Lambang Terbaru IAIN Pontianak

LOGO Terbaru Warna IAIN Ptk

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI No.51 Tahun 2015 tentang STATUTA IAIN Pontianak yang telah diundangkan Menteri Hukum dan HAM pada tanggal 31 Agustus 2015 dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1303. Inilah Lambang Terbaru IAIN Pontianak dengan penjelasan makna atau filosofinya sebagai berikut:

Lambang ini terinspirasi dari Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) atau puspa pesona yang tumbuh di beberapa daerah di Indonesia– termasuk Kalimantan Barat, adalah salah satu bunga nasional Indonesia. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang. Bunganya memiliki keharuman dan waktu mekar yang lama.

Dasar bunga menggunakan lambang Tugu Khatulistiwa menggambarkan Islam yang dikembangankan IAIN adalah Islam moderat yang melahirkan “ummatan wasathan” dikehendaki oleh Allah dalam al-Qur’an (2:143).

“Kelopak Luar” anggrek bulan berjumlah 6 (enam) menggambarkan rukun iman dan “kelopak dalam” berjumlah 5 (lima) menggambarkan rukun Islam menjadi filosofi Institut.

Mata Pena di tengah-tengah logo yang mengarah ke buku adalah simbol wahyu pertama, yaitu al-Alaq: 1-5 yang menekankan tentang pentingnya berilmu dan menyebarkannya. Ilmu yang integral tanpa dikhotomi, karena ia berasal dari sumber yang sama yakni Allah Swt.

Tugu Khatulistiwa juga diapit oleh simbol ukiran Khas Kalimantan Barat sebagai simbol pentingnya membumikan model ilmu pengetahuan dengan semangat lokal dalam bingkai universalisme Islam.

Simbol buku yang terbuka adalah kitab suci al-Qur’an yang selalu dikaji dengan semangat keimanan untuk diamalkan.

– Warna Hitam (RGB: 0,00,0) menggambarkan tekad yang kuat untuk mewujudkan cita-cita IAIN yang terbuka dan ulung.
– Warna kuning (RGB: 255,255,0) menggambarkan optimisme, semangat dan keceriaan menuju kejayaan.
– Warna Hijau (RGB: 0,76,0) yang bermakna harmoni dan natural menggambarkan IAIN senantiasa menjaga keseimbangan yang dinamis di tengah masyarakat kultural dengan tetap memelihara nilai-nilai otentik.




Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak Peduli Ketahanan Nasional Melalui Pendidikan Islam

FTIK

Keikutsertaan mahasiswa dalam Pertahanan Negara, memberikan dampak perubahan paradigma di segala bidang kehidupan sosial kemasyarakatan, bangsa dan negara, setelah 15 tahun reformasi dirasakan perlu menata kembali semua aspek kehidupan. Terutama keikutsertaan Warga Negara dalam Pertahanan Negara.

Termasuk dalam hal pembinaan dan pemberdayaan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak. Memupuk semangat sejak dini menjadi modal awal untuk mewujudkan tujuan pembangunan sumber daya manusia khususnya di bidang pendidikan.

Dr. Lailial Muhtifah, menilai tepat tema yang diangkat dalam kegiatan stadium general 1 FTIK IAIN Pontianak, yaitu “Peran Lembaga Pendidikan Islam dalam Memperkokoh Jati Diri Bangsa dan Ketahanan Nasional”, tema ini menurutnya akan membuka wawasan baru bagi mahasiswa IAIN Pontianak khususnya mahasiswa baru yang sebagian besar menghadiri kegiatan tersebut.

Melihat tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut, dia mengatakan terdapat tiga hal utama yang akan bahas oleh pembicara yakni; pertama, peran lembaga pendidikan Islam, kedua, dalam rangka memperkokoh jati diri bangsa, dan ketiga menyangkut ketahanan nasional.

74.2Lailial sebagai Dekan Fakultas FTIK IAIN Pontianak juga mendorong agar mahasiswanya bisa menyelesaikan studi tepat waktu. Hal ini dimaksudkannya agar mahasiswa dengan segera dapat mengabdikan diri dalam membangun bangsa dan negara.

Dalam laporannya, dia menyebut jumlah mahasiswa baru di FTIK sebanyak 440 mahasiswa, PAI 7 kelas, PBA 1 kelas, PGMI 3 kelas, dan PGRA 1 kelas. Dari jumlah tersebut masih bertahan dengan jumlah penerimaan tahun lalu, mengingat sedang dibangunnya fasilitas gedung kuliah baru.

Sementara, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, sangat berterima kasih kepada Mayjen Arif Rahman yang bersedia datang langsung dari Jakarta guna memberi materi peran lembaga pendidikan Islam dalam memperkokoh jati diri bangsa dan ketahanan nasional.

Rektor mengungkapkan jika mengenang perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, ada kedekatan dan berhubungan dengan baik antara TNI dengan umat Islam. Dimana tokoh-tokoh pahlawan nasional banyak dihiasi oleh pejuang-pejuang Islam.

Bukan tidak mungkin, mahasiswa-mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan kelak akan menjadi melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap dalam pangkuan Ibu Pertiwi.

Kegiatan tersebut belangsung satu hari yakni pada tanggal 30 September 2015 di Gedung Sport Centre IAIN Pontianak dengan menghadirkan pembicara utama Mayjen Dr. Arif Rahman dari Universitas Ketahanan Nasional (UNHAN) Jakarta, dan Dr. Zaenuddin MA, dan Dra. Rusnila Hamid, M.Si dari IAIN Pontianak.




IAIN Pontianak Berpeluang Menuju Standar Universitas International

LPM#2

Prof. Tim Linsey bersama-sama rombongan menyambangi IAIN Pontianak guna menghadiri kegiatan The International Workshop LPM IAIN Pontianak. Prof. Linsey didaulat sebagai speaker pada Seminar yang mengusung tema “The Program to Become a World-Class University”. Kegiatan itu menghadirkan empat pembicara dan diselenggrakan selama dua hari yakni pada tanggal 27-28 Oktober 2015 di Aula Rektorat IAIN Pontianak.

Prof. Tim Linsey mengungkapkan sangat senang bisa datang dan berada di IAIN Pontianak, lebih bahagia lagi workshop dapat diisi dengan diskusi menarik, menantang, dan membawa harapan baru bagi IAIN Pontianak.

Tim, percaya bahwa IAIN Pontianak memiliki potensi untuk menjadi perguruan tinggi kelas dunia, jika memiliki tujuan dan sasaran yang jelas, dan komitmen dari semua komponen yang ada, serta dibutuhkan keberanian dalam proses ini.

Menurutnya, apa yang dibutuhkan untuk menembus 500 besar universitas terbaik adalah revolusi dan bukan evolusi. Jika tidak memiliki ide kemana akan melangkah serta visi pembaharuan yang dapat dijadikan bahan mutlak untuk mencapai standar universitas kelas dunia.

Memiliki visi saja tidak cukup, hal yang terpenting adalah mewujudkan visi tersebut dalam bentuk kongkrit. Untuk itu dalam pelaksanaannya adalah mewujudkan visi yang ideal dalam dunia nyata, IAIN Pontianak dituntut untuk memiliki imajinasi dan komitmen tinggi untuk memiliki kualitas dan karakteristik yang semestinya sebagaimana dimiliki universitas kelas dunia.

Sebelum melanjutkan pembicaraan lebih jauh, Tim, memperkenal diri bahwa dia seorang professor di bidang Hukum Universitas Melbourne Australia khususnya di bidang Sistem Hukum Indonesia baik yang konvensional maupun hukum syariah.

Disana dia juga terbiasa menangani kasus hukum seperti pengungsi, orang Indonesia yang tertangkap di Australia, masalah warisan, perkawinan antara orang Australia dan Indonesia, dan perkara-perkara lainnya.

Selain itu, Tim juga menjadi direktur pusat kajian hukum Indonesia, Islam dan masyarakat       di Fakultas Hukum Universitas Mailborne Australia dan menjadi satu-satunya pusat kajian Hukum Indonesia di dunia di luar Indonesia, hanya ada di Australia, paparnya.

Sejak era reformasi pada tahun 1998, Indonesia sudah dihadapkan dengan harapan baru untuk menghirup udara segar menuju perubahan dan pembaharuan yang lebih baik. Namun setelah 17 tahun era reformasi harapan untuk reformasi yang luas dan dalam masih belum terpenuhi di berbagai sektor. Masih banyak tantangan besar bagi universitas-universitas yang ada di Indonesia untuk menembus peringkat 500 universitas terbesar di dunia.

Tim berharap, dengan adanya workshop ini IAIN Pontianak mendapat gagasan baru yang bisa membantu dan memproses menuju universitas kelas dunia. Tidak ada seorang pun yang dapat membantu untuk memproses upaya tersebut kecuali IAIN Pontianak sendiri. Tim dan kawan-kawan yang sengaja datang dari Australia ke Pontianak hanya dapat membantu IAIN Pontianak untuk menghadapi tantangan tersebut. Ia berharap usulan-usulannya dapat bermanfaat dan dapat diwujudkan.




Bank Indonesia Peduli Tingkatkan Mahasiswa Cerdas Melalui BI Corner

Bank Indonesia

Bank Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk berkontribusi di dunia pendidikan.   BI Corner merupakan Program Sosial Bank Indonesia, tujuannya adalah bagaimana BI bisa berkontribusi agar generasi bangsa Indonesia menjadi lebih cerdas.

Upaya yang sudah dilakukan BI di bidang pendidikan adalah memberikan bantuan bea siswa, bantuan penyusunan skripsi, tesis, dan disertasi, serta untuk saat ini menambahkan jenis bantuan berupa ruang baca yang di dalamnya terdapat sofa, rak buku dan buku, televisi dan komputer.

Program juga menjadi salah satu andalan kegiatan sosial Bank Indonesia yang bertugas menjaga stabilitas ekonomi bangsa. Untuk diketahui pada 2015 ini, BI tengah menargetkan agar terdapat seratus BI Corner yang tersebar di seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia. Sementara diharapkan hingga 2020 terdapat sedikitnya seribu BI Corner yang tersebar.

Khusus ruang baca yang yang bertajuk BI Corner, saat ini diberikan kepada 43 Perguruan Tinggi Negeri yang tersebar di 34 provinsi untuk kabupaten dan kota khususnya untuk universitas-universitas negeri. Untuk di Kalimantan Barat masih terbatas diberikan kepada Untan dan IAIN Pontianak.

Dwi Suslamanto, Kepala BI Wilayah Kalimantan Barat,  sangat berterima kasih kepada Untan dan IAIN Pontianak, bersedia bekerjasama dengan BI untuk menciptakan SDM yang cerdas yang tergabung dalam Generasi BI (GENBI) dan atas diberinya fasilitas tempat untuk ruang baca BI atau BI Corner.

Dwi Suslamanto sebelumnya adalah Deputi Kepala Perwakilan BI Jember, Jawa Timur menggantikan Hilman Tisnawan sejak tahun 2014 lalu, mengatakan BI Corner memiliki misi khusus dalam mengedukasi mahasiswa tentang ekonomi dan dunia perbankan. Dengan ini pula diharapkan mereka mengenal lebih jauh tentang fungsi dan tugas Bank Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, selain meresmikan BI Corner, agenda juga dilanjutkan dengan kegiatan bedah buku yang berjudul “Orang Jepang Naik Haji”. Acara seremoni ditutup dengan penandatangan MoU dan peresmian ruang baca di Fakultas Ekonomi Untan dan ruang baca di Perpustakaan IAIN Pontianak.




Rapor OPAK 2015 Semakin Baik

71.0

Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, Khairunas., SH.,MH menilai kegiatan OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan) pada tahun ini jauh lebih sukses dibanding dengan penyelenggaraan di tahun lalu. Ini semua adalah partisipasi dan kerja keras semua panitia. Apresiasi ini diberikan setelah dilakukan pengamatan dan melakukan evaluasi tanpa diketahui oleh panitia.

Sebagai Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, ada beberapa hal yang menjadi catatan khairunas pada penyelenggaraan OPAK di tahun 2015, diantaranya, dia secara langsung beberapa kali memberikan pertanyaan kepada peserta OPAK terkait dengan proses penyelenggaraan maupun berkenaan dengan materi tanpa sepengetahuan panitia.

Di samping itu, ia memantau peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut dari awal hingga akhir. Kepala Biro juga memberikan penilaian yang baik karena tidak ada peserta yang tidak mengikuti OPAK, terkecuali yang berhalangan dengan alasan kesehatan.

Pada acara penutupan pun, dirinya bertanya kembali kepada peserta OPAK untuk menanyakan dua pilihan mengenai kegiatan, “apakah kegiatan OPAK berjalan dengan baik atau tidak?” tuturnya. Sontak peserta OPAK menjawab “baik”.

Dengan begitu, paparnya, selama penyelenggaraan OPAK tidak terjadi hal-hal yang di luar ketentuan. Kalaupun ada sikap yang kurang berkenan yang dilakukan panitia terhadap peserta hendaknya dapat dimaklumi sebagai bentuk pengenalan dinamika kampus.

71.1Khairunas berharap setelah ditutupnya kegiatan OPAK secara resmi, tidak ada lagi perbedaan dengan seniornya, bahwa ini panitia dan peserta OPAK. Semuanya sama berstatus mahasiswa IAIN Pontianak.

Sebelum acara seremoni penutupan kegiatan OPAK, pada pagi harinya peserta OPAK diberikan penyuluhan tentang melestarikan lingkungan dengan menanam pohon dari perwakilan Dinas Kehutanan, dan pada acara inti, penutupan secara resmi dilakukan oleh Kepada Biro AUAK IAIN Pontianak ditandai dengan pelepasan papan nama peserta secara simbolik. Selanjutnya diakhiri dengan doa bersama.




Rektor Motivasi Mahasiswa Baru untuk Tidak Berlama-Lama Dibangku Kuliah

70.1

Pembukaan kegiatan OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan) IAIN Pontianak, secara resmi dibuka oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, pada tanggal 15 September 2015 di Gedung Sport Center. Sebetulnya, kegiatan ini sehari sebelumnya sudah dimulai dengan agenda pra Opak dan berlangsung hingga 19 September 2015.

Dalam agenda pembukaan, Rektor IAIN Pontianak dihadapan 1069 mahasiswa baru peserta Opak 2015, mengucapkan selamat datang di IAIN Pontianak.

“Ini hari yang bersejarah buat adik-adik sekalian, saya tidak mengira 20 tahun yang lalu juga mengalami hal yang serupa dan tidak bermimpi menjadi seorang rektor. Jangan sepelekan proses kegiatan ini, hargai bahwa kehadiran kalian tidak menjadi sia-sia. ”, teriak Hamka bersemangat.

70.0Sesuai dengan tema kegiatan, “Menuju lulusan yang berharkat dan bermartabat”, Hamka menuturkan kepada peserta opak yang sudah secara resmi menyandang status mahasiswa, agar dalam bertindak, bersikap, berpikir, dan mengambil keputusan harus teliti, cerdas, dan berhati-hati.

Di samping itu, selama berstatus mahasiswa hendaknya menjaga citra IAIN Pontianak. Ada perbedaan mahasiswa IAIN Pontianak dengan mahasiswa lainnya, Minimal mahasiswa harus memahami makna label Islam di dalamnya dan juga satu-satunya sebagai institusi negeri di Kalimantan Barat yang berada di jantung kota Pontianak.

Dengan bagitu, tegas Hamka, hendaknya adik-adik peserta Opak untuk berjanji pada diri sendiri agar tidak berlama-lama kuliah di IAIN Pontianak, mengingat pasar kerja sudah semakin ketat, kalian harus menjadi lulusan yang terampil, cerdas dan kompetitif.

Persaingan tidak hanya dari dalam negeri akan tetapi juga datang tenaga kerja yang berasal dari luar negeri, karena telah dibukanya akses masyarakat ekonomi ASEAN sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antar negera-negara ASEAN.

Kendati saat ini, IAIN Pontianak sedang melakukan pembangunan gedung kuliah, Hamka meminta mahasiswa untuk memaklumi kondisi tersebut. IAIN Pontianak sangat kekurangan lokal, dimungkinkan rombongan belajar akan berlangsung sebanyak 4-6 shift setiap harinya.70.2

Hamka, berharap pada tahun ini akan selesai pembangunan 62 ruang kuliah dan 2 ruang pertemuan untuk kapasitas 150 orang, selain itu sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan masjid kampus dan lapangan futsal yang akan selesai pada bulan Desember 2015.

IAIN Pontianak sedang melakukan perubahan, apa-apa yang kurang atau belum bisa dipenuhi agar mahasiswa dapat lebih pro aktif dalam menjadi proses yang sebaik mungkin, karena jika tidak mempersiapkan diri dengan baik, akan menjadi orang asing di rumah sendiri, tutup Hamka.




Walikota Pontianak dan Rektor IAIN Pontianak Apresiasi Seminar Internasional Manuskrip

69.0

Kegiatan International Conference on Nusantara Manuscripts yang rencananya menghadirkan pembicara dari 9 negara terdiri dari Amerika, Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam  disambut baik oleh Walikota Pontianak, Sutarmidji, SH, M. Hum. Dalam acara jamuan makan malam sekaligus acara pembukaan (welcoming dinner and open ceremony) yang diadakan  di     rumah dinas Walikota Pontianak pada Selasa malam, 15 September 2015.

Sutarmidji yang akrab disapa Bang Midji, menuturkan bahwa Kota Pontianak sangat kaya dengan manuskrip kuno, sehingga kegiatan konferensi internasional ini memang tepat dilaksanakan di Pontianak.

Di samping itu, Sutarmidji menyebut dengan adanya konferensi ini bisa menunjukkan bagaimana kemajuan pemikiran masyarakat di masa lalu, bagaimana kearifan lokal masyarakat pada waktu itu.

“Manuskrip yang berkaitan dengan budaya banyak sekali tutur kalimat yang mudah membuka pemahamam pembaca atau pengkaji sastra klasik. Sedangkan sastra modern agak sulit dicerna karena tidak mudah pemaknaannya biasanya dibarengi dengan karya-karya atau musik-musik tradisional.”

69.1Menurutnya, IAIN Pontianak merupakan wadah yang tepat untuk mendiskusikan manuskrip karena merupakan lembaga intelektual yang mampu mensinergikan hal-hal yang berbau kearifan lokal dan modern serta keagamaan.

Hal senada disampaikan oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M. Ag, IAIN Pontianak sebagai lembaga pendidikan keagamaan akan berikhtiar dan berkomitmen untuk menggali dan mengkaji naskah-naskah yang tersebar di nusantara, khususnya lagi di Pontianak.

Para peneliti yang bersemangat mengkaji manuskrip-manuskrip lokal ini diharapkan mampu menggali hal-hal positif yang terdapat pada kebudayaan lokal. Menurut Hamka lagi, Islam sesungguhnya memiliki kaitan yang kuat tentang naskah-naskah klasik, sehingga IAIN Pontianak harus mampu mengkaji lebih dalam soal budaya dan agama yang terdapat pada manuskrip-manuskrip yang tersebar di nusantara.

“Dalam Islam kita bisa lihat banyak sekali khasanah intelektual yang bisa digali. Namun, yang terpenting dalam pemanfaatan naskah-naskah klasik ini tidak hanya soal pengkajian namun juga pemeliharaannya. Pengalaman berharga bisa kita petik dari sejarah, adanya konflik di Timur Tengah menyebabkan adanya pembakaran perpustakaan, Baitul Hikmah, di Baghdad. Karenanya, untuk menjaga naskah agar tidak punah dibutuhkan kesadaran untuk selalu menjaga naskah-naskah ini dengan baik”, jelas Hamka.

Menanggapi kegiatan konferensi internasional yang diselenggarakan di IAIN Pontianak, Hamka menilai agenda ini dianggap penting karena pertama, adanya intelektual nusantara yang khas dalam setiap naskah. Kedua, rapuhnya kondisi manuskrip sehingga harus dipelihara dengan baik. Ketiga, perlunya digitalisasi naskah karena konflik dan bencana alam bisa menjadi faktor rusaknya sebuah naskah.

69.2Hamka menambahkan, manuskrip keagamaan yang tersebar di seluruh nusantara kebanyakan ditulis dengan bahasa Melayu Arab sehingga memiliki kemampuan bahasa Arab yang mumpuni merupakan keharusan. “Kelemahan para filolog dalam mengkaji sebuah naskah biasanya adalah bahasa. Dalam kajian naskah keagamaan, para filolog diharapkan mampu berbahasa Arab dengan baik karena kebanyakan syair-syair keagamaan klasik ditulis dalam bahasa Arab, terutama di Pontianak, menggunakan bahasa Melayu Arab.

Dr. Zainuddin- Ketua Panitia Seminar Internasional Manuscripts mengatakan, “Kegiatan ini selain diapresiasi oleh Walikota Pontianak dan Rektor IAIN Pontianak, yang mengharukan adalah meskipun sedang dilanda musibah kabut asap yang membuat penerbangan terganggu, tidak menyulutkan niat para pembicara untuk hadir dalam  kegiatan ini walaupun harus delay berhari-hari di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Berkat doa seluruh elemen masyarakat Kalbar, Alhamdulillah dari 9 perwakilan negara yang menyatakan siap hadir, hanya perwakilan dari Amerika dan Singapura yang terpaksa membatalkan penerbangan ke Pontianak. Sedangkan 7 negara lainnya bisa hadir. Di luar dugaan,  peserta yang hadir ternyata melampaui target yang diharapkan, lebih dari 150 orang” jelas Zainuddin bersemangat.




Anggota Club Menulis IAIN Pontianak Terbaik Kedua di LKTS-PENTAS 2015

68.0

Zainal Arifin, anggota Club Menulis Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak meraih prestasi terbaik kedua dalam Lomba Karya Tulis Sejarah Pekan Cinta Nasional (LKTS-PENTAS) Kebudayaan 2015 Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.  Berdasarkan surat Panitia, Nomor: 2669/FS.2/LL/2015 tanggal 13 Juli 2015 makalah Zainal berjudul “Nasionalisme di Kalangan Orang Iban di Kapuas Hulu Kalimantan Barat” lolos dalam tahap seleksi makalah. Berdasarkan itu pula, mahasiswa Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir Fakultas Uhsuluddin, Adab dan Dakwah (IAT-FUAD) ini mendapatkan kesempatan presentasi di Semarang pada tanggal 5-9 Agustus 2015.

“Lolos sepuluh besar LKTS PENTAS 2015 bagi saya adalah sebuah anugerah. Bukan dikarenakan saya hebat menulis. Hal ini dikarenakan bimbingan dari pembimbing Club Menulis, Motivasi dari Pembina dan teman-teman Club Munulis serta teman-teman sekelas di IAT”, jelas Zainal membahas kelolosannya.

Menjadi terbaik kedua merupakan hal yang tak terbayangkan oleh Zainal. Mahasiswa dari Kapuas Hulu ini merasa menjadi 10 besar LKTS PENTAS 2015 adalah kesempatan untuk memeroleh inspirasi.

“Dengan perginya ke Semarang saya mendapatkan banyak inspirasi, bertemu dan berdialog dengan orang-orang hebat, serta penulis-penulis muda, untuk memacu semangat saya menulis. Saya bisa bertemu dengan sejarawan yang saya kagumi”

“Alhamdulillah kita mendapatkan prestasi ini”, lanjutnya.

Terbaik kedua di PENTAS merupakan prestasi kedua Zainal di bidang kepenulisan. Sebelumnya, ia meraih juara harapan kedua dalam lomba penulisan Sejarah dan Budaya Tingkat Mahasiswa Kalimantan Barat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar. Dalam perlombaan tersebut, dua temannya di Club Menulis Yuyun Nailufar dan Siti Muslikhah meraih juara I dan II.

“Terima kasih Club Menulis, pembina, pembimbing club dan teman-teman semua. Semoga apa yang kita lakukan mendapatkan berkah dari Allah dan menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat”, tutup penulis buku Iban di Kapuas Hulu: Narasi Perjalanan Sungai Besar dan Pengerak ini.




IAIN Pontianak Gelar FGD PTKIN  Se-Indonesia dan Seminar Internasional Manuskrip

top image

Institut Agama Islam Negeri Pontianak (IAIN) Pontianak dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD) Perencanaan serta FGD Wakil Rektor II/Wakil Ketua II bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Se- Indonesia. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada 15-18 September 2015 di Hotel Orchardz Pontianak.

Muhamad Dimyati, MM., selaku Ketua Panitia FGD  mengatakan: “Kegiatan FGD ini dilaksanakan sebagai bagian dari suatu metode PRA (Participacy Rapid Appraisal), yakni sebuah forum diskusi yang dilakukan secara interaktif dalam melihat permasalahan yang dihadapi melalui curah pendapat (brainstorming) dalam menemukan penyelesaian masalah terkait dengan penganggaran atau perencanaan dan keuangan di masing-masing satker PTKIN. FGD yang dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan ini merupakan sebuah langkah dalam mengawal dan melakukan proses penyusunan anggaran agar tepat sasaran dan tidak bertentangan dengan regulasi yang telah ditetapkan”.

“Khusus kegiatan FGD yang digelar di Pontianak ini fokus pada peningkatan pemahaman tentang penganggaran pengadaan barang/jasa pemerintah. Dengan demikian diharapkan setelah melakukan ekspolarasi terhadap berbagai persoalan di lapangan akan meningkatkan pemahaman dan penguatan kompetensi serta profesionalitas para perencana di PTKIN se-Indonesia” jelas Dimyati.

Foto Bilboard FGD dan Seminar International  ManuscriptsDimyati melanjutkan, “Adapun FGD Wakil Rektor II/Wakil Ketua II sebagai pejabat yang menangani bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan pada masing-masing satker juga akan melakukan FGD untuk melakukan pengawalan kegiatan perencanaan dan menelaah kembali terhadap ssstem penganggaran dan hal urgen lain yang perlu didiskusikan”.

Suhaimi, M.Pd, Sekretaris Panitia mengatakan: “Panitia sudah berkerja dengan professional dalam menyukseskan acara ini. Ada 180 peserta yang menyatakan siap hadir. Dari 55 PTKIN    Se-Indonesia yang sudah konfirmasi menyatakan siap hadir ada 48 PTKIN. Adapun para pembicara yang kami undang dari Sekretaris Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI; Direktur Pendidikan Tinggi Islam; Bappenas; LKPP Pusat; serta Kabag Perencanaan dan Sistem Informasi Dirjen Pendis Kemenag RI. Semua pembicara menyatakan siap hadir menyukseskan kegiatan ini. Selain diskusi di dalam forum, para peserta juga akan dilatih kekompakan dan membangun tim work yang solid dalam berorganisasi melalui outbound di Singkawang” paparnya.

Rektor IAIN Pontianak Dr. Hamka Siregar, mengatakan “Sebagai Rektor saya mengapresiasi dan berterimakasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Kemenag Pusat yang menunjuk IAIN Pontianak sebagai tuan rumah kegiatan-kegiatan nasional. Alhamdulillah IAIN Pontianak juga sukses menyelenggarakan kegiatan pertemuan Forum Rektor, Forum Wakil Rektor I/Wakil Ketua I PTKIN Se-Indonesia, Forum Wakil Rektor II/Wakil Ketua II PTKIN Se-Indonesia; dan Forum Wakil Rektor III PTKIN se-Indonesia. Dalam waktu dekat ini IAIN Pontianak juga ditunjuk sebagai tuan rumah kegiatan Seminar Internasional Manuskrip yang akan dihadiri 9 negara (Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Belanda, Jerman, Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei) pada tanggal 17 s.d 20 September 2015 ini” katanya.




Kabar Baik Penerima Bea Siswa Tahun 2016

67.0

Banyak beasiswa Dipa sebelumnya diprioritaskan untuk mahasiswa kurang mampu dan berprestasi. Pada tahun 2016 mendatang IAIN Pontianak akan memberikan beasiswa lebih kompetitif, dengan begitu setiap mahasiswa berprestasi memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan beasiswa tanpa harus menyertakan syarat kurang mampu.

Hal ini diungkapkan Kasubdit Sarana dan Prasarana Kemenag RI, yang diwakili Rahmawati dalam Pertemuan Furom Warek III di Pontianak pada tanggal 12 Agustus 2015. Pada tahun 2016 akan diberikan beasiswa berprestasi, hal ini dimaksudkan agar penerima beasiswa lebih luas lagi, jadi mulai tahun depan mahasiswa mampu secara ekonomi akan tetapi memiliki prestasi akademik dan non akademik sudah berhak menerima beasiswa.

Jadi, lanjutnya, beasiswa ini bisa untuk mahasiswa kurang mampu dan mampu juga. Namun, yang terpenting memiliki IPK memenuhi standar untuk mengajukan beasiswa. Berikut untuk panduannya akan diberikan kepada seluruh PTKIN se-Indonesia.

Meskipun begitu, tidak menutup kesempatan kepada mahasiswa kurang mampu. Khusus untuk beasiswa bidik misi masih memperioritaskan mahasiswa kurang mampu dengan persyarakat prestasi akademik.

IAIN Pontianak melalui Wakil Rektor III, Dr. Zaenuddin, MA. MA, mengatakan, saat ini dirinya sudah berupaya mengalokasikan dana untuk bantuan biaya pendidikan kepada mahasiswa berprestasi untuk membiayai pendidikannya, baik prestasi akademik maupun non akademik tanpa harus menyertakan syarat kurang mampu.

Dengan disosialisasikannya beasiswa prestasi, proses seleksi, penyaluran/pemberian diharapkan akan berjalan lebih baik, dan mahasiswa dapat mengikuti studinya dengan lancar dan dapat meningkatkan prestasi dan menyelesaikan program sarjananya dengan tepat waktu.

Perubahan bentuk beasiswa prestasi yang mulai diberikan pada tahun 2016 mendatang, selain bentuk perhatian terhadap mahasiswa yang berprestasi juga untuk memotivasi mahasiswa agar menjadi suatu kebanggaan dan lebih giat lagi belajar serta mampu mengubah pola pikir untuk lebih mandiri karena persaingan akan semakin ketat.