertama untuk melihat kejiwaannya dalam tes psikologi. Kedua untuk melihat kemampuannya dalam melaksanakan sesuai dengan formasi yang didudukinya. Tidak kalah pentingnya ialah kemampuan keagamaannya, karena mereka bekerja di IAIN Pontianak yang merupakan instansi keagamaan di bawah Kementerian Agama Republik Indonesia,” tutupnya.




BI Sosialisasi Beasiswa Bank Indonesia Tahun 2017 dan Uang Baru Tahun 2016 di IAIN Pontianak

Generasi Baru Indonesia (GenBI) Komisariat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menyelenggarakan kegiatan “Kampoeng GenBI II” di Auditarium Syekh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak, 25 Januari 2017. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka untuk mensosialisasikan uang baru tahun EMISI 2016 dan beasiswa Bank Indonesia tahun 2017.

Kegiatan sosialisasi ini dibuka langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia  (BI) Provinsi Kalbar, Dwi Suslamanto dan dihadiri langsung oleh Rektor IAIN Pontianak, Dekan Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam (FSEI), Kajur Perbankan Syari’ah, dosen dan ratusan mahasiswa dengan penuh antusias ingin mendapatkan beasiswa BI tahun 2017 dan mengetahui perbedaan dan fitur baru rupiah.

Dalam sambutannya, Kepala KPw BI Kalbar menjelaskan bahwa beasiswa BI yang disalurkan merupakan salah satu program dari Bank Indonesia sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi dan kendala pendidikan di Indonesia. Penerima beasiswa BI ini diperuntukan kepada mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi negeri. Total perguruan tinggi di Indonesia yang menerima beasiswa sebanyak 80 perguruan tinggi, termasuk di dalamnya IAIN Pontianak dan Universitas Tanjungpura Pontianak yang berada di Kalimantan Barat.

Total perguruan tinggi di Indonesia yang menerima beasiswa sebanyak 80 perguruan tinggi dan termasuk 2 perguruan tinggi negeri di Pontianak yakni IAIN Pontianak dan Universitas Tanjungpura Pontianak. Secara keseluruhan penerima beasiswa BI di Indonesia sebanyak 3120 mahasiswa dan Kalbar tahun ini berjumlah 80 mahasiswa. Setiap tahun dan setiap perguruan tinggi ada 40 mahasiswa penerima,” ujar Kepala KPw BI Kalbar.

Terdapat sedikit perbedaan, terutama dalam hal jumlah beasiswa yang diterima oleh mahasiswa dari tahun 2016. Tahun lalu per bulan hanya Rp. 500 ribu dan sekarang bertambah 50 persen menjadi Rp. 750 ribu per bulan yang diterima setiap penerima beasiswa. Dwi berharap dengan adanya beasiswa BI tersebut dapat membantu peningkatan SDM Kalbar, sehingga Kalbar terus maju dan memiliki daya saing yang tinggi dalam berbagai hal.

Selain sosialisasi beasiswa BI 2017, KPw BI Kalbar bersama GenBI pada kesempatan tersebut melakukan sosialisasi uang rupiah baru tahun EMISI 2016. Pada kesempatan itu, Dwi juga menyinggung sedikit soal hebohnya lambang palu arit yang terdapat di dalam uang kertas baru tersebut. Terlepas dari persepsi dan tanggapan sebagian masyarakat soal lambang palu arit di kode pengamanan uang NKRI tersebut, Dwi mengklaim bahwa uang NKRI sudah dikenal secara luas pada masyarakat.




Dekan FTIK IAIN Pontianak: Lawan Hoax dengan Penerapan Etika & Tabayyun

Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd., Dekan Fakutas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menyambut dengan baik kegiatan Diskusi Publik Sosialisasi Hasil Survey Persepsi Orang Muda dan Pemetaan Internet – Sosial Media tentang Radikalisme dan Ekstremisme di Indonesia di Gedung Teater IAIN Pontianak, 25 Januari 2017.

Kegiatan yang diselenggarakan Gusdurian, Lakpesdam Kota Pontianak, dan Internasional NGO Forum On Indonesian Development (INFID) bekerjasama dengan FTIK IAIN Pontianak bertujuan untuk dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan semua elemen bangsa, khususnya di Kalimantan Barat dalam mengatasi perkembangan paham radikalisme dan ekstremisme di Indonesia lewat internet dan media sosial.

Berkaitan dengan hal tersebut, Dekan FTIK menaruh perhatian khusus terhadap dampak internet dan media sosial, terutama pada perkembangan paham radikalisme dan ekstrimisme yang dewasa ini sudah menjangkit kepada aliran-aliran sosial, politik, budaya dan ekomoni. Kita perlu mencegah dampak negatif ini yang sangat dekat sekali pada kalangan generasi muda, terutama dalam hal berita-berita yang dapat menimbulkan fitnah (Hoax), paham radikalisme dan ekstrimisme, serta pornografi.

Solusi yang diberikan oleh Dekan FTIK dalam mengatasi dampak negatif tersebut ialah kembali kepada apa-apa yang sudah tertera dalam al-Qur’an dan hadits. Dalam Islam, terdapat etika dalam Islam, yaitu seperti kalimat “kaulan syadida” (perkataan yang benar), “qaulan ma’rufa” (perkataan yang baik),  “qaulan layyina” (perkataan yang lembut), dan “qaulan karima” (perkataan yang mulia).

Kemudian Dekan menjelaskan bahwa, “Apabila terdapat informasi yang berbau SARA, Hoax dan sebagainya, maka kita harus bertabayyun (mengkroscek) terlebih dahulu berita yang telah sampai pada kita. Pertanyaannya ialah apakah kita sudah menerapkan etika-etika yang sudah diajarkan oleh dalam al-Qur’an dan hadits?” Inilah yang disampaikan Dekan dalam sambutannya dan sekaligus membuka kegiatan sosialisasi tersebut secara resmi.

Kegiatan sosialisasi ini menghadirkan dua pemateri yang menyampaikan hasil penelitian mereka, yaitu Beka Ulung Hapsara dari INFID yang menyampaikan materi tentang, “Pemetaan Narasi Ekstremisme di Media Sosial” dan Heru Prasetia dari Seknas Jaringan Gusdurian yang menyampaikan materi tentang “Laporan Mapping Media Sosial.” Kedua hasil penelitian tersebut kemudian dikomentari langsung oleh Ir. H. Edi Rusdi Kamtoro, MM., MT. (Wakil Walikota Kota Pontianak), Subro (Pegiat Perdamaian dan Resolusi Konflik), Dr. H. Wajidi Sayadi, M.Ag. (Ketua FKUB Provinsi Kal-Bar), Perwakilan dari Kodim 1207, Pengurus Ormas Kepemudaan, Etnis dan Mahasiswa, Kepala Sekolah, Jurnalis, Dosen dan Mahasiswa di lingkungan IAIN Pontianak.




IAIN Pontianak Inisiasi Pertemuan Pengelola Jurnal Se-Kalbar

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak sebagai pusat pengelolaan jurnal kampus memiliki beberapa jurnal ilmiah yang telah terbit secara berkala, baik yang dikelola LP2M sendiri, maupun dikelola oleh masing-masing Fakultas. Dalam beberapa tahun terakhir, pengelolaan jurnal yang menjadi tugas LP2M terus menjadi perhatian, terlebih dikeluarkannya edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait kewajiban publikasi karya ilmiah tertulis dalam bentuk online bagi semua jurnal ilmiah.

Wakil Rektor III, Dr. Zaenuddin MA, MA. mengatakan, apa yang dilakukan IAIN Pontianak saat ini telah sejalan dengan instruksi dan kebijakan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Semua jurnal ilmiah yang ada sudah online, praktis akan banyak diakses. Jurnal online merupakan jurnal ilmiah berbentuk cetak yang ditransformasi ke teknologi informasi. Jurnal online bertujuan untuk kemudahan dan kenyamanan dan juga untuk merespons keterbukaan informasi agar karya ilmiah mudah diakses.

Dari 6 jurnal yang ada di IAIN Pontianak, dua diantaranya sudah terindeksasi Directory of Open Access Journals (DOAJ). Seperti yang telah diketahui, DOAJ merupakan situs ilmiah yang memuat daftar direktori jurnal akses terbuka (open access) dari seluruh dunia. DOAJ pertama kali diluncurkan pada tahun 2003 di Universitas Lund Swedia, lalu diambil alih pengelolaannya oleh Infrastructure Services for Open Access (IS4OA) sejak bulan Januari 2013.

DOAJ adalah salah satu dari daftar jurnal yang paling terkenal. Indeks umum yang berguna untuk orang-orang yang melakukan pencarian luas untuk konten penelitian yang dicari. Indeks lain melangkah lebih jauh dan tidak hanya mencakup daftar judul, tetapi juga memungkinkan untuk mencari artikel individu. Indeks digunakan untuk pencarian yang lebih tepat, sering didasarkan pada kata kunci atau istilah subjek. Web of Science (WOS) adalah contoh yang baik dari layanan pengindeksan utama.

DOAJ menjadi titik awal layanan referensi dan materi ilmiah yang bersifat open access (akses terbuka). Visibilitas dan kemudahan akses jurnal ilmiah terbuka diharapkan dapat terangkat sehingga akan meningkatkan pemakaian dan dampak kegunaan jurnal ilmiah itu sendiri secara menyeluruh. Saat ini tercatat telah ada lebih dari 9000 judul jurnal terbuka yang terdaftar, berasal dari 130 negara dengan lebih dari 2,2 juta artikel ilmiah. Dari keseluruhan karya ilmiah tersebut terdapat lebih dari 41 ribu karya ilmiah yang berasal dari Indonesia.

Secara umum, semua jurnal IAIN Pontianak terbit dua kali setahun, dan cakupannya nasional. Pencapaian indeksasi DOAJ merupakan bukti bahwa komitmen pimpinan telah menjadi satu faktor penting dalam usaha pengembangan jurnal di IAIN Pontianak. Komitmen pimpinan telah mendorong kerja keras tim jurnal IAIN Pontianak untuk melakukan berbagai langkah dan upaya, sehingga jurnal ilmiah di IAIN Pontianak dapat mengejar ketertinggalanya dari kampus-kampus lain yang telah lebih dahulu memulai pengembangan jurnal ilmiahnya.

Pencapaian indeksasi oleh DOAJ untuk Jurnal Al Albab dan Jurnal At-Turats adalah salah satu bukti bahwa pengelola jurnal IAIN Pontianak telah berjejaring dengan berbagai pihak. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan mengirimkan salah satu anggota Tim Jurnal IAIN Pontianak untuk mengikuti Munas pertama Relawan Jurnal Indonesia (RJI) di Yogyakarta, yaitu Setia Purwadi yang merupakan admin Jurnal Al-Albab. RJI adalah sebuah organisasi tempat berkumpulnya para pengelola dan aktivis jurnal ilmiah dari berbagai kampus/lembaga di Indonesia yang memiliki komitmen untuk mengembangkan jurnal ilmiah di Indonesia melalui saling membantu satu sama lain.

Ya kami merasa gembira dengan masuknya Jurnal Al Albab dan Jurnal AtTurats di DOAJ dan ini tentu saja membuat kami merasa bangga atas kerja tim jurnal IAIN Pontianak. Konsekuensinya, LP2M khususnya sebagai tempat bernaung jurnal ilmiah IAIN Pontianak harus terus memperbaiki dan mengembangkan diri,” tutup Zaenuddin.

Hari ini (10/1) pengelola jurnal IAIN Pontianak menginisiasi pertemuan pengelola jurnal dan workshop pengenalan OJS yang terhimpun dalam Relawan Jurnal Indonesia wilayah Kalimantan Barat. Zaenuddin mengatakan berkumpulnya pengelola jurnal (Kop-Dar) dalam RJI Korda Kal-Bar telah menjadi satu babak baru dalam usaha meningkatkan kialitas jurnal ilmiah di Kalimantan Barat. Diikuti oleh lebih dari 40 orang dari perwakilan 11 kampus yang ada di 4 Kabupaten/Kota. Kop-Dar menjadi wadah yang strategis dalam rangka memfasilitasi para pengelola jurnal di Kal-Bar untuk saling membantu dan menginspirasi peningkatan kualitas jurnal ilmiah, utamanya dalam menyikapi kebijakan online dan OJS jurnal oleh DIKTI. Selamat untuk Relawan Jurnal Indonesia.




IAIN Pontianak dan Pengadilan Agama Pontianak Lanjutkan Kerjasama Bidang Pos Bantuan Hukum

Mengawali tahun 2017, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak dan Pengadilan Agama Pontianak Kelas 1-A melakukan kerjasama dalam bidang Pos Bantuan Hukum. Piagam kerjasama ini ditandatangani langsung oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. Hamka Siregar, M.Ag.  dan Ketua Pengadilan Agama Pontianak Kelas 1-A, Drs. H. Darmuji, SH., MH., di Ruang Ketua Pengadilan Agama Pontianak Kelas 1-A pada tanggal 09 Januari 2017.

Dalam piagam kerjasama tersebut, IAIN Pontianak diberikan tugas untuk memberikan jasa hukum dalam Pos Bantuan Hukum. Adapun jenis-jenis yang diberikan oleh Pos Bantuan Hukum bagi masyarakat yang kurang mampu di pengadilan, berupa pemberian informasi; konsultasi; advis dan pembuatan surat gugatan atau permohonan yang diberikan kepada penggugat/pemohon dan tergugat/termohon. MoU kerjasama ini berdasarkan pada Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan.

Jangka waktu kerjasama dalam bidang Pos Bantuan Hukum adalah 1 tahun, yaitu terhitung sejak tanggal 03 Januari 2017- 31 Desember 2017 dan sudah berlangsung selama 6 tahun. Sedangkan besar imbalan jasa yang diterima oleh Pos Bantuan Hukum selama 1 tahun adalah Rp. 84.000.000. Dana imbalan jasa tersebut dibebankan pada DIPA Pengadilan Agama Pontianak Kelas 1-A tahun 2017 berdasarkan dengan surat pengesahan DIPA Nomor: 005.04.2-402362/2017 tertanggal 16 Desember 2016.

Sebelum mendandatangani piagam kerjasama tersebut, Rektor dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Ketua Pengadilan Agama Pontianak Kelas 1-A yang telah menerima dan bersedia memperpanjang MoU kerjasama dengan IAIN Pontianak. Rektor berharap bahwa kerjasama ini dapat menjadi nilai tambah bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori-teori yang mereka dapat di kampus dan dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Saya berharap kerjasama ini dapat menjadi nilai tambah bagi mahasiswa, karena bagaimanapun mereka (mahasiswa) membutuhkan media untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang mereka dapat di kampus yang terkadang berbeda dengan apa yang terjadi di lapangan. Saya berharap kerjasama yang sudah berlangsung selama 6 tahun ini dapat terus berjalan dengan baik,” harap Rektor.

Penandatanganan piagam kerjasama ini disambut baik oleh Ketua Pengadilan Agama Pontianak Kelas 1-A dan Rektor IAIN Pontianak yang didampingi oleh Ketua Lembaga Bantuan Hukum IAIN Pontianak, Sukardi, M.Hum. Kedua belah pihak berkomitmen dan berharap agar kerjasama ini tetap terus berjalan dengan baik dalam rangka untuk meningkatkan kompetensi lulusan IAIN Pontianak dan dapat bermanfaat di dunia peradilan pada khususnya.




Hari Amal Bhakti Kementerian Agama Ke-71 Tahun, Rektor IAIN Pontianak Bacakan Sambutan Menteri Agama

Selasa, 3 Januari 2017 halaman Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kalimantan Barat dipenuhi oleh para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama se-Kalimantan Barat dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti (HAB) Kemenag Republik Indonesia Ke-71. Dalam kesempatan tersebut, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. diberikan kehormatan sebagai pembina upacara dan membacakan sambutan Menteri Agama Republik Indonesia.

Dengan tema “Bersih Melayani” dan motto “Lebih Dekat Melayani Umat” yang diusung dalam HAB Kemenag RI Ke-71, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin berharap dalam peringatan ulang tahun Kemenag dapat memperkuat komitmen kita semua terhadap integritas dan etos kerja sebagai pelayan masyarakat dan pengayom semua umat beragama. Selain itu, Menteri Agama mengajak seluruh jajaran ASN Kemenag untuk mengembangkan wawasan, meningkatkan ketrampilan dan kesigapan dalam bertugas, serta menyingkirkan ego sektoral, sektarianisme, dan sejenisnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Agama juga menyampaikan kinerja positif dan negatif Kemenag RI selama tahun 2016. Di antara beberapa kinerja positif Kemenag RI, yaitu indeks kepuasan jemaah haji terus naik, indeks kerukunan umat beragama masih tinggi, dan indeks reformasi birokrasi naik peringkat dari CC menjadi B yang berimplikasi naiknya tunjangan kinerja menjadi 60% (awalnya 40%). Terdapat pula sejumlah penghargaan seperti; penghargaan dari Presiden sebagai Penyedia Layanan BLU dengan Akses Terjangkau, penghargaan dari Kemenkeu sebagai Kementerian dengan Kontribusi PNBP terbesar dalam APBN, penghargaan ganda sebagai Pemrakarsa Proyek Infrastruktur Berbiaya Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan Investor Utama Sukuk Negara Domestik.

Di sisi lain, Kemenag juga mendapatkan penilaian kinerja negatif selama tahun 2016. Di antaranya ialah penilaian dalam hal pemenuhan standar layanan publik yang masih bertanda warna kuning atau belum begitu bagus oleh Ombudsman Nasional dan turun predikat dari WTP menjadi WDP dalam audit keuangan oleh BPK, serta masih ada keluhan-keluhan publik yang belum terselesaikan secara tuntas.

Terhadap kinerja-kinerja positif, marilah bersyukur dan teruslah istiqomah (konsisten) dalam jalur yang baik. Sebaliknya, marilah segera kita benahi catatan-catatan negatif yang tersisa. Sebab itulah, tema “Bersih Melayani” (tema HAB 2016) masih tetap dipertahankan. Tema itu juga dilengkapi dengan motto “Lebih Dekat Melayani Umat” yang bermakna kita harus lebih peka mendeteksi aspirasi masyarakat, lebih sigap membereskan masalah, dan lebih cekatan memenuhi kebutuhan umat.”

Sebelum mengakhiri sambutannya, Menteri Agama berpesan agar senantiasa menjaga marwah kementerian sebagai organisasi yang sarat dengan nilai, kultur, dan tradisi baik, serta memelihara silaturrahim kepada para senior yang pernah menjabat di masa lampau untuk mempelajari dan menghargai jasa mereka yang telah memberikan kontribusinya kepada umat, bangsa, negara dan organisasi Kementerian Agama pada eranya masing-masing. Inilah pesan dan harapan yang disampaikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia yang dibacakan oleh Rektor IAIN Pontianak kepada seluruh jajaran ASN Kementerian Agama di Pontianak.




Dr. H. Hermansyah, M.Ag: Tantangan dan Ancaman dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Akhir tahun 2016, bertepatan pada hari Jum’at tanggal 30 Desember 2016, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar Dialog Kebangsaan dengan tema, “Mengukuhkan Nilai-Nilai Kebangsaan dalam Bingkai NKRI” di Auditarium Syekh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Dialog kebangsaan ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Herviani, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan “Hymne IAIN Pontianak.”

Rektor IAIN Pontianak yang diwakili oleh Wakil Rektor I IAIN Pontianak, Dr. H. Hermansyah, M.Ag. memberikan sambutan dan sekaligus membuka kegiatan Dialog Kebangsaan ini secara resmi. Sebagai pengantar dalam sambutannya, Warek I menekankan bahwa tugas kita sebagai warga Negara Indonesia semakin berat dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tantangan dan ancaman yang timbul semakin hari semakin besar, kuat dan sangat mengkhawatirkan Bangsa Indonesia.

Selanjutnya, Warek I menyampaikan beberapa hal dalam konteks kebangsaan untuk menjaga keutuhan NKRI. Pertama adalah ancaman dan tantangan dari dalam (internal). Warek I menitikberatkan kepada sikap internal keagaman dalam menyikapi perbedaan pemahaman keagaman. Terdapat perpecahan umat Islam karena perbedaan pemahaman internal keagamaan.“Kadang-kadang kita bisa toleran dengan orang yang berbeda agama, tetapi terkadang kita tidak bisa toleran dengan perbedaan aliran dalam internal agama kita sendiri,“ paparnya.

Ancaman sebenarnya tidak berpengaruh apa-apa, selama kita bisa menghargai perbedaan itu secara arif. Perbedaan itu tidak mungkin kita hidari, karena tidak ada ototritas tunggal dalam menafsiri agama pada saat ini. Tidak ada cara lain selain kita menghargai perbedaan-perbedaan itu sendiri,” tegas Warek I.

Kedua adalah ancaman dan tantangan dari luar (eksternal). Dalam menjelaskan faktor eksternal ini, banyak hal yang mendapatkan perhatian khusus oleh Warek I. Istilah yang digunakan oleh Warek I untuk menjelaskan faktor eksternal ini adalah proxy war, yaitu perang yang terjadi ketika lawan kekuatan menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti perkelahian secara langsung. Di antaranya proxy war tersebut adalah serbuan narkoba, barang ilegal, pekerja asing masuk di Indonesia, perdagangan dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Dalam menjelaskan proxy war tersebut, Warek I memberikan contoh serbuan barang-barang dari luar negeri dengan tujuan untuk menghancurkan perekonomian di Indonesia. “Di Vietnam harga beras adalah 7.000, kemudian mereka menjual di importir kita (Indonesia) seharga 4.000. Di antara maknanya adalah dalam rangka untuk menghancurkan pertanian padi kita, supaya petani kita tidak mau menanam padi. Tetapi setelah tidak ada lagi petani yang menanam padi, maka akan datang serbuan beras dari luar dengan harga yang mahal. Berapapun harganya kita akan beli, karena merupakan bahan pokok kita.” Jelas Warek I.

Untuk menghadapi tantangan dan ancaman tersebut, solusi yang diberikan oleh Warek I adalah memperkuat diri kita sendiri secara internal sebagai sebuah negara. Warek I yakin, apabila kita kuat secara internal, apapun serbuan yang datang kepada kita, itu tidak akan menjadi masalah bagi bangsa ini. Adapun yang jauh lebih penting menurut Warek I adalah kita mengurus kita sendiri untuk menjadi bangsa yang kuat dan siap menghadapi berbagia keadaan. Inilah yang disampaikan oleh Warek I kepada para peserta untuk meningkatkan dan memantapkan wawasan kebangsaan.

Dialog kebangsaan ini menghadirkan tiga nara sumber. Mereka ialah Direktur Center for Acceleration of Inter-Religious and Ethnic Understanding (CAIREU) IAIN Pontianak, Eka Hendry AR, S.Ag., S.Pd., M.Si.; Pangdam XII Tanjungpura yang diwakili oleh Mayor Inpantri Rustam Effendi Hasibuan, M.Ag. dan Kapolda Kalimantan Barat yang diwakili oleh Kabiro Humas Kombespol Suhardi SW, S.H., M.Si. Ketiga nara sumber merupakan representasi yang pas dan tepat untuk dijadikan sebagai acuan dalam menghadapi problem-problem kebangsaan dan mendapatkan antusias lebih dari 200 peserta.




Tri Pusat Pendidikan dan Kearifan Lokal Ranah Penelitian Mahasiswa Jurusan PAI FTIK IAIN Pontianak

Hubungan antara tri pusat pendidikan dengan kearifan lokal umat Islam setempat dapat menjadi “ladang masalah” bagi para mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak dalam sebuah penelitian. Ini yang disampaikan oleh Sekretaris Jurusan PAI, Syamsul Kurniawan, M.Si. dalam Forum Konsolidasi dan Diskusi Mahasiswa FTIK IAIN Pontianak.

Adapun tri pusat pendidikan yang dimaksud di sini adalah istilah yang digunakan oleh Ki Hadjar Dewantara untuk menggambarkan tiga pusat yang secara bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya, yaitu pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Apabila ketiga lingkungan tersebut dihubungkan dengan kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat yang beragama Islam, maka judul-judul penelitian yang dihasilkan sangat bagus dan relevan diteliti oleh para mahasiswa Jurusan PAI FTIK IAIN Pontianak.

Lebih lanjut, Syamsul menjelaskan secara rinci beserta contohnya judul-judul penelitian yang dapat diteliti oleh mahasiswa Jurusan PAI terkait keterhubungan antara tri pusat pendidikan dengan kearifan lokal umat Islam. Pertama, pendidikan di lingkungan keluarga. Pola-pola khas pendidikan yang sudah menjadi budaya oleh masyarakat muslim dapat dikaji menjadi sebuah penelitian, seperti “Tradisi Pantang Larang Orang Melayu.” Dalam tradisi tersebut, terdapat banyak pantangan ataupun larangan yang harus diamalkan oleh orang Melayu, seperti dilarang bersiul dalam rumah, nanti ular masuk, dilarang mengintip orang mandi, nanti mata bengkak dan sebagainya. Contoh judul penelitian yang dapat diangkat menjadi sebuah skripsi ialah, “Nilai-Nilai Pendidikan dalam Pantang Larang Orang Madura di Batas Kota Pontianak: Penerapan Pantang Larang sebagai Media Pendidikan Orang Madura di Desa Kapur.”

Kedua adalah pendidikan di lingkungan sekolah sampai perguruan tinggi. Permasalahan yang dapat dikaji dalam sebuah penelitian ialah kurikulum muatan lokal di sekolah, kaitan pelajaran atau mata kuliah di sekolah atau perguruan tinggi dalam rangka merawat kearifan lokal, pendidikan berwawasan kearifan lokal, manajemen kepala sekolah, dan lain-lain. Di antara judul penelitian yang dapat diangkat menjadi sebuah skripsi seperti, “Motivasi Berjilbab di kalangan Mahasiswa IAIN Pontianak Asal Kabupaten Mempawah Perspektif Pendidikan Islam.”

Ketiga ialah pendidikan di lingkungan masyarakat. Permasalahan yang dapat dikaji dan dapat dijadikan sebuah penelitian di lingkungan masyarakat ialah tradisi dan upacara adat di masyarakat, cerita rakyat, naskah kuno yang ditemukan di masyarakat, pantun, organisasi paguyuban, tokoh-tokoh lokal yang punya kontribusi dalam pendidikan Islam, dan sebagainya. Contoh judul penelitian yang dapat diangkat, seperti “Kontribusi KH. Yusuf Saigon dalam Merintis Pendidikan Islam di Kota Pontianak.” Tri pusat pendidikan inilah yang ditekankan Syamsul kepada para peserta yang dapat dijadikan sebagai alternatif penelitian bagi mahasiswa dengan catatan, harus dihubungkan dengan kearifan lokal umat Islam setempat.

Forum konsolidasi dan diskusi mahasiswa yang dilaksakan di Pendopo FTIK IAIN Pontianak pada tanggal 02 Desember 2016 ini merupakan salah satu program dari Jurusan PAI FTIK IAIN Pontianak untuk meningkatkan kualitas hasil penelitian mahasiswa Jurusan PAI. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan program Jurusan PAI yang disesuaikan dengan indikator-indikator yang terdapat dalam borang akreditasi Jurusan PAI FTIK IAIN Pontianak.