Pengumuman Perpanjangan Daftar Ulang

DSC_0242

Berdasarkan hasil rapat pimpinan, hari Jum’at, 19 Februari 2016, tentang perpanjangan masa daftar ulang mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016, maka diputuskan masa daftar ulang mahasiswa semester genap Tahun Akademik 2015/2016 untuk semua fakultas akan diperpanjang sejak hari:

Senin s.d. Jum’at tanggal 22 s.d. 26 Februari 2016.

Kepada mahasiswa yang tidak melakukan registrasi/daftar ulang sampai batas akhir waktu yang telah ditetapkan, dipersilahkan untuk mengajukan cuti kuliah dan dianggap sebagai mahasiswa tidak aktif pada semester Genap Tahun Akademik 2015/2016.

Demikian pengumuman ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama diucapkan terima kasih.

Pontianak,       Februari 2016

Kepala Biro AUAK,

ttd.

Khairunas, SH., MH.
NIP. 19670208 199403 1 007




Tim Irjen Kemenag lakukan Audit Kinerja IAIN Pontianak

DSC_0035

Kehadiran tim Inspektorat Jenderal (Irjen) Kemanag RI ke IAIN Pontianak disambut baik oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag dan jajaran pejabat di lingkungan IAIN Pontianak pada tanggal 15 Februari 2016 di Gedung Rektorat lantai 4.

Sebelum melakukan pemeriksaan hingga 14 hari mendatang, tim Irjen menggelar entry briefing dihadapan Rektor dan Pejabat IAIN Pontianak lainnya guna memberikan penjelasan teknis terkait dengan audit yang akan dilakukan. Audit kinerja yang sebelumnya dikenal dengan audit komprehensif akan mengevaluasi tindakan-tindakan teknis dan secara menyeluruh terhadap kinerja sepanjang tahun 2015.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. menjelaskan kehadiran Tim Audit Irjen Kemenag RI untuk melakukan pemeriksaan setiap tahunnya menjadikan kondisi IAIN Pontianak menjadi semakin baik. Kegiatan ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja IAIN Pontianak dari tahun ke tahun.

DSC_0022Ungkapan tersebut sejalan dengan Pengendali Teknis Tim Audt Kinerja, Dwi Cahyaning Tyasworo yang menjelaskan bahwa audit Kinerja adalah  suatu proses yang sistematis untuk menilai pencapaian kinerja tusi, program atau kegiatan  suatu instansi dengan membandingkan kepada Indikator Kinerja yang telah ditetapkan.

Dwi menilai indikator Kinerja dianggap tercapai apabila telah memenuhi syarat kriteria-kriteria keberhasilan capaian kinerja, dengan tiga tujuan, yaitu: Pertama; Menilai keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi pada IAIN Pontianak dengan membandingkan antara pencapaian di lapangan dengan target yang direncanakan; Kedua, Memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan; dan Ketiga, Memberikan rekomendasi untuk perbaikan kinerja.

Sedangkan indikator audit kinerja itu sendiri, papar Dwi, dianggap tercapai apabila telah memenuhi syarat atau kriteria keberhasilan pencapaian yang tertuang dalam PP No. 60 tahun 2008 Pasal 50 ayat 2 menyatakan bahwa audit kinerja adalah suatu audit atas pengelolaan keuangan Negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi dan efektifitas.

Disamping itu, memperhatikan arah kebijakan menteri agama tahun 2015 sampai dengan 2019, yaitu: Pertama, memperkuat dan memperluas upaya penanaman, pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan pengembangan nilai-nilai keagamaan kepada masyarakat; kedua, memperkokoh kerukunan umat beragama sebagai salah satu pilar kerukunan nasional.

Selanjutnya, Ketiga, meningkatkan kapasitas, kualitas, dan akuntabilitas pelayanan bagi umat beragama dalam pemenuhan aktivitas peribadatannya; keempat, meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan; kelima, meningkatkan efisiensi, transfaransi, akuntabilitas, dan kualitas penyelengaraan ibadah haji dan umrah; Keenam, memperluas akses dan mutu pendidikan agama dan keagamaan; dan ketujuh, meningkatkan tata kelola pembangunan bidang agama.

Untuk melakukan audit kinerja, Tim Irjen Kemenag RI menggunakan metode pembobotan dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Dimana metode ini mengukur kinerja fungsi secara komprehensif dengan menggunakan pengukuran key performance indicator (KPI). Metode ini menggunakan pengukuran dengan empat perspektif, yaitu; Pertama, Stakeholders, yakni pemenuhan kebutuhan kepuasan pelanggan, dimana untuk mewujudkan visi instansi,  apa yang harus dilakukan atau bagaimana memuaskan kebutuhan stakeholders/pelanggan.

Kedua, internal proses, yakni terkait dengan keandalan sistem dan prosedur yang bersifat internal untuk dapat memfasilitasi pemenuhan kebutuhan stakeholders/pelanggan, maka sistem dan prosedur apa yang harus tersedia.

Ketiga, Pembelajaran dan pertumbuhan yang berkenaan dengan pengukuran peningkatan kualitas SDM untuk melihat apa saja yang sudah dilakukan.

Keempat, keuangan untuk mengukur dan menunjukkan efektif dan efisiensi suatu lembaga dalam menggunakan anggaran. Apakah pengeluaran keuangan sebanding dengan  kegiatan atau output yang dihasilkan.

Ketika empat perspektif ini sudah digunakan untuk penilaian, pungkas Dwi, maka selanjutnya tim penilai akan memberikan skor terhadap hasil penilaian.




Surat Keterangan Akta IV

SURAT KETERANGAN AKTA IV
Nomor: In.20 / PP.00.9 / 193 / 2016

Berdasarkan Surat Kementerian Pendidikan Nasional Nomor: 2016/A4.1/kp/2010 tanggal 4 Februari 2010 tentang kewenangan pemegang AKTA IV Pendidikan Agama Islam (PA) Tarbiyah untuk mengajar, menerangkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Bahwa sebagaimana diatur oleh Surat Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas Nomor: 3250/D4.1/2009 tanggal 31 Desember 2009 menjelaskan bahwa Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003; Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005; Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2003; Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 maka DALAM PENGANGKATAN GURU TIDAK DIKENAL LAGI ADANYA AKTA IV;
  2. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 9 menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana (Sl) atau Diploma Empat (DIV) dan memiliki kompetensi padagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, dibuktikan dengan sertifikasi pendidik, ketentuan ini harus dipenuhi oleh semua guru paling lambat pada akhir tahun 2015;
  3. Sehubungan dengan butir nomor 1 dan 2 di atas, pada prinsipnya kami dapat memberikan rekomendasi bagi lulusan Fakultas Tarbiyah semua Jurusan/Program Studi yang memiliki kualifikasi akademik untuk mengisi formasi guru Pendidikan Agama Islam (PA) dan Guru Pendidikan Bahasa Arab (PBA) pada jenjang SD, SLTP, dan SLTA;
  4. Setelah yang bersangkutan diterima menjadi CPNS guru, diwajibkan mengikuti pendidikan profesi guru yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi Penyelenggara Program Pengadaan Tenaga Kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah, atas biaya Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Swadana.

Untuk itu, sejak tahun 2010 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak yang sekarang telah berubah status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak tidak lagi menerbitkan Sertifikat AKTA IV, baik untuk Fakultas Tarbiyah maupun Fakultas lainnya.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surat Keterangan Akta IV




IAIN Pontianak Gandeng PT. TASPEN Persero dan BPJS Kesehatan

DSC_6046

IAIN Pontianak menggandeng PT. Taspen Persero, dan BPJS Kesehatan untuk mensosialisasikan program kerja bertajuk “Membangun Sinergi bersama Stakeholders, wujudkan Pelayanan Prima bagi Pegawai IAIN Pontianak”. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi pelayanan dan pembayaran dana pensiun, serta hal lain terkait program dan layanan yang disiapkan PT. Taspen dan BPJS untuk para Aparatur Sipil Negara dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, pada hari Jumat, tanggal 20 November 2015.

Kegiatan yang diadakan di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, disambut antusias. Walaupun yang hadir dalam kesempatan tersebut tidak dihadiri dari keseluruhan pegawai dikarena waktu pelaksanaan program bertepatan pada jam kerja, dan sebagian besar dosen juga sedang mengajar.

Namun demikian, Dr. H. Hermansyah, Wakil Rektor I,  sangat berterima kasih kepada Kepala Cabang Taspen Pontianak  yang sudah bersedia hadir untuk memberikan sosialisasi Taspen. “Selama ini kita semua hanya mengetahui PT. Taspen itu hanyalah mengurus hal yang berhubungan dengan pensiun, dengan adanya sosialisasi ini mudah-mudahan akan ada program-program dan layanan  PT. Taspen yang belum kita ketahui”, katanya disaat membuka acara.

DSC_6056Kepala Cabang PT. Taspen  Pontianak, Pris Suprapto mengatakan bahwa PT. Taspen ini adalah salah satu cabang yang ada di Pontianak dan mengurus hingga keseluruh Kalimantan Barat dan berjumlahkan anggota 19 orang.

Kini, paparnya, PT. Taspen telah mengeluarkan dua program unggulan yaitu program tabungan hari tua dan program pensiun, per 1 Juli 2015 yang mengatur tentang jaminan kecelakaan dan jaminan kematian.

Sementara itu, Hermansyah, Kasi Pelayanan serta Manfaat PT. Taspen mengatakan PT. Taspen sesuai PP 25 tahun 1981  PT. Taspen adalah salah satu perusahaan milik negara yang melayani tentang semua pekerja maupun PNS di seluruh Indonesia.

Dia menyebut Visi dari PT. Taspen adalah mengelola dana pensiun dan BHP serta jaminan sosial yang terpercaya, dan Misi PT. Taspen adalah mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan stekholder lainnya yang profesional, akuntabel berdasarkan integritas masing-masing.

Dalam kesempatan tersebut, Hermansyah juga menawarkan pelayanan yang cepat dan nyaman kepada pensiunan. Sesuai moto layanan Taspen yaitu tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi.




Kedutaan Amerika Serikat Kunjungi IAIN Pontianak

DSC_6321

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Pontianak, Dr. Zaenuddin, MA dan Kepala Biro AUAK, H. Khairunas, MH menerima kunjungan salah seorang Political Officer Kedutaan Amerika Serikat, Amit Mathur di Gedung Rektorat, lantai II pada  hari Jumat, 20 November 2015 yang lalu.

Dalam kesempatan itu Amit Mathur ingin melihat perkembangan hubungan masyarakat Kalbar, baik yang ada di IAIN Pontianak, maupun hubungan IAIN Pontianak kepada masyarakat dan juga bagaimana kedutaan Amerika Serikat bisa membantu dari sisi pendidikan.

Berkaitan dengan bantuan, pihak IAIN Pontianak melalui Zaenuddin menyarankan kepada Kedutaan Amerika dalam melakukan Program Bahasa English karena kita perlu yang namanya Visiting Research Fellowship, jadi ada orang datang dan mengajar disini, kemudian kita perlu juga English Support jadi bagaimana pengajar bahasa Inggris itu bisa mengajarkan mahasiwa IAIN dalam berbicara bahasa English dan itu juga sudah saya programkan. IAIN Pontianak ini terbuka dalam hal meningkatkan kualitas Mahasiswa IAIN Pontianak di bidang bahasa, termasuk bahasa Inggris, jelas Zaenuddin.

DSC_6279Warek III itu menjelaskan, IAIN Pontianak ingin sekali bekerjasama dengan Universitas-Universitas yang ada di Amerika. Memang secara Politik Indonesia ini sudah sangat akrab dengan Amerika dan itu menjadi gerbang untuk kita dalam melakukan kerjasama yang lebih baik.

Dari beberapa obrolan itu Amit Mathur juga menanyakan tentang latar belakang Mahasiswa IAIN Pontianak yang merupakan beragama muslim serta menjunjung tinggi tentang umat beragama. “Kami sangat berhubungan baik dengan kampus-kampus lain baik yang muslim maupun non-muslim”, ungkap Zaenuddin dalam bincangnya.

Selain itu, ia juga menanyakan respon masyarakat Kalimantan Barat tentang terorisme yang notabene orang muslim? Dijelaskan Zaenuddin, terkait dengan itu sebenarnya orang di sini itu baik, tidak ada teror-teror, dan juga tidak ada terlibat, akan tetapi persepsi orang Kalbar kalau terorisme itu dilakukan oleh orang lain seperti orang Eropa dan sekitarnya, Kalbar itu aman, katanya Zaenuddin menjelaskan.




Studium General FTIK

DSC_6410

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, mengadakan kegiatan stadium general angkatan kedua dengan tema “Perkembangan Pemikiran Islam di Indonesia”. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 25/11/ 2015 di  Ruang Teater Gedung Biro AUAK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan Studium General angkatan kedua ini berjumlah 200 orang. Rata-rata semua peserta adalah mahasiswa baru dari semua jurusan yang ada di FTIK. Tema yang diusung oleh panitia ini sangatlah bagus dan sesuai dengan visi dan misi FTIK IAIN Pontianak yang diturunkan langsung dari IAIN Pontianak yaitu menjadi pusat pengembangan tenaga pendidik dan pendidikan yang unggul terkemuka dan terbuka dalam riset keilmuan, keislaman dan kebudayaan Borneo. Oleh karena itu untuk tema-tema berikutnya tidak akan terlepas dari riset konsep keislaman.

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)  IAIN Pontianak sangat berharap kepada para peserta yang mengikuti kegiatan Studium General angkatan kedua ini khususnya untuk mahasiswa baru agar dapat mengambil hikmah dari penyampaian materi yang akan diberikan oleh Prof. Dr. Suparman Syukur,MA agar bisa menjadikan materi hari ini menjadi kajian riset kependidikan untuk kedepannya agar sesuai dengan visi dan misi FTIK IAIN Pontianak yang unggul, terbuka dan terkemuka di Indonesia.

DSC_6394Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. mengucapkan selamat datang dan sangat berterima kasih kepada Prof. Dr. Suparman Syukur, MA yang dengan bersedia membagi ilmu kepada mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak pada hari ini.  Rektor berharap, mudah-mudahan dengan terselenggarakannya kegiatan stadium general ini  kedepannya mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) dapat menjadi harapan pendidikan Islam untuk arah yang lebih baik lagi.

Prof. Dr. Suparman Syukur, MA selaku Warek III UIN Wali Songo Semarang pada pertemuan tersebut mengusung materi “Kesadaran Teologis” yang terbagi dalam beberapa sub-sub bagian diantaranya pertama tuntutan konstruksi ideal yakni teoritis, praktis, dan realistis. Tantangan bagi kita semua adalah bagaimana kita menggabungkan antara teori, praktek dan realitas. Jadi hal yang paling terpenting dari teori ini mempunyai konsep terdepan artinya segala teori-teoritis yang terambil dari al-Qur’an dan sunnah yang diambil dari pemahaman hermeneutika untuk memahami al-Qur’an dan hadist lalu dihubungkan dengan praktek sosial lalu menjadi kebutuhan hidup kita, itu yang akan menjadi tuntunan dan tuntutan kita. Kalaulah mahasiswa ingin masuk surga maka buktikanlah dalam dunia nyata, kalau tidak kita buktikan dalam dunia nyata maka tidak mungkin negara Indonesia mampu bersaing dengan negara lainnya.

Dalam teori ada dua tahap yang harus kita kerjakan yang pertama kalau S1 a’limu muta’alim yang berarti tidak sedekar mencari nilai akan tetapi seorang mahasiswa yang lulusan UIN maupun IAIN  diwajibkan untuk bisa berbahasa Arab dan bahasa Inggris, akan tetapi apabila mahasiswa lulusan UIN maupun IAIN tidak bisa berbahasa Arab dan bahasa Inggris maka mahasiswa tersebut dikatakan lulusan bencana, karena semua itu bertujuan untuk modal bersaing dengan universitas-universitas lainnya. Kedua yaitu kesadaran mengemban amanah kekhalifahan dimana apa bila kita menjadi khalifah maka kita akan menjadikan al-Qur’an dan hadist menjadi kehidupan atau dikenal dengan living al-Qur’an dan living al-Hadis.




Tingkatkan Etos Kerja Satpam dan Cleaning Service

DSC_5908

Wakil Rektor II, Dr. Syarif, M.Ag memimpin pelaksanaan Rapat Evaluasi Satpam dan Cleaning Service yang diselenggarakan di Ruang Rapat Senat, Selasa, 10 November 2015. Hadir pada rapat tersebut Kepala Biro AUAK, H. Khairunnas, SH, MH, Kabag Umum, Nuriahman, Kasubbag Tatausaha, Humas dan Rumah tangga Aspari, dan para Petugas Satpam beserta cleaning service IAIN Pontianak.

Dalam rapat tersebut Dr. Syarif, M.Ag menyampaikan beberapa hal penting terkait tugas satpam dan cleaning service yakni; kebersihan, keamanan, ketertiban, dan sayembara kebersihan.

“Untuk kebersihan, saya akan adakan sayembara. Hadiahnya dari dana pribadi saya. “ jelasnya menyemangatkan pekerja.

Selain itu, dia menghimbau kepada setiap pekerja agar lebih bersemangat dalam bekerja. Pertama, keamanan, yakni penjagaan terhadap kendaraan-kendaraan dan gedung-gedung termasuk gedung Rektorat. Apresiasi diberikan oleh Dr. Syarif, M.Ag kepada grub keamanan karena sebelumnya telah berhasil menangkap pencuri helm.

DSC_5910Kedua, kebersihan, untuk cleaning Service perlu dibenahi pembagian tugas cleaning service dapat memaksimalkan pekerjaannya dan lebih efektif waktu yang digunakan. Tujuannya agar kampus kelihatan rapi, bersih, dan nyaman dipandang.

Ketiga, ketertiban, dihimbau agar dapat menata mobil dan motor pada tempat yang disediakan dan memberikan peringatan kepada yang parkir sembarangan dengan menempelkan kertas peringatan pada kaca mobil yang parkir sembarangan.

Peraturan ini diberlakukan kepada setiap kendaraan yang melanggar aturan tata tertib parkir                di kampus. Begitu juga dengan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) terkait penggunaan dan batas waktu beraktifitas di sekretariat UKM perlu dibenahi.

Sedangkan Kepala Biro AUAK, H. Khairunas, SH, MH, menambahkan bahwa apa yang disampaikan Warek II merupakan kebijakan yang harus dilaksanakan oleh masing-masing personel, tidak akan berarti jika sebuah kebijakan tidak direalisasikan. “Apa yang disampaikan Warek II itu merupakan kebijakan pimpinan yang harus kita laksanakan. Jadi intinya bagaimana kebijakan itu kita laksanakan, dengan baik”.  ujar H. Khairunas, SH, MH.




Ibrahimian Ungkap 6 Keadilan Ekonomi di dalam Kitab Nahjul Balaghah

DSC_4336

Dalam Seminar bertema Economic Justice in Nahjul Balaghah, pada Rabu, 7 Oktober 2015, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Pontianak kembali menghadirkan Prof. Dr. Ibrahimian sebagai pembicara. Kegiatan ini dihadiri mayoritas mahasiswa semester 1 di Aula Lt.IV Gedung Rektorat IAIN Pontianak.

Prof. Dr. Ibrahimian, Economic Justice in Nahjul Balaghah menjelaskan beberapa prinsip-prinsip beserta solusinya yang dikutip dari perkataan Ali bin Abi Thalib di dalam kitab Nahjul Balaghah; Pertama, menjaga keadilan dalam semua lini sosial ekonomi. Solusinya adalah adanya penguasa-penguasa yang adil, baik, dan mendukung tersebarnya keadilan ekonomi, dan pengawasan.

Kedua, pengentasan kemiskinan solusinya adalah dari kaum miskin itu sendiri dengan berusaha untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya dan dari orang-orang kaya yang datang memberikan bantuan.

DSC_4325Ketiga, kebijakan-kebijakan finansial/ perpajakan yang diambil dalam sebuah masyarakat, karena dapat membantu mewujudkan keadilan ekonomi juga.

Keempat, merupakan masalah urgen di Indonesia yaitu korupsi, maka menurut Ibrahimian koruptor ekonomi harus diperangi untuk mewujudkan keadilan ekonomi.

“Memerangi korupsi ekonomi dengan bermacam bentuknya solusi inilah yang ditawarkan oleh Ali untuk mewujudkan keadilan ekonomi. Oleh karena itu salah satu solusinya adalah memerangi korupsi ekonomi terutama biasanya datang dari penguasa-penguasa dan anak-anaknya yang biasa disebut dengan nepotisme, jika itu bisa dikontrol maka keadilan ekonomi bisa diwujudkan.” ungkapnya.

Kelima, tugas untuk merealisasikan keadilan ekonomi merupakan hak dan kewajiban pemerintah itu sendiri, maka merekalah yang wajib melaksanakan hal tersebut.

Keenam, keadilan ekonomi tidak terwujud karena ada oknum yang selalu tidak puas dengan miliknya sendiri sehingga apa yang telah diperolehnya tetap terasa kurang, karena mereka tidak bisa menerima apa adanya, mereka belum bisa membudayakan sifat qona’ah dalam dirinya.

”Untuk mewujudkan Keadilan Ekonomi maka prinsip yang keenam adalah budaya qona’ah yakni merealisasikan budaya hidup sederhana, baik individu atau pun kelompok, jika budaya ini dibangun maka mudah untuk mewujudkan keadilan ekonomi”, tambah Ibrahimian.




Formula Dakwah Obsesi FUAD Dimasa Mendatang

DSC_4999

Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Pontianak Dr. Samsul Hidayat, memberikan motivasi kepada mahasiswanya. “Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin masa depan. Dengan begitu, sejak dini harus bekali diri  dengan banyak prangkat, infrastuktur, dan berbagai sarana yang mendukung kompetensi untuk  menjadi pemimpin”.

Samsul sangat berkeinginan mewujudkan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) menjadi Word Class Faculty (fakultas kelas dunia), dan itu bisa tercapai beberapa tahun kedepan. Sebagaimana yang diketahuinya bahwa berdakwah di era modern saat ini itu tidak sama lagi dengan gaya berdakwah pada zaman dahulu seperti berceramah di masjid-masjid dan lain sebagainya.

DSC_5053Akan tetapi, “beberapa waktu kedepan model dakwah itu tidak hanya ditemukan di masjid-masjid maupun di mimbar-mimbar, tapi sudah berada di lingkup yang lebih luas baik di hotel-hotel, perusahaan dan sebagainya. Sehingga sebagai mahasiswa diharapkan memiliki bekal yang kuat untuk terjun di masyarakat dengan benar-benar dapat digunakan dan dipakai oleh masyarakat”, ungkapnya.

Keinginan tersebut bukan tanpa alasan, dua hari sebelumnya dia mengaku mendapatkan Workshop Internasional di IAIN Pontianak yang bertajuk The Program to become a world-class University, dengan mendatang empat pembicara, dua diantaranya Prof. Tim Linsey dan Dr. Marry Gallegher dari Fakultas Hukum Universitas Melbourne Australia.

Menurut Samsul Hidayat, kedua dosen ini, telah berhasil mewujudkan fakultas dengan peringkat kelima terbaik di dunia. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi apabila sebuah fakultas ingin menjadi sebuah fakultas yang bertaraf dunia, diantara yang dibutuhkan untuk menjadi kelas dunia adalah kualitas akademik dari dosen dan mahasiswa. Yang dimaksud dengan kualitas akademik diantaranya ialah bahwa dosen dan mahasiswa harus memiliki kemampuan untuk memproduk sesuatu, termasuk memproduk ilmu pengetahuan yang biasanya berasal dari penelitian yang dilakukan.

Dia menyebut, Studium General merupakan salah satu contoh bentuk dari bagaimana sebuah produk yang dihasilkan oleh para akademisi yang itu dikemas sedemikian rupa di Komudifikasi secara positif untuk menjembatani dan mengkatalisatori kebutuhan umat. Dengan begitu pesan-pesan dakwah yang diharapkan oleh umat itu bisa terjawab. Tidak kalah pentingnya ternyata untuk menjadi fakultas kelas dunia kita harus banyak memberikan kontribusi sosial di masyarakat. Karena memang kita harus mengerti bagaimana daya beli masyarakat terhadap kita.

“Saya berharap Alumni Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah itu adalah orang-orang yang siap ‘dibeli’ oleh masyarakat dengan harga yang tinggi, bahkan kita berharap kebutuhan masyarakat begitu tinggi, sehingga tidak ada istilah alumni yang nganggur. Selama ini alumni-alumni FUAD itu bahkan ketika masih menjadi mahasiswa sudah bekerja, jadi tidak sampai tunggu wisuda untuk bisa mendapatkan pekerjaan”, jelas Samsul.

Dengan kegiatan Studium General bertemakan Formula Dakwah pada 26 Oktober 2015, tambah Samsul Hidayat, walaupun hanya satu hari mahasiswa dapat mengambil dan mencerna ilmu dengan sedalam mungkin dengan melakukan pertanyaan-pertanyaan serta mengikuti kegiatan ini dengan maksimal sehingga apa yang kami harapkan dari kegiatan ini bisa tercapai.

Sementara Dr. Hermansyah M.Ag, Wakil Rektor I, punya visi yang sama terhadap Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah yakni berharap fakultas ini menjadi besar, bisa diminati oleh banyak orang karena sesungguhnya masyarakat modern itu memerlukan sentuhan dakwah yang profesional yang sesuai dengan kebutuhan mereka, tidak mempertahankan dakwah masa lampau yang cendrung membosankan dan kemudian banyak ditinggalkan orang.

“Saya kira fakultas FUAD harus berbenah dan Saya selalu mengatakan bahwa wajib dalam periode ini ada satu  program studi di fakultas FUAD yang nilai akreditasinya “A” dan ini harus menjadi cita-cita dan komitmen bersama antara Dekan Fakultas beserta jajarannya dalam melakukan fasilitas dan pengelolaan anggaran dana yang benar, karena tahun ini pengaturan anggaran-anggaran sudah banya masuk ke Fakultas-fakultas”, tegasnya.




Kurikulum Idealis Mengoutput Guru yang Berkompeten

DSC_0242

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak melangsungkan Workshop Evaluasi & Refreshment dengan tema Kurikulum, SAP dan Silabus Mata Kuliah FTIK dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, di Aula Lt.IV Gedung Rektorat IAIN Pontianak. Hadir sebagai narasumber dari UIN Bandung, Prof. Dr. Agus Salim Mansyur, M.Pd dan Dr. Dadan Rusmana, MA, serta diikuti oleh dosen-dosen IAIN Pontianak pada Selasa, 24 November 2015.

Dalam workshop tersebut Agus Salim menjelaskan tentang kurikulum. Secara sederhana yang diambilnya dari beberapa pengertian bahwa kurikulum itu adalah kehidupan. Di samping itu Kurikulum adalah rencana untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian maka Profil Kurikulum ditujukan untuk menciptakan guru lulusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) yang profesional.

Selain itu dia menyampaikan beberapa saran  bahwa komponen kurikulum yang idealis harus menciptakan output yang berkompetensi.

“Maka dalam kurikulum kalau bisa jangan bicara tentang pelajaran atau mata kuliah. Seharusnya kurikulum yang idealis itu menciptakan output yang kompetensial. Sebab komponen kurikulum yang pertama, adalah tujuan, yang kedua subtansi yaitu menciptakan guru yang berpengetahuan dalam bidangnya, guru yang punya keterampilan mengajar yang bagus, guru yang berkepribadian Islami, dan guru yang mempunyai top skill yang bagus”. kata Agus Salim.