Khairunas: Mengutamakan 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama

khairunas

Sejak dilantik oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin pada 23 September 2014, Khairunas, SH., MH., resmi menjadi Keluarga Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Menjabat sebagai Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik, dan Kemahasiswaan (AUAK) memberikan tantangan baru untuknya yang selama ini memangku amanah sebagai Auditor Irjen Kementerian Agama sejak 1999 hingga 2014.

Mengimplementasikan 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama RI diutamakannya dalam menjalankan tugas tersebut. Bekerja sebagai Auditor maupun Kepala Biro AUAK tak harus membuatnya berbeda pandangan terhadap pekerjaanya. Kemana pun, kapan pun ia tetap bekerja secara Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung Jawab, dan memberikan Keteladan.

“Saya mempunyai prinsip bahwa saya harus bekerja secara profesional dan maksimal. Apakah saya sebagai Auditor atau menjadi Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, saya tetap bekerja secara Integritas, Profesional, dan memberikan keteladanan pada siapa pun, sebab itu adalah komitmen diri saya”, tegas mantan Ketua Kelompok Bidang Investigasi Inspektorat Jenderal Kementerian Agama ini.

Berhadapan dengan administrasi tentu bertolak belakang dengan pengalaman kerjanya yang berurusan dengan kasus dan mengandalkan keahlian khusus keauditoran. Perbedaan signifikan tersebut membuatnya harus beradaptasi, untuk itu berpikir postif, arif, dan bijaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsinya merupakan aplikasi nilai budaya yang ia tanamkan pada dirinya.

“Perbedaan yang sangat signifikan saya rasakan, dulu saya menjadi Auditor dan terakhir di investigasi, bekerja me nyelesaikan kasus-kasus dimanapun dan kapan pun, mengandalkan keahlian khusus keauditoran. Nah! sekarang saya jadi Kepala Biro harus bekerja di Administrasi Umum, Akademik, dan Kemahasiswaan, dan duduk di belakang meja ngurusin surat-surat dan semacamnya, karenanya saya perlu beradaptasi. Tetapi karena mempunyai semangat mengabdi, pekerjaan bagaimana dan dimana pun tidak menjadi kendala, sehingga walau pekerjaan itu asing akan berjalan lancar, semoga bermanfaat besar, insya Allah”, katanya bersemangat

Berkaitan dengan 5 nilai budaya kerja tersebut, Khairunas juga menjadikannya sebagai pola keteladanan kepada pegawai. Dia menunjukannya dengan kedisiplinan jam kerja, berdasarkan rekapitulasi kehadiran Khairunas selalu datang dibawah pukul 07.30 dan pulang lewat  pukul 16.00. Selain sebagai tanggung jawab pada pekerjaannya, Khairunas sendiri mempunyai prinsip tidak meninggalkan pekerjaan untuk diselesaikan keeseokan harinya. Maka tidak heran jika mejanya selalu bersih dan rapi dari berkas dan surat-surat.

“Saya selalu mengedepankan kedisiplinan dan memberikan contoh teladan kepada pegawai dengan datang lebih awal dan pulang di atas jam 4. Bahkan pulang pun sering malam karena mengerjakan pekerjaan kantor. Sebab saya tidak ingin meninggalkan pekerjaan untuk keesokan hari nya. Semua surat dan berkas saya tuntaskan hari itu juga”, cerita Khairunas di ruang kerjanya.

“Saya ingin konsentrasi penuh untuk pengabdian diri saya demi peningkatan pengembangan IAIN Pontianak”,  tegasnya. Komitmen bukanlah sekadar pengakuan semata. Hal ini dapat dibuktikan dengan pembenahan yang telah dilakukan. Beberapa di antaranya adalah terlaksananya peng hapusan gedung bangunan MAS dan Masjid Syarif Hidayatullah dan pembangunan kembali ruang perkuliahan.

Selain itu, pengembangan kerjasama dengan Perguruan Tinggi Negara lain yang saat ini telah bekerja sama dengan Universitas Malaysia Sarawak (UNIMAS), Terlaksananya upaya sinergisitas dengan pimpinan daerah dalam bentuk MoU dengan Kejaksaan Tinggi Provinsi Kalimantan Barat, Kementerian Agama Kalimantan Barat, dan Pemerintahan Kota Pontianak, Pengembangan keterampilan dan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) melalui dorongan studi lanjut, dan partisipasi berbagai kegiatan penelitian dengan memberikan kesempatan pada dosen untuk melakukan penelitian dalam jumlah yang banyak serta meng anggarkan bantuan kepada 12 dosen untuk melanjutkan studi S3.

Khairunas mengaku bahwa berbagai pembenahan yang dilakukan, tak lain untuk pengembangan dan kemajuan IAIN Pontianak, maka berbagai agenda strategis untuk peningkatan kualitas layanan dan mutu telah dirancang. Agenda ini berkaitan dengan Peningkatan kuantitas dan kualitas penerimaan mahasiswa, mutu pelayanan bidang akademik dan non akademik, mutu kurikulum, kualitas mahasiswa dan alumni, hubungan kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah maupun dan perguruan tinggi berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta bidang pengembangan unit usaha dan pemberdayaan aset. Peningkatan tersebut dilakukan melalui pengembangan di kegiatan akademik, kelembagaan, Sarana Prasarana, dan Sumber Daya Manusia baik dosen, tenaga kependidikan serta mahasiswa.

“Ada beberapa dimensi yang patut diperhatikan dalam peningkatan kualitas dan kemajuan IAIN Pontianak; pertama, perbaikan mutu pelayanan. Kedua, Penetapan langkah antisipasi dalam menjawab kebutuhan nyata masyarakat. Ketiga, Perbaikan sistem kelembagaan yang lentur agar lebih mudah beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan,” jelas lulusan Magister Hukum Jurusan Pidana Universitas Islam Jakarta.

Dimensi lain yang menjadi perhatian pemimpin yang lahir di Batusangkar, Sumatera Barat ini adalah Peningkatan efektivitas kerja sama kelompok dan optimalisasi tim kerja di antara unit-unit yang terkait, penataan manajemen berdasarkan kepemimpinan yang efektif, serta pemberdayaan dan pengembangan sumber daya manusia. Secara gesit, program kerja yang disebutnya sebagai cita-cita itu sebagian besar sedang dalam pembenahan dan beberapa di antaranya telah masuk dalam list target untuk dilakukan segera.

”Ada beberapa yang sedang dan akan dilakukan, di antaranya adalah Pemutakhiran data mahasiswa IAIN Pontianak yang saat ini ada berbagai versi yang berbeda jumlah nya. Penataan analisa beban kerja  dan analisa kebutuhan tenaga fungsional dosen, fungsional tertentu lainnya dan pegawai administrasi yang sudah dilakukan dalam bentuk E-Formasi. Kemudian evaluasi kedisiplinan PNS dengan menyurati atasan langsung dan pelanggaran disiplin de ngan memberikan sanksi hukuman dalam rangka pening katan disiplin. Finalisasi STATUTA IAIN Pontianak yang tinggal selangkah lagi yakni dalam penetapan pakaian almamater, senat dan toga akademik serta kondisi jaringan internet”, tutupnya.




IAIN Pontianak Mesti Punya Peran dalam Perkembangan Masyarakat Internasional

 Wisuda#2

Momentum alih status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak saat ini telah dimanfaatkan secara maksimal.

“IAIN Pontianak tidak boleh berhenti berbenah. Kita semua paham, bahwa era globalisasi menuntut adanya kesiapan untuk menghadapi tantangan dan persaingan yang semakin kompetitif, termasuk di bidang pendidikan dan dakwah Islam”, kata Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, saat menyampaikan pidato rektor pada wisuda IAIN Pontianak, Rabu, 3 Juni 2015.

Wisuda#3Sebagai Rektor IAIN Pontianak, Hamka, punya pandangan ke depan menjadikan perguruan tinggi ini kelas dunia (world class university) dan perguruan tinggi percontohan (model university) dengan tata kelola yang baik (proper management), beridentitas kerakyatan (populy identity) serta berakar pada sosio-kultur Indonesia (Indonesian sociocultural based).

Dia menegaskan, IAIN Pontianak mesti punya peran secara signifikan dalam perkembangan masyarakat internasional, sehingga diupayakan agar terus meningkatkan kualitas pada semua bidang dan mengarahkannya untuk mencapai posisi strategis.

Di bidang hubungan dan kerjasama luar negeri, terangnya, IAIN Pontianak sudah mengirimkan mahasiswa untuk kuliah dan kerja lapangan di luar negeri. Tahun ini adalah tahun kedua mengirimkan mahasiswa untuk KKL di Sarawak Malayasia berjumlah 30 orang, sebelumnya pada tahun lalu telah mengirimkan 20 mahasiswa.

Ke depan, Hamka, berencana, akan jajaki Thaiand dan Brunei Darussalam untuk kuliah dan kerja lapangan bagi mahasiswa. Berbagai program ini tidak lantas menampik ciri khas keIslaman dan lokalitas.

Wisuda sarjana dan pascasarjana IAIN Pontianak, 3 Juni 2015 yang diikuti sebanyak 300 wisudawan, yang terdiri dari wisudawan pascasarjana sejumlah 32 orang. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Pontianak 179 orang. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan Pendidikan bahasa Arab IAIN Pontianak 13 orang.

Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) Jurusan Ekonomi Islam 47 orang. Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) Jurusan Muamalah 7 orang. Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam sejumlah 8 orang. Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) jurusan Bimbingan dan Konseling Islam sejumlah 14 orang.

Kepada wisudawan, Rektor IAIN Pontianak mengucapkan selamat. Dia berpesan, kita semua sependapat bahwa ilmu yang diperoleh, adalah alat, akan sangat tergantung pada, dan untuk apa, serta bagaimana ilmu tersebut digunakan. Nilai universal dari pemanfaatan ilmu, adalah untuk kemashlahatan umat dan bangsa secara keseluruhan.

Sekaranglah saatnya saudara-saudara mengamalkan ilmu tersebut di masyarakat. Buktikanlah bahwa gelar yang diperoleh menunjukkan kompetensi yang dimiliki. Bentuknya adalah karya nyata. Ilmu yang didapat selama dibangku perkuliahan ringkasnya hendaklah dimanfaatkan secara positif dan kreatif. Jadilah tokoh-tokoh pembaharu di masyarakat. Berbuatlah yang terbaik untuk umat dan bangsa di manapun kelak saudara/i bekerja.

Para wisudawan adalah duta kampus IAIN Pontianak. Oleh karena itu, dia “menitipkan” nama baik kampus ini. Ketika saudara-saudari berhasil di masyarakat, maka nama IAIN Pontianak akan terbawa baik juga. Sebaliknya dari itu, apabila saudara gagal dan terlibat dalam kasus-kasus yang merugikan Negara, nama IAIN Pontianak akan terbawa-bawa pula. Meskipun kita paham, tambahnya, bahwa tidak ada satu pun kampus yang mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan kaidah-kaidah kebaikan.

“Karena itu para lulusan ingat dan peganglah kuat nilai-nilai agama, nilai-nilai kejujuran, kebenaran dan keadilan. Sebagai pencerminan dari keluhuran budi, kejujuran, kebenaran, dan keadilan apabila digabung dengan kemampuan ilmu pengetahuan serta semangat pengabdian, sebagai wujud nilai kepahlawanan pada masa kekinian, insya Allah akan menjadi amunisi yang besar untuk membangun Indonesia yang lebih baik lagi”, tegas Hamka sebelum mengakhiri pidatonya.

Selain daripada itu, tutup Hamka, apa yang saudara capai pada hari ini, tidak lepas dari jerih payah kedua orang tua. Setelah wisuda ini, segeralah bersimpuh untuk mengucapkan terimakasih. Jadilah anak yang berbakti pada orangtua.




Sarjana Baru, Harus Punya Peran dalam Membangun Moral, Mentalitas dan Karakter Bangsa

Jimly Asshiddiqie#2

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, mengucapkan selamat kepada para wisudawan IAIN Pontianak, mudah-mudahan sesudah menjadi sarjana bisa melanjutkan tugas untuk belajar dari kehidupan nyata, jika sebelumnya belajar dari buku, ucapnya.

“Sebagai umat Islam dan seluruh umat manusia, mari kita belajar sebagaimana Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah Saw, pertama kali mendapat wahyu yakni dengan perintah membaca (iqra), sedangkan Allah SWT mengetahui ketika pertama kali nabi Muhammad Saw tidak dapat membaca buku, maka perintah Iqra itu maknanya tidak lain, bukan membaca leterlek seperti yang kita pahami, membaca disitu adalah membaca kehidupan”, kata Jimly.

Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum RI (DKPP-RI) 2012-2017 ini juga mengajak segenap sarjana baru agar memulai membaca kehidupan, bukan sekedar lagi membaca buku. Buku oleh penulisnya menjelaskan dan menceritakan realitas masa lalu, sering kali buku ketinggalan zaman.

Jadi, terangnya, kalau selama ini rajin membaca buku, jangan-jangan pengetahuan kita sudah ketinggalan, maka kita harus membaca dunia nyata sambil menjadikan buku sebagai referensi, karena itu membuat kita terus menerus bergaul dengan perkembangan informasi kehidupan dan terlibat dalam perkembangan teknologi.

Kepada kedua orangtua wisudawan, Jimly, sekali lagi mengucapkan selamat putra-putrinya telah menjadi sarjana, mudah-mudahan menambah kualitas kualifikasi generasi muda bangsa yang menempati posisi intelektual yang dapat memberikan kecemerlangan, sinar bagi kemajuan umat.

Bangsa Indonesia, menurut Jimly, adalah bangsa yang sangat kaya raya, tetapi kekayaan alam yang dimiliki itu bisa dua kemungkinan yaitu bisa menjadi anugerah dan bisa menjadi sumber malapetaka. Pasalnya, semua Negeri Islam mulai dari Maroko sampai Marauke kaya akan sumber daya alam, itu sebabnya di jajah oleh bangsa Barat.

Jimly, mengutip Joseph E. Stiglitz, dalam tesisnya, escaping from the curse of natural resources, kekayaan sumber daya alam itu bisa menjadi anugrah dan bisa menjadi sumber kutukan, gara-gara kaya bangsanya dijajah, termasuk Indonesia belum mengalami pencerahan, disebab kan rata-rata tingkat pendidikan masih rendah.

Sarjana baru IAIN Pontianak hendaknya bisa menambah kualitas generasi baru Indonesia yang menduduki lapisan SDM yang dapat mengelola dan mengurusi Negara dan bangsa Indonesia ke depan.

Jimly menyerukan, agar moment wisuda dijadikan sebagai momentum untuk mulai belajar dari kenyataan hidup, dan mulai untuk bertindak sesuai dengan apa yang didapatkan selama di bangku kuliah, dan bekerja untuk kemajuan bangsa di bidang keahlian masing-masing.

Selain ahli dibidangnya juga punya peran dalam membangun moral, mentalitas, dan karakter bangsa. Apa lagi pemerintah saat ini mencanangkan revolusi mental, atau gerakan nasional revolusi mental dengan maksud menjadikan mentalitas dan moralitas menjadi korp bisnis pembangunan bangsa.

Hal ini diakuinya, setelah 15 tahun reformasi, justru moralitas dan etika kehidupan berbangsa jadi “melorot” dan “memprihatinkan”. “Hukum kita carut marut, politik membuat orang berburu kekuasaan dengan berbagai macam cara, demokrasi membuat orang bebas mencari nafkah untuk memperkaya diri sendiri”, tegasnya.

Dampaknya adalah kehidupan liberalisme pasca reformasi yang menyebabkan turunnya kualitas moral berbagai lini sehingga kehidupan berbangsa mengalami kerusakan. Karena itu, bangsa ini sangat memerlukan sarjana yang memenuhi aspek moralitas, etika dan karakter. Mudah-mudahan sarjana IAIN Pontianak dapat memanfaatkan peluang dan mengambil peran dalam membangun bangsa, ajak Jimly.

Jimly menuturkan, kehidupan moral bangsa saat ini sedang menghadapi masalah, tingkat kriminal sedang meningkat tajam, fakta menunjukkan penjara diseluruh wilayah Indonesia penuh dengan orang-orang yang bermasalah.

Hukum yang ditegakkan tidak mengurangi tingkat kriminalitas, tentu hal ini disebabkan moral bangsa ini sedang rusak, oleh sebab itu urusan moral harus dijadikan sasaran untuk berdakwah, dan perubahan, ini menjadi tantangan para sarjana IAIN Pontianak, pungkas Jimly.




Catatan Perjalanan PIONIR VIII Palu 2015

PIONIR

Kegiatan PIONIR diawali dengan acara pemecahan rekor MURI pembacaan surat Yasin sepanjang 4 kilometer di sepanjang teluk palu yang dilaksanakan setelah sholat ashar pada Minggu 17 Mei 2015. Kegiatan tersebut mencatatkan rekor dari MURI sebagai pembacaan Yasin dengan shaff terpanjang.

Dalam pembacaan surah Yasin tersebut, disertakan pembacaan terjemahan surat yasin dalam 10 bahasa daerah se Indonesia. IAIN Pontianak berkesempatan menyertakan terjemahan surat Yasin dalam bahasa Dayak Kanayatn di depan Bapak Menteri Agama Republik Indonesia, Gubernur Palu dan seluruh undangan yang hadir.

Keikutsertaan IAIN Pontianak dalam kegiatan Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) yang diselenggarakan oleh IAIN Palu, merupakan agenda dua tahunan bagi Perguruan Tinggi Kementerian Agama Negeri (PTKIN) se-Indonesia.

Kontingen PIONIR ke VII IAIN Pontianak, dipimpin langsung oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Zaenuddin, MA.MA., didampingi oleh 7 orang official dengan menyertakan 25 orang Atlit.

Adapun cabang-cabang yang diikuti adalah Musabaqah Makalah Al Quran 1 Putra dan 1 putri, Tenis meja 4 orang atlit dengan mengikuti kategori Perorangan Putra 2 Orang, Perorangan Putri 2 Orang, Ganda Putera dan Ganda Puteri. Bulu Tangkis Perorangan Putera 1 Orang Perorangan Puteri 1 Orang serta Ganda PUtera dan Ganda Puteri. Musabaqah Tilawatil Qur’an Putera dan Puteri.

Cabang lainnya, Musabaqah Hifzil Qur’an 5 Juzz Puteri dan 10 Juzz Putera. Cabang Kaligrafi 2 orang yaitu kategori Dekorasi Puteri dan Naskah Putera, Riset serta Cabang Catur 4 orang 3 putera dan 1 puteri pada kategori Klasik Perseorang Putera dan Puteri, Kilat Perseorangn Putera dan Puteri, Cepat Perseorangan Putera dan Puteri serta pada cabang beregu putera kategori Cepat, Kilat dan Klasik.

Berbekal prestasi delapan besar pada dua tahun lalu, IAIN Pontianak dalam kegiatan PIONIR VII di Palu Sulawesi Tengah kali ini belum mampu meningkatkan prestasinya. Pada Pionir ini hanya mampu meraih pretasi melalui cabang catur pada kategori Catur Cepat Beregu Putra medali Perak dan Catur Kilat Beregu Putra Medali Perunggu.

Selain itu, agenda lainnya pada Pertemuan Wakil Ketua dan Wakil Rektor PTKIN se-Indonesia, menghasilkan pembentukan Forum Wakil Rektor Bidang Kemahsiswaan seluruh PTKIN se Indonesia, Dr. Zaenuddin MA, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Pontianak dipercaya sebagai Sekretaris Forum Wakil Rektor III Se Indonesia tersebut.

Dalam pesan singkatnya, Zaenuddin, mengungkapkan, ini adalah sebuah kehormatan bagi kita IAIN Pontianak, dipercaya sebagai Sekretaris Forum Warek III PTKIN Se Indonesia, semoga dengan terpilihnya dia, akan memberikan sebuah kontribusi positif kedepannya dan menjadikan IAIN Pontianak sebagai salah satu Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri terkemuka tidak hanya di forum lokal, tetapi juga nasional bahkan internasional.




Bedah Buku “Indonesia Milik Allah” bersama Ustadz Hari Moekti

Bedah Buku

Pada tanggal 04 April 2015, di gedung UPT IAIN Pontianak dilaksanakan kegiatan bedah buku “Indonesia Milik Allah” yang mendatang seorang Ustadz yang merupakan mantan rocker pada era 90-an.

Ia adalah Hari Moekti, pengarang Indonesia Milik Allah. Buku yang ditulisnya terinspirasi dari lagu yang diciptakannya. Dari lagu yang berjudul sama dengan judul buku itu.

Dia menuliskannya dalam sebuah buku karena menurutnya, jika hanya dibuatkan lagu maka orang akan cepat melupakannya. Akhirnya dengan saran dari teman-temannya, jadilah buku yang berjudul “Indonesia Milik Allah”.

Dari judul buku tersebut tentu kita menjadi penasaran dengan isi yang ada didalamnya. Isi buku ini adalah segelintir pengalaman dari Beliau yang melihat keadaan Indonesia yang kaya raya alamnya tetapi dikuasai oleh pihak-pihak asing.

Menurut Hari Moekti, Indonesia telah dikuasai oleh Negara asing yang memperoleh keuntungan besar dari hasil kekayaan Indonesia. Beliau mengatakan Indonesia telah dijual oleh Negara kepada para penguasa yaitu kaum kapitalis sebagai pemilik modal.

Hasil kekayaan Indonesia yang seharusnya dimanfaatkan oleh rakyat indonesia tenyata tidak demikian adanya. Justru, hasil kekayaan alam Indonesia dijual oleh Pemerintah yang kemudian di ekspor ke luar Negeri dan pada akhirnya Indonesia akan mengimpor kembali hasil kekayaannya sendiri dari negara lain.

Penulisan buku Indonesia milik Allah ditujukan untuk menyadarkan penguasa-penguasa yang telah memanipulasi rakyat dengan berbagai hal. Sebenarnya dalam hal ini rakyat menjadi korban.

Namun, untuk menyadarkan atau bahkan mengubah Indonesia menjadi Negara yang mandiri tanpa bantuan atau bisa dikatakan hutang dengan Negara lain akan tidak mudah dilakukan. Melihat keadaan Indonesia yang seperti sekarang ini, tentu menjadi masalah yang sangat berat. Mengingat banyak pihak yang terkait dengan semua ini.

Buku Indonesia milik Allah ingin menunjukan bahwa Indonesia adalah Negara yang diberikan banyak kekayaan alam oleh Allah SWT. Dengan adanya buku ini penulis mengharapkan untuk bisa mengembalikan hukum yang ada di Indonesia seperti hukum Islam yang mementingkan rakyat bukan hukum yang mementingkan pejabat tinggi pemerintah.

Buku Indonesia Milik Allah mengajak semua pihak untuk kembali ke jalan Allah, menjalankan syariat dan hukum Islam sesuai dengan yang ada didalam Al quran bukan sesuai dengan yang manusia ciptakan.

Tentu saja, apabila hukum Islam telah dijalankan di negeri ini, kedamaian akan tercipta. Tidak akan ada lagi kemiskinan dan beban-beban yang di tanggung oleh rakyat. Dengan dijalankannya hukum Islam di Negeri ini, pemimpin akan senantiasa mementingkan kepentingan rakyat dan mensejahterakan rakyat-rakyatnya.




Audisi Aksi Indosiar di IAIN Pontianak

Aksi Indosiar

Menyambut bulan suci Ramadhan, Indosiar kembali mengadakan program religi yang mengedukasi dan menginspirasi pemirsanya. Salah satu acara yang ditayangkan nanti adalah Akademi Sahur Indonesia (AKSI) 2015.

Kegiatan audisi pun dilakukan didaerah-daerah, dari Sabang sampai Marauke. Di Kalbar Indosiar bekerjasama dengan IAIN Pontianak untuk melakukan audisi Akademi Sahur Indonesia (AKSI) untuk mencari orang-orang berbakat menjadi Ustadz dan Ustadzah.

Indosiar sebagai salah satu saluran TV swasta nasional, mengutip Rakyan dalam http://www.indosiar.com/, Tim Produksi Indosiar, timnya mendatangi kampus-kampus dan pesantren-pesantren guna mencari yang terbaik.

Acara yang akan menampilkan pendakwah muda season kedua, sebelumnya memiliki rating yang cukup tinggi. Para peserta yang lolos pada audisi akan tampil di televisi pada bulan Suci Ramadhan untuk mensyiarkan Islam kepada seluruh pemirsa Indosiar.

“Alhamdulillah, beberapa kota yang didatangi melalui program audisi AKSI, disambut antusias yang sangat besar oleh masyarakat setempat, walaupun audisinya sendiri dilakukan secara tertutup” ucap Rakyan.

Sementara, Aspari Ismail, Kasubbag TU, Humas dan Kerumahtanggaan IAIN Pontianak, mengatakan Audisi Aksi yang diselenggarakan di Gedung Rektorat lantai 4 pada tanggal, 21 April 2015, sangat ramai dan proses seleksi pun terbilang ketat.

Para peserta yang datang dari berbagai perwakilan, baik dari kampus IAIN, MA dan SMA, atau Pondok Pesantren menunjukkan kemampuan yang tidak jauh berbeda pada saat proses audisi. Para peserta menunjukkan kemampuan berceramah terbaiknya.

Aspari berharap, kegiatan seperti ini mudah-mudahan dapat terus dilakukan terutama untuk daerah Kalbar, dan tentunya tidak hanya dari stasiun TV Indosiar tapi juga dari televisi swasta lainnya.

IAIN Pontianak selaku lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri, siap mendukung dan bekerjasama untuk kemajuan umat dan masyarakat Kalbar, tambahnya.




Tim Futsal Iain Pontianak Raih Juara I dan III pada Turnamen IMM Cup 2015

Tim Futsal

Turnamen IMM Cup 2015 yang digelar Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak pada tanggal 3-11 April 2015 itu mengundang berbagai utusan kampus dan fakultas yang ada di Kalimantan Barat setiap tahunnya. IAIN Pontianak yang mengikutsertakan dua tim dalam ajang tersebut berhasil meraih juara.

Setelah sukses menjadi juara pertama dan tiga pada turnamen IMM Cup 2015, ketua UKM Olahraga IAIN Pontianak, Devan Prasetyo, semakin serius dalam mengembangkan dan meningkatkan olahraga futsal dan olahraga lainnya.

Melalui turnamen itu, Devan yang juga merupakan kapten tim IAIN B, berharap pemain dapat menambah jam terbangnya, sekaligus menguji kemampuan mereka. “Kami punya tugas tambahan yakni mengangkat motivasi dan semangat mahasiswa dalam berolahraga”, katanya.

“Kami ingin menjadi bagian dari perkembangan futsal Kalimantan Barat saat ini. Bagi kami mahasiswa yang tergabung pembinaan futsal UKM Olahraga IAIN Pontianak, disamping menuntut ilmu dikampus tercinta ini, olahraga futsal merupakan kegiatan positif yang perlu didukung keberadaannya”, lanjut Devan.

Berbekal pengalaman juara, dia bertekad memajukan futsal dan olahraga di IAIN Pontianak, tentunya tidak terlepas dari kebersamaan mahasiswa melalui UKM Olahraga, Pembina UKM, Wakil Rektor III yang menangani bidang kemahasiswaan dan kerjasama lembaga serta dukungan sponsor dan berbagai pihak lainnya.

Sementara pelatih futsal sekaligus Pembina UKM Olahraga, Handes, menuturkan pembinaan kegiatan olahraga futsal sangat penting bagi mahasiswa dan IAIN Pontianak. Selain sebagai ajang merebut prestasi tertinggi, ini merupakan wadah tambahan untuk menyalurkan minat dan bakat yang positif.

Selain itu, tuturnya, olahraga yang ada di IAIN Pontianak melalui prestasi dapat menjadi event promosi apabila dipublikasikan dalam menarik perhatian pelajar untuk menuntut ilmu disini. IAIN perlu dikenalkan dengan multi saluran dan terintegrasi dalam berbagai pendekatan termasuk kegiatan olahraga.

Handes, mengaku, dengan prestasi tersebut, dirinya merasa bersyukur dan bangga atas kerja keras anak asuhnya. Dengan pembinaan yang baik akan ada prestasi-prestasi lain yang ditorehkan IAIN Pontianak baik melalui olahraga futsal atau cabang lainnya.




Man I Juara Umum MTQ Tingkat SLTA, Rektor IAIN Pontianak Ucapkan Selamat

MAN I

Dalam acara penutupan Gebyar MTQ DEMA IAIN Pontianak, tingkat SMA/MA sederajat se-Kota Pontianak dan Kubu Raya, dihadiri oleh Rektor IAIN Pontianak dan sekaligus menutup serangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Maret 2015 oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) IAIN Pontianak.

Dalam sambutaannya, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, mengatakan sangat menikmati lantunan ayat suci al-Quran dan mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh DEMA IAIN Pontianak. Adik-adik pandai dalam melantunkan ayat-ayat suci al-Quran, mesti juga dapat menjadikan ayat-ayat tersebut sebagai panduan dalam kehidupan.

“Semakin sering dilakukannya kegiatan MTQ, semestinya kehidupan semakin religius, banyak yang pandai melantunkan ayat al-Quran dengan baik, namun nilai-nilai didalamnya tidak begitu tampak diamalkan secara sosial. Banyak diantara kita hanya bisa memberi contoh yang baik, namun, belum menjadi contoh serta suri tauladan bagi generasi muda”, ucapnya mengingatkan.

Dengan begitu, Rektor IAIN Pontianak mengaku bangga dan mengucapkan selamat dan siap memperhatikan dengan sungguh bagi para pemenang pelantun dan penghafal al-Quran dalam kegiatan MTQ yang digelar, apa bila ingin berkuliah di IAIN Pontianak dengan memberikan jaminan beasiswa.

Dalam acara pembukaan sebelumnya, hal serupa juga disampaikan oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Pontianak, Dr. Zaenuddin, MA,MA, menyambut baik kegiatan MTQ. Dia menuturkan IAIN Pontianak sepenuhnya mendukung, melalui kerjasama dengan fakultas, maka para juara MTQ akan dimudahkan untuk masuk di IAIN Pontianak.

Menurutnya, MTQ merupakan event syiar Islam yang sangat positif, dan menanamkan nilai-nilai al-Quran, dan dapat dijadikan agenda rutin setiap tahunnya, program ini relevan dengan wadah promosi IAIN Pontianak.

Sekarang ini Kementerian Agama RI sedang membuka pendaftaran calon mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional-Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN) mulai 28 Februari s.d 25 April 2015. Bagi para pemenang lomba MTQ ini dapat mendaftar dan mengikuti seleksi melalui jalur SPAN-PTKIN secara gratis tanpa di test.

“Pada tahun ini dan mendatang banyak beasiswa akademik dan non akademik, Pada cabang Tilawah yang merupakan bagian seni adalah salah satu contoh non akademik yang bisa mendapatkan beasiswa di IAIN Pontianak”, ungkap Zaenuddin.

Penerima beasiswa sudah diperlebar kesempatan untuk penerimanya, terangnya, dari beasiswa miskin berprestasi menjadi beasiswa berprestasi yang diperuntukkan bagi siapa saja mahasiswa yang berprestasi akademik dan non akademik.

Zaenuddin menyebut, alasan adanya perubahan penerima beasiswa, berdasarkan hasil evaluasi dan analisanya, bahwa sampai saat ini peserta pendaftar beasiswa tidak maksimal, selain itu ada kecenderungan penerima beasiswa kurang serius, sehingga dijaring penerima beasiswa selanjutnya lebih kompetitif.

Jika sudah kompetitif, maka yang mendapatkan beasiswa merasa bahwa beasiswa tersebut tidak gampang mendapatkannya dan prestisius. Salah satu tujuan diberikannya beasiswa, adalah untuk mempercepat proses studi di IAIN Pontianak, sehingga tidak ada lagi mahasiswa penerima beasiswa, namun lama menyelesaikan proses studinya.

Dia berpendapat informasi beasiswa yang disampaikannya sangat penting bagi para peserta yang saat ini masih menempuh pendidikannya di SLTA, sehingga peserta dapat berlomba secara baik untuk memperoleh prestasi dalam kegiatan MTQ yang diadakan oleh DEMA IAIN Pontianak.

Pada kesempatan yang sama, Fahrul Rizal, Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak, merasa bersyukur atas kerjakeras seluruh panitia dan berterima kasih kepada Kepala Sekolah yang mengirimkan utusan serta menyukseskan kegiatan ini.

“Alhamdulillah kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta. Kami bangga bisa me nyelenggarakan kegiatan yang bermanfaat dan dapat berkontribusi dalam mempromosikan IAIN Pontianak” ucapnya.

Fahrul Rizal melalui DEMA berencana untuk menyiap kan kegiatan serupa akan digelar dalam event yang lebih besar dan meriah yakni MTQ tingkat SLTA se-Kalimantan Barat. Sontak hal tersebut mendapat applause dan sorakan meriah dari peserta dan pengunjung.

Gebyar MTQ Tingkat SLTA itu ditutup secara resmi oleh Rektor IAIN Pontianak pada Selasa malam, tanggal 10 Maret 2015 dengan menetapkan MAN I Kota Pontianak terpilih sebagai juara umum.




Lawatan Resmi Delegasi IAIN Pontianak ke UNIMAS dan Hikmah Sarawak, Malaysia

 Kunjungan ke UNIMAS

Empat pejabat beserta rombongan mahasiswa penerima beasiswa  Bank Mandiri dan Bidik Misi mewakili IAIN Pontianak melakukan kunjungan resmi ke Negara Tetangga Malaysia untuk mengunjungi Universitas Malaysia (Unimas) dan yayasan Hikmah Sarawak, Malaysia dari tanggal 12-15 Maret 2015.

Kunjungan yang dibagi dalam dua rombongan, yakni delegasi pejabat IAIN Pontianak, dalam hal ini di wakili oleh Dr. Zaenuddin, MA,MA., H. Khairunas, SH.MH, Dr. Ichsan Iqbal, SE.MM., dan Dr. Samsul Hidayat, MA., serta rombongan kedua adalah delegasi mahasiswa yang diwakili oleh sebanyak 32 mahasiswa penerima beasiswa mandiri dan bidik misi.

Wakil Rektor III, Dr. Zaenuddin, MA.,MA., mengatakan keberang­katan rombongan Pejabat IAIN Pontianak menuju Sarawak, Malaysia diagendakan untuk membahas kerjasama dengan Unimas, dan Hikmah. Sedangkan rom­­­­bongan mahasiswa merupakan perjalanan akademik tour yang bertujuan untuk membuka wawasan mahasiswa tentang kelas internasional.

“Saat ini IAIN Pontianak khususnya Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unimas dan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) bekerjasama de­ngan Hikmah”, tutur Zaenuddin.

Di dalam MoU yang ditandatangi tersebut, di­­­­­sepakati program diantaranya pertukaran dosen, lawatan mahasiswa, KKL bersama (community service) diperbatasan, penelitian dosen, dan konferensi bersama.

Dalam lawatan mahasiswa, seperti dialami Herdi, Nur Anita dan rombongan mahasiswa lainnya, berkesempatan berdiskusi secara langsung dengan mahasiswa Unimas yang memandu mereka selama berkunjung di Unimas.

Herdi Ruswinandi, dan Nur Anita, serta rombongan mahasiswa dapat melihat secara langsung suasana kampus Unimas dan Hikmah. Seperti diceritakan Herdi, merasa takjub dengan kampus yang didirikan pada tahun 1992, selain dilengkapi falitas yang bagus juga memiliki luas 99 Hektar.

“Saya sangat takjub melihat kampus ini, banyak sekali fasilitas-fasilitas yang megah, seperti lapangan golf untuk klub golf, kolam renang, bowling, stadion sepakbola, gedung basket, panggung untuk pegelaran seni, dan masih banyak lagi dengan bangunan-bangunan dan fasilitas perkuliahan lainnya”, tutur Herdi.

Menurutnya, ada yang paling “wah” yaitu Perpustakaan dengan bangunan lima lantai. Gedung ini diarsiteki oleh seorang arsitektur dari Jepang. Perpustakaan ini sangat besar layaknya seperti bangunan mall dan memiliki fasilitas yang sangat lengkap dan memiliki suasana tenang dan hening sehingga kondusif untuk belajar.

Sementara, tidak jauh berbeda dengan Nur Anita, mengaku, terpesona dengan pemandangan alam yang indah dan bersih. Selain itu selama diperjalanan tampak ketertiban di jalan raya. Selain memiliki jalan yang lebar, aturan lampu lalulintas (traffic light) yang tak dilanggar.

Sesampainya di Unimas, wanita yang akrab disapa dengan Nita ini, mengaku, disambut hangat oleh tuan rumah disana, dia dan teman-temannya dibagi dalam beberapa kelompok yang dipandu satu hingga dua orang mahasiswa Unimas untuk mengelilingi kampus.

“Kampus Unimas dikenal dengan kawasan hijau, memiliki pohon-pohon, dan taman serta terdapat sungai yang terhubung langsung de­ngan desa setempat. Di atas sungai tersebut terdapat jembatan yang dikenal dengan “jembatan cinta”, dan tampak dari jembatan tersebut terdapat banyak ikan yang menghiasi aliran air sungai”, kisahnya dengan penuh keindahan.

Dari testimoni di atas yang dituturkan oleh kedua mahasiswa yang mengikuti lawatan ke Malaysia adalah bagian tugas yang diberikan oleh Zaenuddin, dan masih banyak kisah-kisah lainnya yang menginspirasi dan penting untuk diketahui guna memberikan wawasan tambahan dari sebuah kampus internasional.




Kejaksaan Tinggi Kalbar Memberikan Pendampingan Hukum

Kejaksaan Tinggi

IAIN Pontianak menggandeng Kejaksaan Tinggi Negeri Kalbar untuk pendampingan dan penanganan masalah hukum di bidang perdata dan tata usaha Negara. Melalui kerjasama yang ditandai dengan penandatangan MoU yang dilakukan oleh Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. Rektor IAIN Pontianak dan Kepala Kejaksaan Tinggi Kalbar, Godang Riadi, SH, MH, Selasa, 7 April 2015.

Dengan ditandatanganinya MoU tersebut, IAIN Pontianak akan mendapatkan bantuan hukum dari Kejaksaan Tinggi Kalbar dalam hal pendampingan hukum bidang Perdata dan Tata usaha Negara, baik di dalam maupun di luar pengadilan.

Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, Rektor IAIN Pontianak, mengatakan, jika bangsa ini tidak hati-hati dalam menangani persoalan akan masuk pada fase gridlock (saling mengunci). Manusia jika dicari-cari kesalahannya dimasa lampau siapa pun itu pasti akan ketemu.

Ia mencontohkan Abraham Samad pada lima tahun yang lalu ketika dicari kesalahannya akan ketemu juga, termasuk rektor IAIN juga akan ketemu salahnya, dan tidak terkecuali termasuk jaksanya, guyon Hamka membuat peserta tertawa.

“Manusia itu sudah tempatnya salah dan dosa, jika seorang yang maksum (tiada dosa), ia bukan manusia biasa melainkan seorang nabi dan Rasul Allah”, ucap Hamka.

Salah satu upaya menjadikan IAIN Pontianak lebih baik, menjalin hubungan kerjasama dengan Kejaksaan Tinggi Kalbar, mudah-mudahan dengan kerjasama ini ada proses pendampingan dari sisi hukum dalam menjalankan tugas-tugas Negara sehingga dapat sejalan sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku.

Menurutnya, IAIN Pontianak merupakan tempat mendidik anak bangsa, tempat pencerahan, dalam bahasa tertentu merupakan kampus putih secara formal diisi oleh orang-orang yang beradab. Jadi, kalaupun ada kesalahan bukan merupakan sesuatu yang disengaja, akan tetapi lebih kepada kesulitan-kesulitan dan ketidaktahuan aturan.

Hamka sangat bersyukur dilakukannya MoU dengan Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat, harapannya agar lebih baik dan berhati-hati dalam menjalankan segala aktivitas di kampus IAIN Pontianak dapat berjalan sesuai aturan, serta tugas yang dijalankan akan semakin baik.

Substansi dari dilaksanakan MoU tersebut, Hamka mengutip surat an-Nashr, agar IAIN Pontianak lebih sering mendapat masukan, sehingga potensi kesalahan apapun dari sedini mungkin dapat dicegah.

Sementara Kepala kejaksaan Tinggi Kalbar, Godang Riadi, SH. MH., menyambut gembira kerjasama dengan IAIN Pontianak tersebut. Pasalnya, sebagai jaksa pengacara Negara pihaknya akan selalu siap mendukung.

Menurut Godang Riadi, SH. MH., sesuai dengan UU No. 16 tahun 2004, Kejaksaan mempunyai tugas disamping sebagai jaksa penuntut umum dalam rangka penegakan hukum, juga berperan dibidang Perdata dan Tata usaha Negara. Sebagai jaksa pengacara Negara yang dapat memberikan manfaat optimal kepada instansi pemerintah, BUMN, BUMD dan masyarakat pada umumnya.

Sehubungan dengan penandatangan MoU antara IAIN Pontianak, Politeknik Negeri Pontianak, dengan Kejaksaan Tinggi Kalbar, merupakan wujud nyata dalam rangka meningkatkan fungsi dan peran kedua lembaga, sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing.

Sebagai lembaga pendidikan, Godang Riadi, menyebut, IAIN Pontianak sangat berperan besar bagi masyarakat Kalbar dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang diharapkan menjadi asset bagi pembangunan daerah Kalbar.

Baginya, Kejaksaan Tinggi Kalbar berperan dalam penegakan hukum, bantuan hukum, pelayanan hukum, dan pertimbangan hukum, serta tindakan hukum lainnya. Termasuk kepada IAIN Pontianak untuk memberikan pelayanan-pelayanan hukum.

Dalam pelaksanaan tugas IAIN Pontianak, bisa saja dalam berbagai kegiatan administrasi dan pelayanan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan sengketa, baik perdata maupun tata usaha Negara, ujar Godang Riadi.

Dalam hal ini, apabila institusinya diberikan kepercayaan untuk mewakili dalam menghadapi dan me nyelesaikan sengketa perdata dan tata usaha Negara. Maka untuk memastikan keberhasilan dalam pelaksanaan tugas kedua instansi tersebut akan ditentukan oleh sejauh mana sengketa-­sengketa yang ada mampu diselesaikan dengan baik, dalam arti memberikan solusi-solusi yang tepat bagi pihak yang bersengketa.

Berkenaan dengan tugas yang dapat diberikan kepada IAIN Pontianak, dalam hal ini Kejaksaan dapat memberikan pendampingan di bidang hukum terkait dengan masalah perdata dan tata usaha Negara, bukan masalah pidana, jelasnya.

Selanjutnya, menindak­lanjuti MoU antara IAIN Pontianak, Politeknik Negeri Pontianak, dan Kejaksaan Tinggi Kalbar nantinya akan ditandai dengan pemberian surat kuasa khusus (SKK) oleh kedua perguruan tinggi kepada Kejaksaan Tinggi Kalbar, kata Godang Riadi.