Jurusan PAI Latih Calon Pendidik Susun Bahan Ajar

LKS

Dalam rangka meningkatkan kemampuan calon tenaga pendidik dalam dunia kependidikan, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak menggelar Workshop Penyusunan Bahan Ajar/LKS.

Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari, dimulai pada tanggal 12 Juni 2015 diperuntukkan bagi para mahasiswa yang nantinya akan menjadi calon pendidik. Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut, pakar pendidikan Kalimantan Barat, Dr. Witarsa, M.Si dari Universitas Tanjungpura dan Dr. Rianawati, M.Ag dari IAIN Pontianak.

Menurut Dr. Witarsa, M.Si, Lembar Kerja Siswa atau yang lebih dikenal dengan LKS merupakan salah satu bahan ajar yang efektif bagi peserta didik maupun tenaga pengajar itu sendiri.

“Sebagai media pembelajaran, LKS dapat digunakan untuk membantu peserta didik memahami materi pelajaran dengan baik, selain itu LKS juga disusun untuk menguji kemampuan dan pemahaman siswa dengan menjawab pertanyaan yang telah tersedia”, tuturnya.

Oleh karena itu, lanjut Witarsa, peran seorang tenaga pendidik sebagai tim penyusun bahan ajar yang berupa LKS ini sangatlah signifikan. Seorang guru dituntut untuk bisa berinovasi dan berimprovisasi dalam mengembangkan lembar kerja siswa sebagai media belajar.

Ungkapan serupa juga disampaikan Dr. Rianawati, M.Ag, mengatakan bahwa melalui media pembelajaran LKS, guru dan siswa bisa berinteraksi melalui proses diskusi sehingga sebagai tenaga pendidik, guru memperoleh kesempatan untuk memancing partisipasi aktif dari siswa.

Riana menyebut, ada beberapa siswa yang terkesan pasif di kelas padahal mereka mampu untuk berpartisipasi di dalam kelas, karenanya pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam bahan ajar atau LKS ini bisa memancing mereka untuk berbicara.

“Paling tidak saat mereka saling melontarkan argumentasi diantara teman-temannya saat mendiskusikan persoalan yang tercantum di dalam LKS”, tambahnya.

Pelaksanaan kegiatan yang digelar di ruang teater IAIN Pontianak ini diakhiri dengan praktik pembuatan bahan ajar/ LKS yang didampingi oleh pembicara dan panitia.

Melalui  workshop ini diharapkan  para peserta yang terdiri dari mahasiswa FTIK IAIN Pontianak telah mempunyai sebuah bahan ajar, berupa lembar kerja siswa yang disusun berdasarkan kreativitas dan inovasi para calon tenaga pendidik.




Jimly Ajak Wisudawan Andil dalam Gerakan Nasional Reformasi Mental

 Wisuda

Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum RI (DKPP-RI) 2012-2017 dihadapan 300 wisudawan IAIN Pontianak, Rabu, 3 Juni 2015, di gedung Sport Centre, menyerukan pentingnya gerakan nasional reformasi mental. Hal ini diakuinya, setelah 15 tahun reformasi, justru moralitas dan etika kehidupan berbangsa yang melorot dan memprihatinkan.

“Hukum kita carut marut, politik membuat orang berburu kekuasaan dengan berbagai macam cara, demokrasi membuat orang bebas mencari nafkah untuk memperkaya diri sendiri. Dampaknya adalah kehidupan liberalisme pasca reformasi yang menyebabkan turunnya kualitas moral berbagai lini sehingga kehidupan berbangsa mengalami kerusakan”, tegasnya.

Karena itu, terangnya, bangsa ini sangat memerlukan sarjana yang memenuhi aspek moralitas, etika dan karakter. Mudah-mudahan sarjana IAIN Pontianak dapat menangkap peluang dan mengambil peran dalam membangun bangsa.

Jimly mengakui, kehidupan moral bangsa saat ini sedang menghadapi masalah, tingkat kriminal sedang meningkat tajam, fakta menunjukkan penjara diseluruh wilayah Indonesia penuh dengan orang-orang yang bermasalah.

Hukum yang ditegakkan tidak mengurangi tingkat kriminalitas, tentu hal ini disebabkan moral bangsa ini sedang rusak, oleh sebab itu urusan moral harus dijadikan sasaran untuk berdakwah, dan perubahan, ini menjadi tantangan para sarjana IAIN Pontianak, kata Jimly.

Sebagai sarjana baru, dia mengajak untuk memulai membaca kehidupan, bukan sekedar lagi membaca buku. Buku oleh penulisnya menjelaskan dan menceritakan realitas masa lalu, seringkali buku ketinggalan zaman. Mudah-mudahan sesudah menjadi sarjana bisa melanjutkan tugas untuk belajar dari kehidupan nyata, jika sebelumnya belajar dari buku.

Jadi, ungkap Jimly, kalau selama ini hanya rajin membaca buku, jangan-jangan pengetahuan kita sudah ketinggalan, maka kita harus membaca dunia nyata sambil menjadikan buku sebagai referensi, karena itu membuat kita terus menerus bergaul dengan perkembangan informasi kehidupan dan terlibat dalam perkembangan teknologi.

Sebagai umat Islam dan seluruh umat manusia, mari kita belajar dari sejarah, serunya, sebagaimana pertama kali perintah Allah SWT kepada Rasulullah Saw, pertama kali mendapat wahyu yakni dengan perintah membaca (iqra), sedangkan Allah SWT mengetahui ketika pertama kali nabi Muhammad Saw tidak dapat membaca buku, maka perintah Iqra disitu adalah membaca kehidupan, ucap Jimly,

Sebelum menutup orasi ilmiahnya, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI, mengucapkan selamat datang kepada para wisudawan IAIN Pontianak. Juga, kepada kedua orangtua wisudawan, Jimly, sekali lagi mengucapkan selamat putra-putrinya telah menjadi sarjana.

Mudah-mudahan ke depan Sarjana IAIN Pontianak, dapat menambah kualitas kualifikasi generasi muda bangsa yang menempati posisi intelektual yang dapat memberikan kecemerlangan, sinar bagi kemajuan umat.

Bangsa Indonesia, menurut Jimly, adalah bangsa yang sangat kaya raya, tetapi kekayaan alam yang dimiliki itu bisa dua kemungkinan yaitu bisa menjadi anugerah dan bisa menjadi sumber malapetaka.

Sarjana baru IAIN Pontianak hendaknya bisa menambah kualitas generasi baru Indonesia yang menduduki lapisan SDM yang dapat mengelola dan mengurusi Negara dan bangsa Indonesia ke depan.

Jimly, menyerukan, agar moment ini wisuda sebagai momentum untuk mulai belajar dari kenyataan hidup, dan mulai untuk bertindak sesuai dengan apa yang didapatkan selama di bangku kuliah, dan bekerja untuk menyumbang untuk kemajuan bangsa dibidang keahlian masing-masing.

Selain ahli dibidangnya juga punya peran dalam membangun moral, mentalitas, dan karakter bangsa. Apa lagi pemerintah saat ini mencanangkan revolusi mental, atau gerakan nasional revolusi mental dengan maksud menjadikan mentalitas dan moralitas menjadi korp bisnis pembangunan bangsa.




Jimly: Reformasi Mental

Jimly Asshiddiqie

Prof. Jimly Asshiddiqie, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi– pada Rabu, 3 Juni 2015 menghadari kegiatan Wisuda IAIN Pontianak. Di hadapan para wisudawan/wisudawati dan para orangtua sekitar seribu orang itu beliau menyampaikan pentingnya merawat moral bangsa.

“Kondisi bangsa Indonesia ini sudah sangat memprihatinkan. Setiap hari kita adakan seminar anti narkoba, tetapi tiap hari pula ada anak bangsa yang ditangkap karena narkoba. Begitupula tiap hari bicara anti korupsi, tiap hari juga ada pelaku korupsi yang ditangkap. Penjara sudah penuh. Hukum tidak memberikan efek jera. Semua itu karena moral bangsa rusak.

Karena itulah pentingnya mentalitas umat harus direformasi.” Beliau menambahkan bahwa kita beragama jangan hanya formalitas semata. Paling pokok adalah memperbaiki akhlak, karena itu merupakan misi kenabian” ucapnya bersemangat.

Sementara itu, Rektor IAIN Pontianak Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag saat pidato menyampaikan “Sekarang ini Indonesia sedang menanggung beban penyakit mental yang kronis. Hampir semua sektor sudah gawat darurat. Banyak hal yang palsu. Mulai dari beras palsu, ijazah palsu dan yang paling sering adalah janji-janji palsu. Kita berharap para sarjana IAIN Pontianak bisa melakukan pencerahan dan tidak terbawa arus sikap tercela” ujarnya menasehati.




Workshop Manajemen Dakwah Media

Workshop PUAD

Fakultas Ushuluddin Adab dan  Dakwah IAIN Pontianak jurusan  Manajemen Dakwah mengadakan workshop pada hari Rabu, 27-29 Mei 2015 di lantai IV gedung Rektorat IAIN Pontianak.

Workshop Manajemen Dakwah Media ini mengangkat tema yaitu cerdas memanfaatkan media menuju dakwah yang inovatif. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa jurusan manajemen dakwah semester 2 dan 4.

Tujuan diadakannya workshop ini adalah untuk menjadikan mahasiswa menjadi berkualitas dan mampu untuk memanajemen dakwah melalui media-media yang ada.

Manajemen dakwah adalah salah satu jurusan terbaru yang ada di Fakultas Ushuluddin Adab  dan Dakwah IAIN Pontianak. Jurusan ini merupakan jurusan yang memiliki tujuan utnuk membentuk mahasiswa menjadi lulusan terbaik yang mampu mengatur kegiatan-kegiatan dakwah yang ada di intansi atau lembaga-lembaga dakwah.

Dengan melakukan kegiatan workshop tersebut, mahasiswa ditekankan untuk mampu mengatur kegiatan dakwah melalui media yang ada, baik itu media cetak maupun media elektronik.




Pengajaran Baik Perlu Guru Profesional

Pengajar

Pascasarjana IAIN Pontianak Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar Seminar Nasional dengan tema Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam. Kegiatan tersebut berlangsung di Unit Pelaksana Teknik (UPT) di ruang teater IAIN Pontianak pada 30 Mei 2015.

Dalam seminar ini ada empat narasumber, salah satunya adalah Prof. Kumaidi, Ph.D, sebagai Penasehat Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia dengan tema seminar “Penilaian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Peserta seminar yang datang dari beberapa kabupaten dan kota termasuk di antaranya Pontianak, Sambas, Kubu Raya, dan lain-lainnya terlihat antusias mengikuti seminar tersebut.

“Menanggapi pendidikan dan cara mendidik yang benar dibutuhkan komitmen yang tinggi. Tanpa komitmen tidak akan maju. “Guru yang  berkualitas tanpa komitmen maka akan gagal”. Tegas Prof. Kumaidi.

Dia melanjutkan bahwa penyebab kegagalan siswa dalam belajar karena kurikulum terlalu berat. Sehingga siswa sulit untuk memahami pelajaran yang sudah dibentuk dari kurikulum tersebut.

Pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan apabila gurunya profesional. “Guru yang profesional bisa mengidentifikasi muridnya”. Tambahnya.

Selain komitmen, siswa terutama guru harus memiliki karakter kependidikan. Karena karakter yang baik akan mendukung adanya komitmen tersebut. Guru yang profesional harus berkarakter sebagai guru yang mampu memberikan pengajaran dengan baik bukan hanya sekedar memberikan penghargaan berupa ijazah.

Oleh karena itu guru harus menumbuhkan dan membentuk karakter-karakter muridnya yang semestinya dibiasakan. “membentuk karakter bukan diajarkan tetapi dibiasakan”. Jelas Prof. Kumaidi.

Siswa-siswi bahkan jenjang mahasiswa dapat dipastikan banyak yang karakternya keluar dari seyogyanya sebagai pelajar. Salah satu penyebabnya karena di sekolah guru tidak profesional dengan  hanya mengajarkan melarang yang buruk dan menganjurkan yang baik (pengajaran), dengan tidak membiasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga bisa dikatakan bahwa hanya pelajaranlah yang didapatkan oleh siswa tapi praktek dengan membiasakan yang diperoleh mereka tidak ada. Kewajiban guru adalah menyeimbangkan antara pelaksanaan dan kelulusan dengan Ujian Nasional. Siswa akan berhasil pada ujian nasional kalau siswa mendapatkan pelajaran yang layak dan bisa mengisi ujian pada saat Ujian Nasional.

“Dulu saya pernah ditanya oleh wali murid; mengapa anak saya yang sekolah tiga tahun tidak lulus karena tiga hari?. Saya jawab; itu baru tiga tahun, anak saya sekolah delapan belas tahun tidak lulus satu hari” katanya dalam memberikan contoh pada audiens.

Artinya, lanjut dia, masa lamanya belajar itu bukan suatu yang menjamin akan kelulusan siswa tetapi tergantung pada siswa itu tersendiri mampu atau tidak dalam mengisi ujian.

Salah satu peserta seminar ada bertanya yang menunjukkan bahwa dia sudah merasa baik dalam mengajarannya dengan mengatakan bahwa muridnya lah yang tidak mau tahu bahkan mereka tidak semangat dalam berajar.

Prof. Kumaidi menjawabnya bahwa guru yang seperti inilah yang belum baik dalam mengajar. Karena guru yang baik bukan hanya menilai bahwa dirinya sebagai guru yang baik tetapi guru yang baik dan profesional itu yang menilai adalah orang lain termasuk murid.

Bahkan dia mengakui satu-satunya Sekolah Dasar yang sistem pengajarannya disukai muridnya pernah dijumpainya di suatu pelosok, yaitu setelah lonceng tanda selesai pelajaran berbunyi mereka mengeluh dan merasa kurang karena mereka asik dalam belajar.




IAIN Pontianak Berangkatkan Mahasiswa ke Serawak, Lakukan Program Pengabdian Masyarakat (PPM)

 PPM

Pembekalan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) adalah program unggulan yang memberi kesempatan kepada mahasiswa IAIN Pontianak untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan di Serawak, Malaysia kerjasama dengan Hikmah.

PPM#2Wakil Rektor III IAIN Pontianak, Dr. Zaenuddin, MA.MA., mengatakan, pelaksanaan dari program PPM pada tahun ini diikuti sebanyak 18 mahasiswa peserta KKL dan merupakan kali kedua setelah pada tahun lalu diikuti sebanyak 20 mahasiswa dari tiga Fakultas yang ada di IAIN Pontianak.

Kegiatan PPM, jelas Zaenuddin, pelaksanaannya disesuaikan dengan bulan Ramadhan. Mahasiswa akan berada di lokasi PPM Serawak, Malaysia selama satu bulan dari tanggal 10 Juni s/d 10 Juli 2015. Keunikan dari program ini adalah melakukan pembinaan kepada para muallaf pada bulan suci Ramadhan.

Menurut dia, mahasiswa yang ikut dalam program PPM Serawak, Malaysia 2015 ini merupakan kesempatan yang baik untuk belajar kepada masyarakat luar negeri.

Mahasiswa sebelumnya juga telah diberi pembekalan, ini dimaksudkan untuk memberikan pengarahan dan informasi terkait dengan persiapan mahasiswa sebelum berangkat ke lokasi. Selain itu, disampaikan juga visi dan misi dari kegiatan PPM Serawak, Malaysia.

Selanjutnya, Ketua LP2M, Luqman Abdul Jabbar, M.Ag, mengatakan dihadapan mahasiswa peserta PPM, mahasiswa dalam kegiatan ini hendaknya dapat belajar dan melakukan pengabdian kepada masyarakat disana.

PPM#3Dia juga memberikan arahan teknis terkaitan dengan pelaksanaan sampai menuju lokasi PPM. Tidak lupa, Luqman, mengingatkan kepada mahasiswa selama kegiatan agar menyempatkan diri untuk membuat laporan. Laporan ini dimaksudkan untuk proses penilaian kegiatan PPM yang dikonversikan ke dalam nilai program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 2015.

Mahasiswa yang melaksanakan kegiatan ini, hemat dia, nantinya tidak lagi diwajibkan mengikuti program KKL, namun telah tergantikan dengan kegiatan PPM Serawak, Malaysia 2015 yang juga merupakan program unggulan LP2M.

Secara imbolik kegiatan PPM dilepas langsung oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag.




Pekan Kreatifitas Ekonomi Islam

pekan kreatifitas

Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam IAIN Pontianak kembali mengadakan Pekan Kreatifitas Ekonomi Islam atau Pentas Ekonomis.

Kegiatan ini akan berlangsung pada hari rabu-kamis, 20-21 Mei 2015 bertempatan di kampus IAIN Pontianak. Acara yang akan digelar adalah berupa perlombaan. Perlombaannya terdiri dari tiga tingkatan yaitu tingkat mahasiswa, tingkat pelajar dan tingkat umum.

Pada tingkat mahasiswa, digelar beberapa perlombaan yaitu debat Ekonomi Islam, pemilihan duta Ekonomi Islam, mading 3D, fashion show busana muslim, kerajinan tangan, dan miniatur bedug mini.

Sementara, pada tingkat pelajar, jenis perlombaannya yaitu marching band, nasyid, mading 3D, miniatur bedug mini dan kerajinan tangan, dan di tingkat umum perlombaannya adalah foto selfie.

Perlombaan yang dilaksanakan tersebut, memperebutkan Piala Rektor IAIN Pontianak. Kegiatan ini setiap tahunnya diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah dan Ekonom Islam Iain Pontianak.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan bakat dari mahasiswa dan mengasah kreatifitas mereka. Karena mahasiswa tidak hanya dituntut untuk bisa menguasai materi-materi perkuliahan, melainkan juga hal-hal yang berhubungan dengan praktik termasuk salah satunya kreatifitas dalam berbagai hal.

Kegiatan ini dilangsungkan tanpa dipungut biaya pendaftaran dan lainnya.




Info KKL 2015 IAIN Pontianak Kelas Reguler

KKL

Tempat & Waktu Pendaftaran

Tempat pendaftaran di Sekretariat LP2M IAIN Pontianak, dari tanggal 25 Mei – 05 Juni 2015 pada jam kerja.

Syarat Pendaftaran

1. Minamal semester VI (enam);

2. Mengisi Formulir Pendaftaran KKL Tahun 2015 (unduh);

3. Mengisi Curriculum Vitae (unduh);

4. Mengisi Surat Pernyataan Izin OrangTua/Wali/Suami/Isteri yang dibubuhi materai 6000 (unduh);

5. Pas photo warna ukuran 3 x 4 sebanyak 3 lembar;

6. Fotocopy slip setoran daftar ulang semester genap 2015;

7. Keterangan Sakit dari dokter jika memiliki penyakit kronis;

8. Kelengkapan Persyaratan di Atas disusun Secara Berurutan dan Dimasukkan ke dalam map, sebagai berikut:

a. Untuk Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan:
– Jurusan PAI map warna biru tua
– Jurusan PBA map warna hijau

b. Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam:
– Jurusan EI map warna merah
– Jurusan Mu’amalah warna kuning
– Jurusan Perbankan Syariah warna orange

c. Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah:
– Jurusan BKI warna pink
– Jurusan KPI warna biru muda

Informasi Lebih Lanjut Bisa Datang ke:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Maryarakat (LP2M) IAIN Pontianak
Gedung Rektorat Lantai Dasar, Jalan Letjend Soeprapto No. 19 Telp./Fax. 0561-734170
Pontianak Kode Pos 78121
e-mail: lp2m.iainpnk@hotmail.com




Ketentuan Usulan Bantuan Pencetakan/Penerbitan Buku Ajar dan/atau Buku Literatur IAIN Pontianak Tahun 2015

Dalam rangka penyediaan literatur buku yang berkualitas dan penguatan kapasitas akademik, IAIN Pontianak mengalokasikan anggaran untuk penyusunan (penulisan) dan pencetakan (penerbitan) Buku Ajar dan/atau Buku Literatur bagi dosen. Buku Ajar dan/atau buku Literatur yang dimaksud adalah buku yang menjelaskan peta keilmuan terkini dari bidang yang menjadi kepakaran penulis dan juga harus memperlihatkan konstruksi keilmuan yang otoritatif dan universal serta orisinal.

Usulan Buku




Program PPM kerjasama LP2M IAIN Pontianak dan Hikmah Sarawak – Malaysia

IAIN Pontianak bekerjasama dengan lembaga Hikmah Serawak Malaysia melalui Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak membuka peluang kepada Mahasiswa IAIN Pontianak, untuk melakukan program pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pembinaan muallaf di wilayah Sarawak – Malaysia.

Poster Program PPM --- A3+