Dua Pegawai IAIN Pontianak Sukses Sidang Terbuka dan Promosi Doktor (S3)

Pontianak (iainptk.ac.id)-Civitas academica IAIN Pontianak tutut bangga atas terselenggaranya sidang terbuka dan Promosi Doktor (S3) 2 pegawai IAIN Pontianak di Gedung Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Tanjungpura (Untan), pada Senin (15/05/2023).

Dua pegawai IAIN Pontianak tersebut adalah Ridwansyah, M.Si., yang saat ini menjabat sebagai Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak, dan Ita Nurcholifah, SE.I., MM., selaku dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) yang melakukan sidang terbuka dan Promosi Doktor (S3). Tak hanya dari IAIN Pontiak, di hari yang sama juga ikut serta Rustam, S.Pd., M.Kons., yang pernah menjabat sebagai Rektor IKIP PGRI Pontianak tahun 2018-2022.

Dr. Ridwansyah, M.Si., dilahirkan pada 02 Oktober 1967, dari pasangan orang tua, Alm. M. Said H. Usman dan Almh. Sutini binti H. Abd Gani. Ridwansyah menikah dengan Yeni Yuniar, S.Pd., dan mempunyai 1 putri dan 2 putra.

Saat ini dihadapan penguji sedang mempertahankan disertasinya dengan judul “Peran Mediasi dan Moderasi Etos Kerja Islami pada Pengaruh Kebermaknaan Kerja, Budaya Kerja dan Perilaku Kerja Inovatif Terhadap Komitmen Kerja Guru Madrasah di Perbatasan Kabupaten Sambas. Dengan Tim Promotor Dr. Rizky Fauzan, S.E., M.Si., serta Ko Promotor Dr. M. Irfani Hendri, S.E., M.Si.

Dr. Ita Nurcholifah, SE.I., MM dilahirkan pada 28 Pebruari 1979, dari pasangan orang tua, Alm. Abdul Wachid dan Ibu Kastonah. Ita menikah dengan Hery Arianto,S.Pd.I., dan mempunyai 1 orang putri yaitu Anisa Maharani Arianto.

Saat ini Ita Nurcholifah dihadapan penguji sedang mempertahankan disertasinya dengan judul “Desain Wisata Halal dalam Upaya Mendukung Kepariwisataan di Provinsi Kalimantan Barat.” Dengan Tim Promotor Dr. Barkah, SE., M.Si., dan Ko Promotor Dr. Erna Listiana, SE.,M.Si.

Dr. Rustam, S.Pd., M.Kons., dilahirkan pada 18 Desember 1970, dari pasangan orangtua Alm. H. A. Munif H. Usman dan Almh. Hj. Badariah A. Rani. Istrinya bernama Agustina dan memiliki 3 orang anak. Saat ini bertugas di IKIP PGRI Pontianak sebagai dosen Prodi Bimbingan dan Konseling serta menduduki jabatan Ketua Badan Majelis Pertimbangan.

Saat ini dihadapan penguji sedang mempertahankan disertasinya dengan Judul “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Pelaku Kewirausahaan dan Efikasi Diri, Terhadap Kinerja dengan Mediasi Komitmen Afektif di SMK se-Kalimantan Barat. Promotor, Dr. Rizky Fauzan, S.E., M.Si., serta Ko Promotor, Ilzar Daud, SE., M.Si., Ph.d.

Penulis : Bambang

Editor : Omar Mukhtar




Kegiatan Internasional Mahasiswa IAIN Pontianak, Come Discover Bumi Kenyalang Serawak Malaysia Tahun 2023

Pontianak (iainptk.ac.id) Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M.Si., mengatakan kegiatan Come Discover Bumi kenyalang 2023 adalah “Kegiatan internasional mahasiswa sebagai ikhtiar untuk memenuhi kewajiban mensupport Akreditasi Bidang kerjasama dan kemahasiswaan IAIN Pontianak,” ungkapannya.

Lebih lanjut dikatakan “Kegiatan internasional mahasiswa dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa IAIN Pontianak dalam berbahasa asing, kapasitas akademik dan jejaring dunia kerja,”ujarnya.

IAIN Pontianak akan mengutus tiga belas mahasiswa pada tanggal 21 – 26 Mei 2023. Delegasi mahasiswa ini akan di pimpin langsung oleh Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan kemahasiswaan, kasubag Administrasi, staf dan dosen.

Mahasiswa yang ikut dalam kegiatan internasional ini merupakan utusan dari setiap fakultas yang ada di IAIN Pontianak. Mereka diseleksi di internal Prodi/fakultas lebih dahulu, nama yang memenuhi syarat dikirim ke institut untuk selanjutnya ikut sebagai utusan IAIN Pontianak.

Manfaat yang akan diterima mahasiswa, pertama, memperluas wawasan akademik mahasiswa karena dalam kegiatan ini ada giat akademiknya. Kedua, mengasah kemampuan bahasa asing. Peserta yang ikut terdiri dari mahasiswa asing di Asia Tenggara. Ketiga, mahasiswa berkontribusi terhadap peningkatan kualitas IAIN Pontianak. Selanjutnya mahasiswa berkontrobusi terhadap Akreditasi Perguruan Tinggi maupun Prodinya.

Penulis : Bambang Eko Priyanto

Editor : Omar Mukhtar




Dubes Indonesia untuk Tunisia Support Kerjasama Internasional IAIN Pontianak

Tunisia (iainptk.ac.id) 8 Mei 3023 – Rektor IAIN Pontianak bersama Wakil Rektor AUAK Dr. H. Herlambang dan Wakil Rektor KAK, Dr. Ismail Ruslan serta Perencanaan melakukan Kerjasama Internasional di Tunisia, Afrika Utara 6-12 Mei 2023.

Kunjungan ini dilakukan sebagai ikhtiar memperkuat dan memperluas kerjasama internasional menyongsong Akreditasi Institut tahun 2023.

Dr. Syarif menjelaskan bahwa pada Periode pertama kepemimpinannya IAIN Pontianak, Dr. Syarif sudah bekerjasama dengan Az Zoituna (Tunisia), Malaysia, Brunai Darussalam, dan negara lainnya.

Lebih lanjut dijelaskan bahwasanya alhamdulillah IAIN Pontianak tahun ini telah menandatangani nota kesepahaman kerjasama / MoU dengan Kedutaan Besar Indonesia untuk Tunisia.

Hal ini dilakukan untuk membuka kesempatan bagi dosen dan mahasiswa serta civitas academica IAIN Pontianak melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Tunisia Afrika Utara.

Duta Besar Indonesia untuk Tunisia, KH. Zuhairi Misrawi menyambut baik dan mengapresiasi Rektor IAIN Pontianak datang dan menandatangani nota kesepahaman dengan kampus Ez Zoituna, Sousse dan Kedutaan Indonesia untuk Tunisia.

Lebih lanjut dijelaskan jika dosen IAIN Pontianak dan mahasiswa ingin melakukan penelitian, dan pengabdian insyaallah Dubes akan membantu.

Wakil Rektor AUAK Dr. Herlambang akan mengkaji peluang pembiayaan kerjasama dengan Tunisia bagi dosen dan mahasiswa.

Wakil Rektor 3 Dr. Ismail Ruslan, mengatakan akan selalu mensupport semangat Rektor IAIN Pontianak bekerjasama dengan beberapa negara dalam upaya memberikan kontribusi kegiatan internasional untuk pengisian borang akreditasi APT IAIN Pontianak.

Penulis : Bambang Eko Priyanto

Editor :  Omar Mukhtar




Rektor Ez Zitouna University Tunisia, Afrika Utara siapkan Beasiswa untuk mahasiswa IAIN Pontianak

Tunisia (iainptk.ac.id) Rektor Ez Zitouna Tunisia Prof. Dr. Lotfi sedang mempersiapkan skema beasiswa untuk mahasiswa IAIN Pontianak yang ingin studi lanjutan S2 di Perguruan Tingginya di Tunisia.

Rektor Ez Zitouna menawarkan untuk membuka kelas kerjasama kuliah di kampus IAIN Pontianak.
Hal ini disampaikan Rektor Ez Zitouna Tunisia saat menerima kunjungan Rektor IAIN Pontianak beserta rombongan di kampus Ez Zitouna, Tunisia.

Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Dr. H. Syarif, S.Ag., MA., mengatakan bahwa IAIN Pontianak sangat berkepentingan melanjutkan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Perguruan Tinggi Ez Zitouna di Tunisia.

Rektor menilai bahwa Kerjasama pada periode yang lalu telah berhasil berkontribusi positif untuk kepentingan Akreditasi IAIN Pontianak, baik Institut maupun Prodi.

Kerjasama dengan kampus Az Zaetuna Tunisia periode pertama telah berhasil melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satu bentuk kegiatannya dosen Az Zaetuna Tunisia Dr. Elyes Guaichem hadir dan memberikan kuliah umum di Kampus IAIN Pontianak. Kemudian Dosen IAIN Pontianak atas nama Dr. H. Herlambang, S.Ag, M.A., bersama dosen Az Zaetuna berkolaborasi menulis dan presentasi pada acara AICIS.

Sebagai bagian dari turunan MoU dalam perjalan ke Tunisia kali ini Rektor, dan Wakil Rektor IAIN Pontianak juga berkesempatan sebagai narasumber dalam pertemuan dengan mahasiswa Az Zaetuna dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia.

Rombongan IAIN Pontianak juga telah bertemu dan menginisiasi pertemuan dengan Rektor Sousse Tunisia, untuk berikutnya akan ditindaklanjuti dengan Penandatanganan MoU.

Lebih lanjut dijelaskan Dr. H. Syarif, S.Ag., MA., bahwa dirinya berkomitmen untuk mengantarkan kampus IAIN Pontianak terakreditasi UNGGUL, dengan cara salah satunya memperbanyak kerjasama dan kegiatan luar negeri, agar nilai Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) lebih baik.

Turut hadir dalam pertemuan ini Dr. H. Saifuddin Herlambang, S.Ag, M.A., selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan. Selain itu ikut serta Dr. Ismail Ruslan, S.Ag., M.Si., sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama. Tak hanya itu ada juga Suhaimi, S.Ag, M.Pd., menjabat sebagai Perencana Ahli Madya/ Koordinator Bagian Perencanaan dan Keuangan Biro AUAK. Serta Noviansyah, S.Pd.I., selaku Perencana Ahli Muda/ Subkoordinator Sub Bagian Perencanaan Bagian Perencanaan dan Keuangan Biro AUAK.

Penulis : Bambang Eko Priyanto

Editor : Omar Mukhtar




Memperingati Hari Pendidikan Nasional, Ketua Senat IAIN Pontianak Ajak Perbaiki Kualitas Pendidikan

Pontianak (iainptk.ac.id) Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak kembali mengadakan apel pagi pasca jeda Ramadan 1444 H lalu. Kegiatan rutin yang diadakan setiap Senin pagi ini diikuti oleh seluruh pegawai IAIN Pontianak, baik ASN maupun non ASN. Seperti biasa, kegiatan ini berlangsung di halaman gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Pontianak.

Pada pelaksanaan apel kali ini, Dr. Nani Tursina, M.Pd., bertugas menjadi pembina apel. Beliau menyampaikan terkait sejarah kelahiran Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas yang jatuh pada 2 Mei lalu.

Dr. Nani Tursina, M.Pd., yang juga merupakan Ketua Senat IAIN Pontianak menyerukan untuk memperbaiki sikap dan tindakan demi menuju kebaikan dalam mencapai cita-cita. Serta tak lupa untuk selalu bersikap sopan dan berbakti kepada orang tua dan guru.

“Marilah mulai sekarang, kita memperbaharui sikap, perilaku, dan kata-kata kita menuju kebaikan mencapai cita-cita. Bila kalian masih merasa belum bersungguh-sungguh dalam belajar, belum bersikap sopan dan berbakti kepada orang tua dan guru, marilah kita merubah sikap dan tindakan tersebut,”ujarnya.

Selain itu, beliau juga menambahkan untuk mengajak kepada seluruh tenaga pendidik yang ada di IAIN Pontianak untuk bersama – sama menjadi pelaku serta penentu dalam kemajuan dunia kependidikan dimasa yang akan datang.

“Walau bagaimanapun jasa guru akan melekat selamanya dalam kisah hidup kita. Berbaktilah kepada orang tua dan guru kita serta berbuatlah agar mereka merasa bangga dan bahagia memiliki anak seperti kalian dan hidup kalian akan menjadi berkah. Karena tidak ada cerita seorang anak durhaka kepada orang tua mengalami hidup Bahagia. Marilah sebagai insan pelaku dan penentu kemajuan dunia pendidikan dimasa depan, kita bersama-sama dengan semangat serta kesadaran mencoba memberikan tenaga serta pikiran terbaik kita demi kemajuan pendidikan.

Sebelum mengakhiri, Dr. Nani Tursina, M.Pd., berpesan untuk belajar dengan baik serta selalu menjaga kesehatan dengan harapan agar apa yang dicita-citakan akan segera tercapai.

“Belajarlah yang tekun, sebab masa depan berada dipundakmu sendiri. Siapkan bekal untuk masa depan belajar dengan baik dan jagalah kesehatan. semoga apa yang dicita-citakan akan tercapai,”pungkasnya.

Berikut kutipan teks yang dibacakan oleh ketua senat tersebut :

Tanggal 2 Mei adalah tanggal kelahiran tokoh besar pendidikan Indonesia, yaitu RM Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara. RM Suwardi Suryaningrat, atau Ki Hajar Dewantara, dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. RM Suwardi Suryaningrat berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, Sedyotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal.

Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial. Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Budi Utomo tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kongres pertama Budi Utomo di Yogyakarta juga diorganisasi olehnya. RM Suwardi Suryaningrat juga menjadi anggota organisasi Insulinde, yaitu suatu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, yang dipelopori oleh Ernest Douwes Dekker.

Kemudian, Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, yang dikenal sebagai “Tiga Serangkai”, mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka. Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh status badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda. Tetapi pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menolak pendaftaran itu pada tanggal 11 Maret 1913 karena organisasi ini dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme dan kesatuan rakyat untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.

Semangatnya tidak berhenti sampai sini. Pada bulan November 1913, Ki Hajar Dewantara membentuk Komite Bumipoetra yang bertujuan untuk melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda. Sewaktu pemerintah Hindia Belanda berniat mengumpulkan sumbangan dari warga, termasuk pribumi untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis pada tahun 1913, timbul reaksi kritis dari kalangan nasionalis, termasuk RM Suwardi Suryaningrat. Ia kemudian menulis “Een voor Allen maar Ook Allen voor Een” atau “Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga”. Namun tulisan RM Suwardi Suryaningrat yang paling terkenal adalah “Seandainya Aku Seorang Belanda” (judul asli: “Als ik een Nederlander was”), dimuat dalam surat kabar De Expres pimpinan Douwes Dekker pada tanggal 13 Juli 1913. Isi artikel ini terasa pedas sekali di kalangan pejabat Hindia Belanda.

Isi kutipan tulisan tersebut yaitu:

“Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya”.

Akibat tulisan itu, RM Suwardi Suryaningrat ditangkap atas persetujuan Gubernur Jenderal Denburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka. Namun demikian kedua rekannya, Douwes Dekker (dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda (1913). RM Suwardi Suryaningrat kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Di tanah air beliau semakin mencurahkan perhatian di bidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan.

Bersama rekan-rekan seperjuangannya, dia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional yang diberi nama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3 Juli 1922. Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi “ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” yang artinya “di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan”. Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.

Pemerintah kolonial Belanda berupaya merintanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932. Tetapi dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian dicabut. Selama mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di Taman Siswa, beliau juga tetap rajin menulis. Namun tema tulisannya beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Kegiatan menulisnya ini terus berlangsung hingga zaman Pendudukan Jepang.

Saat Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, RM Suwardi Suryaningrat ditunjuk untuk menjadi salah seorang pimpinan bersama Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan K.H. Mas Mansur. Setelah kemerdekaan Indonesia berhasil direbut dari tangan penjajah dan stabilitas pemerintahan sudah terbentuk. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa. Setelah Negara Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun 1957 ia
mendapat gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa, Dr. H.C.) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada.

Ki Hajar Dewantara wafat di Yogyakarta pada tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum di Indonesia, Ki Hajar Dewantara dikukuhkan sebagai pahlawan nasional ke-2 dan dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959). Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya “Tut Wuri Handayani”, menjadi slogan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Namanya diabadikan sebagai nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun edisi 1998. Atas dasar itulah, langkah kita kedepan menjadi bagian penting yang menentukan perkembangan pendidikan di tanah air ini dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945, yang secara tegas menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

Penulis : Farli dan Abd. Hasan

Editor : Omar Mukhtar




AICIS 2023 Hasilkan Piagam Surabaya, Jadikan Fikih Sumber Peradaban Manusia

Surabaya (iainptk.ac.id) IAIN Pontianak mengutus dosen-dosen terbaik untuk mengikuti secara aktif Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-22 yang digelar di UIN Sunan Ampel Surabaya. Kegiatan ini menghasilkan rumusan Surabaya Charter atau Piagam Surabaya. Ada enam rumusan Surabaya Charter. 

AICIS berlangsung sejak 2 Mei 2023 di UIN Sunan Ampel Surabaya. Ajang ini dibuka oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas dan ditutup oleh Wamenag Zainut Tauhid Sa’adi. Giat ini diikuti para akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Forum ini menampilkan 180 paper pilihan yang terbagi menjadi 48 kelas paralel. Tema yang diangkat pada gelaran tahun ini adalah Recontextualizing Fiqh for Equal Humanity and Sustainable Peace.

Selain diikuti para ahli fikih dari kalangan pesantren, forum ini juga menghadirkan cendekiawan muslim internasional. Hadir sebagai pembicara, antara lain: Dr (HC) KH Yahya Cholil Staquf (Indonesia), Prof Dr Siti Ruhaini Dzuhayatin, MA (Indonesia), Prof Abdullahi Ahmed An Na’im (Amerika Serikat), Prof Dr Usamah Al-Sayyid Al Azhary (Universitas Al Azhar di Mesir), Muhammad Al Marakiby, PhD (Mesir), Dr Muhammad Nahe’i, MA (Indonesia), Prof Dr Rahimin Affandi Bin Abdul Rahim (Malaysia), Prof Mashood A. Baderin (Inggris), Dr (HC) KH Afifuddin Muhajir (Indonesia), Prof Dr Şadi Eren (Turki), Prof Tim Lindsey PhD (Australia), Prof Dr Mohd Roslan Bin Mohd Nor (Malaysia), dan Ning Allisa Qotrunnada Wahid (Indonesia).

Rumusan Surabaya Charter dibacakan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Ahmad Muzakki pada penutupan AICIS 2023 di Auditorium UIN Sunan Ampel Surabaya. Turut mendampingi saat pembacaan rekomendasi Surabaya Charter, Prof Dr Mohd Roslan Bin Mohd Nor dari Malaysia, Prof Eka Sri Mulyani (Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh) dan pembicara kunci asing lainnya.

Ahmad Muzakki, menjelaskan kegiatan ini dilakukan untuk “Memelihara keberagaman dalam hidup berdampingan yang toleran dan damai yang menerapkan prinsip moderasi, kesetaraan dan keadilan beragama,”jalasnya di Surabaya, Kamis (4/5/2023).

Rektor UIN Sunan Ampel Ahmad Muzakki menjelaskan Surabaya Charter bertujuan menjawab tiga hal. Pertama, bagaimana agama di dunia yang berubah dengan cepat ini dapat berkontribusi untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan? Kedua, bagaimana fikih bisa menjadi landasan bagi peradaban manusia yang menempatkan manusia sejajar satu sama lain? Ketiga, bagaimana fikih harus menjadi sumber hubungan dan koeksistensi antaragama yang toleran dan damai?

Jawaban itu tertuang dalam enam rekomendasi Piagam Surabaya, yaitu:

Pertama, rekontekstualisasi semua doktrin dan pemikiran keagamaan yang tidak sesuai dengan prinsip martabat manusia, kedamaian, dan keadilan. Kedua, menjadikan maqashid al-syariah (tujuan tertinggi hukum Islam) sebagai prinsip penuntun reformulasi fikih. Ketiga, definisi, tujuan dan ruang lingkup fikih harus didefinisikan ulang atas dasar integrasi pengetahuan Islam, ilmu sosial dan hak asasi manusia untuk mengatasi masalah kontemporer.

Selanjutnya, keempat, menafsirkan ulang semua doktrin fikih yang mengkategorikan dan mendiskriminasi manusia atas dasar agama atau etnis, seperti konsep kafir dzimmy dan kafir, atau memandang selain muslim sebagai tidak setara dan warga negara kedua. Kelima, menolak penggunaan agama untuk kepentingan politik. Fenomena politik identitas, khususnya yang berbasis agama, harus ditolak keras.

Keenam, memelihara keberagaman dalam hidup berdampingan yang toleran dan damai yang menerapkan prinsip moderasi, kesetaraan, dan keadilan beragama.

Untuk mengimplementasikan fikih sebagai sumber peradaban manusia, maka dituntut untuk menempatkan seluruh manusia sebagai mitra yang setara, bernilai dan aktif, bukan objek yang pasif. “Semua pemimpin agama dan ulama memikul tanggung jawab membuat agama untuk kemanusiaan dan perdamaian,” tandas Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.

Penulis : Bambang Eko Priyanto

Editor : Omar Mukhtar




Raziki Waldan, Dosen IAIN Pontianak Sukses Jadi Discussant Termuda di Ajang Internasional AICIS 2023

Surabaya (iainptk.ac.id) Kamis, 4 Mei 2023 merupakan hari ke 3 dari kegiatan AICIS 2023. Pada hari tersebut terdapat agenda presentasi artikel untuk seluruh peserta AICIS. Raziki Waldan Dosen IAIN Pontianak di amanatkan untuk menjadi salah satu disscusiant dalam forum tersebut.

Raziki Waldan menjadi disscusant pada paralel session #3 Panel J32, Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies dengan tema “Recounting fiqh for religious harmony.” bersama Raziki waldan, hadir pula Rektor IAIN Palopo Prof. Dr. Abdul Pirol, M.Ag., yang juga menjadi disscusant pada paralel session tersebut.

Paralel session tersebut diisi oleh dosen-dosen UIN Sunan Kalijaga. Di antaranya Chairman bapak Sibawaihi, M.Ag, MA, Ph.D serta para penelist yaitu penelist 1, H. Ahmad Muttaqin, S.Ag, M.Ag, MA, PhD., Dr. Ali Sodiqin, Mag., Dr. Badrun, Msi., Serta Dr. Uki Sukiman, S.Ag, M.Pd.

Raziki Waldan yang dalam forum ini merupakan discusant termuda di antara semua discusant yang ada, mengaku senang mendapatkan kesempatan untuk menjadi discussant dan bersanding bersama Rektor UIN Palopo serta mereview tulisan-tulisan dari dosen-dosen UIN Suka.

“Sebuah kehormatan dan pengalaman berharga bagi saya, di beri kesempatan untuk berdiskusi dengan dosen-dosen terbaik dari UIN Suka. Saya yakin dan percaya forum ini menghasilkan luaran yang sudah pasti bermanfaat baik secara akademis maupun praktis,”ujar Kaprodi IAT IAIN Pontinak tersebut.

Penulis : Bambang Eko Priyanto
Editor : Omar Mukhtar




Menuju OASE 2023, IAIN Pontianak Siap Hadirkan Mahasiswa Terbaik

Pontianak – (iainptk.ac.id) Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar rapat terkait persiapan kegiatan Olimpiade Agama, Sains, dan Riset (OASE) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) II tahun 2023 yang akan berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam agenda rapat tersebut menghadirkan kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Dr. Yusriadi, MA., kepala bagian Akademik, Alumni, dan Kemahasiswaan Suyati, S.Ag., serta beberapa koordinator cabang perlombaan.

Mengusung tema “Sinergi Dalam Moderasi dan Prestasi”, kegiatan tersebut akan berlangsung pada 8 mei sampai 17 Juni 2023 mendatang terhitung pada tanggal pendaftaran hingga pengumuman pemenang secara keseluruhan .
Wakil rektor bidang kemahasiswaan dan kerjasama, Dr. Ismail Ruslan, M.Si mengapresiasi tim seleksi internal yang telah dibentuk sejak 2 bulan lalu. Beliau menyebutkan bahwa pendaftaran kegiatan tersebut akan dibuka pada 8 mei 2023 mendatang.

“Terima kasih atas ikhtiar bapak ibu sekalian yang telah menyiapkan oase ini dari sekitar 2 bulan yang lalu. Alhamdulillah kita memulai persiapan nya lebih awal. Oase pada tahun ini akan diadakan di Jakarta dan pada hari ini kita mengadakan rapat evaluasi untuk mempersiapkan pendaftaran peserta . Karena pendaftaran akan dimulai pada tanggal 8 mei mendatang”,ujarnya.

Selain itu, beliau menyebutkan tengah mempersiapkan sejumlah mahasiswa yang akan berkompetisi pada 2 acara berskala nasional, yakni Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF) dan Juga OASE.

“Di kegiatan kemahasiswaan, alhamdulillah tahun ini terdapat kegiatan skala nasional yaitu oase dan buaf tentu ini sama-sama sedang dalam proses seleksi juga”,katanya.

Dr. Ismail Ruslan, M. Si juga membeberkan terkait bagaimana proses seleksi BUAF 2023 yang akan berlangsung di IAIN Palangkaraya itu.
“Pada kegiatan buaf, sudah ada kita siapkan sekitar 180 mahasiswa yang sedang berada pada proses seleksi dan masing-masing kita ambil 2. Jadi kita berbagi disetiap prodi harus ada keterwakilan karena untuk mengangkat akreditasi. Jadi tidak diadakan tes secara terbuka, maksudnya supaya merata. Jadi kita akomodir untuk tiap tiap prodi”,tuturnya.

Berbeda dengan OASE, IAIN Pontianak menjaring mahasiswa terbaik dari masing-masing fakultas sesuai dengan cabang perlombaan yang tertera pada petunjuk teknis (juknis).

Warek III sebut mahasiswa antusias mengikuti kegiatan ini. Lantas beliau mempunyai harapan dengan diadakannya kegiatan semacam ini dapat mengekspresikan bakat yang dimiliki mahasiswa serta menjadi poin penting untuk akreditasi institut.

“Alhamdulillah untuk oase kali ini, mahasiswa kita antusias dengan mengapresiasi seleksi secara terbuka ini dan mereka bisa ikut. Terbuka itu artinya membuka peluang mereka untuk bisa berkompetisi dalam event skala besar ini. Kita berharap dengan adanya event-event besar ini selain menjadi poin penting untuk akreditasi kita juga sebagai wadah unjuk keterampilan bagi mahasiswa-mahasiswa kita”harapnya.

Penulis : Farli dan Abd. Hasan

Editor : Omar Mukhtar




Kesan Dosen IAIN Pontianak di Ajang Internasional AICIS ke 22 di Surabaya

Surabaya (iainptk.ac.id) Sebanyak 4 Dosen IAIN Pontianak yang menjadi panelis dalam kegiatan Annual International Conference On Islamic Studies (AICIS) Ke-22. Serta 2 dosen IAIN Pontianak yang menjadi pembahasnya. Kegiatan ini berlangsung di UIN Surabaya mulai dari 2 sd 5 Mei 2023.

Dalam kesempatan ini Prof. Dr. Zaenuddin, S.Ag, MA., yang merupakan salah satu dari Steering Committee (SC) kegiatan AICIS ini serta Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak menyampaikan, ”Bagi saya AICIS tahun ini adalah AICIS yang sangat special, karena AICIS tahun ini menyentuh pada persoalan-persoalan yang ada dilapangan dan kekinian yang menyangkut kemanusiaan,”ujarnya.

Dr. Muhammad Hasan, S.Ag., M.Ag., sebagai Dosen Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Syariah (Fasya). Saat ditemui dilokasi kegiatan mengungkapkan “Saya merasa senang bisa diskusi dan sharing keilmuan bersama para ahli fikih. Dapat mengembangkan relasi keilmuan, serta dapat langsung mendiskusikan temuan riset dengan para ahlinya dibidang fikih,”katanya.

Kesan lainnya juga disampaikan oleh Dr. Dahlia Haliah Ma’u, S.Ag, M.H.I., yang merupakan Dosen Prodi HKI Fasya IAIN Pontianak. “Alhamdulillah saya bersyukur dapat terpilih menjadi salah satu panelis AICIS ke-22. Tema AICIS ke 22 yang berlokasi di UIN Surabaya merupakan tema aktual yang penting untuk di diskusikan sehingga menciptakan formulasi baru Fikih Indonesia,”ungkapnya.

“Kontekstualisasi fikih menjadi bagian dari tujuan hukum Islam yakni untuk kemaslahatan manusia. Sejumlah norma agama dapat dipahami dan dinarasikan secara tekstual, kontekstual, dan menyesuaikan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Point-point inilah yang didiskusikan oleh para panelis. Harapan saya ruang diskusi ini semakin progresif dan memiliki nilai-nilai kemanfaatan bagi agama dan negara,”tambahnya.

Dosen muda IAIN Pontianak, Raziki Waldan M.M., berkaitan kesannya menyampaikan “Kegiatan ini terasa spesial dikarenakan konsepnya berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun ini hanya berfokus pada satu isu yaitu fikih. Sehingga memiliki 1 konsentrasi yang dibahas, selain itu dalam panel terdapat diskusi khusus sehingga artikel yang akan diterbitkan di jurnal menjadi lebih berkualitas,”jelasnya.

Penulis : Bambang Eko Priyanto
Editor : Omar Mukhtar




Dua Dosen Muda IAIN Pontianak Bahas Fiqih Kontemporer di Ajang Internasional AICIS Tahun 2023, Berikut Pembahasannya

Surabaya (iaintk.ac.id) Dosen IAIN Pontianak mengikuti Annual International Conference On Islamic Studies (AICIS) Ke-22 Tahun 2023. Kegiatan ini mengadirkan pembicara dalam dan luar negeri. Terdapat dua dosen muda dari 4 dosen yang menjadi panelis perwakilan IAIN Pontianak. Acara ini berlangsung di UIN Surabaya mulai dari 2 sd 5 Mei 2023.

Muhammad Lutfi Hakim M.H.I., (32 tahun) Dosen dari Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Syariah. Selanjutnya ada Raziki Waldan M.M., (33 tahun) Dosen dari Prodi Ilmu Alqur’an dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD).

Muhammad Lutfi Hakim M.H.I., dalam kegiatan ini menyampaikan risetnya yang berjudul The Limits of Religious Freedom: Legal Interpretation of Indonesian Religious Court Judges on the Child Custody Disputes of Different Religious Parents.

Saat ditemui di Surabaya, M. Lutfi Hakim menyampaikan “Pembahasan saya seputar penafsiran hukum para hakim pengadilan di lingkungan Peradilan Agama dan Mahkamah Agung di Indonesia tentang ‘Kepentingan terbaik bagi anak’ dalam sengketa hak asuh anak antar orang tua beda agama di Indonesia. Secara normatif, Intruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam secara eksplisit memberikan hak asuh anak yang belum dewasa kepada ibu tanpa memandang afiliasi agamanya. Anehnya, para hakim pengadilan di lingkungan Peradilan Agama dan Mahkamah Agung sering merampas hak asuh anak tersebut dari orang tua non-muslim berdasarkan penafsiran mereka terhadap konsep ‘kepentingan terbaik bagi anak’,”jelasnya.

Beliau menambahkan “Terkait dengan tema yang diangkat dalam kegiatan AICIS ini, penafsiran hukum hakim pada sengketa hak asuh anak antar orang tua beda agama harus mampu untuk menjawab kebutuhan kemanusiaan, dalam hal ini ialah melindungi atau mengakomondasi hak-hak kelompok minoritas (non-muslim). Sayangnya, putusan-putusan yang saya kaji di sini mayoritas hasilnya mengambil alih hak asuh anak dari orang tua non-Muslim. Menurut saya, perlindungan atau pengakomodasian terhadap kelompok minoritas sangat penting untuk menjunjung tinggi hak kebebasan beragama dan persamaan hak antar warga negara,”jelasnya.

Penelitian berbeda yang disajikan oleh Raziki Waldan tentang Expert Advisor dalam Trading Forex: Memahami Implikasi Fiqih Terhadap Implementasi dalam Berinvestas. Beliau yang merupakan Ketua Prodi IAT menjelaskan “Makalah saya mengangkat tren baru di dunia digital yaitu expert advisor. Sebuah program AI yang mampu membaca dan menganalisis treding forex atau saham syariah. Dimakalah ini saya mencoba menganalisis implikasi fikihnya. Dengan harapan masyarakat mendapatkan informasi mengenai bagaimana sudut pandang fikih melihat fenomena trsebut,”paparnya.

Menurut menjelasannya penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa expert advisor memiliki andil yang kuat dalam kinerja trading dan hasilnya tetap bergantung pada trader dalan menyusun strategi serta pemahaman keilmuan tradingnya.

Beliau menegaskan “Dalam hal prinsip fikih terdapat prinsip mudharabah, riba serta gharar yang menpengaruhi keputusan masyarakat dalam menggunakannya. Berdasarkan pengalaman pengguna expert advisor. Terdapat 3 kategori trader pertama menggunakan EA sesuai perinsip fikih. Kedua tidak sesuai prinsip fikih namun menelaah sesuai manajemen resiko dan ketiga menggunakan EA tdk dgn prinsip fikih namun sesuai strategi tradingnya. Akhirnya trader harus memastikan dalam penggunaan EA tidak bertentangan dengan prinsip fikih dan nilai-nilai agama yang berlaku,”urainya.

Penulis : Bambang Eko Priyanto
Editor : Omar Mukhtar