IAIN Pontianak Inisiasi Pertemuan Pengelola Jurnal Se-Kalbar

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak sebagai pusat pengelolaan jurnal kampus memiliki beberapa jurnal ilmiah yang telah terbit secara berkala, baik yang dikelola LP2M sendiri, maupun dikelola oleh masing-masing Fakultas. Dalam beberapa tahun terakhir, pengelolaan jurnal yang menjadi tugas LP2M terus menjadi perhatian, terlebih dikeluarkannya edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait kewajiban publikasi karya ilmiah tertulis dalam bentuk online bagi semua jurnal ilmiah.

Wakil Rektor III, Dr. Zaenuddin MA, MA. mengatakan, apa yang dilakukan IAIN Pontianak saat ini telah sejalan dengan instruksi dan kebijakan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Semua jurnal ilmiah yang ada sudah online, praktis akan banyak diakses. Jurnal online merupakan jurnal ilmiah berbentuk cetak yang ditransformasi ke teknologi informasi. Jurnal online bertujuan untuk kemudahan dan kenyamanan dan juga untuk merespons keterbukaan informasi agar karya ilmiah mudah diakses.

Dari 6 jurnal yang ada di IAIN Pontianak, dua diantaranya sudah terindeksasi Directory of Open Access Journals (DOAJ). Seperti yang telah diketahui, DOAJ merupakan situs ilmiah yang memuat daftar direktori jurnal akses terbuka (open access) dari seluruh dunia. DOAJ pertama kali diluncurkan pada tahun 2003 di Universitas Lund Swedia, lalu diambil alih pengelolaannya oleh Infrastructure Services for Open Access (IS4OA) sejak bulan Januari 2013.

DOAJ adalah salah satu dari daftar jurnal yang paling terkenal. Indeks umum yang berguna untuk orang-orang yang melakukan pencarian luas untuk konten penelitian yang dicari. Indeks lain melangkah lebih jauh dan tidak hanya mencakup daftar judul, tetapi juga memungkinkan untuk mencari artikel individu. Indeks digunakan untuk pencarian yang lebih tepat, sering didasarkan pada kata kunci atau istilah subjek. Web of Science (WOS) adalah contoh yang baik dari layanan pengindeksan utama.

DOAJ menjadi titik awal layanan referensi dan materi ilmiah yang bersifat open access (akses terbuka). Visibilitas dan kemudahan akses jurnal ilmiah terbuka diharapkan dapat terangkat sehingga akan meningkatkan pemakaian dan dampak kegunaan jurnal ilmiah itu sendiri secara menyeluruh. Saat ini tercatat telah ada lebih dari 9000 judul jurnal terbuka yang terdaftar, berasal dari 130 negara dengan lebih dari 2,2 juta artikel ilmiah. Dari keseluruhan karya ilmiah tersebut terdapat lebih dari 41 ribu karya ilmiah yang berasal dari Indonesia.

Secara umum, semua jurnal IAIN Pontianak terbit dua kali setahun, dan cakupannya nasional. Pencapaian indeksasi DOAJ merupakan bukti bahwa komitmen pimpinan telah menjadi satu faktor penting dalam usaha pengembangan jurnal di IAIN Pontianak. Komitmen pimpinan telah mendorong kerja keras tim jurnal IAIN Pontianak untuk melakukan berbagai langkah dan upaya, sehingga jurnal ilmiah di IAIN Pontianak dapat mengejar ketertinggalanya dari kampus-kampus lain yang telah lebih dahulu memulai pengembangan jurnal ilmiahnya.

Pencapaian indeksasi oleh DOAJ untuk Jurnal Al Albab dan Jurnal At-Turats adalah salah satu bukti bahwa pengelola jurnal IAIN Pontianak telah berjejaring dengan berbagai pihak. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan mengirimkan salah satu anggota Tim Jurnal IAIN Pontianak untuk mengikuti Munas pertama Relawan Jurnal Indonesia (RJI) di Yogyakarta, yaitu Setia Purwadi yang merupakan admin Jurnal Al-Albab. RJI adalah sebuah organisasi tempat berkumpulnya para pengelola dan aktivis jurnal ilmiah dari berbagai kampus/lembaga di Indonesia yang memiliki komitmen untuk mengembangkan jurnal ilmiah di Indonesia melalui saling membantu satu sama lain.

Ya kami merasa gembira dengan masuknya Jurnal Al Albab dan Jurnal AtTurats di DOAJ dan ini tentu saja membuat kami merasa bangga atas kerja tim jurnal IAIN Pontianak. Konsekuensinya, LP2M khususnya sebagai tempat bernaung jurnal ilmiah IAIN Pontianak harus terus memperbaiki dan mengembangkan diri,” tutup Zaenuddin.

Hari ini (10/1) pengelola jurnal IAIN Pontianak menginisiasi pertemuan pengelola jurnal dan workshop pengenalan OJS yang terhimpun dalam Relawan Jurnal Indonesia wilayah Kalimantan Barat. Zaenuddin mengatakan berkumpulnya pengelola jurnal (Kop-Dar) dalam RJI Korda Kal-Bar telah menjadi satu babak baru dalam usaha meningkatkan kialitas jurnal ilmiah di Kalimantan Barat. Diikuti oleh lebih dari 40 orang dari perwakilan 11 kampus yang ada di 4 Kabupaten/Kota. Kop-Dar menjadi wadah yang strategis dalam rangka memfasilitasi para pengelola jurnal di Kal-Bar untuk saling membantu dan menginspirasi peningkatan kualitas jurnal ilmiah, utamanya dalam menyikapi kebijakan online dan OJS jurnal oleh DIKTI. Selamat untuk Relawan Jurnal Indonesia.




IAIN Pontianak dan Pengadilan Agama Pontianak Lanjutkan Kerjasama Bidang Pos Bantuan Hukum

Mengawali tahun 2017, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak dan Pengadilan Agama Pontianak Kelas 1-A melakukan kerjasama dalam bidang Pos Bantuan Hukum. Piagam kerjasama ini ditandatangani langsung oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. Hamka Siregar, M.Ag.  dan Ketua Pengadilan Agama Pontianak Kelas 1-A, Drs. H. Darmuji, SH., MH., di Ruang Ketua Pengadilan Agama Pontianak Kelas 1-A pada tanggal 09 Januari 2017.

Dalam piagam kerjasama tersebut, IAIN Pontianak diberikan tugas untuk memberikan jasa hukum dalam Pos Bantuan Hukum. Adapun jenis-jenis yang diberikan oleh Pos Bantuan Hukum bagi masyarakat yang kurang mampu di pengadilan, berupa pemberian informasi; konsultasi; advis dan pembuatan surat gugatan atau permohonan yang diberikan kepada penggugat/pemohon dan tergugat/termohon. MoU kerjasama ini berdasarkan pada Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan.

Jangka waktu kerjasama dalam bidang Pos Bantuan Hukum adalah 1 tahun, yaitu terhitung sejak tanggal 03 Januari 2017- 31 Desember 2017 dan sudah berlangsung selama 6 tahun. Sedangkan besar imbalan jasa yang diterima oleh Pos Bantuan Hukum selama 1 tahun adalah Rp. 84.000.000. Dana imbalan jasa tersebut dibebankan pada DIPA Pengadilan Agama Pontianak Kelas 1-A tahun 2017 berdasarkan dengan surat pengesahan DIPA Nomor: 005.04.2-402362/2017 tertanggal 16 Desember 2016.

Sebelum mendandatangani piagam kerjasama tersebut, Rektor dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Ketua Pengadilan Agama Pontianak Kelas 1-A yang telah menerima dan bersedia memperpanjang MoU kerjasama dengan IAIN Pontianak. Rektor berharap bahwa kerjasama ini dapat menjadi nilai tambah bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori-teori yang mereka dapat di kampus dan dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Saya berharap kerjasama ini dapat menjadi nilai tambah bagi mahasiswa, karena bagaimanapun mereka (mahasiswa) membutuhkan media untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang mereka dapat di kampus yang terkadang berbeda dengan apa yang terjadi di lapangan. Saya berharap kerjasama yang sudah berlangsung selama 6 tahun ini dapat terus berjalan dengan baik,” harap Rektor.

Penandatanganan piagam kerjasama ini disambut baik oleh Ketua Pengadilan Agama Pontianak Kelas 1-A dan Rektor IAIN Pontianak yang didampingi oleh Ketua Lembaga Bantuan Hukum IAIN Pontianak, Sukardi, M.Hum. Kedua belah pihak berkomitmen dan berharap agar kerjasama ini tetap terus berjalan dengan baik dalam rangka untuk meningkatkan kompetensi lulusan IAIN Pontianak dan dapat bermanfaat di dunia peradilan pada khususnya.




Hari Amal Bhakti Kementerian Agama Ke-71 Tahun, Rektor IAIN Pontianak Bacakan Sambutan Menteri Agama

Selasa, 3 Januari 2017 halaman Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kalimantan Barat dipenuhi oleh para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama se-Kalimantan Barat dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti (HAB) Kemenag Republik Indonesia Ke-71. Dalam kesempatan tersebut, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. diberikan kehormatan sebagai pembina upacara dan membacakan sambutan Menteri Agama Republik Indonesia.

Dengan tema “Bersih Melayani” dan motto “Lebih Dekat Melayani Umat” yang diusung dalam HAB Kemenag RI Ke-71, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin berharap dalam peringatan ulang tahun Kemenag dapat memperkuat komitmen kita semua terhadap integritas dan etos kerja sebagai pelayan masyarakat dan pengayom semua umat beragama. Selain itu, Menteri Agama mengajak seluruh jajaran ASN Kemenag untuk mengembangkan wawasan, meningkatkan ketrampilan dan kesigapan dalam bertugas, serta menyingkirkan ego sektoral, sektarianisme, dan sejenisnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Agama juga menyampaikan kinerja positif dan negatif Kemenag RI selama tahun 2016. Di antara beberapa kinerja positif Kemenag RI, yaitu indeks kepuasan jemaah haji terus naik, indeks kerukunan umat beragama masih tinggi, dan indeks reformasi birokrasi naik peringkat dari CC menjadi B yang berimplikasi naiknya tunjangan kinerja menjadi 60% (awalnya 40%). Terdapat pula sejumlah penghargaan seperti; penghargaan dari Presiden sebagai Penyedia Layanan BLU dengan Akses Terjangkau, penghargaan dari Kemenkeu sebagai Kementerian dengan Kontribusi PNBP terbesar dalam APBN, penghargaan ganda sebagai Pemrakarsa Proyek Infrastruktur Berbiaya Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan Investor Utama Sukuk Negara Domestik.

Di sisi lain, Kemenag juga mendapatkan penilaian kinerja negatif selama tahun 2016. Di antaranya ialah penilaian dalam hal pemenuhan standar layanan publik yang masih bertanda warna kuning atau belum begitu bagus oleh Ombudsman Nasional dan turun predikat dari WTP menjadi WDP dalam audit keuangan oleh BPK, serta masih ada keluhan-keluhan publik yang belum terselesaikan secara tuntas.

Terhadap kinerja-kinerja positif, marilah bersyukur dan teruslah istiqomah (konsisten) dalam jalur yang baik. Sebaliknya, marilah segera kita benahi catatan-catatan negatif yang tersisa. Sebab itulah, tema “Bersih Melayani” (tema HAB 2016) masih tetap dipertahankan. Tema itu juga dilengkapi dengan motto “Lebih Dekat Melayani Umat” yang bermakna kita harus lebih peka mendeteksi aspirasi masyarakat, lebih sigap membereskan masalah, dan lebih cekatan memenuhi kebutuhan umat.”

Sebelum mengakhiri sambutannya, Menteri Agama berpesan agar senantiasa menjaga marwah kementerian sebagai organisasi yang sarat dengan nilai, kultur, dan tradisi baik, serta memelihara silaturrahim kepada para senior yang pernah menjabat di masa lampau untuk mempelajari dan menghargai jasa mereka yang telah memberikan kontribusinya kepada umat, bangsa, negara dan organisasi Kementerian Agama pada eranya masing-masing. Inilah pesan dan harapan yang disampaikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia yang dibacakan oleh Rektor IAIN Pontianak kepada seluruh jajaran ASN Kementerian Agama di Pontianak.




Dr. H. Hermansyah, M.Ag: Tantangan dan Ancaman dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Akhir tahun 2016, bertepatan pada hari Jum’at tanggal 30 Desember 2016, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar Dialog Kebangsaan dengan tema, “Mengukuhkan Nilai-Nilai Kebangsaan dalam Bingkai NKRI” di Auditarium Syekh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Dialog kebangsaan ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Herviani, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan “Hymne IAIN Pontianak.”

Rektor IAIN Pontianak yang diwakili oleh Wakil Rektor I IAIN Pontianak, Dr. H. Hermansyah, M.Ag. memberikan sambutan dan sekaligus membuka kegiatan Dialog Kebangsaan ini secara resmi. Sebagai pengantar dalam sambutannya, Warek I menekankan bahwa tugas kita sebagai warga Negara Indonesia semakin berat dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tantangan dan ancaman yang timbul semakin hari semakin besar, kuat dan sangat mengkhawatirkan Bangsa Indonesia.

Selanjutnya, Warek I menyampaikan beberapa hal dalam konteks kebangsaan untuk menjaga keutuhan NKRI. Pertama adalah ancaman dan tantangan dari dalam (internal). Warek I menitikberatkan kepada sikap internal keagaman dalam menyikapi perbedaan pemahaman keagaman. Terdapat perpecahan umat Islam karena perbedaan pemahaman internal keagamaan.“Kadang-kadang kita bisa toleran dengan orang yang berbeda agama, tetapi terkadang kita tidak bisa toleran dengan perbedaan aliran dalam internal agama kita sendiri,“ paparnya.

Ancaman sebenarnya tidak berpengaruh apa-apa, selama kita bisa menghargai perbedaan itu secara arif. Perbedaan itu tidak mungkin kita hidari, karena tidak ada ototritas tunggal dalam menafsiri agama pada saat ini. Tidak ada cara lain selain kita menghargai perbedaan-perbedaan itu sendiri,” tegas Warek I.

Kedua adalah ancaman dan tantangan dari luar (eksternal). Dalam menjelaskan faktor eksternal ini, banyak hal yang mendapatkan perhatian khusus oleh Warek I. Istilah yang digunakan oleh Warek I untuk menjelaskan faktor eksternal ini adalah proxy war, yaitu perang yang terjadi ketika lawan kekuatan menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti perkelahian secara langsung. Di antaranya proxy war tersebut adalah serbuan narkoba, barang ilegal, pekerja asing masuk di Indonesia, perdagangan dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Dalam menjelaskan proxy war tersebut, Warek I memberikan contoh serbuan barang-barang dari luar negeri dengan tujuan untuk menghancurkan perekonomian di Indonesia. “Di Vietnam harga beras adalah 7.000, kemudian mereka menjual di importir kita (Indonesia) seharga 4.000. Di antara maknanya adalah dalam rangka untuk menghancurkan pertanian padi kita, supaya petani kita tidak mau menanam padi. Tetapi setelah tidak ada lagi petani yang menanam padi, maka akan datang serbuan beras dari luar dengan harga yang mahal. Berapapun harganya kita akan beli, karena merupakan bahan pokok kita.” Jelas Warek I.

Untuk menghadapi tantangan dan ancaman tersebut, solusi yang diberikan oleh Warek I adalah memperkuat diri kita sendiri secara internal sebagai sebuah negara. Warek I yakin, apabila kita kuat secara internal, apapun serbuan yang datang kepada kita, itu tidak akan menjadi masalah bagi bangsa ini. Adapun yang jauh lebih penting menurut Warek I adalah kita mengurus kita sendiri untuk menjadi bangsa yang kuat dan siap menghadapi berbagia keadaan. Inilah yang disampaikan oleh Warek I kepada para peserta untuk meningkatkan dan memantapkan wawasan kebangsaan.

Dialog kebangsaan ini menghadirkan tiga nara sumber. Mereka ialah Direktur Center for Acceleration of Inter-Religious and Ethnic Understanding (CAIREU) IAIN Pontianak, Eka Hendry AR, S.Ag., S.Pd., M.Si.; Pangdam XII Tanjungpura yang diwakili oleh Mayor Inpantri Rustam Effendi Hasibuan, M.Ag. dan Kapolda Kalimantan Barat yang diwakili oleh Kabiro Humas Kombespol Suhardi SW, S.H., M.Si. Ketiga nara sumber merupakan representasi yang pas dan tepat untuk dijadikan sebagai acuan dalam menghadapi problem-problem kebangsaan dan mendapatkan antusias lebih dari 200 peserta.




Tri Pusat Pendidikan dan Kearifan Lokal Ranah Penelitian Mahasiswa Jurusan PAI FTIK IAIN Pontianak

Hubungan antara tri pusat pendidikan dengan kearifan lokal umat Islam setempat dapat menjadi “ladang masalah” bagi para mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak dalam sebuah penelitian. Ini yang disampaikan oleh Sekretaris Jurusan PAI, Syamsul Kurniawan, M.Si. dalam Forum Konsolidasi dan Diskusi Mahasiswa FTIK IAIN Pontianak.

Adapun tri pusat pendidikan yang dimaksud di sini adalah istilah yang digunakan oleh Ki Hadjar Dewantara untuk menggambarkan tiga pusat yang secara bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya, yaitu pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Apabila ketiga lingkungan tersebut dihubungkan dengan kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat yang beragama Islam, maka judul-judul penelitian yang dihasilkan sangat bagus dan relevan diteliti oleh para mahasiswa Jurusan PAI FTIK IAIN Pontianak.

Lebih lanjut, Syamsul menjelaskan secara rinci beserta contohnya judul-judul penelitian yang dapat diteliti oleh mahasiswa Jurusan PAI terkait keterhubungan antara tri pusat pendidikan dengan kearifan lokal umat Islam. Pertama, pendidikan di lingkungan keluarga. Pola-pola khas pendidikan yang sudah menjadi budaya oleh masyarakat muslim dapat dikaji menjadi sebuah penelitian, seperti “Tradisi Pantang Larang Orang Melayu.” Dalam tradisi tersebut, terdapat banyak pantangan ataupun larangan yang harus diamalkan oleh orang Melayu, seperti dilarang bersiul dalam rumah, nanti ular masuk, dilarang mengintip orang mandi, nanti mata bengkak dan sebagainya. Contoh judul penelitian yang dapat diangkat menjadi sebuah skripsi ialah, “Nilai-Nilai Pendidikan dalam Pantang Larang Orang Madura di Batas Kota Pontianak: Penerapan Pantang Larang sebagai Media Pendidikan Orang Madura di Desa Kapur.”

Kedua adalah pendidikan di lingkungan sekolah sampai perguruan tinggi. Permasalahan yang dapat dikaji dalam sebuah penelitian ialah kurikulum muatan lokal di sekolah, kaitan pelajaran atau mata kuliah di sekolah atau perguruan tinggi dalam rangka merawat kearifan lokal, pendidikan berwawasan kearifan lokal, manajemen kepala sekolah, dan lain-lain. Di antara judul penelitian yang dapat diangkat menjadi sebuah skripsi seperti, “Motivasi Berjilbab di kalangan Mahasiswa IAIN Pontianak Asal Kabupaten Mempawah Perspektif Pendidikan Islam.”

Ketiga ialah pendidikan di lingkungan masyarakat. Permasalahan yang dapat dikaji dan dapat dijadikan sebuah penelitian di lingkungan masyarakat ialah tradisi dan upacara adat di masyarakat, cerita rakyat, naskah kuno yang ditemukan di masyarakat, pantun, organisasi paguyuban, tokoh-tokoh lokal yang punya kontribusi dalam pendidikan Islam, dan sebagainya. Contoh judul penelitian yang dapat diangkat, seperti “Kontribusi KH. Yusuf Saigon dalam Merintis Pendidikan Islam di Kota Pontianak.” Tri pusat pendidikan inilah yang ditekankan Syamsul kepada para peserta yang dapat dijadikan sebagai alternatif penelitian bagi mahasiswa dengan catatan, harus dihubungkan dengan kearifan lokal umat Islam setempat.

Forum konsolidasi dan diskusi mahasiswa yang dilaksakan di Pendopo FTIK IAIN Pontianak pada tanggal 02 Desember 2016 ini merupakan salah satu program dari Jurusan PAI FTIK IAIN Pontianak untuk meningkatkan kualitas hasil penelitian mahasiswa Jurusan PAI. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan program Jurusan PAI yang disesuaikan dengan indikator-indikator yang terdapat dalam borang akreditasi Jurusan PAI FTIK IAIN Pontianak.




Prof. Dr. Dede Rosyada: PAI Menjadi Bagian untuk Memperkuat Profesionalisme dalam Dunia Kerja

Pascasarjana IAIN Pontianak pada Jum’at, 23 Desember 2016 menggelar Studium General. Adapun tema yang diusung pada kegiatan itu adalah, “Kompetensi Guru PAI dalam Era Globalisasi (Peluang & Tantangan).” Prof. Dr. Dede Rosyada, Rektor UIN Jakarta–hadir sebagai pembicara  yang dilaksanakan di Ruang Teater Gedung Biro AUAK IAIN Pontianak.

“Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat memperkuat moral, mental, sikap (attitude), dan tingkah-laku (behavior) untuk menjadi pekerja yang profesional (profesional worker). Artinya, agama dapat menjadi bagian untuk memperkuat profesionalisme dalam dunia kerja. Peran PAI masuk dalam profesionalisme bekerja, maka bekerja adalah ibadah. Mereka bekerja sesuai dengan profesinya masing-masing dan PAI mendorong mereka untuk bekerja profesional.” jelas Prof. Dr. Dede Rosyada, MA dihadapan ratusan para peserta Studium General.

Dalam pendahuluannya, Rosyada mengutip pendapat Robert Coe yang menyatakan bahwa setidaknya ada enam komponen yang bisa membuat proses pembelajaran yang baik. Enam komponen tersebut adalah pedagogical content of learning, quality of instruction, classroom climate, classroom management, teacher belief, dan professional behaviours. Oleh karena itu, untuk menjadi pengajar yang great teaching (mengajar dengan hebat) harus memenuhi keenam komponen tersebut.

Selanjutnya, Rosyada menjelaskan tugas dari guru PAI berdasarkan PP Nomor 55 Tahun 2007, yaitu mempersiapkan manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia dan mengembangkan serta memelihara toleransi. Dalam menjalankan tugas dari guru PAI tersebut, Rosyada menekankan bahwa guru PAI harus mempersiapkan lingkungan sekolah dan mempengaruhi diri sendiri, sesama guru dan kepala sekolah untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi, serta merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran PAI.

Dalam menjelaskan tantangan bagi guru PAI, Rosyada memberi contoh pejabat pemerintah yang melakukan tindak pidana korupsi.

Sebagai contoh, banyak sekali koruptor yang ada di Indonesia. Ketika mereka sekolah di tingkat SD-SMP-SMA sampai di Perguruan Tinggi, mereka mendapatkan Pendidikan Agama Islam di setiap jenjangnya yang diajar oleh guru PAI.” paparnya. “Kalau negara ini ingin menjadi negara yang clear goverment dan berkomitmen untuk menjadi negara yang bebas korupsi, maka peran guru PAI itu sangat strategis. Akan bagus negara Indonesia kalau guru PAI-nya terrevitalisasi fungsinya.” tegasnya.




Publikasi Hasil Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pembelajaran Dosen IAIN Pontianak 2016

Kegiatan publikasi hasil monitoring dan evaluasi (Monev) pembelajaran dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak pada tanggal 21 Desember 2016 di Aula Lantai IV Gedung Rektorat IAIN Pontianak merupakan tahapan terakhir dari empat tahapan Monev pembelajaran dosen IAIN Pontianak semester ganjil tahun akademik 2016-2017. Sebelumnya, Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Pontianak telah melakukan tahapan penyebaran instrumen monitoring, tahapan analisis data dan tahapan pelaporan data yang sudah dianalisis.

Monev pembelajaran dosen yang diadakan oleh LPM IAIN Pontianak ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi aktual dan signifikan tentang proses pembelajaran dosen IAIN Pontianak. Data-data tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan, dan/atau perubahan terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh dosen di Jurusan dan Program Studi di lingkungan IAIN Pontianak.

Adapun objek pelaksanaan monev pembelajaran dosen ini ialah dosen aktif berstatus PNS maupun non-PNS (dosen tetap non-PNS) pada tiga fakultas di lingkungan IAIN Pontianak. Jumlah dosen yang dimonev adalah 120 dosen dari 14 jurusan di lingkungan IAIN Pontianak, termasuk jurusan di Pascasarjana IAIN Pontianak. Ke-120 dosen tersebut dinilai oleh 2965 responden atau mahasiswa aktif IAIN Pontianak.

Hasil dari Monev pembelajaran dosen IAIN Pontianak semester ganjil tahun akademik 2016-2017 adalah sebagai berikut. Sebagian besar dosen FTIK, FSEI dan FUAD telah memiliki perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran sesuai dengan standar. Hanya ada 2 dosen dari FTIK yang dipersepsikan kurang standar oleh mahasiswa tentang perencanaan pembelajan dosen, 1 dosen dari FSEI dan 1 dosen dari FUAD. Di antara 120 Dosen IAIN Pontianak yang dimonev proses pembelajarannya oleh LPM, dosen yang memiliki tingkat proses pembelajaran yang paling tinggi dengan nilai rata-rata 2.99487 ialah Zulkarnai, S.Si., M.Pd. dari PGMI FTIK dan Sukardi, S.H., M.Hum. dari MUA FSEI.

Setelah melalui Monev pembelajaran dosen IAIN Pontianak tahun 2016 ini, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. H. Hermansyah, M.Ag. berharap pada semester depan Monev pembelajaran dosen dilakukan oleh jurusan masing-masing.

Pada dasarnya, Monev pembelajaran dosen dilakukan di jurusan masing-masing dan dilakukan di setiap semester. Sekarang, Monev masih dilakukan oleh LPM IAIN Pontianak. Saya berharap semester depan sudah harus dilakukan di tingkat jurusan masing-masing di setiap fakultas dan para dosen juga sudah mendapatkan rapornya masing-masing untuk meningkatkan proses pembelajaran di semester berikutnya.” Harap Warek I.




FUAD IAIN Pontianak Sukses Gelar “Jalan Sehat Menuju Baitullah”

Even “Jalan Sehat Menuju Baitullah” Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak dimenangi oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam FSEI IAIN Pontianak, Desti Jumiati. Mahasiswa asal Ketapang ini mendapat hadiah utama umrah setelah mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh MADA Organizer pada tanggal 18 Desember 2016 di Lapangan IAIN Pontianak.

Hadiah umroh yang keberangkatannya dilaksanakan pada Maret 2017 ini disponsori oleh OJA Travel dan diserahkan langsung oleh Dekan FUAD IAIN Pontianak yang didampingi oleh Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak dan perwakilan dari OJA Travel. Hadiah umrah ini dipersembahkan oleh Desti untuk ibunya.

Nanti hadiah umrahnya akan saya berikan kepada orang tua, khususnya ibu saya. Karena sejak dari MTs dulu saya sudah punya keinginan untuk memberangkatkan orang tua saya umrah.” Paparnya.

Kegiatan yang dihadiri oleh ribuan peserta jalan sehat dan 40 peserta pemilihan putra-putri IAIN Pontianak ini dimulai pada pukul 06.30 WIB dan dibuka langsung oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. Kegiatan ini juga difasilitasi oleh Jurusan Manajemen Dakwah FUAD IAIN Pontianak dan beberapa sponsor besar seperti OJA Travel dalam hal pendanaan dan hadiah-hadiah yang diberikan.

Event ini diselenggarakan oleh MADA Organizer bentukan mahasiswa semester lima Jurusan Manajemen Dakwah FUAD IAIN Pontianak untuk mengambil nilai mata kuliah Event Organizer. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang pertama kali diadakan oleh MADA Organizer dan mendapat apresiasi yang sangat tinggi oleh Dekan FUAD IAIN Pontianak, Dr. Samsul Hidayat, S.Ag., MA., karena menilai even ini dilaksanakan dengan sukses.

Selain even “Jalan Sehat Menuju Baitullah”, diadakan juga acara Grand Final Pemilihan Putra dan Putri IAIN Pontianak Tahun 2016. Juara I dan Juara Favorit Putra IAIN Pontianak Tahun 2016 ialah M. Verdy Talenta Bahermansyah, Juara II adalah M. Dzulfiqar Wiraputra, dan Juara III adalah Mahrozi. Sedangkan Juara I Putri IAIN Pontianak Tahun 2016 ialah Wahyu Kusuma Dewi, Juara II dan Favorit Putri adalah Nurul Aini, serta Juara III adalah Lini Larasati.




Parade Drama Bahasa Asing Jurusan Pendidikan Bahasa Arab & Kegiatan Kesenian Mahasantri

Belajar Bahasa Arab dan Bahasa Inggris yang merupakan bahasa asing bagi sebagian mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak dianggap sebagai “momok” yang menakutkan. Mereka beranggapan bahwa belajar bahasa asing itu adalah hal yang sulit dan sukar untuk dilakukan.

Anggapan tersebut tidaklah sepenuhnya benar jika kita belajar bahasa asing dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Inilah yang telah dilakukan oleh Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Kegiatan Kesenian Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Pontianak dengan menggelar Parade Drama Bahasa Asing di Gedung Teater IAIN Pontianak 08 s/d 15 Desember 2016. Tujuannya ialah untuk mempermudah mahasiswa IAIN Pontianak belajar Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

Kegiatan ini merupakan salah satu variasi mempermudah belajar bahasa asing dengan menggunakan metode drama. Caranya ialah dengan mengkolaborasi ilmu drama dengan ilmu bahasa menjadi satu kesatuan (all in one system). Karena belajar bahasa kedua yang bukan bahasa sendiri (bahasa asing) itu sangat rumit dan sukar dipelajari jika tidak ada perasaan enjoy, happy (senang), rasa kebersamaan dan harus belajar secara bersama. Dengan menggunakan metode ini, mereka dapat belajar bahasa asing dengan cara yang menyenangkan.” Papar Rahnang, M.Pd.I., selaku produser dan ketua panitia dalam kegiatan ini.

Ada lima tema drama bahasa asing yang ditampilkan dalam kegiatan ini dan disaksikan dengan sangat antusias oleh civitas akademika di lingkungan IAIN Pontianak yang ingin menonton dan sambil belajar Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Empat tema drama berbahasa Arab; Al-Rihalah (Berpindah-Pindah), Al-Khata’ Fi Al-Kitabah (Kesalahan dalam Tulisan), Syahid Al-Maut (Saksi Mati), Inhiyar Al-Mushalana (Robohnya Surau Kita) dan satu berbahasa Inggris, yaitu Games (Permainan). Kelima drama bahasa asing tersebut telah dipersiapkan selama satu bulan oleh para mahasiswa dan mahasantri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Pontianak.

Pada acara evaluasi dan penutupan kegiatan Parade Drama Bahasa Asing ini dihadiri dan ditutup langsung oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Pontianak, Dr. Zaenuddin, S.Ag., MA, MA. Dalam sambutannya, Warek III memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada panitia dan seluruh yang mendukung terselenggaranya kegiatan yang menimbulkan kreatifitas mahasiswa seperti ini.

Kami mendukung dan memberikan apresiasi kepada panitia yang menyelenggarakan kegiatan seperti ini. Saya berharap kegiatan ini diadakan evaluasi dan diagendakan kegiatan serupa yang lebih besar dari ini dengan melibatkan pihak luar, seperti dari Pondok Pesantren se-Kalimantan Barat sebagai salah satu bentuk promosi IAIN Pontianak.” harap Warek III. Terakhir, Warek III berterima kasih kepada panitia dan penonton yang mendukung kegiatan ini sekaligus menutup kegiatan ini secara langsung.




Rektor IAIN Pontianak Terima DIPA 2017 Langsung dari Gubernur Kal-Bar

Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, M.H., menyerahkan Dana DIPA Tahun Anggaran 2017 secara langsung kepada Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Dr. Hamka Siregar, M.Ag. pada hari Selasa, 13 Desember 2016 di Gedung Balai Petitih Kantor Gubernur Kalimantan Barat.

Penyerahan DIPA tahun anggaran 2017 di Provinsi Kalimantan Barat ini dihadiri langsung oleh Gubernur Kalimantan Barat, Rektor IAIN Pontianak dan 84 Penerima DIPA lainnya di Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2016 berdasarkan lampiran surat Gubernur Kalimantan Barat Nomor: 050/5126/Monevdal-BAPPEDA. Selain penyerahan DIPA tahun anggaran 2017, dilaksanakan juga pemberian Penghargaan Tata Kelola Keuangan Tahun 2016 bagi Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja yang bekinerja baik.

Dalam sambutannya, Gubernur Kalimantan Barat menyampaikan 27 point pidato Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, di Jakarta pada tanggal 7 Desember 2016. Dalam 27 point tersebut, prioritas dana DIPA dianggarkan pada bidang pendidikan sebesar 20% dari APBN tahun anggaran 2017. Presiden berharap anggaran pendidikan tersebut supaya dikelolah secara efisien dan efektif dengan fokus untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan.

Anggaran pendidikan ini agar dikelolah secara efesian dan efektif dengan fokus untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan. Diantaranya ialah melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP), bantuan biaya pendidikan yang ditujukan bagi calon mahasiswa tidak mampu berupa BIDIKMISI, Bantuan Oprasional Sekolah (BOS), Bantuan Oprasional Perguruan Tinggi Negeri dan rehabilitasi ruangan kelas.” Papar Gubernur Kal-Bar.

Penyerahan DIPA ini merupakan awal dari rangkaian proses pelaksanaan APBN tahun anggaran 2017 yang telah disepakati oleh DPR bersama Pemerintah pada akhir Oktober 2016. Penyerahan lebih awal DIPA tahun anggaran 2017 ini bertujuan agar pelaksanaan pembangunan dan pencairan anggaran di Pusat dan Daerah dapat lebih baik lagi dari tahun 2016, guna menunjukan langkah nyata serta manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.